Anda di halaman 1dari 79

DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH PEMBIMBING

PEMBIMBING I

Prof. Dr. H. Sutaryat Trisnamansyah, MA

PEMBIMBING II

Prof. Dr. Hj. Melly Sri Sulastri Rifa’i, M.Pd

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya, selesailah penyusunan tesis yang berjudul

"Hubungan Hasil Pelatihan, Bantuan Modal, Dan Pendampingan dengan

Kemandirian Ekonomi Mustahik (Studi Lembaga Amil Zakat Nasional

Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid Bandung). Tesis ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat penyelesaian studi pada Program Magister

Pendidikan Luar Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Untuk keberhasilan optimal sebuah program pemberdayaan, aspek

yang tidak dapat diabaikan adalah komponen sumber daya manusia terutama

skill dan sikap mental dari peserta program sebagai salah satu penentu dalam

mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan program pemberdayaan. Oleh

karena itu, penyaringan atau proses rekrutmen, pelatihan dan pendampingan

secara intens sangat perlu dilakukan secara terus menerus agar tercapai hasil

yang sesuai dengan yang diharapkan. Peserta program dituntut untuk

mempunyai kinerja yang berkualitas dan berkemampuan yang tinggi. Peserta

atau anggota program Misykat yang berkinerja tinggi, dalam hal ini, salah

satunya dapat diperoleh melalui pelatihan dan pendampingan yang

berkelanjutan. Selain itu, pemberian modal kerja yang tepat sasaran

merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kemandirian anggota

dalam hal ini mustahik.

Secara keseluruhan, tesis ini terdiri dari lima bab. Bab I berisi

penjelasan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

ii
masalah, rumusan masalah, paradigma penelitian, hipotesa, tujuan penelitian,

definisi operasional, dan manfaat penelitian. Bab II menyajikan landasan teori

yang berkaitan dengan program Misykat, hubungan dan pengaruh hasil

pelatihan terhadap peningkatan pendapatan, hubungan dan pengaruh bantuan

modal dan pendampingan terhadap kemandirian anggota Misykat dalam hal ini

Mustahik penerima Zakat. Metodologi penelitian dipaparkan pada Bab III,

yang berisi pendekatan dan metode penelitian, populasi dan sampel, uji coba

instrumen, dan teknik pengolahan dan analisis data. Bab IV berisi tentang

deskripsi hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, temuan penelitian dan

implikasi hasil penelitian. Kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi

penelitian pada berbagai pihak diuraikan pada bab terakhir, yaitu pada bab V.

Demikianlah tesis ini dibuat, dengan segala kerendahan hati penulis

menyadari bahwa penulisan tesis ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik

dan saran merupakan sumbangan yang sangat berharga untuk perbaikan dan

kesempurnaan.

Bandung, Agustus 2010

Penulis

iii
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul

"Hubungan Hasil Pelatihan, Bantuan Modal, dan Pendampingan

Program Misykat (Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat) dengan

Peningkatan Pendapatan Mustahik sebagai Anggota Misykat (Studi

Kasus Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Ummat Daarut

Tauhiid Bandung)" ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya

saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku

dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung

resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan

adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2010


Yang Membuat Pernyataan

Yunus

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT atas petunjuk, rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas akhir

program Magister, Jurusan PLS Konsentrasi Pelatihan pada Program Pasca

Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penulis sepenuhnya

menyadari sepenuhnya bahwa hasil ini berkat petunjuk, arahan, bimbingan,

dan bantuan yang diperoleh penulis dari para Guru Besar, para Pendidik, pihak

terkait, teman-teman, dan keluarga yang secara ikhlas memotivasi dan begitu

tekun dan terus-menerus mendorong penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

Pada kesempatan ini, penulis dengan hati yang tulus dan ikhlas

menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan rasa terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya,

khususnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sutaryat Trisnamansyah, MA selaku Pembimbing I.

Walaupun dalam kesibukanya, Beliau sempat menyisihkan waktunya untuk

memberikan bimbingan, arahan, dan petunjuk yang sangat bermanfaat pada

awal, proses, dan sampai akhir penulisan tesis ini dengan segala kesabaran

dalam memberi bimbingan dan memacu penulis sehingga tugas akhir selesai

pada saat yang telah direncanakan.

2. Bapak Prof. Dr. Hj. Melly Sri Sulastri Rifa'i., M.Pd selaku Pembimbing II.

Walaupun dalam kesibukannya tetap menyediakan waktu dan pemikiran

untuk memberikan bimbingan dengan ikhlas dan sabar kepada penulis.

v
Beliau senantiasa memberikan dorongan dan motivasi yang sangat berharga

bagi penulis untuk penulisan tesis ini.

3. Bapak Dr. Ugi Suprayogi, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Luar

Sekolah, Program Pasca Sarjana yang dengan penuh perhatian mendorong dan

terus mendukung penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

4. Bapak Rektor dan Seluruh Staff Pimpinan UPI.

5. Bapak-bapak & Ibu dosen pengajar pada jurusan Pendidikan Luar Sekolah :

Prof. Dr. H. Sutaryat Trisnamansyah, MA., Prof. Dr. H. D. Sudjana, M.Ed.,

Prof. Dr. H. Engking Soewarman Hasan, M.Pd., Prof. Dr. H. Enceng

Mulyana, M.Pd., Prof. Dr. H. Achmad Hufad, M.Pd., Prof. Dr. Mustofa Kamil

M.Pd., Prof. Dr. Hj. Melly Sri Sulastri Rifa'i., M.Pd., Prof. Dr. Hj. Ihat

Hatimah, M.Pd., Dr. Ugi Suprayogi, M.Pd., Dr. Ayi Olim, M.Pd., Dr. Sardin

M.Pd. yang telah banyak memberikan bekal berharga pada penulis. Semoga

semua amal dan ibadahnya diterima oleh ALLAH SWT.

6. KH. Abdullah Gymnastiar selaku guru, orang tua, dan pimpinan Pesantren

Daarut Tauhiid Bandung tempat dimana penulis mengabdikan diri, yang telah

memberikan kesempatan dan dukungan berharga untuk mengikuti Pendidikan

S2 ini.

7. H. Dudung Abdul Ghani, S.E, M.Pd selaku Ketua Yayasan Daarut Tauhiid

beserta jajaran pimpinan dan rekan-rekan kerja yang telah memberikan

dukungan dan doa sehingga berhasil menyelesaikan S2 di UPI.

8. H. Asep Hikmat selaku Direktur Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid

Bandung, yang telah memberikan masukan banyak pada penulis,

vi
penyelenggara Program Misykat serta para pendamping dan anggota

Majelis Misykat yang telah membantu penulis, dengan meluangkan waktu

untuk mengisi angket.

9. Istriku Medy Herdiana, A.Md. dan Anak-anak tercinta, Nida Lathifah

Meisyabrina, Nadiah Khairunnisa, dan Nailah Nur Rasyidah yang selalu jadi

inspirasi dan semangat bagi penulis untuk segera menyelesaikan tesis ini.

10. Ayahanda H. Zainuddin Amid, Ibunda Hj. Iyun Syaharun serta kakak-kakak

dan adik-adik tercinta yang selalu mengingatkan dan memberikan dorongan

serta doanya sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini.

11. Penulis juga menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada teman-

teman seperjuangan, seluruh teman-teman PLS UPI angkatan 2008, yang

selalu bersama-sama berjuang dan saling mendukung dalam menyelesaikan

pendidikan dan penelitian ini.

12. Semua pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam menyelesaikan penulisan ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda, atas

amal ibadahnya. Amiiin.

Bandung, Agustus 2010

Penulis

vii
ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara hasil pelatihan,


bantuan modal, dan pendampingan dengan peningkatan pendapatan dalam kemandirian
ekonomi anggota (Mustahik) program Misykat Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid di
Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Permasalahan yang diangkat mengacu pada rumusan
masalah penelitian, yaitu: 1) Bagaimana hubungan hasil pelatihan dengan peningkatan
pendapatan mustahik?, 2) Bagaimana hubungan bantuan modal dengan peningkatan
pendapatan mustahik?, 3) Bagaimana hubungan pendampingan dengan peningkatan
pendapatan mustahik?, dan 4) Bagaimana hubungan hasil pelatihan, bantuan modal,
pendampingan secara bersama-sama dengan peningkatan pendapatan mustahik?
Teori yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini adalah teori kemandirian
yang dikemukakan oleh Covey (1989), yang menjelaskan bahwa kemadirian warga
belajar dalam berwirausaha, mandiri secara fisik, madiri secara mental, mandiri secara
emosional, dan mandiri secara finansial. Kemandirian yang ditekankan dalam penelitian
ini adalah kemandirian finansial atau ekonomi dimana tolak ukurnya adalah peningkatan
pendapatan (mustahik) anggota Misykat yang dikaitkan dalam konteks pendidikan Luar
Sekolah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif-
inferensial. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Sampel sebanyak 50
responden dari sebanyak 66 populasi anggota (mustahik) program Misykat di Kecamatan
Sukasari, yang telah mengikuti program Misykat Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid
Bandung.
Dari hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa: 1) Terdapat hubungan
yang signifikan antara hasil pelatihan dengan peningkatan pendapatan anggota Misykat.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kontribusi hasil pelatihan terhadap peningkatan
pendapatan anggota (mustahik) sebesar 21.53%, 2) Terdapat hubungan yang signifikan
antara bantuan modal dengan peningkatan pendapatan anggota Misykat. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa kontribusi bantuan modal terhadap peningkatan pendapatan anggota
Misykat sebesar 17.39, 3) Terdapat hubungan yang signifikan antara pendampingan
dengan peningkatan pendapatan anggota Misykat. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
kontribusi pendampingan terhadap peningkatan pendapatan anggota Misykat sebesar
16%, dan 4) Terdapat hubungan yang signifikan antara hasil pelatihan, bantuan modal,
dan pendampingan secara bersama-sama dengan peningkatan pendapatan anggota
Misykat. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kontribusi hasil pelatihan, bantuan modal,
dan pendampingan secara bersama-sama terhadap peningkatan pendapatan anggota
Misykat sebesar 54.46.
Implikasi yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah: 1) Dalam
penyusunan materi pelatihan, harus sesuai dengan apa yang dirasakan dan dibutuhkan oleh
peserta pelatihan, sehingga hasilnya bisa dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan
tugas, 2. Penyelenggara harus selalu berupaya untuk memfasilitasi dan memberikan
bantuan modal kepada anggota serta memberikan pendampingan untuk pembinaan
secara menyeluruh baik aspek moral, sikap dan keterampilan yang berkelanjutan.

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. i

SURAT PERNYATAAN.................................................................................. ii

ABSTRAK ........................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR DIAGRAM ..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 14

C. Perumusan Masalah ........................................................................ 15

D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 15

E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 16

F. Paradigma Penelitian ....................................................................... 17

G. Metodelogi Penelitian ...................................................................... 19

ix
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 121

A. Konsep pendidika Luar Sekolah ...................................................... 21

B. Konsep Pelatihan ............................................................................. 24

C. Konsep Bantuan Modal ................................................................... 40

D. Konsep Pendampingan ................................................................... 53

E. Konsep Kewirausahaan .................................................................. 71

F. Konsep Pendapatan .......................................................................... 80

G. Konsep Pemberdayaan .................................................................... 87

H. Konsep Kemandirian ....................................................................... 93

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 108

A. Pendekatan dan Metode Penelitian .................................................. 108

B. Populasi dan Sampel ....................................................................... 110

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 113

D. Operasional Variabel ...................................................................... 113

E. Uji Validitas dan Realibilitas ........................................................... 119

F. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 121

G. Teknis Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 122

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 135

A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................... 135

B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 162

C. Temuan Penelitian ........................................................................... 172

D. Implikasi Hasial Penelitian .............................................................. 173

x
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .......................................... 178

A. Kesimpulan ..................................................................................... 178

B. Implikasi............................................................................. ............. 180

C. Rekomendasi.................................................................................... 184

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 189

LAMPIRAN...................................................................................................... 205

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... 256

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Anggota Misykat Penerima Dana Bergulir ........................................ 111

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ............................................................................... 113

Tabel 3.3 Overasional Variabel X1 Penerapan Hasil Pelatihan ........................ 116

Tabel 3.4 Overasional Variabel X2 Bantuan Modal ......................................... 117

Tabel 3.5 Penjabaran Variabel X3 Pendampingan ............................................. 118

Tabel 3.6 Penjabaran Variabel Y Penerapan Hasil Pelatihan ........................... 119

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ................................................................. 136

Tabel 4.2 Usia Responden ................................................................................ 137

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Responden ........................................................ 138

Tabel 4.4 Status Pernikahan Responden ........................................................... 139

Tabel 4.5 Anggota Keluarga (Tanggungan) Responden ................................... 140

Tabel 4.6 Jenis Usaha Responden ..................................................................... 141

Tabel 4.7 Deskripsi Harga untuk Masing-Masing Variabel .............................. 143

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ........................................................ 147

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Variabel Penelitian ................. 148

