Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ETIKA AKUNTAN DALAM PROFESIONAL BISNIS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Etika Bisnis dan Tata Kelola Korporat

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Audi Ghea Nabilla (12030121220072)
Janu Anestiyo (12030121220052)
Sri Lestari (12030121220058)

POGRAM STUDI PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2022
BAB IV
ETIKA AKUNTAN PROFESIONAL DALAM BISNIS
Kata Pengantar
Akuntan profesional atau disebut juga sebagai Chartered Accountant (CA) adalah seorang
akuntan yang memenuhi pedoman standar internasional yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI). Pada dasarnya, penetapan akuntan profesional bertujuan agar setiap akuntan
memiliki pendirian, tujuan dan meningkatkan kinerja akuntan.
Dalam pengambilan keputusan bisnis, penerapan etika bisnis dalam suatu organisasi yang
bertujuan memperoleh laba dengan cara menghimpun dana dari masyarakat merupakan isu yang
sering dikaji secara mendalam. Secara teoretis isu etika dapat dilihat dari berbagai macam aspek
dan sudut pandang yang mampu melihat suatu masalah secara komprehensif. Beberapa peneliti
telah memberikan pandangan dan pendapat mengenai konsep dasar etika dan keterkaitannya
dengan penerapan di lingkungan bisnis. Bidang ini berpengaruh langsung terhadap kehidupan
setiap orang dan organisasi.
1.1 Prinsip Utama Akuntan Profesional
Ada lima prinsip utama yang harus ditaati oleh seorang akuntan profesional, yaitu:
1. Integritas, Setiap Praktisi harus jujur dan berterus terang dalam menjalin hubungan
profesional dan hubungan bisnis.
2. Objektivitas - tidak dipengaruhi pendapat dan pertimbangan pribadi atau pihak lain, dan
tidak dipengaruhi kepentingan pribadi dan pihak lain dalam mengambil putusan
professional atau bisnis.
3. Memiliki kompetensi dan kehati-hatian profesional – selalu memelihara dan
meningkatkan kompetensi dan ketrampilan profesional pada tingkat yang dibutuhkan
sehingga klien ataupun pemberi kerja memperoleh layanan profesional berdasarkan
perkembangan praktik dan peraturan terkini, yang dilaksanakan secara profesional sesuai
dengan teknik dan standar profesional yang berlaku.
4. Kerahasiaan – menghargai kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari
hubungan profesional dan bisnis, dengan tidak mengungkapkannya kepada pihak lain
tanpa persetujuan yang jelas dan memadai dari klien atau pemberi kerja, kecuali jika
terdapat kewajiban untuk mengungkapkan sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan
lainnya yang berlaku, atau menggunakannya untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.
5. Perilaku profesional - mematuhi hukum dan peraturan yang relevan dan menghindari
semua tindakan yang dapat merusak nama baik dan reputasi profesi.
Integritas
Integritas di dalam Kode Etik Akuntan Profesional berarti suatu kewajiban untuk jujur
dan berterus terang dalam hubungan profesional dan hubungan bisnisnya. Akuntan
profesional tidak boleh terkait dengan laporan, dokumen, komunikasi, atau informasi lainnya
yang diyakininya terdapat kesalahan yang material atau menyesatkan, disusun secara tidak
hati-hati, atau adanya penghilangan atau penyembunyian informasi sehingga menghasilkan
suatu laporan atau dokumen yang menyesatkan.

Objektivitas
Tidak membiarkan bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari
pihak lain, yang dapat mengesampingkan pertimbangan profesional atau bisnis.
Memiliki kompetensi dan kehati-hatian professional
Akuntan profesional diwajibkan untuk memelihara kompetensi dan ketrampilan
profesional pada tingkat yang dibutuhkan sehingga klien ataupun pemberi kerja memperoleh
layanan profesional berdasarkan perkembangan praktik dan peraturan terkini, yang
dilaksanakan secara profesional sesuai dengan Teknik dan standar profesional yang berlaku.
Layanan profesional yang kompeten membutuhkan pertimbangan yang cermat dalam
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan profesional. Kompetensi profesional dapat dibagi
menjadi pencapaian kompetensi profesional dan pemeliharaan kompetensi profesional.
Pemeliharaan kompetensi profesional membutuhkan kesadaran yang berkelanjutan dan
pemahaman atas perkembangan teknik, profesional, dan bisnis. Pengembangan profesional
yang berkelanjutan memungkinkan akuntan profesional untuk mengembangkan dan
memelihara kapabilitasnya untuk bekerja secara kompeten dalam lingkungan profesional.
