Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh :
Ahmad Faqih Ramadhani
NIM : 11140700000102
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H /2019 M
i
ii
iii
iv
motto
YANG TERBURUK
BISA MENJADI
YANG TERBAIK
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan khusus untuk Orang Tua saya terutama Ibu Saya
yang memberikan doa sehingga mempermudah penulis dalam menyelesaikan
tugas akhir, serta selalu menanykan saya kapan lulus dan keluarga tercinta yang
selalu memberikan doa, semangat, dan cinta yang tak lekang oleh waktu.
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
A) Faculty of Psychology
B) August 2019
C) Ahmad Faqih Ramadhani
D) The Effect of Personality and Group Cohesiveness on Social Loafing
Students
E) xv + 92 pages + appendix
F) Group working is one way to train students to be understood in groups. The
phenomenon where individuals reduce their efforts less when working with
others than when individuals work alone called social loafing. This research
measures the impacts of the personality (honesty-humility, emotionally,
extraversion, agreeableness, conscientiousness, and openness to experience),
and group cohesiveness (individual attractions to the group–task, individual
attraction to the group–social, group integration–task and group integration–
social) for student social loafing. The research subjects is 232 students of UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta college. The results of the study show the fact that
three variables have significant influence on the social, namely honesty,
humility, emotionally and extraversion. For further research was approved to
see the size of groups and more specific types of tasks
G) Reading materials: 41 ; journals: 34 + books: 5 + essay: 1 + thesis: 1
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah yang telah menciptakan kita dalam
keadaan mencintai agamanya dan berpegang pada syariat-Nya. Shalawat dan
salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang telah
berjihad untuk menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang agung dalam akhlak beliau
yang mulia, dan semoga kesejahteraaan dan rahmat senantiasa juga tercurah untuk
keluarganya dan para sahabatnya terkasih yang senantiasa mengikuti petunjuknya,
sehingga mereka beruntung dengan mendapat ridha dan pahala dari sisi Allah.
viii
7. Seluruh Staff kepegawaian Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta wabil khusus Mba Ida dan Mas Miftah yang memberikan
kemudahan dalam hal pengurusan akademik kepada penulis selama
menempuh studi.
8. Kawan-kawan penulis, semua anak-anak KOMPSI wabil khusus bang Ade
Iskandar, Saepudin, Edwin, Hasan Basri dan Mahdi Munif dan kawan-
kawan lainnya Terimakasih atas canda tawa, air mata, dukungan, serta
motivasinya.
9. Teman seperjuangan, serta keluarga Psikologi 2014 khususnya kelas D,
yang memberikan bantuan, dukungan, canda tawanya kepada penulis.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
berkontribusi dalam penelitian ini. Pencapaian ini tidak akan terwujud tanpa
bantuan darikalian semua.
Penulis menyadari bahwa segala bentuk kekurangan yang disengaja maupun tidak
disengaja akan menjadi bahan perbaikan untuk menjadi lebih baik. Penulis
berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada setiap
pembaca.
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
x
3.5 Pengumpulan Data............................................................................. 31
3.6 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 32
3.6.1 Alat ukur Social Loafing .......................................................... 33
3.6.2 Alat ukur Hexaco ..................................................................... 33
3.6.3 Alat ukur Kohesivitas kelompok .............................................. 34
3.7 Uji Validitas Konstruk ....................................................................... 35
3.7.1 Uji validitas Social Loafing ...................................................... 37
3.7.2 Uji validitas Hexaco................................................................. 38
3.7.3 Uji validitas Kohesivitas kelompok .......................................... 44
3.8 Metode Analisis Data ........................................................................ 48
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
Perguruan tinggi adalah salah satu tahap awal menuju dunia kerja atau sebagai
dengan lingkungan sebelum menuju dunia nyata. Dunia kerja menuntut agar
individu bisa bekerja sama dengan tim atau orang lain. Banyaknya tugas dalam
kehidupan kita membutuhkan upaya kolektif kelompok secara umum, kerja tim
paling sering dikaitkan dengan efek positif mengenai upaya dan kinerja individu
komprehensif untuk masalah organisasi (Salas, Sims & Burk, 2005). Dalam
mahasiswanya agar bisa bekerjasama dengan orang lain ataupun bisa beradaptasi
dengan lingkungan. Tugas kelompok itu sendiri merupakan tugas yang dikerjakan
dua orang atau lebih yang didalamnya terjadi interaksi dan tujuan yang sama.
melalui kerja kelompok. Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan
penyatuan hasil individu anggota. Tim olahraga, dan organisasi adalah beberapa
sebuah hasil. Banyak tugas yang bisa lebih efisien dan mudah jika dikerjakan
1
2
secara berkelompok. Ketika usaha dari setiap individu digabungkan dengan usaha
individu yang lain dalam proses mencapai tujuan yang diinginkan maka proses
penyelesaiannya akan lebih cepat dan hasil yang akan didapatkan akan lebih
maksimal (Aulia dan Saloom, 2013). Tugas kelompok juga bisa meningkatkan
performansi seseorang dimana menurut Floyd Allport (1920; Hogg, 2011; Aulia
dan Saloom, 2013) efek dari kelompok pada performa seseorang adalah social
lain.
memberikan usaha yang lebih besar ketika ada orang lain atau ketika mereka berada
sedikit ketika mereka berada dalam kelompok dan menjadikan kerja kelompok
bisa tidak efektif ketika semua individu tidak mau memberikan kontribusi
mereka untuk bekerja sebagai individu (Harkins, Latane, & Williams, 1980).
konflik antar kelompok itu sendiri. Taylor, Peplau, dan Sears (2006) dalam
menyebabkan produktivitas rendah dan kinerja kelompok yang buruk (Ying, Li,
motivasi dan usaha yang terjadi ketika individu bekerja secara kolektif dalam
mengurangi usahanya lebih sedikit ketika bekerja dengan orang lain dibanding
2003).
ditemukan bahwa usaha kolektif tim tarik tambang hanya setengah dari jumlah
keseluruhan usaha individu yang terlibat. Ini didukung hasil penelitian Bib Latane,
terhadap kelompok yang terdiri dari 6 orang. Ketika mereka diarahkan untuk
berteriak dan bertepuk tangan “sekeras mungkin” hasilnya kurang dari tiga kali
karakter dari individu itu sendiri. Kepribadian merupakan pola,sifat, atribut, dan
individu terutama big five personality efektif dalam hal efisiensi kelompok.
