PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid Bandung). Tesis ini disusun untuk
yang tidak dapat diabaikan adalah komponen sumber daya manusia terutama
skill dan sikap mental dari peserta program sebagai salah satu penentu dalam
secara intens sangat perlu dilakukan secara terus menerus agar tercapai hasil
atau anggota program Misykat yang berkinerja tinggi, dalam hal ini, salah
Secara keseluruhan, tesis ini terdiri dari lima bab. Bab I berisi
ii
masalah, rumusan masalah, paradigma penelitian, hipotesa, tujuan penelitian,
modal dan pendampingan terhadap kemandirian anggota Misykat dalam hal ini
yang berisi pendekatan dan metode penelitian, populasi dan sampel, uji coba
instrumen, dan teknik pengolahan dan analisis data. Bab IV berisi tentang
penelitian pada berbagai pihak diuraikan pada bab terakhir, yaitu pada bab V.
menyadari bahwa penulisan tesis ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran merupakan sumbangan yang sangat berharga untuk perbaikan dan
kesempurnaan.
Penulis
iii
SURAT PERNYATAAN
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku
adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Yunus
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT atas petunjuk, rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas akhir
dan bantuan yang diperoleh penulis dari para Guru Besar, para Pendidik, pihak
terkait, teman-teman, dan keluarga yang secara ikhlas memotivasi dan begitu
Pada kesempatan ini, penulis dengan hati yang tulus dan ikhlas
awal, proses, dan sampai akhir penulisan tesis ini dengan segala kesabaran
dalam memberi bimbingan dan memacu penulis sehingga tugas akhir selesai
2. Bapak Prof. Dr. Hj. Melly Sri Sulastri Rifa'i., M.Pd selaku Pembimbing II.
v
Beliau senantiasa memberikan dorongan dan motivasi yang sangat berharga
3. Bapak Dr. Ugi Suprayogi, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Luar
Sekolah, Program Pasca Sarjana yang dengan penuh perhatian mendorong dan
5. Bapak-bapak & Ibu dosen pengajar pada jurusan Pendidikan Luar Sekolah :
Mulyana, M.Pd., Prof. Dr. H. Achmad Hufad, M.Pd., Prof. Dr. Mustofa Kamil
M.Pd., Prof. Dr. Hj. Melly Sri Sulastri Rifa'i., M.Pd., Prof. Dr. Hj. Ihat
Hatimah, M.Pd., Dr. Ugi Suprayogi, M.Pd., Dr. Ayi Olim, M.Pd., Dr. Sardin
M.Pd. yang telah banyak memberikan bekal berharga pada penulis. Semoga
6. KH. Abdullah Gymnastiar selaku guru, orang tua, dan pimpinan Pesantren
Daarut Tauhiid Bandung tempat dimana penulis mengabdikan diri, yang telah
S2 ini.
7. H. Dudung Abdul Ghani, S.E, M.Pd selaku Ketua Yayasan Daarut Tauhiid
vi
penyelenggara Program Misykat serta para pendamping dan anggota
Meisyabrina, Nadiah Khairunnisa, dan Nailah Nur Rasyidah yang selalu jadi
inspirasi dan semangat bagi penulis untuk segera menyelesaikan tesis ini.