Kecermatan dalam bekerja mencakup tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan
tuntutan tugas secara berhati-hati, menyeluruh, lengkap dan tepat waktu. Akuntan profesional
akan mengambil langkah-langkah yang masuk akal untuk menjamin bahwa orang-orang yang
bekerja di bawah tanggungjawabnya memperoleh pelatihan dan supervisi yang memadai.
Bila dipandang perlu, akuntan profesional harus memberikan pemahaman kepada klien,
pemberi kerja atau pengguna jasa lainnya mengenai keterbatasan yang melekat pada jasa
profesional yang diberikan.
Kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap akuntan profesional untuk tidak melakukan
tindakan-tindakan mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia dari klien atau organisasi
pemberi kerja yang diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan bisnis kepada pihak
luar tanpa izin yang memadai dan terinci kecuali jika terdapat kewajiban hukum dan
profesional untuk mengungkapkannya. Selain itu, akuntan profesional juga tidak
diperkenankan untuk menggunakan informasi yang bersifat rahasia tersebut untuk
keuntungan pribadi atau pihak ketiga.
Akuntan profesional harus tetap menjaga prinsip kerahasiaan, termasuk dalam
lingkungan sosialnya, harus selalu berhati-hati terhadap kemungkinan pengungkapan yang
tidak disengaja dengan rekan bisnis maupun anggota keluarga. Penjagaan kerahasiaan juga
harus dilakukan di dalam organisasi klien dan pemberi kerja. Akuntan profesional juga
harus menjaga kerahasiaan informasi dari calon klien atau pemberi kerja.
Akuntan profesional harus menyiapkan langkah-langkah dan prosedur untuk memastikan
staf yang bekerja di bawah pengawasannya, serta orang-orang yang diminta saran dan
bantuan profesionalnya untuk menghargai prinsip kerahasiaan. Prinsip kerahasiaan tetap
harus dijaga walaupun akuntan profesional sudah tidak memiliki hubungan kerja dengan
klien dan pemberi kerja. Jika akuntan profesional berpindah kerja atau memperoleh klien
baru, akuntan profesional berhak menggunakan pengalaman yang diperoleh di masa lalu,
namun tidak diperkenankan menggunakan informasi rahasia yang dimiliki akibat hubungan
kerja di masa lalu.
Berikut ini adalah situasi-situasi dimana akuntan profesional diminta untuk
mengungkapkan informasi atau pengungkapan dapat diterima, yaitu:
1. Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui oleh klien atau pemberi
kerja;
2. Pengungkapan yang diminta oleh hukum, sebagai contoh:
a. Pengungkapan dokumen atau bukti lainnya dalam sidang pengadilan; atau
b. Pengungkapan kepada lembaga yang berwenang mengenai suatu pelanggaran hukum;
dan
3. Adanya hak dan tugas profesional untuk mengungkapkannya, sepanjang tidak melanggar
hukum yang berlaku, dalam:
a. Pelaksanaan penelaahan mutu yang dilakukan oleh organisasi profesi atau regulator;
b. Menjawab pertanyaan atau investigasi yang dilakukan oleh organisasi profesi atau
regulator;
c. Melindungi kepentingan profesional dari akuntan profesional dalam sidang
pengadilan; atau
d. Mematuhi standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku.
Dalam memutuskan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia,
akuntan profesional harus mempertimbangkan:
1. Apakah ada pihak-pihak yang dirugikan atas izin klien atau pemberi kerja untuk
mengungkapkan informasi rahasia tersebut.
2. Apakah seluruh informasi yang relevan diketahui dan memiliki bukti. Jika ada fakta yang
tidak didukung bukti, informasi tidak lengkap, dan kesimpulan yang tidak meyakinkan,
maka pertimbangan profesional harus digunakan untuk menentukan jenis pengungkapan
yang akan disampaikan.
3. Jenis media komunikasi yang akan digunakan dan pihak yang dituju.

Perilaku Profesional
Prinsip perilaku profesional mewajibkan seluruh akuntan profesional untuk mematuhi
setiap ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta menghindari setiap tindakan yang
dapat merusak nama baik profesi. Perilaku profesional mencakup setiap tindakan yang dapat
menyebabkan pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi, setelah
mempertimbangkan seluruh fakta dan permasalahan yang dihadapi oleh akuntan profesional
akan mengambil kesimpulan yang negatif terhadap profesi.
