Disusun Oleh:
Zahwa
NIM. 2210414220028
Puji syukur kepada Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya lah,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
individu mata kuliah Bahasa Indonesia, dengan judul “Efektivitas Komunikasi di
Lingkungan Pendidikan”.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada bapak
Dana Aswadi, M. Pd selaku dosen pengampu Bahasa Indonesia yang telah
membimbing dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa mungkin di dalam makalah ini terdapat
banyak kekurangan, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca, teman-teman maupun dosen. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat di kemudian hari.
Zahwa
NIM. 2210414220028
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pendidikan dan dapat mengetahui strategi untuk meningkatkan efektivitas dalam
pendidikan
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk menyampaikan
informasi dalam pembelajaran, dari isi materi yang akan disampaikan, keaktifan
peserta didik hingga melihat bagaimana umpan balik dari peserta didik. Semua
elemen tersebut tak lain ialah elemen yang terkandung dari efektivitas
komunikasi. Dengan beberapa elemen ini, setidaknya kita bisa melihat gambaran
sederhana seberapa efektif sistem pembelajaran di bidang pendidikan serta
melihat lebih luas efektivitas komunikasi dari prespektif bidang lain.
1.3. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini untuk :
1. Mengetahui bagaimana komunikasi dapat menjadi lebih efektif
2. Mengetahui bagaimana cara meningkatkan efektivitas komunikasi di
bidang pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dari pendapat-pendapat tersebut bisa kita lihat bahwa komunikasi dapat
dikatakan telah terjadi apabila dua orang atau lebih bersama-sama melakukan
pertukaran makna melalui simbol-simbol yang mereka ciptakan atau melalui
tindakan aksi dan reaksi. (Yasir 2020 : 2).
4
1) sumber atau penerima
Seseorang yang menyampaikan suatu informasi atau pesan disebut
komunikator. Namun, pada suatu waktu komunikator bisa menjadi
komunikan jika komunikan sebelumnya memberikan informasi tambahan
kepada komunikator sebelumnya. Jadi posisi sumber atau penerima bisa
terjadi pada satu orang yang sama pada situasi tertentu.
2) Pesan
pesan yang disampaikan oleh sumber. Jika penerima telah menerima pesan
yang disampaikan maka akan muncul umpan balik atau feedback. Umpan
balik ini tidak hanya berlaku dalam komunikan-komunikator saja, tetapi
bisa juga berlaku kepada komunikator itu sendiri.
3) Saluran
Saluran ialah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Sarana
dapat berupa bahasa, media massa, dan media sosial.
4) Hasil
Hasil dari proses komunikasi. Dampak atau akibat yang ditimbulkan dari
proses komunikasi, suatu hal yang memberikan perubahan seperti
perubahan perilaku.
1. Field of Experience
Field of Experience atau kerangka acuan adalah kumpulan pengalaman
dan pengetahuan seseorang. Wilbur Schramm (1973) berpendapat bahwa
suatu komunikasi berjalan baik dan efektif apabila komunikan dan
komunikator memiliki perpautan minat dan kepentingan satu sama lain.
Perpautan minat dan kepentingan ini juga dikenal dengan sebutan
Overlapping of Interest. Saat dua orang melakukan kegiatan komunikasi
dan memiliki kesamaan kerangka referensi yang tinggi, maka akan
5
semakin besar pula Overlapping of Interest komunikasinya. Komunikasi
kedua orang tersebut akan lebih mudah dan efektif. Hal-hal yang
mempengaruhi kerangka berpikir seseorang antara lain,
a) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh pada efektivitas
dalam berkomunikasi. Ambil contoh seorang mahapeserta didik
yang mencoba berkomunikasi kepada anak-anak. Jika mahapeserta
didik ini menggunakan kata atau istilah bahasa yang ada
diperguruan tinggi, maka akan sulit bagi anak ini memahami apa
yang ingin di sampaikan oleh mahapeserta didik. Mereka tidak
paham karena mereka masih belum mengenal luas kosakata yang
ada.
b) Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang juga berpengaruh pada efektivitas
komunikasi. Sama halnya dengan tingkat pendidikan, jika
seseorang yang pengetahuannya lebih luas atau berbeda dengan
lawan bicaranya maka komunikasi mereka akan kurang efektif.
Contohnya pengetahuan masyarakat desa dan pengetahuan
masyarakat kota yang sudah pasti berbeda. masyarakat kota
umumnya lebih memahami teknologi, disisi lain masyarakat desa
lebih memahami hal-hal dalam pertanian dan adat istiadat.
c) Latar Belakang Budaya dan Orientasi Budaya
Saat dua orang yang berbeda latar belakang budaya berkomunikasi,
kemungkinan terjadinya kesalahpahaman akan lebih jika
komunikasi tersebut dilakukan tanpa adanya pemahaman akan
budaya satu sama lain (sikap toleransi). Jadi, komunikasi akan
lebih efektif jika dilakukan oleh orang yang berlatar belakang
budaya yang sama dibanding dengan yang berbeda. Bukan berarti
orang yang berbeda budaya memiliki komunikasi yang tidak
efektif. Jika dilakukan dengan baik, justru komunikasi tersebut
dapat menambah wawasan satu sama lain mengenai budaya-budaya
yang ada.
6
d) Kepentingan Pandangan
Kesamaan kepentingan pandangan meningkatkan efektivitas
komunikasi sama halnya dengan latar belakang budaya. Orang
yang memiliki kesamaan pandangan cenderung memiliki
komunikasi yang lebih efektif, bukan berarti orang yang berbeda
pandangan memiliki komunikasi yang tidak efektif.
2. Field of Experience
Luasnya lapangan pengalaman dapat mempengaruhi efektivitas
komunikasi. Lapangan pengalaman terbagi menjadi dua, yaitu pengalaman
pribadi dan pengalaman kelompok. Pengalaman pribadi merupakan
rangkaian pengalaman yang pernah dilalui oleh individu semenjak lahir
hingga pada kedaan sekarang ini, pengalaman akan suatu hal entah itu
dalam hal ekonomi, budaya, agama atau keseharian. Sedangkan
pengalaman kelompok adalah pengalaman yang dilalui saat seorang
individu berada disuatu kelompok, misalnya pengalaman selama disuatu
komunitas, pekerjaan dan sebagainya.
7
b) Gangguan Organik
Gangguan fisik juga dapat berupa gangguan organik, yakni situasi
dimana tidak berfungsinya salah satu pancaindera pada penerima.
c) Gangguan Teknis
Gangguan pada alat perantara komunikasi misalnya gangguan pada
stasiun atau radio, gangguan jaringan telepon, dan sebagainya.
2. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis disebabkan karena perbedaan gagasan dan penilaian
subjektif diantara orang yang terlibat komunikasi seperti keadaan emosi,
perbedaan nilai-nilai, sikap dan status.
3. Gangguan Semantik
Gangguan semantik ialah gangguan komunikasi yang disebabkan karena
kata-kata atau simbol yang digunakan dalam berkomunikasi memiliki
makna ganda.
8
Komunikasi digunakan oleh manusia sebagai sarana untuk menjalin
hubungan antar manusia. Agar terjalinnnya hubungan tersebut tercapai maka
diperlukan suatu metode. Metode komunikasi sebagai cara yang digunakan dalam
menyampaikan informasi dari komunikator ke komunikan dengan media tertentu.
Dengan menerapkan metode tersebut, diharapkan setiap orang dapat melakukan
komunikasi secara efektif dan tepat (Mulyana, 2005).
9
peserta didik untuk belajar kritis dan keterampilan memecahkan masalah dan
memperoleh pengetahuan (Setyosari 2006 : 1).
10
2) Pemilihan Media Komunikasi
Sarana atau media komunikasi memiliki berbagai macam bentuk, dari
media tradisional hingga media berbasis teknologi. Selain itu kita dapat
menggabungkan beberapa media, tergantung dari tujuan yang ingin
dicapai, pesan dan teknik yang digunakan. Para pendidik umumnya
melakukan komunikasi secara langsung dengan tatap muka, namun tidak
sedikit para pendidik yang menggunakan handphone sebagai sarana media
komunikasi di pembelajaran disaat-saat tertentu.
3) Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
Pesan komunikasi memiliki tujuan tertentu guna menentukan teknik yang
akan digunakan. Sebelum memulai komunikasi pembelajaran, pendidik
diharapkan sudah menentukan tujuan apa yang akan diharapkan dari
peserta didiknya yang berkaitan dengan kurikulum.
4) Peranan Komunikator
Peranan komunikator dalam komunikasi juga penting, dalam konteks ini
mengacu kepada daya tarik dan kredibilitas komunikator. Pendidik
sebagai komunikator disini memegang peranan kuat untuk mencapai
tujuan terutama tujuan kurikulum pada peserta didik.
11
menunjukkan bahwa pengirim pesan dapat mengetahui bahwa penerima
menginterprestasikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim.
Komunikasi yang jelas dalam sebuah pembelajaran merupakan salah satu
syarat efektifnya suatu pembelajaran berlangsung. Untuk menjadi pendidik yang
efektif, pendidik dapat memulai dari memperbaiki kemampuan berkomunikasi
kepada para peserta didik di setiap pembelajaran yang dilaksanakan.
12
Sikap ini dapat dilakukan dengan bentuk menghargai setiap orang, mau
mendengar pendapat, menerima kritik, tidak sombong, dan tidak
memandang rendah orang lain.
13
b) Hambatan dalam penyandian atau symbol
Hambatan ini disebabkan oleh bahasa yang digunakan tidak
jelas sehingga memiliki arti lebih dari satu atau bermakna
ganda. Symbol yang digunakan oleh pengirim dan penerima
berbeda bahasa dan mempersulit komunikasi.
c) Hambatan media
Hambatan yang terjadi pada media atau saluran untuk
menyampaikan pesan.
d) Hambatan dari penerima pesan
Misalnya penerima pesan yang kurang memperhatikan pengirim
saat komunikasi dan tidak berusaha mencari informasi lebih
lanjut mengenai pesan yang disampaikan.
e) Hambatan memberikan respon atau balikan
Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa yang
semestinya, akan tetapi interpretatif, tidak tepat waktu, tidak
jelas, dan sebagainya.
2) Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi efektif, misalnya:
a) Gangguan kesehatan
b) Gangguan pada alat-alat komunikasi dan jaringan listrik
3) Hambatan Semantik
Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi kadang memiliki arti yang
berbeda, tidak jelas, atau berbelit-belit antara pemberi pesan dengan
penerima pesan.
4) Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial seringkali mengganggu proses
komunikasi. Misalkan dalam suatu musibah, menimbulkan trauma yang
mendalam bagi korban sehingga saat korban diajak berkomunikasi
menjadi sulit. Selain itu, prasangka juga menjadi hambatan komunikasi.
Penilaian sejak awal dalam diri komunikan terhadap komunikator yang
menjurus keranah negatif.
14
2.7. Peranan Efektivitas Komunikasi Pendidikan
Komunikasi memiliki peranan yang begitu penting dalam pendidikan di
antaranya adalah :
1. Fungsi pengawasan.
Fungsi ini berupa peringatan dan kontrol maupun kegiatan persuasif.
Pengawasan dan kontrol ini dapat dilakukan untuk aktifitas prevensif
untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti pemberian
informasi bahaya narkoba yang dilakukan melalui media masa dan
ditunjukkan pada pelajar dan lebih luas lagi kepada masyarakat.
2. Fungsi sosial learning.
Fungsi sosial learning ini adalah dengan melakukan guilding dan
pendidikan sosial kepada semua orang. Fungsi ini memberikan
pencerahan kepada masyarakat dimana komunikasi masa itu
berlangsung.
3. Fungsi penyampain informasi
Fungsi ini merupakan proses penyampaian informasi kepada
masyarakat luas.
15
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam
pendidikan sangat penting. Komunikasi digunakan di seluruh aspek pendidikan
seperti penyampaian pesan, mengajar, memberikan data dan fakta untuk
kepentingan pendidikan, merumuskan kalimat yang baik dan benar, semuanya
hanya bisa dilakukan degan penggunaan informasi komunikatif.
Metode yang tepat dalam komunikasi pendidikan adalah dengan
komunikasi secara langsung maupun tak langsung, disesuaikan dengan situasi dan
kondisi. Strategi untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dalam pendidikan
adalah dengan mengenali sasaran komunikasi, memilih media komunikasi yang
tepat, mengkaji tujuan pesan komunikasi, dan memaksimalkan peranan
komunikator dalam komunikasi.
3.2. Saran
Dalam pendidikan, komunikasi memegang peranan penting. Oleh sebab
itu, pendidik harus memahami metode, strategi, dan hambatan komunikasi dalam
pendidikan, sehingga komunikasi dalam proses pembelajaran bisa berlangsung
secara efektif.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dan bagi
pembaca pada umumnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori & Praktek Edisi Pertama.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
17