SKRIPSI
IRMA HIDAYATI
NIM. 0820000464
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi
NIM : 0820000464
Pembimbing I PembimbingII
Tgl,...................................... Tgl,...............................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan penguji Program Studi Akuntansi Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Nahdlatul Ulama Jepara.
Pada hari minggu, tanggal 23 September 2012
Penguji I Penguji II
Mangesahkan
Ketua
Program Studi Akuntansi
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Hidup memberikan banyak peluang sukses, asal ada kemauan disitu pasti
ada jalan
PERSEMBAHAN
1. Orang tuaku tercinta Bapak Rochani dan Ibu Sri Astuti yang tak pernah lelah
3. Para Sahabatku Amel, Anita, Fatma dan Nia yang selalu menemaniku baik
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sesunguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana dari Program S-1 jurusan Akuntansi seluruhnya
merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai pemenuhan
persyaratan untuk memperoleh gelar Strata 1 (S-1) dari Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Nahdlatul Ulama Jepara maupun dari perguruan tinggi lain.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Skripsi yang saya kutip dari karya
orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas dengan norma, kaidah, dan etika,
penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia
menerima PENCABUTAN GELAR AKADEMIK yang saya sandang dan sanksi-
sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
IRMA HIDAYATI
NIM : 0820000464
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq dan
hidayahNya yang tiada tara, sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah pada junjungan Nabi
Agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat, thabiit, dan thabiin, dengan perjuangan
yang tinggi dan keikhlasan yang mendalam dalam membrantas kebodohan dan
penelitian yang ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar
akademik Sarjana (S1), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nahdlatul Ulama’ (STIENU)
Jepara. Penulis sangat sadar bahwa apa yang telah kami raih bukanlah suatu hal
mutlak yang berdiri sendiri. Selain atas ma’unah Allah sebagai Robbul jalil,
kepedulian, bimbingan dan dorongan serta bantuan dari berbagai pihak juga turut
menentukan apa yang kami raih ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini tidak
terhormat :
1. Bapak H. Setiyono, SE. MM, selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
vii
mengajar penulis, dan seluruh karyawan yang telah memberikan pelayanan
Jepara.
2. Bapak Abdul Muid, SE. MM, Selaku pembimbing I dan Bapak Badarudin
5. Bapak Rochani dan Ibu Sri Astuti tercinta, dengan segala doa dan jerih
kasih sayang demi mencari dan menuju masa depan yang cerah dibawah
ridho Allah.
7. Sahabat dekatku Amel, Anita, Fatma dan Nia yang selalu memberikan
banyak memberi dorongan dan sebagai partner yang baik dalam berdiskusi.
viii
Serta kepada seluruh pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu
dalam tulisan ini, semoga amal baiknya dibalas oleh Allah SWT, dengan cara
Akhirnya dengan kesadaran yang tinggi sebagai penulis yang dhoif, apa yang
penulis tuangkan dalam skripsi ini jauh dari kesempurnaan, namun dengan lapang
memperbaiki skripsi ini. Dan semoga apa yang telah penulis tuangkan menjadi bagian
Penulis
Irma Hidayati
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……………………... ..... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
1.2. Ruang Lingkup Masalah............................................................... 4
1.3. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
1.4. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
1.6. Sistematika Penulisan ................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 8
2.1. Landasan Teori................................................................................. 8
2.1.1. Pengertian Akuntansi ............................................................. 8
2.1.2. Persamaan Dasar Akuntansi untuk Organisasi Nirlaba ......... 10
2.1.3. Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba Menurut PSAK
No. 45………………………………………........................ 12
2.1.4. Pengertian Organisasi Nirlaba ............................................. 19
2.1.5. Tujuan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba .................. 23
2.1.6. Pengertian Yayasan ............................................................. 25
x
2.2. Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................. 33
2.3. Kerangka Pemikiran....................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 35
3.1. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 35
3.1.1. Jenis Data ............................................................................. 35
3.1.2. Sumber Data ....................................................................... 36
3.2. Metode Pengumpulan data……………………………………… . 36
3.3.Teknik Analisis Data....................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 38
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian .............................................. 38
4.1.1. Profil Pondok Pesantren....................................................... 38
4.1.2. Sistem Kepemilikan/ Pengelolaan ....................................... 39
4.1.3. Struktur Organisasi .............................................................. 40
4.1.4. Program Pendidikan yang Diselenggarakan ........................ 41
4.1.5. Kondisi Sosial Lingkungan Pondok Pesantren .................... 42
4.1.6. Visi dan Misi Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin ....... 42
4.2. Hasil Penelitian ............................................................................. 43
4.3. Pembahasan.................................................................................... 50
4.3.1. Akuntansi di Ponpes Roudlotul Mubtadiin Balekambang.. 50
4.3.2. Laporan keuangan Ponpes Roudlotul Mubtadiin Sesuai
PSAK No. 45 Atau Tidak ..................................................... 53
BAB V PENUTUP............................................................................................. 56
5.1. Kesimpulan .................................................................................. 56
5.2. Saran ............................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi apapun yang mengelola uang dalam kegiatannya selalu saja harus
membuat keputusan yang dipengaruhi oleh kondisi keuangannya, dan juga akan
dengan istilah keputusan ekonomi. Karena itulah para pengambil keputusan dan
kondisi organisasi, yang dikenal dengan istilah informasi ekonomi. Maka tentu
sehingga bisa menghasilkan informasi ekonomi yang memadai bagi para pengambil
pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan
organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan suatu organisasi
2
suatu organisasi.
menekankan kepada pencapaian manfaat bagi para anggota dan masyarakat daripada
aspek keuangan organisasi. Suatu organisasi nirlaba yang tujuan utamanya adalah
mendukung atau terlibat aktif dalam berbagai aktifitas publik tanpa berorientasi
swasta (profit). Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi
operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya atau dana dari sumbangan
para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun
dari organisasi tersebut. Berbagai transaksi yayasan dapat dibedakan dengan jenis
demikian, praktek organisasi nirlaba seperti yayasan diakui sering tampil beragam.