Dalam memasarkan dan mempromosikan diri, akuntan profesional tidak boleh
merendahkan merendahkan martabat profesi. Akuntan profesional harus jujur dan berkata
benar serta tidak boleh:
a. Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang ditawarkan, serta
kualifikasi dan pengalaman yang dimiliki;
b. Membuat perbandingan yang merendahkan atau tidak didukung bukti terhadap hasil
pekerjaan akuntan profesional lainnya.

1.2 Ancaman Terhadap Profesionalitas dan Pengamanannya


Situasi kerja yang dihadapi oleh akuntan profesional mungkin akan menciptakan
ancaman terhadap akuntan profesional dalam menjalankan prinsip utama akuntan
profesional. Di lain pihak, tidak mungkin untuk mengidentifikasikan setiap situasi yang
menciptakan ancaman dan menentukan tindakan pengamanan yang harus diambil oleh
akuntan profesional. Terlebih lagi, perjanjian dan penugasan yang diberikan kepada akuntan
profesional dapat berbeda sehingga menciptakan ancaman yang berbeda dan membutuhkan
tindakan pengamanan yang berbeda. Karena itu dibutuhkan kerangka konseptual yang
mewajibkan akuntan profesional untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi
ancaman profesionalitas.
Ketika akuntan profesional mengidentifikasi ancaman dan berdasarkan evaluasi ancaman
tersebut tidak pada tingkat yang dapat diterima, akuntan profesional harus menentukan
apakah pengamanan yang memadai tersedia dan dapat diterapkan untuk menghilangkan
ataupun mengurangi ancaman sampai pada tingkat yang dapat diterima, dimana ketaatan
pada prinsip tidak dikompromikan.
Terdapat kemungkinan akuntan profesional menghadapi situasi di mana ancaman tidak
dapat dihilangkan atau dikurangi sampai tingkat yang dapat diterima, baik karena ancaman
sangat signifikan atau tidak terdapat pengaman yang memadai tidak tersedia atau tidak dapat
diterapkan. Dalam situasi seperti ini, akuntan profesional harus menolak atau
memberhentikan layanan profesional tertentu atau jika diperlukan membatalkan perjanjian
dan berhenti dari penugasan.

Ancaman
Ancaman dapat tercipta dari berbagai bentuk hubungan dan siutasi. Ancaman dapat
dikompromikan atau dapat dianggap dapat dikompromikan dengan prinsip-prinsip utama
akuntan profesional. Suatu hubungan atau situasi dapat menciptakan lebih dari satu ancaman
dan satu ancaman dapat mempengaruhi ketaatan terhadap lebih dari satu prinsip. Ancaman
dapat dikategorikan dalam satu atau lebih kategori di bawah ini:
a. Ancaman kepentingan pribadi, yaitu ancaman yang terjadi sebagai akibat dari
kepentingan keuangan maupun kepentingan lainnya mempengaruhi pertimbangan atau
perilaku akuntan profesional.
b. Ancaman telaah-pribadi, yaitu ancaman yang terjadi di mana akuntan profesional tidak
sepenuhnya dapat mengevaluasi hasil pertimbangan dari layanan profesional atau
pekerjaan sebelumnya yang dibuat oleh akuntan profesional atau individu yang bekerja
pada akuntan profesional atau kantor yang mempekerjakan akuntan profesional dimana
pertimbangan dari akuntan profesional tergantung dari layanan profesian atau pekerjaan
sebelumnya.
c. Ancaman advokasi, yaitu ancaman yang terjadi ketika akuntan profesional akan
mempromosikan klien atau pemberi kerja pada posisi di mana objektivitas akuntan
profesional dikorbankan.
d. Ancaman kedekatan, yaitu ancaman akibat hubungan yang dekat atau sudah berlangsung
lama dengan klien atau pemberi kerja sehingga akuntan profesional menjadi lebih
bersimpati dengan kepentingan mereka atau terlalu mudah menerima pekerjaan mereka.
e. Ancaman intimidasi, yaitu ancaman yang terjadi akibat tekanan nyata atau yang
dirasakan, seperti upaya untuk mempengaruhi akuntan profesional secara tidak pantas,
sehingga akuntan professional tidak dapat bersikap objektif.
