Anda di halaman 1dari 4

Unit Audit Internal

Unit Audit Internal adalah unit kerja dalam Perseroan yang tujuannya mengevaluasi dan
meningkatkan efektifitas manajemen risiko, proses pengendalian dan proses tata Kelola
Perusahaan dan memberikan konsultasi atau rekomendasi secara objektif, independent dan
professional.
Struktur Tata Kelola Perusahan Unilever diatur dalam UU. No.40/2007 pasal 1 yang
dimaksud dengan organ perseroan adalah
1. Rapat Umum Pemegang saham adalah organ Perseroan yang memiliki wewenang
tertinggi yang tidak diberikan kepada komisaris atau Direktur.
2. Direksi adalah organ Perseroan yang ditunjuk dalam RUPS sebagai pelaksana atau
pemimpin dalam menjalankan kegiatan Perusahaan
3. Dewan Komisaris adalah organ Perseroan yang bertugas untuk mengawasi dan
memberikan nasihat kepada Direksi.
Struktur dan Kedudukan Unit Audit Internal
Sesuai POJK No. 56 Tahun 2015 tentang pelatihan dan pembinaan terhadap penyusunan
Piagam Departemen Audit Internal, untuk menentukan jumlah auditor internal yang
disesuaikan dengan kompleksitasnya, paling sedikit harus terdapat 1 (satu) orang Auditor
Internal dari operasi bisnis perusahaan. Kedudukan Departemen Audit Internal melapor
langsung kepada Direktur. Departemen Audit Internal diangkat dan diberhentikan oleh
Direktur atas persetujuan Direksi. Perusahaan Unilever pada akhir tahun 2022, departemen
audit internal akan mencakup kepala audit internal, satu manajer audit internal, dan empat
Asisten Manajer audit internal. 
Tugas dan Tanggung Jawab Unit Audit Internal
Unit Audit Internal melakukan pengawasan terhadap proses kegiatan operasional yang terkait
dengan integritas proses manajemen risiko, pengendalian internal, tata Kelola untuk
mendukung pencapaian tujuan.
Unit Audit Internal bertanggungjawab untuk:
 Mengidentifikasi dan menilai risiko material dan berkontribusi pada manajemen
risiko dan sistem control
 Membantu perusahaan memperbaiki dan meningkatkan efisiensi usaha untuk
memenuhi ketentuan sebagai berikut: 
 Informasi keuangan dan operasional yang handal dan integritas
 Efisiensi operasi dan hasil yang efektif
 Asset terlindungi
 Tindakan sesuai dengan Undang-undang dan peraturan
 Mengevaluasi dan meningkatkan proses tata Kelola Perusahaan dengan aktivitis yang
dicapai yaitu nilai dan sasaran direkomendasikan, sasaran tercapai, akuntabilitas
terjaga, dan menjaga nilai-nilai.
 Membuat rencana audit tahunan dengan berkonsultasi dengan Direktur dan Komite
Audit
 Rencana Audit bekerjasama dengan Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit
 Membuat laporan tertulis yang berisi observasi, temuan, kesimpulan, dan
rekomendasi untuk dilaporkan kepada Direktur dan Dewan Komisaris
 Menindaklajuti tindakan manajemen apakah audit yang direkomendasikan telah
dilaksanakan secara efektif.
Kegiatan utama departemen Internal Audit tahun 2022 di PT Unilever
- Melakukan survai dan audit mendadak sebanyak 15 kali, termasuk tinjauan proses
bisnis
- Memantau pelaksanaan rekomendasi audit yang telah disepakati
- Mendukung penyidikan kasus pelanggaran etika profesi. 

Perbandingan antara IPPF dan Kode Etik Akuntan Publik


International Professional practices framework (IPPF) adalah kerangka kerja yang
dijadikan pedoman dalam menjalankan professional auditor internal yang
dikembangkan oleh IIA. Ada dua komponen kode etik auditor internal yaitu prinsip
dan aturan prilaku.
Menurut IPPF ada 4 kode etik auditor internal berikut:

1. Integritas : Auditor internal membangun kepercayaan sehingga dapat meletakan


dasar kepercayaan terhadap penilaian
2. Objektivitas: auditor internal dalam mengumpulkan informasi, menilai, dan
mengkomunikasikan secara relevan tanpa ada pengaruh oleh kepentingan pribadi
maupun pihak lain dalam mengambil keputusan
3. Kerahasiaan: Auditor internal menjunjung nilai dan kepemilikan informasi yang
mereka terima serta tidak mengungkapkan informasi tanpa otoritas yang sesuai
kecuali ada kewajiban hukum atau professional yang memperbolehkan.
4. Kompetensi : Auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman yang diperlukan dalam melakukan layanan audit internal. 

Aturan Prilaku
Auditor internal menerapkan kode etik dibawah ini:
- Integritas:
Perilaku harus jujur, bertanggung jawab, menaati hukum, hati-hati, dan
mempertahankan dan melindungi tujuan organisasi. Tidak dengan sengaja
melakukan kegiatan ilegal dan terlibat dalam kegiatan ilegal. Selalu ikuti aturan
profesi.
- Objektivitas:
Auditor internal tidak boleh terlibat dalam hubungan apa pun yang memengaruhi
penilaiannya, tidak boleh menyetujui apa pun yang akan mengganggu
pertimbangan profesionalnya, dan tidak boleh mengungkapkan semua fakta tanpa
mendistorsi informasi. Selalu terapkan dan pertahankan keadilan dalam penilaian
Anda.
- Kerahasiaan:
Perhatian harus selalu diberikan dalam menyimpan informasi, menggunakan
informasi dan melakukan tugas. Tidak diperbolehkan menggunakan informasi
untuk tujuan pribadi dan melanggar hukum umum atau peraturan organisasi.
• Keahlian :
Auditor internal hanya dapat terlibat dalam pemberian layanan berdasarkan
keahlian, pengetahuan, dan pengalaman mereka. Menjaga standar praktik
profesional dan terus meningkatkan efisiensi, kompetensi, dan layanan di tempat
kerja. 

Kode Etik Akuntan Publik


Ciri khas dari profesi akuntasi adalah kesediaanya untuk menerima tanggung
jawab demi kepentingan publik.
Setiap akuntan publik wajib mematuhi prinsip dasar etika berikut
a) Prinsip Integritas - bersikap tegas dan jujur dalam menjalankan hubungan
professional dan bisnis
b) Prinsip Objektivitas – setiap akuntan publik tetap menerapkan
pertimbangan professional tanpa ada pengaruh baik bias, benturan
kepentingan, pengaruh hal yang tidak terkait
c) Prinsip Kompetensi dan kehati-hatian Profesional
Setiap akuntan publik harus selalu update pengetahuan dan keahlian
profesionalnya dengan perubahan perundangan atau standar sehingga klien
dapat menerima jasa professional berdasarkan perkembangan terkini.
Akuntan publik dalam memberikan jasanya harus bertindak sesuai standar
profesi dan kode etik yang berlaku.
d) Prinsip Kerahasiaan – setiap akuntan public harus menjaga informasi yang
diperoleh dari jasanya serta tidak meberikan informasi kecuali ada
otorisasi dari klien.
e) Prinsip perilaku professional – setiap akuntan public wajib melaksanakan
kewajiban sesuai hukum dan peraturan yang berlaku dan menghindari
segala hal yang dapat mendiskreditkan profesi
1. Prinsip Integritas
- Prinsip integritas mewajibkan setiap praktisi bersikap tegas, jujur dan adil
dalam hubungan profesional dan komersial. Praktisi tidak boleh terlibat dalam
laporan, komunikasi atau informasi lainnya diasumsikan memiliki:
(a) salah saji material atau salah saji;
(b) Pernyataan atau informasi yang tidak disengaja; Atau
(c) Kelalaian atau penyembunyian yang dapat memalsukan informasi
seharusnya terungkap. 

2. Prinsip objektivitas
Prinsip objektivitas mensyaratkan praktisi tidak boleh subjektif, konflik
kepentingan atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain memengaruhi
pertimbangan profesional atau bisnisnya. Praktisi mungkin menghadapi situasi yang
mengurangi objektivitasnya. Karena berbagai situasi, tidak mungkin untuk
mendefinisikan masing-masing situasi. Setiap praktisi harus menghindari semua jenis
hubungan subyektif atau mungkin memiliki pengaruh yang tidak semestinya pada
penilaian profesional 
3. Prinsip kompetensi serta sikap serius dan kehati-hatian professional untuk:

(a) Memelihara pengetahuan dan keterampilan profesional yang diperlukan untuk


memastikan untuk memberikan layanan profesional yang kompeten kepada klien
(b) Penggunaan intensif keterampilan profesional standar
Profesionalisme dan kode etik yang berlaku untuk pemberian layanan professional
4. Prinsip Kerahasiaan
- Setiap akuntan publik harus menghormati prinsip kerahasiaan, bahkan di
lingkunganmasyarakat.
- Semua akuntan publik harus menyadari kemungkinan pengungkapan secara
tidak sengaja, terutama dalam situasi yang melibatkan hubungan jangka
Panjang dengan rekan bisnis atau anggota atau anggota keluarga dekat
keluarga dekat.
- Setiap akuntan publik harus menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan
oleh calon klien
- Setiap akuntan publik harus mempertimbangkan pentingnya menjaga
kerahasiaan informasi di KAP atau Jaringan KAP tempatnya bekerja. 
5. Prinsip Perilaku Profesional
- Prinsip etika mewajibkan setiap akuntan publik untuk mematuhi semua hukum
dan peraturan yang berlaku, dan menghindari tindakan apapun yang dapat
mendiskreditkan profesi. Ini mencakup semua kemungkinan tindakan
mengarah pada penciptaan kesimpulan negatif oleh pihak ketiga yang masuk
akal dan waspadai semua informasi yang relevan, jika memungkinkan
mendiskreditkan profesi.
- Dalam memasarkan dan mempromosikan dirinya dan karyanya, setiap Praktisi
tidak boleh merendahkan martabat profesi. Setiap akuntan publik harus jujur
dan tidak dapat berperilaku atau melakukan tindakan berikut:
 Membuat klaim berlebihan tentang nilai-nilai profesional dapat data,
kualifikasi atau pengalaman yang diperoleh atau
 Membuat Pernyataan yang merendahkan atau membandingkan dan tidak
didukung oleh bukti yang bertentangan dengan pekerjaan praktisi lain 

Anda mungkin juga menyukai