Anda di halaman 1dari 15

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Metode Dan Strategi Pembelajaran Prof.Dr. Husnul Yaqin., M.Ed.


Aqidah Akhlak

“STRATEGI AKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK”

OLEH
KELOMPOK 7

Muhammad Syarif (210101010


Normala Sari (210101010710)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN 2023/1445 H

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan Taufik dan Hidayah-Nya
kepada kita semua, sehingga kita dapat mengenal kebenaran dan mengikutinya
agar terhindar dari celaan dan siksaan. Shalawat dan salam selalu kita curahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw beserta keluarga, sahabat dan
pengikut beliau hingga akhir zaman.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar -besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Husnul Yaqin., M.Ed selaku
dosen pengasuh mata kuliah “Metode Dan Strategi Pembelajaran Akidah
Akhlak Di MTs/MA” yang telah memberikan pencerahan ilmu pengetahuan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“STRETEGI AKTIF DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK”. Penulis
menyadari bahwa dalam tulisan ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari
segi penulisan maupun dari isi makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca umumnya.

Banjarmasin, 28 November 2023

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................5
B. Rumusan Masalah...................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................6

A. Pengertian Berbagai Stretegi Akftif Dalam Pembelajaran......................6


B. Kriteria memilih stretegi aktif dalam sebuah pembelajaran..................11

BAB III PENUTUP..........................................................................................14

A. Simpulan................................................................................................14
B. Saran......................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak


didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan
belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya
memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar.
Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki
keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain.

Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-


perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat
merobah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak
paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik.
Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan
pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang
cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau
kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian.
Gejala yang lain terlihat pada kenyataan banyaknya guru yang menggunakan
metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas
berlangsung.

Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan


didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak
didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang
pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional. Konsekuensi dari
pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata
antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian
tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya
ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini

4
membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran di sekolah.
Menyadari kenyataan seperti ini para ahli berupaya untuk mencari dan
merumuskan strategi yang dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki
oleh anak didik. Strategi pembelajaran yang ditawarkan adalah strategi belajar
aktif (active learning strategy).

B. Rumusan masalah
1. Apa itu pengertian dari setretegi aktif dalam pembelajaran.
2. Apa saja kriterian setretegi aktif dalam sebuah pembelajaran.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu pengertian stretegi aktif dalam pembelajaran.
2. Untuk mengetahui apa saja kriterian stretegi aktif dalam sebuah
pembelajaran.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Strategi Aktif Dalam Pembelajaran


gagasan pembelajaran aktif ini sebenarnya mengacu kepada bagaimana
memberikan sesuatu yang berbeda kepada orang yang berbeda. Jadi pembelajaran
aktif sebenarnya mengakomodasi perbedaan yang ada di antara individu peserta
didik. Seperti diketahui setiap peserta didik bersifat unik. Peserta didik yang satu
berbeda dengan peserta didik lain dilihat dari berbagai sisi. Oleh karena itu, ada
beberapa definisi tentang pembelajaran aktif, antara lain: Belajar aktif menurut
Meyers & Jones, meliputi pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk
melakukan diskusi yang penuh makna, mendengar, menulis, membaca dan
merefleksi materi, gagasan, isu dan konsern materi akademik.
Paulson&Faust mengungkapkan bahwa belajar aktif secara sederhana
merupakan segala sesuatu yang dilakukan peserta didik selain hanya menjadi
pendengar pasif ceramah dari guru. Hal ini meliputi segala sesuatu dari latihan
mendengarkan untuk mencerna segala sesuatu yang didengar, latihan menulis
pendek dalam menanggapi materi dari guru sampai dengan latihan kelompok yang
kompleks untuk menerapkan materi pembelajaran dalam situasi kehidupan nyata
atau pada permasalahan yang baru.
Joint Report menyatakan bahwa belajar merupakan pencarian makna secara
aktif oleh peserta didik. Belajar lebih merupakan pembangunan pengetahuan dari
pada sekedar menerima pengetahuan secara pasif. Chickering&Gamson
menambahkan bahwa belajar tidaklah seperti menonton olahraga. Peserta didik
tidak akan belajar banyak hanya dengan dengan duduk di kelas dan mendengarkan
guru, mengingat tugas-tugas, dan mengajukan jawaban. Mereka harus
mengungkapkan apa yang telah mereka pelajari, menulisnya, menghubungkan
dengan pengalaman terdahulu dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