Pengamanan
Pengamanan adalah tindakan atau upaya lainnya untuk menghilangkan atau mengurangi
ancaman sampai pada tingkat yang dapat diterima.
Pengamanan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
a. Pengamanan yang diciptakan oleh profesi, undang-undang atau pemerintah.
b. Pengamanan dalam lingkungan kerja.
Pengamanan yang diciptakan oleh profesi, undang-undang atau pemerintah meliputi:
a. Persyaratan pendidikan, pelatihan dan pengalaman untuk menjadi anggota profesi.
b. Persyaratan pendidikan berkelanjutan.
c. Peraturan mengenai tata kelola perusahaan.
d. Standar profesi.
e. Pemantauan dan prosedur disiplin dari organisasi profesi atau regulator.
f. Review eksternal terhadap laporan, surat pemberitahuan pajak, komunikasi dan informasi
yang dihasilkan oleh akuntan profesional oleh lembaga yang memiliki kekuatan hukum.
Penyelesaian Konflik Etika
Akuntan profesional mungkin akan menghadapi situasi untuk mengatasi konflik dalam
menerapkan prinsip utama. Dalam memulai proses penyelesaian konflik etika, baik yang
dilakukan secara formal atau informal, akuntan profesional perlu mempertimbangkan
beberapa faktor, sebagai berikut:
a. Fakta-fakta yang relevan.
b. Isu etika yang terkait.
c. Prinsip utama yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dipecahkan.
d. Prosedur-prosedur internal yang telah ada, dan
e. Tindakan-tindakan alternatif.
1.3 Etika Akuntan Profesional dalam Bisnis
Akuntan profesional dalam bisnis, baik secara perorangan atau bersama-sama,
bertanggung jawab terhadap penyusunan dan pelaporan keuangan dan informasi lainnya,
yang akan digunakan oleh organisasi pemberi kerja atau pihak ketiga. Mereka juga dapat
bertanggung jawab untuk memberikan manajemen keuangan yang efektif dan saran-saran
untuk berbagai persoalan bisnis.
Akuntan profesional dapat merupakan pegawai tetap, mitra, direktur, komisaris, pemilik-
pengelola, relawan, atau lainnya yang bekerja pada satu atau lebih organisasi pemberi kerja.
Namun, perjanjian kerja dengan organisasi pemberi kerja biasanya tidak mengatur kewajiban
tanggung jawab etika dari akuntan profesional. Akuntan profesional mungkin menjabat
posisi senior di dalam organisasi. Semakin tinggi jabatan akuntan profesional, semakin besar
kemampuan dan kesempatannya untuk mempengaruhi situasi, praktik, dan kebiasaan di
dalam organisasi. Akuntan profesional di dalam bisnis diharapkan dapat mendorong budaya
berbasis nilai etika pada organisasi pemberi kerja melalui penekanan yang diberikan oleh
akuntan profesional terhadap perilaku beretika.
Akuntan profesional di dalam bisnis dilarang untuk terlibat dalam bisnis, pekerjaan,
ataupun kegiatan yang diketahuinya merusak atau dapat merusak integritas, objektivitas, atau
nama baik dari profesi yang mana bertentangan dengan prinsip utama akuntan profesional.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, akuntan profesional menghadapi ancaman yang
menyebabkan mereka melanggar prinsip utama profesi.
Beberapa contoh situasi yang dapat menciptakan ancaman kepentingan pribadi adalah
sebagai berikut:
a. Memiliki kepentingan keuangan atau menerima pinjaman atau jaminan dari organisasi
pemberi kerja
b. Berpartisipasi dalam perhitungan insentif yang ditawarkan oleh organisasi pemberi kerja.
c. Penggunaan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi secara tidak wajar.
d. Mengkhawatirkan keberlanjutan kerja pada organisasi pemberi kerja.
e. Tekanan keuangan dan bisnis dari pihak di luar organisasi pemberi kerja.
Potensi Konflik
Akuntan profesional diharapkan selalu menaati prinsip utama. Namun ada saat-saat di mana
tanggung jawab akuntan profesional terhadap organisasi pemberi kerja konflik dengan
kewajiban profesional untuk menaati prinsip utama. Sebagai konsekuensi atas tanggung
jawab terhadap organisasi pemberi kerja, akuntan profesional dalam bisnis mungkin akan
menghadapi tekanan untuk bertindak atau berperilaku yang dapat menciptakan ancaman
untuk menaati prinsip utama. Tekanan ini, baik secara eksplisit atau implisit, dapat datang
dari supervisor, manajer, direktur atau individu lain di dalam organisasi pemberi kerja.
