Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH BAHASA INDONESIA TERHADAP KOMUNIKASI

ANTARPRIBADI MAHASISWA UPI YANG BERDAMPAK PADA


KETERBUKAAN DIRI

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia Dosen
pengampu: Dr. Welsi Damayanti, M.Pd.

Fadhlan Yuda Pratama (2109868)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU


PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunianya saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul “Efektivitas penggunaan
bahasa antar mahasiswa rantau dan mahasiswa asli Bandung dalam kehidupan pergaulan
sehari-hari” dengan tersusu secara benar

Makalah Ini diselesaikan dengan tujuan Untuk memenuhi Tugas Individu


semester dua dari Ibu Welsi Damayanti, M.Pd. pada bidang mata kuliah Pendidikan
Bahasa Indonesia.

Tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Welsi
Damayanti, M. Pd. selaku dosen bidang studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Berkat tugas
yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang
dibahas. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnyanya kepada
semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis merasa bahwa dalam penyelesaian dan penulisan makalah ini masih
banyak melakukan kesalahan, oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahankesalahan dan ketidakmampuan yang pembaca akan temukan dalam makalah
ini. Penulis akan sangat menghargai kritik dan saran yang pembaca akan sampaikan
nanntinya.

Bandung, April 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3

BAB I................................................................................................................................ 4

PENDAHULUAN ........................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang Penelitian............................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6

1.4 Manfaat Pebelitian .............................................................................................. 7

BAB II .............................................................................................................................. 7

2.1 Landasan Teori ..................................................................................................... 7

2.1.1 Pengertian Teori Penetrasi Sosial ................................................................ 7

2.1.2 Analogi Bawang ............................................................................................. 8

2.1.3 Self Disclosure ................................................................................................ 9

2.1.4 Metode Penelitian .......................................................................................... 9

2.2 Hasil Penelitian ................................................................................................... 10

2.2.1 Pembahasan.................................................................................................. 19

BAB III .......................................................................................................................... 21

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 21

3.2 Implikasi .............................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 23

LAMPIRAN .................................................................................................................. 25

ANGKET PENELITIAN ......................................................................................... 25

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Semua manusia pasti membutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupan
sehari-hari. Suatu hal yang tidak mungkin jika manusia hidup sendiri selama
kehidupannya. Seperti yang kita tahu, manusia itu merupakan makhluk sosial. Setiap
manusia juga pasti saling melengkapi antara satu sama lain, setiap individu saling
melengkapi kebutuhannya. Untuk menjaga hubungan yang baik antar manusia sudah
pasti dibutuhkan interaksi serta komunikasi yang baik. Komunikasi adalah proses
interaksi penyampaian pesan atau informasi kepada orang lain baik secara verbal atau
non verbal, untuk mendapatkan respons atau feedback. Dengan berkomunikasi
manusia bisa mendapatkan kebutuhannya. Faktor yang memengaruhi interaksi yang
baik pasti komunikasi yang dijalani juga harus baik. Komunikasi menjadi suatu hal
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Hubungan antarpribadi menjadi suatu hal yang penting dalam kehidupan


manusia guna mempengaruhi kualitas kehidupannya (Sendjaja, 1994: 77). Hubungan
tersebut terbentuk karena adanya komunikasi. Komunikasi antarpribadi dilakukan
langsung dan verbal tanpa adanya perantara, komunikasi antarpribadi juga bersifat
aktif serta interaktif antara dua orang atau sebuah kelompok.

Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi antar individu atau kelompok


secara tatap muka, yang memungkinkan setiap individunya menangkap reaksi
individu lain secara secara langsung baik secara verbal ataupun non verbal. (Mulyana
2004: 73). Komunikasi antarpribadi memiliki beberapa faktor, yakni: pertama
selektif yang artinya setiap individu akan memilih dengan siapa dia akan
berkomunikasi, kedua unik yang artinya masing masing hubungan memiliki pola
yang berbeda, ketiga sistematik yang artinya komunikasi dipengaruhi oleh beberapa
hal seperti budaya dan pengalaman pribadi, keempat adalah sifatnya yang berproses

4
dan berkesinambungan dan yang terakhir adalah transaksi yang artinya terjadi proses
pertukaran atau transaksi antara individu-individu yang sedang berkomunikasi secara
kontinyu dan bersamaan. Jika komunikasi antarpribadi berjalan dengan baik dalam
konteks keterbukaan antara mahasiswa baru, akan di dapatkan komunikasi yang
efektif.

Komunikasi efektif merupakan komunikasi yang menghasilkan attitude change


atau perubahan sikap pada individu-individu yang terlibat dalam komunikasi. Dalam
proses keterbukaan diri ini komunikasi efektif sangat dibutuhkan untuk saling
bertukar informasi, perasaan, kepercayaan dan sikap yang diharapkan oleh
orangorang yang terlibat dalam komunikasi. Komunikasi antarpribadi yang efektif
akan tercapai bila memenuhi indikator yaitu keterbukaan yang artinya individu atau
kelompok yang melakukan komunikasi dengan senang hati menanggapi informasi
yang diterima demi berlangsungnya komunikasi antarpribadi tersebut, lalu indikator
kedua adalah empati, artinya orang-orang yang sedang melakukan komunikasi
merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang memberikan informasi tentang
perasaannya lalu direspons dengan menunjukan kepekaan yang membuat orang yang
memberikan informasi terkait perasaannya itu merasa dia diterima. Pengaruh bahasa
juga menjadi salah satu hal yang mempengaruhi keberhasilan sebuah individu atau
kelompok yang sedang melakukan proses komunikasi.

Komunikasi antarpribadi antara mahasiswa baru dalam proses keterbukaan diri


menjadi salah satu aspek penting dalam mencapai suatu kemistri atau komunikasi
yang efektif dalam bersosialisasi, selain itu jika komunikasi interpersonal terbangun
dengan baik akan memberikan dampak positif dalam kegiatan lainnya seperti, lebih
memotivasi belajar, membangun kerjasama dan lainnya. Jika para mahasiswa dapat
membuka diri antara satu sama beberapa kepentingan bersama dapat tercapai dengan
baik. Sesuai dengan peran komunikasi antarpribadi tersebut, hubungan yang baik
karena mahasiswa baru saling terbuka sangatlah perlu dijalin, karena dapat
menghasilkan komunikasi yang efektif. Keterbukaan diri disini merupakan aspek
yang penting untuk menumbuhkan suatu kedekatan.

Keterbukaan diri merupakan ketersediaan suatu orang atau individu dalam


memberikan informasi yang sifatnya pribadi tentang dirinya kepada lawan

5
berkomunikasinya secara sukarela untuk membangun sebuah kedekatan yang intim.
Dalam proses penelitian ini di dukung oleh landasan Social Penetration Theory dan
self Disclosure.

1.2 Rumusan Masalah

Komunikasi efektif merupakan komunikasi yang menghasilkan attitude


change atau perubahan sikap pada individu-individu yang terlibat dalam
komunikasi. Dalam proses keterbukaan diri ini komunikasi efektif sangat
dibutuhkan untuk saling bertukar informasi, perasaan, kepercayaan dan sikap
yang diharapkan oleh orangorang yang terlibat dalam komunikasi. Komunikasi
antarpribadi yang efektif akan tercapai bila memenuhi indikator yaitu
keterbukaan yang artinya individu atau kelompok yang melakukan komunikasi
dengan senang hati menanggapi informasi yang diterima demi berlangsungnya
komunikasi antarpribadi tersebut, selain itu penggunaan Bahasa Indonesia yang
baik juga dapat memengaruhi proses keterbukaan diri seseorang. Dengan adanya
rumusan masalah tersebut, penelitian ini memiliki sebuah hal yang akan dibahas
yaitu,
 Seberapa efektif proses komunikasi antarpribadi yang antara mahasiswa
UPI yang berpengaruh kepada keterbukaan diri
 Apakah pengaruh penggunaan bahasa Indonesia yang baik dapat
memengaruhi proses keterbukaan diri antar mahasiswa UPI
1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut:

 Untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan bahasa Indonesia yang


terhadap keterbukaan diri mahasiswa UPI
 Untuk melihat pengaruh Bahasa Indonesia terhadap proses keterbukaan
diri pada mahasiswa.

6
1.4 Manfaat Pebelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini penulis mengharapkan dapat memberikan


pemahaman tentang penggunaan Bahasa serta proses komunikasi yang baik, adapun
manfaat dari penelitian ini yaitu

 Untuk memberikan pemahaman terkait penggunaan bahasa Indonesia


yang baik dan benar yang mempengaruhi keterbukaan diri mahasiswa UPI

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori


Penelitian ini didukung oleh teori Penetrasi Sosial, penggunaan landasan teori ini
digunakan karena relevan dengan penelitian tersebut. Dalam teori penetrasi sosial ini
terdapat bahasan tentang keterbukaan diri seseorang yang sedang melakukan komunikasi.
Teori penetrasi sosial ini dapat mendukung penelitian terkait komunikasi antarpribadi
yang mempengaruhi keterbukaan diri seseorang.

2.1.1 Pengertian Teori Penetrasi Sosial


Teori ini mengkaji hubungan yang awal mulanya dimulai dari komunikasi yang
biasa saja menuju ke komunikasi yang lebih intim. Teori penetrasi sosial juga merupakan
tahapan yang akan ditempuh oleh seorang individu untuk mencapai kedekatan dalam
sebuah hubungan. Untuk membangun hubungan yang intim juga kita dapat membangun
kepercayaan yang merupakan salah satu faktor yang membuat terjalinnya hubungan yang
lebih intim, dengan kita membangun kepercayan berarti pihak individu lain sudah
mempercayakan sebagian aspek fisik maupun non fisiknya kepada kita.

Dalam proses berhubungan dengan individu lain terdapat proses adaptasi atau
gradual. Menurut Irwin Altman dan Dalmas Taylor dalam proses pendekatan antara
individu, kita dikatan berhasil menjalin kedekatan bila kita melewati tahapan proses
“gradual and orderly fashion from superficial to intimate levels of exchange as a
function of both immediate and forecast outcomes” yang berarti teori penetrasi sosial ini
merupakan mode bertahap dan teratur,dari tingkat komunikasi yang dangkal hingga

7
yang intim sebagai fungsi dari hasil langsung dan perkiraan. Teori penetrasi sosial ini
sangat berperan penting dalam bidang komunikasi dan psikologi, teori ini menyediakan
berbagai tahapan perkembangan hubungan interpersonal dan proses pengembangan diri
untuk kemajuan sebuah hubungan. Dalam berinteraksi juga ada timbal balik. Maksud
dari timbal balik ini adalah ketika seseorang bercerita, kita wajib mengungkapkan juga
suatu hal yang tingkatannya sama (Carpenter & Greene, 2015:1).

Dalam penetrasi sosial ini ada beberapa tahapan yang dilalui. Tahapan ini dilalui
oleh hubungan biasa seperti pertemanan, keluarga, ataupun seseorang yang akan
menjalani hubungan dengan orang lain agar lebih dekat dan mengetahui antar sesama
(Sa’Adatina, 2017:4).

2.1.2 Analogi Bawang


Irwin Altman dan Dalmas Taylor mengumpamakan komunikasi manusia
bagaikan bawang merah, yang artinya manusia mempunyai beberapa bagian atau lapisan
kepribadian, jika kita mengupas sebuah kulit bawang pasti akan ada lagi lapisan kulit
berikutnya, begitu juga kepribadian manusia. West & Turner (2011 : 200) mengatakan
pada analogi bawang ini terdapat pembagian tingkat penetrasi berdasarkan lapisan
lapisan yang terdapat dalam bawang tersebut, pembagian itu diantaranya, Citra publik
(Public image)

Citra publik merupakan lapisan paling luar, yang artinya semua orang dapat
melihat secara langsung apa yang ada di diri individu, contohnya seperti data biografi.
Resprositas (Reciprocity) Lapisan kedua merupakan lapisan resprositas, proses ini
merupakan proses keterbukaan individu yang mengarah pada individu lain untuk
terbuka. Proses ini terjadi ketika antar individu memiliki kesamaan dan ketertarikan
dalam proses berpikir. Keluasan (Breadth) Pada lapisan ketiga ini keluasan diartikan,
variasi individu untuk memilih atau menyampaikan topik yang akan didiskusikan dalam
suatu hubungan. Jika lawan berkomunikasi kita tertarik atau memiliki kesamaan topik
yang akan didiskusikan hal itu akan menjadi hal yang menarik lawan bicara kita untuk
berkomunikasi lebih intim. Kedalaman (depth) Lapisan yang terakhir atau yang keempat
adalah kedalaman atau depth lapisan ini merujuk pada tingkat keintiman individu
melakukan diskusi terhadap topik yang sedang didiskusikan, contohnya adalah bertukar
konsep diri.

8
2.1.3 Self Disclosure
merupakan bagian dari penetrasi sosial yang artinnya merupakan proses
mengembangkan keintiman yang lebih dalam dengan orang lain melalui keterbukaan
atau saling membuka diri (Griffin, 2018). Penetrasi sosial mengasumsikan bahwa
pengungkapan diri berubah seiring berjalannya waktu dalam berhubungan (Rains &
Brunner, 2016, hlm. 44). Pengungkapan diri pada tahap awalnya ditandai dengan
informasi yang bersifat dangkal.

Pengungkapan diri berfungsi sebagai biaya dan imbalan seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Biaya dan imbalan ini berfungsi untuk memprediksi biaya masa
depan dan juga penghargaan. Maksud dari penghargaan ini adalah pertukaran positif
objek, tanda-tanda simbolik, sikap, dan perasaan (Rains & Brunner, 2016:44).
Pengungkapan diri juga merupakan komunikasi verbal dalam pengungkapan informasi.
Penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan diri dapat membentuk dan memelihara
hubungan interpersonal dengan membangkitkan rasa suka (Jiang, 2013:126).

2.1.4 Metode Penelitian


Metode yang digunkan untuk mendukung penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif metode deskriptif. Pendekatan kuantitatif itu
bertujuan untuk mengarahkan dan mempertimbangkan perspektif ilmiah tentang
perolehan pengetahuan dan pemikiran kuantitatif (Stacks et al, 2019, hlm. 36).
Pendekatan kuantitatif ini menghasilkan jawaban yang bersifat teoretis dan praktis.
Pendekatan kuantitatif mempunyai arti yaitu memasukkan nilai numerik pada hasil
pengujian (Stacks et al, 2019, hlm. 37).

Pendekatan kuantitatif ini membutuhkan jawaban yang akurat jawaban


sertakebenarannya . Pada pendekatan ini juga menekankan pada ukuran data numerik,
kategorisasi data, prinsip objektivitas, penalaran deduktif, dan generalisasi temuan.
Pendekatan kuantitatif menggunakan teknik dalam mengumpulkan data dan
berkontribusi mengenai apa yang diketahui dan apa yang dilakukan (Scharrer &
Ramasubramanian, 2021, hlm. 4).

Dalam penelitian ini meneliti mengenai dampak komunikasi antarpribadi


mahasiswa UPI terhadap keterbukaan diri, penelitian ini ingin mengungkap seberapa
efektif komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap keterbukaan

9
diri mereka. Setiap mahasiswa pasti memiliki alasan untuk memberikan informasi
pribadi seperti perasaan, kepercayaan dan lainnya tentang dirinya. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif deskriptif agar dapat menjelaskan suatu fenomena atau
kejadian yang akan diteliti menjadi lebih valid dengan didukung oleh kajian pustaka.
Responden yang digunkan dalam penelitian ini merupakan Mahasiswa Universitas
Pendidikan indonesia aktif.

Pengambilan data dilakukan dengan meyebarkan angket kuesioner dengan


menggunakan aplikasi Google Form. Setelah jumlah responden untuk pengambilam data
terpenuhi kemudian data diolah kevaliditasannya menggunakan aplikasi pengolah data
SPSS yaitu dengan menguji validitas serta realibilitas.

2.2 Hasil Penelitian


Pada penelitian ini, pengumpulan data yang menggunakan kuesioner didapatkan
100 orang responden. Responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan
mahasiswa aktif UPI.

Diagram Usia Responden

Dalam penelitian ini responden didominasi oleh usia 19 tahun dengan presentasi 52%,
kemudian usia 18 tahun dengan presentasi 36%. Dilamjut dengan usia 20 tahun sebesar
10%, dan usia 21 hanya 2%.

10
Diagram Jenis Kelamin Responden

Diagram diatas menunjukan bahwa dalam penelitian ini responden di dominasi oleh
wanita dengan presentase 58% lebih besar dibandingkan dengan responden laki-laki
yaitu sebesar 42%.

Diagram Angkatan Responden

11
Dilanjutkan, pada penelitian ini responden didominasi oleh angkatan 2021 UPI dengan
presentasi 86%. Lalu untuk angktan 2019 sebesar 4%, kemudian angktan 2020 sebesar
10%.

Diagram Fakultas Responden

Dalam penelitian kali ini, responden didominasi oleh mahasiswa UPI fakultas FPIPS
dengan jumlah presentase sebesar 80%, kemudian dilanjutkan oleh fakultas FPBS
dengan presentase 10%, mahasiswa FPEB sebesar 4%, kemudian mahasiswa FIP dan
FMIPA masing-masing 2% dan mahasiswa FPTK dan FPSD masing-masing 1%.

Diagram Pertanyaan 1

12
Pada diagram pertanyaan pertama menunjukan banyak responden yang setuju
mengenai pernyataan memilih kata-kata sebelum berbicara dengan lawan berbicara saya.
Hasil yang diperoleh pada kuesioner ini menunjukan sebanyak 51 orang menjawab
setuju (S) dengan presetase 51%, kemudian dilanjutakan dengan jawaban sangat setuju
(SS) sebanyak 45 orang dengan presentase 45%, lalu jawaban netral sebanyak 4 orang
dengan presentase 4%. Dapat disimpulkan bahwa responden cenderung memilih kata-
kata Bahasa Indonesia yang baik sebelum ia melakukan komunikasi dengan lawan
bicaranya.

Diagram Pertanyaan 2

Pada diagram pertanyaan kedua menunjukan banyak responden yang setuju


mengenai pernyataan saya mendengarkan ketika teman saya berbicara tentang suatu hal,
walaupun tidak begitu penting. Hasil yang diperoleh pada kuesioner ini menunjukan

13
sebanyak 53 orang menjawab setuju (S) dengan presentase 53%, kemudian dilanjutkan
dengan jawaban sangat setuju (SS) sebanyak 41 orang dengan presentase 41%, lalu
jawaban netral sebanyak 6 orang dengan presentase 6%. Dalam pernyataan ini responden
memilih untuk mendengarkan lawan berbicaranya untuk membangun sebuah interaksi
yang baik, yang tujuannya untuk membuat lawan bicaranya membuka diri.

Diagram Pertanyaan 3

Pada diagram pertanyaan ketiga menunjukan banyak responden yang setuju mengenai
pernyataan saya mempunyai inisiatif untuk memulai pembicaraan dengan teman baru
saya. Hasil yang diperoleh pada kuesioner ini menunjukan sebanyak 45 orang menjawab
setuju (S) dengan presentase 45%, jawaban sangat setuju (SS) sebanyak 34 jawaban
dengan presentase 34%, dilanjutkan dengan jawaban netral sebanyak 16 jawaban dengan
presentase 16% dan jawban terakhir yaitu tidak setuju (TS) sebanyak 5 orang dengan
presentase 5%.

Diagram Pertanyaan 4

14
Pada diagram pernyataan keempat menunjukan banyak responden yang setuju mengenai
pernyataan saya mendengarkan cerita teman baru saya dengan sangat serius. Hasil yang
diperoleh pada kusioner ini menunjukan sebanyak 58 orang menjawab setuju (S) dengan
presentase 58%, lalu sebanyak 24 jawaban sangat setuju (SS) dengan presentase 24%,
lalu 16 orang menjawab netral dengan presentase 16%, jawaban tidak setuju (TS)
sebanyak 1 orang dengan presentase 1% begitupula dengan jawaban sangat tidak setuju
sebanyak 1 orang dengan presentase 1%.

Diagram pertanyaan 5

Pada diagram pertanyaan kelima menunjukan banyak responden yang netral mengenai
pernyataan saya mengaku kepada teman saya tentang emosi yang sedang saya alami.

15
Hasil yang diperoleh pada kuesioner ini menunjukan 40 orang menjawab netral dengan
presentase 40%, 38 jawaban setuju (S) dengan presentase 38%, kemudian 11 orang
menjawab tidak setuju (TS) dengan presentase 11%, kemudian 7 orang memiliki
jawaban sangat setuju (SS) dengan presentase 7%.

Diagram pertanyaan 6

Pada diagram pertanyaan kelima menunjukan banyak responden yang netral mengenai
pernyataan saya merasa nyaman bercerita dengan teman baru. Hasil yang diperoleh pada
kuesioner ini menunjukan 42 orang menjawab netral dengan presentase 42%, kemudian
jawaban tidak setuju (TS) sebanyak 29 orang dengan presentase 29%, jawaban setuju (S)
sebanyak 22 orang dengan presentase 22%, jawaban sangat setuju (SS) sebanyak 4 orang
dengan presentase 4%, dan jawaban sangat tidak setuju (STS) sebanyak 3 orang dengan
presentase 3%.

Diagram Pertanyaan 7

16
Pada diagram pertanyaan ketujuh jawaban didominasi oleh jawaban netral dan
tidak setuju (TS). Hasil yang diperoleh pada kuesioner ini menunjukan jawaban netral
dan tidak setuju (TS) sebanyak 33 orang dengan presentase 33%, jawaban setuju (S)
sebanyak 21 orang dengan presentase 21%, jawaban sangat tidak setuju (STS) 8 orang
dengan presentase 8%, dan jawaban sangat setuju (SS) mendapatkan 5 jawaban dengan
presentase 5%.

Diagram Pertanyaan 8

Pada diagram pertanyaan kedelapan menunjukan banyak responden yang menjawab


setuju mengenai pertanyaan tentang respon yang baik saat mendengarkan teman
bercerita. Hasil yang diperoleh pada kuesioner ini menunjukan jawaban setuju (S)
sebanyak 56 orang dengan presentase 56%, kemudian jawaban sangat setuju (SS)
sebanyak 38 orang dengan presentase 38%, jawaban netral sebanyak 5 orang dengan

17
presentase 5%, dan terakhir jawaban tidak setuju (TS) sebanyak 1 orang dengan
presentase 1%.

Diagram Pertanyaan 9

Pada diagram pertanyaan kesepuluh menunjukan banyak responden yang menjawab


setuju terkait pernyataan pemberian informasi yang jujur kepada teman. Hasil yang
diperoleh pada kuesioner ini menunjukan jawaban setuju (S) sebanyak 47 orang dengan
presentase 47%, jawaban sangat setuju (SS) mendapatkan 41 jawaban dengan presentase
41%, jawaban netral mendapatkan 11 jawaban dengan presentase 11% dan terakhir
jawaban tidak setuju (STS) sebanyak 1 jawaban dengan presentase 1%.

Diagram Pertanyaan 10

18
Pada diagram pertanyaan kesepuluh menunjukan banyak responden yang menjawab
setuju terkait pernyataan saya sangat peduli dengan cerita atau informasi yang diberikan
teman saya. Hasil pada kuesioner tersebut memperoleh 57 orang dengan jawaban setuju
(S) dengan presentase 57%, 35 orang dengan jawaban sangat setuju (SS) dengan
presentase 35%, kemudian 8 orang menjawab netral dengan presentase 8%.

Diagram Pertanyaan 11

Pada diagram pertanyaan kesebelas menunjukan banyak responden menjawab setuju


terkait pernyataan teman saya memahami maksud dari informasi yang saya ceritakan.
Hasil pada kuesioner tersebut memperoleh 69 jawaban setuju (S) dengan presentase
69%, 21 orang menjawab sangat setuju (SS) dengan presentase 21%, kemudian 10 orang
menjawab netral dengan presentase 10%.

Seluruh jawaban pernyataan dijawab oleh 100 orang responden dan merupakan hasil
murni pemikiran masing masing responden tanpa adanya rekayasa, oleh karena itu
jawaban yang di dapatkan beragam. Setiap responden diberikan kebebasan untuk
menjawab kuesioner tersebut tanpa adanya paksaan dan kerahasiaannya terjaga.

2.2.1 Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas
untuk mengetahui apakah pernyataan serta jawaban yang diberikan responden terbukti
valid dan reliabel. Untuk membantu pengujian validitas dan reliabilitas ini menggunakan

19
aplikasi SPSS. Berikut hasil tabel uji validitas dari 12 pernyataan yang diberikan kepada
responden,

Tabel 1. Uji Validitas


NO ITEM R BUTIR Sig (2 TAILED) PENGUJIAN KESIMPULAN
X1 0.306 0,002 Sig. < 0.05 Valid
X2 0,561 0,000 Sig. < 0.05 Valid
X3 0,570 0,000 Sig. < 0.05 Valid
X4 0,618 0,000 Sig. < 0.05 Valid
X5 0,501 0,000 Sig. < 0.05 Valid
X6 0,595 0,000 Sig. < 0.05 Valid
X7 0,515 0,000 Sig. < 0.05 Valid
X8 0,525 0,000 Sig. < 0.05 Valid
X9 0,512 0,000 Sig. < 0.05 Valid
X10 0,542 0,000 Sig. < 0.05 Valid
X11 0,596 0,000 Sig. < 0.05 Valid

Dalam tabel diatas diperloleh 11 pernyataan bersifat valid dengan nilai


signifikansi kurang dari 0,05. Jawaban valid memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05.
Dengan demikian butir instrumen yang dapat digunakan dalam penelitian ini yaitu 11
butir instrumen.

Setelah dilakukan uji validitas yang hasilnya adalah valid, data hasil dari
penelitian ini dilanjutkan dengan proses uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha
Coefficient. Berikut merupakan hasil uji reliabilitas yang ada di tabel dibawah ini,

Tabel 2. Uji Reliabilitas


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.716 13

Berdasar pada uji reliabilitas product moment, diperoleh nilai koefisien


Cronbach Alpha sebesar 0,716. Sebuah kuesioner akan dinyatakan kuesioner yang

20
reliabel jika nilai Cronbach Alpha Coefficient > 0,70 (Alfian & Putra, 2017:182). Dengan
didapatkannya nilai koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,716 instrumen penelitian ini
bersifat Bagus (Good) sebagai instrumen final.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasar pada hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dijelaskan, dapat
disimpulkan bahwa, penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dalam proses komunikasi
antarpribadi dapat mempengaruhi keterbukaan diri mahasiswa UPI. Hasil yang didapat
dalam penelitian kali ini yaitu, Mahasiswa UPI, dalam proses berkomunikasi,
penggunaan Bahasa Indonesia berpengaruh untuk membuat para mahasiswa menjadi
tidak ragu untuk membuka diri atau memberikan informasi pribadinya kepada lawan
berkomunikasinya, lalu penggunaan Bahasa Indonesia yang baik juga dinilai cukup
efektif saat para responden yang merupakan mahasiswa UPI saat sedang berkomunikasi.

Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar membuat proses komunikasi
menjadi efektif. Hal itu menjadikan mahasiswa UPI terbuka dan berani untuk
memberikan informasi pribadi terhadap lawan berkomunikasinya. Dalam penelitian ini
jumlah responden didominasi oleh perempuan dengan presentase 58%, dan laki laki
sebesar 42%. Rata-rata umur responden yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
adalah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dengan umur 19 tahun.

Penelitian ini dibuktikan kevalidan nya dengan mengolah data melalui uji
validitas product moment dan uji reliabilitas koefisien Cronbach alpha yang disajikan
dalam tabel. Penelitian ini memiliki landasan teori yaitu Social Penetration Theory dan
hasil dari penelitian ini sudah relevan dengan teori tersebut, lebih detailnya penelitian ini
berdasar kepada konsep self disclosure, dilihat dari hasil kuesioner yang sudah responden
jawab, rata-rata mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia tidak keberatan untuk

21
mengungkapkan keterbukaan tentang dirinya, hal tersebut dipengaruhi oleh komunikasi
antarpribadi dan penggunaan Bahasa Indonesia yang berjalan efektif.

3.2 Implikasi
Hasil penelitian ini digunakan untuk melihat pengaruh komunikasi serta
penggunaan Bahasa indonesia yang berdampak pada keterbukaan diri mahasiswa UPI,
dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk dilakukannya
penelitian-penelitian berikutnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
pembelajaran untuk para responden yang mengisi kuesiner dan juga membantu para
peneliti lainnya dalam melakukan penelitian.

Hasil penelitian ini mengungkap bahwa proses komunikasi antarpribadi dan


penggunaan Bahasa Indonesia yang efektif dapat mempengaruhi keterbukaan diri dari
mahasiswa UPI. Pada penelitian ini jawaban responden rata-rata melakukan komunikasi
antarpribadi dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang cukup efektif dan
berpengaruh terhadap keterbukaan diri dari lawan komunikasinya.

