Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TANTANGAN & HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Komunikasi Efektif
dalam Kebidanan

Dosen Pengampu: Kursih Sulastriningsih, S.SiT., M.Kes.

Disusun oleh:

1. Amalia Aghniya A.D (200401001001)


2. Ajeng Sartika (200401002002)
3. Salma Ramadhani G (200401008008)
4. Allysa Fatima R (200401078078)

PROGRAM STUDI S-I KEBIDANAN

STIKES BHAKTI PERTIWI INDONESIA

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga kami dapat
menyusun makalah tentang "Tantangan & Hambatan dalam komunikasi" dengan sebaik-
baiknya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan kesadaran anak
bangsa dalam mempelajari komunikasi yang baik agar terhindar dari tantangan & hambatan
dalam komunikasi. serta meningkatkan rasa bangga akan pengetahuan dalam berkomunikasi
dengan menggunakan Bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia sehingga mereka mampu
melanjutkan cita-cita para pahlawan pendiri bangsa.

Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memfasilitasi,
memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada
waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran yang berlimpah.

Meski kami telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup kemungkinan
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca sekalian. Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat menambah
referensi keilmuan masyarakat.

Jakarta, 30 Juni 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4
1.3 Tujuan Makalah...............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................5
2.1 Pengertian Tantangan & Hambatan dalam Komunikasi.................................5
2.2 Jenis-jenis Tangangan & hambatan dalam komunikasi...................................5
2.3 Upaya dalam Mengatasi Tantangan & Hambatan dalam komunikasi..............8
BAB III PENUTUP...................................................................................................11
3.1 Kesimpulan....................................................................................................11
3.2 Saran..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya, manusia dalam kehidupan sehari-hari senantiasa
berkomunikasi.Kegiatan berkomunikasi merupakan kebutuhan pokok bagi manusia untuk
melakukan interaksi.Artinya melalui aktivitas komunikasi, manusia dapat mengungkapkan
perasaannya dan keingintahuannya serta saling berbagi cerita. Komunikasi merupakan
aktivitas dasar yang dilakukan manusia. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa
Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”. Komunikasi menyarankan
bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2010:46).

Cara berkomunikasi dengan masing-masing orang pasti memiliki perbedaan. Termasuk


cara berkomunikasi anak terhadap orangtua, tentunya juga akan berbeda. Komunikasi anak
terhadap orangtua dikategorikan dalam konteks komunikasi antarpribadi. Menurut DeVito
(Zuhri, 2009:82). Komunikasi interpersonal sebagai “proses pengiriman dan penerimaan
pesan antar dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan
beberapa umpan balik seketika”. Berdasarkan definisi DeVito, komunikasi interpersonal
dapat berlangsung antara dua orang yang sedang berdua-duaan seperti suami istri yang
sedang berbincang-bincang, atau antar dua orang dalam suatu pertemuan, misalnya antara
penyaji makalah dengan salah seorang peserta seminar dan ketika seorang ayah memberi
nasehat kepada anaknya yang nakal dan sebagainya. Komunikasi tidak terbatas pada kata-
kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa saja, misalnya interaksi, senyuman,
anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan
yang sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam komunikasi.

Namun dalam berkomunikasi tentunya akan dihadapi dengan berbagai macam tantangan
& hambatan, untuk itu perlunya pengetahuan mengenai apa saja tantangan dan hambatan itu
serta dampak yang ditimbulkan dari masalah tersebut. Setelah itu barulah mencari solusi
yang sangat baik dalam mencegah terjadinya tantangan & hambatan dalam berkomunikasi
sehingga pesan atau sesuatu yang ingin dibicarakan tersampaikan dengan jelas dan baik.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tantangan & hambatan dalam komunikasi?
2. Apa saja jenis-jenis tantangan & hambatan dalam komunikasi?
3. Bagaimana upaya dalam mengatasi tantangan & hambatan komunikasi?

1.3 Tujuan Makalah


Tujuan makalah ini diantaranya

1. Untuk mengetahui apa itu tantangan & hambatan dalam komunikasi.


2. Untuk mengetahui jenis-jenis tantangan & hambatan dalam komunikasi.
3. Untuk mengetahui upaya dalam mengatasi tantangan & hambatan komunikasi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tantangan & Hambatan dalam Komunikasi


Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan lambang yang
mengandung arti, baik berupa informasi, pemikiran, pengetahuan dan lainnya, dari
komunikator ke komunikan. Komunikasi merupakan faktor yang penting dalam hubungan
interpersonal (Walgito, 2009) Lunandi (1992) menyatakan bahwa komunikasi adalah
kegiatan menyatakan suatu gagasan dan menerima umpan balik dengan cara menafsirkan
pernyataan tentang gagasan dan pernyataan orang lain. Komunikasi tidak hanya sekedar
menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan, tetapi ada umpan balik dari pesan
yang disampaikan.

Menurut Tubss dan Moss (dalam Mulyana, 2005), komunikasi dikatakan efektif
apabila orang berhasil menyampaiakan apa yang dimaksudkannya atau komunikasi dinilai
efektif apabila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim atau sumber,
berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Effendy
(2003) menyatakan bahwa beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidaklah mungkin
seseorang melakukan komunikasi yang sebenarbenarnya efektif. Ada banyak tantangan &
hambatan yang dapat merusak komunikasi. Pada dasarnya tangtangan sama dengan hambatan
dimana bersifat saling menyatu satu-sama lain, disetiap tantangan pasti selalu ada hambatan.
Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai
tantangan/gangguan (noise). DeVito (2009) menyatakan bahwa hambatan komunikasi
memiliki pengertian bahwa segala sesuatu yang dapat mendistorsi pesan, hal apapun yang
menghalangi penerima menerima pesan.

Dari pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa tantangan & hambatan
komunikasi adalah segala bentuk gangguan yang terjadi di dalam proses penyampaian dan
penerimaan suatu pesan dari individu kepada individu yang lain yang disebabkan oleh faktor
lingkungan maupun faktor fisik dan psikis dari individu itu sendiri. Hambatan komunikasi
dapat mempersulit dalam mengirim pesan yang jelas, mempersulit pemahaman terhadap
pesan yang dikirimkan, serta mempersulit dalam memberikan umpan balik yang sesuai.

5
2.2 Jenis-jenis Tangangan & hambatan dalam komunikasi
Secara umum, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu hambatan
personal, hambatan fisik, hambatan kultural atau budaya, serta hambatan lingkungan

1) Hambatan personal

Hambatan personal merupakan hambatan yang terjadi pada peserta komunikasi, baik
komunikator maupun komunikan/komunikate. Hambatan personal dalam komunikasi
meliputi sikap, emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain.

2) Hambatan kultural atau budaya

Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang memiliki kebudayaan dan latar
belakang yang berbeda mengandung arti bahwa kita harus memahami perbedaan dalam
hal nilai-nilai, kepercayaan, dan sikap yang dipegang oleh orang lain.

Hambatan kultural atau budaya mencakup bahasa, kepercayan dan keyakinan.


Hambatan bahasa terjadi ketika orang yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa
yang sama, atau tidak memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang sama. Hambatan juga
dapat terjadi ketika kita menggunakan tingkat berbahasa yang tidak sesuai atau ketika kita
menggunakan jargon atau bahasa “slang” atau “prokem” atau “alay” yang tidak dipahami
oleh satu atau lebih orang yang diajak berkomunikasi.

Hal lain yang turut memberikan kontribusi terjadinya hambatan bahasa adalah situasi
dimana percakapan terjadi dan bidang pengalaman ataupun kerangka referensi yang
dimiliki oleh peserta komunikasi mengenai hal yang menjadi topik pembicaraan.

3) Hambatan fisik

Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi. Hambatan fisik


komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak antar individu, dan radio. Hambatan fisik
ini pada umumnya dapat diatasi.

4) Hambatan lingkungan

Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia sebagai peserta


komunikasi. Terdapat beberapa faktor lingkungan yang turut mempengaruhi proses
komunikasi yang efektif. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat mengalami
rintangan yang dipicu oleh faktor lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi

6
dimana komunikasi terjadi. Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat
kenyamanan, gangguan, serta waktu.

Menurut Fajar (2009), terdapat beberapa hambatan dalam komunikasi , yaitu:

a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi
dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional
sehingga mempengaruhi motivasi, yaitu mendorong seseorang untuk bertindak sesuai
keinginan, kebutuhan atau kepentingan.
b. Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang digunakan
antara si pengirim dengan si penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu
sulit.
c. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaaan media komunikasi,
misalnya gangguan suara radio sehingga tidak dapat mendengarkan pesan dengan jelas.
d. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si
penerima.
e. Hambatan dari penerima pesan. Misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak
mencari informasi lebih lanjut.

Sedangkan menurut Wursanto (2005) factor hambatan komunikasi terdiri dari tiga macam,
yaitu:
1. Hambatan yang bersifat teknis Hambatan yang bersifat teknis adalah hambatan yang
disebabkan oleh berbagai faktor, seperti :
a) Kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses komunikasi
b) Penguasaan teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai
c) Kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses komunikasi yang dibagi
menjadi kondisi fisik manusia, kondisi fisik yang berhubungan dengan waktu atau
situasi/ keadaan, dan kondisi peralatan.
2. Hambatan semantik
Hambatan yang disebabkan kesalahan dalam menafsirkan, kesalahan dalam memberikan
pengertian terhadap bahasa (kata-kata, kalimat, kode-kode) yang dipergunakan dalam
proses komunikasi.
3. Hambatan perilaku

7
Hambatan perilaku disebut juga hambatan kemanusiaan. Hambatan yang disebabkan
berbagai bentuk sikap atau perilaku, baik dari komunikator maupun komunikan.
Hambatan perilaku tampak dalam berbagai bentuk, seperti :
a) Pandangan yang sifatnya apriori
b) Prasangka yang didasarkan pada emosi
c) Suasana otoriter d. Ketidakmauan untuk berubah
d) Sifat yang egosentris.

2.3 Upaya dalam Mengatasi Tantangan & Hambatan dalam komunikasi


1. Pengirim pesan/komunikator/sender

Komunikasi adalah suatu proses yang berlangsung dua arah dan diawali oleh pengirim
pesan. Pengirim pesan hendaknya merumuskan informasi sedemikian rupa agar tujuan
komunikasi tercapai. Pengirim pesan harus proaktif dalam membuat
penerima/komunikan/komunikator/receiver mengerti dan memahami pesan yang
disampaikan. Seringkali, apa yang dikatakan tidak selalu sesuai dengan apa yang didengar.
Untuk menghindarinya, hal-hal yang harus dilakukan adalah :

 Menyatakan satu ide atau gagasan dalam satu waktu.


 Menyatakan ide atau gagasan dengan singkat.
 Memberikan penjelasan ketika diperlukan.
 Melakukan pengulangan jika diperlukan.
 Menerima dan memberikan umpan balik.
 Melakukan pilihan kata, nada suara dan bahasa tubuh yang tepat.
 Mengembangkan sikap empati terhadap
penerima/komunikan/komunikate/receiver dalam mengatasi hambatan kultural
atau budaya dalam komunikasi.

2. Pesan

Pesan merupakan informasi sederhana yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan
kepada penerima. Pesan dapat berupa pesan verbal maupun pesan non verbal. Untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya masalah, pengirim harus :

 Menggunakan terminologi yang tepat.

8
 Berbicara dengan jelas.

 Waktu pengiriman pesan disesuaikan dengan kesiapan penerima pesan untuk


mendengarkan atau menerima pesan.

 Menggunakan volume suara yang sesuai.

 Pesan yang disampaikan hendaknya bersifat inklusif dan informatif. Inklusif artinya
bahwa pesan berisi segala sesuatu yang diperlukan oleh penerima pesan untuk
memahami maksud pengirim. Informasi artinya pesan merupakan sesuatu yang ingin
diketahui oleh penerima pesan.

3. Penerima/komunikan/komunikate/receiver

Penerima pesan membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk itu,
penerima pesan harus memegang kendali atas seluruh proses komunikasi yang berlangsung.
Agar penerima pesan memegang kendali, adalah penting bagi penerima pesan untuk yakin
bahwa pengirim pesan memahami apa yang diinginkan oleh penerima pesan dan mengapa
mereka menginginkannya.

Aktif mendengarkan adalah suatu proses yang digunakan oleh penerima pesan untuk
memfasilitasi komunikasi dan meningkatkan penampilan. Dalam artian, penerima pesan aktif
dalam proses komunikasi. Agar penerima pesan dapat mendengarkan dengan aktif, hal-hal
yang perlu dilakukan oleh penerima pesan adalah :

 Fokus perhatian pada pesan yang disampaikan dengan memberikan momen prioritas.
Jika memungkinkan melihat atau melakukan kontak mata kepada pengirim pesan.

 Mendengar dan melihat isi pesan tidak langsung atau non verbal sama baiknya ketika
mendengarkan kata-kata. Perhatikan petunjuk non verbal yang menyajikan informasi
berdasar pada apa yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan. Persepsi yang
diberikan oleh penerima pesan terhadap pesan dan pengirim pesan dapat berbeda.
Pilihan kata, nada suara, posisi tubuh, geture dan gerakan mata merefleksikan
perasaan dibalik kata-kata yang diucapkan.

 Menjaga pikiran tetap terbuka dan hindari penilaian.

 Melakukan verfikasi terhadap apa yang didengar atau disampaikan. Jangan berasumsi
bahwa persepsi yang diberikan terhadap pesan merupakan bentuk persetujuan dengan
tujuan pengirim pesan. Berikan umpan balik yang tepat kepada pengirim pesan.
9
4. Umpan Balik Pesan

Penerima yang efektif memverifikasi pemahaman mereka terhadap pesan yang dikirim
oleh pengirim pesan. Mereka menyadari kata-kata, nada suara, dan bahasa tubuh ketika
mereka memberikan umpan balik. Berbagai bentuk umpan balik yang diberikan dapat berupa
pengakuan, pengulangan, dan parafrase.

Kemudian, yang dimaksud dengan pengakuan adalah bahwa penerima pesan telah
menerima dan memahami pesan yang disampaikan. Untuk pesan yang bersifat informatif
yang rumit, pengakuan saja tidaklah cukup untuk memastikan dan memahami pesan yang
disampaikan. Sedangkan, yang dimaksud dengan pengulangan adalah mengulang kembali
kata-kata yang disampaikan oleh pengirim pesan.

Terakhir, yang dimaksud dengan parafrase adalah mengulang kata-kata yang disampaikan
oleh penerima pesan sendiri kepada pengirim pesan. Parafrase memungkinkan penerima
pesan untuk melakukan verifikasi terhadap pemahaman pesan dan menunjukkan kepada
pengirim pesan bahwa penerima pesan mendengarkan pesan dengan baik.

10
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih dan mengirim
simbolsimbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan
makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud oleh sang
komunikator. Sedangkan hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau
rintangan/gannguan yang dialami. Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan
(mekanik maupun semantik), gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan
komunikasi. Efektivitas komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada
seberapa besar hambatan komunikasi yang terjadi. Upaya dalam mengatasi hambatan
komunikasi bisa melalui komunikatornya, pesan yang disampaikan, penerima atau
receiver dan feed back/umpan balik.

3.2 Saran

Dalam berkomunikasi gunakanlah penyampaian yang mudah dimengerti, baik dalam


penggunaan Bahasa maupun intonasi. Jangan sampai komunikasi yang kita lakukan
terhalangi oleh hambatan-hambatan itu. Sudah dipastikan semua orang mengharapkan
komunikasi yang berjalan lancar sesuai dengan keinginan masing-masing.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://pakarkomunikasi.com/hambatan-hambatan-komunikasi

http://purebohttp://id.shvoong.com/business-management/2100726-hambatankomunikasi-
antarmanusia

http://purebonline.blogspot.com/2010/04/pertemuan-6-hambatan-dalamkomunikasi.htmlhtml

Uchjana Effendi, Onong., Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Remaja Rosdakarya,

Bandung 1992)

12

Anda mungkin juga menyukai