Tabel 4.10 Hasil Uji Perhitungan Koefisien Korelasi........................................ 152

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Hubungan Antar Variabel Penelitian ............................................. 18

Gambar 2.1 Daur Managing Training ................................................................ 38

Gambar 2.2 Kurva Penerimaan Total (TR) dan Penerimaan Marginal (MR) ... 85

Gambar 2.3 Maksimisasi Laba, Biaya Penerimaan, dan Laba Total ................. 86

Gambar 4.1 Hubungan Variabel-variabel Penelitian ......................................... 161

xiii
DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden ............................................................. 136

Diagram 4.2 Usia Responden............................................................................. 137

Diagram 4.3 Tingkat Pendidikan Responden .................................................... 138

Diagram 4.4 Status Pernikahan Responden ...................................................... 139

Diagram 4.5 Anggota Keluarga (Tanggungan) Responden .............................. 140

Diagram 4.6 Jenis Usaha Responden ................................................................ 141

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 3.1 Instrumen Penelitian ............................................................................. 195

Lampiran 3.2 Pengujian Validitas Instrumen ................................................... 205

Lampiran 4.3 Rekapitulasi Hasil Pengujian Validitas Item Instrumen X1 ........ 207

Lampiran 4.4 Rekapitulasi Hasil Pengujian Validitas Item Instrumen X2 ........ 208

Lampiran 4.5 Rekapitulasi Hasil Pengujian Validitas Item Instrumen X3 ........ 209

Lampiran 4.6 Rekapitulasi Hasil Pengujian Validitas Item Instrumen Y .......... 210

Lampiran 4.7 Pengujian Realibilitas Instrumen Variabel X1 ............................ 211

Lampiran 4.8 Pengujian Realibilitas Instrumen Variabel X2 ............................ 212

Lampiran 4.9 Pengujian Realibilitas Instrumen Variabel X3 ............................ 213

Lampiran 4.10 Pengujian Realibilitas Instrumen Variabel Y ............................ 214

Lampiran 4.11 Pengolahan Data dan Uji Hipotesis ........................................... 215

Lampiran 4.12 Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 217

Lampiran 4.13 Uji Normalitas Distribuís Data Variable X1 ............................. 218

Lampiran 4.14 Uji Normalitas Distribuís Data Variable X2 ............................. 219

Lampiran 4.15 Uji Normalitas Distribuís Data Variable X3 ............................. 220

Lampiran 4.16 Uji Normalitas Distribuís Data Variable Y ............................... 221

Lampiran 4.17 Analisis Korelasi Tunggal X1 degan Variabel Y ...................... 223

Lampiran 4.18 Analisis Korelasi Tunggal X2 degan Variabel Y ...................... 224

Lampiran 4.19 Analisis Korelasi Tunggal X3 degan Variabel Y ...................... 225

Lampiran 4.20 Analisis Korelasi Tunggal X1 degan Variabel X2 .................... 226

Lampiran 4.21 Analisis Korelasi Tunggal X2 degan Variabel X3 .................... 227

xv
Lampiran 4.22 Analisis Korelasi Ganda X1, X2, X3 degan Variabel Y ........... 228

Lampiran 4.23 Analisis Regresi Tunggal Y atas Variabel X1 ........................... 229

Lampiran 4.24 Analisis Regresi Tunggal Y atas Variabel X2 ........................... 233

Lampiran 4.25 Analisis Regresi Tunggal Y atas Variabel X3 ........................... 237

Lampiran 4.26 Analisis Regresi Ganda Y atas Variabel X1, X2, X3 ................ 241

Lampiran 4.27 Nilai-Nilai Chi Kuadrat ............................................................. 245

Lampiran 4.28 Nilai-Nilai r Product Moment ................................................... 246

Lampiran 4.29 Nilai-Nilai r Dalam Distribusi t ................................................ 247

Lampiran 4.30 Nilai-Nilai r untuk Distribusi F ................................................ 248

xvi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adanya krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 telah berdampak

kepada krisis ekonomi, dan politik yang berkepanjangan. Krisis yang

berkepanjangan ini telah menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kehidupan

masyarakat, antara lain melemahnya kegiatan ekonomi, menurunnya pelayanan

kesehatan, dan pendidikan, memburuknya kondisi sarana dan prasana umum dan

berbagai dampak negatif lainnya. Kompleksitas dari dampak krisis tersebut pada

kehidupan menuntut adanya kesadaran dan upaya yang sungguh-sungguh untuk

memberdayakan manusia Indonesia dalam mewujudkan tujuan pembangunan

nasional. Pembangunan nasional merupakan proses perubahan yang mendasar

dalam kehidupan masyarakat. Philip Roupp (1953: 16) mengemukakan bahwa

pembangunan ialah ”development signifies change from something through to be

better“, yaitu adanya proses menuju kehidupan yang lebih baik. Keberhasilan

dalam pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas pelaku pembangunan itu

sendiri. Sumber alam yang berlimpah yang dimiliki bangsa Indonesia, letak

geografis yang menguntungkan, serta iklim yang menunjang kesuburan tanah,

perlu diimbangi dengan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk

mengolah sumber-sumber alam yang ada.

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan semua

bangsa didunia karena pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan


2

dari usaha untuk mencapai kemajuan bangsa. Pembangunan harus mampu

meningkatkan harkat dan martabat manusia, baik sebagai insan, maupun sebagai

sumber daya pembangunan. Manusia adalah faktor utama dalam pembangunan.

Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah menempatkan manusia Indonesia

sebagai titik pusat segenap gerak pembangunan dalam PJPT II tahun (1994 -

2008). Soepardjo Adikusumo dkk. dalam Tjahya Supriatna (1997 : 77)

menyatakan “kualitas sumber daya manusia secara menyeluruh yang meliputi

tingkat kesehatan, ilmu pengetahuan, keterampilan memanfaatkan teknologi, dan

sikap mentalnya dalam pembangunan akan menentukan keberhasilan

pembangunan itu sendiri”.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia menempati urutan ke-

111 dunia dari 182 negara. Sementara di ASEAN, Indonesia masuk urutan enam

dari 10 negara Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara. Menurut Hardiyanto,

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Kantor Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat dalam

Metrotvnews.com Senin, 2 Agustus 2010 22:56 WIB. "Jatuhnya IPM atau

rendahnya sumber daya manusia (SDM) disebabkan masalah pendidikan,

kesehatan dan kemiskinan,". Ia mengatakan, rendahnya SDM bangsa Indonesia

tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang cukup besar. "Dari

segi aspek pendidikan, sebanyak 55 persen penduduk Indonesia tidak tamat

jenjang sekolah dasar (SD)," katanya. Kemudian masalah kesehatan, kata dia,

terjadinya angka kematian pada ibu melahirkan mencapai 228 per 100 ribu.

Jumlah kematian ibu melahirkan tersebut tentu angka yang luar biasa
3

dibandingkan dengan negara - negara lain di dunia. "Jika dibandingkan dengan

Malaysia, angka kematian ibu melahirkan 63 per 100 ribu, Thailand 78 per 100

ribu, Filipina 173 per 100 ribu," jelasnya. Masalah kemiskinan, kata dia, secara

kuantitas angka kemiskinan Indonesia meningkat dibarengi dengan pendapatan

per kapita yang sangat rendah. "Ketiga permasalahan inilah penyebab utama

jatuhnya IPM bangsa Indonesia dibandingkan dengan negara lain di dunia,"

katanya. Dia mengatakan, hal ini sungguh menjadi tantangan besar bagi bangsa

Indonesia agar ke depannya IPM meningkat.

Pengembangan sumber daya manusia sangat erat kaitannya dengan

program pengentasan kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah yang

mendasar bagi bangsa Indonesia yang sedang membangun. Napitupulu (1980 :

60) mengatakan bahwa ”sebagai negara yang sedang berkembang, kita

menghadapi masalah-masalah yang hampir bersama-sama; masalah pertambahan

penduduk, masalah kemiskinan, masalah buta huruf, dan masalah keterlantaran

bagi sebagian anak usia sekolah“. Data Strategis Badan Pusat Statistik

menyebutkan, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2010 sebesar

31,02 juta orang (13,33 persen). Kemiskinan di Propinsi Jawa Barat menurut Data

Strategis Badan Pusat Statistik Jawa Barat pada kegiatan Sensus penduduk maret

2010 sebesar 4.773.720 orang (11,27 persen). Masyarakat miskin ditandai dengan

rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan, serta rapuhnya kondisi

kesehatan dan gizi mereka. Rendahnya pendapatan menyebabkan rendahnya daya

jangkau terhadap pelayanan pendidikan, sehingga penduduk miskin sulit untuk

memperoleh pendidikan yang memadai. Rendahnya pendidikan pada gilirannya


4

mengakibatkan terbatasnya lapangan kerja yang dapat dimasuki untuk

memperoleh nafkah yang wajar. Kemiskinan dalam sebuah teori lingkaran setan

dikatakan bahwa penyebab kemiskinan adalah kebodohan, dan sebaliknya

kebodohan disebabkan karena kemiskinan. Penduduk miskin yang hidup dalam

serba kekurangan sulit untuk dapat keluar dari lingkaran ketidakberdayaan.

Konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu

dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipatif, jaringan kerja, dan keadilan.

Pada dasarnya, pemberdayaan diletakan pada kekuatan tingkat individu dan sosial.

Menurut rapport (1987), pemberdayaan diartikan sebagai pemahaman secara

psikologis pengaruh kontrol individu terhadap keadaan sosial, kekuatan politik,

dan hak-haknya menurut undang-undang. Sementara itu, McArdie (1989)

mengartikan pemberdayaan sebagai proses pengambilan keputusan oleh orang-

orang yang secara konsekuen melaksanakan keputusan-keputusan tersebut.

Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui

kemandiriannya, bahkan merupakan keharusan untuk lebih diberdayakan melalui

usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, keterampilan serta sumber

lainnya dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa bergantung pada pertolongan

dari hubungan eksternal. Namun demikian, McArle mengimplikasikan hal

tersebut bukan untuk mencapai tujuan melainkan makna pentingnya proses dalam

pengambilan keputusan.

Disadari besarnya bahaya dalam masyarakat apabila orang-orang miskin

dan lemah tidak mendapatkan apa yang memenuhi kebutuhan pokok mereka dan

mereka terancam kelaparan. Sayid Sabiq, ulama kontemporer Mesir kita menulis
5

“suatu jamaah komunitas yang di dalamnya kemiskinan tersebar luas maka akan

berkobarlah disana permusuhan dan kebencian, sehingga akan tergoncangkan

eksistensi umat karena gangguan yang merajalela sehingga bermunculan aliran-

aliran ekstrim“. (Republika 5 Nopember 2004 : 9). Kemiskinan didefinisikan

sebagai ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal

untuk hidup layak (BPS dan Depsos, 2002). Lebih jauh disebutkan kemiskinan

merupakan sebuah kondisi yang berada dibawah garis nilai standar kebutuhan

minimum, baik untuk makanan dan non-makanan yang disebut garis kemiskinan

(poverty line) atau batas kemiskinan (poverty treshold). Frank Ellis (dalam

Suharto, 2005) menyatakan bahwa kemiskinan memiliki berbagai dimensi yang

menyangkut aspek ekonomi, politik, dan sosial-psikologis. Secara ekonomi,

kemiskinan dapat didefinisikan sebagai kekurangan sumber daya yang dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan

sekelompok orang. Sumber daya dalam hal ini tidak hanya menyangkut masalah

finansial saja, tetapi juga meliputi semua jenis kekayaan (wealth) yang dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas.

Masyarakat miskin cenderung lemah dalam kemampuan berusaha dan

terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi, sehingga tertinggal jauh dari

masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih tinggi. Ciri-ciri kaum miskin

sebagaimana dikemukakan oleh Emil Salim (1980: 19), ialah sebagai kelompok

penduduk yang tidak cukup mendapatkan kesempatan untuk memperoleh bahan

kebutuhan pokok dalam jumlah yang memadai, seperti makanan, pakaian,

perumahan, fasilitas kesehatan, air minum, kesempatan pendidikan, transportasi


6

dan komunikasi, serta kesejahteraan sosial pada umumnya. Karakteristik lain yang

mewarnai kehidupan penduduk miskin secara material adalah tingginya angka

kelahiran, kualitas gizi yang rendah, keadaan sanitasi yang buruk serta

berkembangnya berbagai kebiasaan hidup dan cara bekerja yang tidak produktif.

Dari konteks tersebut di atas, jelaslah bahwa penanganan keterbelakangan dan

kemiskinan berada pada manusia itu sendiri, Salah satu langkah mendasar dalam

upaya mengangkat masyarakat miskin dari kesengsaraan adalah mengentaskan

kelompok masyarakat terbawah, yaitu penduduk yang pendapatannya berada di

bawah garis kemiskinan.

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam usaha

mengangkat derajat kehidupan masyarakat dari kemiskinan. Paulo (1985 : 101)

menyatakan, “jalan pintas satu-satunya yang paling mangkus atau efektif untuk

menanggulangi permasalahan kemiskinan adalah melalui pendidikan dengan

pengembangan kualitas sumber daya manusia “. Pendidikan yang relevan adalah

upaya pendidikan yang dapat membantu individu maupun kehidupan keluarga

dalam memecahkan problema masyarakat. Secara akademik upaya tersebut

berkenaan dengan membangun kesejahteraan manusia melalui upaya rekonstruksi

struktur dan proses pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan

masyarakat secara kuantitatif maupun kualitataif. Sunarto (1998 : 7)

mengemukakan bahwa pendidikan menjadikan manusia indonesia bermutu tinggi

dan pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas nasional dan kemajuan

kehidupan bangsa. Philip Coombs (1983 : 14 ) mengatakan bahwa “bila bentuk

pendidikan formal tidak mampu dilakukan oleh penduduk miskin, maka


7

pemerintah berkembanglah yang harus membuat kebijakan pendidikan non formal

untuk mengatasi kesempatan kerja, urbanisasi, peningkatan pendapatan, dan

perbaikan kesehatan serta gizi.

Pendidikan luar sekolah adalah salah satu jalur pendidikan yang bertugas

mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan tujuan untuk memberikan kesempatan

belajar seluas-luasnya bagi masyarakat. Soedirjanto dalam Umberto Sihombing

(1999 : 111) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan luar sekolah adalah

“memberikan kesempatan belajar yang seluas-luasnya bagi masyarakat yang

karena berbagai fäktor seperti kesulitan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang

kurang mendukung tidak mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan

melalui jalur pendidikan sekolah”.

Tujuan pendidikan luar sekolah yang dikemukakan di atas menjelaskan

bahwa, pendidikan luar sekolah di samping memberikan kesempatan kepada

masyarakat untuk mengikuti pendidikan, juga memberikan pelayanan kepada

mereka yang ingin mendapat suatu keterampilan untuk bekal dalam meningkatkan

taraf hidupnya. Pembelajaran pendidikan luar sekolah diarahkan pada

pembelajaran sumber daya manusia, agar memiliki kreativitas, dinamis, mandiri,

punya etos kerja, serta mampu melihat dan memanfaatkan peluang, sehingga

dapat menghasilkan warga belajar yang berpendirian teguh untuk menghadapi

masa depan. Tadjudin Noor Effendi (1995) mengemukakan bahwa

“pengembangan sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah

meningkatkan partisipasi manusia melalui perluasan kesempatan untuk

mendapatkan penghasilan, peluang kerja, dan berusaha“. Pelatihan dapat


8

mengatasi adanya permasalahan dengan keadaan atau situasi yang diharapkan

pada saat mendatang. Pelatihan menurut Inpres Nomor 5 Tahun 1974 dalam

Moekijat (1991:3), adalah : “Suatu bagian pendidikan yang menyangkut proses

belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem

pendidikan formal, dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan materi yang

mengutamakan praktek daripada teori”.

Penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan tujuan pembangunan

menjadi tanggungjawab semua pihak, yaitu pemerintah, keluarga dan masyarakat,

agar proses pendidikan berkembang dalam suatu arah terwujudnya pembangunan

manusia seutuhnya. Peran serta masyarakat dalam Peraturan Pemerintah RI No.

39 Tahun 1992, berfungsi ikut memelihara, menumbuhkan, meningkatkan, dan

mengembangkan pendidikan nasional. Dilihat dari aspek tujuannya, seperti yang

tertuang dalam PP RI No. 39 Tahun 1992 pasal : 3 adalah “peran serta masyarakat

bertujuan mendayagunakan kemampuan yang ada pada masyarakat bagi

pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.

Kebijakan pendidikan keluarga diarahkan pada terwujudnya keterampilan

anggota keluarga yang bercirikan kemampuan memperoleh kehidupan yang layak,

memiliki ketahanan sosial dan ekonomi yang mapan dan tangguh, serta

kesejahteraan lahir dan bathin. Setiap keluarga agar mampu mendukung

pembangunan yang berkelanjutan. Peningkatan keluarga menurut Redya Betty

(1998 : 85) dimaksudkan agar keluarga dapat berfungsi sebagai tempat

persemaian nilai-nilai luhur budaya bangsa.


9

Agama Islam mengajarkan kepada umatnya agar melindungi, menyantuni

dan memelihara kemanusiaan dan kehormatan orang-orang lemah dan tidak

berdaya. Allah SWT. dalam Al-Qur’an memerintahkan kepada mereka yang

berkecukupan untuk mengeluarkan zakat, infaq, dan sodaqoh dari sebagian harta

benda mereka. Zakat difardlukan dalam Rukun Islam yang ketiga. Sesuai dengan

firman Allah dalam surat Al-Hadid ayat 16, yang artinya “Dan nafkahkanlah

sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya“. Kalau

zakat ditelaah secara ekonomis, maka perintah zakat itu pada dasarnya bagi

mereka yang berkecukupan akan dapat membangun masyarakat konsumen karena

mempunyai daya beli, sedangkan bagi masyarakat miskin, zakat secara ekonomis

dapat membantu dalam pengentasan kemiskinan untuk pemenuhan kebutuhan

hidup. Zakat secara organis dapat menyangkut kehidupan psikologis. Zakat bagi si

kaya dapat mensucikan diri, memberikan kepuasan bathin, menambah ketaqwaan

dan tawadlu, serta dapat mempererat tali silaturahim diantara sesama muslim.

Zakat bagi masyarakat miskin, selain merupakan ajaran agama yang dapat

mempererat tali silaturahmi, juga merupakan sarana untuk bersyukur dan

mendoakan orang lain yang sama nilainya dengan mendoakan diri sendiri. Sekh

Mohammad Iqbal tokoh muslim dari Pakistan mengemukakan bahwa, dalam Al-

Qur’an lebih dari 600 kali kita diperintahkan untuk mengeluarkan zakat, guna

menolong orang-orang yang kekurangan, miskin, dan tidak punya perlindungan.

Dua puluh enam kata zakat diantaranya dikaitkan dengan shalat yang menjadi

pilar utama Islam. Firman Allah dalam Al-Qur’an surat A1-Mu’minuun ayat 1 - 4,

yang artinya “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu mereka yang
10

dengan khusuk mengerjakan shalat, menjauhkan diri dari perkataan tidak berguna,

dan mereka yang mengeluarkan zakat”. Apabila orang muslim mengerti tentang

makna zakat sebagaimana telah diuraikan di atas, dan zakat dikelola secara benar,

maka zakat akan membantu mengurangi kemiskinan.

Sebagaimana dikemukakan oleh Abdul A’la, Guru Besar IAIN Sunan

Ampel, Surabaya, bahwa:

“pengembangan zakat produktif dengan tujuan pemberdayaan umat tidak


bisa berhenti sebatas pada wacana fikih zakat semata. Zakat dengan
karakter transformatif perlu disikapi dari sisi teologis. Zakat tidak bisa
dipahami dari sisi wajib dan tidak wajib, tapi harus lebih menukik pada
dasar keimanan, sebagai salah satu dimensi dari ketauhidan yang dianut
umat Islam. Dengan menjadikan zakat sebagai ajaran teologis, umat Islam
tidak bisa menganggap cukup dengan hanya mengeluarkan zakat serta
setelah itu abai terhadap proses dan dampaknya. Mereka justru dituntut
untuk melaksanakan zakat dengan niat yang benar, melalui proses yang
sejalan dengan tujuan dan ajaran agama, yaitu melabuhkan keadilan,
kesetaraan, dan kesejahteran bagi umat manusia.”

Penyaluran zakat dapat dilakukan secara langsung dari muzaki yang

berzakat, kepada yang berhak menerima zakat dalam hal ini mustahik. Namun

agar memberdayakan penerima zakat, khususnya fakir dan miskin (mustahik),

sehingga mustahik tersebut dapat mandiri dan berdaya untuk meningkatkan

kesejahteraan keluarga, bahkan jangka panjang dapat menjadi muzaki (pemberi

zakat) baru, penyaluran zakat dilakukan secara tidak langsung, melalui Lembaga

Amil Zakat Nasional ( LAZNAS ).

Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid yang berlokasi di jalan

Gegerkalong Girang No. 32 Kelurahan Isola Kecamatan Sukasari Bandung,

sebagai salah satu Lembaga Pembangunan Umat dan Amil Zakat Nasional yang

berkiprah dalam mengelola zakat, membuat suatu program pemberdayaan


11

mustahik (penerima zakat) untuk menyalurkan titipan zakat dari para muzaki

melalui program Misykat (Microfinance Syariah berbasis Masyarakat) yang

berlokasi di jalan Gegerkalong Girang No. 32 Kelurahan Isola Kecamatan

Sukasari Bandung.

Sasaran dari kegiatan program Misykat adalah masyarakat muslim

ekonomi lemah yang bertempat tinggal di kecamatan Sukasari yang bersungguh-

sungguh untuk mengembangkan potensi, sehingga mempunyai produktivitas yang

tinggi dalam beramal dan berkarya. Miller (1992:10) mengemukakan,

pembelajaran terpadu merupakan salah satu mata rantai dari pendidikan.

Pembelajaran terpadu secara keseluruhan merupakan satu pembelajaran yang

menyatukan serangkaian pengalaman belajar yang saling berhubungan satu sama

lain yang berpusat pada sebuah persoalan tertentu. (Oemar Hamalik, 2000 : 43).

Oleh karena itu, Johnson dan Kuntz (1992:46) menegaskan bahwa pembelajaran

terpadu harus didasarkan atas pemahaman secara holistik tentang kehidupan

manusia dan perkembangannya. Keterpaduan dalam pembelajaran berkaitan

dengan 3 unsur yaitu : (1) keterpaduan dengan unsur proses, (2) keterpaduan

dengan isi pembelajaran, dan (3) keterpaduan dengan pengalaman belajar. Unsur-

unsur tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang di dalam prosesnya saling

berinteraksi, pengaruh mempengaruhi, dan saling bergantung satu sama lain

(integrated learning) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Misykat Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid sebagai sebuah wadah

pembinaan bagi masyarakat, mencoba mengambil bagian menjadi salah satu

solusi dalam menyelesaikan berbagai problematika yang ada dengan memegang


12

teguh ajaran Islam yang Rohmatan Lilaalamiin. Misykat berusaha mengabdikan

diri membangun kembali masyarakat yang telah terpuruk dengan mengadakan

berbagai latihan terapan dan pembinaan yang dilaksanakan secara terarah dan

berkesinambungan untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan umat.

Program pembiayaan kredit mikro kaum dhuafa yang dikembangkan

Muhammad Yunus telah mengilhami lahirnya program Microfinance Syariah

berbasis Masyarakat (Misykat) yang didirikan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional

Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT) dengan perubahan dan

penyesuaian oleh Ir. Iwan Rudi Saktiawan, M.Ag, sejak 5 tahun silam. Misykat

merupakan lembaga keuangan mikro untuk orang-orang miskin yang dananya

berasal dari zakat, infak, dan sedekah; yang dikhususkan untuk pemberian dana

modal usaha kaum dhuafa. Mereka yang mendapatkan modal dari Misykat

diharuskan membuka usaha atau bisnis secara mandiri. Namun sebelumnya, kaum

dhuafa dan miskin diharuskan terlebih dahulu mengajukan dan mengikuti

pembekalan untuk mengelola uang yang akan diterimanya nanti. Mereka tiap

pekan mengikuti kegiatan pendampingan yang dipandu seorang staf Misykat.

Selain mendapatkan materi yang berkaitan dengan kewirausahaan, leadership,

manajemen keuangan, dan juga ada pengetahuan kerohanian (agama) untuk

memotivasi mereka. Setelah memahami dan mengetahui tujuan dari uang yang

didapatkan dari Misykat, selanjutnya mereka diberi modal dan diwajibkan untuk

melaporkan aktivitasnya itu. Mereka yang menjadi anggota Misykat ini punya

kewajiban untuk membantu berjalannya program-program pemberdayaan yang

dikembangkan Misykat. Mereka yang sudah cukup berdaya dan mengalami


13

peningkatan dalam ekonomi, kemudian dimandirikan; sekaligus membuktikan

bahwa pendampingan, pelatihan, dan pembinaan yang diterimanya itu bermanfaat

dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga dianjurkan untuk

berbagi dan membantu kaum dhuafa atau mereka yang belum berdaya dengan

menjadi donatur.

Program Misykat yang diselenggarakan oleb Dompet Peduli Ummat Daarut

Tauhiid menarik untuk diteliti dan dikaji lebih cermat lagi, karena merupakan suatu

program pendidikan luar sekolah yang dapat dijadikan alternatif dalam memecahkan

masalah sumber daya manusia khususnya untuk penyiapan insan mandiri bagi masyarakat

ekonomi lemah. Pola hidup mandiri para kaum dhuafa dalam penelitian ini merupakan

pengaruh (outcomes atau impact) dari pelaksanaan pelatihan dan pendampingan. Impact

merupakan tujuan akhir dari program Misykat, yaitu : (a) adanya perubahan taraf hidup

lulusan yang ditandai dengan perolehan pekerjaan atau berwirausaha, perolehan atau

peningkatan pendapatan, kesehatan dan penampilan diri, (b) membelajarkan orang lain

terhadap hasil belajar yang telah dimiliki dan dirasakan manfaatnya oleh anggota, (c)

peningkatan partisipasinya dalam kegiatan sosial dan pembangunan masyarakat, baik

partisipasi dalam bentuk tenaga, pikiran, harta benda, dan dana. (D. Sudjana 2001,34:38).

Penelitian ini ingin melihat bagaimana hubungan hasil pelatihan

keterampilan, bantuan modal dan pendampingan program Misykat terhadap

pendapatan dan kemandirian ekonomi mustahik yang dijadikan objek

pendistribusian zakat melalui pembiayaan produktif. Guna memperkuat hasil

penelitian, observasi dan wawancara dilakukan kepada pihak LAZ DPU DT dan

anggota program Misykat. Responden penelitian ini adalah para anggota program

Misykat LAZ DPU DT. Para anggota program bertempat tinggal di Kota Bandung,
14

Jawa Barat. Sampel yang digunakan adalah 66 responden anggota program

Misykat periode tahun 2009.

B. Identifikasi Masalah

Fokus kajian dalam penelitian ini adalah pelatihan keterampilan, bantuan

modal dan pendampingan terhadap anggota Misykat. Dalam hal ini pelatihan

keterampilan, bantuan modal dan pendampingan yang menjadi landasan berfikir

sekaligus dilihat secara nyata hubungannya dengan peningkatan pendapatan dan

kemandirian ekonomi mustahik dalam hal ini anggota Misykat melalui data yang

diperoleh dari penelitian.

Dari uraian di atas maka masalah-masalah yang timbul dapat

diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Belum diketahuinya hubungan Hasil Pelatihan Keterampilan dengan

peningkatan pendapatan mustahik sebagai anggota Misykat di Kecamatan

Sukasari Kota Bandung.

2. Belum diketahuinya hubungan Bantuan Modal dengan peningkatan

pendapatan mustahik sebagai anggota Misykat di Kecamatan Sukasari Kota

Bandung.

3. Belum diketahuinya hubungan Pendampingan dengan peningkatan pendapatan

mustahik sebagai anggota Misykat di Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

4. Belum diketahuinya hubungan Hasil Pelatihan Keterampilan, Bantuan Modal,

dan Pendampingan dengan peningkatan pendapatan mustahik sebagai anggota

Misykat di Kecamatan Sukasari Kota Bandung.


15

C. Perumusan Masalah

Untuk mendapatkan jawaban permasalahan diatas diajukan beberapa

pertanyaan -pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana hubungan pelatihan keterampilan terhadap peningkatan

pendapatan anggota Misykat di kecamatan Sukasari kota Bandung?

2. Bagaimana hubungan bantuan modal pada peningkatan pendapatan anggota

Misykat di Kecamatan Sukasari kota Bandung?

3. Bagaimana hubungan pendampingan pada peningkatan pendapatan anggota

Misykat di Kecamatan Sukasari kota Bandung?

4. Bagaimana hubungan hasil pelatihan keterampilan, bantuan modal dan

pendampingan terhadap peningkatan pendapatan kelompok Misykat di

kecamatan Sukasari kota Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan tentang hubungan hasil pelatihan keterampilan

dengan peningkatan pendapatan usaha mustahik sebagai anggota Misykat di

kecamatan Sukasari kota Bandung.

2. Untuk mendeskripsikan tentang hubungan bantuan modal dengan peningkatan

pendapatan usaha mustahik sebagai anggota Misykat di kecamatan Sukasari

kota Bandung.

3. Untuk mendeskripsikan tentang hubungan pendampingan dengan peningkatan

pendapatan usaha mustahik sebagai anggota Misykat di kecamatan Sukasari

kota Bandung.
16

4. Untuk mendeskripsikan tentang hubungan pelatihan keterampilan, bantuan

modal, dan pendampingan dengan peningkatan pendapatan dan kemandirian

ekonomi mustahik sebagai anggota Misykat di kecamatan Sukasari kota

Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi perkembangan khasanah ilmu PLS, khususnya tentang pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini juga dapat memberikan informasi tambahan

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan dan

kemandirian mustahik bagi pengurus Misykat Daarut Tauhiid sebagai

pengambil kebijakan serta pelaku usaha umumnya.

3. Secara khusus, hasil penelitian ini bisa memberikan kontribusi pemikiran atau

usulan kepada lembaga-lembaga amil zakat nasional selaku lembaga resmi

yang ditunjuk pemerintah sebagai pengumpul dan pengelola zakat untuk

menjadikan model pemberdayaan mustahik.

4. Bagi Anggota Misykat, diharapkan dapat memberikan motivasi untuk

mengikuti proses pelatihan dan pendampingan dengan maksimal dalam

program Misykat, sehingga hasil yang diraih bisa secara maksimal, guna

mewujudkan wirausahaan yang handal dan pada akhirnya lahir pribadi yang

mandiri.
17

5. Hasil penelitian ini pun diharapkan dapat merangsang peneliti-peneliti lain

untuk mencoba mengungkapkan lebih jauh mengenai aspek-aspek lain yang

berhubungan dengan peningkatan pendapatan dan kemandirian mustahik.

F. Paradigma Penelitian

Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dibentuk oleh keterkaitan teoritis

antara variabel-variabel, hasil belajar pelatihan keterampilan, bantuan modal,

pendampingan dan hubungannya terhadap peningkatan pendapatan ekonomi

mustahik. Keempat konsep tersebut akan diformulasikan ke dalam suatu proses

penelitian.

Untuk memperoleh rujukan teori yang menyeluruh, maka penelitian ini

harus didukung oleh teori-teori sebagai berikut : teori tentang pelatihan, teori

tentang belajar, teori pembelajaran orang dewasa (Andragogi), teori tentang

motivasi, teori kesejahteraan dan kemandirian ekonomi.

Teori pelatihan dalam konteks penelitian ini yang akan dimunculkan

adalah : teori yang menjelaskan tentang ”kompetensi fasilitator, materi dan

metode pelatihan”. Kompetensi fasilitator, materi dan metode pelatihan seperti

apa yang akan memberikan hasil yang maksimal terhadap output sebuah pelatihan.

Karena hakekatnya yang dilibatkan dalam proses pelatihan ini adalah

orang dewasa, sehingga teori belajar dan pembelajaran orang dewasa menjadi hal

yang sangat penting untuk dirujuk dalam penelitian ini. Teori andragogi yang

akan dirujuk dalam konteks penelitian ini adalah : karakteristik warga belajar

orang dewasa, karakteristik fasilitator untuk warga belajar orang dewasa, metode
18

pembelajaran orang dewasa yang efektif, proses penyusunan dan jenis materi

pembelajaran untuk orang dewasa.

Umumnya motivasi belajar orang dewasa sudah mulai menurun, dibanding

dengan anak-anak yang belum dewasa. Teori motivasi yang sangat penting untuk

dirujuk pada konteks penelitian ini, adalah teori yang menjelaskan tentang ”Hal-

hal yang mengurangi motivasi belajar bagi orang dewasa, dan bagaimana cara

memotivasi orang dewasa dalam belajar”.

Teori tentang kesejahteraan dan kemandirian yang akan dirujuk pada

konteks penelitian ini adalah teori yang memberikan gambaran: faktor-faktor yang

mendorong kemandirian yang dihubungkan dengan kehidupan sosial-ekonomi

masyarakat, dan berbagai alternatif pemecahannya.

Berdasarkan uraian secara teoritis di atas dapat digambarkan sebagai

berikut :

X1

X2 Y1

X2

Gambar 1
Hubungan antar Variabel Penelitian
Keterangan :
X1 : Variabel Bebas Pelatihan Keterampilan
X2 : Variabel Bebas Bantuan Modal
X2 : Variabel Bebas Pendampingan
Y1 : Variabel Terikat Peningkatan Pendapatan
19

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian,

yang kebenarannya harus diuji secara empiris (Nazir, 1999:182). Berdasarkan

kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Pelatihan

keterampilan dengan peningkatan pendapatan anggota Misykat di

Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara bantuan modal

dengan peningkatan pendapatan anggota Misykat di Kecamatan Sukasari

Kota Bandung.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pendampingan

dengan peningkatan pendapatan anggota Misykat di Kecamatan Sukasari

Kota Bandung.

4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Pelatihan

keterampilan, bantuan modal, dan pendampingan dengan peningkatan

pendapatan anggota Misykat di Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

5. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara peningkatan

pendapatan dengan kemandirian anggota Misykat di Kecamatan Sukasari

Kota Bandung.

H. Metodelogi penelitian

Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

peningkatan pendapatan anggota Misykat. Objek penelitian adalah anggota


20

Misykat yang mendapatkan pelatihan keterampilan, bantuan modal dan

pendampingan. Adapun variabel yang dianalisis yaitu hasil pelatihan

keterampilan, bantuan modal dan pendampingan sebagai variabel bebas, dan

peningkatan pendapatan mustahik sebagai variabel terikat.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Tujuan penelitian

ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta pengaruh dengan fenomena yang

sedang diselidiki. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

kuantitatif.
108

BAB III

METODOLOGI PENELITlAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis

hubungan antara Pelatihan Keterampilan, Bantuan Modal dan Pendampingan

terhadap Peningkatan Pendapatan Anggota Misykat Lembaga Amil Zakat

Nasional Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid di Kecamatan Sukasari Kota

Bandung. Rumusan tujuan dan masalah tersebut disusum untuk menjawab

hipotesis penelitian. Penelitian ini termasuk pada penelitian korelasional, dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif, metode analisis statistik deskriptif-

inferensial, dan teknik analisis datanya korelasi dan regresi, baik tunggal maupun

ganda.

Penelitian korelasional menurut Suryabrata (2003:82) adalah penelitian

yang digunakan untuk mengetahui fungsional antara dua variabel atau lebih, baik

hubungan terpisah antar variabel atau bersama-sama. Statistik deskriptif

digunakan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh, sedangkan statistik

inferensial digunakan untuk membuat kesimpulan. Sugiyono (2003: 169-170)

menjelaskan bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang terkumpul

sebagaimana adanya, tanpa maksud membuat kesimpulan secara umum. Statistik

inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel

dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.


109

Statistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

jenis statistik parametrik. Sugiyono (2003:171) menjelaskan bahwa dalam statistik

inferensial terdapat statistik parametrik dan nonparametrik, dalam penggunaannya

tergantung pada asumsi dan jenis data yang digunakan. Penggunaan statistik

parametrik harus secara random, sedangkan dalam statistic non parametric tidak

harus memenuhi asumsi-asumsi tersebut. Oleh karena itu, sebelum melakukan

analisis terhadap tiap hipotesis yang diajukan, data yang diperoleh terlebih dahulu

dicari normalitasnya.

Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian dengan karekteristik

penalaran logis dan deduktif, berbasis pengetahuan: hubungan sebab akibat,

menguji teori, melakukan uji analisis statistik dan objektif. (Danim, 2002:34).

Kerlinger (Creswell, 1994:82) mendefinisikan pendekatan kuantitatif yaitu ‘a set

of interrelated constructs (variables), definitions, and propositions that present

systematic view of phenomena by specipying relations among variables, with

purpose of explaining natural phenomena’ (pendekatan kuantitatif sebagai suatu

keterkaitan dari (variabel), rumusan dan dalil-dalil yang tersusun secara

sistematis, khususnya hubungan antara variabel-variabel dengan tujuan untuk

menjelaskan hubungan fenomena tersebut). Pendekatan kuantitatif pada penelitian

ini digunakan pada tahap uji coba.

Penelitian kuantitatif sebagai penelitian empirik yang datanya

dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk angka. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode survey, yaitu upaya pengumpulan informasi dari

sebagian populasi yang dianggap dapat mewakili populasi tertentu. Metode ini
110

bertitik tolak pada konsep, hipotesis, dan teori yang sudah mapan sehingga tidak

akan memunculkan teori yang baru. Penelitian survei memiliki sifat verifikasi

atau pengecekan terhadap teori yang sudah ada (Mantra, 2001). Penelitian survei

merupakan perangkat penelitian yang murah dan cepat sehingga informasi yang

dibutuhkan dapat dihasilkan secara akurat dan tepat waktu. Bentuk kuesionernya

pun sederhana dan relatif mudah sehingga tidak memerlukan pelatihan secara

khusus (Stone, 1993) dengan teknik korelasional. Metode survey adalah penelitian

yang dalam pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan kuesioner,

yaitu daftar pertanyaan atau pernyataan untuk mengumpulkan jawaban dari

sejumlah responden (sampel). Adapun teknik korelasional berkaitan dengan

pengukuran hubungan-hubungan antara dua atau lebih variabel, yaitu dengan

mengkorelasikan; (a) skor data pelatihan keterampilan dengan peningkatan

pendapatan anggota Misykat; b) skor data bantuan modal dengan peningkatan

pendapatan anggota Misykat; (c) skor data pendampingan dengan peningkatan

pendapatan anggota Misykat; dan (d) skor data pelatihan keterampilan, bantuan

modal, dan pendampingan dengan peningkatan pendapatan anggota Misykat.

B. Populasi dan sampel

1. Populasi

Sudjana (1992:6) mengemukakan, “populasi adalah totalitas semua nilai

yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif mengenai

karakteristik-karakteristik tertentu dan semua anggota kumpulan yang lengkap


111

dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”. Sedangkan menurut Suharsimi

Arikunto (1997:115) populasi adalah keseluruhan objek penelitian.

Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh anggota Misykat

Daarut Tauhiid penerima pinjaman dana bergulir tahap pertama yang berjumlah

66 orang.

Tabel 3.1
Anggota Misykat penerima pinjaman dana bergulir
wilayah Kecamatan Sukasari

No Nama Majelis Anggota Penerima Besar Pinjaman


1 An-Nisa 6 orang Rp. 3.950.000,-
2 Daarul Hikmah 6 orang Rp. 4.200.000,-
3 Al-Hanif 6 orang Rp. 3.950.000,-
4 Al-Barokah 6 orang Rp. 3.600.000,-
5 Daarul Muttaqin 6 orang Rp. 4.500.000,-
6 Baitur Rahman 6 orang Rp. 3.700.000,-
7 Al-Latif 8 orang Rp. 5.200.000,-
8 AI-Hidayah 4 orang Rp. 3.500.000,-
9 Al-Ikhlas 4 orang Rp. 2.600.000,-
10 Al-Hikmah 8 orang Rp. 5.300.000,-
11 Al-Firdaus 6 orang Rp. 4.500.000,-
Total 66 orang Rp. 45.000.000,-
Sumber: Profil Misykat 2009

2. Sampel.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti untuk

memperoleh data yang dapat mewakili populasi (Suharsimi Arikunto: 1997:117).

Pengambilan sampel dipakai untuk mempelajari karakteristik populasi tempat

sampel itu diambil (I Gusti Ngurah Agung: 1992:19).

Teknik Pengambilan sampel penelitian menggunakan dua buah teknik

sampling, yaitu : proportionate Stratified random sampling dan kemudian

dilanjutkan dengan simple random sampling. Suharsimi Arikunto (1998:127)


112

mengatakan “bahwa pada umumnya teknik pengambilan sampel penelitian tidak

tunggal, tetapi gabungan 2 atau 3 teknik”. Selanjutnya Sudjana (2002: 173)

mengatakan “Sampling acak biasanya diperbaiki dengan cara proporsional”.

proportionate Stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari

anggota populasi secara acak dan berstrata proposional, dan dilakukan sampling

ini apabila anggota populasinya heterogen atau tidak sejenis (Ridwan, 2003:58).

Teknik ini dilakukan karena jumlah populasi anggota Misykat heterogen

(Heterogen jumlah populasinya). Simple random sampling adalah teknik

pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi

dianggap homogen (Sugiono, 2003:63).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara menggunakan

teknik sampel jenuh atau yang dikenal dengan istilah sensus yaitu pengambilan

sampel dengan cara menjadikan seluruh anggota populasi menjadi sampel

(Ridwan: 2006). sampel yang diambil berdasarkan jumlah populasinya yang

diteliti kurang dari 150 orang.

Berhubungan dengan jumlah sampel, Surakhmad (1994: 100)

menyarankan apabila subyek kurang dari 100 (seratus), pengambilan sampel

sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Sampel yang akan diambil dalam

penelitian ini adalah seluruh anggota Misykat Daarut Tauhiid di Kecamatan

Sukasari Kota Bandung. Dan dari seluruh anggota diambil secara acak sebanyak

50 orang dari 66 orang (populasi) yang telah dilatih, diberikan bantuan modal dan

mendapat pendampingan.
113

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi Penelitian adalah di Kecamatan Sukasari Kota Bandung Jawa

Barat yang merupakan lokasi majelis Misykat binaan Dompet Peduli Ummat

Daarut Tauhiid.

2. Waktu penelitian
Penelitian ini diharapkan selesai dalam waktu 6 bulan dengan jadwal

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian
No Kegiatan Feb Maret April Mei Juni Juli

1. Pengajuan Proposal Penelitian

2. Pendekatan Informal
3. Observasi Awal
4. Sidang Proposal
5. Penelitian Awal
6. Pengumpulan Data
7. Pengolahan Data
8. Analisis Data
9. Bimbingan
10. Pelaporan Penelitian

D. Operasional Variabel

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu pelatihan keterampilan,

bantuan modal, dan pendampingan anggota. Ketiga variabel tersebut masing-

masing dipecah menjadi variabel bebas, meliputi penerapan hasil pelatihan,

bantuan modal dan pendampingan. Sedangkan variabel terikatnya adalah

peningkatan pendapatan.
114

Guna kepentingan penyederhanan dalam analisis, maka masing-masing

variabel dan sub variabel diberikan simbol-simbol sebagai berikut: Variabel

Penerapan Hasil Pelatihan dengan simbol X1, Variabel bantuan modal dengan

simbol X2, Variabel pendampingan dengan simbol X3, dan Variabel peningkatan

pendapatan anggota (mustahik) dengan simbol Y.

Alat pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan mempermudah olehnya (Riduwan, 2004:98). Selanjutnya, Beliau

menjelaskan alat bantu (instrumen) merupakan sarana yang dapat diwujudkan

dalam benda, contohnya: angket (questionnaire), daftar cocok (checklist), skala

(scala), pedoman wawancara (interview guide), lembar pengamatan (observation

sheet), soal ujian (soal tes I inventory), dan sebagainya.

Instrumen yang yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket. Angket

adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada orang lain

bersedia memberikan respon sesual dengan permintaan pengguna. Angket

digunakan untuk menggali dan dapat mengungkapkan hal-hal atau informasi yang

sifatnya rahasia sehingga data yang lebih lengkap akurat dan konsisten (Sugiyono,

2003: 162). Berhubungan dengan angket dijadikan sebagai pertimbangan yang

dijadikan dasar, Beliau menambahkan bahwa kuesioner cocok digunakan apabila

jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Selanjutnya,

Zainuddin (1982: 70) menjeiaskan bahwa penggunaan angket oleh peneliti atas

pertimbangan sebagai berikut : 1) Agar hasil pengukuran terhadap variabel-

variabel yang diteliti dapat dianalisa dan diolah secara statistik, 2) Dengan alat
115

pengumpul data tersebut memungkinkan dapat diperoleh data yang obyektif, 3)

Memungkinkan penelitian dilakukan dengan mudah serta lebih dapat menghemat

waktu, biaya, dan tenaga.

Kuesioner (angket) yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk

tertutup. Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam

bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban

yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang

(X) atau checklist (√) (Riduwan, 2004: 100). Selanjutnya, Sugiyono (2003: 163)

menjelaskan bahwa angket tertutup adalah berisi pertanyaan atau pernyataan yang

mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden memilih salah satu

jawaban dan pertanyaan/pernyataan yang tersedia, agar responden tidak jenuh

dalam mengisi jumlah pertanyaan/pernyataan dan disarankan 20-30 item.

Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan

tujuan untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen

harus mempunyai skala pengukuran. Dengan skala pengukuran, maka variabel

yang diukur dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga lebih akurat, efesien,

dan komunikatif (Suglyono, 105- 106: 2003). Jenis skala pengukuran yang

dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan skala interval. Skala interval

adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain

mempunyai bobot yang sama (Riduwan, 2004: 84).

Dalam skala interval, variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.


116

Jawaban setiap item instrumen pada mempunyai gradasi dan sangat positif sampai

sangat negatif (pada pernyataan atau pertanyaan positif), atau sebaliknya pada

pernyataan atau pertanyaan negatif (Sugiyono, 2003: 107-108).

Titik tolak penyusunan instrumen adalah variabel-variabel penelitian yang

ditetapkan oleh peneliti. Dari variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya,

dan kemudian ditentukan indikatornya yang akan diukur. Dari indikator tersebut

kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk

mempermudah penyusunan instrumen digunakan kisi-kisi instrumen (Sugiyono,

2003:120). Penjabaran variabel tersebut terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Operasional Variabel X1 Penerapan Hasil Pelatihan

Sub Variabel Jumlah Nomor


Indikator
Item Item
Aspek a. Tingkat kemanfaatan materi 7 1 -7
Pengetahuan b. Tingkat penerapan materi dan penguasaan
materi
1. Penerapan materi 5 8- 12
2. Peningkatan kualitas pembelajaran 2 13-14
3. Peningkatan kwalitas dan kwantitas 3 15-17
penggunaan metode pembelajaran
4. Peningkatan prestasi kerja 2 18-19
5. Sikap terhadap pekerjaan lebih baik 6 20-25
Jumlah 25
117

Tabel 3.2

Operasional Variabel X2 Bantuan Modal

Sub Jumlah Nomor


Indikator
Variabel Item Item
Bantuan A. Analisa usaha 5 1-5
Modal
1. Prospek usaha
(X2)
2. Prospek pengembangan
3. Fungsi pemantauan bantuan modal
4. Efektifitas bantuan modal

B. Besaran permodalan 5 6-10


1. Sistem penerapan pengembalian
2. Efetifitas perputaran modal
3. Efek dari Efektifitas Asset
4. Hubungan efektifitas perputaran modal
5. Jumlah modal yg diberikan

C. Hubungan bantuan modal 6 11-16


1. Peluang pengembalian pinjaman
2. Pengaruh prospek usaha
3. Antisipasi iklim usaha
4. Kondisi penerapan bagi hasil
5. Hubungan peningkatan pendapatan

D. Analisa hasil 5 17-21


1. Kondisi perbandingan sebelum & sesudah
2. Efek peningkatan percepatan pengembalian
pinjaman
3. Efek peningkatan usaha
4. Dampak bantuan modal
Jumlah 21
118

Tabel 3.3

Penjabaran Variable X3 (Pendampingan)

Jumlah Nomor
Sub Variabel Indikator
Item Item
Pendampingan A.Efektifitas Pertemuan 7 1-7
1. Efektifitas Pertemuan Pendamping
2. Efektifitas Pertemuan warga
Belajar
3. Efek dari Efektifitas Pertemuan
4. Penerapan Efektifitas Pertemuan
5. Pengaruh Efektifitas Pertemuan
6. Fungsi Efektifitas Pertemuan
7. Konsekwensi Efektifitas
Pertemuan

B.Tatap muka 12 8 – 19
1. Intensitas tatap muka Pendamping
2. Intensitas tatap muka warga
Belajar
3. Efek dari Tatap muka
4. Penerapan efektifitas Tatap muka
5. Pengaruh Tatap muka
6. Fungsi Tatap muka
7. Konsekwensi Tatap muka

C.Tugas 5 20 - 24
1. Tugas Individu
2. Tugas Kelompok
3. Ketepatan dalam memilih usaha
4. Pengaruh pendampingan
Jumlah 24
119

Tabel 3.4

Penjabaran Variabel Y Peningkatan Pendapatan

Jumlah Nomor
Sub Variabel Indikator
Item Item
Peningkatan A. Peningkatan Omset dan Jumlah Produk 6 1-6
Pendapatan 1. Peningkatan Omset
(Y)
2. Peningkatan jumlah Produk

B. Peningkatan tabungan dan Perubahan 6 7 - 12


kondisi ekonomi
1. Peningkatan Tabungan
2. Perubahan kondisi ekonomi

C. Peningkatan jumlah, dan kepuasan


11 13-23
pelanggan
1. Peningkatan jumlah pelanggan
2. Peningkatan kepuasan pelanggan

D. Peningkatan Pendapatan dan


Keuntungan 6 24 - 29
1. Peningkatan pendapatan
2. Peningkatan keuntungan
Jumlah 29

E. Uji Validitas dan Realibilitas


1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan sesuatu instrumen. Dalam hal ini peneliti menggunakan rumus korelasi

product moment (r) dari Pearson dengan taraf signifikan kesalahan 5 %. Artinya

butir pertanyaan dinyatakan signifikan jika koefisien korelasi dari r hitung lebih

besar dari koefisien korelasi dari r tabel.


120

Rumus yang digunakan adalah:

n ∑ ΧΥ − [∑ Χ ][∑ Υ ]
r ΧΥ =
{[n ∑ Χ 2
− [∑ Χ ]2 }{[n ∑ Υ 2
− [∑ Υ ]2 }
(Arikunto: 2003)

Penjelasan Rumus:
rΧΥ : Koefisien korelasi yang dicari
X : Nilai variabel bebas
Y : Nilai variabel terikat
n : Jumlah sampel

Untuk menguji signifikasi hasil perhitungan tersebut di atas digunakan uji

t, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

t=

(Sujana, 2002 : 380)

Keterangan:

r = Koefisien korelasi

n = jumlah resPonden

t = harga t hitung

Menurut Sujana (2002 : 377) jika thitung > ttable maka butir item dianggap

valid. Hasil uji validitas berdasarkan perhitungan statistik dilakukan dengan

bantuan komputer metode Excel

2. Uji Realibilitas

Reabilitas menunjuk kepada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
121

tersebut sudah baik menggunakan rumus spearman Brown dengan menggunakan

teknik belah dua (split-half method) yaitu membagi atau mengelompokkan

menjadi dua berdasarkan item-item ganjil genap dan belah awal akhir. Dalam hal

ini digunakan teknik belah dua, ganjil-genap. Untuk memperoleh indeks

realibilitas soal akan menggunakan rumus:

r11 =
(Ridwan: 2004)

Keterangan:

r11 = realibilitas instrumen

r ½ ½ = indeks korelasi antara dua belahan

Sedangkan untuk menguji signifikan koefisien korelasi tersebut akan

digunakan rumus t-student sebagai berikut :

t=

(Sudjana, 2002 : 380)

Koefisien reliabilitas dinyatakan signifikan bila thitung > ttable pada taraf

nyata 0,05 dengan db = n-2. Hasil uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan

komputer metode Excel.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data dari responden dilaksanakan melalui beberapa

tahap diantaranya:

a. Pembuatan surat izin


122

b. Kunjungan ke kantor Misykat Daarut Tauhiid untuk memperoleh ijin

penelitian dan menggali informasi tentang keadaan majelis,

karakteristik, dan ukuran populasi yang akan dijadikan bahan

penentuan sampling dan ukuran sampel.

c. Kunjungan ke majelis-majelis anggota Misykat yang dijadikan

sampel untuk memperoleh informasi tentang keadaan anggota yang

bersangkutan.

d. Setelah data dianggap akurat dan pasti maka dilakukan penentuan

sampel.

e. Penetapan angket kepada responden yang telah ditetapkan.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini berpatokan pada kisi-kisi yang

disesuaikan dengan indikator-indikator data yang ada. Analisis yang akan

digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif

berguna untuk mendiskripsikan variabel penelitian yang diperoleh melalui hasil-

hasil pengukuran, seperti : mengukur rata-rata (mean), standar deviasi, dan

varians serta mendeskripsikan data dalam bentuk tabel. Sedangkan statistik

inferensial digunakan untuk menguji hipotesis dan membuat generalisasi

(Sugiyono, 2003: 170). Analisis yang akan digunakan dalam statistik inferensial

adalah analisis korelasi sederhana dari multipel dan regresi sederhana dari

multipel. Perhitungan statistik terhadap analisis korelasi dan regresi dilakukan

dengan bantuan komputer metode SPSS.


123

1. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden

a) Kemudian menghitung rata-rata setiap variabel yang diperoleh dari data tidak
bergolong diperoleh dengan rumus:

(Furqon, 1999: 36)

X = harga rata-rata yang dicari

∑X = jumlah harga untuk variabel tertentu

n = jumlah sampel

b) Selanjutnya, mencari varians dan simpangan baku. Sedangkan untuk

menghitung vanians (S2) dan simpangan baku atau standar deviasi (S) dengan

rumus:

varians:

standar deviasi :

S = √S2atau

dengan keterangan:

n = Banyaknya responden

X = Jumlah Skor

S2 = Banyak kuadrat tiap skor


124

Setelah diperoleh hasil perhitungan di atas kemudian dilanjutkan dengan

pemeriksaan distribusi data dengan pengujian normalitas distribusi data.

2. Pemeriksaan distribusi data

Pada statistik inferensial terdapat statistik parametris dan non parametris.

Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik,

atau menguji populasi melalui data sampel (Sugiyono, 2003: 171). Selanjutnya,

Beliau menambahkan bahwa statistik parametris memerlukan terpenuhinya

banyak asumsi, asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus

berdistribusi normal. Untuk mengetahui normal tidaknya data maka diuji dengan

uji normalitas distribusi data, yang dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat (Sugiyono,

2003: 199). Beliau menyusun langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah

sebagai berikut:

1) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.

2) Menentukan jumlah kelas interval. Dalam hal ini jumlah intervalnya = 6,

karena luas kurve normal dibagi menjadi enam, yang masing-masing luasnya

adalah: 2,7%; 13,34%; 33,96%; 33,96%; 13,34%; dan 2,7% .

3) Menentukan panjang kelas interval yaitu: (data terbesar - data terkecil) dibagi

jumlah kelas interval (6).

4) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus tabel penolong

untuk menghitung Chi Kuadrat.


125

Tabel penolong untuk pengujian normalitas

Interval fo fh (fo - fh ) (fo - fh )2

5) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara mengalikan

persentase luas tiap bidang kurve normal dengan jumlah anggota sampel.

6) Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom (fh), sekaligus menghitung

harga-harga (f0 - fh) dan dan menjumlahkanya. Harga

adalah merupakan harga Chi Kuadrat (χh2) hitung.

7) Membandingkan Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel. Bila Chi

Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi Kuadrat tabel

(χh2 < χt2), maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar ( > )

dinyatakan tidak normal.

3. Uji Hipotesa

Hipotesis yang digunakan pada bab I akan diuji. Namun sebelum, diuji

hipotesis tersebut terlebih dahulu diubah menjadi hipotesis statistik, yang terdiri

dari “hipotesis nol” yang bersimbolkan Ho dan “Hipotesis alternatif” yang

bersimbolkan H1. Untuk menguji hipotesis, analisis yang digunakan adalah

analisis korelasi dan regresi. Untuk menguji H1, H2, H3 analisis yang digunakan
126

adalah analisis korelasi dan regresi tunggal, sedangkan H digunakan analisis

korelasi dan regresi ganda.

Korelasi dan regresi mempunyai hubungan yang erat sekali. Pada

umumnya analisis regresi didahului oleh analisis korelasi, akan tetapi setiap

analisis korelasi belum tentu dilanjutkan dengan analisis regresi. Korelasi yang

tidak dilanjutkan dengan regresi, adalah korelasi antara dua variabel tidak

mempunyai hubungan kausal / sebab akibat, atau hubungan fungsional. Analisis

regresi dilakukan apabila hubungan dua variabel berupa hubungan fungsional /

kausal (Sugiyono, 2003: 236).

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mencari derajad hubungan antara

variabel-variabel. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajad hubungan

dinamakan koefisien korelasi (Sudjana, 2002: 367).

1) Menghitung koefisien korelasi tunggal (X1 dengan Y, X2 dengan Y, dan X3

dengan Y)

n ∑ ΧΥ − [∑ Χ ][∑ Υ ]
r ΧΥ =
{[n ∑ Χ 2
− [∑ Χ ]2
}{[n ∑ Υ 2
− [∑ Υ ]2 }

(Sudjana, 2002: 369)

Keterangan :

r xy= kooefisien korelasi

X = data variabel X

Y = data variabel Y

N = banyaknya sampel
127

(a) Menguji signifikansi koefisien korelasi digunakan rumus :

t=

(b) Menentukan kriteria pengujian signifikansi korelasi :

Jika thitung > ttabel maka korelasi signifikan dan thitung < ttabel maka korelasi

tidak signifikan.

(c) Tentukan dk dengan rumus: dk = n - 2 pada taraf signifikan 0,05

diperoleh ttabel .

(d) Bandingkan thitung dengan ttabel dan lihat pada kriteria pengujian

signifikansi

2) Menghitung koefisien korelasi ganda (X1, X2, dan X3 dengan Y),

menggunakan rumus:

Keterangan:

Ryx1x2x3 = Kooefisien korelasi ganda antara variabel X1, X2, dan X3 secara

bersama-sama dengan Y

r yx1 = Kooefisien korelasi X1 dengan Y

r yx2 = Kooefisien korelasi X2 dengan Y

r yx3 = Kooefisien korelasi X3 dengan Y

r yx1x2 = Kooefisien korelasi X1 dengan X2

r yx1x3 = Kooeflsien korelasi X1 dengan X3

r yx2x3 = Kooefisien korelasi X2 dengan X3


128

(a) Menentukan kriteria uji signifikansi dengan taraf signifikansi 0,05, yaitu

jika Fhitung > Ftabel, maka dinyatakan signifikan dan Fhitung < Ftabel maka

korelasi tidak signifikan.

(b) Cari Fhitung > Ftabel dengan rumus:

Keterangan :

R = koefesien korelasi

K = jumlah variable independen

N = jumlah sampel

(c) Cari Ftabel = F (1 - α)

d k pembilang = k

dk penyebut = n - k - 1, dengan melihat tabel F dapat diperoleh Ftabel

(d) Bandingkan Fhitung dengan Ftabel dan dikonsultasikan dengan kriteria uji

signifikansi.

3) Menghitung koefisien determinasi

Koefesien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi

variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus yang digunakan

adalah:

cd = r2 x 100 %
Keterangan:
cd = koefisien determinasi
r2 = kuadrat koefisien korelasi.
(Sudjana, 2002: 357)
129

b. Analisis Regresi

Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk

meramalkan atau memprediksi variable terikat (Y) apabila variabel bebas (X)

diketahui (Sugiyono, 2004:236). Analisis regresi adalah cara bagaimana suatu

variabel dengan variabel lainya berhubungan atau mempunyai hubungan

fungsional (Sudjana, 2002: 310).

Regresi Sederhana

Sesuai dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu hipotesis

1 sampai 3, perlu dianalisis dengan regresi linier sederhana untuk pengujiannya.

Pengujian ini dipergunakan untuk mencari pola hubungan fungsional antara

variabel X1 (Hasil Pelatihan) dengan variabel Y (peningkatan pendapatan), X2

(Modal Kerja) dengan variabel Y (peningkatan pendapatan), dan variabel X3

(pendampingan) dengan variabel Y (peningkatan pendapatan). Riduwan (2002 :

145) menuliskan langkah-langkah dalam analisis regresi sebagai berikut:

1) Menuliskan rumus persamaan regresi linier sederhana:

Ŷ =a+bX

(Sudjana, 2002: 312)

Dengan keterangan :

Ŷ = subyek variabel terikat yang diproyeksikan

X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan

a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0


130

b = Nilai arah sebagaimana penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan

nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

Untuk memperoleh besarnya harga a dan b menggunakan rumus:

(Sudjana, 2002: 315)

2) Membuat tabel penolong seperti berikut ini :

No X Y XY X2 Y2
Resep
1
2
3
...
N ∑X ∑Y ∑XY ∑X2 ∑Y2

3) Mencari jumlah Kuadrat Regresi (JK Reg (a) ) dengan rumus:

4) Mencari jumlah Kuadrat Regresi (JK Reg [d/a]) dengan rumus:

5) Mencari jumlah Kuadrat Residu (JK Res) dengan rumus:

JK Res = ∑Y2 - Reg [b/a] - JK Reg [a]

6) Mencari Rata-Rata Jumlah Kuadrat Regresi RJK Reg [a] dengan rumus:

RJK Reg [a] = JK Reg [a]


131

7) Mencari rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJK Reg [b/a] ) dengan rumus:

RJK Reg [b/a] = JK Reg [b/a]

8) Mencari Rata-Rata Jumlah Kuadrat Residu (RJK Res) dengan rumus:

9) Menguji Signiftikansi dengan rumus:

Kaidah pengujian signifikansi:

Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak artinya signifikan dan

Fhitung < Ftabel maka Ho diterima artinya tidak signifikan

Dengan taraf signifikan: α = 0,05, carilah nilai Ftabel menggunakan Tabel F

dengan rumus : Ftabel = F{(1 - α) (dkReg[b/a]),(dk Res)}

Menguji Linearitas, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mencari Jumlah Kuadrat Eror (JK) dengan rumus:

2) Membuat tabel penolong pasangan Variabel X dan Y untuk mencari JKE

No (Diurutkan dari data yang Kelompok n Y


terkecil hingga terbesar)
X
Misalnya : 1 K1
1
2 K2
2
2
3 K3
3
4 K4

Keterangan: n = Jumlah kelompok yang sama, k = kelompok


132

3) Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC) dengan rumus:

JKTC = JKRes + JKE

4) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC) dengan rumus:

5) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE) dengan rumus:

6) Mencari nilai Fhitung dengan rumus:

7) Menentukan keputusan pengujian linearitas

Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho diterima artinya berpola tidak linear

Fhitung < Ftabel maka Ho ditolak artinya berpola linear

Dengan taraf signifikansi (a) = 0,05, Fhitung = F(1 - α)(dkTC, dkE)

8) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel

Tabel Ringkasan

Tabel Analisis of Varians (Anova) Variabel X dan Y,

Signifikansi dan Uji Linearitas

Sumber Derajad Jumlah Rata-Rata F hitung F tabel


Variansi kebebasan Kuadrat (JK) Jumlah Kuadrat
(dk) (RJK)
Signifikan:
Total N ∑ Y2 - Linear :
Regresi (a) 1 JK Reg (a) RJK Reg (a) Keterangan:
Regresi (b/a) 1 JK Reg (b/a) RJK Reg (b/a) Perbandingan F hitung dengan F
Residu n-1 JK Res RJK Res tabel signifikan dan linier
Tuna Cocok k -2 JK TC RJK TC
Kesalahan n-k JKE RJKE
(Error)
133

Regresi Ganda

Analisis regresi ganda dihitung dengan program Excell. Untuk analisis

regresi linier multipel dipergunakan untuk mencari pola hubungan fungsional

antara variabel X1, X2, X3 dengan variabel Y. Adapun persamaan regresi multipel

dinyatakan dengan:

Ŷ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Untuk menentukan a, b1, b2, b3 digunakan rumus :

∑ X1y = b1∑X12 + b2∑X1X2 + b2∑X1X3 (1)

∑ X2y = b1∑X12 + b2∑X22 + b2∑X2X3 (2)

∑ X3y = b1∑X2X3 + b2∑X2X3 + b3∑X32 (3)

(Sudjana 2002: 338)

dengan keterangan:

Ŷ = Harga yang diperkirakan

a = Koefisien intersep (harga konstan apabila variabel X1 dan X2 sama

dengan nol)

b1 = Koefisien regresi untuk X1 (harga yang menunjukkan perubahan akan

terjadi pada variabel Y apabila X1 bertambah satu satuan dan varibel

X2 dan variabel X3 konstan.

b2 = Koefisien regresi untuk variabel X2 (harga yang menunjukkan

perubahan akan terjadi pada variabel Y apabila variabel X2 bertambah

satu-satuan dan variabel X1 dan variabel X3 konstans.