22
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Riza & Putra, Aditya, M. P. (2017). Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Medication Adherence Report Scale (Mars) terhadap Pasien Diabetes Mellitus.
Altman, Irwin (1981). Advances in Experimental Social Psychology] Advances in
Experimental Social Psychology Volume 14 dialectic conceptions in social
psychology: an application to social penetration and privacy regulation.
Ayres, J. (1979). Uncertainty and social penetration theory expectations about
relationship communication: A comparative test. Western Journal of Speech
Communication, 43(3), 192–200. https://doi.org/10.1080/10570317909373968
Carpenter, A., & Greene, K. (2015). Social Penetration Theory. The International
Gerbner, G. 1967. Mass Media and Human Communication Theory. Human
Communication Theory
Griffin, Em; Andrew Ledbetter, Andrew; Sparks, Gleen Grayson (2018). A First Look at
Communication Theory.
Jiang, L. C.; Bazarova, N. N.; Hancock, J. T. (2013). From Perception to Behavior
Disclosure Reciprocity and the Intensification of Intimacy in Computer-Mediated
Communication. Communication.
Kadarsih, Ristiana. (2009). Teori Penetrasi Sosial dan Huungan Interpersonal.
Littlejohn, Stephen, W. Foss, Karen, A. Oetzel, John, G. (2017). Theories of Human
Communication.
Mccarthy, A. (2009). Social Penetration Theory and Facebook. Social Penetration
Theory, 5(May), 17.
Muhson, Ali. (2006). Teknik Analisis Kuantitatif 1 Teknik Analisis Kuantitatif.
Mulyadi, M. (2019). Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar
Menggabungkannya [Quantitative and Qualitative Research and Basic Rationale to
Combine Them]. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 15(1), 128.
Mulyana, D. (2017). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Musianto, L. S. (2002). Perbedaan Pendekatan Kuantitatif Dengan Pendekatan Kualitatif
Dalam Metode Penelitian. Jurnal Manajemen Dan Wirausaha, 4(2), 123–136.

23
https://doi.org/10.9744/jmk.4.2.pp.123-136
Rains, S. A.; Brunner, S. R.; Oman, K. (2016). Self-disclosure and new communication
technologies The implications of receiving superficial self-disclosures from
friends. Journal of Social and Person.
Stacks, Don. W; Salwan, Michael. B; Eichhorn, Kristen. C (2019). An Integrated
Approach to Communication Theory and Research.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, cv.
Taylor, Dalmas A. (1968). The Development of Interpersonal Relationships Social
Penetration Processes. The Journal of Social Psychology, 75(1), 79–90.
West, R. L., & Turner, L. H. (2010) Introducing Communication Theory. Analysis and
Application. Fourth Edition.
Wulandari, T. A. (2018). MEMAHAMI PENGEMBANGAN HUBUNGAN
ANTARPRIBADI MELALUI TEORI PENETRASI SOSIAL.

24
LAMPIRAN

ANGKET PENELITIAN

Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :

Semester :

Fakultas :

Petunjuk Pengisian
Berikan tanda (V) pada setiap jawaban pernyataan yang sesuai Keterangan:

SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan STS TS N S SS

1. Saya memilih kata-kata sebelum


berbicara dengan lawan bicara saya (Konteks
Bahasa Indonesia)

2. Saya mendengarkan ketika teman saya berbicara


tentang suatu hal, walaupun tidak begitu penting
bagi saya
3. Saya mempunyai inisiatif untuk memulai
pembicaraan dengan teman baru saya

25
4. Saya cenderung diam ketika diajak untuk berbicara

5. Saya mendengarkan cerita teman baru saya dengan


sangat serius

6. Saya mengaku kepada teman saya tentang emosi


yang sedang saya alami (senang,sedih ataupun yang
lainnya)
7. Saya merasa nyaman bercerita dengan teman baru

8. Saya cukup terbuka untuk bercerita mengenai


pribadi diri saya

9 Ketika teman saya bercerita, saya selalu meresponya


dengan baik

10 Informasi yang saya berikan pada teman saya adalah


informasi yang benar (jujur)

11 Saya sangat peduli dengan cerita atau informasi


yang diberikan teman saya

12 teman saya memahami maksud dari informasi yang


saya ceritakan (dalam penggunaan Bahasa
Indonesia)

26

Anda mungkin juga menyukai