Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN


PENDIDIKAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Dana Aswadi, M. Pd

Disusun Oleh:

Zahwa
NIM. 2210414220028

Program Studi Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lambung Mangkurat
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya lah,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
individu mata kuliah Bahasa Indonesia, dengan judul “Efektivitas Komunikasi di
Lingkungan Pendidikan”.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada bapak
Dana Aswadi, M. Pd selaku dosen pengampu Bahasa Indonesia yang telah
membimbing dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa mungkin di dalam makalah ini terdapat
banyak kekurangan, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca, teman-teman maupun dosen. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat di kemudian hari.

Banjarmasin, 20 Novemberr 2022

Zahwa
NIM. 2210414220028

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1. Pengertian Komunikasi ............................................................................ 3


2.2. Efektivitas Komunikasi ............................................................................ 4
2.3. Gangguan Efektivitas Komunikasi ........................................................... 7
2.4. Efektivitas Komunikasi Pendidikan ......................................................... 8
2.5. Strategi Komunikasi Efektif Pendidikan ................................................ 10
2.7. Peranan Efektivitas Komunikasi Pendidikan ......................................... 15
BAB III KESIMPULAN ...................................................................................... 16

3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 16


3.2. Saran ........................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin terlepas dari
kelompok. Manusia memenuhi segala kebutuhannya dengan hidup berdampingan
satu sama lain. Sekurang-kurangnya anggota kelompok tersebut ialah dua orang.
Dalam berhubungan dengan kelompok manusia pasti melakukan komunikasi.
Komunikasi dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan dengan bentuk apa saja.
Pada dasarnya manusia telah melakukan komunikasi bahkan saat masih dalam
kandungan, contohnya saat bayi menggerakan-gerakan tubuh di perut ibunya.
Menurut Dr. Everest Kleinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi
sudah bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernapas. Dalam
kehidupan bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang
lainnya memiliki kemungkinan tinggi mendapat depresi mental dan kehilangan
keseimbangan kejiwaan.
Komunikasi dan masyarakat merupakan dua kata yang berkaitan erat
sebagaimana yang dikatakan oleh profesor Wilbur Schramm. Sebab, tanpa
komunikasi masyarakat tidak mungkin bisa terbentuk dan begitu pula sebaliknya
bahwa tanpa masyarakat, manusia tidak mungkin bisa mengembangkan
komunikasi (Shcramm, 1982).Teori dasar biologi menyebut adanya dua
kebutuhan yang mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi satu sama
lain, yakni kebutuhan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
kebutuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Komunikasi memiliki cakupan luas dan ada dalam segala bidang salah
satunya bidang pendidikan. Komunikasi dalam proses pembelajaran digunakan
untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada peserta didik. Pesan dalam
ranah pendidikan dapat berupa ilmu pengetahuan maupun teknologi. Efektivitas
komunikasi berperan penting dalam menentukan apakah berhasil atau tidaknya
informasi yang disampaikan kepada peserta didik. Untuk mencapai
keefektivitasan suatu komunikasi, pendidik harus memahami komunikasi

1
pendidikan dan dapat mengetahui strategi untuk meningkatkan efektivitas dalam
pendidikan
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk menyampaikan
informasi dalam pembelajaran, dari isi materi yang akan disampaikan, keaktifan
peserta didik hingga melihat bagaimana umpan balik dari peserta didik. Semua
elemen tersebut tak lain ialah elemen yang terkandung dari efektivitas
komunikasi. Dengan beberapa elemen ini, setidaknya kita bisa melihat gambaran
sederhana seberapa efektif sistem pembelajaran di bidang pendidikan serta
melihat lebih luas efektivitas komunikasi dari prespektif bidang lain.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana suatu komunikasi dapat lebih efektif ?
2. Bagaimana efektivitas komunikasi di bidang pendidikan?