Penelitian yang dilakukan oleh Amir et al. (2014) mengatakan bahwa sifat-sifat
individu akan memiliki efek terhadap kinerja kelompok. Ketika mereka dapat
loafing. Hasil penelitian oleh Ulke dan Bilgic pada tahun 2011 bahwa dua dimensi
dari big five yang mempunyai hubungan signifikan yaitu extraversion dan
neuroticism. Penelitian oleh Ziapour et al. pada tahun 2014 menyatakan empat
dari lima dimensi big five yang berkolerasi signifikan. Dalam penelitian tersebut
five personality, dan tidak semua dimensi mempunyai korelasi signifikan dengan
social loafing. Penelitian yang dilakukan oleh Klehe dan Anderson (2007), hanya
tidak satupun yang menunjukkan hasil yang signifikan dengan social loafing.
inilah peneliti ingin melakukan penelitian ulang. Namun dalam kesempatan kali
yang terdiri dari enam dimensi (Ashton et al., 2007). Empat dimensi hexaco
agreeableness dan openness to experience. Perbedaan antara big five dan hexaco
neuroticism ke emotionally.
terjadinya tindakan social loafing. Salah satu faktor eksternal tersebut yaitu
perfoma individu, kehadiran dan kepuasan kelompok (Duffy & Shaw, 2000).
Kohesivitas keompok atau kelekatan antar kelompok telah lama dikenal sebagai
model task cohesion secara signifikan mengurangi social loafing. Jika individu
tidak menyukai anggota yang lain dan tidak merasa kelekatan yang kuat mereka
lebih mungkin untuk terlibat dalam social loafing. Social loafing hanya terjadi
6
pada kelompok yang tidak kohesif atau berkohesivitas rendah. Hal ini didukung
oleh penelitian oleh (Karau & Williams, 1997) bahwa anggota kelompok
pada performance seseorang yang nantinya akan memasuki dunia kerja. Jika
social loafing. Maka penulis ingin meneliti tentang “Pengaruh Kepribadian dan
1. Social loafing
sedikit ketika bekerja dengan orang lain dibanding saat individu bekerja
2. Kepribadian
3. Kohesivitas Kelompok
dengan anggota kelompok yang lain, dan merasa nyaman berada didalam
loafing?
tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh kepribadian hexaco dan
social loafing.
1. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan pemahaman lebih dalam perilaku
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi atau saran ntuk
pengajar (guru atau dosen) dalam memberikan tugas kelompok agar tugas kelompok
dapat maksimal. Selain itu diharapkan agar penelitian ini juga dapat mengurangi
atau mencegah perilaku social loafing pada kalangan mahasiswa, agar mahasiswa
LANDASAN TEORI
Pertama kali Latane et al. (1979) mendefinisikan social loafing sebagai penurunan
penelitian terhadap sekelompok orang yang menarik tali. Ketika jumlah orang
yang menarik tali bertambah, usaha untuk menarik tali tersebut lebih besar (David
1979) social loafing berarti penurunan usaha individu atau seseorang ketika ia
dibandingkan ketika bekerja secara individual (Karau & Williams, 1993). Adapun
istilah yang digunakan untuk social loafing adalah social laziness (kemalasan
menurut Chidambram dan Tung (2005) social loafing mengacu pada perilaku
dimana seorang individu cenderung untuk mengerahkan usaha yang lebih sedikit
ketika bekerja dengan orang lain daripada ketika bekerja sendiri. Menurut Ying,
9
10
Li, Jiang, Peng, dan Lin (2014) social loafing fenomena dimana individu
mengurangi motivasi dan usaha yang muncul ketika individu bekerja secara
kolektif dalam kelompok daripada ketika mereka bekerja sendirian (Aulia &
Saloom, 2013)
kajian literatur yang telah dilakukan, hampir semua mengacu dan berpegang pada
penelitian pertama yang dilakukan oleh Latane, Williams dan Harkins (1979)
dalam mendefinisikan social loafing. Namun dalam penelitian kali ini penulis
akan memilih definisi social loafing menurut Chidambaram dan Tung (2005)
yaitu fenomena dimana individu mengurangi usahanya lebih sedikit ketika bekerja
Menurut Chidambaram dan Tung (2005) social loafing memiliki 2 aspek yaitu :
1. Dillution effect
loafing.
2. Immediacy gap
Individu akan melakukan social loafing jika merasa dirinya terasing dari
kelompok yang lain juga semakin jauh. Hal ini didasari dari kedekatan
Faktor Internal
3. Jenis Kelamin merupakan salah satu faktor penyebab social loafing. Laki-
laki memiliki potensi yang lebih besar untuk melakukan social loafing
12
Faktor Eksternal
tindakan social loafing (Liden et al., 2003). Semakin sulit tugas kelompok,
menyelesaikan tugas.
loafing apabila kinerjanya didalam tidak dievaluasi, baik itu dari rekan
tidak jelas.
kelompok.
Terdapat beberapa macam alat ukur yang digunakan untuk mengukur social
Høigaard et al. (2010) yang menjadi sampel adalah atlet. Terdapat juga alat ukur
Li, Jiang, Peng, dan Lin (2014). Selama ini banyak terdapat pengukuran social
loafing menggunakan alat ukur dari George (1992) yang terdiri dari 10 item.
Maka dari itu penulis akan menggunakan alat ukur yang digunakan oleh
George (1992) yang diadaptasi dalam jurnal Extrinsic and Intrinsic Origins of
Likert 4 point dimana pernyataan 1=sangat tidak sesuai sampai 4=sangat sesuai.