10. Ayahanda H. Zainuddin Amid, Ibunda Hj. Iyun Syaharun serta kakak-kakak
11. Penulis juga menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada teman-
12. Semua pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam menyelesaikan penulisan ini.
Penulis
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. i
SURAT PERNYATAAN.................................................................................. ii
ix
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 121
x
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .......................................... 178
C. Rekomendasi.................................................................................... 184
LAMPIRAN...................................................................................................... 205
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Variabel Penelitian ................. 148
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.2 Kurva Penerimaan Total (TR) dan Penerimaan Marginal (MR) ... 85
Gambar 2.3 Maksimisasi Laba, Biaya Penerimaan, dan Laba Total ................. 86
xiii
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4.3 Rekapitulasi Hasil Pengujian Validitas Item Instrumen X1 ........ 207
Lampiran 4.4 Rekapitulasi Hasil Pengujian Validitas Item Instrumen X2 ........ 208
Lampiran 4.5 Rekapitulasi Hasil Pengujian Validitas Item Instrumen X3 ........ 209
Lampiran 4.6 Rekapitulasi Hasil Pengujian Validitas Item Instrumen Y .......... 210
xv
Lampiran 4.22 Analisis Korelasi Ganda X1, X2, X3 degan Variabel Y ........... 228
Lampiran 4.26 Analisis Regresi Ganda Y atas Variabel X1, X2, X3 ................ 241
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan, dan pendidikan, memburuknya kondisi sarana dan prasana umum dan
berbagai dampak negatif lainnya. Kompleksitas dari dampak krisis tersebut pada
better“, yaitu adanya proses menuju kehidupan yang lebih baik. Keberhasilan
sendiri. Sumber alam yang berlimpah yang dimiliki bangsa Indonesia, letak
meningkatkan harkat dan martabat manusia, baik sebagai insan, maupun sebagai
sebagai titik pusat segenap gerak pembangunan dalam PJPT II tahun (1994 -
111 dunia dari 182 negara. Sementara di ASEAN, Indonesia masuk urutan enam
tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang cukup besar. "Dari
jenjang sekolah dasar (SD)," katanya. Kemudian masalah kesehatan, kata dia,
terjadinya angka kematian pada ibu melahirkan mencapai 228 per 100 ribu.
Jumlah kematian ibu melahirkan tersebut tentu angka yang luar biasa
3
Malaysia, angka kematian ibu melahirkan 63 per 100 ribu, Thailand 78 per 100
ribu, Filipina 173 per 100 ribu," jelasnya. Masalah kemiskinan, kata dia, secara
per kapita yang sangat rendah. "Ketiga permasalahan inilah penyebab utama
katanya. Dia mengatakan, hal ini sungguh menjadi tantangan besar bagi bangsa
bagi sebagian anak usia sekolah“. Data Strategis Badan Pusat Statistik
31,02 juta orang (13,33 persen). Kemiskinan di Propinsi Jawa Barat menurut Data
Strategis Badan Pusat Statistik Jawa Barat pada kegiatan Sensus penduduk maret
2010 sebesar 4.773.720 orang (11,27 persen). Masyarakat miskin ditandai dengan
memperoleh nafkah yang wajar. Kemiskinan dalam sebuah teori lingkaran setan
Pada dasarnya, pemberdayaan diletakan pada kekuatan tingkat individu dan sosial.
lainnya dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa bergantung pada pertolongan
tersebut bukan untuk mencapai tujuan melainkan makna pentingnya proses dalam
pengambilan keputusan.
dan lemah tidak mendapatkan apa yang memenuhi kebutuhan pokok mereka dan
mereka terancam kelaparan. Sayid Sabiq, ulama kontemporer Mesir kita menulis
5
“suatu jamaah komunitas yang di dalamnya kemiskinan tersebar luas maka akan
untuk hidup layak (BPS dan Depsos, 2002). Lebih jauh disebutkan kemiskinan
merupakan sebuah kondisi yang berada dibawah garis nilai standar kebutuhan
minimum, baik untuk makanan dan non-makanan yang disebut garis kemiskinan
(poverty line) atau batas kemiskinan (poverty treshold). Frank Ellis (dalam
sekelompok orang. Sumber daya dalam hal ini tidak hanya menyangkut masalah
finansial saja, tetapi juga meliputi semua jenis kekayaan (wealth) yang dapat
masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih tinggi. Ciri-ciri kaum miskin
sebagaimana dikemukakan oleh Emil Salim (1980: 19), ialah sebagai kelompok
dan komunikasi, serta kesejahteraan sosial pada umumnya. Karakteristik lain yang
kelahiran, kualitas gizi yang rendah, keadaan sanitasi yang buruk serta
berkembangnya berbagai kebiasaan hidup dan cara bekerja yang tidak produktif.
