Anda di halaman 1dari 15

THE INTERNATIONAL PROFESSIONAL PRACTICE

FRAMEWORK : AUTHORITATIVE GUIDANCE FOR THE


INTERNAL AUDIT PROFESSION

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Audit Internal

Oleh :
Detri Iriyanti 0118124006
Harry Tubagus Ilyas 0118124013
Riny Agustin 0118124024

Kelas A (Reguler B2)

UNIVERSITAS WIDYATAMA
PROGRAM SARJANA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa
juga kami panjatkan shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.

Penyusunan makalah dengan judul “The International Professional Practice


Framework : Auhoritative Guidance For The Internal Audit Profession ” ini
ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Audit Internal.

Dalam penyusunan makalah ini kami memperoleh banyak bantuan dari


berbagai pihak, karena itu kami menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Syafrizal Ikram, S.E., MSi., Ak., C.A. selaku dosen pengajar mata kuliah
Audit Internal.
2. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan dukungan baik secara
materiil maupun nonmateriil.
3. Rekan-rekan mahasiswa serta mahasiswi yang selalu memberikan motivasi.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Kami juga menyadari bahwa dalam Makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Bandung, Februari 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................... 1
Daftar Isi................................................................................................................................ 2
Bab I Pendahuluan............................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 3
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan......................................................................... 3
Bab II Pembahasan............................................................................................................. 4
2.1 IPPF ................................................................................................................. 4
2.2 Mandatory Guidance ....................................................................................... 5
2.3 Recommended Guidance ................................................................................. 12
Bab III Kesimpulan ............................................................................................................. 13
Daftar Pustaka........................................................................................................................ 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu analisis pada bab 2 buku karangan Kurt F. Reding mengenai The
International Professional Practices Framework: Authoritative Guidance For The
Internal Audit Profession merupakan langkah penting dalam proses pembelajaran
bagi mahasiswa untuk mendalami ilmu tentang internal audit yang digunakan di
berbagai perusahaan. Dalam analisis ini mahasiswa diperkenalkan pada standar
internal auditing professional internasional yang mengatur bagaimana seharusnya
internal audit menjalankan fungsinya mengacu pada otorisasi yang dibentuk oleh
standard tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa itu IPPF dan apa saja komponen dari IPPF?
1.2.2 Bagaimana Mandatory Guidance yang harus dipatuhi oleh auditor internal?
1.2.3 Bagaimana Recommended Guidance yang dianjurkan dalam memberikan
nilai tambah terhadap auditor internal?

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan


1.3.1 Mendeskripsikan IPPF (International Professional Practices Framework)
dan komponen dari IPPF tersebut.
1.3.2 Mengetahui Mandatory Guidance yang harus dipatuhi oleh auditor internal
1.3.3 Mengetahui Recommended Guidance yang dianjukan oleh auditor internal

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 The International Professional Practice Framework ( IPPF )


IPPF merupakan satu-satunya guidance untuk profesi internal audit yang diakui
secara global. IPPF memberikan dasar bagi fungsi internal audit untuk menunaikan
peran internal audit dan cara yang efektif memenuhi tanggungjawab internal audit serta
memberikan petunjuk dan pedoman kepada profesi internal auditor dan menetapkan
keinginan para stakeholder sehubungan dengan kinerja jasa internal audit yang
didalamnya mengandung elemen penting yaitu:
1. Kualitas dari individu internal auditor;
2. Karakteristik dari fungsi yang menyediakan jasa internal audit;
3. Sifat dari akitivitas internal audit; .
4. Kriteria kinerja terkait
Misi audit internal yaitu menunjukkan tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai oleh audit
internal dalam sebuah organisasi. Dalam IPPF ini, menunjukkan bagaimana praktisi
Internal Audit harus memanfaatkan seluruh kerangka kerja untuk mendukung
kemampuan mereka untuk mencapai misi.