2.2 Kepribadian
topeng yang dikenakan oleh aktor drama yunani kuno. Menurut Allport
14
sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri
bahwa kepribadian (personality) adalah pola sifat dan karakteristik tertentu, yang
banyak struktur kepribadian yang telah dikonstruk oleh banyak penulis, salah
struktur kepribadian big five yang terdapat penambahan satu dimensi (enam
Ashton dan Lee (2007) Hexaco terdiri dari enam dimensi atau faktor pada
rendah hati dan tulus dalam bekerja sama (Ashton & Lee, 2007). Penambahan
model HEXACO, dan merupakan salah satu perbedaan utama dari kepribadian
15
Big Five atau Model Lima Faktor atau Five Factor Model (FFM).
dan ketergantungan (Ashton & Lee, 2009). Selain itu menunjukkan pribadi
bersosialisasi, kepemimpinan dan hiburan (Ashton & Lee, 2007). Individu ini
terkait dengan sifat ekspresif, banyak bicara, ramah dan ceria (Ashton & Lee,
2009).
memaafkan dan toleran terhadap orang lain, dapat bekerja sama dengan orang
dengan tugas seperti pekerjaan, perencanaan dan organisasi (Ashton & Lee,
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kreatif, dan tidak konvensional. Individu
ini menyukai hal-hal berkaitan dengan ide seperti belajar, berfikir dan imajinasi
Dalam mengukur kepribaidan hexaco terdapat alat ukur Hexaco Inventory Revised
(HEXACO–PI– R). HEXACO–PI–R memiliki tiga bentuk: 200 item, 100 item
dan 60 item. Namun penulis dalam penelitian kali ini akan menggunakan Brief
16
Hexaco Inventory (BHI), karena banyaknya item yang terdapat dalam HEXACO–
PI–R mencapai ratusan item. Alat ukur BHI hanya memiliki 24 item dengan 4
Skala ini disusun berdasarkan indikator tertentu yang terdapat pada aspek–aspek
kelompok yang lain, dan merasa nyaman berada didalam organisasi dan sulit
menyatakan bahwa kohesivitas menyatukan energi dan upaya individu yang akan
dialokasikan anggota ke tugas kelompok. Kohesivitas adalah sifat dasar dari suatu
karakteristik dari kelompok secara keseluruhan, dan berasal dari tingkat komitmen
dari individu dalam kelompok. Baron dan Byrne (2005) mengungkapkan bahwa
kelompok bertahan dalam kelompok. Dalam penelitian kali ini, penulis akan
Menurut Carron, Brawley, dan Widemeyer (dalam Eys, Lougheed, Bray, Carron
aspek sosial. Individu memiliki keinginan yang lebih besar untuk bekerja sama
Skala kohesivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Group
tahun 2002, namun dikembangkan kembali pada tahun 2009 pada kelompok
olahraga. Alasan menggunakan alat ukur ini adalah karena dimensi – dimensi
yang digunakan sangat berkaitan erat dengan tindakan social loafing. Skala terdiri
dari 18 item, Item – item tersebut diadaptasi dan akan disesuaikan dengan konteks
penelitian yang ada di Indonesia. Pada skala yang telah diadaptasi, mahasiswa
akan diberikan empat jawaban (Skala Likert) 4 point dimana pernyataan 1 = sangat
beban tugas bisa dibagi – bagi pada tiap anggota kelompok sehingga tidak
memberatkan tiap individu. Ada juga yang beranggapan banyak tangan makan
semakin cepat atau gampang menyelesaikan tugas. Pada kenyataanya tidak semua
penyebab social loafing sendiri yaitu ketidak jelasan pembagian tugas yang
menyebabkan individu dalam kelompok merasa sudah ada yang mengerjakan. Hal
itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh George pada 1992 yaitu
Social loafing cenderung terjadi karena kinerja kelompok tidak dievaluasi, baik
dari pemberi tugas ataupun rekan satu kelompok (Harkins & Szymanski, 1989),
“Investigating the Role of the big five on the Social Loafing of Information
Technology Workers” oleh Ulke dan Bilgic dilakukan pada tahun 2011 yang
dua dimensi saja yang memiliki hubungan yang signifikan, yaitu dimensi
extraversion dan neuroticism. Dalam penelitian lain yang dilakukan pada tahun
2014 oleh Ziapour et al. yang dilakukan di Iran dengan Judul Penelitian
Salah satu hipotesis penulis terhadap penelitian ini adalah bahwa social
karakteristik tulus, adil, tidak serakah dan sopan (Ashton & Lee, 2007) sehingga
bahwa pekerjaan orang lain adalah menjadi pekerjaannya (tidak jujur), seolah-
Kelompok atau organisasi akan runtuh karena praktik yang tidak jujur (Rafi et al.,
(Ashton & Lee, 2007). Mahasiswa yang sering gelisah dan memiliki rasa takut
yang besar, akan lebih mudah menyerah pada saat bekerja dalam kelompok.
21
loafing. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian menggunakan big five oleh Ulke
senang berbicara, suka menjadi pusat perhatian, ramah dan suka bersosialisasi
(Ashton & Lee, 2007). Hal ini tentu disebabkan karena, pada umumnya orang
yang senang berbicara (banyak omong) dengan memberikan saran atau masukan
namun tidak disertai tindakan yang mengakibatkan hasil tugas tidak maksimal.
Hal ini didukung dengan penelitian Ulke dan Bilgic (2011) yang menyebutkan
toleran, serta merupakan pribadi yang penuh kehangatan (Ashton & Lee, 2007).
Trait ini memiliki faktor penting dalam performa kelompok dikarenakan memiliki
sifat yang hangat dan kooperatif dalam kelompok, hal ini tentunya akan sangat
tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Schippers (2014) bahwa
hati, berambisi dan tekun (Ashton & Lee, 2007). Mahasiswa yang teliti cenderung
akan menunjukkan produktivitas yang lebih besar daripada mahasiswa yang tidak
teliti. Hal ini tentunya akan sangat membantu dalam menyelesaikan tugas dan
tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Schippers (2014) bahwa
loafing.
yang terbuka, imajinasi yang tinggi, fleksibel, dan memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi (Ashton & Lee, 2007). Individu ini sering digambarkan sebagai orang yang
menyukai hal - hal baru dan out of the box. Mahasiswa dengan kecenderungan
loafing. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ziapour et al.
loafing.
Selain faktor diatas, masih terdapat penyebab terjadinya social loafing yaitu
cukup kuat dalam mempengaruhi perilaku social loafing, salah satu penelitian
Adapun penelitian pertama yang dilakukan pada variabel ini oleh Karau dan Hart
(1998) yang berjudul “Group Cohesiveness and Social Loafing: Effect of a Social
membantu dalam kinerja yang lebih baik. Karau dan Hart (1998) menyatakan
bahwa jika individu tidak menyukai anggota yang lain dan tidak merasa kelekatan
yang kuat, mereka lebih mungkin untuk terlibat dalam social loafing. Social
loafing ditemukan hanya terjadi pada kelompok – kelompok yang tidak kohesif
Penelitian yang dilakukan oleh (Aulia dan Saloom, 2013) menggunakan empat
dimensi kohesivitas kelompok dan hanya dua dimensi yang memiliki pengaruh
yang berjudul “The Relationships Between Group Cohesion, Group Norms and
Perceived Social Loafing in Soccer Teams”. Lalu penelitian yang dilakukan oleh
Lam (2015) dengan judul penelitian “The Role of Communication and Cohesion
Atas dasar inilah penulis ingin melihat apakah Dimensi Kepribadian dan
Hexaco
Honesty-Humility
Emotionally
Extraversion
Agreableness
Conscientiousness
Openeness to Experience
Social
Loafing
Kohesivitas Kelompok
Individual Attractions
to The Group–Task
Individual Attraction to
The Group–Social
Group Integration–
Task
Group Integration–
Social
group – social, group integration – task dan group integration – social) terhadap
loafing
loafing.
loafing.
loafing.
social loafing.
social loafing.