kemiskinan berada pada manusia itu sendiri, Salah satu langkah mendasar dalam
menyatakan, “jalan pintas satu-satunya yang paling mangkus atau efektif untuk
struktur dan proses pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan
Pendidikan luar sekolah adalah salah satu jalur pendidikan yang bertugas
karena berbagai fäktor seperti kesulitan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang
mereka yang ingin mendapat suatu keterampilan untuk bekal dalam meningkatkan
punya etos kerja, serta mampu melihat dan memanfaatkan peluang, sehingga
pada saat mendatang. Pelatihan menurut Inpres Nomor 5 Tahun 1974 dalam
pendidikan formal, dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan materi yang
tertuang dalam PP RI No. 39 Tahun 1992 pasal : 3 adalah “peran serta masyarakat
memiliki ketahanan sosial dan ekonomi yang mapan dan tangguh, serta
berkecukupan untuk mengeluarkan zakat, infaq, dan sodaqoh dari sebagian harta
benda mereka. Zakat difardlukan dalam Rukun Islam yang ketiga. Sesuai dengan
firman Allah dalam surat Al-Hadid ayat 16, yang artinya “Dan nafkahkanlah
sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya“. Kalau
zakat ditelaah secara ekonomis, maka perintah zakat itu pada dasarnya bagi
mempunyai daya beli, sedangkan bagi masyarakat miskin, zakat secara ekonomis
hidup. Zakat secara organis dapat menyangkut kehidupan psikologis. Zakat bagi si
dan tawadlu, serta dapat mempererat tali silaturahim diantara sesama muslim.
Zakat bagi masyarakat miskin, selain merupakan ajaran agama yang dapat
mendoakan orang lain yang sama nilainya dengan mendoakan diri sendiri. Sekh
Mohammad Iqbal tokoh muslim dari Pakistan mengemukakan bahwa, dalam Al-
Qur’an lebih dari 600 kali kita diperintahkan untuk mengeluarkan zakat, guna
Dua puluh enam kata zakat diantaranya dikaitkan dengan shalat yang menjadi
pilar utama Islam. Firman Allah dalam Al-Qur’an surat A1-Mu’minuun ayat 1 - 4,
yang artinya “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu mereka yang
10
dengan khusuk mengerjakan shalat, menjauhkan diri dari perkataan tidak berguna,
dan mereka yang mengeluarkan zakat”. Apabila orang muslim mengerti tentang
makna zakat sebagaimana telah diuraikan di atas, dan zakat dikelola secara benar,
berzakat, kepada yang berhak menerima zakat dalam hal ini mustahik. Namun
zakat) baru, penyaluran zakat dilakukan secara tidak langsung, melalui Lembaga
sebagai salah satu Lembaga Pembangunan Umat dan Amil Zakat Nasional yang
mustahik (penerima zakat) untuk menyalurkan titipan zakat dari para muzaki
Sukasari Bandung.
lain yang berpusat pada sebuah persoalan tertentu. (Oemar Hamalik, 2000 : 43).
Oleh karena itu, Johnson dan Kuntz (1992:46) menegaskan bahwa pembelajaran
dengan 3 unsur yaitu : (1) keterpaduan dengan unsur proses, (2) keterpaduan
dengan isi pembelajaran, dan (3) keterpaduan dengan pengalaman belajar. Unsur-
unsur tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang di dalam prosesnya saling
berbagai latihan terapan dan pembinaan yang dilaksanakan secara terarah dan
berbasis Masyarakat (Misykat) yang didirikan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional
Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT) dengan perubahan dan
penyesuaian oleh Ir. Iwan Rudi Saktiawan, M.Ag, sejak 5 tahun silam. Misykat
berasal dari zakat, infak, dan sedekah; yang dikhususkan untuk pemberian dana
modal usaha kaum dhuafa. Mereka yang mendapatkan modal dari Misykat
diharuskan membuka usaha atau bisnis secara mandiri. Namun sebelumnya, kaum
pembekalan untuk mengelola uang yang akan diterimanya nanti. Mereka tiap
memotivasi mereka. Setelah memahami dan mengetahui tujuan dari uang yang
didapatkan dari Misykat, selanjutnya mereka diberi modal dan diwajibkan untuk
melaporkan aktivitasnya itu. Mereka yang menjadi anggota Misykat ini punya
dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga dianjurkan untuk
berbagi dan membantu kaum dhuafa atau mereka yang belum berdaya dengan
menjadi donatur.