6
Mereka seharusnya memiliki apa yang mereka pelajari. Berdasarkan berbagai
definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif membangun
sendiri konsep dan makna melalui berbagai macam kegiatan.
Pembelajaran aktif dikembangkan bersadarkan asumsi bahwa pada dasarnya
belajar merupakan proses aktif dan seseorng memiliki cara belajar yang berbeda
dengan orang lain. Sedangkan menurut Centre of teachin and learning Universitas
Minnesota pembelajaran aktif adalah pendekatan dalam pembelajaran dimana
1
peserta didik menguasai materi pelajaran yang dipelajarinya melalui “membaa,
berbicara, mendengar, dan melakukan refleksi”. 2 Jadi pembelajaran aktif sangat
berbeda engan model pembelajaran “standar” yang biasa dilakukan, yang
menempatkan guru pada peran lebih banyak berbicara sedang peserta didik
umumnya pasif Berdasar pada batasan tersebut di atas, terdapat empat aktivitas
dasar yang digunakan oleh peserta didik untuk belajar. 3 Strategi untuk
mengaktifkan peserta didik tertentu menggunakan satu atau lebih elemen dasar
ini. Aktivitas dasar yang dimaksud adalah:
1) Berbicara dan Mendengar
Ketika peserta didik berbicara tentang suatu topik saat menjawab
pertanyaan guru atau menjelaskan satu aspek tertentu kepada peserta didik
yang lain, mereka akan melakukan pengorganisasian dan pemantapan terhadap
apa yang telah mereka pelajari. Ketika mereka mendengar, kita ingin
memastikan apakah proses mendengarnya bermakna, apakah yang didengarnya
berhubungan dengan apa yang telah diketahuinya. Pada saat proses
pembelajaran memerlukan rentang waktu tertentu untuk dapat menyerap apa
yang telah mereka dengar. Peserta didik juga memerlukan mengapa mereka
harus mendengar sesuatu.

1
Centre of teachin and learning Universitas Minnesota pembelajaran aktif adalah
pendekatan dalam pembelajaran.

2
Meyers & Jones dan Chickering&Gamson.

3
Zainiyati, Husniyatus Salamah. "Model dan strategi pembelajaran aktif: teori dan
praktek dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam." (2010).

7
2) Menulis
Sama halnya dengan berbicara dan mendengar dengan aktif, menulis
memberikan makna bagi peserta didik untuk memproses informasi baru
dengan kata-katanya sendiri. Hal ini sangat efektif terutama untuk kelas
besar yang sulit untuk membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok. Hal
ini juga sangat cocok untuk menyiapkan peserta didik belajar secara
individual (mandiri).
3) Membaca
peserta didik telah melakukan hal yang besar bila dia membaca, tapi
seringkali mereka hanya memperoleh sedikit informasi tentang bagaimana
membaca secara efektif. Latihan-latihan pembelajaran aktif seperti
membuat rangkuman dan membuat catatan pinggir dapat membantu
peserta didik dalam memproses apa yang harus mereka baca dan
membantu mereka mengembangkan kemampuan untuk membiasakan diri
memusatkan perhatian pada informasi penting.
4) Refleksi
Seringkali pada proses pembelajaran yang dilakukan guru, guru baru
berhenti berbicara kalau waktu pembelajaran sudah habis. Peserta didik
mengemas buku dan perlengkapannya, kemudian pulang. Kenyataan ini
seringkali menyebabkan apa yang telah mereka pelajari “menguap” dari
otaknya. Mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan
refleksi, tidak memiliki waktu yang cukup untuk menghubungkan apa
yang mereka pelajari dengan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya
atau untuk menggunakan pengetahuan yang dipelajari untuk meningkatkan
kemampuannya. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
berpikir, menggunakan pengetahuan untuk saling mengajari satu sama lain
atau untuk menjawab pertanyaan tentang masalah sehari-hari, merupakan
cara-cara yang dapat dilakukan untuk memperkuat retensi. Sementara itu
Fink berpendapat bahwa pembelajaran aktif merupakan cara yang paling
baik untuk memberdayakan peserta didik dengan mengembangkan seluruh
potensi peserta didik sehingga mampu belajar.

8
Model ini menyarankan bahwa semua aktivitas pembelajaran
melibatkan beberapa macam pengalaman atau beberapa macam dialog.
Terdapat dua jenis utama dialog, yaitu “Dialog dengan diri sendiri” dan
“dialog dengan orang lain”. Sedangkan dua jenis pengalaman adalah
mengamati dan melakukan.4
a) Dialog dengan diri sendiri
Pada aktivitas ini seorang peserta didik dapat bertanya pada dirinya
sendiri apa yang saya pikirkan atau apa yang seharusnya saya pikirkan,
apa yang saya rasakan tentang topik yang baru saya pelajari, dan
sebagainya. Pendek kata aktivitas ini dapat berupa peserta didik berpikir
tentang pikirannya. Untuk melakukan hal semacam ini guru dapat
meminta peserta didik untuk misalnya membuat jurnal atau membuat
portofolio tentang belajarnya. Pada kasus lain guru dapat meminta peserta
didik menulis tentang apa yang mereka pelajari, bagaimana mereka
belajar, apa peran pengetahuan yang mereka pelajari di dalam
kehidupannya sehari-hari, dan sebagainya.
b) Dialog dengan orang lain
Aktivitas ini dapat dilakukan melalui berbagai bentuk. Pada
pembelajaran tradisional, aktivitas ini terjadi jika peserta didik membaca
buku, atau mendengar materi dari guru. Pada aktivitas ini peserta didik
mendengar orang lain (guru, dll). Tapi aktivitas dialog semacam ini baru
bersifat parsial karena tidak dapat terjadi pertukaran informasi di antara
pihak-pihak yang berdialog. Dialog akan bersifat aktif dan dinamis jika
guru membuat diskusi kelompok kecil tentang suatu topic tertentu.
Seringkali juga guru menemukan cara-cara kreatif untuk melibatkan
peserta didik dalam situasi dialog dengan orang lain, misalnya dialog deng
an pakar atau praktisi baik di kelas maupun di luar kelas. Dialog juga
dapat terjadi melalui aktivitas menulis, mengirim surat atau email.
Pengamatan: aktivitas ini terjadi jika peserta didik mengamati, mendengar

4
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm. 35

9
sesuatu yang dilakukan seseorang yang berhubungan apa yang
dipelajarinya atau melihat, mendengar sesuatu “obyek”. Aktivitas
semacam ini juga bisa berupa mengamati seorang guru melakukan sesuatu,
misalnya bagaimana guru melakukan kritik sastra, mendengar hasil unjuk
kerja seorang professional, misalnya mendengar suara musik yang
dimainkan oleh seorang musisi, mengamati fenomena yang sedang
dipelajari, misalnya fenomena alam, social, atau budaya.
Aktivitas pengamatan mungkin bersifat langsung melakukan
pengamatan terhadap obyek atau bersifat vicarious, artinya pengamatan
dilakukan dalam situasi simulasi dari keadaan nyata. Contoh pengamatan
langsung, misalnya peserta didik pergi ke pasar, kemudian mengamati
bagaimana transaksi jual beli yang terjadi.
Sedangkan pengamatan Lidak langaung (vicarious), mungkin peserta
didik mengamati film atau video mengenai sejarah kehidupan Nabi
Muhammad dan mengumpulkan data berdasar pada informasi yang dapat
diamati dari film atau video tersebut. Melakukan: aktivitas ini mengacu
kepada aktivitas belajar di mana secara nyata peserta didik melakukan
sesuatu, misalnya merancang bentuk layang-layang, dan melaksanakan
eksperimen, membuat kritik dan berargumentasi atas tindakan tertentu,
melakukan penyelidikan mengenai pada sumber-sumber sejarah lokal,
melakukan presentasi, dan sebagainya. Seperti halnya pengamatan,
aktivitas melakukan dapat juga bersifat langsung maupun tidak langsung.
Aktivitas-aktivitas studi kasus, bermain peran, simulasi merupakan
contoh-contoh pemberdayaan peserta didik untuk melakukan proses
tertentu.5

B. Kriteria memilih Stretegi aktif dalam sebuah pembelajaran

Beberapa kriteria pembelajaran aktif, antara lain:

5
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 144

10
1. Pembelajaran tidak ditekankan pada penyampaian informasi oleh guru
melainkan pada eksplorasi informasi dan pembangunan konsep oleh
peserta didik .
2. Atmosfer pembelajaran mendukung/kondusif. Dosen mengembangkan
keterbukaan dan penghargaan terhadap semua gagasan oleh guru. Peserta
didik juga merasa nyaman mengemukakan pendapat atau menanggapi
pendapat orang lain karena lebih banyak berinteraksi antar peserta didik.
3. Peserta didik tidak hanya mendengarkan ceramah secara pasif melainkan
mengerjakan berbagai hal (membaca, melihat, mendengar, melakukan
eksperimen dan berdiskusi) yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
4. Peserta didik dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan kooperatif yang
membutuhkan tanggung jawab individual sekaligus ketergantungan positif
antar anggota kelompok.
5. Peserta didik dirangsang untuk menggunakan kemampuan berfikir kritis,
analisa dan evaluasi.
6. Peserta didik terlibat dengan pemanfaatan berbagai sumber belajar baik di
dalam maupun di luar kelas.
7. Guru mendapatkan umpan balik yang lebih cepat tentang proses dan hasil
perkuliahan.6
a) Ciri-ciri Pembelajaran Aktif

Ada beberapa ciri yang terdapat dalam proses belajar mengajar aktif menurut
Ginanjar (2013) antara lain:

1) Situasi kelas yang merangsang siswa melakukan kegiatan belajar secara


bebas, dan terkendali.
2) Lebih banyak memberikan rangsangan berpikir kepada siswa untuk
memecahkan masalah.
3) Situasi dan kondisi kelas aktif dengan terjadi tanya jawab antara siswa dan
guru, dapat diubah sesuai dengan kebutuhan siswa.
4) Guru lebih kepada membimbing siswa

6
Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

11
5) Belajar tidak hanya dilihat atau diukur dari segi hasil yang dicapai siswa
tetapi juga dilihat dan diukur dari segi proses belajar yang dilakukan oleh
siswa.
b) Teknik Pembelajaran Aktif
Ada banyak nama dan teknik pembelajaran aktif dari mulai yang
sederhana yang tidak memerlukan persiapan lama dan rumit serta dapat
dilaksanakan relatif dengan mudah sampai dengan yang rumit, yaitu yang
memerlukan persiapan lama dan pelaksanaan cukup rumit. Beberapa jenis
teknik pembelajaran tersebut antara lain adalah:
1) Think-Pair-Share, Dengan cara ini siswa diberi pertanyaan atau soal
untuk dipikirkan sendiri kurang lebih 2-5 menit (think), kemudian
siswa diminta untuk mendiskusikan jawaban atau pendapatnya dengan
teman yang duduk disebelahnya (pair). Setelah itu pengajar dapat
menunjuk satu atau lebih siswa untuk menyampaikan pendapatnya
atau pertanyaan atau soal itu di depan kelas (share). Teknik ini dapat
dilakukan setelah menyelesaikan pembahasan satu topik, misalkan
setelah 10-20 menit belajar biasa. Setelah selesai kemudian dilanjutkan
dengan membahas topik berikutnya untuk kemudian dilakukan cara ini
kembali setelah topik tersebut selesai dijelaskan.
2) Collaborative Learning Groups, Kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa
yang dapat bersifat tetap sepanjang semester atau bersifat jangka
pendek untuk satu pertemuan. Untuk setiap kelompok dibentuk ketua
kelompok dan penulis. Kelompok diberikan tugas untuk dibahas
bersama di mana seringkali tugas ini berupa pekerjaan rumah yang
diberikan sebelum pembelajaran dimulai. Tugas yang diberikan
kemudian harus diselesaikan bisa dalam bentuk makalah maupun
catatan singkat.
3) Student-led Review Session, Teknik ini menekankan kepada peran
pengajar yang digantikan oleh siswa. Pengajar hanya bertindak
sebagai narasumber dan fasilitator. Teknik ini dapat digunakan pada
sesi review terhadap materi belajar. Pada bagian pertama dari belajar,

12
kelompok-kelompok kecil siswa diminta untuk mendiskusikan hal-hal
yang dianggap belum dipahami dari materi tersebut dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa yang lain
menjawabnya. Kemudian pada bagian kedua kegiatan ini dilakukan
untuk seluruh kelas. Proses ini dipimpin oleh siswa dan pengajar lebih
berperan untuk mengka arifikasi hal-hal yang menjadi bahasan dalam
proses pembelajaran tersebut.
4) Student Debate, Diskusi dalam bentuk debat dilakukan dengan
memberikan suatu isu yang sedapat mungkin kontroversial sehingga
akan terjadi pendapat-pendapat yang berbeda dari siswa. Dalam
mengemukakan pendapat siswa dituntut untuk menggunakan
argumentasi yang kuat yang bersumber pada materi-materi kelas.
Pengajar harus dapat mengarahkan debat ini pada inti materi pelajaran
yang ingin dicapai pemahamannya.7

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
7
Zaini, dkk. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Center for Teaching Staff
Development.

13
gagasan pembelajaran aktif ini sebenarnya mengacu kepada
bagaimana memberikan sesuatu yang berbeda kepada orang yang
berbeda. Jadi pembelajaran aktif sebenarnya mengakomodasi
perbedaan yang ada di antara individu peserta didik. Seperti diketahui
setiap peserta didik bersifat unik. Peserta didik yang satu berbeda
dengan peserta didik lain dilihat dari berbagai sisi. Oleh karena itu,
ada beberapa definisi tentang pembelajaran aktif, antara lain: Belajar
aktif menurut Meyers & Jones, meliputi pemberian kesempatan
kepada peserta didik untuk melakukan diskusi yang penuh makna,
mendengar, menulis, membaca dan merefleksi materi, gagasan, isu
dan konsern materi akademik.
B. Saran
Demikian makalah ini kami tulis dengan sebaik-baiknya. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dari segi
penulisan maupun isi. Dalam hal isi, kami meminta maaf apabila ada
kekeliruan dalam mengeja kata, nama, kesalahan tanda baca, adanya
materi yang kurang lengkap dan lain – lain. Oleh karena itu kami
mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna untuk memperbaiki makalah ini agar
kedepannya dapat membuat makalah dengan baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm. 35

14
Centre of teachin and learning Universitas Minnesota pembelajaran aktif adalah pendekatan
dalam pembelajaran.
Meyers & Jones dan Chickering&Gamson.

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 144.
Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Zainiyati, Husniyatus Salamah. "Model dan strategi pembelajaran aktif: teori dan praktek dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam." (2010).
Zaini, dkk. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Center for Teaching
Staff Development.

15

Anda mungkin juga menyukai