Akuntan profesional dalam bisnis mungkin menghadapi tekanan-tekanan untuk:
 Bertindak bertentangan dengan hukum atau regulasi.
 Bertindak bertentangan dengan standar teknis atau profesional.
 Memberikan jalan untuk menerapkan strategi pengelolaan laba yang tidak beretika
atau tidak legal.
 Berbohong atau secara tidak disengaja menyesatkan (termasuk menyesatkan dengan
tidak berkomentar), terutama kepada:
- Auditor.
- Regulator.
 Memublikasikan, atau terkait dengan, laporan keuangan dan non keuangan yang
secara material berbeda dengan kenyataan, termasuk laporan yang terkait dengan:
- Laporan Keuangan.
- Laporan Pajak.
- Ketaatan Hukum.
- Laporan yang diwajibkan oleh Otoritas Pasar Modal.
Signifikansi ancaman yang tercipta melalui tekanan, seperti ancaman intimidasi, harus
dievaluasi dan pengamanan diterapkan, jika diperlukan, untuk mengeliminasi atau
mengurangi ancaman tersebut pada tingkat yang dapat diterima. Beberapa contoh
pengamanan, yaitu:
• Meminta nasehat, dari dalam organisasi pemberi kerja, jika dimungkinkan, penasehat
professional yang independen, atau lembaga profesional yang relevan
• Menggunakan proses penyelesaian sengketa formal di dalam organisasi pemberi kerja
• Mencari bantuan hukum
Penyiapan dan Pelaporan Informasi
Akuntan profesional sering terlibat dalam penyiapan dan pelaporan informasi, baik
informasi publik ataupun digunakan di dalam dan di luar organisasi pemberi kerja. Informai
ini meliputi informasi keuangan atau manajerial, seperti peramalan dan anggaran, laporan
keuangan, pembahasan dan analisis manajemen dan laporan manajemen yang diberikan oleh
auditor selama proses audit laporan keuangan. Akuntan professional harus menyiapkan dan
menyajikan informasi secara wajar, jujur, dan mengikuti standar profesional yang relevan
sehingga informasi tersebut dapat dipahami sesuai dengan konteksnya. Akuntan profesional
dalam bisnis yang memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan atau menyetujui laporan
keuangan dari organisasi pemberi kerja harus meyakini bahwa laporan keuangan disajikan
sesuai dengan standar pelaporan keuangan yang relevan.
Akuntan profesional dalam bisnis harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
menjaga agar informasi yang menjadi tanggung jawabnya dengan:
• Menjelaskan sifat dari transaksi bisnis, aset, dan liabilitas.
• Mengklasifikasikan dan mencatat informasi tepat waktu dan secara memadai.
• Melaporkan kenyataan secara akurat dan lengkap dengan mempertimbangkan
materialitas
Ancaman, seperti ancaman kepentingan pribadi atau ancaman intimidasi terhadap
objektivitas atau kompetensi dan kehati-hatian profesional, tercipta ketika akuntan
profesional dalam bisnis menghadapi tekanan, baik eksternal ataupun kemungkinan
memperoleh keuntungan pribadi, untuk terlibat dalam pemberian informasi yang
menyesatkan atau menjadi terlibat dengan pemberian informasi yang menyesatkan melalui
tindakan pihak lain.
Signifikansi ancaman harus dievaluasi dan pengamanan diterapkan, jika diperlukan,
untuk mengeliminasi atau mengurangi ancaman tersebut pada tingkat yang dapat diterima.
Beberapa pengamanan meliputi konsultasi dengan atasan di dalam organisasi pemberi kerja,
dengan komite audit atau dengan pihak-pihak yang bertangggung jawab terhadap tata kelola
organisasi, atau organisasi profesi yang relevan.
Jika tidak memungkinkan untuk mengurangi ancaman pada tingkat yang dapat diterima,
akuntan professional dalam bisnis diwajibkan untuk menolak untuk terlibat atau dikaitkan
dengan informasi yang dinilai oleh akuntan profesional menyesatkan. Akuntan profesional
dalam bisnis mungkin tidak mengetahui dirinya dikaitkan dengan informasi yang
menyesatkan. Namun, pada saat menyadarinya, akuntan profesional harus mengambil
langkah-langkah untuk melepaskan keterkaitan dengan informasi tersebut. Jika diharuskan
untuk membuat laporan, akuntan profesional harus mempertimbangkan untuk memperoleh
bantuan hukum. Selain itu juga perlu dipertimbangkan untuk berhenti.