METODE PENELITIAN
orang. Terdiri dari fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan (FITK), fakultas adab dan
humaniora (FAH), fakultas ushuluddin dan filsafat (FUF), fakultas syariah dan
hukum (FSH), fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi (FIDKOM), fakultas
dirasat islamiyah (FDI), fakultas psikologi (FPSI), fakultas ekonomi dan bisnis
(FEB), fakultas sains dan teknologi (FST), fakultas kedokteran dan ilmu
kesehatan (FKIK), fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP). Total penelitian
ini membagikan 360 instrumen, namun jumlah yang dijadikan sampel dalam
Variabel adalah sesuatu yang bervariasi dari satu kasus ke kasus yang lain.
Adapun variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu :
28
29
Kepribadian hexaco
1) Honesty-humility (X1)
2) Emotionally (X2)
3) Extravertion (X3)
4) Agreeableness (X4)
5) Conscientiouness (X5)
Kohesivitas Kelompok
Variabel terikat dalam penelitian kali ini adalah social loafing yaitu berkrangnya
usaha individu ketika bekerja dengan orang lain dibanding saat individu bekerja
sendiri.
Kepribadian adalah pola sifat dan karakteristik tertentu, yang relatif permanen,
keadilan, rendah hati dan tulus dalam bekerja sama. Penambahan dimensi
kepribadian Big Five atau Model Lima Faktor atau Five Factor Model
(FFM).
menolak.
memaafkan dan toleran terhadap orang lain, dapat bekerja sama dengan
keindahan, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kreatif, dan tidak
bagi anggota kelompok tertentu dan kelompok itu sendiri yang dialami oleh
individu dalam tugas kelompok. Kohesivitas kelompok terdiri dari empat dimensi
yaitu :
berhubungan.
keinginan yang lebih besar untuk bekerja sama dalam kelompok sosial
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket. Angket (kuesioner)
masalah atau bidang yang akan diteliti yang disebarkan kepada responden.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah skala likert dengan
enam pilihan jawaban yaitu 1=sangat tidak sesuai, 2=tidak sesuai, 3=sesuai,
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
item instrumen yang dapat berupa pernyataan. Pernyataan terdiri dari peryataan
instrumen ini memiliki tingkat dari yang tertinggi (sangat positif) dan terendah
(sangat negatif) dan diukur melalui item dengan empat skala jawaban sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Skor skala likert
Alternatif Pilihan Jawaban Pernyataan
Favorable Unfavorable
Sangat tidak sesuai/ Sangat sesuai 1 4
Tidak sesuai/ Sesuai 2 3
Sesuai/ Tidak sesuai 3 2
Sangat sesuai / Sangat tidak sesuai 4 1
data dalam penelitian ini terdiri dari tiga alat ukur, yaitu alat ukur social loafing,
alat ukur kepribadian hexaco dan alat ukur kohesivitas kelompok. Peneliti akan
Instrumen akan menggunakan alat ukur yang digunakan diambil dari alat ukur
sample mahasiswa.
Tabel 3.2
Blue print skala social loafing
Penulis dalam penelitian kali ini akan menggunakan Brief Hexaco Inventory
ratusan item. Alat ukur BHI hanya memiliki 24 item dengan 4 item untuk masing-
Tabel 3.3
Blue print skala kepribadian hexaco
Openness to Keindahan, Rasa Ingin 1, 7*, 13, 4 1. Saya bisa melihat sebuah
Experience tahu, Kreatifitas, Tidak 19 gambar/lukisan dalam
Konvensional waktu yang lama
Total 24
Keterangan : *unfavorable
yang dikembangkan oleh Carron et. al. pada tahun 2002, namun dikembangkan
kembali pada tahun 2009 pada tim olahraga. Alasan menggunakan alat ukur ini
perilaku social loafing. Skala terdiri dari 18 item. Item – item tersebut diadaptasi
Tabel 3.4
Blue Print Skala Kohesivitas Kelompok
Total 18
Keterangan: *Unfavorable
Untuk menguji validitas konstruk alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini,
langkah. Tiga langkah yang dilakukan pada CFA (Umar, 2012) yaitu:
perbedaan antara matriks korelasi yang diperoleh dari data dengan matriks
perbedaan antara matriks korelasi yang diperoleh dari data dan model”
tidak ditolak yang artinya item yang diuji mengukur satu faktor saja (uni-
hipotesis nihil tersebut ditolak yang artinya item-item yang diuiji ternyata
tetapi dengan tetap menjaga bahwa item hanya mengukur satu faktor (uni-
2. Menganalisis item mana yang menjadi sumber tidak fit, terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui item mana yang menjadi
2) Melihat arah dari koefisien muatan faktor (faktor loading). Jika suatu
pada item tersebut semakin rendah nilai pada faktor yang diukur).
pengukuran pada item lain. Jika pada suatu item terdapat terlalu
demikian selain mengukur apa yang ingin di ukur juga mengukur hal
maka diperoleh item-item yang valid untuk mengukur apa yang ingin
square sebesar 364.02; degree of freedom (df) sebanyak 35; p-value sebesar
memodifikasi model dengan melihat output Lisrel dan mencari nilai error antar
item yang paling besar. Setelah melakukan modifikasi model sebanyak 21 kali,
diperoleh nilai chi-square sebesar 32.66; degree of freedom (df) sebanyak 23; p-
value sebesar 0.08716; dan RMSEA sebesar 0.043. Nilai p-value>0.05 dan nilai
38
RMSEA<0.05 sudah sesuai dengan kriteria model fit. Selanjutnya, peneliti ingin
melihat item mana yang memang mengukur apa yang hendak diukur atau valid
dan mana yang tidak valid dengan kriteria item valid yaitu memiliki nilai t-
value>1.96. Adapun factor loading, standard error, dan t-value dari masing-
Tabel 3.5
Muatan Faktor item Social Loafing
Berdasarkan tabel 3.5, dari total 10 item terdapat satu item yang kriteria nilai t-
1. Honesty-humility
Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur honesty-humility. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan
model satu faktor, diperoleh nilai chi-square sebesar 0.57; degree of freedom (df)
Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu honesty- humility.
Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak
39
diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu
didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
Tabel 3.6
Muatan Faktor item Honesty-Humility
Berdasarkan tabel 3.6 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan
karena t>1.96 atau t <-1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item,
apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item
yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa
2. Emotionality
Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur emotionally. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan
RMSEA=0.017.
Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak
diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu
didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, jika nilai t>1.96, maka item tersebut signifikan dan
40
begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item ekspresi diri dapat
Tabel 3.7
Muatan Faktor item Emotionally
Berdasarkan tabel 3.7 diatas terlihat bahwa hanya satu item yang mengukur
emotionally signifikan, tiga item yang signifikan dengan t>1.96 dan bertanda
positif. Artinya, berdasarkan hasil pengujian ini hanya satu item yang di drop
dengan t<1.96.
3. Extraversion
Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur extraversion. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan
model satu faktor, ternyata tidak fit, diperoleh nilai chi-square=42.02, df=2, P-
berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh model fit dengan chi-square =
Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak
diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu
didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
41
Tabel 3.8
Muatan Faktor item Extraversion
Berdasarkan tabel 3.8 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan
karena t>1.96 atau t<-1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item,
apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item
yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa
4. Agreeablenes
Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur agreeablenes. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan
model satu faktor, ternyata tidak fit, diperoleh nilai chi-square=18.96, df=2,
berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh model fit dengan chi-
hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
42
Tabel 3.9
Muatan Faktor item Agreeablenes
No.Item Lambda Std.Error t-value Signifikan
Berdasarkan tabel 3.9 diatas terlihat bahwa hanya satu item yang mengukur
agreeablenes signifikan, tiga item yang signifikan dengan t>1.96 dan bertanda
positif. Artinya, berdasarkan hasil pengujian ini hanya satu item yang di drop
dengan t<1.96.
5. Conscientiousness
Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar
value=0.24909, RMSEA=0.041.
Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak
diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu
didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, jika nilai t>1.96, maka item tersebut signifikan dan
begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item ekspresi diri dapat
Tabel 3.10
Muatan Faktor item Conscientiousness
Berdasarkan tabel 3.10 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan
karena t>1.96 atau t <-1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item,
apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item
yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa
6. Openess to Experience
Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur openness to experience. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, diperoleh nilai chi- square = 6.16,
dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh model fit dengan chi-
experience. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, jika nilai t>1.96, maka item tersebut signifikan dan
44
begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item ekspresi diri dapat
Tabel 3.11
Muatan Faktor item Openess to Experience
Berdasarkan tabel 3.11 diatas terlihat bahwa hanya satu item yang mengukur
agreeablenes signifikan, tiga item yang signifikan dengan t>1.96 dan bertanda
positif. Artinya, berdasarkan hasil pengujian ini hanya satu item yang di drop
dengan t<1.96.
Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur individual attraction to the group–task. Dari hasil analisis CFA
yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, diperoleh nilai chi-
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh model
mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan
45
apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan
melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t>1.96, maka item
tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk
Tabel 3.12
Muatan Faktor Individual Attraction to The Group–Task
Berdasarkan tabel 3.13 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan
karena t>1.96 atau t<-1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item,
apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item
yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa
Penulis menguji apakah 6 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur individual attraction to the group-social. Dari hasil analisis CFA
yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, diperoleh nilai chi-
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh model
mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan
apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan
melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t>1.96, maka item
tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk
Tabel 3.13
Muatan Faktor Individual Attraction to The Group – Social
Berdasarkan tabel 3.13 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan
karena t>1.96 atau t <-1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item,
apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item
yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa
Penulis menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur group integration–task. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, diperoleh nilai chi- square=54.36,
dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh model fit dengan chi-
Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu group integration–
task. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, jika nilai t>1.96, maka item tersebut signifikan dan
begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item ekspresi diri dapat
Tabel 3.14
Muatan Faktor Group Integration–Task
Berdasarkan tabel 3.14 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan
karena t>1.96 atau t <-1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item,
apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item
yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa
Penulis menguji apakah 3 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur group integration–sosial. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
value=1.00000, RMSEA=0.000.
Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu group integration–
social. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, jika nilai t>1.96, maka item tersebut signifikan dan
begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item ekspresi diri dapat
Tabel 3.15
Muatan Faktor Group Integration–Social
Berdasarkan tabel 3.15 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan
karena t>1.96 atau t <-1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item,
apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item
yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa
regresi berganda yaitu suatu metode untuk menguji signifikan atau tidaknya
𝒃𝟏𝟎𝑿𝟏𝟎 + 𝒆
Keterangan:
X1 = Honesty-Humility
X2 = Emotionally
X3 = Extraversion
X4 = Agreeableness
X5 = Conscientiousness
X6 = Openess to Experience
X9 = Group Integration–Task
e = residu
Adapun data yang dianalisis dengan persamaan diatas adalah hasil dari
pengukuran yang sudah ditransformasi ke dalam true score. Dalam hal ini, true
score adalah faktor yang dihitung dengan menggunakan software SPSS dengan
menggunakan item yang valid. Tujuan dari true score adalah agar koefisien
dipengaruhi oleh bervariasinya seluruh IV bisa diukur dengan rumus R², dimana:
50
Keterangan:
sampel. Dari hasil uji F yang dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah variabel-
variabel independent yang diujikan memiki pengaruh yang signifikan atau tidak
HASIL PENELITIAN
Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa UIN Jakarta Strata Satu Semester
seperti jenis kelamin, usia, semester, daerah asal, tempat tinggal dan fakultas.