3
Pada beberapa bentuk organisasi nirlaba di mana tidak ada kepemilikan, kebutuhan
pendapatan atau jasa yang diberikan. Akibatnya, pengukuran jumlah saat, dan
kepastian arus masuk kas menjadi ukuran yang penting bagi para pemakai laporan
keuangan yayasan tersebut, seperti kreditor dan pemasok dana lainnya. Yayasan
semacam ini memiliki karakteristik yang tidak berbeda dengan organisasi swasta.
menilai: a) Jasa yayasan dan kemampuan yayasan untuk memberikan jasa secara
ini harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih, baik yang terikat maupun yang
pengelolaan sumber daya yayasan akan disajikan melalui laporan aktivitas dan
laporan arus kas. Laporan aktivitas menyajikan informasi mengenai perubahan yang
terjadi dalam kelompok aktiva bersih. Cara penyajian laporan keuangan organisasi
nirlaba sudah diatur dalam PSAK no. 45: Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
yang dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia bertujuan untuk mengatur pelaporan
keuangan organisasi nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan
cukup untuk menjalankan sejumlah program kegiatan dalam periode tertentu. Seperti
diatur dan dicatat sedemikian rupa agar jelas arus masuk dan keluarnya, termasuk
nirlaba. Namun pada kenyataanya belum tentu semua organisasi menerapkan standar
tersebut.
organisasi nirlaba bagi stakholder maka penulis dalam penyusunan laporan skripsi
pencatatan dan laporan keuangan dalam organisasi nirlaba. Hal ini untuk
Sedangkan untuk pembatasan objek dalam penelitian ini adalah pada Ponpes
harus di pecahkan. Supaya masalah yang diteliti dapat terjawab secara akurat, maka
Balekambang?
Mubtadiin Balekambang.
no. 45.
2. Bagi Akademik:
Mubtadiin Balekambang.
3. Bagi Pembaca:
4. Bagi Penulis:
a. Melakukan Link and Match antara teori yang diperoleh dengan praktek
akuntansi.
Laporan penelitian ini disusun dalam lima bab yang mencakup hal-hal
penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran. Secara garis besar sistematika
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini dibahas tentang latar belakang masalah, ruang lingkup, perumusan
Bagian ini menguraikan landasan teori dan penelitian terdahulu yang sejenis serta
Pada bagian ini dibahas tentang jenis dan sumber data, metode pengumpulan data,
Pada bagian ini dibahas tentang deskripsi obyek penelitian, analisis data, dan
Pada bagian ini berisi simpulan dan saran berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tertentu dan dinyatakan dalam nilai uang, segala transaksi dan kejadian yang sedikit-
kuantitatif umumnya dalam ukuran uang mengenai suatu badan ekonomi yang
(APB).
Ada 2 (dua) macam basis pencatatan akuntansi yaitu basis kas dan basis
1. Basis kas
Dalam akuntansi basis kas, pencatatan transaksi dilakukan apabila ada aliran
uang maka kita tidak akan melakukan pencatatan suatu transaksi jika belum ada
aliran uang yang diterima atau dikeluarkan. Pencatatan penerimaan pada kas atau
bank apabila ada aliran uang ke dalam kas atau bank yang diperlakukan sebagai
pendapatan dan pengeluaran kas atau bank apabila ada aliran uang ke luar dari kas
atau bank diperlakukan sebagai beban atau biaya. Kelemahan akuntansi berbasis kas
Akuntansi basis kas banyak diterapkan oleh organisasi nirlaba karena alasan
kepraktisan, tanpa mengetahui lebih dalam pengaruh atas penggunaan basis kas.
Dengan pilihan basis kas banyak sekali kejadian transaksi yang terjadi tetapi belum
2. Basis Akrual
apakah terdapat aliran uang masuk atau keluar pada saat kejadian transaksi, pengaruh
dari suatu kejadian transaksi langsung diamati pada saat terjadinya. Contohnya
pengiriman invoice atau tagihan akan dicatat pengakuan pendapatan dan pembelian
diasumsikan akan hidup terus (going concern) untuk jangka waktu yang panjang,
kebiasaan pencatatan dari basis kas ke basis akrual murni bisa disiasati dengan cara:
“Catatlah transaksi rutin dengan basis kas, dan kemudian lakukan penyesuaian
catatan dengan basis akrual pada saat akan menerbitkan informasi keuangan.”
sebab setiap transaksi dianalisis lalu dicatat pada dua sisi yaitu sisi sebelah kiri
(debit) dan sebelah kanan (kredit). Model pencatatan ini dikenal dengan istilah
digunakan suatu bagan yang berisi rekening atau perkiraan atau disebut daftar nomor
kode akun.
11
Pada dasarnya, praktek akuntansi untuk organisasi nirlaba tidak jauh berbeda
dengan organisasi bisnis. Hal ini terlihat jelas bahwa aturan akuntansi organisasi
nirlaba diatur sebagai bagian dari PSAK no. 45: Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba. Jadi yang diatur adalah pelaporannya, teknis pencatatan akuntansinya diatur
pelaporan yang sudah diatur dalam PSAK no. 45, secara tidak langsung pencatatan
transaksi akan dibuat oleh organisasi mengikuti format laporan yang telah ada.
Merujuk pada standar pelaporan keuangan organisasi nirlaba yaitu PSAK no.
dan perkiraan Laporan Aktivitas. Perkiraan Laporan Posisi Keuangan terdiri dari
terdiri dari Penerimaan dan Biaya. Menurut Indra Bastian (2007) Aktiva bersih
sisi kiri dan kanan, dari persamaan akuntansi jumlahnya harus selalu sama. Hal
tersebut karena hak atas seluruh aktiva ada pada kreditur dan juga donatur. Kita perlu
menggaris bawahi bahwa pengaruh suatu transaksi terhadap sisi kiri dan kanan harus
Karena Karena
adanya adanya
www.keuangan LSM.com
perolehan sumbangan untuk sumber daya utama (aset), penyumbang bukan pemilik
entitas dan tak berharap akan hasil, imbalan, atau keuntungan komersial.
Entitas nirlaba juga dapat berutang dan memungkinkan pendapatan dari jasa
memperoleh laba. Dengan demikian, entitas nirlaba tidak pernah membagi laba
nirlaba bertugas mengukur jasa atau manfaat entitas dan menjadi sarana
13
Terikat dengan misi entitas, maka pendapatan utama disajikan bruto, sedang
dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK), yang memberi harkat khusus
CALK dalam laporan keuangan nirlaba setara dengan Neraca dan Laporan
Kegiatan.
disebut juga laporan keuangan. Menurut prof. Dr. Zaki Baridwan (2004) Laporan
ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan.
14
a. Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus
b. Cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain dari kinerja
mereka.
semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya
tersebut.
atau temporer.
yaitu : Laporan Posisi Keuangan pada akhir periode laporan, Laporan Aktivitas serta
Laporan Arus Kas untuk suatu periode pelaporan, dan Catatan atas Laporan
Keuangan.
mengenai aktiva, kewajiban, serta aktiva bersih dan informasi mengenai hubungan di
antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi
dengan pengumpulan aktiva dan kewajiban yang memiliki karakteristik serupa dalam
c. Persediaan
f. Tanah, gedung, peralatan, serta aktiva tetap lainnya yang digunakan untuk
Kas atau aktiva lain yang dibatasi penggunaannya oleh penyumbang disajikan
terpisah dari kas atau aktiva lain yang tidak terikat penggunaannya.
keuangan.
bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu: terikat
Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer
diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau
2. Laporan Aktivitas
a. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva
bersih,
jasa.
Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau
permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam
hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang
18
sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi
dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambahan aktiva bersih tidak terikat,
Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang laporan arus kas dengan tambahan
berikut ini:
a. Aktivitas pendanaan :
jangka panjang.
dari sumbangan para anggota dan penyumbang lain yang tidak mengaharapkan
non profit adalah organisasi atau badan yang tidak menjadikan keuntungan sebagai
Nirlaba merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang
memiliki tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tadi, dalam
nirlaba adalah suatu lembaga atau organisasi yang tujuannya tidak mencari
keuntungan serta dananya diperoleh dari sumbangan para anggota dan penyumbang
Organisasi Nirlaba pada prinsipnya adalah alat untuk mencapai tujuan atau
Karena itu bukan tidak mungkin diantara lembaga yang satu dengan yang lain
20
memiliki filosofi atau pandangan hidup yang berbeda, maka operasionalisasi dari
filosofi tersebut kemungkinan juga akan berbeda. Karena filosofi yang dimiliki
filosofi Nirlaba sangat tergantung dari sejarah yang pernah dilaluinya dan lingkungan
mencapai sasaran jangka panjang dan jangka pendek organisasi, memberi manfaat
bagi kelompok masyarakat yang di untungkan oleh misi organisasi, memuaskan dan
organisasi tersebut.
Dalam akuntansi organisasi nirlaba, laporan laba rugi sering kali tidak lazim,
pelayanan tertentu, dengan tujuan yang berlapis dari dalam ke luar, berturut-turut
melalui :
1. Falsafah pelayanan
2. Budaya pelayanan
3. Citra pelayanan
4. Manajemen pelayanan
a. Alasan pelayanan
penanggung jawab yang menerima amanat dari para anggotanya sehingga terkait
dengan konsep akuntabilitas dan agency theory. Dengan demikian, akuntansi sebagai
pemahaman terhadap akuntansi suatu entitas selalu menuju kepada pemahaman yang
1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
2. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau
3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti
pembagian sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.
yaitu:
karier, jabatan, dan masa depan. Bagi mereka akuntansi berguna untuk
3. Para anggota diasumsikan secara serius ikut serta dalam suatu organisasi
nirlaba untuk mencapai suatu visi dan misi tertentu organisaai bersangkutan
tersebut direalisasikan.
4. Para pelanggan atau pihak yang menjadi sasaran akan diuntungkan serta
Maka laporan keuangan perlu menampilkan manfaat atau hasil yang diraih
sosial, politik, ekonomi, dan budaya nasional serta memberi citra baik bagi
23
organisasi, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi
nirlaba.
adalah:
informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya,
serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam pembuatan keputusan yang
sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai
sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja
kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya
tersebut.
membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran
Menurut UU No. 16 Tahun 2001, Yayasan adalah badan hukum yang terdiri
atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukan dalam mencapai tujuan tertentu,
lazimnya bergerak di bidang sosial dan bukan menjadi tujuan untuk mencari
keuntungan, melainkan tujuannya ialah untuk melakukan uaha yang bersifat sosial
Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yayasan adalah
suatu badan hukum yang bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan serta tidak
yayasan merupakan kekayaan yang dipisahkan dapat berupa uang, barang, maupun
b. Wakaf
c. Hibah
26
dan tujuan dengan cara mendirikan Badan usaha atau ikut serta dalam suatu Badan
usaha.
2. Yayasan tidak boleh membagikan hasil kegiatan usaha kepada pembina, pengurus,
dan pengawas.
2001 tentang Yayasan, bahwa tersebut kegiatan usaha yayasan adalah untuk
menunjang pencapaian maksud dan tujuannya yaitu suatu tujuan yang bersifat sosial,
keagamaan dan kemanusiaan. Hal ini mengakibatkan seseorang yang menjadi organ
Yayasan harus bekerja secara sukarela tanpa menerima gaji, upah atau honor tetap,
menyebutkan bahwa:
Kegiatan usaha dari badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(1) harus sesuai dengan maksud dan tujuan Yayasan serta tidak bertentangan dengan
6. Studi Banding
pengajaran yang menekankan pelajaran agama islam dan didukung asrama sebagai
pris.blogspot.com/2012/04/konsep-pesantren-sebagai-lembaga.html).
kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada tuhan,
dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat tetapi rasul, yaitu menjadi
Nabi), mampu berdiri sendiri, bebas, dan teguh dalam kepribadian menyebarkan
agama atau menegakkan islam dan kejayaan umat ditengah-tengah masyarakat dan
(http://qistoos.multiply.com/journal/item/11?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%
organisasi-organisasi umum lainnya, dana yang dimiliki Pesantren harus diatur dan
dicatat sedemikian rupa agar jelas arus masuk dan keluarnya, termasuk ketepatan
penggunaannya. Pencatatan dan pengelolaan dana yang baik menjadi kegiatan yang
prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Hal ini sesuai
peraturan pemerintah. Sumbangan dana yang masuk ke Pesantren bisa kita klasifikasi
Dana tidak langsung adalah dana berupa perbandingan waktu guru dan
peserta dididk dalam mengunakan setiap waktunya di sekolah atau Pesantren, seperti
penyesuaian waktu belajar mengajar ketika di bandingkan dengan ketika guru atau
transportasi, dan biaya hidup. dana ini memang sulit sekali dihitung karena tidak ada
catatan resminya. Namun dalam perencanaan biaya ini turut dihitung. Dana
langsung, adalah dana yang di peroleh dari beberapa sumber yang sah.
2. Pengeluaran
Alokasi dari dana pendapatan Pesantren harus pula diatur secermat mungkin.
Ada beberapa klasifikasi dalam pengeluaran dana yang di pakai secara umum di
dengan kebutuhan dan jumlah guru serta peserta didik yang ada di lembaga
pendidikan tersebut.
b) Dana rutin, dana rutin adalah dana yang digunakan untuk biaya operasional satu
cost atau nilai unit cost yang dibutuhkan setiap siswa atau santri. Nilai unit cost
terhadap seorang peserta didik setiap tahun dalam satu jenjang pendidikan.
bila ada
3. Kwitansi atau bukti-bukti pembelian dan dan penerimaan berupa tanda tangan
3. Pembelanjaan
dana tersebut.
32
4. Prosedur Investasi
Pendidikan Nasional), Pasal 46 no. 1 tahun 2003. perlu di kelola dengan baik,
menginvestasikan.
untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contoh termasuk membangun
rel kereta api, atau suatu pabrik, pembukaan lahan, atau kopontren. Investasi
1. Permanen, artinya permodalan itu sifatnya harus tetap ada dalam organisasi yang
Dalam hal ini Pesantren mendapatkan modal variable dari para donatur
kemasyarakatan ataupun dari donator alumnus Pesantren dan para wali santri
dan lain-lain.
seperti penelitian yang dilakukan oleh Ronny Hendrawan (2011), mengenai analisis
penerapan PSAK No. 45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba pada rumah
sakit berstatus Badan Layanan Umum. Dan oleh Elsia (2004), mengenai penerapan
PSAK No. 45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba pada Rumah Sakit
Methodist Medan.
maka penelitian ini akan membahas penerapan PSAK No. 45 tentang Akuntansi
Organisasi Nirlaba “Sesuai PSAK No. 45 atau tidak?” Studi kasus pada Ponpes
Organisasi Nirlaba adalah salah satu lembaga yang tidak mengutamakan laba
dalam menjalankan usaha atau kegiatannya. Akuntansi organisasi nirlaba yang diatur
sebagian dari PSAK no. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba yang
nirlaba nonpemerintah.
akuntansi yang diatur dalam PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti lebih lanjut guna
mengetahui akuntansi organisasi nirlaba (sesuai PSAK No. 45 atau tidak?) yang
Nalumsari Jepara.
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Indriarto dan Supomo (1999), pada dasarnya data yang digunakan
Data subjek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap,
penelitian yang diberikan oleh responden dalam hal ini staf bagian keuangan atau
akuntansi.
Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang antara lain berupa faktur,
jurnal, surat, notulen hasil rapat, memo ataupun dalam bentuk laporan keuangan.
Dalam penelitian ini data dokumenter yang digunakan adalah jurnal sampai laporan
1. Data Primer
Data ini berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara dengan
informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya yaitu staf bagian
2. Data Sekunder
Data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara
1. Metode Wawancara
Dalam penelitian ini, yang menjadi narasumber atau informan adalah ketua
2. Dokumentasi
lainnya baik yang berupa teori, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya
digunakan untuk memperoleh data berupa sejarah Ponpes, bidang usaha Ponpes,
komparatif:
sebenarnya.
BAB IV
Pada tahun 1884 seorang ulama’ kharismatik yang bernama KH. Hasbulloh,
Gemiring Lor 02/07 Kecamatan Mayong. Setelah adanya pemekaran desa, desa itu
Tengah. Beliau memberi nama Pondok Pesantren tersebut dengan nama “Roudlotul
Mubtadiin” dan nama tersebut tetap dipakai hingga saat ini, pesantren ini adalah
pondok pesantren ini didirikan, bangsa Indonesia masih dalam masa penjajahan
belanda, sehingga dengan berdirinya ponpes ini menjadi batu sandungan bagi pihak
belanda, karena banyak dari santri ponpes ini yang ikut berjuang membela bangsa
dan tanah air dari penjajah belanda. Perjuangan para santri pesantren ini terus
berlanjut hingga generasi kedua, ketika pesantren ini dipimpin oleh putra KH.
Proses belajar mengajar pesantren ini pada awalnya memakai sistem wetonan,
sorogan dan bandongan sampai pada tahun 1985, setelah pesantren ini dipimpin oleh
putra KH. Abdulloh Hadziq yang bernama KH. M. Ma’mun Abdulloh ZA sistem
sistem klasikal, dan sistem ini berjalan hingga sekarang, dengan wujudnya sebagai
perkembangan, sehingga pondok pesantren ini pada tahun 2004 membuka Sekolah
Video) Tata Busana, Mekanik Otomotif, ICT, dan disusul perkembangan yang lain
Sistem pengelolaan pesantren ini adalah milik yayasan yang telah didaftarkan dengan
Akta Notaris :
2004.
Gambar 4.1
Penasehat / Mudirul’am
1. KH. M. Ma’mun Abdulloh ZA
2. Nyai Hj. Ulfatun Najihah
Ketua
1. KH. Mustamir Wildan
2. Arief Muzakky
Sekretaris Bendahara
1. H. M. Rozinul Masisi 1. Ummi Chawalati
2. Naili Anisah Fatimatuz Zahiroh
Zahro 2. Wahyu Lu’lui
Kabid Maulidiyah
Pesantren ini sejak awal berdirinya adalah merupakan pesantren salaf, dan ini
sekarang) tentu saja pesantren ini benyak mengalami perkembangan yang sesuai
dengan perkembangan dan perubahan zaman, akan tetapi tidak lepas dari jiwa
salafiyyahnya.
2. Tahfidz Al Qur’an
1. MI (Madrasah Ibtidaiyyah)
d. ICT
42
Pesantren yang jumlah santrinya kurang lebih 1.525 (santri putra 813 santri
putri 712) ini terletak di pedesaan dan pegunungan. Mayoritas penduduk di sekitar
pesantren ini bermata pencaharian petani dan ekonomi mereka rata-rata menengah
peningkatan kearah yang positif, ini juga tidak lepas dari peran pondok pesantren
dalam masyarakat.
2) Koperasi.
- Visi
- Misi
dan tehnologi.
43
saja harus membuat keputusan yang dipengaruhi oleh kondisi keuangannya, dan juga
tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya
perusahaan, kadang kan gini perusahaan ini dipegang oleh ahli keuangan orang
lain sama manajemen keuangan yang dipegang sendiri itu ada perbedaan
pegang uang sendiri dengan uang orang lain itu caranya beda ”.
44
Jepara ) bahwa :
manajemen akuntansi ”.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis
menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakan (apa yang akan ditulis
mengurangi sedikit pun daripada utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah
akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakan, maka
hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang
saksi dari orang-orang lelaki di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridai,
supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi
45
itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu
jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya.
Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian
itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara
kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan
persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling
sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu
adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
”Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu
tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai
sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Baqarah : 282-283)
46
Al Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 282-283 diatas telah mendorong umat Islam
untuk peduli terhadap pencatatan kegiatan mu’amalah yang dilakukan tidak secara
pencatatannya bahwa :
sejumlah uang yang diminta, terus mereka membuat laporan, baru laporan itu
aku yang ngecek, dari laporan per sub-sub tadi di cek di cocokan dengan
catatan bendahara ”.
Pada dasarnya, praktek akuntansi untuk organisasi nirlaba tidak jauh berbeda
dengan organisasi bisnis. Hal ini terlihat jelas bahwa aturan akuntansi organisasi
nirlaba diatur sebagai bagian dari PSAK no. 45: Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba. Jadi, lebih tepatnya yang diatur adalah pelaporannya, teknis akuntansinnya
pelaporan yang sudah diatur dalam PSAK 45, secara tidak langsung pencatatan
transaksi akan dibuat oleh entitas mengikuti format laporan yang telah ada. Sehingga
laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir
periode laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode
pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan. Pernyataan ini bertujuan untuk
memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi. Menurut mbak Chawa
laporan data pemasukan dan pengeluaran. Karena pembelajaran dari teori itu
ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-
transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan
depan, karena uang itu di mana-mana riskan, tapi pembukuan itu harus di
dasari kejujuran ”.
seperti yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam standar
dengan cara yang objektif dan netral. Informasi dikatakan jujur jika objektif dan
pengguna tertentu (atau kelompok pengguna tertentu) yang dapat merugikan pihak
lain”
kwitansi ”.
Salah satu prinsip dasar yang dianut dalam Akuntansi adalah ‘Prinsip
di atas sikap lainnya. Salah satu contoh konkret dari penerapan prinsip ini adalah
sudah harus diakui’. Lain daripada itu, Akuntansi tidak mengakui transaksi apapun
50
(baik itu biaya maupun pendapatan) tanpa adanya cukup bukti yang menunjukan
diringkas menjadi suatu laporan keuangan. Laporan ini dapat dibuat setiap saat,
triwulanan, semesteran dan satu tahun atau satu periode akuntansi sesuai dengan
4.3. Pembahasan
keluar yang ditulis dalam buku besar dengan format nomor, jenis kegiatan,
dibutuhkan, setelah itu setiap akhir bulan membuat laporan rinciannya dan
diberikan ke pondok untuk mengetahui pengeluaran apa saja dalam satu bulan
51
pondok jika ada kelebihan maka masuk lagi ke pondok jika terjadi kekurangan
bukti nota yang dikasih nomer sesuai urutan masuk atau keluarnya transaksi.
Bukti ditata tiap bulan dan disimpan. Setelah di catat dalam buku besar setiap
dibuat setiap akhir tahun ajaran yaitu berupa data pemasukan dan pengeluaran
Ponpes untuk mengetahui saldo akhir tiap bulannya selama suatu periode. Dan
setiap satu bulan sekali diadakan rapat pengurus yang dihadiri ketua dan
utarakan, maka dalam penelitian ini penulis memerlukan data yaitu pencatatan
dan laporan keuangan dalam hal ini adalah laporan keuangan periode Juli 2010
- Juni 2011. Bagian keuangannya ada tiga orang yaitu ketua bendahara dan 2
transaksinya sudah di catat tapi notanya tidak ada. Jika ada kejadian seperti itu
atau dicari di buku besar karena di buku besar terdapat kolom penerima dan
52
kolom tandatangan dapat digunakan untuk bukti bahwa pada tanggal tersebut
perusahaan, kadang kan gini perusahaan ini dipegang oleh ahli keuangan
orang lain sama manajemen keuangan yang dipegang sendiri itu ada
katakanlah pegang uang sendiri dengan uang orang lain itu caranya
beda”.
53
berbeda dengan organisasi bisnis. Hal ini terlihat jelas bahwa aturan akuntansi
organisasi nirlaba diatur sebagai bagian dari PSAK no. 45: Pelaporan
PSAK 45, secara tidak langsung pencatatan transaksi akan dibuat oleh entitas
45 Atau Tidak
terikat.
aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan sebagaimana
yang ditentukan dalam PSAK No. 45. Laporan keuangan yang disusun Ponpes
dalam PSAK No. 45, maka laporan data pemasukan dan pengeluaran yang
perubahan aktiva bersih, hubungan antar transaksi dan peristiwa lain yang
menurut klasifikasi fungsional juga tidak jelas disajikan pada laporan data
Menurut PSAK No. 45, laporan aktivitas pada intinya adalah untuk
terpenting prakteknya ”.
untuk memudahkan pembuat dan pemakai laporan keuangan, akan tetapi masih
tersebut.
56
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Wal Jama’ah demi terwujudnya santri dan peserta didik yang unggul,
diminta oleh semua jurusan ke dalam buku bendahara, setiap akhir bulan
membuat laporan, dari laporan per sub-sub tadi dicek dicocokan dengan
catatan bendahara.
terdiri atas Laporan posisi keuangan, Laporan aktivitas, Laporan arus kas,
pemasukan dan pengeluaran yang telah disusun oleh pihak ponpes belum
posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas
5.2. Saran
diharapkan untuk menggunakan akuntansi lebih baik lagi yang sesuai dengan
lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.
58
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2007. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Yogyakarta: Erlangga
Belkaoui, dan Riahi Ahmed. 2000. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat
Eprints.undip.ac.id/29748/1/Skripsi010.pdf
http://isbandiyah-pris.blogspot.com/2012/04/konsep-pesantren-sebagai-lembaga.html
http://jurnalakuntansikeuangan.com/2011/06/pentingnya-bukti-transaksi-dalam-
akuntansi/
http://kurniasaridian.wordpress.com/2011/02/09/sekilas-tentang-psak-nomor-45-
pelaporan-keuangan-organisasi-nirlaba
http://lecturer.poliupg.ac.id/~hasyim/Advance%201/BA.org.nirlaba.htm
http://mitoyono.blogspot.com/2011/01/akuntansi-organisasi-nirlaba.html
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pls_0606414_chapter1.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21946/3/Chapter%20II.pdf
http://srilestarimingxiu.blogspot.com/2011/02/akuntansi-keuangan-nirlaba-
yayasan_26.html
59
http://www.bloggerborneo.com/ternyata-ilmu-akuntansi-sudah-ada-sejak-jaman-
rasulullah
http://www.yayasansku.org/index.php/profil-yayasan/program-usaha-yayasan/
http://qistoos.multiply.com/journal/item/11?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2
Fitem
Ikatan Akuntan Indonesia. 1999. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat
www.ksap.org/Riset&Artikel/Art6.pdf
Lampiran 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan
Organisasi Nirlaba
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 19X0 dan 19X1
(dalam jutaan)
19X0 19X1
Aktiva:
Kas dan setara kas Rp 188 Rp 1.150
Piutang bunga 5.325 4.175
Persediaan dan biaya dibayar di muka 1.525 2.500
Piutang lain-lain 7.562 6.750
Investasi lancar 3.500 2.500
Aktiva terikat untuk investasi dalam
tanah, bangunan dan peralatan 13.025 11.400
Tanah, bangunan dan peralatan 154.250 158.975
Investasi jangka panjang 545.175 508.750
Organisasi Nirlaba
Laporan Arus kas
Untuk tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 19X1
(dalam jutaan rupiah)
Aliran Kas dari Aktivitas operasi:
Kas dari pendapatan jasa Rp 13.050,0
Kas dari penyumbang 20.075,0
Kas dari piutang lain-lain 6.537,5
Bunga dan dividen yang diterima 21.425,0
Penerimaan lain-lain 375,0
Bunga yang dibayarkan (955,0)
Kas yang dibayarkan kepada karyawan dan suplier (59.520,0)
Hutang lain-lain yang dilunasi (1.063,5)
Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi (75,0)
Aliran Kas dari aktivitas Investasi:
Ganti rugi dari asuransi kebakaran 625,0
Pembelian peralatan 3.750,0
Penerimaan dari penjualan investasi 190.250,0
Pembelian investasi 187.250,0
Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas investasi (125,0)
Aliran kas dari aktivitas pendanaan:
Penerimaann dari kontribusi berbatas dari:
Investasi dalam endowment 500,0
Investasi dalam endowment berjangka 175,0
Insvestasi bangunan 3.025,0
Investasi perjanjian tahunan 500,0
4.200,0
Aktivitas pendanaan lain:
Bunga dan dividen berbatas untuk reinvestasi 750,0
Pembayaran kewajiban tahunan (363,0)
Pembayaran hutang wesel (2.850,0)
Pembayaran kewajiban jangka panjang (2.500,0)
(4.962,5)
Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas
pendanaan Rp (762,5)
Kenaikan (penurunan) bersih dalam kas dan setara kas Rp (962,5)
Kas dan setara kas pada awal tahun 1.150,0
Kas dan setara kas pada akhir tahun 187,5
Rekonsiliasi perubahan dalam aktiva bersih menjadi kas bersih yang digunakan
untuk aktivitas operasi:
Perubahan dalam aktiva bersih 38.625,0
Penyesuaian untuk rekonsiliasi perubahan dalam aktiva bersih
menjadi kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi:
Depresiasi 8.000,0
Kerugian akibat kebakaran 200,0
Kerugian aktuarial pada kewajiban tahunan 75,0
Kenaikan piutang bunga (1.150,0)
Penurunan dalam persediaan dan biaya dibayar dimuka 975,0
Kenaikan dalam piutang lain-lain (812,5)
Kenaikan dalam hutang dagang 3.800,0
Penurunan dalam penerimaan dimuka yang dapat
dikembalikan (1.625,0)
Penurunan dalam hutang lain-lain (1.062,5)
Sumbangan terikat untuk investasi jangka panjang (6.850,0)
Bunga dan dividen terikat untuk investasi jangka panjang (750,0)
Penghasilan bersih terealisasikan dan belum terealisasikan
dari investasi jangka panjang (39.500,0)
Kas bersih diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi Rp (75,0)
Data tambahan untuk aktivitas investasi dan pendanaan non kas:
Peralatan yang diterima sebagai hibah Rp 350,0
Pembebasan premi asuransi kematian, nilai kas yang
diserahkan 200,0
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan
Lampiran 4. Contoh Catatan atas Laporan Keuangan
Ilustrasi catatan A menguraikan kebijakan pengungkapan yang diwajibkan
yang menyebabkan catatan B dan catatan C wajib disajikan. Catatan D, E, dan
F menyediakan informasi yang dianjurkan untuk diungkapkan oleh organisasi
nirlaba. Semua jumlah dalam ribuan rupiah.
Catatan A
Organisasi menyajikan hadiah dan wakaf berupa kas atau aktiva lain sebagai
sumbangan terikat jika hibah atau wakaf tersebut diterima dengan persyaratan
yang membatasi penggunaan aktiva tersebut. Jika pembatasan dari
penyumbang telah kadaluwarsa, yaitu pada saat masa pembatasan telah
berakhir atau pembatasan tujuan telah dipenuhi, aktiva bersih terikat temporer
digolongkan kembali menjadi aktiva bersih tidak terikat dan disajikan dalam
laporan aktivitas sebagai aktiva bersih yang dibebaskan dari pembatasan.
Organisasi menyajikan hibah atau wakaf berupa tanah, bangunan, dan
peralatan sebagai sumbangan tidak terikat kecuali jika ada pembatasan yang
secara eksplisit menyatakan tujuan pemanfaatan aktiva tersebut dari
penyumbang. Hibah atau wakaf untuk aktiva tetap dengan pembatasan
eksplisit yang menyatakan tujuan pemanfaatan aktiva tersebut dan sumbangan
berupa kas atau aktiva lain yang harus digunakan untuk memperoleh aktiva
tetap disajikan sebagai sumbangan terikat. Jika tidak ada pembatasan eksplisit
dari pemberi sumbangan mengenai pembatasan jangka waktu penggunaan
aktiva tetap tersebut, pembebasan pembatasan dilaporkan pada saat aktiva
tetap tersebut dimanfaatkan.
Catatan B
Aktiva bersih terikat temporer untuk periode keuangan adaah sebagai berikut:
Aktivitas program A:
Pembelian peralatan Rp 7.650
Penelitian 10.640
Seminar dan publikasi 3.800
Aktivitas program B:
Perbaikan kerusakan peralatan 5.600
Seminar dan publikasi 5.395
Aktivitas program C:
Umum 7.420
Bangunan dan peralatan 5.375
Perjanjian perwalian tahunan 7.125
Untuk periode setelah 31 Desember 19X1 7.850
Rp 60.855
Catatan C
Aktiva bersih terikat permanen dibatasi untuk:
Investasi tahunan, penghasilannya dibelanjakan untuk mendukung:
Aktivitas program A Rp 68.810
Aktivitas program B 34.155
Aktivitas program C 34.155
Kegiatan lain organisasi 204.930
Rp 342.050
Dana yang penghasilannya untuk ditambahkan pada jumlah
Sumbangan awal hingga mencapai nilai Rp 2.500
5.300
Polis asuransi kematian yang penerimaan ganti rugi asuransi
Atas kematian pihak yang diasuransikan tersedia untuk
mendanai aktivitas umum 200
Tanah yang harus digunakan untuk area rekreasi 7.500
Rp 355.050
Catatan D
Aktiva bersih yang dibebaskan dari pembatasan penyumbang
melalui terjadinya beban tertentu atau terjadinya kondisi
yang diisyaratkan oleh penyumbang.
Tujuan pembatasan yang dicapai:
Beban program A Rp 14.500
Beban program B 11.500
Beban program C 3.975
Rp 29.975
Peralatan untuk program A yang dibeli dan dimanfaatkan 3.750
Pembatasan waktu yang telah terpenuhi:
Jangka waktu yang telah dipenuhi Rp 2.125
Kematian penyumbang tahunan 1.000
Rp 3.125
Rp 36.850
Catatan E
Investasi dicatat sebesar nilai pasar atau nilai apraisal, dan penghasilan (atau
kerugian) yang telah terealisasikan atau belum terealisasikan dapat dilihat dari
laporan aktivitas. Entitas menginvestasikan kelebihan kas di atas kebutuhan
harian dalam investasi lancar. Pada tanggal 31 Desember 20X2, Rp 1.400
diinvestasikan pada investasi lancar dan menghasilkan Rp 850 per tahun.
Sebagian besar investasi jangka panjang dibagi kedalam dua kelompok.
Kelompok A adalah dana permanen dan tidak diwajibkan untuk menaikkan nilai
bersihnya. Kelompok B adalah jumah yang oleh badan perwalian ditujukan
untuk investasi jangka panjang. Berikut ini menunjukkan investasi jangka
panjang entitas.
Kel A Kel B Lain-lain Jumlah
Investasi awal tahun 410.000 82.000 16.750 508.750
Hibah tersedia untuk investasi:
Untuk dana permanen 500 200 700
Untuk dana temporer 175 175
Untuk dana perwalian tahunan 500 500
Jumah yang ditarik untuk penyumbang
tahunan yang meninggal (1.000) (1.000)
kembalian investasi (neto, setelah dikurangi
beban Rp 375) dividen, bunga dan sewa 15.000 5.000 750 20.750
penghasilan terealisasi dan belum
terealisasikan 30.000 9.500 39.500
jumlah kembalian investasi 45.000 14.500 750 60.250
jumlah tersedia untuk operasi tahun
berjalan (18.750) (5.000) (23.750)
penghasilan dana perwalian untuk tahun
berjalan dan masa depan (450.000)(450.000)
investasi akhir tahun 436.750 90.000 16.925 545.175
Komponen dalam setiap kelompok investasi dan kepemilikan investasi lain-lain
pada tanggal 31 Desember 20X2 disajikan dalam tabel berikut ini.
Kel A Kel B Lain-lain Jumlah
Aset neto terikat permanen Rp 342.050 5.500 347.550
Aset neto terikat temporer 26.880 11.425 38.305
Aset neto tidak terikat 67.820 91.500 159.320
Rp 436.600 90.000 16.925 545.175
Badan perwalian menerapkan peraturan yang mensyaratkan dana endowment
permanen dinilai sebesar nilai nyata atau daya beli kecuali penyumbang secara
eksplisit menyatakan penggunaan apresiasi neto yang disyaratkan. Untuk
memenuhi tujuan dana manajemen menetapkan bahwa apresiasi neto
dipertahankan secara permanen sebesar jumlah yang diperlukan sesuai untuk
menyesuaikan nilai mata uang historis dana sumbangan dengan menggunakan
indeks harga konsumen. Setiap kelebihan di atas dana abadi permanen dapat
digunakan untuk tujuan lain yang telah digunakan. Pada tahun 20X2, total
kembalian investasi kelompok A adalah Rp 18.000 (10,6 persen), dan dari
jumlah tersebut Rp 4.620 ditahan secara permanen untuk mempertahankan nilai
nyata sumbangan tersebut. Sisanya sebesar Rp 13.380 tersedia untuk tujuan lain
yang telah ditentukan oleh dewan perwalian.
Catatan F
Beban yang terjadi adalah:
Program Manajemen Pencarian
Total A B C Umum Dana
Gaji, upah Rp 37.787,5 18.500,0 9.750,0 4.321,5 2.825,0 2.400,0
Biaya lain-lain 11.875,0 5.187,5 1.875,0 4312,5
Supplies dan perjalanan 7.887,5 2.162,5 2.500,0 1.225,0 600,0 1.400,0
Biaya jasa dan 7.100,0 400,0 3.725,0 1.500,0 500,0 975,0
Profesional
Kantor dan pekerjaan 6.320,0 2.900,0 1.500,0 1.125,0 545,0 250,0
Depresiasi 8.000,0 3.600,0 2.000,0 1.425,0 625,0 350,0
Bunga 955,0 955,0
Jumlah beban 79.925,0 32.750,0 21.350,0 14.400,0 6.050,0 5.375,0