MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia Dosen
pengampu: Dr. Welsi Damayanti, M.Pd.
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunianya saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul “Efektivitas penggunaan
bahasa antar mahasiswa rantau dan mahasiswa asli Bandung dalam kehidupan pergaulan
sehari-hari” dengan tersusu secara benar
Tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Welsi
Damayanti, M. Pd. selaku dosen bidang studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Berkat tugas
yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang
dibahas. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnyanya kepada
semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis merasa bahwa dalam penyelesaian dan penulisan makalah ini masih
banyak melakukan kesalahan, oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahankesalahan dan ketidakmampuan yang pembaca akan temukan dalam makalah
ini. Penulis akan sangat menghargai kritik dan saran yang pembaca akan sampaikan
nanntinya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 4
BAB II .............................................................................................................................. 7
2.2.1 Pembahasan.................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 23
LAMPIRAN .................................................................................................................. 25
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
dan berkesinambungan dan yang terakhir adalah transaksi yang artinya terjadi proses
pertukaran atau transaksi antara individu-individu yang sedang berkomunikasi secara
kontinyu dan bersamaan. Jika komunikasi antarpribadi berjalan dengan baik dalam
konteks keterbukaan antara mahasiswa baru, akan di dapatkan komunikasi yang
efektif.
5
berkomunikasinya secara sukarela untuk membangun sebuah kedekatan yang intim.
Dalam proses penelitian ini di dukung oleh landasan Social Penetration Theory dan
self Disclosure.
6
1.4 Manfaat Pebelitian
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam proses berhubungan dengan individu lain terdapat proses adaptasi atau
gradual. Menurut Irwin Altman dan Dalmas Taylor dalam proses pendekatan antara
individu, kita dikatan berhasil menjalin kedekatan bila kita melewati tahapan proses
“gradual and orderly fashion from superficial to intimate levels of exchange as a
function of both immediate and forecast outcomes” yang berarti teori penetrasi sosial ini
merupakan mode bertahap dan teratur,dari tingkat komunikasi yang dangkal hingga
7
yang intim sebagai fungsi dari hasil langsung dan perkiraan. Teori penetrasi sosial ini
sangat berperan penting dalam bidang komunikasi dan psikologi, teori ini menyediakan
berbagai tahapan perkembangan hubungan interpersonal dan proses pengembangan diri
untuk kemajuan sebuah hubungan. Dalam berinteraksi juga ada timbal balik. Maksud
dari timbal balik ini adalah ketika seseorang bercerita, kita wajib mengungkapkan juga
suatu hal yang tingkatannya sama (Carpenter & Greene, 2015:1).
Dalam penetrasi sosial ini ada beberapa tahapan yang dilalui. Tahapan ini dilalui
oleh hubungan biasa seperti pertemanan, keluarga, ataupun seseorang yang akan
menjalani hubungan dengan orang lain agar lebih dekat dan mengetahui antar sesama
(Sa’Adatina, 2017:4).
Citra publik merupakan lapisan paling luar, yang artinya semua orang dapat
melihat secara langsung apa yang ada di diri individu, contohnya seperti data biografi.
Resprositas (Reciprocity) Lapisan kedua merupakan lapisan resprositas, proses ini
merupakan proses keterbukaan individu yang mengarah pada individu lain untuk
terbuka. Proses ini terjadi ketika antar individu memiliki kesamaan dan ketertarikan
dalam proses berpikir. Keluasan (Breadth) Pada lapisan ketiga ini keluasan diartikan,
variasi individu untuk memilih atau menyampaikan topik yang akan didiskusikan dalam
suatu hubungan. Jika lawan berkomunikasi kita tertarik atau memiliki kesamaan topik
yang akan didiskusikan hal itu akan menjadi hal yang menarik lawan bicara kita untuk
berkomunikasi lebih intim. Kedalaman (depth) Lapisan yang terakhir atau yang keempat
adalah kedalaman atau depth lapisan ini merujuk pada tingkat keintiman individu
melakukan diskusi terhadap topik yang sedang didiskusikan, contohnya adalah bertukar
konsep diri.
8
2.1.3 Self Disclosure
merupakan bagian dari penetrasi sosial yang artinnya merupakan proses
mengembangkan keintiman yang lebih dalam dengan orang lain melalui keterbukaan
atau saling membuka diri (Griffin, 2018). Penetrasi sosial mengasumsikan bahwa
pengungkapan diri berubah seiring berjalannya waktu dalam berhubungan (Rains &
Brunner, 2016, hlm. 44). Pengungkapan diri pada tahap awalnya ditandai dengan
informasi yang bersifat dangkal.
Pengungkapan diri berfungsi sebagai biaya dan imbalan seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Biaya dan imbalan ini berfungsi untuk memprediksi biaya masa
depan dan juga penghargaan. Maksud dari penghargaan ini adalah pertukaran positif
objek, tanda-tanda simbolik, sikap, dan perasaan (Rains & Brunner, 2016:44).
Pengungkapan diri juga merupakan komunikasi verbal dalam pengungkapan informasi.
Penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan diri dapat membentuk dan memelihara
hubungan interpersonal dengan membangkitkan rasa suka (Jiang, 2013:126).
9
diri mereka. Setiap mahasiswa pasti memiliki alasan untuk memberikan informasi
pribadi seperti perasaan, kepercayaan dan lainnya tentang dirinya. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif deskriptif agar dapat menjelaskan suatu fenomena atau
kejadian yang akan diteliti menjadi lebih valid dengan didukung oleh kajian pustaka.
Responden yang digunkan dalam penelitian ini merupakan Mahasiswa Universitas
Pendidikan indonesia aktif.
Dalam penelitian ini responden didominasi oleh usia 19 tahun dengan presentasi 52%,
kemudian usia 18 tahun dengan presentasi 36%. Dilamjut dengan usia 20 tahun sebesar
10%, dan usia 21 hanya 2%.
10
Diagram Jenis Kelamin Responden
Diagram diatas menunjukan bahwa dalam penelitian ini responden di dominasi oleh
wanita dengan presentase 58% lebih besar dibandingkan dengan responden laki-laki
yaitu sebesar 42%.
11
Dilanjutkan, pada penelitian ini responden didominasi oleh angkatan 2021 UPI dengan
presentasi 86%. Lalu untuk angktan 2019 sebesar 4%, kemudian angktan 2020 sebesar
10%.
Dalam penelitian kali ini, responden didominasi oleh mahasiswa UPI fakultas FPIPS
dengan jumlah presentase sebesar 80%, kemudian dilanjutkan oleh fakultas FPBS
dengan presentase 10%, mahasiswa FPEB sebesar 4%, kemudian mahasiswa FIP dan
FMIPA masing-masing 2% dan mahasiswa FPTK dan FPSD masing-masing 1%.
Diagram Pertanyaan 1
12
Pada diagram pertanyaan pertama menunjukan banyak responden yang setuju
mengenai pernyataan memilih kata-kata sebelum berbicara dengan lawan berbicara saya.
Hasil yang diperoleh pada kuesioner ini menunjukan sebanyak 51 orang menjawab
setuju (S) dengan presetase 51%, kemudian dilanjutakan dengan jawaban sangat setuju
(SS) sebanyak 45 orang dengan presentase 45%, lalu jawaban netral sebanyak 4 orang
dengan presentase 4%. Dapat disimpulkan bahwa responden cenderung memilih kata-
kata Bahasa Indonesia yang baik sebelum ia melakukan komunikasi dengan lawan
bicaranya.
Diagram Pertanyaan 2
13
sebanyak 53 orang menjawab setuju (S) dengan presentase 53%, kemudian dilanjutkan
dengan jawaban sangat setuju (SS) sebanyak 41 orang dengan presentase 41%, lalu
jawaban netral sebanyak 6 orang dengan presentase 6%. Dalam pernyataan ini responden
memilih untuk mendengarkan lawan berbicaranya untuk membangun sebuah interaksi
yang baik, yang tujuannya untuk membuat lawan bicaranya membuka diri.
Diagram Pertanyaan 3
Pada diagram pertanyaan ketiga menunjukan banyak responden yang setuju mengenai
pernyataan saya mempunyai inisiatif untuk memulai pembicaraan dengan teman baru
saya. Hasil yang diperoleh pada kuesioner ini menunjukan sebanyak 45 orang menjawab
setuju (S) dengan presentase 45%, jawaban sangat setuju (SS) sebanyak 34 jawaban
dengan presentase 34%, dilanjutkan dengan jawaban netral sebanyak 16 jawaban dengan
presentase 16% dan jawban terakhir yaitu tidak setuju (TS) sebanyak 5 orang dengan
presentase 5%.
Diagram Pertanyaan 4
14
Pada diagram pernyataan keempat menunjukan banyak responden yang setuju mengenai
pernyataan saya mendengarkan cerita teman baru saya dengan sangat serius. Hasil yang
diperoleh pada kusioner ini menunjukan sebanyak 58 orang menjawab setuju (S) dengan
presentase 58%, lalu sebanyak 24 jawaban sangat setuju (SS) dengan presentase 24%,
lalu 16 orang menjawab netral dengan presentase 16%, jawaban tidak setuju (TS)
sebanyak 1 orang dengan presentase 1% begitupula dengan jawaban sangat tidak setuju
sebanyak 1 orang dengan presentase 1%.
Diagram pertanyaan 5
Pada diagram pertanyaan kelima menunjukan banyak responden yang netral mengenai
pernyataan saya mengaku kepada teman saya tentang emosi yang sedang saya alami.
15
Hasil yang diperoleh pada kuesioner ini menunjukan 40 orang menjawab netral dengan
presentase 40%, 38 jawaban setuju (S) dengan presentase 38%, kemudian 11 orang
menjawab tidak setuju (TS) dengan presentase 11%, kemudian 7 orang memiliki
jawaban sangat setuju (SS) dengan presentase 7%.
Diagram pertanyaan 6
Pada diagram pertanyaan kelima menunjukan banyak responden yang netral mengenai
pernyataan saya merasa nyaman bercerita dengan teman baru. Hasil yang diperoleh pada
kuesioner ini menunjukan 42 orang menjawab netral dengan presentase 42%, kemudian
jawaban tidak setuju (TS) sebanyak 29 orang dengan presentase 29%, jawaban setuju (S)
sebanyak 22 orang dengan presentase 22%, jawaban sangat setuju (SS) sebanyak 4 orang
dengan presentase 4%, dan jawaban sangat tidak setuju (STS) sebanyak 3 orang dengan
presentase 3%.
Diagram Pertanyaan 7
16
Pada diagram pertanyaan ketujuh jawaban didominasi oleh jawaban netral dan
tidak setuju (TS). Hasil yang diperoleh pada kuesioner ini menunjukan jawaban netral
dan tidak setuju (TS) sebanyak 33 orang dengan presentase 33%, jawaban setuju (S)
sebanyak 21 orang dengan presentase 21%, jawaban sangat tidak setuju (STS) 8 orang
dengan presentase 8%, dan jawaban sangat setuju (SS) mendapatkan 5 jawaban dengan
presentase 5%.
Diagram Pertanyaan 8
17
presentase 5%, dan terakhir jawaban tidak setuju (TS) sebanyak 1 orang dengan
presentase 1%.
Diagram Pertanyaan 9
Diagram Pertanyaan 10
18
Pada diagram pertanyaan kesepuluh menunjukan banyak responden yang menjawab
setuju terkait pernyataan saya sangat peduli dengan cerita atau informasi yang diberikan
teman saya. Hasil pada kuesioner tersebut memperoleh 57 orang dengan jawaban setuju
(S) dengan presentase 57%, 35 orang dengan jawaban sangat setuju (SS) dengan
presentase 35%, kemudian 8 orang menjawab netral dengan presentase 8%.
Diagram Pertanyaan 11
Seluruh jawaban pernyataan dijawab oleh 100 orang responden dan merupakan hasil
murni pemikiran masing masing responden tanpa adanya rekayasa, oleh karena itu
jawaban yang di dapatkan beragam. Setiap responden diberikan kebebasan untuk
menjawab kuesioner tersebut tanpa adanya paksaan dan kerahasiaannya terjaga.
2.2.1 Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas
untuk mengetahui apakah pernyataan serta jawaban yang diberikan responden terbukti
valid dan reliabel. Untuk membantu pengujian validitas dan reliabilitas ini menggunakan
19
aplikasi SPSS. Berikut hasil tabel uji validitas dari 12 pernyataan yang diberikan kepada
responden,
Setelah dilakukan uji validitas yang hasilnya adalah valid, data hasil dari
penelitian ini dilanjutkan dengan proses uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha
Coefficient. Berikut merupakan hasil uji reliabilitas yang ada di tabel dibawah ini,
20
reliabel jika nilai Cronbach Alpha Coefficient > 0,70 (Alfian & Putra, 2017:182). Dengan
didapatkannya nilai koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,716 instrumen penelitian ini
bersifat Bagus (Good) sebagai instrumen final.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasar pada hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dijelaskan, dapat
disimpulkan bahwa, penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dalam proses komunikasi
antarpribadi dapat mempengaruhi keterbukaan diri mahasiswa UPI. Hasil yang didapat
dalam penelitian kali ini yaitu, Mahasiswa UPI, dalam proses berkomunikasi,
penggunaan Bahasa Indonesia berpengaruh untuk membuat para mahasiswa menjadi
tidak ragu untuk membuka diri atau memberikan informasi pribadinya kepada lawan
berkomunikasinya, lalu penggunaan Bahasa Indonesia yang baik juga dinilai cukup
efektif saat para responden yang merupakan mahasiswa UPI saat sedang berkomunikasi.
Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar membuat proses komunikasi
menjadi efektif. Hal itu menjadikan mahasiswa UPI terbuka dan berani untuk
memberikan informasi pribadi terhadap lawan berkomunikasinya. Dalam penelitian ini
jumlah responden didominasi oleh perempuan dengan presentase 58%, dan laki laki
sebesar 42%. Rata-rata umur responden yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
adalah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dengan umur 19 tahun.
Penelitian ini dibuktikan kevalidan nya dengan mengolah data melalui uji
validitas product moment dan uji reliabilitas koefisien Cronbach alpha yang disajikan
dalam tabel. Penelitian ini memiliki landasan teori yaitu Social Penetration Theory dan
hasil dari penelitian ini sudah relevan dengan teori tersebut, lebih detailnya penelitian ini
berdasar kepada konsep self disclosure, dilihat dari hasil kuesioner yang sudah responden
jawab, rata-rata mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia tidak keberatan untuk
21
mengungkapkan keterbukaan tentang dirinya, hal tersebut dipengaruhi oleh komunikasi
antarpribadi dan penggunaan Bahasa Indonesia yang berjalan efektif.
3.2 Implikasi
Hasil penelitian ini digunakan untuk melihat pengaruh komunikasi serta
penggunaan Bahasa indonesia yang berdampak pada keterbukaan diri mahasiswa UPI,
dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk dilakukannya
penelitian-penelitian berikutnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
pembelajaran untuk para responden yang mengisi kuesiner dan juga membantu para
peneliti lainnya dalam melakukan penelitian.
22
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Riza & Putra, Aditya, M. P. (2017). Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Medication Adherence Report Scale (Mars) terhadap Pasien Diabetes Mellitus.
Altman, Irwin (1981). Advances in Experimental Social Psychology] Advances in
Experimental Social Psychology Volume 14 dialectic conceptions in social
psychology: an application to social penetration and privacy regulation.
Ayres, J. (1979). Uncertainty and social penetration theory expectations about
relationship communication: A comparative test. Western Journal of Speech
Communication, 43(3), 192–200. https://doi.org/10.1080/10570317909373968
Carpenter, A., & Greene, K. (2015). Social Penetration Theory. The International
Gerbner, G. 1967. Mass Media and Human Communication Theory. Human
Communication Theory
Griffin, Em; Andrew Ledbetter, Andrew; Sparks, Gleen Grayson (2018). A First Look at
Communication Theory.
Jiang, L. C.; Bazarova, N. N.; Hancock, J. T. (2013). From Perception to Behavior
Disclosure Reciprocity and the Intensification of Intimacy in Computer-Mediated
Communication. Communication.
Kadarsih, Ristiana. (2009). Teori Penetrasi Sosial dan Huungan Interpersonal.
Littlejohn, Stephen, W. Foss, Karen, A. Oetzel, John, G. (2017). Theories of Human
Communication.
Mccarthy, A. (2009). Social Penetration Theory and Facebook. Social Penetration
Theory, 5(May), 17.
Muhson, Ali. (2006). Teknik Analisis Kuantitatif 1 Teknik Analisis Kuantitatif.
Mulyadi, M. (2019). Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar
Menggabungkannya [Quantitative and Qualitative Research and Basic Rationale to
Combine Them]. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 15(1), 128.
Mulyana, D. (2017). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Musianto, L. S. (2002). Perbedaan Pendekatan Kuantitatif Dengan Pendekatan Kualitatif
Dalam Metode Penelitian. Jurnal Manajemen Dan Wirausaha, 4(2), 123–136.
23
https://doi.org/10.9744/jmk.4.2.pp.123-136
Rains, S. A.; Brunner, S. R.; Oman, K. (2016). Self-disclosure and new communication
technologies The implications of receiving superficial self-disclosures from
friends. Journal of Social and Person.
Stacks, Don. W; Salwan, Michael. B; Eichhorn, Kristen. C (2019). An Integrated
Approach to Communication Theory and Research.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, cv.
Taylor, Dalmas A. (1968). The Development of Interpersonal Relationships Social
Penetration Processes. The Journal of Social Psychology, 75(1), 79–90.
West, R. L., & Turner, L. H. (2010) Introducing Communication Theory. Analysis and
Application. Fourth Edition.
Wulandari, T. A. (2018). MEMAHAMI PENGEMBANGAN HUBUNGAN
ANTARPRIBADI MELALUI TEORI PENETRASI SOSIAL.
24
LAMPIRAN
ANGKET PENELITIAN
Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Semester :
Fakultas :
Petunjuk Pengisian
Berikan tanda (V) pada setiap jawaban pernyataan yang sesuai Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
25
4. Saya cenderung diam ketika diajak untuk berbicara
26