Tabel 4.1
Gambaran Umum Subjek Penelitian
51
52
responden yang terdapat dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin
Responden yang paling banyak yaitu mahasiswa semester 7 dengan setengah dari
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik berjumlah 17 orang (7,3%),
(6%), Dengan demikian, responden yang terdapat dalam penelitian ini sebagian
Pada penelitian ini, skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor yang
merupakan hasil proses konversi raw score, skor ini disebut true score. Proses ini
Dengan demikian, raw score pada setiap variabel harus diletakan pada
skala yang sama. Untuk memperoleh deskripsi statistik, dihitung item-item yang
valid dan positif, sehingga didapatkan faktor skor. Jadi, penghitungan skor faktor
ini tidak menunjukan item-item variabel seperti pada umumnya, tetapi dihitung
true score pada tiap skala. Skor faktor yang dianalisis adalah skor faktor yang
Setelah didapatkan skor faktor yang telah dirubah menjadi true score, nilai
baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Hal
tersebut berlaku juga untuk semua variabel pada penelitan ini. Skor tersebut
Tabel 4.2
Analisis deskripstif
SD 10. Nilai minimum untuk variabel social loafing yaitu 20.27 dan nilai
maksimumnya 74.78. Ketiga, nilai minimum emotionally yaitu 31.06 dan nilai
openess to experience yaitu 31.59 dan nilai maksimumnya 63.32. Kedelapan, nilai
minimum nilai minimum individual attractions to the group-task yaitu 13.98 dan
55
yaitu 13.54 dan nilai maksimumnya 68.69. Kesebelas, nilai minimum group
ketegorisasi dalam penelitian ini yang datanya bukan menggunakan raw score
tetapi merupakan true score yang skalanya telah dipindah menggunakan rumus T-
score yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Nila tersebut menjadi
Tabel 4.3
Rumus kategorisasi
Kategorisasi Rumus
Rendah <M -1SD
Sedang M – SD < x < M + SD
Tinggi >M -1SD
Tabel 4.4
Kategorisasi Skor Variabel
Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi
disebutkan pada Bab 3, dalam regresi ada tiga hal yang dilihat, yaitu melihat
variable. Langkah pertama peneliti melihat besaran R square untuk melihat berapa
persen (%) varians dependent variable yang dijelaskan oleh independent variable
Selanjutnya untuk tabel R square dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :
57
Tabel 4.5
Model Summary Analisis Regresi
Model Summary
R Adjusted R Std. Error of the Change Statistics
Model R Square Square Estimate R Square F df1 df2 Sig.F
Change Change Change
1 .360a .129 .090 9.53951 .129 3.284 10 221 .001
a. Predictors: (Constant), Honesty-Humility, Emotionally, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness,
Openess to Experience, TGT,TGS,GIT,GIS
b. Dependent Variable: SL
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa peroleh R2 sebesar 0.129 atau
12,9%. Artinya proporsi varians dari social loafing yang dijelaskan oleh
oleh variabel lain diluar penelitian ini. Langkah kedua peneliti menganalisis
dampak dari seluruh independent variable terhadap social loafing. Adapun hasil
Tabel 4.6
Anova Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2988.505 10 298.850 3.284 .001b
Residual 20111.495 221 91.002
Total 23100.000 231
a. Predictors: (Constant), Honesty-Humility, Emotionally, Extraversion, Agreeableness,
Conscientiousness, Openess to Experience, TGT,TGS,GIT,GIS
b. Dependent Variable: SL
Jika melihat tabel 4.8 di atas dari kiri diketahui bahwa (p < 0,05), maka hipotesis
nihil ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari variabel honesty-
58
humility,emotionally,extraversion,agreeableness,conscientiousness, openess to
loafing. Langkah terakhir adalah melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi
Tabel 4.7
Koefisien Regresi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Dari tabel 4.7, untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang
dihasilkan, kita cukup melihat sig pada kolom paling kanan (kolom keenam), jika
emotionally, dan extraversion yang signifikan, sedangkan sisanya tidak. Hal ini
berarti dari 10 hipotesis hanya terdapat dua yang signifikan. Penjelasan dari nilai
tinggi.
7. Nilai koefisien individual attractions to the group- task sebesar -0.133 dan
10. Nilai koefisien regresi group integration-social sebesar 0.113 dan angka
dampaknya signifikan terhadap social loafing. Namun, peneliti juga ingin melihat
social loafing. Oleh karena itu, peneliti melakukan analisis regresi secara
61
Berdasarkan hasil hitungan menggunakan program SPSS 20.0, berikut ini adalah
tabel proporsi varian social loafing untuk berubah yang terkait dengan IV, yaitu :
Tabel 4.8
Model Summary Proporsi Varians Tiap IV Terhadap DV
Model Summary
Change Statistics
Model R Square R Square Change Sig. F Change
1 .008 .008 .180
2 .046 .039 .003*
3 .090 .043 .001*
4 .097 .008 .170
5 .098 .001 .718
6 .099 .001 .584
7 .112 .014 .066
8 .112 .000 .972
9 .122 .010 .118
10 .129 .007 .180
Predictors: (Constant), HON, EMO, EXT, AGR, CON, OPE, TGT, TGS, GIT, GIS
Pada tabel 4.8 diatas, kolom pertama ada IV yang dianalisis satu per satu, kolom
kedua merupakan penambahan varians DV dari tiap IV yang dianalisis satu per
satu tersebut, kolom ketiga merupakan nilai murni varians DV dari tiap IV yang
dimasukan satu per satu, kolom keempat adalah nilai F hitung dari IV yang
Change=0.972 ( p>0,05).
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan uji hipotesis yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Hexaco
5.2 Diskusi
Perilaku social loafing dapat merugikan sebuah kelompok. Hasil uji F dalam
penelitian kali ini mempunyai nilai Sig 0.001 yang berarti bahwa secara keseluruhan
Hexaco merupakan faktor yang dominan menjadi prediktor terhadap social loafing
Hanya dua dimensi dari hexaco (emotionally dengan nilai 3,9% dan extraversion
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Amir et al. (2014) mengatakan bahwa
64
65
karena individu akan memiliki efek terhadap kinerja kelompok. Serta para
menurut Ashton (2007) memiliki sifat yang baik, jujur, rendah hati dan bersikap apa
adanya. Nilai negatif signifikan artinya semakin rendah nilai honesty-humility maka
dengan mahasiswa yang memiliki nilai honesty-humility yang tinggi, semakin tinggi
Mahasiswa dengan skor tinggi memiliki sifat jujur dalam mengerjakan tugas
kelompok yang tentunya akan merasa bersalah jika tidak terlibat dalam tugas
kelompok.
signifikan sebesar .006. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Ulke dan Bilgic
five, namun definisi neuroticism dan emotionally tidak jauh berbeda. Seseorang
66
dengan kepribadian emotionally menurut Ashton dan Lee (2009) memiliki sifat
yang mudah cemas, takut dan ketergantungan. Nilai positif signifikan diartikan
melakukan social loafing. Hal ini disebabkan bahwa mahasiswa dengan skor tinggi
dengan nilai sifgnifikan .002 terhadap social loafing. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulke dan Bilgic (2014) yang menemukan
Seseorang dengan kepribadian extraversion menurut Ashton dan Lee (2009) senang
berbicara, merasa percaya diri dan mudah bersosialisasi. Mahasiswa yang memiliki
skor tinggi pada extraversion semakin tinggi pula tingkat mahasiswa melakukan
social loafing. Hal ni disebabkan individu ini hanya memberikan komentar atau
masukkan namun cenderung tidak melakukan tugas tersebut atau lebih banyak
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Ulke dan Bilgic (2014) yang
67
menghasilkan bahwa hanya dua dimensi dari big five personality yaitu neuroticism
signifikan.