Tauhiid menarik untuk diteliti dan dikaji lebih cermat lagi, karena merupakan suatu
program pendidikan luar sekolah yang dapat dijadikan alternatif dalam memecahkan
masalah sumber daya manusia khususnya untuk penyiapan insan mandiri bagi masyarakat
ekonomi lemah. Pola hidup mandiri para kaum dhuafa dalam penelitian ini merupakan
pengaruh (outcomes atau impact) dari pelaksanaan pelatihan dan pendampingan. Impact
merupakan tujuan akhir dari program Misykat, yaitu : (a) adanya perubahan taraf hidup
lulusan yang ditandai dengan perolehan pekerjaan atau berwirausaha, perolehan atau
peningkatan pendapatan, kesehatan dan penampilan diri, (b) membelajarkan orang lain
terhadap hasil belajar yang telah dimiliki dan dirasakan manfaatnya oleh anggota, (c)
partisipasi dalam bentuk tenaga, pikiran, harta benda, dan dana. (D. Sudjana 2001,34:38).
penelitian, observasi dan wawancara dilakukan kepada pihak LAZ DPU DT dan
anggota program Misykat. Responden penelitian ini adalah para anggota program
Misykat LAZ DPU DT. Para anggota program bertempat tinggal di Kota Bandung,
14
B. Identifikasi Masalah
modal dan pendampingan terhadap anggota Misykat. Dalam hal ini pelatihan
kemandirian ekonomi mustahik dalam hal ini anggota Misykat melalui data yang
Bandung.
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
kota Bandung.
kota Bandung.
16
Bandung.
E. Manfaat Penelitian
Ekonomi Masyarakat.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini juga dapat memberikan informasi tambahan
3. Secara khusus, hasil penelitian ini bisa memberikan kontribusi pemikiran atau
program Misykat, sehingga hasil yang diraih bisa secara maksimal, guna
mewujudkan wirausahaan yang handal dan pada akhirnya lahir pribadi yang
mandiri.
17
F. Paradigma Penelitian
penelitian.
harus didukung oleh teori-teori sebagai berikut : teori tentang pelatihan, teori
apa yang akan memberikan hasil yang maksimal terhadap output sebuah pelatihan.
orang dewasa, sehingga teori belajar dan pembelajaran orang dewasa menjadi hal
yang sangat penting untuk dirujuk dalam penelitian ini. Teori andragogi yang
akan dirujuk dalam konteks penelitian ini adalah : karakteristik warga belajar
orang dewasa, karakteristik fasilitator untuk warga belajar orang dewasa, metode
18
pembelajaran orang dewasa yang efektif, proses penyusunan dan jenis materi
dengan anak-anak yang belum dewasa. Teori motivasi yang sangat penting untuk
dirujuk pada konteks penelitian ini, adalah teori yang menjelaskan tentang ”Hal-
hal yang mengurangi motivasi belajar bagi orang dewasa, dan bagaimana cara
konteks penelitian ini adalah teori yang memberikan gambaran: faktor-faktor yang
berikut :
X1
X2 Y1
X2
Gambar 1
Hubungan antar Variabel Penelitian
Keterangan :
X1 : Variabel Bebas Pelatihan Keterampilan
X2 : Variabel Bebas Bantuan Modal
X2 : Variabel Bebas Pendampingan
Y1 : Variabel Terikat Peningkatan Pendapatan
19
G. Hipotesis
Kota Bandung.
Kota Bandung.
Kota Bandung.
H. Metodelogi penelitian
ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta pengaruh dengan fenomena yang
kuantitatif.
108
BAB III
METODOLOGI PENELITlAN
inferensial, dan teknik analisis datanya korelasi dan regresi, baik tunggal maupun
ganda.
yang digunakan untuk mengetahui fungsional antara dua variabel atau lebih, baik
inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel
tergantung pada asumsi dan jenis data yang digunakan. Penggunaan statistik
parametrik harus secara random, sedangkan dalam statistic non parametric tidak
analisis terhadap tiap hipotesis yang diajukan, data yang diperoleh terlebih dahulu
dicari normalitasnya.
menguji teori, melakukan uji analisis statistik dan objektif. (Danim, 2002:34).
dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk angka. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survey, yaitu upaya pengumpulan informasi dari
sebagian populasi yang dianggap dapat mewakili populasi tertentu. Metode ini
110
bertitik tolak pada konsep, hipotesis, dan teori yang sudah mapan sehingga tidak
akan memunculkan teori yang baru. Penelitian survei memiliki sifat verifikasi
atau pengecekan terhadap teori yang sudah ada (Mantra, 2001). Penelitian survei
merupakan perangkat penelitian yang murah dan cepat sehingga informasi yang
dibutuhkan dapat dihasilkan secara akurat dan tepat waktu. Bentuk kuesionernya
pun sederhana dan relatif mudah sehingga tidak memerlukan pelatihan secara
khusus (Stone, 1993) dengan teknik korelasional. Metode survey adalah penelitian
pendapatan anggota Misykat; dan (d) skor data pelatihan keterampilan, bantuan
1. Populasi
Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh anggota Misykat
Daarut Tauhiid penerima pinjaman dana bergulir tahap pertama yang berjumlah
66 orang.
