Nim : A031181046
Pratikum Pengauditan
Audit internal adalah aktivitas konsultasi dan asuransi yang independen dan objektif yang
dirancang untuk menambah nilai dan mampu meningkatkan operasi organisasi. Auditor internal juga
merupakan suatu profesi yang memiliki peranan tertentu yang menjunjung tinggi terhadap mutu pekerjaan.
Kepatuhan terhadap SPPIA adalah sangat penting agar terdapat kesamaan dalam kewenangan, fungsi
dan tanggung jawab para auditor internal.
Auditor internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis
dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas resiko. IIA memberikan definisi audit internal
sebagai aktivitas asurans dan konsultansi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk memberi
nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi.
Institute of Internal Auditor pada tahun lalu (2001) telah melakukan redifinisi terhadap Audit Internal.
1. Audit internal adalah suatu aktivitas indepcnden dalam menctapkan tujuan dan merancang
aktivitas konsultasi yang bernilai tambah (value added) dan meningkatkan operasi perusahaan.
2. Audit internal membantu dalam mencapai tujuan dengan cara pendekatan yang terarah dan
sistematis untuk menilai dan mengembangkan keefektifan manajemen risiko melalui pengendalian
(kontrol) dan proses tata kelola yang baik (governance prosses).
Peran auditor internal sebagai pengawas ( watchdog ) bertujuan untuk melakukan audit kepatuhan dan
penyimpangan pada penyimpangan, kesalahan, atau kecurangan pada organisasi. Aktivitas yang
dilakukan oleh pengawas internal sebagai pengawas antara lain adalah observasi, inspeksi, perhitungan,
cek fisik, pengujian atas transaksi kepatuhan terhadap ketentuan peraturan yang berlaku.
Kepatuhan terhadap SPPIA adalah sangat penting supaya terdapat kesamaan dalam wewenang,
fungsi dan tanggungjawab para internal auditor. Tujuan Standar adalah untuk:
1. Memberikan panduan dalam memenuhi unsurunsur yang diwajibkan dalam Kerangka Kerja
Praktik Profesional Internasional.
2. Memberikan suatu kerangka kerja dalam melaksanakan dan mengembangkan berbagai layanan
audit internal yang benilai tambah.
3. Menetapkan dasar untuk mengevaluasi kinerja audit internal.
4. Mendorong proses dan operasional organisasi yang lebih baik.
2. Objektif
a. Tidak berpartisipasi dalam aktivitas atau hubungan apapun yang dapat mengganggu atau
dianggap mengganggu penilaian mereka yang tidak baisa.
b. Tidak menerima apapun yang dapat merusak atau dianggap menggaggu penilaian
profesional mereka.
c. Mengungkapkan semua fakta material yang mereka ketahui, yang jika tidak diungkapkan,
dapat mengganggu pelaporan kegiatan yang sedang ditinjau.
3. Kerahasiaan
a. Berhati-hati dalam menggunakan dan melindungi informasi yang diperoleh selama
menjalankan tugasnya.
b. Tidak menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi apapun atau dengan cara apapun
yang akan bertentangan dengan hukum atau merugikan tujuan sah dan etis organisasi.
4. Kompetensi
a. Hanya terlibat dalam layanan yang mereka kuasai, memiliki keterampilan, dan pengalaman
yang diperlukan.
b. Melakukan jasa audit internal sesuai dengan standar internasional untuk praktik profesional
audit internal.
c. Terus meningkatkan kemahiran mereka dan efektivitas dan kualitas layanan mereka.
Perbedaan Paradigma Lama dan Paradigma Baru Auditor Internal
1. Dari segi fungsi. Dalam paradigma lama auditor berfungsi sebagai watchdog atau hanya untuk
mengungkap suatu tamuan atau masalaah. Namun dalam paradigma baru, auditor bukan hanya
dianggap sebagai pengungkap suatuu tamuan atau masalah, namun juga dapat menjadi
konsultan/kasalitator atau membantu memecahkan masalah.
2. Dari segi sikap. Pada paradigma lama sikap auditor cenderung kaku dan pasif. Namun dalam
paradigma baru sikap audit lebih fleksibel, konstruktif, aktif dan komunikatif.
3. Dari segi pendekatan. Pendekatan yang digunakan pad paradigma lama yakni subjek-objek, dan
sistem menang kalah. Namun pada paradigma baru tipe stafnya yakni paripurna atau
menuntaskan tugasnya.
4. Dari segi ukuran sukses. Suksesnya suatu audit pada paradigma lama dilihat dari banykanya
jumlah temuan. Namun pada paradikma baru ukuran sukses dilihat dari jumlah bantuan atau
manfaat serta pencapaian tingkat Good Corporate Governance (GCG).
Manfaat Auditor Internal Berbasis Risiko
1. Membantu unit audit internal lebih fokus pada hal-hal yang signifikan dan berdampak luas seperti
risiko-risiko utama dalam yang dapat menggagalkan organisasi tujuan.
2. Membantu manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan melaksanakan
manajemen risiko yang efektif.
3. Mengidentifikasi risiko-risiko utama semua proses bisnis.