Anda di halaman 1dari 3

Standar Profesi Auditor Internal (SPAI) adalah seperangkat prinsip, prosedur, dan etika yang

mengatur praktek dan perilaku auditor internal dalam menjalankan tugas mereka. SPAI berfungsi
sebagai panduan untuk mengukur kualitas dan konsistensi pekerjaan auditor internal, serta
memastikan independensi dan integritas mereka. Berikut adalah beberapa aspek kunci yang
dicakup dalam Standar Profesi Auditor Internal:

 Independensi: Auditor internal harus menjaga independensi mereka dalam melakukan


pekerjaan mereka. Mereka harus bebas dari pengaruh eksternal dan harus memiliki
otoritas yang memadai untuk melakukan tugas mereka tanpa intervensi yang tidak
sesuai.
 Etika Profesional: Auditor internal harus mematuhi etika profesi mereka. Mereka
harus bertindak dengan integritas, objektivitas, keahlian, dan kehati-hatian. Mereka
harus menjaga kerahasiaan informasi yang mereka akses selama pelaksanaan tugas
mereka.
 Kompetensi: Auditor internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman yang cukup untuk melaksanakan tugas mereka dengan baik. Mereka harus
terus mengembangkan diri agar tetap up-to-date dengan perkembangan terbaru dalam
bidang audit dan tuntutan regulasi.
 Perencanaan dan Penyelenggaraan: Auditor internal harus merencanakan dan
mengatur audit secara sistematis. Mereka harus mengidentifikasi risiko, mengevaluasi
pengendalian internal, dan menyusun rencana audit yang komprehensif.
 Pelaksanaan Audit: Auditor internal harus melakukan pengumpulan dan analisis data
dengan seksama. Mereka harus menggunakan metode dan teknik audit yang sesuai,
serta menjaga dokumentasi yang akurat dan lengkap. Auditor juga harus melakukan
wawancara dengan pihak terkait dan melakukan pengujian yang diperlukan untuk
menguji efektivitas pengendalian internal.
 Komunikasi dan Pelaporan: Auditor internal harus dapat berkomunikasi dengan jelas
dan efektif. Mereka harus menyampaikan temuan audit secara tepat waktu dan
membuat rekomendasi perbaikan kepada manajemen. Pelaporan audit harus akurat,
transparan, dan mengikuti format yang ditentukan.
 Tindak Lanjut: Auditor internal harus memastikan bahwa manajemen mengambil
tindakan yang diperlukan untuk menangani temuan audit dan memperbaiki kelemahan
yang teridentifikasi. Auditor internal juga harus memantau tindak lanjut yang diambil
oleh manajemen untuk memastikan bahwa masalah telah diselesaikan dengan tepat.
Standar Profesi Auditor Internal memberikan kerangka kerja yang jelas bagi auditor internal
untuk melaksanakan tugas mereka dengan efektif dan konsisten. Melalui kepatuhan terhadap
SPAI, auditor internal dapat membantu organisasi dalam mencapai akuntabilitas, keberlanjutan,
dan meningkatkan sistem pengendalian internal. Dalam era yang semakin kompleks dan berubah
dengan cepat, auditor internal yang profesional dan terlatih dengan baik memainkan peran
penting dalam menjaga integritas dan kinerja organisasi.

Penerapan Standar Profesi Auditor Internal di Indonesia


Di Indonesia, penerapan Standar Profesi Auditor Internal (SPAI) sangat penting dalam
memastikan bahwa auditor internal menjalankan tugas mereka dengan integritas, objektivitas,
dan kompetensi. Penerapan SPAI diatur oleh Institut Akuntan Interna Indonesia (IAII) sebagai
lembaga yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mengatur profesi auditor internal
di Indonesia. Berikut adalah beberapa aspek penerapan SPAI di Indonesia:

Peraturan Profesi: IAII telah mengeluarkan berbagai peraturan yang mengatur praktik auditor
internal di Indonesia. Peraturan tersebut mencakup Kode Etik Profesi Auditor Internal, Standar
Audit Internal, dan Standar Pelaporan. Semua auditor internal diharapkan mematuhi peraturan
ini dalam menjalankan tugas mereka.

Sertifikasi Profesi: IAII juga bertanggung jawab untuk menyelenggarakan program sertifikasi
bagi auditor internal di Indonesia. Program sertifikasi ini memastikan bahwa auditor internal
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
mereka. Auditor internal yang telah lulus ujian sertifikasi IAII diakui sebagai auditor internal
yang berkualifikasi.

Pengembangan Profesional: IAII mendorong auditor internal untuk terus mengembangkan diri
mereka melalui program pelatihan dan pengembangan profesional. Auditor internal diharapkan
mengikuti pelatihan reguler untuk tetap up-to-date dengan perkembangan terbaru dalam bidang
audit internal dan tuntutan regulasi.

Audit Internal Berbasis Risiko: Auditor internal di Indonesia dianjurkan untuk mengadopsi
pendekatan audit internal berbasis risiko. Pendekatan ini melibatkan identifikasi risiko
organisasi, penilaian risiko, dan pengembangan rencana audit yang berfokus pada area dengan
risiko tinggi. Hal ini sesuai dengan Standar Audit Internal yang memerlukan auditor internal
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko organisasi.

Pelaporan dan Tindak Lanjut: Auditor internal di Indonesia diharapkan untuk menghasilkan
laporan audit yang akurat, jelas, dan transparan. Laporan tersebut harus mencakup temuan audit,
rekomendasi perbaikan, serta tindak lanjut yang diambil oleh manajemen. Auditor internal juga
diharapkan untuk memantau tindak lanjut yang dilakukan oleh manajemen untuk memastikan
bahwa masalah telah ditangani dengan tepat.

Pengawasan dan Penegakan: IAII memiliki peran dalam mengawasi praktik auditor internal di
Indonesia. Mereka dapat melakukan audit kualitas untuk memastikan kepatuhan terhadap SPAI
dan memberikan sanksi atau tindakan korektif jika diperlukan. IAII juga memiliki mekanisme
pengaduan dan penyelesaian sengketa bagi auditor internal yang melanggar etika profesi atau
terlibat dalam perilaku tidak profesional.

Penerapan Standar Profesi Auditor Internal di Indonesia sangat penting untuk menjaga integritas,
akuntabilitas, dan transparansi dalam praktik audit internal. Melalui SPAI dan peran aktif IAII
dalam mengawasi profesi auditor internal, diharapkan bahwa auditor internal di Indonesia dapat
memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjaga keberhasilan dan keberlanjutan
organisasi.
Kegagalan audit (audit failure) terjadi apabila auditor mengeluarkan pendapat audit yang tidak
benar karena gagal memenuhi standar audit. Bila didalam melaksanakan audit, akuntan public
telah gagal mematuhi standar profesinya, maka besar kemungkinannya bahwa bussines fiure juga
dibarengi oleh audit failure. Kegagalan audit yang dilakukan dapat dikelompokkan menjadi
ordinary negligence, gross negligence, dan fraud.

Ekspetaksi Pengguna Lapran Keuangan yang di Audit

Expectation gap adalah suatu fenomena yang terjadi karena perbedaan persepsi antara apa yang
dipercaya auditor menjadi tanggung jawabya dan apa yang dipercaya para penggun laporan
keuangan mengenai tanggung jawab auditor yang seharusnya.

Expectation gap dapat muncul oleh karena dua hal yaitu :

1. Kesenjangan kelayakan (reasonable gap) merupakan kesenjangan antara apa yang


masyarakat harapkan untuk dilakukan oleh seorang auditor capai dengan apa yang
auditor dapat harapkan untuk dilakukan secara pantas.
2. Kesenjangan kinerja (performance gap)
Merupakan kesenjangan antara apa yang masyarakat harapkan untu dilakukan oleh
seorang auditor secara pantas dengan apa yang auditor pahami untuk dicapai.

Anda mungkin juga menyukai