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulke dan Bilgic (2014). Alasan
anggota kelompok. Saat awal pembentukan kelompok ada interaksi yang tinggi
antara individu, setelah beberapa saat, tugas individu akan dibagi dan tersegmentasi
conscientiousness dan hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulke
adalah openess to experience dan hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ulke dan Bilgic (2014). Alasan openess to experience tidak signifikan
tanggung jawab baru dan mereka akan menerima setiap tugas dalam kelompok
loafing. Terdapat kebiasaan-kebiasaan dalam budaya ini bisa menjadi prediktor lain
dar social loafing. Klehe dan Anderson (2007) menyatakan orang-orang hidup
dalam budaya kolektif (timur) lebih memiliki motivasi yang tinggi dalam kinerja
statistik dalam mempengaruhi social loafing. Hampir semua jurnal yang melakukan
kelompok memiliki nilai yang tinggi maka social loafing semakin rendah (Karau &
Hart, 1989: Karau & Williams, 1997; Hoigaard, Safvenbom & Tonnesen, 2014;
Lam, 2015). Untuk penelitian ini, penulis tidak memiliki pengaruh yang signifikan
sebelumnya sebagian besar menggunakan subyek yang berasal dari karyawan, tim
diperlukan. Mengenai kasus penelitian ini, kerja kelompok adalah gabungan dari
hasil kerja secara individual. Tugas kelompok yang dikerjakan secara individu tanpa
adanya komunikasi lalu dikumpulkan pada satu orang yang ditugaskan untuk
kurang, padahal tugas kelompok itu sendiri merupakan tugas yang dikerjakan oleh
dua orang atau lebih dan didalamnya terdapat komunikasi atau interaksi satu sama
69
lain (Baron & Bryne, 2003) hal tersebut menyebabkan tidak adanya pengaruh
5.3 Saran
dengan penelitian serupa. Saran tersebut berupa saran teoritis dan saran praktis.
Bagi peneliti yang tertarik dan berminat pada permasalahan yang sama, disarankan
untuk :
variabel yang berbeda salah satunya group size. Menurut hasil observasi
tali. Ketika jumlah orang yang menarik tali bertambah, usaha untuk menarik
Mengontrol jenis tugas perlu karena tidak semua tugas kelompok memiliki
anggota yang sama dan tingkat kesulitan yang sama. Jenis tugas juga
70
individu memiliki minat yang berbeda atau keahlian yang berbeda (Fitriana,
2017).
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dapat diajukan kepada pihak-
emotionally dengan nilai positif signifikan sebesar 0,006. Salah satu cara
menghindari atau mengurangi perilaku social loafing dengan cara dosen dapat
extraversion dengan nilai signifikan sebesar 0,002. Sehingga salah satu cara
Daftar Pustaka
Amir F., Naz F., Hafeez S.Q., Ashfaq A. & Dogar Y. H. (2014). Measuring the
effect of five factor model of personality on team performance with
Moderating Role of employee engagement. Journal of Psychology and
Behavioral Science 2 (2), 221-255.
Ashton, M. C., & Lee, K. (2007). Empirical, theoretical, and practical advantages
of the HEXACO model of personality structure. Personality and Social
Psychology Review, 11, 150-166.
Ashton, M. C., & Lee, K. (2009). The HEXACO–60: a short measure of the major
dimensions. Journal of Personality Assessment , 340-344.
Aulia H. & Saloom G. (2013). Pengaruh kohesivitas kelompok dan self efficacy
terhadap social loafing pada anggota organisasi kedaerahan di lingkungan
Uin Syarif Hidayatullah. TAZKIYA Journal of Psychology , 18(1), 79-88.
Baron, R. A.,& Byrne, D.(2003). Social psychology. 10th Ed. USA: Allyn &
Bacon.
Carron, A. V., Eys, M., Loughead, T., & Bray, S. R. (2009). Development of a
cohesion questionnaire for youth: the youth sport environment
questionnaire. Journal of Sport and Exercise Psychology, 31(3), 390-408.
Chidambaram, L., &, Tung L. L. (2005). Is out of sight, out of mind? an empirical
study of social loafing in technology-supported group. Information system
research, 16, 149-168.
David A. K. & Barbara M. (1986). Ringelmann Rediscovered: the original article.
Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 50, No. 5, 936-941.
De Vries, R. E. (2013). The 24-item Brief HEXACO Inventory (BHI). Journal of
Research in Personality, 47, 871-880.
Duffy, M.K. & Shaw, J. D. (2000). The Salieri syndrome: Consequences of envy
in groups. Small Group Research, 31(1), 3-23.
73
Carron, A. V., Eys, M., Loughead, T., & Bray, S. R. (2009). Development of a
cohesion questionnaire for youth: the youth sport environment
questionnaire. Journal of Sport and Exercise Psychology, 31(3), 390-408.
Feist J., & Feist G. J. (2010). Teori kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.
Harkins, S.G., & Szymanski, K. 1(989). Social loafing and group evaluation.
Journal of Personality and Social Psychology, 56:934-941.
Høigaard, R., Säfvenbom, R., & Tønnessen, F. E. (2014). The relationship between
group cohesion, group norms, and perceived social loafing in soccer team.
Small group research, 37(3), 217-232.
Høigaard, R., Tofteland, I., & Ommundsen, Y. (2006). The effect of team
cohesion on social loafing in relay teams. International Journal of Applied
Sport Sciences, 18(1), 59-73.
Hogg, M.A., & Vaughan, G.M., (2011). Social Psychology (6th Ed). England:
Pearson Eduucation Limited.