Bertindak dengan Keahlian yang Cukup
Prinsip utama kompetensi dan kehati-hatian profesional menuntut akuntan profesional
dalam bisnis hanya melaksanakan pekerjaan yang dikuasainya melalui pelatihan atau
pengalaman yang mencukupi. Akuntan profesional dalam bisnis tidak diperkenankan secara
sengaja menyesatkan pemberi kerja mengenai keahlian dan pengalaman yang dimiliki.
Situasi yang dapat menciptakan ancaman terhadap ketaatan prinsip utama kompetensi dan
kehati-hatian profesional, meliputi:
 Keterbatasan waktu untuk dapat menyelesaikan pekerjaan secara memadai.
 Informasi yang tidak lengkap, tidak cukup atau dibatasi untuk menyelesaikan
pekerjaan secara memadai.
 Pengalaman, pelatihan dan pendidikan yang tidak mencukupi dikaitkan dengan
kompleksitas pekerjaan yang harus diselesaikan.
 Sumber daya yang tidak mencukupi untuk menyelesaikan pekerjaan secara memadai.
Signifikansi ancaman akan tergantung pada faktor-faktor seperti apakah akuntan
profesional bekerja dengan pihak lain dengan senioritas yang lebih tinggi di dalam organisasi
serta tingkat supervisi dan review pekerjaan yang diterapkan. Signifikansi ancaman harus
dievaluasi dan pengamanan diterapkan, jika diperlukan, untuk mengeliminasi atau
mengurangi ancaman tersebut pada tingkat yang dapat diterima.
Contoh dari beberapa pengamanan meliputi:
 Mendapatkan saran dan pelatihan tambahan.
 Memperhitungkan dengan baik bahwa tersedia waktu yang mencukupi untuk
menyelesaikan pekerjaan.
 Mencari bantuan dari orang-orang yang memiliki keahlian yang dibutuhkan.
 Konsultasi, jika dibutuhkan, dengan:
- Atasan di dalam organisasi pemberi kerja.
- Ahli yang independen.
- Organisasi profesi yang relevan.
Kepentingan Keuangan
Akuntan profesional dalam bisnis mungkin memiliki kepentingan keuangan atau mengetahui
adanya kepentingan keuangan dari keluarga dekatnya di mana situasi ini dapat menciptakan
ancaman untuk menaati prinsip utama. Sebagai contoh, ancaman kepentingan pribadi
terhadap objektivitas dan kerahasiaan mungkin tercipta melalui adanya motif dan kesempatan
untuk memanipulasi informasi yang dapat mempengaruhi harga untuk memperoleh
keuntungan keuangan. Contoh-contoh situasi yang dapat menciptakan ancaman kepentingan
pribadi meliputi situasi di mana akuntan profesional dalam bisnis atau keluarga dekatnya:
 Memiliki kepentingan keuangan, langsung atau tidak langsung, terhadap organisasi
pemberi kerja, dan nilai dari kepentingan keuangan ini secara langsung dipengaruhi
oleh keputusan yang dibuat oleh akuntan profesional dalam bisnis.
 Berhak atas bonus yang dikaitkan dengan laba dan nilai bonus secara langsung
dipengaruhi oleh keputusan yang dibuat oleh akuntan profesional dalam bisnis.
 Memiliki, langsung atau tidak langsung, opsi saham dari organisasi pemberi kerja, di
mana nilai dari saham tersebut dipengaruhi secara langsung oleh keputusan yang
dibuat oleh akuntan professional dalam bisnis.
 Memiliki, langsung atau tidak langsung, opsi saham dari organisasi pemberi kerja
yang segera dapat dikonversi.
 Dapat memperoleh opsi saham dari organisasi pemberi kerja atau bonus terkait
dengan kinerja jika target dapat dicapai.
Signifikansi ancaman harus dievaluasi dan pengamanan diterapkan, jika diperlukan, untuk
mengeliminasi atau mengurangi ancaman tersebut pada tingkat yang dapat diterima. Dalam
melakukan evaluasi signifikansi ancaman, akuntan profesional dalam bisnis harus
mengevaluasi sifat dari kepentingan keuangan, yang meliputi besarnya kepentingan
keuangan dan menentukan apakah kepentingan tersebut bersifat langsung atau tidak
langsung. Signifikansi dan besarnya nilai kepentingan berbeda dari satu individu ke individu
lainnya tergantung dari situasi yang dihadapi oleh masing-masing individu. Beberapa contoh
pengamanan, meliputi:
 Kebijakan dan prosedur untuk komite independen untuk menentukan tingkat dan
bentuk dari remunerasi yang akan diberikan.
