Anda di halaman 1dari 3

Prinsip prinsip apa yang harus diterapkan auditor internal?

Auditor internal: 
harus melaksanakan pekerjaan secara jujur, hati-hati dan bertanggung jawab; tidak boleh
secara sadar terlibat dalam kegiatan ilegal, atau melakukan kegiatan yang dapat
mendiskreditkan profesi audit internal atau organisasi; harus menghormati dan
mendukung tujuan organisasi yang sah dan etis.

Kode Etik Profesi Auditor Internal

Auditor internal juga manusia. Auditor bisa saja mengalami suatu kondisi yang membuat ia
menjadi malas, acuh, atau ceroboh. Tapi auditor internal bukan manusia biasa. Dalam
pekerjaannya, auditor internal dituntut untuk bersikap profesional dan taat kepada kode etik
profesi. Kepatuhan terhadap kode etik berperan penting dalam menjaga kredibilitas profesi
auditor internal dari ancaman risiko tinggi. Risiko itu terjadi karena sifat pekerjaan pemeriksa
berpeluang besar menghadapi situasi dilematis seperti konflik kepentingan, intervensi atau
ancaman dari pihak yang diperiksa, atau bahkan tawaran kerja sama untuk berbuat curang
(kolusi).

Sebagai sebuah profesi, auditor internal telah memiliki asosiasi profesi yang diakui secara
luas keberadaannya yaitu The Institute of Internal Auditors (IIA). Asosiasi inilah yang
berperan merumuskan kode etik profesi para auditor internal yang menjadi anggotanya. Kode
etik termasuk salah satu mandatory guidance dalam International Professional Practices
Framework IIA. Mandatory guidance lainnya adalah prinsip dasar, definisi, dan standar audit
internal.

Menurut IIA, kode etik merupakan prinsip-prinsip dan harapan yang memandu perilaku
individu dan organisasi dalam melaksanakan kegiatan audit internal. Kode etik tersebut
merupakan syarat dan harapan minimal. Tujuan IIA mengatur kode etik adalah untuk
mendorong terwujudnya budaya etis dalam profesi audit internal.

Terdapat dua komponen pokok dalam kode etik IIA yaitu:


(1) prinsip-prinsip yang relevan bagi profesi dan praktik audit internal dan
(2) aturan perilaku yang menjelaskan norma dan perilaku yang diharapkan dari para auditor
internal.

Prinsip-Prinsip
Auditor diharapkan berperilaku dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip sebagai berikut:
 Integritas.
Integritas akan membangun kepercayaan terhadap auditor internal sehingga dapat
memberikan dasar keyakinan atas penilaian yang dilakukannya.
 Objektivitas.
Auditor internal menunjukkan objektivitas profesional yang tinggi dalam
mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi terkait
aktivitas dan proses yang sedang diperiksa. Auditor internal menilai secara
seimbang atas semua keadaan yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh
kepentingan pribadi atau pihak lainnya dalam memutuskan.
 Kerahasiaan.
Auditor internal menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang mereka
dapatkan dan tidak membuka informasi tersebut tanpa kewenangan yang jelas
kecuali terdapat kewajiban hukum atau profesional yang mengharuskan untuk
melakukannya.
 Kompetensi.
Auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas-tugas audit internal.

Aturan Perilaku
Integritas
Auditor internal:
 harus melaksanakan pekerjaan secara jujur, hati-hati dan bertanggung jawab;
 harus mematuhi hukum dan membuat pengungkapan sesuai ketentuan hukum
atau profesi;
 tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan ilegal, atau melakukan kegiatan
yang dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau organisasi;
 harus menghormati dan mendukung tujuan organisasi yang sah dan etis. 
Objektivitas
Auditor internal:
 tidak boleh terlibat dalam kegiatan atau hubungan apapun yang dapat, atau patut
diduga dapat, menghalangi penilaian secara adil, termasuk kegiatan atau
hubungan apapun yang mengakibatkan timbulnya pertentangan kepentingan
dengan organisasi;
 tidak boleh menerima apapun yang dapat, atau patut diduga dapat, mengganggu
pertimbangan profesionalnya;
 harus mengungkapkan semua fakta material yang diketahuinya, yang apabila
tidak diungkapkan dapat mendistorsi laporan atas kegiatan yang direviu. 
Kerahasiaan
Auditor internal:
 harus berhati-hati dalam menggunakan dan menjaga informasi yang diperoleh
selama melaksanakan tugas;
 tidak boleh menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi, atau untuk hal-hal
yang bertentangan dengan hukum atau merugikan tujuan organisasi yang sah dan
etis. 
Kompetensi
Auditor internal:
 hanya terlibat dalam pemberian layanan yang sesuai dengan pengetahuan,
keahlian dan pengalaman yang dimilikinya;
 harus memberikan layanan audit internal sesuai dengan standar praktik
profesional audit internal;
 harus senantiasa meningkatkan keahlian, efektivitas dan kualitas layanannya
secara berkelanjutan.

Prinsip Audit Internal


Audit internal terdiri dari beberapa prinsip untuk membuat audit efisien, alat pendukung kebijakan
manajemen, pengendalian, dan menyajikan informasi untuk meningkatkan kinerja, beberapa prinsip
tersebut ada enam (6) sesuai dengan prinsip audit internal berdasarkan SNI 19-19011:2005 dalam
buku Panduan Audit Sistem Manajemen Mutu dan/atau lingkungan tersebut adalah:
1. Kode Etik dapat dipercaya, apabila punya integritas, dapat menjaga kerahasiaan dan berpendirian,
adalah penting dalam pelaksanaan audit.

2. Penyajian Objektiff (fair), kewajiban untuk melaporkan secara benar dan akurat. Temuan audit,
kesimpulan audit dan laporan audit mencerminkan pelaksanaaan kegiatan audit secara benar dan
akurat. Hambatan signifikan yang ditemukan selama audit dan perbedaan pendapat yang tidak
terselesaikan antara tim audit dan auditee dapat dilaporkan.

3. Profesional, kesungguhan dan ketepatan penilaian dalam audit. Auditor senantiasa memelihara
profesionalisme sesuai dengan pentingnya tugas yang dilaksanakan dan kepercayaan yang
diberikan oleh klien audit dan pihak berkepentingan lainnya. Memilikikompetensi yang
diperlukan merupakan suatu faktor penting.

4. Idependen, dasar untuk ketidak berpihakan audit dan objektivitas kesimpulan audit. Auditor tidak
terkait dengan kegiatan yang sedang diaudit dan bebas dari keberpihakan dan konflik
kepentingan. Selama proses audit, auditor menjaga pemikiran yang onyektif untuk menjamin
bahwa temuan dan kesimpulan audit hanya didasarkan pada bukti audit.

5. Pendekatan berdasarkan bukti Metode yang rasional untuk mencapai kesimpulan audit yang dapat
dipercaya dan terjaga konsistennya (reproducible) melalui proses audit yang sistematis.

6. Bukti dapat deferivikasi, hal ini dapat didasarkan pada sampel informasi yang tersedia,
mengingataudit dilaksanakan dala periode waktu dan sumber daya yang terbatas. Pengambilan
sampel yang sesuai sangat terkait dengan kepercayaan terhadap kesimpulan audit.

1. https://aaipi.or.id/mcont/get_content/19
2. http://biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2012/SNI%20ISO%2019-19011_2005%20-
%20Indonesian%20Language.pdf

Anda mungkin juga menyukai