Komponen dari IPPF, yaitu :


1. Mandatory Guidance, yang terdiri dari:
a. Core Principles
b. Definiton of Internal Auditing
c. The Code of Ethics
d. The Standards
2. Recommended Guidance, yang terdiri dari:
a. Implementation Guidance
b. Supplemental Guidance

4
Gambar Komponen IPPF

2.2 Mandatory Guidance


Mandatory Guidance merupakan standar wajib yang harus dipatuhi oleh setiap
auditor internal.
a. Prinsip Dasar untuk Praktik Professional Audit (Core Principle)
Core principles secara keseluruhan menunjukkan efektivitas audit internal.
Untuk memastikan seluruh fungsi audit internal berjalan efektif, maka
semua prinsip harus diimplementasikan dan dioptimalkan secara efektif
dengan penerapan yang dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing
organisasi. Adapun prinsip dasar yang harus dicapai adalah sebagai berikut:
 Mendemonstrasikan integritas
 Mendemonstrasikan kompetensi dan kecermatan professional
 Objektif adan bebas dari pengaruh yang tidak semestinya
(independen).
 Selaras dengan strategi, tujuan, dan risiko organisasi.
 Diposisikan secara layak dan didukung oleh sumber daya yang
memadai.
 Mendemonstrasikan kualitas dan perbaikan berkelanjutan.
 Berkomunikasi secara efektif.
 Memberikan asurans berbasis risiko.

5
 Berwawasan, proaktif, dan fokus pada masa depan.
 Mendorong perbaikan organisasi.
b. Pengertian Internal Audit menurut IPPF
Internal audit adalah sebuah aktivitas assurans (memberikan keyakinan
yang memadai) dan konsultasi yang independen dan objektif yang
dirancang untuk memberi nilai tambah dan peningkatan terhadap
operasional organisasi. Aktivitas ini bertujuan untuk membantu perusahaan
mencapai tujuannya dengan pendekatan yang sistematik, disiplin untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas dari manajemen risiko,
pengendalian dan tata kelola organisasi.
c. Kode Etik
Tujuan dari adanya kode etik adalah untuk mendorong budaya beretika di
dalam profesi internal audit. Kode etik terdiri dari dua komponen, yaitu:
1. Prinsip (The Principle)
The Principle menyatakan empat sikap ideal bagi seorang auditor
internal profesional yang harus terus dijaga dalam melaksanakan
perkerjaannya dan merepresentasikan core value yang harus dipegang
teguh oleh internal auditor untuk mendapatkan kepercayaan dari
mereka yang bergantung pada jasa mereka.
2. Aturan Perilaku (The Rule of Conduct)
The Rule of Conduct mendeskripsikan 12 norma perilaku yang harus
diikuti oleh internal auditor untuk dapat mempraktikkan The Principle.
Berikut ini adalah 4 principle dan 12 role of conduct untuk internal
auditor:
1) Integrity
Integritas dari seorang internal auditor membentuk keyakinan sehingga
menjadi dasar kepercayaan bagi stake holder untuk bergantung
terhadap pertimbangan internal auditor. The Rules of Conduct yang
diasosiasikan dengan prinsip integritas menyatakan bahwa internal
auditor:
 Harus melaksanakan pekerjaan mereka dengan jujur, ketelitian dan
tanggungjawab

6
 Harus menaati hukum dan membuat pengungkapan yang diinginkan
oleh hukum dan profesi
 Tidak boleh secara sadar terlibat dalam aktivitas ilegal, atau terikat
dalam aktivitas yang dapat mendiskreditkan profesi internal auditor
atau organisasi
 Harus menghormati dan berkontribusi pada tujuan yang sah dan etis
dari organisasi
2) Objectivity
Auditor internal melakukan penilaian yang seimbang atas segala hal
yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan mereka sendiri
atau oleh orang lain dalam membentuk penilaian
 Tidak boleh berpartisipasi dalam suatu aktivitas atau hubungan yang
mungkin merusak atau diasumsikan akan mengahalangi penilaian
auditor internal yang adil
 Tidak boleh menerima apapun yang dapat merusak atau
diasumsikan mengganggu professional judgement.
 Harus mengungkapkan semua fakta, yang sifatnya material dalam
pengambilan keputusan, yang mereka ketahui. Dimana jika fakta
tersebut tidak diungkapkan maka akan mengubah hasil dari review
suatu aktifitas.
3) Confidentiality
Auditor internal menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang
diterimanya dan tidak mengungkapkan informasi tersebut tanpa
kewenangan yang sah, kecuali ada kewajiban hukum atau profesional
untuk melakukannya. The Rules of Conduct yang diasosiasikan dengan
prinsip Confidentiality menyatakan bahwa internal auditor:
 Harus berhati-hati dalam menggunakan dan melindungi informasi
yang diperoleh saat pelaksanaan tugas.
 Tidak boleh menggunakan data untuk keuntungan pribadi atau
kepentingan lainnya yang bisa bertentangan dengan hukum atau
yang dapat menganggu tujuan perusahaan.

