DOSEN PENGAMPU :
SEKSI : 202310860427
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hikmah dan
hidayah-Nya atas terselesaikannya penulisan makalah yang berjudul "perbedaan individu dalam
persiapan belajar ". makalah motoric dengan Dosen pengampu Bapak prof.syahrial bakhtiar m.pd
Dalam penulisan makalah ini kamu mengalami hambatan dan kesulitan. Namun, berkat
bantuan dari berbagai pihak, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan memberi pengarahan serta
dukungan semangat kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami menerima segala kritik dan saran yang membangun
untuk demi perbaikan makalah ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan tersebut, kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya pada proses pembelajaran.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG................................................................................................................................3
B.TUJUAN................................................................................................................................................3
C.RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A.gaya belajar...........................................................................................................................................4
A.Kesimpulan...........................................................................................................................................9
B.Saran.....................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan satu hal yang bersifat dinamis, artinya pendidikan perlu menyesuaikan
dengan zaman, keadaan, dan sistem pendidikan yang digunakan. Saat ini dalam usaha memulihkan kembali
pembelajaran yang disebabkan oleh pandemi, kemendikbudristek mengeluarkan kebijakan dalam
pengembangan kurikulum merdeka belajar. Kurikulum merdeka belajar adalah pengembangan dan
penerapan dari kurikulum darurat yang diluncurkan untuk merespon dampak dari pandemi Covid-19.
Pengertian merdeka belajar sendiri adalah suatu pendekatan yang dilakukan supaya siswa bisa memilih
pelajaran yang diminati (Oktifa, 2022). Dari pengertian tersebut kita dapat mengambil makna dari
kurikulum merdeka, bahwa pendidikan berpatokan pada esensi belajar, di mana setiap siswa memiliki
bakat dan minatnya masing-masing. Menurut Rijal & Bachtiar (2015) siswa adalah pribadi yang memiliki
keunikan dan karakter masing-masing. Dalam dunia pendidikan, perbedaan karakter tersebut bukan suatu
hal yang asing bagi guru maupun siswa. Sekolah tempat dilaksanakannya proses belajar dan mengajar,
adalah wadah bagi siswa yang setiap individunya memiliki kesiapan, cara belajar, serta minat dan bakat
yang berbeda, untuk mendapatkan ilmu baru yang belum didapatkan di lingkungan sekitarnya. Melihat
pembelajaran saat ini, perlu disadari bahwa siswa tidak hanya perlu memiliki keterampilan pada bidang
akademik saja, akan tetapi siswa juga dituntut menguasai keterampilan yaitu berpikir kritis, kreativitas,
komunikasi, dan kolaborasi (Mukarramah, Gani, & Winarni, 2021). Selain itu, pembelajaran yang
dilaksanakan harus bermakna agar siswa belajar tentang berbagai nilai-nilai kehidupan yang penting. Nilai-
nilai tentang indahnya perbedaan, menghargai, makna baru dari kesuksesan, kekuatan diri, kesempatan
yang setara, kemerdekaan belajar, dan berbagai nilai penting lainnya yang akan berkontribusi terhadap
perkembangan diri siswa secara lebih holistik. Maka pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah harus
mampu
2. Tujuan
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab pertama ini mahasiswa diharapkan memahami :
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas , penyusunan rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1.apa yang di maksud tentang gaya belajar
4.apa yang di maksud dengan pendekatan pembelajaran sesuai dengan perbedaan individu
Nasution (2011:93) menjelaskan bahwa mengajar itu harus memperhatikan gaya belajar
atau “learning style” siswa yaitu cara ia bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang
yang diterimanya dlam proses belajar. Para peneliti menemukan adanya berbagai gaya belajar
pada siswa yang dapat digolongkan menurut kategori-kategori tertentu. Informasi tentang adanya
gaya belajar yang berbeda-beda mempunyai pengaruh atas kurikulum, administrasi, dan proses
belajar mengajar.
Untuk mempertinggi efektifitas proses belajar mengajar perlu diadakan penelitian yang
mendalam tentang gaya belajar siswa. Penelitian diadakan dalam tiga bidang yaitu: a) Gaya
kognitif siswa
b) Gaya respon siswa terhadap stimulus
c) Model belajar
a) Gaya kognitif
Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam
menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir, dan memecahkan soal. Tidak
semua rang mengikuti cara yang sama, masing-masing menunjukkan perbedaan. Gaya belajar ini
berkaitan erat dengan pribadi seseorang, yang tentu dipengaruhi oleh pendidikan dan riwayat
perkembangannya.
b) Tiga model gaya belajar.
Berdasarkan studi longitudinal yang dilakukan oleh H. Witkin atas 1600 mahasiswa sejak
tahun 1954-1970, ia menemukan tes untuk membedakan tipe-tipe gaya belajar mahasiswa.
Pertama secara field dependent artinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan atau bergantung pada
lingkungan ada pula yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan
1. Field dependent
Ciri-ciri tipe Field dependent
• Sangat dipengaruhi oleh lingkungan banyak bergantung pada pendidikan sewaktu kecil
• Di didik untuk selalu memperhatikan orang lain
• Mengingat hal-hal dalam konteks sosial
• Bicara lambat agar dapat dipahami oleh orang lain
• Mempunyai hubungan sosial yang luas
• Tidak senang pelajaran matematika lebih menyukai bidang humanitas dan ilmu-ilmu sosial
• Guru yang field dependent cenderung diskusi dan demokratis • Memerlukan petunjuk
yang lebih banyak untuk memahami sesuatu
• Lebih peka akan kritik dan perlu mendapat dorongan.
2. field independent Ciri-ciri
field independent
• Kurang dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan masa lampau
• Di didik untuk berdiri sendiri dan mempunyai otonomi atas tindakannya
• Tidak peduli akan norma-norma orang lain
• Berbicara cepat tanpa menghiraukan daya tangkap orang lain
• Kurang mementingkan hubungan sosial
• Dapat juga menghargai humanitas dan ilmu-ilmu sosial, walaupun lebih cenderung pada
matematika dan ilmu pengetahuan alam
• Guru yang field independent cenderung untuk memberikan kuliah, menyampaikan pelajaran
dengan memberitahukannya.
• Tidak memerlukan petunjuk yang terperinci
• Dapat menerima kritik demi perbaikan
3. Impulsive-reflektif
Orang yang implusif mengambil keputusan dengan cepat tanpa memikirkannya secara
mendalam. Sebaliknya orang yang reflektif mempertimbangkan segala alternative sebelum
mengambil keputusan dalam situasi yang tidak mempunyai penyelesaian yang mudah. Jadi
seorang reflektif dan implusif bergantung pada kecendrungan untuk merefleksi atau memikirkan
alternative-alternatif, kemungkinan-kemungkinan pemecahan suatu masalah yang bertentangan
dengan kecendrungan untuk mengambil keputusan yang implusif dalam menghadapi
masalahmasalah yang tidak pasti jawabannya.
4. Preseptif, reseptif, sistematis, intuitif Ciri-ciri
preseptif
• Memperhatikan aturan
• Memusatkan perhatian pada hubungan diantara informai atau data
• Melompat dari data yang satu kepada data yang lain untuk mendapatkan hubungannya
Ciri-ciri reseptif
• Memperhatikan dengan detail
• Menjauhi, membentuk konsep sebelum memperoleh seluruh keterangan
• Mendesak atau menuntut segala keterangan sebelum mengambil kesimpulan Ciri-ciri
sistematis
• Mula-mula mencari suatu metode pendekatan dan pemecahan
• Menentukan jawaban berdasarkan suatu metode
• Segera meniadakan alternative yang tidak sesuai
• Melakukan penelitian dengan teratur untuk mencari data yang lebih banyak
• Menyelesaikan setiap langkah sebelum meningkat kepada langkah berikutnya Ciri-ciri intuitif
• Memperhatikan keseluruhan masalah
• Mempercayai petunjuk perasaan
• Melompat-lompat dlaam jalan pikirannya
• Sering merumuskan masalah itu kembali
• Mempertahankan jawaban atas dasar cocoknya jawaban itu dengan hal-hal lain, jadi tidak
berdasarkan metode yang digunakannya.