Karau, S. J., & Hart, J. W. (1989). Group cohesiveness and social loafing: Effects
of a social interaction manipulation on individual motivation within
groups. Group Dynamics: Theory, Research, and Practice. 2(3),185-191.
Kravitz D. A., & Martin B. (1986) Ringelman rediscovered : the original article.
Journal of Personality and Social Psychology. 50 (5), 936-941.
Kugihara, N. (1999). Gender and social loafing in Japan. The Journal of Social
Psychology, 139: 516-526.
Latané, B., Williams, K. D., & Harkins, S. (1979). Many hands make light the
work: The causes and consequences of social loafing. Journal of
Personality and Social Psychology, 37: 822–832.
Liden, R.C., Wayne, S.J., Jaworski, R.A., & Bennett, N. (2003). Social loafing: A
Field Investigation. Journal of Management, 30(2), 285-304.
Pervine L. A., Cervone D. & John O. P. (2015). Psikologi kepribadian : Teori dan
Penelitian, Edisi Kesembilan. Jakarta: Prenadamedia Group
Rafi A., Arzu F., Waqar, Khan A., Haq I. U., & Kashif A. R. (2013). HEXACO
model of personality traits and considerations with respect to
entrepreneurial performance. Asian Journal of Business Management 5(3):
320-325, 2013
Schippers, M.C., (2014). Social loafing tendencies and team performance: The
compensating effect of agreeableness and conscientiousness. Academy of
Management Learning & Education. 13(1), 62-81.
Salas, E., Sims, D.E., & Burke, C.S. (2005). Is there a “big five” in teamwork?.
Journal Small Group Research, 36(5),555-59
Szymanski, K. & Harkins, S. (1989). Social loafing and group evaluation. Journal
of Personality and Social Psychology. 53(5), 934-941.
75
Ulke, H. E., & Bilgic., R. (2011). Investigating the role of the big five on the
social loafing of information technology workers. International Journal
of Selection and Assessment. 19(3), 301-312.
Ying, X., Li, H., Jiang, S., Peng, F., & Lin, Z. (2014). Group laziness: the effect
of social loafing on group performance. Social Behavior and Personality,
42(3), 465–472.
Ziapour, A., Zokaei, A.H., Javid, N. M., Javid P. M., Javid N, N. M., & Pour,
B.H. (2014). Association between personality traits and social laziness:
(Case study: Staff of Kermanshah University of medical sciences in 2014).
TJEAS Journal, 5 (1), 49-54
76
Dengan ini saya secara sukarela menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam
Nama/Inisial :
Jenis Kelamin :
Usia :
Semester :
Fakultas/Jurusan :
b. Sunda
c. Betawi
d. Minang
e. Batak
f. Bugis
g. Lainnya .....
TTD
( )
77
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan. Berilah tanda checklist (√) pada setiap
jawaban yang Anda anggap paling menggambar diri Anda yang Anda pilih dari
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
Contoh:
No Pernyataan SS S TS STS
Skala 1
Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS
1 Saya pernah menangguhkan tanggung jawab
tugas saya kepada orang lain yang juga satu
kelompok dengan saya (dalam tugas kuliah)
2 Saya mengurangi usaha dalam tugas kelompok
ketika ada teman lain yang mengerjakannya
3 Saya hampir mengerjakan semua tugas dalam
kelompok, bahkan yang bukan tugas saya
4 Saya menghabiskan sedikit waktu waktu untuk
mengerjakan tugas kelompok ketika ada temen
lain yang mengerjakannya
5 Saya merasa mengeluarkan usaha lebih banyak
dibandingkan anggota lainnya
6 Sebisa mungkin saya ikut berpartisipasi dalam
mengerjakan tugas-tugas kelompok
7 Saya pernah meninggalkan tugas untuk
dikerjakan oleh anggota lainnya yang saya
anggap mampu mengerjakan tugas lainnya
8 Saya kurang tertarik untuk mengerjakan tugas
kelompok jika anggota kelompok lain bisa
mengerjakannya
9 Saya bersikap santai ketika anggota kelompok
lain mengerjakan tugas
10 Dalam beberapa tugas, saya meminta teman
untuk mengerjakan tugas kelompok saya
karena ada kepentingan yang lebih mendesak
79
Skala 2
Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS
1 Saya bisa melihat sebuah gambar/lukisan
dalam waktu yang lama
2 Saya memastikan sesuatu berjalan seperti
seharusnya
3 Saya tidak dapat bersahabat dengan orang yang
jahat kepada saya
4 Tidak ada seorang pun yang suka berbicara
dengan saya
5 Saya takut merasakan sakit
Skala 3
Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS
1 Dalam kelompok tugas kuliah kami semua
memberikan komitmen yang sama terhadap
tujuan kelompok
2 Saya mengajak anggota kelompok untuk
melakukan berbagai hal bersama
3 Tim memilik tujuan yang sama (tugas kuliah)
4 Beberapa teman saya ada dalam kelompok
5 Saya suka cara kami bekerja sama sebagai tim
6 Saya tidak cocok bekerja sama dalam kelompok
7 Kami pergi bersama kapanpun saat ada
kesempatan
8 Sebagai anggota kelompok, kami merupakan
satu kesatuan
9 Saya sering menghubungi anggota kelompok
melalui telepon, pesan atau internet
10 Tim memberi kesempatan bagi saya untuk
meningkatkan kinerja
11 Saya sering menghabiskan waktu dengan rekan
kelompok diluar aktivitas kuliah
81
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SOCIAL_LOAFING 232 20.27 78.04 50.0000 10.00000
AGREEABLENES 232 17.78 60.24 50.0000 7.48602
CONSCIENTIOUSNESS 232 23.19 62.93 50.0000 8.16178
EMOTIONALLY 232 31.06 65.93 50.0000 6.57527
EXTRAVERSION 232 34.90 74.80 50.0000 8.89175
HONESTY_HUMILITY 232 35.22 74.78 50.0000 8.87109
OPENNESS 232 31.59 63.32 50.0000 5.83604
GROUP_INTEGRATION_
232 13.54 68.69 50.0000 8.92871
TASK
GROUP_INTEGRATION_
232 35.32 67.03 50.0000 8.14053
SOCIAL
INDIVIDUAL_ATTRACTI
232 21.71 72.03 50.0000 8.23069
ON_SOCIAL
INDIVIDUAL_ATTRACTI
232 13.98 68.28 50.0000 8.89012
ON_TASK
Valid N (listwise) 232
ANOVAa