1.3. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini untuk :
1. Mengetahui bagaimana komunikasi dapat menjadi lebih efektif
2. Mengetahui bagaimana cara meningkatkan efektivitas komunikasi di
bidang pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Komunikasi


Istilah komunikasi terdiri dari gabungan dua kata menjadi satu. William I.
Gorden (Mulyana, 2004 :41) menjelaskan kata komunikasi yakni Communication,
berasal dari kata Latin communis yang berarti sama. Unsur kata ‘sama’ atau
‘bersama’ berarti kesamaan pemahaman dan pemaknaan terhadap suatu objek atau
pesan yang disampaikan. Berikut pengertian dan definisi komunikasi menurut
beberapa para ahli :
1) Harold Lasswell (1960)
Suatu proses yang menjelaskan “siapa”, “mengatakan apa”, “kepada
siapa”, “dengan saluran apa”, dan “dengan akibat atau hasil apa”.
2) Gode (1959)
Proses yang membuat sesuatu yang semula dimiliki seseorang (monopoli
seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.
3) Barnlun (1964)
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi
ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau
memperkuat ego.
4) Ruesch (1957)
Suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya
dalam kehidupan.
5) Barelson dan Steiner (1964)
Proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain.
Melalui penggunaan simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-
angka, dan lain-lain.
6) Hovalnd, Janis & Kelly (1953)
Suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan
stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan merubah atau
membentuk perilaku orang-orang lain (khalayak).

3
Dari pendapat-pendapat tersebut bisa kita lihat bahwa komunikasi dapat
dikatakan telah terjadi apabila dua orang atau lebih bersama-sama melakukan
pertukaran makna melalui simbol-simbol yang mereka ciptakan atau melalui
tindakan aksi dan reaksi. (Yasir 2020 : 2).

Terdapat syarat-syarat yang mendasari terjadinya komunikasi :


1) Komunikan
Komunikan ialah orang yang menerima pesan dari komunikator.
2) Komunikator
Komunikator merupakan orang yang menyampaikan pesan kepada
komunikan.
3) Media atau saluran yang digunakan
Media sebagai jalan atau perantara yang digunakan untuk menyampaikan
isi pernyataan komunikator kepada komunikan.
4) Pesan
Pesan adalah isi yang disampaikan oleh komunikator.
5) Respon atau tanggapan
Respon adalah tanggapan dari komunikan setelah menerima pesan dari
komunikator.

Komunikasi pada dasarnya adalah kegiatan menyampaikan suatu pesan


oleh komunikator kepada komunikan dengan tujuan agar masing-masing dari
mereka memiliki kesamaan berpikir atau berpendapat. Tujuan komunikasi juga
untuk menyampaikan informasi dan mengurangi ketidakpastian pada isi suatu
pesan.

2.2. Efektivitas Komunikasi


Sebelum membahas efektivitas komunikasi, perlu diketahui bahwa ada
yang namanya proses komunikasi. Proses komunikasi yang baik adalah
komunikasi yang efektif. Komunikasi yang memiliki manfaat baik bagi
komunikan maupun komunikator. Proses komunikasi memiliki beberapa elemen
dasar, yakni:

4
1) sumber atau penerima
Seseorang yang menyampaikan suatu informasi atau pesan disebut
komunikator. Namun, pada suatu waktu komunikator bisa menjadi
komunikan jika komunikan sebelumnya memberikan informasi tambahan
kepada komunikator sebelumnya. Jadi posisi sumber atau penerima bisa
terjadi pada satu orang yang sama pada situasi tertentu.
2) Pesan
pesan yang disampaikan oleh sumber. Jika penerima telah menerima pesan
yang disampaikan maka akan muncul umpan balik atau feedback. Umpan
balik ini tidak hanya berlaku dalam komunikan-komunikator saja, tetapi
bisa juga berlaku kepada komunikator itu sendiri.
3) Saluran
Saluran ialah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Sarana
dapat berupa bahasa, media massa, dan media sosial.
4) Hasil
Hasil dari proses komunikasi. Dampak atau akibat yang ditimbulkan dari
proses komunikasi, suatu hal yang memberikan perubahan seperti
perubahan perilaku.

Komunikasi yang efektif adalah dimana pesan yang disampaikan itu


sampai kepada penerima dan memberikan efek atau akibat yang sesuai dengan
tujuan yang diinginkan si pengirim pesan. Terdapat dua hal yang dapat
mempengaruhi efektivitas suatu komunikasi.

