Anda di halaman 1dari 18

KONSEP KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM MEMBINA

HUBUNGAN INTERPERSONAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Dasar


Keperawatan

Dosen Pengajar : Ns. Rita Rahayu. M.Kep Sp. Kep.J

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Syekah khoirunnisa :C1AA23198

Refi reihan muttaqien : C1AA23158

Alya nidha fitri : C1AA23014

Zahra tiara :C1AA23218

Zahra aulia rahayu :C1AA23217

Nicolas p.d :C1AA23129

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES SUKABUMI


JURUSAN KEPERAWATANPROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN STIKESMI 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP KOMUNIKASI UMUM DALAM
MEMBINA HUBUNGAN INTERPERSONAL”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kounikasi Di samping itu,
penulis juga berharap makalah ini mampu memberikan kontribusi dalam menunjang
pengetahuan berbagai pihak khususnya para mahasiswa.

Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada


berbagai pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Amin Ya Rabbal Alamin.

Sukabumi, 21 September 2023

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul.............................................................................................................i

Kata pengantar............................................................................................................ii

Daftar isi.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
D. Manfaat.................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN Teori……..................................................................................3

A. Pengerian komunikasi efektif..............................................................................3

B. Tujuan komunikasi Efektif...................................................................................3

C. Fungsi komunikasi Efektif...................................................................................4

D. Jenis jenis kounikasi efektif ................................................................................5

E. Tingkatan komunikasi Efektif.............................................................................7

F. Komponen komunikasi efektif............................................................................8

BAB III PENUTUP...................................................................................................14

A. Kesimpulan...........................................................................................................14
B. Saran.....................................................................................................................14
Daftar Pustaka............................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan seni penyampaian informasi (pesan, ide, sikap,
dan gagasan) dari komunikator penyampaian berita, untuk mengubah serta
membentuk prilaku komunikasi atau penerima berita (pola, sikap, pandangan,
dan pemahamannya), ke pola dan pemahaman yang dikehendaki bersama.

Menurut Taylor (1993) mengemukakan komunikasi adalah proses


pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna
atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi penambahan pengertian antara
pemberi informasi dengan penerima informasi sehingga mendapatkan
pengetahuan.

Komunikasi harus dilakukan secara efektif agar komunikasi itu dapat


mudah di mengerti oleh komunikan, komunikasi yang efektif dapat dilakukan
apabila seseorang yang berkomunikasi memahami tentang pengertian dari
komunikasi efektif, proses kounikasi efektif dan unsur-unsur komunikasi efektif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi efektif ?
2. Apa tujuan komunikasi efektif?
3. Apa Fungsi komunikasi efektif ?
4. Apa saja Jenis – jenis komunikasi efektif ?
5. Tingkatan komunikasi efektif ?
6. Komponen komunikasi efektif ?
C. Tujuan
Beutujuan untuk memberi kemudahan dala memahami pesan yang
disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga Bahasa lebih jelas, lengkap,
pengiriman dan umpan balik seimbang, dan melatih menggunakan Bahasa non
verbal secara baik.

D. Manfaat

1. memberi dan mengumpulkan informasi

2. mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain

3. membentuk kontak dan mempertahankan hubungan

4. memahami dunia dan pengalaman kita di dalamnya

5. mengekspresikan kebutuhan pribadi dan pahami kebutuhan lain

6. memberi dan menerima dukungan emosional

7. membuat keputusan dan menyelesaikan masalah

8. mengantisipasi dan memprediksi perilaku

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Efektif


Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap
pada orang yang terlibat dalam komunikasi. Tujuan komunukasi efektif adalah memberi
kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima pesan
sehingga bahasannya lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang, dan
melatih penggunaan Bahasa non verbal yang baik.

Bentuk dan karakteristik komunikasi meliputi komunikasi verbal efektif dan


komunikasi non verbal. Komunikasi verbal efektif mempunyai karakteristik jelas dan
ringkas, perbendaharaan kata mudah di mengerti, mempunyai arti denotative dan konotatif,
intonasi mampu memengaruhi isi pesan, kecepatan bicara yang memiliki tempo dan jeda
yang tepat, serta ada unsur humor.

B. Tujuan Komunikasi Efektif

Untuk memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara


pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan
balik seimbang, dan melatih menggunakan bahasa non verbal secara baik.

C. Fungsi Komunikasi Efektif


Dapat menyampaikan dan memperluas suatu ide dan pikiran yang dimiliki
seseorang kepada orang lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi dan
ilmu pengetahuan tersebut
Komunikasi efektif memiliki berbagai fungsi yang sangat penting dalam
berbagai konteks dan aspek kehidupan. Beberapa fungsi utama komunikasi
efektif antara lain:
1.Pemahaman: Fungsi utama komunikasi adalah untuk menyampaikan informasi
dan pesan dengan jelas sehingga penerima dapat memahami dengan benar apa
yang disampaikan. Komunikasi yang efektif membantu mencegah kebingungan
dan salah paham.

3
2.Pemberian Informasi: Komunikasi efektif digunakan untuk menyampaikan
fakta, data, dan informasi yang relevan. Dalam bisnis, pendidikan, dan berbagai
situasi lainnya, informasi yang akurat dan tepat waktu sangat penting.
3.Pengaruh dan Persuasi: Komunikasi efektif dapat digunakan untuk
mempengaruhi dan meyakinkan orang lain. Ini adalah fungsi yang sering
digunakan dalam pemasaran, politik, dan penjualan, di mana tujuannya adalah
untuk memengaruhi perilaku atau pendapat orang lain.
4.Pemecahan Masalah: Dalam situasi yang melibatkan pemecahan masalah atau
pengambilan keputusan, komunikasi yang efektif memungkinkan berbagai pihak
untuk berbagi informasi, ide, dan sudut pandang mereka untuk mencapai solusi
yang terbaik.
5.Pembangunan Hubungan: Komunikasi yang efektif membantu membangun
hubungan yang kuat antara individu, kelompok, atau organisasi. Ini mencakup
komunikasi antarpribadi, komunikasi dalam keluarga, serta hubungan
profesional dalam bisnis.
6.Motivasi: Dalam lingkungan kerja, komunikasi yang efektif dapat digunakan
untuk memotivasi karyawan, menginspirasi mereka untuk mencapai tujuan, dan
memberikan umpan balik yang konstruktif.
7.Pendidikan: Di bidang pendidikan, komunikasi yang baik antara guru dan
siswa sangat penting untuk proses pembelajaran yang efektif. Guru harus
mampu menjelaskan konsep dengan jelas, dan siswa harus dapat mengajukan
pertanyaan dan memahami materi pelajaran.
8.Negosiasi: Dalam proses negosiasi, komunikasi efektif membantu pihak-pihak
yang terlibat untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Ini
melibatkan kemampuan mendengarkan, berbicara, dan bernegosiasi dengan
baik.
9.Hiburan: Komunikasi juga digunakan untuk hiburan, seperti dalam seni
pertunjukan, film, musik, dan sastra. Tujuan utamanya adalah untuk menghibur
dan menginspirasi penonton atau pembaca.

4
10.Menyampaikan Emosi dan Ekspresi Pribadi: Komunikasi juga digunakan
untuk menyampaikan emosi, perasaan, dan ekspresi pribadi. Ini bisa berupa
ungkapan kasih sayang, dukungan, atau penyesalan.
D. Jenis jenis komunikasi efektif
Jenis-Jenis Komunikasi Interpersonal
Meskipun definisi komunikasi interpersonal seseorang mungkin sedikit berbeda
dari orang lain, prinsip dasarnya kemungkinan akan tetap sama. Keterampilan
komunikasi interpersonal yang baik akan dinilai dari penguasaan empat konsep
dasar komunikasi interpersonal.
Ketika datang ke elemen dasar komunikasi interpersonal, berbagai jenis
komunikasi yang mungkin akan dikelompokkan di bawah empat kategori dasar:
komunikasi verbal, mendengarkan, tertulis dan nonverbal.
Mari kita lihat konsep komunikasi interpersonal ini secara lebih rinci.
1. Lisan
Setiap kali Anda berbicara atau bahkan membuat suara yang dapat didengar
(seperti “hmm” dari “Ahh!” misalnya), Anda sedang menciptakan komunikasi
verbal.
Di luar isi dari apa yang Anda katakan dan konteks di mana itu dikatakan,
komunikasi verbal juga mencakup faktor pendengaran tambahan seperti
intonasi.
Ini mengacu pada bagaimana suara Anda naik dan turun dalam nada saat Anda
berbicara dan dapat menaungi bagaimana kata-kata itu dimaksudkan untuk
ditafsirkan.
Misalnya, frasa "Semoga harimu menyenangkan" dapat memiliki sejumlah arti
berbeda ketika Anda membayangkannya diucapkan dengan ramah, sarkastis,
atau bahkan tidak menyenangkan.
2. Mendengarkan
Kemungkinannya adalah bahwa pada suatu saat dalam hidup Anda, Anda telah
dituduh "mendengar tetapi tidak mendengarkan" apa yang dikatakan seseorang
kepada Anda.