134

b3 = Koefisien regresi untuk variabel X3 (harga yang menunjukan

perubahan akan terjadi pada variabel Y apabila vañabel X3 bertambah

satu-satuan dan variabel X1 dan X2 Konstan. Setelah persamaan

regresi multipel tersebut didapat, selanjutnya perlu dilakukan uji

Signifikansi dengan membanding Fhitung dengan Ftabel dengan rumus:

n = jumlah responden

m = jumlah variabel bebas

Kaidah pengujian Signifikansi:

Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak artinya signifikan dan

Fhitung < Ftabel,, maka Ho diterima artinya tidak signifikan

Dengan taraf signifikan : a = 0,05, carilah nilai Ftabel menggunakan Tabel Ftabel

= F {(1 - α)(dkpembilang = m), (dkpenyebut = n - m - 1}


178

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah

dikemukakan dalam penelitian ini, pada akhirnya dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara hasil pelatihan dengan

peningkatan pendapatan anggota Majelis Misykat Dompet Peduli Ummat

Daarut Tauhiid di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Hasil analisis

regresi (Y = 27,743 + 0,387 X1) menunjukkan harga yang positif dan

linier. Artinya bahwa semakin tinggi nilai hasil pelatihan maka semakin

tinggi pula nilai peningkatan pendapatan anggota Majelis Misykat.

Hubungan hasil pelatihan dengan peningkatan pendapatan anggota

Misykat berdasarkan hasil perhitungan korelasi adalah signifikan dengan

determinasi 0,2153. Artinya bahwa peningkatan pendapatan anggota

Misykat ditentukan oleh hasil pelatihan sebesar 21,53%, sisanya

dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini juga menunjukkan bahwa hasil

pelatihan dapat menjadi kontributor penting terhadap peningkatan

pendapatan anggota Misykat.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara bantuan modal dengan

peningkatan pendapatan anggota Misykat.


179

Hubungan bantuan modal dengan peningkatan pendapatan anggota

Misykat berdasarkan hasil perhitungan korelasi adalah signifikan dengan

determinasi 0,1739. Artinya bahwa peningkatan pendapatan anggota

Misykat ditentukan oleh bantuan modal sebesar 17,39%, sisanya

dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa

jika anggota memiliki modal kerja yang memadai atau besar dapat

meningkatkan pendapatan anggota Misykat.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola pembinaan dalam

pendampingan dengan peningkatan pendapatan anggota Misykat.

Hubungan pola pembinaan dalam pendampingan dengan peningkatan

pendapatan anggota Misykat berdasarkan hasil perhitungan korelasi adalah

signifikan dengan determinasi 0,16. Artinya bahwa peningkatan

pendapatan anggota Misykat ditentukan oleh pola pembinaan dalam

pendampingan sebesar 16%, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan

demikian dapat diasumsikan bahwa jika pola pembinaan dalam

pendampingan terhadap peningkatan pendapatan anggota Misykat

dirancang dengan baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

akan meningkatkan pendapatan anggota Misykat.

Program Misykat DPU DT tidak akan terlepas dari proses dampingan,

baik itu dampingan dari sisi ruhiyah maupun dari sisi usaha anggota. Hal

ini dilaksanakan sebagai sebuah upaya proses 3K (Koordinasi,

Komunikasi, dan Kontrol) dapat terealisasi karena pada hakikatnya yang

dibangun dari para anggota Misykat bukanlah hanya dari sisi modal saja,
180

tetapi mentalitaslah yang perlu pengarahan super ekstra. Faktor modal

yang dominan tanpa adanya mental untuk maju dalam arti keberanian kuat

dalam menghadapi tantangan yang menerjang, maka modal berupa dana

bergulir takkan bernilai apa-apa, sehingga jiwa entrepreneur sulit untuk

terealisasi.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas gabungan (hasil

pelatihan, bantuan modal, dan pendampingan terhadap anggota Misykat)

dengan variabel terikat (peningkatan pendapatan anggota Misykat).

Hubungan variabel gabungan (hasil pelatihan, bantuan modal, dan

pendampingan) terhadap anggota Misykat signifikan berdasarkan hasil

perhitungan korelasi dengan koefisien determinasi sebesar 0,5446. Artinya

peningkatan pendapatan anggota Misykat dapat dipengaruhi oleh variabel

bebas secara bersama-sama sebesar 54,46 %, sisanya dipengaruhi oleh

variabel lain. Dapat diasumsikan bahwa jika hasil pelatihan dengan

bantuan modal dan pendampingan yang sama-sama membentuk sebagai

variabel bebas kuat, maka akan meningkatkan pendapatan anggota

Misykat pula.

B. Implikasi

1. Implikasi Akademis

Secara akademis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian

pengembangan keilmuan dalam dunia pendidikan luar sekolah, oleh

karena itu perlu adanya suatu penelitian tindak lanjut yang lebih mendalam
181

sehingga dapat dijadikan sebagai bahan rujukan pengembangan model

pemberdayaan masyarakat dengan menitikberatkan pada pelibatan dan

partisipasi masyarakat. Program misykat adalah program unggulan DPU-

DT dalam bentuk pemberdayaan ekonomi produktif yang dikelola secara

sistematis, intensif dan berkesinambungan. Dalam program ini, anggota

Misykat akan mendapatkan pembiayaan dana bergulir, keterampilan

berusaha, pembinaan mental dan karakter, hingga mereka menjadi

mandiri. Misykat dibentuk dengan tujuan untuk menumbuhkan

perekonomian mikro syariah dalam upaya meningkatkan kualitas hidup

masyarakat terutama ekonomi lemah (mustahik).

Keberhasilan program Misykat sangat ditentukan oleh kualitas sumber

daya manusia anggotanya. Upaya peningkatan kualitas peserta melalui

pelatihan keterampilan perlu dikembangkan dengan pendekatan dan

metode yang lebih partisipatif, berkeadilan, mandiri, dan menjalin kerja

sama.

2. Implikasi Kebijakan.

Pengembangan Misykat ini hendaknya tidak hanya didasarkan pada

orientasi kuantitas semata, melainkan perlu diimbangi dengan peningkatan

kualitas pembinaan melalui pendampingan yang secara menyeluruh.

Untuk itu hendaknya para penentu kebijakan tidak mudah merasa puas

terhadap laporan-laporan yang bersifat kuantitatif. Dari hasil penelitian di

lapangan ditemukan:
182

a. Program pendampingan tingkat determinasinya terhadap peningkatan

pendapatan anggota Misykat lebih rendah dibandingkan dengan hasil

pelatihan maupun bantuan modal. Hal ini mengindikasikan bahwa

selama ini program pembinaan dalam pendampingan anggota Misykat

di Kecamatan Sukasari Kota Bandung, masih kurang efektif . Pengurus

Misykat hendaknya berupaya secara bersungguh-sungguh dan

menyeluruh serta menyentuh berbagai aspek yang mendukung aktifitas

dan produktifitas anggota. Pembinaan melalui proses pendampingan

yang sangat dibutuhkan peserta/anggota Misykat dalam meningkatkan

kesadaran dan kinerja anggota yang tanggap terhadap tantangan,

kemandirian, partisipatif, kreativitas, serta inovatif.

b. Sebaliknya, hubungan hasil pelatihan yang merupakan faktor

determinan dan terbesar dalam kontribusinya terhadap peningkatan

pendapatan anggota Misykat di Kecamatan Sukasari, hendaknya unsur

pelatihan tersebut untuk tetap dipelihara konsistensinya, dan perlu

ditingkatkan terus agar dapat mengakomodir kebutuhan anggota

terhadap keterampilan yang ingin dimiliki.

3. Implikasi Praktis

Prinsip dasar dalam membangun sikap partisipasi masyarakat adalah

kesadaran dan tanggung jawab sosial atas suatu kegiatan yakni mulai dari

tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pemanfaatan hasil yang

telah dicapai dengan mengacu kepada prinsip-prinsip community


183

organization. Dari hasil penelitian, diperoleh variabel pendampingan

memberikan konstribusi terhadap peningkatan pendapatan lebih kecil

dibandingkan dua variabel bebas lainnya. Hal ini perlu adanya

pengembangan pola pembinaan melalui pendampingan yang lebih serius

lagi dalam aspek-aspek berikut:

a. Perencanaan

Peserta harus dilibatkan secara aktif dalam menyusun perencanaan

yang matang karena perencanaan merupakan jawaban logis dan

realistis terhadap permasalahan yang ada. Perencanaan sebagai proses

yang senantiasa berorientasi pada masa mendatang (future oriented)

dan ditujukan untuk mencapai tujuan dimulai dengan identifikasi

potensi, identifikasi kebutuhan, mengolah data, menyeleksi kebutuhan,

dan menyusun Rancangan Kegiatan Belajar.

b. Pelaksanaan

Pendamping harus mampu menumbuhan motivasi intrinsik dan

ekstrinsik secara terencana dengan mengetahui beberapa hal yaitu

tujuan, sasaran, waktu, isi kegiatan, cara atau teknik yang digunakan

serta sarana dan dana yang dibutuhkan.

c. Evaluasi

Pengelola Misykat dituntut terampil melakukan evaluasi pada tahap

pra, proses, dan akhir kegiatan. Ruang lingkup yang dievaluasi terdiri

dari penentuan kebutuhan belajar warga belajar (anggota Misykat),


184

penentuan hubungan dan masalah program, evaluasi rencana, evaluasi

pelaksanaan, evaluasi keluaran, dan evaluasi tindak lanjut.

C. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis

menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Depdiknas di Tingkat Pusat dan Daerah

Untuk pemerintah pusat maupun daerah, hendaknya mampu

menumbuhkembangkan potensi masyarakat serta bimbingan terhadap

pengembangan lembaga pemberdayaan yang berbasis masyarakat. Selain

itu juga pemerintah pusat maupun daerah perlu memberikan reward yang

memadai bagi mereka yang belajar secara aktif, kreatif, produktif dan

penuh tanggungjawab dalam memajukan kepentingan hidup bersama,

tanpa mengabaikan kepentingannya sendiri.

Peningkatan mutu pengelola lembaga swadaya masyarakat dalam aspek

kemampuan manajerial dan motivasi kerja yang dilaksanakan melalui

program pemberdayaan hendaknya dilaksanakan secara serius dan

berkelanjutan sehingga dapat menempatkan prospek pemberdayaan

masyarakat di masa depan lebih baik lagi.

2. Badan Amil Zakat Nasional

Badan Amil Zakat Nasional sebagai pemegang kebijakan terhadap

pengelolaan zakat hendaknya lebih mengarahkan lembaga-lembaga amil

zakat untuk konsen terhadap program-program pemberdayaan mustahik.


185

Memberikan solusi-solusi kreatif dan inovatif dalam memecahkan

persoalan pengentasan kemiskinan melalui dana zakat, infaq dan shodaqoh

sehingga potensi ummat yang sangat luar biasa ini benar-benar menjadi

solusi sesuai dengan esensi dari zakat itu sendiri.

3. Universitas Pendidikan Indonnesia

Untuk UPI khususnya untuk jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang

menjadi inovator sebagai lembaga akademis, hendaknya mampu

memberikan keteladanan dalam pengembangan kreativitas yang produktif

dan inovatif dalam pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat. Dalam

hal ini perlu kerja sama yang baik dengan berbagai lembaga

pemberdayaan masyarakat dalam menciptakan berbagai pengembangan

model-model pendidikan luar sekolah yang berbasis masyarakat ekonomi

lemah dengan pendekatan ilmiah dan religius sebagaimana menjadi motto

universitas tersebut.

4. Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid

Sebagai pengelola Misykat LAZ DPU DT perlu mencari alternatif

pengumpulan dana lain untuk program Misykat, seperti dana CSR

(Corporate Social Responsibilty) dari 108 perusahaan-perusahaan dengan

melakukan kerja sama melalui joint program yang saling menguntungkan

untuk peningkatan dan perluasan program Misykat.

Peningkatan mutu sumber daya manusia mutlak diperlukan, baik itu

menyangkut peningkatan kemampuan (wawasan, pemahaman, dan

keterampilan) maupun kesadaran dan task commitment yang kuat dalam


186

melaksanakan tugas-tugas manajerial. Dengan demikian sebagai

pemimpin akan mampu merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan,

membina, dan mengembangkan program-program Misykat. Kemampuan

pengelola yang sangat penting dikembangkan dalam mengelola program-

program Misykat adalah kemampuan mengidentifikasi kebutuhan belajar

dan mengidentifikasi peluang pasar yang sesuai dengan potensi lokal.

Kemampuan ini akan sangat membantu terhadap jalannya program yang

berkesinambungan dan menghasilkan kemandirian anggota Misykat.

5. Peneliti Selanjutnya

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat banyak kelemahan

dan keterbatasan. Kelemahan atau Keterbatasan ini menyangkut baik

mengenai metodologi penelitian, seperti: sempitnya area atau lokasi

penelitian, sedikitnya jumlah sampel, generalisasi hasil temuan, kurang

komprehensif dan tajamnya pembahasan, dan alat ukur yang digunakan

ataupun berasal dari masalah non metodologi, seperti: keterbatasan waktu,

dana, keterbatasan ilmiah, dan lain-lain. Kecenderungan ini sedikit banyak

akan berpengaruh pada kualitas hasil penelitian. Oleh karena itu

diperlukan replikasi atau pengembangan terhadap penelitian ini.

Selanjutnya, untuk mengetahui seberapa jauh kebenaran hasil penelitian

ini, perlu dilakukan penelitian lanjutan. Penelitian lanjutan bisa

menggunakan pendekatan yang sama dengan penelitian ini atau

pendekatan yang berbeda, yaitu pendekatan kwalitatif. Yang perlu

diperhatikan, apabila menggunakan pendekatan yang sama dengan


187

penelitian ini yaitu penelitian replikatif adalah penajaman dan pendalaman

teori, kecermatan bertindak dalam mengamati peristiwa yang terjacli pada

setiap langkah penelitian, dan lain-lain. Hal yang diharapkan adalah

adanya peningkatan aspek-aspek, seperti: lokasi penelitian, sampel

penelitian, variabel lebih dispesifikkan, alat ukur penelitian

disempurnakan, pengolahan data lebih cermat, dan lain-lain. Hal ini perlu

dilakukan, agar hasil temuan penelitian berikutnya dapat lebih diandalkan.

Penggunaan pendekatan yang berbeda secara kualitatif dengan penelitian

ini juga disarankan, misalnya dengan ruang lingkup dan sasaran yang

sama namun didukung data yang lebih spesifik. Kelebihan dan pendekatan

ini adalah disamping hasilnya bisa dibandingkan, akan tetapi juga

temuannya bisa dipadukan, saling melengkapi, dengan catatan sama-sama

menggunakan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Selain itu, disarankan juga kepada para peneliti lanjut untuk

mengembangkan penelitian ini dengan cara memperkaya kajian terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan anggota

Misykat Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid, dengan memperluas

kajiannya pada faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Penelitian juga

bisa dikembangkan dengan metihat sisi penyelenggaraannya, mengingat

masih jarang yang menelitinya. Hal ini dilakukan agar memperkaya

khasanah keilmuan PLS, sehingga bisa diaplikasikan dan dimanfaatkan

oleh para praktisi dan para pengguna, sehingga hasil-hasil penelitian


188

tersebut bisa digunakan untuk peningkatan kualitas pemberdayaan secara

luas.
189

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, I. (1996). Strategi Membangun Motivasi Dalam Pembelajaran Orang


Dewasa. Bandung : AGTA Manunggal Utama.

------------, (1995). Metodologi Pembelajaran pada Pendidikan Orang Dewasa.


Bandung : Cipta lntelektual.

Ali, Mohammad dkk (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung :


Pedagogiana Press

Alma, Bukhori (2005). Kewirausahaan. Bandung : Alfa Beta.

Alma, Buchori. (1998). Pengantar Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta

Antonio, M. Syafi’i. (1999). Bank Syariah bagi Bankir dan Praktisi Keuangan.
Jakarta: Tazkia Institute.

Arif, Z. MS. & Napitupulu, W.P. (1997). Seri Manajemen Pendidik, Pedoman
Baru Menyusun Bahan Belajar. Jakarta: Grasindo, PT Gramedia Widia
Sarana Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: PT Rineka Cipta, IKAPI.

----------, (1997). Dasar-Dasar Evaluasi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Atmodiwirio, S. (2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta: Ardadiza Jaya


Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. (2000). Pengukuran
Kinerja. Suatu Tinjauan pada Instransi. Jakarta: BPKP.

Coombs, P.H and Manzoor, Ahmed (1978). Attacking Rural Goverty How Non
Formal Education Can Help. Baltimore : The John Hopkins Press.

Craig G, dan Mayo M. (1995). Community Empowerment: A Reader in


Participation and Development. London: Zads Books.

Dale, A .T. (1998). Kinerja. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.

Departemen PU (2007). Modul Tingkat Dasar Pemberdayaan Masyarakat.


Jakarta : Direktorat Jenderal Cipta Karya.

Dessler, G. (1983). Human Behavior, Improving Performance at Work. Jakarta:


Virginia: Reston Publishing Company.
190

Dessler, G. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Dadi Kayana


Abadi.

Dharma, A. (1998). Perencanaan Pelatihan. Jakarta: Pusdiklat Pegawai Depdikbud.

Dirjen PLSP. (2004). Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup (Life


Skills) Pendidikan Non Formal. Jakarta: Ditjen PLSP

Ditjen PLS (2003). Program Life Skills Melalui Pendekatan Broad Based
Education (BBE). Jakarta : Direktorat Tenaga Teknis Depdiknas.

Drucker, P. (1997). People and Performance. London: Heihmahn.

Echols M.J. dan Shadily, H. (2000). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta : PT


Gramedia.

Farmer, A.J and Papagiannis, (1975). Program Evaluation. Functional Education


For Family Life Planning, III. Word Education, USA: Van Dick Printing
Company, North Haven, Connecticut.

Furqon. (1999). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., dan Donnely, J. H. (1994). Organisasi dan


Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Ginanjar Kartasasmita. (1997). Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pemnagunan


yang Berakar Pada Masyarakat. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Hamalik, 0. (1999). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksar

----------, (1993). Sistem dan Prosedur Pengembangan Kurikulum. Lembaga


Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Tri Guna Karya.

Handoko, T.H. (1996). Managemen (Edisi II). Yogyakarta: BPEE.

Harry Hikmat. (2001). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora


Utama Press.

Hasibuan, H.M.SP. (1996). Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Sinar Grafika


Offset.

Ibrahim, Yunus. (1999), Bekerja Bersama Masyarakat, Buku Saku Konsultan


Pendamping, Jayagiri, Swadamas.

Ihat, Hatimah dan Sardin (2007) Modul Pembelajaran Berwawasan


Kemasyarakatan, Bandung : Universitas Terbuka UPBJJ Bandung,
191

Ihromi T.O. (1996). Kajian Wanita Dalam Pembangunan. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia.

Jalal, F. dan Supriadi, D. (2001). Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi


Daerah. Depdiknas: Bapenas, Adicita Karya Nusa.

Joni, R. T. (1980). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.

Kartasasmita, Ginanjar. (1997). Pemberdayaan Masyarakat : Konsep


Pembangunan Yang Berakar Pada Masyarakat. Yogyakarta :
UGM.

Kartini, K. (1992). Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis. Apakah Pendidikan Masih


Diperlukan. Bandung: Mandar Maju.

Kartono (1994). Motivasi Kerja Yang Berhasil. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kurniasih, Nia. (1998). Pengaruh Bantuan Modal Terhadap Volume Penjualan


Pedagang Anggota Koperasi Baitul Mall wa Tamwil Skripsi. FPIPS
Ekonomi Koperasi IKIP Bandung; tidak diterbitkan.

Kusriyanto, B. (1991). Meningkatkan Produktifitas Karyawan. Jakarta: Balai


Pustaka.

Malayu S. P. H. (1994). Manajemen SDM, Dasar dan Kunci Keberhasilan.


Jakarta: Haji Masagung.

Martoyo, S. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Marzuki, S. (1996). Strategi dan Model Pelatihan. Jurusan PLS IKIP Malang.

Marwansyah dan Mukaram (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:


Pusat Penerbitan Administrasi Niaga. Politeknik Negeri Bandung.

Mitchel, G. (1993). Evaluasi Pelatihan. Bandung: Mandar Maju.

Moekijat. (1991). Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung:


Mandar Maju.

Napitupulu, P. (1996). Jurnal Pendidikan. Jakarta: Ikatan Sarjana Pendidikan.


Indonesia.

N.S., Abdullah. (1987). Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: LP3EK FPIPS IKIP
Bandung.

Nasution, S. (1982). Metode Research. Penelitian Ilmiah. Thesis: Jemmars


192

Nasution (1986), S. (1996). Didaktik Azas-Azas Mengajar. Bangdung: Jemmars.

Newby, t. (1992). Training Evaluation Handbook. England: Gower Publishing


Company Limited.

Notoatmojo, S. (1991). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka


Cipta.

Prabu, A. M. (2000). Managemen Sumber Daya Manusia di Perusahaan.


Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Rae. L. (1990). Mengukur Efektivitas Pelatihan Jakarta: Sen PPM.

Riduwan. (2004). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rival, V. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Dari


Teori ke Praktek). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rogers, A. (1994). Teaching Adult. Philadelpia: Open University Press.

Russell, B. (1993). Human Resources Management. Ney York: Mc.Graw-Hill, Inc.

Trisnamansyah, S. (1984). Pengaruh Motif Beralifiasi, Keterbukaan Komunikasi,


Persepsi dan Status Sosial Ekonomi terhadap Perilaku Modern Petani.
Desertasi pada FPS IKIP Bandung : tidak diterbitkan.

-----------------. (1982). Pendidikan Kemasyarakatan. Bandung: Fakultas Ilmu


Pendidikan - IKIP.
-----------------. (1995). Action Research dan Aplikasinya Dalam Pengembangan
Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Gita Setra Jayagiri.

Saktiawan, Iwan Ruth. (2003). Mierofinance Syariah Berbasis Masyarakat.


Makalah. DPU Daarut Tauhiid; tidak diterbitkan.

Simamora, H. (1995). Menejemen Sumber Daya Manusia . Edisi I, STIE YKPN.

Soedjiarto. (1997). Memantapkan Sistem Pendidikan Nasional dalam Menyiapkan


Manusia Memasuki Abad Ke-21. Jakarta.

Stoner, J.A.F. (1996). Managemen. Jakarta: PT Prenhallindo.

Sudjana. (2002). Metode Statitiska. Bandung: Tarsito.

Sudjana, D. (1993). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif dalam


Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Nusantara Press.
193

---------, (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production.

---------,(2000). Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Luar Sekolah


dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.

---------, (2001). Pendidikan Luar Sekolah. Wawasan, Sejarah Perkembangan,


Falsafah, Teori Pendukung, Azas. Bandung : Falah Production.

---------, (2003). Mengembangkan Kemandirian Melalui Pendidikan Luar Sekolah.


Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Diklusepa Diktentis.

Sudjana, N. (1989). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono, (2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Sumantri, M. (1988). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti

Sumantri, S. ( 2001). Pelatihan Dan Pengembangan Sumberdaya Manusia,


Bandung: Unpad Fakultas Psikologi.

Sunardi, G.H. (2001). Studi Hubungan Antara Motivasi Kerja dan Pengetahuan
Komunikasi, Hasil Pelatihan dengan Kinerja Penyuluh Keluarga
Berencana (PKB) di Kabupaten Bandung. Tesis pada FPS UPI Bandung:
tidak diterbitkan.

Supriyanto, J. (1996). Hubungan Industrial. Yogyakarta: UGM.

Surakhmad, W. (1994). Pengantar Penelitian Pendidikan. Tarsito: Bandung.

Suryana. (2001). Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.

-----------. (1998). Konsep dan Peran Kewirausahaan. Makalah. FPIPS UPI


Bandung.

Suryabrata, S. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Weiss, H.C. (1972). Evaluation Research. Methods for Essessing Program


Effectiveness. London: Prentice-Hall International, Inc.

Winardi, J. (2001). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta


Rajawali Press.

Winardi. (1985). Dasar-dasar Permodalan. Bandung: CV. Aulia.

Anda mungkin juga menyukai