1. Field of Experience
Field of Experience atau kerangka acuan adalah kumpulan pengalaman
dan pengetahuan seseorang. Wilbur Schramm (1973) berpendapat bahwa
suatu komunikasi berjalan baik dan efektif apabila komunikan dan
komunikator memiliki perpautan minat dan kepentingan satu sama lain.
Perpautan minat dan kepentingan ini juga dikenal dengan sebutan
Overlapping of Interest. Saat dua orang melakukan kegiatan komunikasi
dan memiliki kesamaan kerangka referensi yang tinggi, maka akan

5
semakin besar pula Overlapping of Interest komunikasinya. Komunikasi
kedua orang tersebut akan lebih mudah dan efektif. Hal-hal yang
mempengaruhi kerangka berpikir seseorang antara lain,
a) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh pada efektivitas
dalam berkomunikasi. Ambil contoh seorang mahapeserta didik
yang mencoba berkomunikasi kepada anak-anak. Jika mahapeserta
didik ini menggunakan kata atau istilah bahasa yang ada
diperguruan tinggi, maka akan sulit bagi anak ini memahami apa
yang ingin di sampaikan oleh mahapeserta didik. Mereka tidak
paham karena mereka masih belum mengenal luas kosakata yang
ada.
b) Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang juga berpengaruh pada efektivitas
komunikasi. Sama halnya dengan tingkat pendidikan, jika
seseorang yang pengetahuannya lebih luas atau berbeda dengan
lawan bicaranya maka komunikasi mereka akan kurang efektif.
Contohnya pengetahuan masyarakat desa dan pengetahuan
masyarakat kota yang sudah pasti berbeda. masyarakat kota
umumnya lebih memahami teknologi, disisi lain masyarakat desa
lebih memahami hal-hal dalam pertanian dan adat istiadat.
c) Latar Belakang Budaya dan Orientasi Budaya
Saat dua orang yang berbeda latar belakang budaya berkomunikasi,
kemungkinan terjadinya kesalahpahaman akan lebih jika
komunikasi tersebut dilakukan tanpa adanya pemahaman akan
budaya satu sama lain (sikap toleransi). Jadi, komunikasi akan
lebih efektif jika dilakukan oleh orang yang berlatar belakang
budaya yang sama dibanding dengan yang berbeda. Bukan berarti
orang yang berbeda budaya memiliki komunikasi yang tidak
efektif. Jika dilakukan dengan baik, justru komunikasi tersebut
dapat menambah wawasan satu sama lain mengenai budaya-budaya
yang ada.

6
d) Kepentingan Pandangan
Kesamaan kepentingan pandangan meningkatkan efektivitas
komunikasi sama halnya dengan latar belakang budaya. Orang
yang memiliki kesamaan pandangan cenderung memiliki
komunikasi yang lebih efektif, bukan berarti orang yang berbeda
pandangan memiliki komunikasi yang tidak efektif.

2. Field of Experience
Luasnya lapangan pengalaman dapat mempengaruhi efektivitas
komunikasi. Lapangan pengalaman terbagi menjadi dua, yaitu pengalaman
pribadi dan pengalaman kelompok. Pengalaman pribadi merupakan
rangkaian pengalaman yang pernah dilalui oleh individu semenjak lahir
hingga pada kedaan sekarang ini, pengalaman akan suatu hal entah itu
dalam hal ekonomi, budaya, agama atau keseharian. Sedangkan
pengalaman kelompok adalah pengalaman yang dilalui saat seorang
individu berada disuatu kelompok, misalnya pengalaman selama disuatu
komunitas, pekerjaan dan sebagainya.

2.3. Gangguan Efektivitas Komunikasi


Perlu diketahui bahwa suatu kegiatan komunikasi tidak akan berjalan
lancar apabila terdapat gangguan komunikasi. Menurut Shanon dan Weaver
(1949), gangguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang mengganggu
salah satu elemen komunikasi, sehingga komunikasi tersebut menjadi tidak
efektif. Gangguan komunikasi terbagi menjadi beberapa bagian, yakni sebagai
berikut.
1. Gangguan Fisik
Gangguan fisik yakni gangguan yang dapat dilihat secara fisik dan
mengganggu transmisi fisik pesan.Gangguan fisik terbagi menjadi tiga :
a) Gangguan Geografis
Gangguan geografis adalah gangguan yang disebabkan oleh kondisi
alam, seperti jarak yang jauh, tidak ada sarana atau perantara
komunikasi hingga suatu daerah yang terisolasi.

7
b) Gangguan Organik
Gangguan fisik juga dapat berupa gangguan organik, yakni situasi
dimana tidak berfungsinya salah satu pancaindera pada penerima.
c) Gangguan Teknis
Gangguan pada alat perantara komunikasi misalnya gangguan pada
stasiun atau radio, gangguan jaringan telepon, dan sebagainya.
2. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis disebabkan karena perbedaan gagasan dan penilaian
subjektif diantara orang yang terlibat komunikasi seperti keadaan emosi,
perbedaan nilai-nilai, sikap dan status.
3. Gangguan Semantik
Gangguan semantik ialah gangguan komunikasi yang disebabkan karena
kata-kata atau simbol yang digunakan dalam berkomunikasi memiliki
makna ganda.

2.4. Efektivitas Komunikasi Pendidikan


Dari segi prosesnya, pendidikan pasti terdapat komunikasi. Terdapat
proses yang memiliki dua komponen yang terdiri atas manusia yakni pendidik
sebagai komunikator dan peserta didik sebagai komunikan. Lazimnya pada
tingkatan bawah dan menengah, pengajar disebut guru, sedangkan pelajar disebut
murid, pada tingkatan tinggi, pengajar disebut dosen sedangkan pelajar disebut
mahasiswa. Pada tingkatan apapun, proses komunikasi, pengajar dan pelajar itu
pada hakekatnya sama saja. Perbedaannya hanyalah pada jenis pesan yang akan
disampaikan berkualitas atau tidak.
Perbedaan antara komunikasi dan pendidikan terletak pada tujuan atau
efek yang diharapkan, bila ditinjau dari efek yang diharapkan. Tujuan komunikasi
sifatnya umum, sedangkan tujuan pendidikan sifatnya khusus. Kekhususan inilah
yang dalam komunikasi melahirkan istilah-istilah khusus seperti penerangan,
propaganda, indoktrinasi dan pendidikan. Tujuan pendidikan itu akan tercapai jika
prosesnya komunikatif. Jika prosesnya tidak komunikatif, tidak mungkin tujuan
pendidikan itu akan tercapai. Bagaimana caranya agar proses penyampaian satu
pelajaran oleh pengajar kepada pelajar menjadi komunikatif.

8
Komunikasi digunakan oleh manusia sebagai sarana untuk menjalin
hubungan antar manusia. Agar terjalinnnya hubungan tersebut tercapai maka
diperlukan suatu metode. Metode komunikasi sebagai cara yang digunakan dalam
menyampaikan informasi dari komunikator ke komunikan dengan media tertentu.
Dengan menerapkan metode tersebut, diharapkan setiap orang dapat melakukan
komunikasi secara efektif dan tepat (Mulyana, 2005).

Effendy (2006) metode komunikasi terdiri atas :


1. Komunikasi informative (informative communication), suatu pesan yang
disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru
yang diketahuinya.
2. Komunikasi persuasif (persuasive communication), proses mempengaruhi
sikap, pandangan, atau perilaku seseorang dalam bentuk kegiatan
membujuk dan mengajak, sehingga ia melakukan dengan kesadaran
sendiri.
3. Komunikasi instruktif/koersif (instructive/coercive communication),
komunikasi yang mengandung ancaman, sanksi, dan lain-lain yang bersifat
paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran melakukan sesuatu
secara terpaksa, karena takut akibatnya.

Dalam pembelajaran, peserta didik melakukan pengalaman bersama


dengan teman-teman satu kelasnya. Pengalaman bersama ini merupakan salah
satu proses komunikasi yang penting, karena ketidaksamaan pengalaman dapat
mengakibatkan terganggunya komunikasi dan menjadi sulit. Pengalaman ini lah
yang disebut dengan Field of Experience sebelumnya. Pengalaman yang
mempengaruhi suatu efektivitas dari komunikasi. Menurut (Mulyo, 2001 : 5)
terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan pengalaman setiap orang;
antara lain sebagai berikut: Faktor usia, jenis kelamin, ekonomi, lokasi,
pendidikan, organisasi, serta pekerjaan
Peserta didik yang terlibat dengan pengalaman yang sama dengan peserta
didik lainnya kemungkinan memiliki proses komunikasi yang efektif, salah satu
contohnya ialah cara pembelajaran disertai masalah nyata, sebagai konteks bagi

9
peserta didik untuk belajar kritis dan keterampilan memecahkan masalah dan
memperoleh pengetahuan (Setyosari 2006 : 1).

2.5. Strategi Komunikasi Efektif Pendidikan


Menurut Effendy (2008) Komunikasi dikatakan tidak efektif apabila
terdapat beberapa indikator berikut:
1. Perbedaan Persepsi
2. Reaksi emosional
3. Ketidak-konsistenan komunikasi verbal an nonverbal
4. Kecurigaan
5. Tidak adanya timbal balik (feedback)

Komunikasi yang efektif berkaitan dengan kemampuan oleh komunikator


dan komunikannya. Kemampuan menurut Moeliono (2005 : 707) adalah
kesanggupan, kecakapan, kekuatan seseorang dalam berusaha dengan diri sendiri.
Aspek penting yang perlu diperhatikan dalam kemampuan komunikasi terdiri dari
komunikator, komunikan, dan media. Semua aspek tersebut mengacu kepada
kurikulum yang berlaku baik berupa pesan/materi pelajaran maupun efek
komunikasi yang berupa hasil nilai dari pembelajaran (Handayani, 2011).
Strategi komunikasi sendiri harus memiliki sistem operasional yang
praktis, yakni bisa dilakukan dengan pendekatan yang berbeda sewaktu-waktu
tergantung pada situasi dan kondisi. Dalam konteks pembelajaran, maka strategi
ini memang dibutuhkan agar bisa diterapkan diberbagai situasi kelas yang
berbeda-beda.
1) Mengenali Sasaran Komunikasi
Mempelajari siapa yang akan menjadi target komunikasi merupakan hal
penting yang harus dilakukan sebelum melakukan kegiatan komunikasi
karena hal tersebut berkaitan pada tujuan komunikasi. Seorang pendidik
minimal perlu mengenali karakteristik para peserta didiknya, bagaimana
sikap setiap anak dan lingkungannya. Dengan mempelajari karakteristik
setiap anak, pendidik diharapkan mampu memiliki gambaran untuk
menerapkan tujuan dari komunikasi yang akan berlangsung di dalam kelas.

10
2) Pemilihan Media Komunikasi
Sarana atau media komunikasi memiliki berbagai macam bentuk, dari
media tradisional hingga media berbasis teknologi. Selain itu kita dapat
menggabungkan beberapa media, tergantung dari tujuan yang ingin
dicapai, pesan dan teknik yang digunakan. Para pendidik umumnya
melakukan komunikasi secara langsung dengan tatap muka, namun tidak
sedikit para pendidik yang menggunakan handphone sebagai sarana media
komunikasi di pembelajaran disaat-saat tertentu.
3) Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
Pesan komunikasi memiliki tujuan tertentu guna menentukan teknik yang
akan digunakan. Sebelum memulai komunikasi pembelajaran, pendidik
diharapkan sudah menentukan tujuan apa yang akan diharapkan dari
peserta didiknya yang berkaitan dengan kurikulum.
4) Peranan Komunikator
Peranan komunikator dalam komunikasi juga penting, dalam konteks ini
mengacu kepada daya tarik dan kredibilitas komunikator. Pendidik
sebagai komunikator disini memegang peranan kuat untuk mencapai
tujuan terutama tujuan kurikulum pada peserta didik.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut dapat diketahui bahwa seorang


pendidik (komunikator) dalam menghadapi peserta didik (komunikan), harus lah
bersifat empatik, yaitu mampu memproyeksikan dirinya kepada peranan orang
lain. Sederhananya, kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang
lain. ‘Orang lain’ disini sebagai peserta didik. Seorang pendidik mampu bersikap
empatik ketika ia berkomunikasi kepada peserta didik yang mungkin bisa saja
sedang merasa marah, bingung, sedih, senang, dan sebagainya.
Keaktifan pendidik dan peserta didik berperan penting untuk menentukan
efektifnya suatu komunikasi dalam pembelajaran. Keaktifan tersebut dapat berupa
pertanyaan dan jawaban pertanyaan sebagai bentuk timbal balik dari kegiatan
komunikasi tersebut baik berupa fisik maupun mental. Umpan balik ini
memungkinkan peserta didik mengintropeksi diri dan memperbaiki cara
komunikasi yang pernah dilakukan. Efektivitas komunikasi berperan

11
menunjukkan bahwa pengirim pesan dapat mengetahui bahwa penerima
menginterprestasikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim.
Komunikasi yang jelas dalam sebuah pembelajaran merupakan salah satu
syarat efektifnya suatu pembelajaran berlangsung. Untuk menjadi pendidik yang
efektif, pendidik dapat memulai dari memperbaiki kemampuan berkomunikasi
kepada para peserta didik di setiap pembelajaran yang dilaksanakan.

Terdapat lima hal yang harus diperhatikan untuk mencapai komunikasi


yang efektif, yakni sebagai berikut.
1. Respect
Jika ada situasi dimana kita harus mengkritik atau memarahi seseorang,
lakukan tanpa harus merendahkan harga diri dan kebanggaan seseorang.
Penghargaan tulus kepada siswa, yang mana dapat terlihat jelas mana
perlakuan yang tulus dan tidak tulus. Peserta didik akan menghargai
pendidik sebagaimana pendidik menghargai mereka. Berikan proses
pembelajaran yang menyenangkan kepada semua pihak.
2. Empathy
Sebelum membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, komunikator
perlu mengerti dan memahami dengan perasaan komunikan atau penerima
pesan kita. Dengan memahami dan mengerti keberadaan, perilaku, dan
keinginan dari komunikan maka pesan akan tersampaikan dengan lancar.
3. Audible
Pesan yang baik adalah pesan yang dapat didengarkan atau dimengerti
dengan baik sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima baik oleh
penerima.
4. Clarity
Komunikator juga perlu mengembangkan sikap terbuka kepada penerima
sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya dari penerima pesan.
Komunikasi tanpa adanya keterbukaan akan menimbulkan sikap saling
curiga dan pada akhirnya akan menurunkan semangat dan antusiasme
siswa dalam proses pembelajaran.
5. Humble

12
Sikap ini dapat dilakukan dengan bentuk menghargai setiap orang, mau
mendengar pendapat, menerima kritik, tidak sombong, dan tidak
memandang rendah orang lain.

2.6. Gangguan Efektivitas Komunikasi Pendidikan


Hambatan komunikasi dalam pendidikan berpengaruh besar terhadap
efektivitas proses pembelajaran. Terdapat berbagai macam hambatan seperti yang
sebelum nya sudah dijelaskan, berikut kaitannya dengan pendidikan.
1. Gangguan saluran (channel noise) Berkaitan dengan kendala atau
hambatan yang berhubungan dengan fisik penyampaian pesan. Terjadi
antara komunikator dan komunikan yang menggunakan saluran berupa
media.
2. Gangguan semantik merupakan gangguan yang berhubungan demgan tata
kebahasaan dimana gangguan ini sering terjadi karena kesenjangan atau
ketidaksesuaian antarapesan yang disampakan komunikator kepada
komunikannya. Sumber gangguan semantik sebagai berikut:
a) Kata-kata terlalu sulit dipahami oleh penerima
b) Perbedaan dalam memberikan arti pada kata-kata yang
digunakan antara pengirim dan penerima pesan. Penerima
memiliki perbedaan makna dengan pengirim pesan sehingga
terjadi kesalahpahaman.
c) Pola kalimat yang membingungkan penerima pesan
d) Perbedaan budaya antara pengirim dan penerima pesan, dapat
berupa intonasi, gerak mata, tangan, atau gerakan tubuh lainnya.
Berikut klasifikasi hambatan komunikasi dalam dunia pendidikan menurut
Fajar antara lain sebagai berikut:
1) Hambatan dari Proses Komunikasi
a) Hambatan dari pengirim pesan
Misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya
atau pengirim pesan karena dipengaruhi oleh perasaan atau
situasi emosional. Sehingga mempengaruhi mendorong
seseorang untuk bertindak sesuai keinginannya.

13
b) Hambatan dalam penyandian atau symbol
Hambatan ini disebabkan oleh bahasa yang digunakan tidak
jelas sehingga memiliki arti lebih dari satu atau bermakna
ganda. Symbol yang digunakan oleh pengirim dan penerima
berbeda bahasa dan mempersulit komunikasi.
c) Hambatan media
Hambatan yang terjadi pada media atau saluran untuk
menyampaikan pesan.
d) Hambatan dari penerima pesan
Misalnya penerima pesan yang kurang memperhatikan pengirim
saat komunikasi dan tidak berusaha mencari informasi lebih
lanjut mengenai pesan yang disampaikan.
e) Hambatan memberikan respon atau balikan
Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa yang
semestinya, akan tetapi interpretatif, tidak tepat waktu, tidak
jelas, dan sebagainya.
2) Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi efektif, misalnya:
a) Gangguan kesehatan
b) Gangguan pada alat-alat komunikasi dan jaringan listrik
3) Hambatan Semantik
Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi kadang memiliki arti yang
berbeda, tidak jelas, atau berbelit-belit antara pemberi pesan dengan
penerima pesan.
4) Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial seringkali mengganggu proses
komunikasi. Misalkan dalam suatu musibah, menimbulkan trauma yang
mendalam bagi korban sehingga saat korban diajak berkomunikasi
menjadi sulit. Selain itu, prasangka juga menjadi hambatan komunikasi.
Penilaian sejak awal dalam diri komunikan terhadap komunikator yang
menjurus keranah negatif.

14
2.7. Peranan Efektivitas Komunikasi Pendidikan
Komunikasi memiliki peranan yang begitu penting dalam pendidikan di
antaranya adalah :
1. Fungsi pengawasan.
Fungsi ini berupa peringatan dan kontrol maupun kegiatan persuasif.
Pengawasan dan kontrol ini dapat dilakukan untuk aktifitas prevensif
untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti pemberian
informasi bahaya narkoba yang dilakukan melalui media masa dan
ditunjukkan pada pelajar dan lebih luas lagi kepada masyarakat.
2. Fungsi sosial learning.
Fungsi sosial learning ini adalah dengan melakukan guilding dan
pendidikan sosial kepada semua orang. Fungsi ini memberikan
pencerahan kepada masyarakat dimana komunikasi masa itu
berlangsung.
3. Fungsi penyampain informasi
Fungsi ini merupakan proses penyampaian informasi kepada
masyarakat luas.

15
BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam
pendidikan sangat penting. Komunikasi digunakan di seluruh aspek pendidikan
seperti penyampaian pesan, mengajar, memberikan data dan fakta untuk
kepentingan pendidikan, merumuskan kalimat yang baik dan benar, semuanya
hanya bisa dilakukan degan penggunaan informasi komunikatif.
Metode yang tepat dalam komunikasi pendidikan adalah dengan
komunikasi secara langsung maupun tak langsung, disesuaikan dengan situasi dan
kondisi. Strategi untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dalam pendidikan
adalah dengan mengenali sasaran komunikasi, memilih media komunikasi yang
tepat, mengkaji tujuan pesan komunikasi, dan memaksimalkan peranan
komunikator dalam komunikasi.

3.2. Saran
Dalam pendidikan, komunikasi memegang peranan penting. Oleh sebab
itu, pendidik harus memahami metode, strategi, dan hambatan komunikasi dalam
pendidikan, sehingga komunikasi dalam proses pembelajaran bisa berlangsung
secara efektif.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dan bagi
pembaca pada umumnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori & Praktek Edisi Pertama.
Yogyakarta : Graha Ilmu.

Inah, E. N. 2013. Peranan komunikasi dalam pendidikan. Al-TA'DIB: Jurnal


Kajian Ilmu Kependidikan.

Wisman, Y. (2017). Komunikasi efektif dalam dunia pendidikan. Jurnal


Nomosleca.

Zulfiningrum, R., & Kom, M. I. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi.

17

Anda mungkin juga menyukai