Tabel 3.1
Anggota Misykat penerima pinjaman dana bergulir
wilayah Kecamatan Sukasari
2. Sampel.
anggota populasi secara acak dan berstrata proposional, dan dilakukan sampling
ini apabila anggota populasinya heterogen atau tidak sejenis (Ridwan, 2003:58).
strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
teknik sampel jenuh atau yang dikenal dengan istilah sensus yaitu pengambilan
sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Sampel yang akan diambil dalam
Sukasari Kota Bandung. Dan dari seluruh anggota diambil secara acak sebanyak
50 orang dari 66 orang (populasi) yang telah dilatih, diberikan bantuan modal dan
mendapat pendampingan.
113
1. Lokasi penelitian
Barat yang merupakan lokasi majelis Misykat binaan Dompet Peduli Ummat
Daarut Tauhiid.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini diharapkan selesai dalam waktu 6 bulan dengan jadwal
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No Kegiatan Feb Maret April Mei Juni Juli
2. Pendekatan Informal
3. Observasi Awal
4. Sidang Proposal
5. Penelitian Awal
6. Pengumpulan Data
7. Pengolahan Data
8. Analisis Data
9. Bimbingan
10. Pelaporan Penelitian
D. Operasional Variabel
peningkatan pendapatan.
114
Penerapan Hasil Pelatihan dengan simbol X1, Variabel bantuan modal dengan
simbol X2, Variabel pendampingan dengan simbol X3, dan Variabel peningkatan
Alat pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
Instrumen yang yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket. Angket
adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada orang lain
digunakan untuk menggali dan dapat mengungkapkan hal-hal atau informasi yang
sifatnya rahasia sehingga data yang lebih lengkap akurat dan konsisten (Sugiyono,
jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Selanjutnya,
Zainuddin (1982: 70) menjeiaskan bahwa penggunaan angket oleh peneliti atas
variabel yang diteliti dapat dianalisa dan diolah secara statistik, 2) Dengan alat
115
tertutup. Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam
bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban
yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang
(X) atau checklist (√) (Riduwan, 2004: 100). Selanjutnya, Sugiyono (2003: 163)
menjelaskan bahwa angket tertutup adalah berisi pertanyaan atau pernyataan yang
tujuan untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen
yang diukur dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga lebih akurat, efesien,
dan komunikatif (Suglyono, 105- 106: 2003). Jenis skala pengukuran yang
dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan skala interval. Skala interval
adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain
Jawaban setiap item instrumen pada mempunyai gradasi dan sangat positif sampai
sangat negatif (pada pernyataan atau pertanyaan positif), atau sebaliknya pada
dan kemudian ditentukan indikatornya yang akan diukur. Dari indikator tersebut
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Jumlah Nomor
Sub Variabel Indikator
Item Item
Pendampingan A.Efektifitas Pertemuan 7 1-7
1. Efektifitas Pertemuan Pendamping
2. Efektifitas Pertemuan warga
Belajar
3. Efek dari Efektifitas Pertemuan
4. Penerapan Efektifitas Pertemuan
5. Pengaruh Efektifitas Pertemuan
6. Fungsi Efektifitas Pertemuan
7. Konsekwensi Efektifitas
Pertemuan
B.Tatap muka 12 8 – 19
1. Intensitas tatap muka Pendamping
2. Intensitas tatap muka warga
Belajar
3. Efek dari Tatap muka
4. Penerapan efektifitas Tatap muka
5. Pengaruh Tatap muka
6. Fungsi Tatap muka
7. Konsekwensi Tatap muka
C.Tugas 5 20 - 24
1. Tugas Individu
2. Tugas Kelompok
3. Ketepatan dalam memilih usaha
4. Pengaruh pendampingan
Jumlah 24
119
Tabel 3.4
Jumlah Nomor
Sub Variabel Indikator
Item Item
Peningkatan A. Peningkatan Omset dan Jumlah Produk 6 1-6
Pendapatan 1. Peningkatan Omset
(Y)
2. Peningkatan jumlah Produk
kesahihan sesuatu instrumen. Dalam hal ini peneliti menggunakan rumus korelasi
product moment (r) dari Pearson dengan taraf signifikan kesalahan 5 %. Artinya
butir pertanyaan dinyatakan signifikan jika koefisien korelasi dari r hitung lebih
n ∑ ΧΥ − [∑ Χ ][∑ Υ ]
r ΧΥ =
{[n ∑ Χ 2
− [∑ Χ ]2 }{[n ∑ Υ 2
− [∑ Υ ]2 }
(Arikunto: 2003)
Penjelasan Rumus:
rΧΥ : Koefisien korelasi yang dicari
X : Nilai variabel bebas
Y : Nilai variabel terikat
n : Jumlah sampel
t=
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
n = jumlah resPonden
t = harga t hitung
Menurut Sujana (2002 : 377) jika thitung > ttable maka butir item dianggap
2. Uji Realibilitas
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
121
menjadi dua berdasarkan item-item ganjil genap dan belah awal akhir. Dalam hal
r11 =
(Ridwan: 2004)
Keterangan:
t=
Koefisien reliabilitas dinyatakan signifikan bila thitung > ttable pada taraf
nyata 0,05 dengan db = n-2. Hasil uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan
tahap diantaranya:
bersangkutan.
sampel.
(Sugiyono, 2003: 170). Analisis yang akan digunakan dalam statistik inferensial
adalah analisis korelasi sederhana dari multipel dan regresi sederhana dari
a) Kemudian menghitung rata-rata setiap variabel yang diperoleh dari data tidak
bergolong diperoleh dengan rumus:
n = jumlah sampel
menghitung vanians (S2) dan simpangan baku atau standar deviasi (S) dengan
rumus:
varians:
standar deviasi :
S = √S2atau
dengan keterangan:
n = Banyaknya responden
X = Jumlah Skor
atau menguji populasi melalui data sampel (Sugiyono, 2003: 171). Selanjutnya,
banyak asumsi, asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus
berdistribusi normal. Untuk mengetahui normal tidaknya data maka diuji dengan
uji normalitas distribusi data, yang dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat (Sugiyono,
sebagai berikut:
karena luas kurve normal dibagi menjadi enam, yang masing-masing luasnya
3) Menentukan panjang kelas interval yaitu: (data terbesar - data terkecil) dibagi
persentase luas tiap bidang kurve normal dengan jumlah anggota sampel.
7) Membandingkan Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel. Bila Chi
Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi Kuadrat tabel
(χh2 < χt2), maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar ( > )
3. Uji Hipotesa
Hipotesis yang digunakan pada bab I akan diuji. Namun sebelum, diuji
hipotesis tersebut terlebih dahulu diubah menjadi hipotesis statistik, yang terdiri
analisis korelasi dan regresi. Untuk menguji H1, H2, H3 analisis yang digunakan
126
umumnya analisis regresi didahului oleh analisis korelasi, akan tetapi setiap
analisis korelasi belum tentu dilanjutkan dengan analisis regresi. Korelasi yang
tidak dilanjutkan dengan regresi, adalah korelasi antara dua variabel tidak
a. Analisis Korelasi
dengan Y)
n ∑ ΧΥ − [∑ Χ ][∑ Υ ]
r ΧΥ =
{[n ∑ Χ 2
− [∑ Χ ]2
}{[n ∑ Υ 2
− [∑ Υ ]2 }
Keterangan :
X = data variabel X
Y = data variabel Y
N = banyaknya sampel
127
t=
Jika thitung > ttabel maka korelasi signifikan dan thitung < ttabel maka korelasi
tidak signifikan.
diperoleh ttabel .
(d) Bandingkan thitung dengan ttabel dan lihat pada kriteria pengujian
signifikansi
menggunakan rumus:
Keterangan:
Ryx1x2x3 = Kooefisien korelasi ganda antara variabel X1, X2, dan X3 secara
bersama-sama dengan Y
(a) Menentukan kriteria uji signifikansi dengan taraf signifikansi 0,05, yaitu
jika Fhitung > Ftabel, maka dinyatakan signifikan dan Fhitung < Ftabel maka
Keterangan :
R = koefesien korelasi
N = jumlah sampel
d k pembilang = k
(d) Bandingkan Fhitung dengan Ftabel dan dikonsultasikan dengan kriteria uji
signifikansi.
adalah:
cd = r2 x 100 %
Keterangan:
cd = koefisien determinasi
r2 = kuadrat koefisien korelasi.