 Pengungkapan seluruh kepentingan yang relevan dan seluruh rencana untuk
penjualan saham kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap tata kelola
organisasi, sesuai dengan kebijakan yang berlaku pada organisasi pemberi kerja.
 Konsultasi, jika diperlukan, kepada atasan.
 Konsultasi jika diperlukan, kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap tata
kelola organisasi atau kepada organisasi profesi yang relevan.
 Prosedur audit internal dan eksternal.
 Pendidikan yang mengikuti perkembangan terakhir mengenai etika dan peraturan
terkait dengan kemungkinan insider trading.
Godaan atau Bujukan
Akuntan profesional dalam bisnis atau keluarga dekatnya mungkin menerima
godaan/bujukan dalam bentuk hadiah, keramah-tamahan, perlakuan istimewa, dan
permintaan yang tidak pantas atas nama persahabatan atau kesetiaan. Godaan dan bujukan
dapat menciptakan ancaman. Ancaman kepentingan pribadi terhadap objektivitas atau
kerahasiaan tercipta ketika godaan dilakukan untuk mempengaruhi tindakan dan keputusan,
mendorong perilaku yang tidak jujur atau melanggar hukum, atau untuk memperoleh
informasi rahasia. Ancaman intimidasi terhadap objektivitas dan kerahasiaan tercipta jika
godaan diterima dan diikuti dengan ancaman untuk diungkapkan sehingga merusak reputasi
akuntan profesional atau keluarga dekatnya.
Keberadaan dan signifikansi dari ancaman tergantung dari sifat, nilai dan maksud dibalik
godaan dan bujukan. Jika pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi, dengan
mempertimbangkan seluruh fakta dan situasi, menilai godaan tidak signifikan dan tidak
dimaksudkan untuk mendorong perilaku tidak beretika, maka akuntan profesional dapat
memutuskan bahwa tawaran tersebut sebagai hal yang normal dalam bisnis dan dapat
memutuskan bahwa tidak terjadi ancaman pada tawaran tersebut.
Signifikansi ancaman harus dievaluasi dan pengamanan diterapkan, jika diperlukan,
untuk mengeliminasi atau mengurangi ancaman tersebut pada tingkat yang dapat diterima.
Jika ancaman tidak dapat dihilangkan atau dikurangi melalui upaya pengamanan, maka
akuntan profesional dalam bisnis dilarang untuk menerima tawaran. Bentuk nyata dari
ancaman tidak langsung terlihat pada saat tawaran diberikan, namun dengan fakta bahwa
tawaran diberikan maka tindakan pengamanan harus segera diterapkan. Beberapa contoh
pengamanan, meliputi:
 Memberitahu atasan atau pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
organisasi bahwa tawaran telah diberikan.
 Memberitahukan kepada pihak ketiga, seperti organisasi profesi atau organisasi
tempat pemberi tawaran bekerja. Namun, akuntan profesional sebaiknya meminta
nasehat hukum sebelum melakukan tindakan ini.
 Menyarankan kepada keluarga dekat bahwa mereka berpotensi untuk memperoleh
tawaran sebagai dampak dari posisi mereka di organisasi.
 Memberitahu atasan atau pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
organisasi bahwa anggota keluarga dekat bekerja pada pesaing atau rekanan dari
organisasi.
Akuntan profesional dalam bisnis mungkin menghadapi situasi di mana mereka
diharapkan atau ditekan untuk memberikan tawaran untuk mempengaruhi proses
pengambilkan keputusan atau memperoleh informasi rahasia. Tekanan ini dapat datang dari
dalam organisasi pemberi kerja, seperti rekan kerja atau atasan, atau dari pihak eksternal
yang menyarankan tindakan yang dapat menguntungkan organisasi pemberi kerja. Akuntan
profesional tidak diperkenankan untuk melakukan penawaran dan jika tekanan datang dari
dalam organisasi, maka akuntan profesional dalam bisnis harus mengikuti prinsip dan
pedoman mengenai penyelesaian konflik etika, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai