HUBUNGAN INTERPERSONAL
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP KOMUNIKASI UMUM DALAM
MEMBINA HUBUNGAN INTERPERSONAL”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kounikasi Di samping itu,
penulis juga berharap makalah ini mampu memberikan kontribusi dalam menunjang
pengetahuan berbagai pihak khususnya para mahasiswa.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Amin Ya Rabbal Alamin.
ii
DAFTAR ISI
Halaman judul.............................................................................................................i
Kata pengantar............................................................................................................ii
Daftar isi.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
D. Manfaat.................................................................................................................2
A. Kesimpulan...........................................................................................................14
B. Saran.....................................................................................................................14
Daftar Pustaka............................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan seni penyampaian informasi (pesan, ide, sikap,
dan gagasan) dari komunikator penyampaian berita, untuk mengubah serta
membentuk prilaku komunikasi atau penerima berita (pola, sikap, pandangan,
dan pemahamannya), ke pola dan pemahaman yang dikehendaki bersama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi efektif ?
2. Apa tujuan komunikasi efektif?
3. Apa Fungsi komunikasi efektif ?
4. Apa saja Jenis – jenis komunikasi efektif ?
5. Tingkatan komunikasi efektif ?
6. Komponen komunikasi efektif ?
C. Tujuan
Beutujuan untuk memberi kemudahan dala memahami pesan yang
disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga Bahasa lebih jelas, lengkap,
pengiriman dan umpan balik seimbang, dan melatih menggunakan Bahasa non
verbal secara baik.
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.Pemberian Informasi: Komunikasi efektif digunakan untuk menyampaikan
fakta, data, dan informasi yang relevan. Dalam bisnis, pendidikan, dan berbagai
situasi lainnya, informasi yang akurat dan tepat waktu sangat penting.
3.Pengaruh dan Persuasi: Komunikasi efektif dapat digunakan untuk
mempengaruhi dan meyakinkan orang lain. Ini adalah fungsi yang sering
digunakan dalam pemasaran, politik, dan penjualan, di mana tujuannya adalah
untuk memengaruhi perilaku atau pendapat orang lain.
4.Pemecahan Masalah: Dalam situasi yang melibatkan pemecahan masalah atau
pengambilan keputusan, komunikasi yang efektif memungkinkan berbagai pihak
untuk berbagi informasi, ide, dan sudut pandang mereka untuk mencapai solusi
yang terbaik.
5.Pembangunan Hubungan: Komunikasi yang efektif membantu membangun
hubungan yang kuat antara individu, kelompok, atau organisasi. Ini mencakup
komunikasi antarpribadi, komunikasi dalam keluarga, serta hubungan
profesional dalam bisnis.
6.Motivasi: Dalam lingkungan kerja, komunikasi yang efektif dapat digunakan
untuk memotivasi karyawan, menginspirasi mereka untuk mencapai tujuan, dan
memberikan umpan balik yang konstruktif.
7.Pendidikan: Di bidang pendidikan, komunikasi yang baik antara guru dan
siswa sangat penting untuk proses pembelajaran yang efektif. Guru harus
mampu menjelaskan konsep dengan jelas, dan siswa harus dapat mengajukan
pertanyaan dan memahami materi pelajaran.
8.Negosiasi: Dalam proses negosiasi, komunikasi efektif membantu pihak-pihak
yang terlibat untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Ini
melibatkan kemampuan mendengarkan, berbicara, dan bernegosiasi dengan
baik.
9.Hiburan: Komunikasi juga digunakan untuk hiburan, seperti dalam seni
pertunjukan, film, musik, dan sastra. Tujuan utamanya adalah untuk menghibur
dan menginspirasi penonton atau pembaca.
4
10.Menyampaikan Emosi dan Ekspresi Pribadi: Komunikasi juga digunakan
untuk menyampaikan emosi, perasaan, dan ekspresi pribadi. Ini bisa berupa
ungkapan kasih sayang, dukungan, atau penyesalan.
D. Jenis jenis komunikasi efektif
Jenis-Jenis Komunikasi Interpersonal
Meskipun definisi komunikasi interpersonal seseorang mungkin sedikit berbeda
dari orang lain, prinsip dasarnya kemungkinan akan tetap sama. Keterampilan
komunikasi interpersonal yang baik akan dinilai dari penguasaan empat konsep
dasar komunikasi interpersonal.
Ketika datang ke elemen dasar komunikasi interpersonal, berbagai jenis
komunikasi yang mungkin akan dikelompokkan di bawah empat kategori dasar:
komunikasi verbal, mendengarkan, tertulis dan nonverbal.
Mari kita lihat konsep komunikasi interpersonal ini secara lebih rinci.
1. Lisan
Setiap kali Anda berbicara atau bahkan membuat suara yang dapat didengar
(seperti “hmm” dari “Ahh!” misalnya), Anda sedang menciptakan komunikasi
verbal.
Di luar isi dari apa yang Anda katakan dan konteks di mana itu dikatakan,
komunikasi verbal juga mencakup faktor pendengaran tambahan seperti
intonasi.
Ini mengacu pada bagaimana suara Anda naik dan turun dalam nada saat Anda
berbicara dan dapat menaungi bagaimana kata-kata itu dimaksudkan untuk
ditafsirkan.
Misalnya, frasa "Semoga harimu menyenangkan" dapat memiliki sejumlah arti
berbeda ketika Anda membayangkannya diucapkan dengan ramah, sarkastis,
atau bahkan tidak menyenangkan.
2. Mendengarkan
Kemungkinannya adalah bahwa pada suatu saat dalam hidup Anda, Anda telah
dituduh "mendengar tetapi tidak mendengarkan" apa yang dikatakan seseorang
kepada Anda.
5
Perbedaan antara kedua konsep itu mungkin tampak bernuansa pada awalnya
sampai pesannya menjadi jelas: mendengar tidak disengaja dan tanpa usaha
sedangkan mendengarkan terfokus dan disengaja.
Mendengar adalah respon otomatis yang merupakan hasil dari bekerjanya
telinga. Mendengarkan membutuhkan lebih banyak usaha. Ini memiliki tujuan
dan membutuhkan konsentrasi untuk memahami apa yang disampaikan
pembicara.
3. Komunikasi Tertulis
Saat Anda menyampaikan pesan melalui simbol tertulis, Anda sedang
mempraktikkan komunikasi tertulis. Dari email dan pesan teks hingga
memorandum dan laporan yang lebih formal, komunikasi tertulis adalah
landasan sebagian besar berbagi informasi dalam bisnis.
Ketika informasi yang kompleks atau panjang perlu dibagikan, biasanya
disampaikan melalui komunikasi tertulis.
Untuk itu, komunikasi tertulis sering dianggap lebih sah secara hukum daripada
kata-kata lisan. Itu sebabnya sering berfungsi sebagai mode komunikasi "resmi".
Komunikasi tertulis juga dapat mencakup emoji, yang dapat membantu
menyampaikan lebih banyak informasi dan konteks emosional yang sulit
disimpulkan dari kata-kata itu sendiri.
4. Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi non-verbal selalu menyertai komunikasi verbal. Menyampaikan
makna tanpa menggunakan kata-kata, baik tertulis atau lisan, adalah inti dari
komunikasi nonverbal.
Hal ini dapat dicapai melalui segala hal mulai dari ekspresi wajah, hingga
gerakan tertentu (“tangan jazz,” siapa saja?) hingga bahasa tubuh dan postur
tertentu.
Untuk memahami seberapa banyak yang dapat dikomunikasikan melalui
komunikasi nonverbal, pertimbangkan bahwa pantomim mampu menceritakan
keseluruhan cerita tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
6
Selain itu, komunikasi nonverbal sering melengkapi komunikasi lisan. Gerakan seperti
'kutipan udara' atau mengangkat bahu menambahkan arti tambahan jika tidak
sepenuhnya berbeda dengan apa yang dikatakan.
Terdapat beberapa level atau tingkatan dalam komunikasi. Setiap tingkatan ini meliputi
ruang lingkup permasalahan, kenyataan dan teorinya masing-masing. Level atau
tingkatan dalam komunikasi tersebut di antaranya yaitu:
Komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih di mana masing-masing dari
mereka dapat menjadi sumber maupun penerima pesan.
Merujuk pada aktivitas pertukaran pesan yang dilakukan di dalam sebuah atau antar dua
hingga lebih kelompok kecil. Contoh kelompok kecil ini seperti keluarga, kelompok
belajar, dan lain sebagainya.
Komunikasi pada level institusi atau lembaga seperti contohnya perusahaan, rumah
sakit, sekolah, universitas, dan lain sebagainya.
Merujuk pada komunikasi yang dilakukan oleh organisasi media kepada khalayak
secara luas atau masif.
7
F. Komponen komunikasi efektif
Dalam proses komunikasi komponen komunikator ini memiliki peranan penting untuk
menunjang terjadinya proses komunikasi. Apabila pengirim pesan atau komunikator ini
tidak ada, maka tidak akan terjadi proses komunikasi tersebut.
Ada beberapa faktor dalam komunikator yang dapat menentukan efektivitas proses
komunikasi, yaitu sikap komunikator serta pemilihan berbagai macam simbol yang
memiliki makna.
Sikap komunikator artinya, bahwa komunikator tersebut harus memiliki sikap yang
sifatnya adalah positif. Sementara itu, pemilihan berbagai macam simbol yang
bermakna dapat diartikan sebagai pemilihan simbol yang bergantung pada siapa pun
yang menjadi khalayak sasaran serta bagaimana cara situasi lingkungan komunikasi
tersebut.
Dari dua faktor yang harus ada dalam diri komunikator, maka ada beberapa hal yang
harus dipertimbangkan dalam menjalankan proses komunikasi, yaitu sebagai berikut.
Individu yang terlibat dalam komunikasi perlu mengenali siapa yang menjadi
komunikator atau penerima pesan serta khalayak sasaran.
Pesan yang akan dikirimkan oleh komunikator harus jelas dan tidak ambigu.
Individu yang terlibat dalam proses komunikasi, perlu memahami alasan komunikator
mengirimkan pesan kepada penerima pesan atau khalayak sasaran.
8
2. Komunikasi berjalan tatap muka. Komponen pesan dalam proses komunikasi adalah
alasan komunikas tersebut berlangsung. Apabila pesan yang disampaikan oleh
komunikator tidak dikemas dengan baik, maka artinya komunikator belum siap untuk
memulai proses komunikasi pada penerima pesan
3. Encoding
melakukan decode, apabila tidak maka pesan tidak akan dapat dikirimkan dengan baik.
Agar penerima pesan mampu melakukan encode pada pesan dari komunikator, maka
komunikator perlu memikirkan apa yang dibutuhkan oleh penerima pesan atau
khalayak.
Komponen dalam komunikasi selanjutnya adalah media atau saluran komunikasi. Media
dimanfaatkan oleh komunikator agar membantu proses pengiriman pesan kepada
khalayak atau penerima pesan.
Jenis pesan yang dimiliki, dapat membantu komunikator untuk dapat menentukan media
maupun saluran komunikasi apa yang tepat untuk digunakan. Termasuk dalam
pemilihan kata-kata baik yang diucapkan, ditulis, dicetak, simbol non verbal, media
elektronik dan lain sebagainya.
9
Dalam komunikasi modern, komponen media yang dimaksud sebagian besar tertuju
pada media komunikasi massa, contohnya seperti televisi, radio maupun internet.
Pemilihan media atau saluran komunikasi tersebut haruslah tepat, agar komunikator
mampu menentukan apakah proses penyampaian pesan dapat berjalan sukses atau tidak.
5. Decoding
Jika orang yang melakukan encode disebut encoder, maka orang yang melakukan
decode disebut sebagai decoder.
Proses komunikasi tidak akan berjalan dengan baik dan sukses, apabila tidak ada
penerima pesan dalam prosesnya. Sama halnya dengan komponen komunikator, maka
proses komunikasi tidak akan berjalan, apabila tidak ada penerima pesan.
Penerima pesan memiliki peran yaitu untuk menerima sebuah pesan, menafsirkan
sebuah pesan serta memberikan makna pada pesan yang ia terima dari komunikator.
Proses komunikasi, hanya akan berhasil apabila penerima pesan atau komunikate
10
menerima pesan sesuai dengan yang apa yang disampaikan atau dimaksudkan oleh
komunikator.
Dalam beberapa kasus ketika proses komunikasi terjadi, umpan balik memiliki peran
yang tidak ternilai untuk membantu komunikator memperbaiki keterampilan
komunikasinya. Kasus-kasus tersebut dapat terjadi pada komunikator profesional,
contohnya seperti dalam bidang periklanan di mana komunikator adalah lembaga atau
perusahaan yang ingin memberikan pesan melalui iklan kepada khalayak umum.
Dalam hal tersebut, umpan balik dari penerima pesan yaitu khalayak umum menjadi
sangat penting. Sebab, perusahaan yang mengiklankan produknya dapat mengetahui,
11
apakah pesan yang diberikan dapat sampai dengan sukses dan memberikan umpan balik
yang baik bagi perusahaan tersebut.
8. Konteks Komunikasi
Konteks yang hadir dapat berupa lingkungan, latar belakang sosial budaya, waktu,
hingga elemen dan latar belakang dari komunikator maupun komunikate. Contohnya
adalah ketika komunikasi yang dilakukan oleh rekan kerja akan memiliki konteks
komunikasi yang berbeda, apabila dibandingkan dengan proses komunikasi yang terjadi
dengan atasan. Konteks dari komunikasi dapat membantu komunikator menentukan
gaya bahasa serta cara yang tepat untuk melakukan proses komunikasi tersebut.
Gangguan dalam proses komunikasi bisa berupa gangguang fisik, seperti perilaku dari
penerima pesan atau komunikator yang tidak biasa atau suara keras hingga mengganggu
proses komunikasi.
Selain gangguan fisik, gangguan komunikasi pun dapat berupa gangguan psikologis,
gangguan semantik, gangguan mental yang dialami oleh komunikator maupun
komunikate. Selain beberapa gangguang yang disebutkan, gangguan komunikasi dapat
berupa segala sesuatu yang mengganggu proses penafsiran, penyediaan umpan balik
hingga proses penerimaan pesan.
12
Efek atau Konsekuensi KomunikasiEfek atau konsekuensi komunikasi ialah pengaruh
atau dampak yang dapat ditimbulkan dalam proses komunikasi tersebut. Efek dapat
berupa sikap maupun tingkah laku dari penerima pesan.
Efek dapat menjadi tolok ukur apakah komunikasi berjalan dengan sukses atau tidak.
Komunikasi dapat dinilai sukses, apabila penerima pesan memberikan efek atau sikap
serta tingkah laku yang diharapkan oleh komunikator. Apabila komunikate tidak
memberikan efek yang yang diharapkan oleh komunikator, maka bisa dikatakan bahwa
proses komunikasi tidak berjalan dengan baik.
Menurut ahli, yaitu Soeganda Priyatna efek yang mampu ditimbulkan dalam proses
komunikasi dapat dilihat melalui pendapat publik, pendapat pribadi, maupun pendapat
mayoritas. Berikut penjelasan mengenai efek dari proses komunikasi.
13
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kesimpulan dari komunikasi efektif adalah bahwa komunikasi yang berhasil
membutuhkan pemahaman yang baik antara pengirim dan penerima pesan. Ini
melibatkan penggunaan bahasa yang jelas, pendengaran aktif, empati, dan pertukaran
informasi yang efisien untuk mencapai tujuan komunikasi yang diinginkan. Komunikasi
efektif juga menghindari misinterpretasi dan kesalahpahaman, sehingga memungkinkan
kolaborasi yang lebih baik dan resolusi konflik yang lebih efisien.
B. Saran
Kami berharap kritik dan saran membangun dari para pembaca untuk kemajuan
makalah ini, karena kami masih terbatas dalam hal pembuatan makalah. Kami
menyarankan dan berharap agar makalah ini bermanfaat dan dapat digunakan sebaik-
baiknya.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/komponen-penting-komunikasi/
https://dosensosiologi.com/komunikasi-interpersonal/
http://eprints.umm.ac.id/37034/3/jiptummpp-gdl-bakhtiar20-51204-3-babii.pdf
https://id.scribd.com/document/498785022/MAKALAH-KOMUNIKASI-EFEKTIF
15