Kata kepribadian berasal dari bahasa inggris yaitu personality diambil dari bahasa Yunani
yaitu proposan atau persona yang berarti topeng yang biasa dipakai dalam teather. Para pelaku
theater bertingkah laku seperti topeng yang dipakainya, seolah topeng itu mewakili cirri
kepribadiaannya. Jadi konsep awal pengertian kepribadian adalah tingkah laku yang
ditampakkan di lingkungan sosial kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditangkap
oleh lingkungan (Suryabrata, 1998:28).
Santrock (2010:158) menyatakan, kepribadian atau personalitas adalah pemikiran, emosi,
dan perilaku tertentu yang menjadi cirri dari seseorang dalam menghadapi dunianya. Alfiani
(dalam blogspot) mengutip pendapat Atkinson yang menyatakan kepribadian sebagai pola
perilaku dan cara berpikir yang khas yang menentukan penyesuaian diri seorang terhadap
lingkungan. Kepribadian seseorang dapat kita tinjau melalui dua model yaitu model big five dan
model brigg-myers.
a. Model Big Five
Merupakan model yang diajukan oleh Lewis Goldberg. Yang terdiri dari model kepribadian lima
dimensi.
a) Extrovesion
Orang tipe ini menikmati keberadaannya bersama orang lain, penuh energi, serta mengalami
emosi positive.
b) Agreeableness
Merupakan individu yang penuh perhatian, bersahabat, dermawan, suka menolong, dan mau
menyesuaikan keinginannya dengan orang lain.
c) Conscientiousness
Individu ini selalu menghindari kesalahan dan mencapai kesuksesan tingkat tinggi melalui
perencanaan yang penuh tujuan dan gigih.
d) Neoriticism (stabilitas emosional)
Individu yang Neoriticism tinggi memiliki reaksi emosi negatif, sedangkan orang yang
Neoriticism rendah cenderung tidak mudah terganggu, kurang reaktif secara emosi, tenang, serta
bebas dari emosi negative yang menetap.
e) Openness to ekperience
Individu ini cenderung terbuka secara intelektual, selalu ingin tahu, memiliki apresiasi terhadap
seni serta sensitive terhadap kecantikan.
b. Model Brigg-Myers
Dikemukakan oleh Isabel Brigg Myers dan Katharine C. model ini meliputi empat dimensi yaitu:
a) Extraversion (E) versus Introversion (I)
Orang yang introvert menemukan tenaga didalam ide, konsep, dan abstraksi. Mereka selalu ingin
memahami dunia dan meupakan pemikir reflektif serta konsentrator. Sementara orang yang
extrovert, menemukan energy pada orang dan benda benda. Mereka memilih berinteraksi dengan
orang lain dan berorientasi pada tindakan.
1. Kesimpulan
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang . Sejak
ratusan tahun sebelum masehi, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek formal
yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan
manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya. Perbedaan individu,
diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan kecakapan bahasa, perbedaan kecakapan
motorik, perbedaan latar belakang, perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar,
perbedaan tingkat pencapaian, perbedaaan lingkungan keluarga, latar belakang budaya
dan etnis, dan faktor pendidikan.
2. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Karena itu, keterbatasan ini kiranya akan dapat diminimalissir dengan bantuan pembaca
khususnya pada dosen pengampu mata kuliah belajar motorik untuk memberikan saran dan kritik yang
baik atau konstruktif agar makalah ini ke depannya dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta.
Nasution. 2011. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara.