SKRIPSI
DWI DAMAYANTI
1310711032
ii
KATA PENGANTAR
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFRTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR SKEMA .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 56
LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
Peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua
dengan kemampuan sosialisasi remaja di SMA PGRI 1 Bekasi. Peneliti memilih
di SMA karena siswa SMA merupakan remaja yang sesuai dengan tujuan
penelitian, dan SMA PGRI 1 Bekasi adalah sekolah yang siswanya berasal dari
lingkup dan lingkungan yang berada sehingga memungkinkan orang tua siswa
menerapkan pola asuh yang berbeda. Hal ini juga akan memungkinkan setiap
remaja meiliki kemampuan sosialisasi yang berbeda pula. Hasil studi pendahuluan
tentang pola asuh orang tua dengan kemampuan sosialisasi remaja di SMA PGRI
1 Bekasi, Bekasi Timur tahun 2017 di dapatkan jumlah seluruh siswa/I yang ada
di SMA PGRI 1 Bekasi sebanyak 661 siswa/i, dan hasil wawancara di lakukan
kepada 15 orang siswa/I terdapat 8 orang siswa/I yang mengatakan orang tuanya
menggunakan pola asuh demokratis, 3 orang siswa/I yang mengatakan orang
tuanya menggunakan pola asuh otoriter, 2 orang siswa/I mengatakan orang tuanya
menggunakan pola asuh permisif dan 2 orang siswa/I mengatakan orang tuanya
menggunakan pola asuh situasional. Dari uraian hasil studi pendahuluan tersebut
membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Hubungan pola asuh orang
tua dengan kemampuan sosialisasi remaja di SMA PGRI 1 Bekasi, Bekasi
Timur.Tahun 2017.
I.3 Tujuan
I.3.1 Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan kemampuan sosialisasi pada Commented [H3]: Perhatikan cara pembuatan tujuan umum
anak remaja di SMA PGRI 1 Bekasi, kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi
Timur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Commented [H6]: Sesuaikan dengan variable. Hindari plagiat,
parafrasekan kalimat dari ahli / buku sumber, tidak sekedar copi
paste
II.4 Sosialisasi
II.4.1 Definisi Sosialisasi
Secara umum, sosialisasi dapat di definisikan sebagai proses belajar yang
dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang nilai dan norma-
norma, agar ia mampu berpartisipasi sebagai anggota kelompok masyarakat.
Dalam proses sosialisasi, diawali dengan belajar (learning), penyesuaian diri
dengan lingkungannya, dan pengalaman mental. Sedangkan Bruce J. Cohen
mendefinisikan Sosialisasi sebagai proses manusia mempelajari tata cara
kehidupan dalam masyarakatnya, ujntuk memperoleh kepribadian dan
membangun kapasitas untuk berfungsi, baik sebagai individu maupun anggota
suatu kelompok (Ely dan Usman 2011: 155). Sosialisasi remaja merupakan proses
belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang nilai dan
norma-norma, agar ia mampu berpartisipasi sebagai anggota kelompok
masyarakat. Dalam proses sosialisasi, diawali dengan belajar (learning),
penyesuaian diri dengan lingkungannya, dan pengalaman mental Damanik (2016)
c. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah lembaga yang bertugas dalam mengasuh
keahlian dan kecerdasan para anak didiknya.
d. Keagamaan
Di dalam agama terdapat peraturanatau norma dan nilai yang harus
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pola perilaku dapat
terarah dengan baik sesuai dengan nilai dan norma yang ada di dalam
lingkungan masyarakat dan tidak melanggar aturan di dalam agama.
e. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah dimana individu melakukan penyesuaian
didalam lingkungannya bersama sekelompok orang merasa sebagai
anggotanya seperti lingkungan RT, lingkungan kerja, lingkungan
pendidikan dsb.
f. Media Massa
Media massa merupakan alat teknologi yang sangat berperan penting
dalam agen sosialisasi, dengan adanya media massa ini, sehingga
masyarakat mudah dalam berkomunikasi dan mendapatkan informasi
yang bermanfaat bagi mereka.
Sosialisasi :
1. Definisi Sosialisasi
2. Tujuan Sosialisasi
3. Media Sosialisasi
4. Proses Sosialisasi
5. Kemampuan
sosialisasi baik dan
kurang
Variabel Variabel
Independent
Dependent
Karakteristik
Keterangan:
Remaja :
= Area Penelitian
1. Usia
2. Jenis Kelamin = Variabel yang diteliti
n = 66 x 10% = 6,6
n = 66 + 6,6 = 72,6 (73)
Penarikan sampel tiap-tiap kelas menggunakan metode Stratified Sampling,
berikut adalah tabel penarikan sampel :
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara setiap siswa di berikan dua
kartu nomor satu untuk di pegang dan satu untuk di masukkan kedalam kocokan.
Sebelumnya peneliti telah menghitung sampel dari masing-masing kelas. untuk
kelas X IPA 1 setelah dihitung di dapatkan sampel sebanyak 10 siswa yang akan
di jadikan responden, peneliti melakukan kocokan sebanyak 10 kali sehingga di
dapatkan sampel 10 responden. Begitupun pada kelas-kelas selanjutnya
dilakukkan dengan teknik yang sama
a. Kriteria inklusi
1) Siswa/i kelas X yang bersekolah di SMA PGRI 1 Bekasi Timur
2) Siswa/i bersedia mengikuti penelitian
b. Kriteria Eksklusi
1) Siswa/I yang tidak masuk saat penelitian berlangsung dikarenakan
sakit atau izin
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini memiliki
karakteristik khusus seperti yang dijabarkan di dalam kriteria. Dalam
penelitian keperawatan, kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat dan
tidaknya sampel tersebut digunakan sebagai bahan penelitian.
Penelitian ini menggunakan rumus untuk populasi kecil atau lebih
kecil dari 10.000 menggunakan formula yang lebih sederhana lagi
(Notoadmojo, 2010)
𝑛 ∑ 𝑥𝑦−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
rxy=
√{(𝑛 ∑ 𝑥2−(∑ 𝑥)2)−(𝑛 ∑ 𝑦2−(∑ 𝑦)2)}
keterangan:
rxy : koefisien validitas item yang dicari
n : jumlah responden
x : skor yang diperoleh subjek dalam setiap item
y : skor yang diperoleh subjek dalam setiap item
⅀x : jumlah skor dalam variabel x
⅀y : jumlah skor dalam variabel y
⅀x2 : jumlah kuadrat masing-masing skor x
⅀y2 : jumlah kuadrat masing-masing skor y
⅀xy : jumlah perkalian variabel x y
Harga rxy menunjukkan indeks korelasi antara dua variabel yang
dikorelasikan. Setiap nilai korelasi mengandung tiga makna, yaitu :
1) Instrument valid, jika r hitung ≥ r tabel
2) Instrument tidak valid, jika r hitung < r tabel (Hastono, 2010)
Uji coba instrument dilakukan pada bulan Mei 2017 di SMA KORPRI
Bekasi, Bekasi Timur dengan menyebar kuesioner kepada responden
remaja. Kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap
kuesioner. Kuesioner terdiri dari 42 soal pernyataan dengan skala likert dan
responden diminta untuk memilih jawaban yang paling tepat. Setelah
peneliti melakukan uji pada sampel dengan menyebarkan kuesioner, didapat
nilai r product moment untuk nilai n=30 dengan alpha 0,05 adalah 0,361.
Maka dapat ditentukan pernyataan yang dikurangi ataupun yang
disesuaikan.
b. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu pengukuran. Reabilitas
menunjukkan apakah pengukuran menghasilkan data yang konsisten jika
instrument digunakan kembali secara berulang. Reabilitas juga dapat
didefinisikan sebagai derajat suatu pengukuran bebas dari random error
sehingga menghasilkan suatu pengukuran yang konsisten. Reabilitas
dipengaruhi oleh random error yang bersumber dari variasi observer,
variasi subjek dan variasi instrumen.(Dharma, 2011). Untuk menguji
reabilitas adalah dengan menggunakan metode alpha Cronbach’s (α).
Penelitian umumnya adalah perbandingan antara nilai r hitung diwakili
dengan nilai Alpha dengan r tabel pada standar yang digunakan dalam
menentukan reliable atau tidaknya suatu instrumen taraf kepercayaan
95% atau tingkat signifikan 0,05. Berikut ini rumus uji Cronbach’s alpha
:
𝑘 ∑σb²
α= 1-
𝑘−1 𝜎𝘵²
keterangan :
A : Cronbach’s alpha
𝜎b2 : varian dari pertanyaan
2
𝜎 total : varian dari skor
k : banyaknya pertanyaan
III.8 Etika Penelitian Commented [H9]: Isinya tidak hanya teori, tapi aplikasi ke
penelitianmu seperti apa
Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu membawa rekomendasi dari
institusinya untuk pihak lain dengan cara mengajukan permohonan izin kepada
institusi atau lembaga tempat penelitian yang dituju oleh peneliti. Setelah
mendapat persetujuan, barulah peneliti dapat melakukan penelitian dengan
menekankan masalah etika yang meliputi:
III.8.1 Informed Concent
Lembar persetujuan diberikan kepada responden sebelum mengisi
kuesioner. Responden yang dapat mengisi adalah responden yang sesuai dengan
kriteria inklusi. Bila responden menolak, peneliti tidak memaksa responden untuk
tetap mengisi kuesioner peneliti.
III.8.2 Anominity (Tanpa Nama)
Pada penelitian ini peneliti tidak mencantumkan nama lengkap responden
tatapi mencantumkan inisial responden dan pada lembar kuesioner diberikan
nomor responden untuk memudahkan peneliti.
III.8.3 Confindentielity
Peneliti menjaga kerahasiaan informasi responden dan tidak disebarluaskan
data-data responden yang dapat merugikan responden.
III.8.4 Justice (Keadilan)
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah
keikutsertaan dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata mereka
tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian. Penelitian akan memerlukan
sampel peneliti dengan adil dan tidak membedakan satu sama lain.
III.8.5 Benefits (Resiko)
Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang
akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan. Dalam hal ini peneliti harus
mempertimbangkan segala kemungkinan yang terjadi baik yang menguntungkan
ataupun yang merugikan responden.
III.8.6 Right to self determination (Hak untuk ikut/tidak menjadi
responden)
Responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah bersedia atau tidak
untuk menjadi responden tanpa sangsi apapun. Dalam hal ini menghargai hak
pasien yang mau menjadi responden dan tidak memaksakan untuk menjadi
responden.
Peneliti melakukan uji validitas dan reabilitas dari butir kuesioner terlebih
dahulu sebelum kuesioner disebar pada penelitian. Tujuan dari uji validitas dan
reabilitas kuesioner adalah untuk mengetahui seberapa jauh responden mengerti
terhadap pertanyaan yang diajukan.
III.11.3 Processing
Setelah kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati
pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah memproses data yang sudah di-
entry dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data
dari kuesioner ke paket program computer, yaitu menggunakan paket program
SPSS for window
III.11.4 Cleaning
Celanning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-
entry apakah ada kesalahan atau sudah benar.
III.12 Analisis Data
Setelah selesai melakukan pengolahan data, data peneliti selanjutnya
dianalisis untuk mendapatkan jawaban atau informasi terkait penelitian yang
dilakukan. Adapun tujuan dari analisis data untuk memperjelas gambaran atau
deskriptif dari masing-masing variabel yang di rumuskan di dalam tujuan
penelitian dan mengetahui hipotesis penelitian yang lebih dirumuskan. Analisis
data penelitian ini menggunakan program computer melalui tahap analisis
univariat dan analisis bivariat.
keterangan:
P : Presentase (%)
F : Frekuensi / jumlah jawaban
N : jumlah sampel / jumlah skor maksimal
Menghitung nilai rata-rata (mean), menurut Sutanto dan Luknis (2013) digunakan
rumus sebagai berikut :
X = x1 + x2 + x3 + …. Xn
n
Elly dan Usman. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Fakhruddin. 2011. Hubungan Pola Asuh Orang Tuan dengan Perilaku Sosial
Remaja di Desa Pnduman Kecamatan Jilbuk. Jember. Etheses.uin-
malang.ac.id
Faturochman. 2012. Perlindungan Bagi Kelompok Beresiko Gangguan Jiwa.
Aspirasi