7
4) Competency
Auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman yang diperlukan dalam pelaksanaan layanan audit internal
The Rules of Conduct yang diasosiasikan dengan prinsip Competency
menyatakan bahwa internal auditor:
 Hanya terlibat atas jasa pelayanan kepada klien yang memerlukan
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan dalam
pelaksanaan layanan audit internal
 Harus melaksanakan jasa internal audit yang sesuai dengan standar
(International Standards for the Professional Practise of Internal
Auditing)
 Harus senantiasa meningkatkan kecakapan, efektifitas dan kualitas
jasa pelayanan internal audit secara berkelanjutan.
d. Standar Internasional untuk Praktik Professional Audit Internal (Standar)
Standar merupakan fokus utama dalam penerapan prinsip yang
menyediakan kerangka kerja untuk melakukan audit internal.
Tujuan dari the Standards adalah:
 Memberikan batasan prinsip-prinsip dasar yang menggambarkan
pelaksanaan praktik audit internal.
 Memberikan suatu kerangka-kerja untuk pelaksanaan dan
mempromosikan secara luas nilai-tambah dari audit internal
 Menetapkan dasar untuk melakukan evaluasi atas kinerja audit internal.
 Membantu mengembangkan proses-proses organisasi dan operasional.
Standar persyaratan wajib yang terdiri dari:
 Laporan dari persyaratan dasar untuk praktik profesional audit internal
dan untuk mengevaluasi efektivitas kinerjanya. Persyaratan yang
berlaku secara internasional pada tingkat organisasi dan individu.
 Interpretasi, yang menjelaskan lebih lanjut istilah atau konsep yang
digunakan dalan Standar.
 Daftar istilah

Hal ini diperlukan untuk mempertimbangkan baik pernyataan dan


interpretasi mereka untuk memahami dan menerapkan Standar dengan
benar. Standar menyediakan makna tertentu seperti yang tercantum dalam
Daftar Istilah, yang juga merupakan bagian dari Standar.

8
Kesesuaian dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam pedoman wajib
diperlukan dan penting untuk praktik profesional audit internal. bimbingan
wajib dikembangkan mengikuti proses due diligence didirikan, yang
mencakup periode paparan publik untuk masukan dari stakeholder.
Secara struktur standar profesi audit internal dibagi menjadi dua bagian
yaitu standar atribut dan standar kinerja (performance). Standar Atribut
adalah suatu standar yang mengambarkan karakteristik organisasi, individu,
dan pihak- pihak yang melakukan kegiatan audit internal dalam organisasi.
Sedangkan Standar Kinerja menjelaskan kriteria kualitas pekerjaan audit,
sehingga setiap kegiatan internal audit dari perencanaan sampai dengan
pemantauan dapat diukur. Standar Atribut dan Standar Kinerja diterapkan
pada seluruh jenis jasa audit internal.
1. Standar Atribut
1000 Purpose, Authority, and Responsibility
Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab aktivitas audit internal
harus didefinisikan secara formal dalam suatu piagam audit internal,
dan harus sesuai dengan Misi audit internal dan unsur-unsur yang
diwajibkan dalam Kerangka Praktik Profesional Internasional
(Prinsip Pokok Praktik Profesional audit internal, Kode Etik, Standar
dan Definisi audit internal).
1100 Independence and Objectivity
Independence
Bebas dari kondisi yang mengancam kemampuan audit internal untuk
melaksanakan tanggung jawabaudit internaldalamcara yang tidak
bias.
Objectivity
Objektivitas mensyaratkan bahwa auditor internal tidak menyerahkan
penilaian mereka mengenai hal audit kepada orang lain. Auditor
internal harus memiliki sikap mental tidak memihak dan tanpa
prasangka, serta senantiasa menghindarkan diri dari kemungkinan
timbulnya pertentangan kepentingan.
1200 Due Professional Care
Auditor internal harus menggunakan kecermatan dan keahlian
sebagaimana diharapkan dari seorang auditor internal secara

