Anda di halaman 1dari 15

KEPATUHAN TERHADAP

KODE ETIK, PRINSIP DASAR


ETIKA DAN KERANGKA
KERJA KONSEPTUAL
Kelompok 1 :

1. Devira Amalia Nugraha (21219714)


2. Nurul Aini (24219926)
Kepatuhan Terhadap Kode Etik

 Kode Etik ini menetapkan standar mutu yang tinggi atas perilaku
etis yang diharapkan dari Akuntan. Kode etik ini menetapkan lima
prinsip yang harus dipatuhi oleh semua Akuntan dalam mencakup
kerangka kerja konseptual yang menetapkan pendekatan yang akan
diambil untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi
ncaman kepatuhan terhadap prinsip dasar tersebut serta, ancaman
terhadap independensi untuk audit dan perikatan asuransi lainnya.
 Kepatuhan terhadap persyaratan kode etik tidak berarti bahwa
Akuntan akan selalu memenuhi tanggung jawabnya untuk bertindak
bagi kepentingan publik
Lanjutan
 Bertindak untuk kepentingan publik, Akuntan tidak hanya
mempertimbangkan persyaratan klien individu atau organisasi
tempatnya bekerja melainkan untuk kepentingan pemangku lainnya
saat melakukan kegiatan professional.
 Akuntan mengidentifikasi terjadinya dalam pelanggaran terhadap
kode etik harus mengevaluasi pelanggaran dan dampak akuntan
untuk mematuhi prinsip dasar etika :
1. Segera mungkin mengambil Tindakan yang diperlukan
mengatasi konsekuensi dari pelanggaran
2. Menentukan apakah akan melaporkan pelanggaran tersebut
kepada pihak yang relevan.
Prinsip Dasar Etika

Akuntan harus mematuhi setiap prinsip dasar etika, ada lima prinsip
dasar etika untuk akuntan yaitu :
a. Integritas – bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan
professional dan bisnis.
b. Objektivitas – menerapkan pertimbangan profesional atau bisnis
tanpa dikompromikan.
c. Kompetensi dan Kehatian-hatian Profesional.
d. Kerahasiaan – menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh
dari hasil hubungan profesional dan bisnis.
e. Perilaku Profesional.
A. Integritas

 Intergritas melibatkan keterusterangan, kejujuran dan kekuatan


karakter untuk bertindak dengan tepat. Memiliki dua cara dalam
bertindak secara tepat yaitu :
a. Mempertahankan pendirian ketika dihadapkan pada dilemma
dan situasi sulit.
b. Mempertanyakan pihak lain manakala terdapat keadaan yang
mengharuskan demikian, dengan cara yang sesuai dengan
keadaan.
Lanjutan

 Akuntan tidak boleh secara sengaja dikaitkan dengan laporan,


komunikasi atau informasi lain Ketika akuntan percaya bahwa
informasi tersebut :
a. Berisi kesalahan atau pernyataan yang menyesatkan secara
material.
b. Berisi pernyataan atau informasi yang dibuat secara tidak hati-
hati.
c. Terdapat penghilangkan atau pengaburan infornasi yang
seharusnya diungkapkan, sehingga akan menyesatkan.
Objektivitas

 Akuntan harus mematuhi prinsip objektivitas yang mensyaratkan


akuntan untuk menerapkan pertimbangan profesional atau bisnis
tanpa dikompromikan oleh:
1. Benturan kepentingan
2. Bias
3. Pengaruh atau ketergantungan yang tidak semestinya terhdap
individu, organisasi, teknologi atau faktor lain.
 Akuntan tidak boleh melakukan aktivitas profesional jika suatu
keadaan atau hubungan terlalu memengaruhi pertimbangan
profesionalnya atas aktivitas tersebut.
C. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

1. Mencapai dan mempertahankan pengetahuan serta keahlian profesional pada


level yang disyaratkan memastikan klien atau organisasi tempat bekerja
memperoleh jasa profesional yang kompeten berdasarkan standar perofesional
dan standar teknis terkini.
2. Akuntan harus mengambil langkah-langkah yang memadai untuk memastikan
bahwa mereka yang bekerja profesional di bawah pengawasannya telah
memperoleh pelatihan dan supervisi yang tepat.
3. Akuntan harus membuat klien, organisasi tempatnya bekerja, atau pengguna lain
atas jasa atau aktivitas profesional akuntan, untuk menyadari keterbatasan yang
melekat pada jasa atau aktivitas tersebut
D. Kerahasiaan

1. Akuntan harus mematuhi prinsip kerahasiaan, yang mensyaratkan


akuntan untuk menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai
hasil dari hubungan profesional dan bisnis.
2. Akuntan dengan pemahaman bahwa informasi tersebut tidak
diungkapkan kepada pihak ketiga. Kecuali, ketika keadaan akuntan
yang harus mengungkapkan informasi rahasia dengan syarat atau
diperkenankan oleh klien/organisasi tempatnya bekerja.
3. Setelah berakhirnya hubungan antara akuntan dengan klien atau
organisasi tempatnya bekerja akuntan berhak menggunakan
pengalaman sebelumnya, tetapi tidak diperkenankan menggunakan
atau mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh atau yang
diterima ditempat bekerja sebelumnya.
E. Perilaku Profesional
1. Akuntan harus mematuhi perundang-undangan yang berlaku.
2. Berperilaku konsisten dengan tanggung jawab profesi.
3. Menghindari perilaku apapun yang diketahui atau seharusnya
diketahui akuntan yang dapat mendiskreditkan profesi.
4. Ketika melakukan aktivitas pemasaran atau promosi, akuntan
dilarang mencemarkan nama baik profesi.
5. Jika akuntan memiliki keraguan atas tepat tidaknya suatu bentuk
iklan atau pemasaran lainnya, maka akuntan didorong untuk
berkonsultasi dengan asosiasi profesi yang relevan.
Kerangka Kerja Konseptual
1. Pendahuluan
 Keadaan yang dihadapi oleh akuntan dalam melaksanakan perannya
mungkin dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip
dasar etika. Menetapkan persyaratan dan materi aplikasi, mencakup
kerangka kerja koseptual, untuk membantu akuntan dalam mematuhi
prinsip dasar etika dan memenuhi tanggung jawabnya untuk bertindak
dalam melindungi kepentingan publik. Selain itu, persyaratan dan materi
aplikasi mencegah akuntan untuk menyimpulkan bahwa situasi tersebut
diperbolehkan semata-mata karena tidak spesifik dilarang oleh kode etik.
Lanjutan

2. Persyaratan dan materi


aplikasi
a. Umum Ketika menerapkan kerangka kerja
Akuntan harus menerapkan koseptual, akuntan harus:
kerangka kerja koseptual untuk 1. Memiliki sikap yang selalu
mengidentifikasi, mengevaluasi, mempertanyakan
dan mengatasi ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar 2. Menerapkan pertimbangan profesional
etika. 3. Menggunakan pengujian pihak ketiga
yang rasional dan memiliki informasi
yang memadai.
b. Mengidentifikasi ancaman
Akuntan harus mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip
dasar etika. Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika terbagi
dalam satu atau lebuh dari kategori berikut:
1) Ancaman kepentingan pribadi
2) Ancaman telaah pribadi
3) Ancaman advokasi
4) Ancaman kedekatan
5) Ancaman intimidasi
c. Mengevaluasi ancaman
Ketika akuntan mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan pada
prinsip dasar etika, maka akuntan harus mengevaluasi apakah ancaman
tersebut berada pada level yang dapat diterima.

1) Level yang dapat diterima


2) Faktor yang relevan dalam mengevaluasi level ancaman
3) Pertimbangan informasi baru atau perubahan fakta da keadaan
d. Mengatasi ancaman
Akuntansi harus mengatasi ancaman tersebut dengan
menghilangkannya atau menurunkannya sampai level yang dapat
diterima. Akuntan harus melakukannya dengan:
1) Menghilangkan keadaan, termasuk kepentingan atau hubungan
yang memunculkan ancaman
2) Menerapkan pengamanan, jika tersedia dan dapat diterapkan,
untuk menurunkan ancaman sampai pada level yang dapat
diterima atau
3) Menolak atau mengakhiri aktivitas profesional tertentu

Anda mungkin juga menyukai