(Sudjana, 2002: 357)
129
b. Analisis Regresi
meramalkan atau memprediksi variable terikat (Y) apabila variabel bebas (X)
Regresi Sederhana
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu hipotesis
Ŷ =a+bX
Dengan keterangan :
No X Y XY X2 Y2
Resep
1
2
3
...
N ∑X ∑Y ∑XY ∑X2 ∑Y2
6) Mencari Rata-Rata Jumlah Kuadrat Regresi RJK Reg [a] dengan rumus:
7) Mencari rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJK Reg [b/a] ) dengan rumus:
Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho diterima artinya berpola tidak linear
Tabel Ringkasan
Regresi Ganda
antara variabel X1, X2, X3 dengan variabel Y. Adapun persamaan regresi multipel
dinyatakan dengan:
dengan keterangan:
dengan nol)
n = jumlah responden
Dengan taraf signifikan : a = 0,05, carilah nilai Ftabel menggunakan Tabel Ftabel
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah
linier. Artinya bahwa semakin tinggi nilai hasil pelatihan maka semakin
dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini juga menunjukkan bahwa hasil
jika anggota memiliki modal kerja yang memadai atau besar dapat
baik itu dampingan dari sisi ruhiyah maupun dari sisi usaha anggota. Hal
dibangun dari para anggota Misykat bukanlah hanya dari sisi modal saja,
180
yang dominan tanpa adanya mental untuk maju dalam arti keberanian kuat
terealisasi.
Misykat pula.
B. Implikasi
1. Implikasi Akademis
Secara akademis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian
karena itu perlu adanya suatu penelitian tindak lanjut yang lebih mendalam
181
sama.
2. Implikasi Kebijakan.
Untuk itu hendaknya para penentu kebijakan tidak mudah merasa puas
lapangan ditemukan:
182
3. Implikasi Praktis
kesadaran dan tanggung jawab sosial atas suatu kegiatan yakni mulai dari
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
tujuan, sasaran, waktu, isi kegiatan, cara atau teknik yang digunakan
c. Evaluasi
pra, proses, dan akhir kegiatan. Ruang lingkup yang dievaluasi terdiri
C. Rekomendasi
itu juga pemerintah pusat maupun daerah perlu memberikan reward yang
memadai bagi mereka yang belajar secara aktif, kreatif, produktif dan
sehingga potensi ummat yang sangat luar biasa ini benar-benar menjadi
hal ini perlu kerja sama yang baik dengan berbagai lembaga
universitas tersebut.
5. Peneliti Selanjutnya
disempurnakan, pengolahan data lebih cermat, dan lain-lain. Hal ini perlu
ini juga disarankan, misalnya dengan ruang lingkup dan sasaran yang
sama namun didukung data yang lebih spesifik. Kelebihan dan pendekatan
luas.
189
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M. Syafi’i. (1999). Bank Syariah bagi Bankir dan Praktisi Keuangan.
Jakarta: Tazkia Institute.
Arif, Z. MS. & Napitupulu, W.P. (1997). Seri Manajemen Pendidik, Pedoman
Baru Menyusun Bahan Belajar. Jakarta: Grasindo, PT Gramedia Widia
Sarana Indonesia.
Coombs, P.H and Manzoor, Ahmed (1978). Attacking Rural Goverty How Non
Formal Education Can Help. Baltimore : The John Hopkins Press.
Ditjen PLS (2003). Program Life Skills Melalui Pendekatan Broad Based
Education (BBE). Jakarta : Direktorat Tenaga Teknis Depdiknas.
Ihromi T.O. (1996). Kajian Wanita Dalam Pembangunan. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia.
Marzuki, S. (1996). Strategi dan Model Pelatihan. Jurusan PLS IKIP Malang.
N.S., Abdullah. (1987). Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: LP3EK FPIPS IKIP
Bandung.
Sunardi, G.H. (2001). Studi Hubungan Antara Motivasi Kerja dan Pengetahuan
Komunikasi, Hasil Pelatihan dengan Kinerja Penyuluh Keluarga
Berencana (PKB) di Kabupaten Bandung. Tesis pada FPS UPI Bandung:
tidak diterbitkan.