9
kompeten dan memiliki kehati-hatian secara profesional. Cermat
secara professional tidak berarti tidak akan terjadi kekeliruan atau
penilaian yang tidak sempurna.
1300 Quality Assurance and Improvement Program
Quality assurance and improvement program dirancang untuk dapat
dinilai kesesuaiannya dengan standar dan agar dapat dievaluasi
keseuaiannya dengan kode etik auditor internal untuk menilai
kepatuhan auditor internal dimana harus menyertakan baik penilaian
internal maupun eksternal. Penilaian internal harus terdiri atas :
a. Monitoring kinerja secara terus menerus terhadap fungsi audit
internal
b. Penilaian secara periodic oleh pihak lain di dalam organisasi
yang memiliki keahlian di dalam praktik audit internal.
Penilaian eksternal harus dilaksanakan minimal 5 tahun sekali oleh
pihak yang memenuhi syarat, penilai independen, atau tim penilai
dari luar organisasi
2. Standar Kinerja
2000 Mengelola aktivitas internal audit
Pengelolaan aktivitas internal audit dimaksudkan untuk memastikan
bahwa fungsi internal audit dapat memberikan nilai tambah bagi
perusahaan untuk mengawasi kualitas pekerjaan. Aktivitas internal
audit dikatakan telah dikelola dengan baik ketika :
a. hasil dari aktivitas pekerjaan internal audit mencapai tujuan dan
tanggung jawab yang tercantum di dalam internal audit charter
b. Aktivitas internal audit telah sesuai dengan definisi internal audit
dan standard yang ada dan
c. Setiap individu yang menjadi bagian dari aktivitas internal audit
menunjukan kesesuaian dengankode etik dan standar
(interpretasi dari standard 2000: Managing internal audit
activity);
2100 Nature of work
a. Fungsi audit internal harus mengevaluasi efektivitas dan
meningkatkan proses manajemen risiko organisasi

10
b. Fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam
“mempertahankan efektivitas pengendalian dengan cara
mengevaluasi efetivitas dan efisisensi pengendalian dan
mempromosikanpengembangan berkelanjutan
c. Fungsi internal audit harus mengevaluasi kemungkinan
terjadinya risiko tersebut, dan juga mengevaluasi efektivitas
dan efisiensi pengendalian
d. Fungsi Internal Audit harus melaksanakan evaluasi terhadap
risk exposure dan mengevaluasikecukupan dan efektivitas
operasional organisasi yag terkait
2200 Engagement Planning
Auditor internal harus merancang dan mendokumentasikan
perencanaan kesepakatan audit internal yang didalamnya
mencakup tujuan, ruang lingkup, waktu pelaksanaan dan hal-hal
yang dibutuhkan di dalam pelaksanaan audit internal dengan
memperhatikan :
a. Tujuan dan aktivitas yang akan dievaluasi dan dinilai aktivitas
pengendaliannya
b. Significant risk terhadap kegiatan tersebut, tujuan, sumber
daya maupun operasional dari kegiatan tersebut termasuk
risiko-risiko yang bisa mengganggu proses pencapaian
tujuannya.
c. Kecukupan dan efektivitas dari governance, manajemen
risiko, dan aktivitas pengendalian tersebut apabila
dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan.
d. Kesempatan auditor internal untuk meningkatkan kualitas
governance, manajemen risiko, dan aktivitas pengendalian
2300 Performing engagement
Auditor internal harus mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi,
dan mendokumentasikan informasi yang cukup, dapat diandalkan,
relevan, dan berguna untuk mencapai tujuan penugasan.
2400 Communicating result
Audit internal harus mengkomunikasikan hasil penugasannya secara
berkala kepada klien. Komunikasi harus mencakup tujuan, ruang

11
lingkup, dan hasil penugasan dan disampaikan secara akurat, objektif,
jelas, lengkap, ringkas, dan tepat waktu.
2500 Developmental Monitoring
Kepala audit internal harus menetapkan dan memelihara sistem untuk
memantau disposisi atas hasil penugasan yang telah dikomunikasikan
kepada manajemen.
2600 Communicating the acceptance risk
Dalam hal Kepala audit internal menyimpulkan bahwa manajemen
telah menanggung risiko yang tidak dapat ditanggung oleh organisasi,
Kepala audit internal harus membahas masalah ini dengan
manajemen senior. Jika Kepala audit internal meyakini bahwa
permasalahan tersebut belum terselesaikan, maka Kepala audit
internal harus mengkomunikasikan hal tersebut kepada dewan

2.3 Recommended Guidance


Elemen Internal Audit yang direkomendasikan oleh IPPF adalah:
 Pedoman Pelaksanaan (Implementation Guidance)
Pedoman Pelaksanaan akan lebih komprehensif daripada Practice Advisories dalam
membimbing praktisi menuju kesesuaian dengan Standar Internasional untuk Praktik
Profesional Audit Internal (Standar).
Panduan Pelaksanaan dan Praktek Advisories membantu auditor internal dalam
menerapkan Standar. Secara umum audit internal akan dipandu dalam hal menentukan
pendekatan, metodologi, dan pertimbangan, tetapi tidak rinci menjelaskan proses atau
prosedurnya.
 Bimbingan Tambahan (Supplemental Guidance)
Bimbingan tambahan memberikan panduan rinci untuk melakukan kegiatan audit
internal. Ini mencakup topik-topik tertentu, isu-sektor tertentu, serta proses dan
prosedur, alat dan teknik, program, pendekatan langkah-demi-langkah, dan
contoh pelaksanaan.

12
BAB III
KESIMPULAN

Bab ini memaparkan secara detail mengenai IPPF (The International Professional
Practice Framework) yang merupakan framework audit internal. IPPF terbagi dalam dua
kategori yaitu authoritative mandatory guidance dan recommended guidance. Keduanya
mendukung fungsi audit untuk menghasilkan value added assurance dan consulting service.
Mandatory guidance mencakup prinsip dasar untuk praktik professional audit, definisi internal
audit, kode etik internal audit, dan standar internal audit. Recommended guidance mencakup
pedoman pelaksanaan dan bimbingan tambahan.
Prinsip dasar internal audit menunjukkan efektivitas kinerja dan fungsi audit internal.
Kode etik internal audit menjelaskan tentang prinsip etika dan norma perilaku yang relevan
dalam praktik kinerja internal auditing. Standar atribut memaparkan atribusi fungsi internal
audit ataupun internal auditor secara individu harus memberikan assurance dan consulting
service secara efektif kepada klien. The Performance Standard mendukung authoritative
guidance dalam mengatur dan menjalankan fungsi internal audit dan memberikan hasil berupa
assurance dan service engagements. Pedoman pelaksanaan dan bimbingan tambahan berguna
untuk menuntun auditor dalam implementasi terhadap Core Principles, The Definition of
Internal Auditing, The Code of Ethics dan The Standard.

13
DAFTAR PUSTAKA

2013. Reding, Kurt. ”Internal Auditing : Assurance and Advisory Services”. Third Edition.
http://brilliant-akuntansi.blogspot.com/2016/04/international-professional-practices.html
https://www.klikharso.com/2016/03/perubahan-kerangka-kerja-praktik.html
https://na.theiia.org/translations/PublicDocuments/IPPF-Standards-2017-Indonesian.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai