Anda di halaman 1dari 39

MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN

STRATEGI MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF

DALAM PROSES PEMBELAJARAN

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 2

KELAS IV C PGMI

1. ANGGUN MELANI (1501060883)


2. MALA SARI (1501060889)
3. VIVI ERMAYULI (1501060891)
4. MARNAH (1501060896)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM

2017

KATA PENGANTAR

1
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Strategi
Membangun Komunikasi Efektif dalam Proses Pembelajaran
sehingga dengan makalah ini diharapkan dapat menambah
wawasan kita semua mengenai mata kuliah Strategi
Pembelajaran.

Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada


Bapak M. Sobry Sutikno M, pd yang telah membimbing
penulisan makalah ini. Selain itu penulis juga menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, serta tidak terlepas dari berbagai macam
kendala, keterbatasan ilmu, dan referensi. Oleh karena itu,
penulis masih mengharapkan bimbingan dan saran dari
berbagai pihak sehingga makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang


Strategi Membangun Komunikasi Efektif Dalam Proses
Pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi para pembaca pada umumnya.

Mataram, 10 Maret 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata
Pengantar..........................................................................................2

Daftar
Isi....................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................3
B. Rumusan masalah....................................................4
C. Tujuan ......................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN

A. Arti komunikasi Efektif..............................................6


B. Pengertian Strategi komunikasi................................7
C. Tujuan Komunikasi....................................................9
D. Unsur-unsur Komunikasi...........................................9
E. Aspek-aspek komunikasi yang Efektif.....................14
F. Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran.................15
G. Strategi membangun komunikasi
efektif...............................20
H. Tiga Pola
Komunikasi..........................................................23
I. Proses
Komunikasi...............................................................25
J. Faktor-Faktor Memengaruhi Kelancaran dan Hambatan
Berkomunikasi.......................................................................
.......28

3
K. Komponen Keterampilan Berkomunikasi Antar
Pribadi.... ....30
L. Fungsi dan Kegunaan
Komunikasi.......................................33

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................35

Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak
dapat dipisahkan dari upaya peningkatan kualitas pendidikan
yang sekarang ini sedang menjadi sorotan dan harapan
banyak orang di indonesia. Wujud dari proses pendidikan
yang paling rill terjadi dilapangan dan bersentuhan langsung
dengan sasaran adalah berupa kegiatan belajar mengajar
pada tingkat satuan pendidikan. atau sering disebut dengan
proses pembelajaran tentu saja akan berpengaruh terhadap
mutu pendidikan yang output-nya berupa sumber daya
manusia.
kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi
pesan edukatif berupa materi belajar dari sumber belajar
kepad pelajar. Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi
untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta
didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik
dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan

4
tingkah laku. Dengan demikian, Keberhasilan kegiatan
pembelajaran sangat tergantung kepada efektifitas proses
komunikasi yang terjadi dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Arti dari kmunikasi Efektif?
2. Dan Apa pengertian Strategi Pembelajaran?
3. apa saja Tujuan Komunikasi?
4. Coba jelaskan Unsur-unsur Komunikasi?
5. apa saja yang menjadi Aspek-aspek komunikasi yang
Efektif ?
6. apa Strategi Membangun komunikasi efektif ?
7. sebutkan Tiga Pola Komunikasi?
8. apa saja Proses Komunikasi dan hambatannya?

C. Tujuan Dan Manfaat


1. Dapat Mengetahui Bagaimana cara Berkomunikasi yang
Efektif Dalam Proses Pembelajaran?
2. Dapat Berkomunikasi yang Efektif Dalam proses
Pembelajaran.
3. Agar Apa yang di sampaikan dapat Dipahami oleh
peserta didik.
4. Mengetahui cara-cara Berkomunikasi yang baik dan
benar.
5. Bisa Berkomunikasi Secara baik dan benar sehingga
orang lain paham Dengan Apa yang di sampaikan.
6. Bisa Berkomunikasi Baik Di dalam kelas maupun di luar
kelas.

5
BAB II

PEMBAHASAN

STRATEGI MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF

DALAM PROSES PEMBELAJARAN

A. Arti Komunikasi Efektif

Secara etimologis, kata efektif sering diartikan


sebagai mencapai sasaran yang diinginkan (producing
desired resulet), berdampak menyenangkan, (having
pleasing effect), bersifat aktual dan nyata (actual dan realt).
(Kadar Nurjaman, Khaerul umam : 2012:35)1

Selanjutnya komunikasi di jelaskan M sobry Sutikno


dan Pupuh Fathurrohman (2013. 61), bahwa komunikasi
yang efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan oleh
komunikan atau reciver sesuai dengan pesan yang dikirim
oleh sender atau komunikator, kemudian reciver atau
komunikan memeberikan respons yang positif sesuai dengan
yang diharapkan. disimpulkan, komunikasi efektif terjadi
apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komuniator
dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspons
sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut

1 Kadar Nurjaman, Khaerul umam, Komunikasi public Reletion, (Bandung:


CV Pustaka setia, 2012), h.45

6
(komunikator dan komunikan). Bagaimana cara membangun
2
komunikasi yang efektif.

Selanjutnya Komunikasi adalah suatu proses


penyampaian pesan/informasi dari satu pihak kepada pihak
lain agar terjadi saling mempengaruhi diantaranya (M. Sobry
Sutikno, 2006).

Menurutnya, komunikasi dilakukan dengan


menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh
kedua belah pihak, yang disebut bahasa verbal. Apabila tidak
ada bahasa Verbal yang dapat dimengerti oleh keduannya,
komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan
gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelangkan kepala, mengangkat bahu. Cara
seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal atau
bahasa isyarat. ( Kadar Nurjaman, Khaerul umam: 2012.hal
45)

Di jelaskan lagi secara rinci istilah efektif ialah


mencapai sasaran sesuai yang diinginkan. Dengan demikian,
komunikasi efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan
oleh komunikasi sesuai dengan yang dikirim oleh
komunikator. kemudian komunikan memberikan respon yang
positif sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan
seseorang dalam mengirimkan pesan atau informasi dengan
baik, kemampuan atau keterampilan menggunakan berbagai
media atau alat audio visual merupakan bagian penting
2 Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar,
(Bandung: PT Refika Aditia, 2014), h. 39-41

7
dalam melaksanakan komunikasi yang efektif.( Kadar
Nurjaman, Khaerul umam: 2012.hal 45)
B. Pengertian Strategi Komunikasi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu
stratos yang artinya tentara dan kata agein yang berarti
memimpin.3
Strategi dimaksudkan adalah memimpin tentara. Lalu
muncul kata startegos yang artinya pemimpin tentara pada
tingkat atas. Jadi, Strategi adalah konsep mileter yang biasa
diartikan sebagai seni perang para jenderal (the Art of
General), atau suatu rancangan yang terbaik untuk
memenangkan peperangan.
lebih jelas lagi Hafid Cangara menjelaskan Istilah
komunikasi berasal dari Bahasa latin communis yang artinya
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Komunikasi yang bersal dari akar kata communico yang
artinya membagi. ( Hafied Cangara: 2013:45).
Komonikasi dapat didefinisikan dengan berbagai cara
antara lain seperti berikut (Wiryawan & Noorhadi, 1990).
1. Komunikasi dapat dipandang sebagai proses penyampaian
informasi.
2. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari
seorang kepada orang lain.
3. Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti
terhadap gagasan atau ide yang disampaikan.
Everett M. Rogers (1985) seorang pakar sosiologi
pedesaan amerika yang kemudian lebih banyak memberikan
perhatian pada studi riset komunikasi khususnya dalam hal
penyebaran inovasi membuat definisi komunikasi, yakni:

3 Cangara, Hafied, Perencanaan dan strategi komunikasi, (Jakarta: PT Raja


Grafindo, 2013), h. 613

8
Komukasi adalah proses dimana suatu ide diahlikan
suatu sumber kepada suatu penerima atau lebih degan
maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Definisi dikembangkan bersama dengan Lawerence D.
Kinacaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi yang lebih
maju menyatakan :
komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau
lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi
dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba
pada saling pengertian yang mendalam.
Hovland, Janis dan Kelly juga membuat definisi
komunikasi, yakni :
Communication is the process by which an individual (the
communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify
the behavior of other individuals(the audience).4
Rogers (1982) pengertian strategi komunikasi sebagai suatu
rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku
manusia dalam skala yang lebih besar melalui transfer ide-ide
baru. Seorang pakar perencanaan komunikasi Middleton
(1980) membuat definisi dengan menyatakan strategi
komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen
komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media),
penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk
mencapai tujuan komunikasi yang optimal. (Hafied Cangara:
2013:45)
C. Tujuan Komunikasi
Ada Beberapa tujuan komunikasi, yaitu:
1. Agar apa yang ingin kita sampaikan dapat dimengerti oleh
orang lain.
4 Cangara, Hafied, Perencanaan dan strategi komunikasi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo, 2013), h. 613

9
2. Agar mengetahui dan paham terhadap keinginan orang
lain.
3. Agar gagasan kita bisa diterima oleh orang lain.
4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.5
D. Unsur-unsur Komunikasi

Sumber ialah pihak yang menyampaikan atau mengirim


pesan kepada penerima. Sumber sering disebut dengan
banyak nama atau istilah, antara lain: komunikator, pengirim,
atau dalam bahasa inggris disebut source, sender, atau
encorder. 6
Pesan ialah pernyataan yang disampaikan pengirim
kepada penerima. pernyataan bisa dalam bentuk verbal
(bahasa tertulis atau lidan) maupun non verbal (isyarat) yang
bisa di mengerti oleh penerima. Dalam bahasa inggris pesan
biasa diartikan dengan kata message, content atau
information.
Media ialah alat yang digunakan untuk memindahkan
pesan dari sumber kepada penerima. Media dalam pengertian
di sini bisa berupa media massa yang mencakup surat kabar,
radio, film, televisi, dan internet. Bisa juga berupa saluran
misalnya kelompok pengajian atau arisan, kelompok
pendengar dan pemirsa, organisasi masyarakat, rumah

5 M, Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran,(Holistica Lombok, 2015).h.


59-64

6 Widjaya, komunikasi dan hubungan sosial,(Jakarta: PT Bumi Aksara),

10
ibadah, pesta rakyat, panggung kesenian, serta media
alternatif lainnya misalnya poster, laeflet, brosur, buku,
spanduk, buletin, stiker, dan semacamnya.
penerima ialah pihak yang menjadi sasaran pesan yang
dikirim dari sumber kepada penerima. penerima biasa disebut
dengan berbagai macam sebutan, antara lain khalayak,
sasaran, target, adopter, komunikan. Dalam bahasa inggris
penerima biasa disebut dengan nama receiver, audience,
atau decoder.
pengaruh atau efek ialah perbedaan antara apa yang
dipikirkan, di perasaan, dan dilakukan oleh penerima sebelum
dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa terjadi pada
pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu,
pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan
keyakinan pada pengetahuan, Sikap, dan tindakan seseorang
sebagai akibat penerimaan pesan. pengaruh biasa disebut
dengan nama akibat atau dampak.
Umpan Balik ialah tanggapan yang diberikan oleh
penerima sebagai akibat penerimaan pesan dari sumber.
sebenarnya ada juga yang beranggapan bahwa umpan balik
adalah efek atau pengaruh. Dalam bahasa inggris umpan
balik sering disebut dengan istilah Feedbeck, reaction,
response, dan semacamnya.
Lingkungan ialah situasi yang mempengaruhi jalannya
komunikasi. lingkungan dapat diartikan dalam bentuk fisik,
Sosial Budaya, Psikologis, dari demensi waktu. sebuah
informasi tidak bisa dikirim karena terhambat oleh kendala
fisik sehingga informasi itu tidak bisa diterima. Misalnya
tempatnya jauh di daerah penggunungan, lingkungan sosial

11
budaya masyarakat, lingkungan psikologis masyarakat yang
msih trauma akibat bencana yang baru menimpanya, dan
sebagainya.7
( Kadar Nurjaman, Khaerul umam: 2012.hal 45)
menjelaskan Unsur sering juga disebut bagian, komponen,
dan elemen.kamus umum bahasa indonesia mengartikan
unsur sebagai bagian penting dalam suatu hal, sedangkan
komponen atau elemen berarti bagian yang merupakan
seutuhnya. jadi yang dimaksud dengan komponen atau unsur
adalah bagian dari keseluruhan dalam suatu hal.
Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur yang
mutlak harus dipenuhi, yaitu:
1 Komunikator atau Sender atau Pengirim
Komunikator atau sender adalah oran yang
menyampaikan isi pernyataannya kepada komunukan.
Komunikator bisa perseorangan, kelompok,atau organisasai
pengirim berita. Tanggung jawab utama dari seorang
komunikator atau sender atau pengirim adalah:8
a Mengirim pesan dengan jelas
b Memilih chanel atau saluran atau media yang cocok
untuk mengirim pesan
c Meminta kejeasan tentang dapat tidaknnya pesan
diterima dengan baik.

2 Komunikan atau Receiver atau Penerima


Komunikan atau penerima adalah rekan komunikator
dalam komunikasi. sesuai dengan namanya ia berperan

7 Hafied Cangara, perencana dan strategi komunikasi, (PT Raja


Grafindopersada: jakarta, 2013), h. 34-35

8 M, Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran,(Holistica Lombok, 2015).h.


59-64

12
sebagai penerima berita. dalam komunikasi, peran pengirim
dan penerima selalu bergantian sepanjang pembicraan.
Penerima bisa mendengarkan pembicara atau
menukiskan teks atau menginterpretasikan kesan dengan
berbagai cara. tanggung jawab penerima pean adalah:
a berkonsentrasi pada pesan sehingga mengerti dengan
baik dan benar akan pesan yang diterima
b memberikan umpan balik pada pengirim untuk
memastikan pembicara atau pengirim bahwa pesan
telah diterima dan dimengerti (ini sangat penting,
terutama pada pesan yang dikirimkan secara lisan) 9
3 Channel atau saluran atau media
Channel adalah saluran atau jalan yang dilalui oleh si
pernyataan komunikator kepada komunikan, atau jalan
yang dilalui feedback komunikan kepada komunikator yang
digunakan oleh pengirim pesan. pesan dapat berupa kata-
kata atau tulisan, tiruan, gambaran, atau perantara lain
yang dpat digunakan untuk mengirim melalui berbagai
channel yang berbeda, seperti telepon, tv, faksimili,
fotocopy,hand signal, email, sandi morse, smapur, SMS,
dan sebagainnya. Pemilihan channel dalam proses
komunikasi bergantung pada sifat berita yang akan
disampaikan (Wursanto, 1994). ada tiga macam bentuk
berita:
a. Berita yang bersifat audible, yaitu dapat didengar, baik
secara langsung maupun tidak langsung (sarana telepon,
radio,lonceng, sirine,)

9Kadar Nurjaman, Khaerul umam, Komunikasi public Reletion, (Bandung:


CV Pustaka setia, 2012), h.45

13
b. Berita yang bersifat visual yaitu dapat dilihat, berbentuk
tulisan, gambar, poster serta tanda, seperti sinar lampu,
bendera.
c. Berita yang bersifat audio visual, yaitu dapat didengar
dan dilihat baik melalui tv, film, pameran, maupun
kesenia. (Kadar Nurjaman, Khaerul umam : 2012:35)
Ada beberapa ciri komunikasi face to face aatu
komunikasi yang menggunakan saluran antar pribadi
(Liliweri, 1991), yaitu10.
a Arus pesan yang cenderung dua arah;
b Konteks komunikasinya tatap muka;
c Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi;
d Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas terutam
(selective exposure);
e Kecepatan jangkauan terhadap audiens yang besar relatif
lambat;
f Efek yang mungkin terjadi iala perubahan sikap.
Sekalipun demikian, pada era informsi saat ini, media
komunikasi sebagai unsur yang sangat penting dalam
menunjang kecepatan dan keakuratan penyampain
informasi, hendaknya dimanfaatkan secara optimal.
Di dalam berkomunikasi, termasuk komunikasi dalam
proses pembelajaran akan melibatkan berbagai unsur,
yaitu:
1. Unsur pertama, dan paling utama adalah adanya
seorang komunikator (pembawa pesan) yang
mempunyai sejumlah kebutuhan berupa ide-ide,
sasaran-sasaran, atau gagasan yang dapat membantu
berbagai pemecahan masalah.

10 Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar,


(Bandung: PT Refika Aditia, 2014), h. 39-41

14
2. Kedua, Komunikasi (penerima pesan) disebut juga
reseptor, yaitu orang yang menerima berita atau
lambang-lambang pesan.
3. Ketiga, adanya tujuan yang hendak dicapai.
4. Keempat, adanya sesuatu gagasan atau pesan yang
perlu disampaikan.
5. Kelima, tersedia saluran yang dapat menghubungkan
sumber informasi dengan penerima informasi, sehingga
terjadi hubungan timbal-balik antara komunikator dan
komunikan.
6. Keenam, adanya umpan balik hasil komunikasi atau
respon dari penerima pesan.
7. Ketujuh,adanya noise: gangguan tak terencana yang
terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat
diterimannya pesan lain oleh komunikan yang berbeda
dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator
kepadannya. ( M, Sobry Sutikno, 2015: 62)
E. Aspek-aspek Komunikasi yang Efektif
Ada lima asfek yang harus dipahami dalam membangun
komunikasi yang efektif, yaitu sebagai berikut.11
a. Kejelasan (clarity ): bahasa ataupun informasi yang
disampaikan harus jelas. Dalam kehidupan sehari-hari,
kita sering mendengar ucapan-ucapan seperti,
masalah yang ininya yang belum dianukan. Apa ini
yang belum diapakan? Lebih mudah dipahami makanya
bila, misalnya, kata ini diganti buku dan kata anu
diganti bagi. Jadi, kalimt itu menjadi, maslahnya,
bukunya belum dibagikan.

11 M, Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran,(Holistica Lombok,


2015).h. 59-64

15
b. Ketepatan (accuracy): bahasa dan informasi yang
disampaikan harus betul-betul akurat alias tepat.
Bahasa yang digunakan harus sesuai denga informasi
yang disampaikan pun harus benar. Benar, artinya
sesuai dengan hal yang ingi disampaikan. Bias saja,
informas yag kita sampaikan benar-benar kita ketahui.
c. Konteks (contecx): bahasa dan informasi yang
disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan
lingkunga tempat komunikasi itu terjadi. Bias saja, kita
menggunakan bahasa dan informasi yang jelas dan
tepat, tetpai karena konteksnya yang tidak tepat,
reasksi yang kita peroleh tidak sesuai dengan denga
yan g diharapakan.
d. Alur (flow): keruntutan aluran bahasa dan informasi
sangat berati dalam menjalin komunikasi yang efektif.
Ketika meminjam uang misalnya, kita cemderung
mengemukakan kesulitan-kesulitan kita terlebih dahulu,
sebelumnya menyampaikan maksud kita untuk
meminjam uang. Begitu pula, saat kita pertama kali
menyampaikan perasaan jatuh cinta kepada seseorang.
e. Budaya (culture): aspek ini tidak akan menyangkut
bahasa dan informasi, tetapi juga tatakerama atau
etika. Bersalam dengan satu tangan bagi orang sunda
mungkin terkesan kurang sopan, tetapi bagi etnis lain,
hal tersebut dianggap biasa. Kata juancu bagi arek-
arek suroboyo merupakan kata yang lumrah
didengarndan dapat diterima, tetapi orang solo atau
yogyakarta mungkin risik mendengar suara itu.( M sobry
Sutikno dan Pupuh Fathurrohman (2013. 61)

16
F. Komunikasi dalam Proses Pembelajaran
Setiap hari jutaan anak dan ribuan orang dewasa
berkomunikasi dalam hubungan antara siswa dan guru.
Namun, tidak diketahui apakah komunikasi yang mereka
lakukan berpengaruh terhadap proses pembelajaran.12
Dalam proses pembelajaran sering kita jumpai
kegagalan-kegagalan, hal ini karena lemahnya sistem
komunikasi. Untuk itu, guru perlu mengembangkan pola
komunikasi efektif dalam proses pembelajaran. komunikasi
dalam proses pembelajaran yang penulis maksudkan di
sini adalah hubungan atau intraksi antara guru dan siswa
yang berlangsung pada saat proses pembelajaran, atau
dengan istilah lain yaitu hubungan aktif antara guru
dengan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
(M. Sobry Sutikno: 2013: 63)
Ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk
mengembangkan interaksi dinamis antara guru dengan
siswa menurut Nana Sudjana, (1989), yaitu:
1. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah
Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi
aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif dan
siswa pasif. Ceramah pada dasarnya adalah adalah
komunikasi satu arah, atau komunikasi sebagai aksi.
2. Komunikasi sebagai intraksi atau komunikasi dua arah
Pada komunikasi ini guru dan siswa dapat berperan
sama yaitu pemberi aksi dan penerima aksi. Di sini, sudah
terlihat hubungan 2 arah, tetapi terbatas antara guru dan
siswa secara individual. Antara siswa dan siswa tidak ada

12 M, Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran,(Holistica Lombok,


2015).h. 59-64

17
hubungan. siswa tidak dapat berdiskusi dengan temannya.
keduannya dapat saling memberi dan menerima.
komunikasiini lebih baik daripada yang pertama, sebab
kegiatan guru dan kegiatan siswa relatif sama.
3. Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai
transaksi
Yaitu komunikasi tidak hanya melibatkan interaksi
dinamis antara guru dengan siswa tetapi juga melibatkan
interaksi yang dinamis antara siswa yang satu dengan
siswa lainnya.proses pembelajaran dengan pola
komunikasi seperti ini mengarah kepada proses
pembelajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang
optimal, sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif.
Diskusi, simulasi merupakan strategi yang dapat
mengembangkan komunikasi ini.
Dari ketiga pola komunikasi tersebut, untuk
mewujudkan pembelajaran efektif dianjurkan agar guru
membiasakan diri menggunakan komunikasi pola ketiga
yaitu komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi
banyak arah. komunikasi sebagai transaksi akan
menempatkan guru pada posisi sebagai pemimpin belajar
atau pembimbing belajar atau fasilitator belajar.
sebaliknya siswa disamping sebagai objek dapat pula
berperan sebagai objek. (M. Sobry Sutikno: 2013: 63)
a. Efektivitas komunikasi verbal
Dalam komunikasi verbal, informasi disampaikan secara
verbal atau lisan. Proses penyampaian informasi secara
lisan inilah yang dinamakan berbicara. Kualitas proses
komunikasi verbal ini sering kali ditentukan oleh intonasi
suara dan ekspresi raut muka serta gerakan-gerakan tubuh

18
(bodi lenguange). Maksudnya, kata-kata yang diucapkan
akan lebih jelas apabila disampaikan dengan intonasi suara,
mimic, dan gerakan-gerakan yang tepat.13
Lebih Lanjut di jelaskan Dalam kehidupan sehari-hari,
penyampaian dan penerimaan pesan yang sering juga
menggunakan tulisan.Meskipun dalam bentuk tulisan,
bahasa yang dipakai adalah bahasa lisan.Dalam organisasi
media verbal, seperti buletin, pamphlet, leaflet merupakan
media yang mempunyai hubungan personal yang tinggi
dan mempunyai peluang yang dapat langsung memberikan
umpan balik seperti diskusi dan tatap muka. Demikian juga,
dokumen organisasi lainnya yang diterbitkan secara
berkala, yang isinya mengenai keinginan dari para pegawai
berkenaan dengan cara menyusun rencana kerja organisasi
baik bisnis maupun non bisnis dengan segala
permasalahannya. Dokumen ini berperan penting dalam
mengomunikasikan berita berita yang mempunyai nilai-
nilai tersendiri bagi karyawannya.

b. Efektivitasi Nonverbal
Dalam komunikasi nonverbal, informasi disampaikan
dengan menggunakan isyarat (gestures),gerak
gerik(movement), suatu barang, waktu, cara berpakaian,
atau sesuatu yang dapat menunjukkan suasana hati atau
perasaan pada pada saat tertentu yang dapat menunjukkan
suasana hati atau perasaan pada saat tertentu. 14

13 Kadar Nurjaman, Khaerul umam, Komunikasi public Reletion,


(Bandung: CV Pustaka setia, 2012), h.45

19
Misalnya, pada saat seseorang sedang sakit atau stres.
( Kadar Nurjaman, Khaerul umam: 2005: 67)15
Adapun beberapa komunikasi nonverbal:
a. Cara berpakaian: komunikasi dengan penampilan. kita
sering mendengar pernyataan,pakaian menunjukkan
apakah ia laki-laki atau perempuan, dan kita mungkin
akan memerhatikan bahwa model pakaian
mengomunikasikan sesuatu.
b. Waktu: menggunakan waktu tertentu merupakan
mekanisme lainnya dalam komunikasi nonverbal.
Misalnya, saat akan berobat ke dokter atau dokter gigi,
kita akan memerhatikan waktu, dan kita akan menunggu
sang dokter itu? karena ia mempunyai keahlian khusus
yang dapat meningkatkan pendapatnya dengan
memberikan pelayanan. Akibatnya, waktunya telah
diatur sedemikian rupa agar efisien dan menyenangkan.
Tidak hanya dokter yang menyediakan waktu seperti
ini, orang-orang yang memiliki keahlian lainnya juga
menyediakan waktu-waktu tertentu. Misalnya, penasihat
hukum, notaris, konsultan intellctual property (merk,
paten), konsultan pajak, dan lain-lain.
c. Menggunakan tempat: tempat memegang peranan
penting dalam komunikasi verbal. Misalnya, seorang
kepala Biro, tentu menggunakan meja kerja yang besar
dengan ukuran tertentu dan bentuk tertentu yang biasa
disebut sebagai meja biro di dalam satu ruangan yang

14

15 Kadar Nurjaman, Khaerul umam, Komunikasi public Reletion,


(Bandung: CV Pustaka setia, 2012), h.45

20
besar, sedangkan para staf atau pegawai menggunakan
meja dengan ukuran yang lebih kecil dalam suatu
ruangan bersama-sama dengan rekan lainnya.

Komunikasi nonverbal juga dikatakan sebagai


komunikasi bahasa tubuh (kinesik), sebagaimana
disebutkan Cassagrande, O. Diade dalam bukunya Oral
communication (in technical professions and businesses),
( 1986), yang dikutip oleh Alo Liliweri dalam buku
komunikasi Antar Pribadi, (1991). contoh lain komunikasi
nonverbal adalah menunjukkan tanda dua jari sebagai
Victory, mengacungkan jempol sebagai memuji.
( Deddy Mulyana, ilmu komunikasi, ( Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2005: 67)

Selain itu, dijelaskan bahawa nonverbal bisa juga


sebagai illusrator. Misalnya, menunjukkan tingginya
tubuh seseorang, atau gendutnya perut pelawak atau
rendahnya suatu pohon (bonsai). Ada juga gerak tubuh
yang disebut sebagai regulator, yaitu gerakan anggota
tubuh untuk mengawasai aliran informasi dari orang lain.
Misalnya menggelangkan kepala tanda tidak setuju
atau tidak tahu (apakah ini berlaku untuk orang india?)
dan menganggukkan kepala tanda setuju. Adapula
gerakan tubuh yang disebut sebagai adaptor, yang
menunjukkan gerakan spesifik dari seseorang yang
sudah kita kenal dekat. Misalnya, menompang dagu
tanda sedang bingung, mengusap rambut tanda kecewa.
(Ahmad sihabudin: 2005:67),

21
G. Strategi Membangun Komunikasi Efektif dalam
Proses Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, berbagai
pendekatan yang digunakan oleh guru dalam mendidik
para pelajar. Adakalanya guru bagaikan seorang bos atau
raja yang hanya mengarah dan memerintahkan pelajar
menurut kehendaknya.Ada juga guru mengajak para
pelajar bersama-sama menyelesaikan topik yang
dibincangkan.Namun kesemua kaidah itu berguna dan
bermanfaat sesuai dengan keadaan.Seorang guru yang
ditakuti pada dasarnya dianggap tidak berhasil dalam
menjalankan komunikasi efektif, karena pelajar merasakan
terdapat jurang untuk menyatakan pendapat. Tanpa
komunikasi yang baik, hasil yang dituai juga tidak akan
memuaskan.16
c. Teknik Berbicara Aktif:
a. Menarik napas dalam-dalam sebelum memulai
berbicara.
b. Mengatur Volume Berbicara agar lebih keras dari
biasanya. Caranya dengan mengatur, agar suara
dapat oleh jajaran orang yang duduk atau berdiri
paling jauh dari tempat kita berbicara.
c. Menggunakan kata-kata sehari-hari yang di kenal
oleh pendengar. Orang akan tertarik pada pembicara

16 Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar,


(Bandung: PT Refika Aditia, 2014), h. 39-41

22
yang menggunakan kata-kata yang akrab di
telinganya daripada kata-kata yang tidak dimengerti.
Misalnya, istilah-istilah dalam bahasa asing.
d. Layangkann padangan (kekiri, ke kanan, atau
tengah)untuk menemukan pendengar yang paling
berminat dan bersifati terhadap pembicaraan kita.
(kadar Nurjaman, Khaerul Umam. 2012).

Seorang guru butuh komunikasi yang tepat untuk


membuat siswa merasa gampang menyerap materi
pelajaran yang disampaikan. Seorang eksekutif di sebuah
perusahaan butuh komunikasi yang sistematis untuk
mempelancar pencapaian tujuan perusahaan.singkat kata,
dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya dalam proses
pembelajaran, baik di sekolah maupun di perguruan tinggi,
komunikasi selalu jadi kunci utama.( Zubaendi: 2013:53).
Berkaitan dengan ini, ada beberapa strategi yang dapat
dikembangkan dalam upaya untuk menciptakan atau
membangun komunikasi efektif dalam proses
pembelajaran, berikut ini:17
1. Ketahui tujuan. Tujuan kita berkomunikasi akan sangat
menentukan cara kita menyampaikan informasi.
kejelasan tujuan dalam berkomunikasi harus diketahui
sebelum kita berkomunikasi.
2. Ketahui mitra bicara. Kita harus sadar dengan siapa kita
akan bicara. salah satu caranya adalah berbicara sesuai
tingkat usia. Meng komunikasikan materi pelajaran

17 Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar,


(Bandung: PT Refika Aditia, 2014), h. 39-41

23
dengan siswa TK tentu beda dengan ketika kita
menghadapi siswa SMU.
3. Respek. Komunikasi harus diawali dengan rasa saling
menghargai. Adanya penghargaan biasanya akan
menimbulkan kesan serupa dari si penerima pesan.
Guru akan sukses berkomunikasi dengan siswa bila ia
melakukannya dengan penuh respek. Bila ini dilakukan
maka siswa pun akan melakukan hal yang sama ketika
berkomunikasi dengan guru.
4. Empati, Empati adalah kemampuan untuk menempatan
diri kita pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang
lain. syarat utama dari sikap empati adalah kemampuan
untuk mendengar dan mengerti orang lain, sebelum
didengar dan dimengerti orang lain. Guru yang baik
tidak akanmenuntut siswanya untuk mengerti
keinginannya, tetapi ia akan berusaha memahami
siswanya terlebih dulu. ia akan membuka dialog dengan
mereka, mendengar keluhan dan harapannya.
5. Audibel. Audibel berarti dapat didengarkan atau bisa
dimengerti dengan baik. Sebuah pesan harus dapat
disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima
oleh si penerima pesan. Raut muka yang cerah, bahasa
tubuh yang baik, kata-kata yang sopan, atau cara
menunjukkan, termasuk ke dalam komunikasi yang
audibel.
6. jelas maknanya. pesan yang disampaikan harus jelas
maknanya dan tidak menimbulkan banyak pemahaman,
selain harus terbuka dan transparan. krtika
berkomunikasi dengan siswa, guru harus berusaha agar

24
pesan yang disampaikan bisa jelas maknanya.
Upayakan untuk menghindari kata-kata yang memiliki
arti ganda atau multi penafsiran.
7. Rendah Hati. Sikap rendah hati memberi kemungkinan
pada terciptanya kehidupan yang penuh energi.
Kesombongan, merasa paling hebat, dan merasa paling
unggul hanya akan membuat manusia kalah dalam
segala hal.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menciptakan suatu komunikasi yang efektif.
1. Pelajari kultur. Kultur atau budaya, habit atau
kebiasaan orang atau masyarakat juga perlu
diperhatikan dalam berkomunikasi. Orang jawa
atau sunda pada umumnya dikenal dengan
kelembutan dalam bertutur kata. Kegemulaian
bertutur ini akan sangat baik apabila diimbangi
dengan cara sempurna. Akan tetapi, tentu tidak
berarti mutlak.
2. Pahami bahasa. bahasa menunjukan bangsa,
artinya bahasa dapat menjadi ciri atau identitas
suatu bangsa. Berbicar identitas berate berbicara
harga diri atau kebanggan. Dengan memahami
bahasa orang lain berarti kita berusaha
menghargai orang lain. Akan tetapi, memahami
bahasa dalam hal ini tidak berarti harus
memahami semua bahasa yang dipakai oleh mitra
bicara kita. Hal yang lebih penting adalah
memahami gaya orang lain berbahasa (bukan
gaya bahasa).
H. Tiga Pola Komunikasi

25
Guru sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan,
di samping memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan
konseptual, juga harus mengetahui dan melaksanakan hal-hal
18
yang bersifat teknis.

Hal-hal yang bersifat teknis ini, terutama kegiatan


mengelola dan melaksanakan interaksi belajar mengajar.
19
Dalam proses pendidikan sering kita jumpai kegagalan-
kegagalan, hal ini biasanya dikarenakan lemahnya sistem
komunikasi. Untuk itu, pendidikan perlu mengembangkan
pola komunikasi efektif dalam proses belajar mengajar.
Komunikasi pendidikan yang penulis maksudkan di sini adalah
hubungan atau interaksi antara pendidik dan peserta didik
pada saat proses belajar mengajar berlangsung, atau dengan
istilah lain yaitu hubungan aktif antara pendidik dan peserta
didik.

Ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk


mengembangkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa
yaitu :

1. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi sebagai satu arah


Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi
aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif dan siswa
pasif. Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah,

18 Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar,


(Bandung: PT Refika Aditia, 2014), h. 39-41

19 M, Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran,(Holistica Lombok,


2015).h. 59-64

26
atau komunikasai sebagai aksi.Komunikasi jenis ini kurang
banyak menghidupkan kegiatan siswa belajar.

Komunikasi 1 arah
2. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah
Pada komunikasi ini guru dan siswa dapat berperan
sama yaitu pemberi aksi dan penerima aksi. Di sini, sudah
terlihat hubungan dua arah, tetapi terbatas antara guru dan
pelajar secara individual.Antara pelajar dan pelajar tidak
ada hubungan. Pelajar tidak dapat berdiskusi dengan teman
atau bertanya sesama temannya. Keduanya dapat saling
memberi dan menerima. Komunikasi ini lebih baik dari pada
yang pertama, sebab kegiatan guru dan kegiatan siswa
relatif sama.

Komunikasi 2 arah
3. Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi

27
Komunikasi ini tidak hanya melibatkan interaksi dinamis
antara guru dengan siswa tetapi juga melibatkan interaksi
yang dinamis antara siswa yang satu dengan siswa yang
lainnya. Proses belajar mengajar dengan pola komunikasi
ini mengarah kepada proses pengajaran yang
mengembangkan kegiatan siswa yang optimal, sehingga
menumbuhkan siswa belajar aktif. Diskusi dan simulasi
mereupakan strategi yang dapat mengembangkan
komunikasi ini (Nana Sudjana, 1989).

Komunikasi banyak arah


I. Proses Komunikasi
Sebelum masuk dalam proses komunikasi dengan
komunikasikan, didalam pikiran komunikator terjadi semacam
rangsangan atau stimulus. 20
Rangsangan itu dapat terjadi karena faktor diluar dirinya
(menyampaikan pesan karena ada peristiwa diluar dirinya),
atau karena adanya faktor dari dalam dirinya (menyampaikan

20 Kadar Nurjaman, Khaerul umam, Komunikasi public Reletion,


(Bandung: CV Pustaka setia, 2012

28
pesan dari dirinya sendiri), yaitu hasil olahan pikirannya
sendiri yang ada di benaknya. 21
Komunikator, sebelumnya mengirimkan pesannya, terlebih
dahulu mengemasnya dalam bentuk yang dianggap sesuai
dan dapat diterima serta dimengerti oleh
komunikan.Pengemasan pesan ini disebut sebagai
encoding.Encoding secara harfiah berati memasukan kedalam
kode. Dengan encoding itu komunikator memasukan atau
mengungkapkan perasaannya kedalam kode atau lambang
dalam bentuk kata-kata nonkata, misalnya raut wajah, atau
gerak-gerik tubuh.Setelah pesan sampai kepada komunikan,
apabila ada feedback, kominikan akan bertindak sebagai
komunikator,yaitu mamasukan code yang di sebut sebagai
decording untuk di sampaikan kembali kepada aomunikator.
Proses komunikasi mempunyai dua model, yaitu medel
linear dan model sirkuler.
1 Model linear
Model linear hanya terdiri atas dua garis lurus, yaitu
proses komunikasi yang berawal dari komunikator dan
berakhir pada komunikan.contoh: formula lasuell. formula
ini dikenal dengan rumusan cara untuk menggambarkan
dengan tepat sebuah tindak komunikasi, yaitu dengan
menjawab pertannyaan berikut:
a who (siapa)
b says what ( mengatakan apa)
c in which channel (dengan saluran yang mana )
d to whom ( kepada siapa)
e whit what effect ( dengan efek seperti apa)
2 Model silkuler

21 Ahmad sihabudin, komunikasi antar budaya,(jakarta: Perpustakaan daerah,


2005),

29
Model silkuler ditandai dengan adanya unsur feedback.
dengan demikian, proses komunikasi tidak berawan dari
satu titik dan berakhir pada titik yang lain. jadi proses
komunikasi sirkuler itu itu berbalik satu lingkaran penuh.
Komunikasi yang efektif mempunyai ciri-ciri, yaitu dua
arah atau (two ways). model seperti ini menunjukkan
adannya arus dari satu orang lain atau dari kelompok
kepada kelompok lainnya, melalui umpan balik atau
feedback, kembali kepada orang semula, membuat loop
atau balikan atau putaran penutup.
Bentuk-bentuk komunikasi -komunikasi mempunyai
berbagai macam bentuk yang semuanya bergantung pada
segi kita memandangnya, yaitu sebagai berikut.
1 Dari segi penyampaian pesannya, komunikasi dapat
dilakukan secara lisan dan secara tertulis atau secara
elektronik melalui radio, Tv, televon, internet, dan
sebagainnya.
2 Dari segi kemasan pesan, komunikasi dapat dilakukan
secara verbal ( dengan berbicara) atau dengan
nonverbal ( dengan bahasa isyarat).
3 dari segi kemasan keresmian pelaku komunikasi,
saluran komunikasi yang digunakan, dan bentuk
kemasan pesan, komuniksi dapat dikatagorikan
sebagai bentuk komunikasi formal dan nonformal.
4 dari segi pasangan komunikasi, komunikasi dapat
dilihat sebagai:
a komunikasi intrapersonal yaitu proses komunikasi
dalam diri komunikator.
b komunikasi interpersonal yaitu interaksi tatap muka
antara dua orang atau lebih.

30
G. Faktor-Faktor Memengaruhi Kelancaran dan
Hambatan Berkomunikasi
Kelancaran berkomunikasi dengan lisan dipengaruhi
oleh berbagai faktor berikut.22
a. Fakto pengetahuan
Semakin luas pengetahuan yang dimiliki
seseorang, semakin banyak perbendaharaan kata
yang dapat memberikan dorongan bagi seseorang
untuk berbicara lancar.
b. Faktor pengelaman
Semakin banyak pengelaman yang dimiliki
seseorang, menyebabkan seseorang terbiasa
menghadapi sesuatu. Orang yang sering
menghadapi massa. Sering berbicara dimuka umum
akan lancar berbicara dalam keadaan apapun dan
dengan siapa pun.
c. Faktor inteligensi
Orang yang intelegensinya rendah, biasanya
kurang lancar dalam berbicara karena kurang
memiliki kekayaan perbendaharaan kata dan bahasa
22 Hafied Cangara, perencana dan strategi komunikasi, (PT Raja
Grafindopersada: jakarta, 2013), h. 39-40

31
yang baik. Cara berbicaranya terputus-putus bahkan
antara kita yang satu dan lainnya tidak memiliki
relevansi.
d. Faktor biologis
Kelumpuhan organ berbicara dapat menimbulkan
kelainan-kelainan, seperti :
Sulit mengatakan kata desis (lisping) karena ada
kelainan pada rahang, bibir, gigi.
Berbicara tidak jelas (sluring), yang disebabkan
oleh bibir (sumbing), rahang, lidah tidak aktif.
Berbicara ragu-ragu, gagap yang disebabkan
tidak biasa berbicara dengan orang banyak, sifat
pemalu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitasi


komunikasi massa pada umumnya, yakni memungkinkan
berbagai hambatan yang dapat timbul. Oleh karena itu perlu
diketahui hambatan-hambatan tersebut:

1) Kebisingan
2) Keadaan psikologis komunikan
3) Kekurangan ketrampilan komunikator atau komunikan
4) kesalahan penilaian oleh komunikator
5) kurangnya pengetahuan komunikator/komunikan
6) Bahasa
7) isi pesan berlebihan
8) Bersifat Satu Arah
9) Faktor Teknis
10) Kepentingan/interest
11) Pransangka
12) Cara penyajian terlalu Verbalistik dan sebagainya
Disamping itu faktor penghambat yang tidak kalah
pentingnya adalah tingkat buta huruf yang tinggi, keadaan
geografis, kondisi sosial buday, tingkat pendidikan dan

32
kemampuan ekonomi penduduk. (Onong Uchjana Effendy:
2006:45).

H. Komunikasi Antar Pribadi Dalam Kegiatan Belajar


Mengajar
Secara umum komunikasi antarpribadi dapat
didefinisikan sebagai komunikasi yang berlangsung secara
informal antara dua orang individu. Komunikasi jenis ini dapat
dikatakan berlangsung dari hati ke hati karena antara kedua
individu yang berkomunikasi tersebut terdapat hubyngan
saling mempercayai. 23
Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar
pribadi merupakan pristiwa yang seharusnya muncul setiap
saat. Komunikasi jenis ini dapat terjadi antara guru/dosen
dengan siswa/mahasiswa, atau antar siswa/mahasiswa
dengan siswa/mahasiswa. Keefektifan komunikasi tersebut,
seperti sudah disiratkan di atas sebenarnya sangat
tergantung dari kedua belah pihak yang berkomunikasi. Akan
tetapi, karena guru/dosen yang memegang kendali kelas,
maka tanggung jawab terjadinya antar pribadi yang sehat dan
efektif terletak pada tangan guru/dosen.( Etin Solihatin:
2012:35)

23 Etin Solihatin. Strategi Pembelajaran PPKN, Jakarta: Bumi Aksra, 2012.


Halaman 35-46

33
I. Komponen Keterampilan Berkomunikasi Antar Pribadi
Sokolove dan Sadker (1977), merinci keterampilan
berkomunikasi antar pribadi menjadi 4 kelompok. 24
1. Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan siswa
Kemampuan ini berkaitan dengan penciptaan iklim
yang positif dalam kegiatan belajar, yang memungkinkan
siswa mau mengungkapkan perasaan atau masalah yang
dihadapinya tanpa merasa dipaksa atau dipojokkan. Dalam
usaha menumbuhkan iklim ini, guru perlu bersikap:
a. Memberi dorongan, bukan bermunsuhan
b. Bertanya, bukan menghakimi
c. Fleksibel (luwes), bukan terstruktur.
2. Kemampuan menjelaskan perasaan yang
diungkapkan siswa
Guru perlu menguasai dua jenis keterampilan yaitu
merefleksikan dan mengajukan pertanyaan inventor.
Tindakan merefleksikan dapat disamakan dengan guru
menaruh cermin di hadapan siswa dapat melihat kembali
apa yang dilakukannya, atau diucapkannya. (Ahmad
sihabud:2005:34).
Agar dapat merefleksikan ungkapan perasaan siswa
secara efektif, guru perlu mengingat hal-hal berikut:
a. Hindari prasangka terhadap terhadap pembicara atau
topic yang dibicarakan.
b. Perhatikan dengan cermat semua pesan
verbal/nonverbal dari pembicara.
c. Lihat, dengarkan, dan rekam dalam hati kata-
kata/prilaku khas yang diperlihatkan oleh pembicara.
d. Bedakan/simpulkan kata-kata/pesan yang bersifat
emosional.

24

34
e. Beri tanggapan pada siswa dengan cara
memperasekan kata-kata yang diucapkan,
menggambarkan prilaku khusus yang dipelihatkan, dan
tanggapan mengenai kedua hal tersebut.
f. Jaga nada suara, jangan sampai berteriak, menghakimi
atau seperti memusuhi.
g. Minta klarifikasi apakah yang dikatakan pada nomor 5
itu bener demikian.
Dalam kaitan ini pertanyaan inventory dapat
didefinisikan sebagai pertanyaan yang menyebabkan
orang melacak pikiran, prasaan, dan perbuatannya sendiri,
serta menilai keefektifan dari perbuatan tersebut.
Pertanyaan inventory dapat digolongkan menjadi 3 jenis
yaitu:
1. Pertanyaan yang menuntut siswa untuk
mengungkapkan perasaan dan pikirannya.
2. Pertanyaan yang mengiringi siswa/mahasiswa untuk
mengidentifikasi pola-pola perasaan, pikiran, dan
perbuatannya
3. Pertanyaan yang mengiringi siswa untuk
mengidentifikasi konsekuensi/akibat atau perasaan,
pikiran, dan perbuatannya.
3. Mendorong siswa untuk memilih prilaku alternatif
Kemampuan ini meliputi hal-hal berikut:
a. Kemampuan mencari/mengembangkan berbagai
perilaku alternatif yang sesuai.
b. Kemampuan melatih perilaku alternative serta
merasakan apa yang dihayati siswa dengan perilaku
tersebut.
c. Menerima balikan dari orang lain tentang keefektifan
setiap perilaku alternative.

35
d. Meramalkan konsekuensi jangka pendek dan jangka
panjang dari setiap prilaku alternative.
e. Memilih prilaku alternative yang tanpaknya paling
sesuai dengan kebutuhan pribadi siswa.
4. Komunikasi dosen dan mahasiswa
Salah satu tugas dosen yang utama dalam mengajar
adalah menciptakan iklim belajar yang kondusif. Untuk
menciptakan iklim yang kondusif tersebut, W.R Houston,
dkk. (1990), menyarankan pentingnya pengkomunikasian
harapan (expectation), dari dosen kepada mahasiswa.
Untuk memenuhi harapan tersebut, hal-hal berikut perlu
diperhatikan oleh dosen.( Zubaendi. 2013:34)
a. Tujuan
b. Rasa hormat (respek)
c. Keteratuaran
d. Berlaku adil
e. Rasa aman
f. Penuh perhatian
J. Fungsi dan Kegunaan Komunikasi
Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu. komunikasi sebagai ilmu
pengetahuan memiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. secara klasik
fungsi komunikasi ditujukan untuk: 25
1 Memberi informasi
2 Menghibur

25 Hafied Cangara, perencana dan strategi komunikasi, (PT Raja


Grafindopersada: jakarta, 2013), h. 39-40Deddy Mulyana, ilmu
komunikasi, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 237-307

36
3 Mendidik, dan
4 Membentuk opini Publik.

David K, Berlo mahaguru komunikasi dari Michigan State


University menyebut secara ringkas bahwa komunikasi
sebagai instrumen interaksi sosial berguna untuk mengetahui
keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan
dengan masyarakat (Byrnes, 1965). jadi, komunikasi jelas
tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Komunikasi diperlukan untuk mengatur tata krama


pergaulan antar manusia, Apakah itu seorang penguasaha,
dokter, guru, karyawan atau politisi. melalui komunikasi yang
dilakukan dengan baik dan santun akan memberi pengaruh
langsung tehadap diri seseorang dalam bermasyarakat.
Pendek kata, keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam
mencapai sesuatu yang diinginkan, termasuk karier dan
rezeki seseorang banyak tergantung pada kemampuan
berkomunikasi.( Zubaedin:2013:32)

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian


pesan/informasi dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi
saling mempengaruhi diantaranya. Strategi komunikasi
adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi

37
mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima
sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai
tujuan komunikasi yang optimal.

Komunikasi efektif dapat diartikan sebagai penerimaan


pesan oleh komunikasi sesuai dengan yang dikirim oleh
komunikator.kemudian komunikan memberikan respon yang
positif sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan
seseorang dalam mengirimkan pesan atau informasi dengan
baik, kemampuan atau keterampilan menggunakan berbagai
media atau alat audio visual merupakan bagian penting
dalam melaksanakan komunikasi yang efektif.

Didalam Berkomunikasi yang Efektif seorang


komunikator harus benar-benar mengetahui tujuan yang akan
di sampaikan Serta Bisa Di Pahami Oleh Penerima Informasi.

DAFTAR PUSTAKA

Kadar Nurjaman, Khaerul umam, Komunikasi public Reletion,


(Bandung: CV Pustaka setia, 2012),
Cangara, Hafied, Perencanaan dan strategi komunikasi,
(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013),
Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar
Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditia, 2014),

38
Etin Solihatin. Strategi Pembelajaran PPKN, Jakarta: Bumi
Aksra, 2012.
M, Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran,(Holistica
Lombok, 2015).
Deddy Mulyana, ilmu komunikasi, ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005)
Ahmad sihabudin, komunikasi antar budaya,(jakarta:
Perpustakaan daerah, 2005),
Onong Uchjana Effendy, Ilmu komunikasi,( Bandung: PT
Remaja posdakarya, 2006).
Widjaya, komunikasi dan hubungan sosial,(Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008),
Zubaendi, 2013, Ilmu komunikasi, Jakarta: Kencana Prenda
Media Gruop,

39

Anda mungkin juga menyukai