5
Perbedaan antara kedua konsep itu mungkin tampak bernuansa pada awalnya
sampai pesannya menjadi jelas: mendengar tidak disengaja dan tanpa usaha
sedangkan mendengarkan terfokus dan disengaja.
Mendengar adalah respon otomatis yang merupakan hasil dari bekerjanya
telinga. Mendengarkan membutuhkan lebih banyak usaha. Ini memiliki tujuan
dan membutuhkan konsentrasi untuk memahami apa yang disampaikan
pembicara.
3. Komunikasi Tertulis
Saat Anda menyampaikan pesan melalui simbol tertulis, Anda sedang
mempraktikkan komunikasi tertulis. Dari email dan pesan teks hingga
memorandum dan laporan yang lebih formal, komunikasi tertulis adalah
landasan sebagian besar berbagi informasi dalam bisnis.
Ketika informasi yang kompleks atau panjang perlu dibagikan, biasanya
disampaikan melalui komunikasi tertulis.
Untuk itu, komunikasi tertulis sering dianggap lebih sah secara hukum daripada
kata-kata lisan. Itu sebabnya sering berfungsi sebagai mode komunikasi "resmi".
Komunikasi tertulis juga dapat mencakup emoji, yang dapat membantu
menyampaikan lebih banyak informasi dan konteks emosional yang sulit
disimpulkan dari kata-kata itu sendiri.
4. Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi non-verbal selalu menyertai komunikasi verbal. Menyampaikan
makna tanpa menggunakan kata-kata, baik tertulis atau lisan, adalah inti dari
komunikasi nonverbal.
Hal ini dapat dicapai melalui segala hal mulai dari ekspresi wajah, hingga
gerakan tertentu (“tangan jazz,” siapa saja?) hingga bahasa tubuh dan postur
tertentu.
Untuk memahami seberapa banyak yang dapat dikomunikasikan melalui
komunikasi nonverbal, pertimbangkan bahwa pantomim mampu menceritakan
keseluruhan cerita tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

6
Selain itu, komunikasi nonverbal sering melengkapi komunikasi lisan. Gerakan seperti
'kutipan udara' atau mengangkat bahu menambahkan arti tambahan jika tidak
sepenuhnya berbeda dengan apa yang dikatakan.

E. Tingkatan komunikasi efektif

Terdapat beberapa level atau tingkatan dalam komunikasi. Setiap tingkatan ini meliputi
ruang lingkup permasalahan, kenyataan dan teorinya masing-masing. Level atau
tingkatan dalam komunikasi tersebut di antaranya yaitu:

1. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication)

Biasa disebut juga sebagai self-communication meliputi komunikasi dalam diri.


Komunikasi pada level ini menyelami bagaimana manusia melakukan proses
pengolahan informasi yang meliputi sensasi, persepsi, memori dan berpikir.

2. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)

Komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih di mana masing-masing dari
mereka dapat menjadi sumber maupun penerima pesan.

3. Komunikasi kelompok (group communication)

Merujuk pada aktivitas pertukaran pesan yang dilakukan di dalam sebuah atau antar dua
hingga lebih kelompok kecil. Contoh kelompok kecil ini seperti keluarga, kelompok
belajar, dan lain sebagainya.

4. Komunikasi organisasi (organizational communication)

Komunikasi pada level institusi atau lembaga seperti contohnya perusahaan, rumah
sakit, sekolah, universitas, dan lain sebagainya.

5. Komunikasi massa (mass communication)

Merujuk pada komunikasi yang dilakukan oleh organisasi media kepada khalayak
secara luas atau masif.

7
F. Komponen komunikasi efektif

1. Komunikator atau pengirim pesan atau sumber (Communicator/ sender/ source)

Dalam proses komunikasi komponen komunikator ini memiliki peranan penting untuk
menunjang terjadinya proses komunikasi. Apabila pengirim pesan atau komunikator ini
tidak ada, maka tidak akan terjadi proses komunikasi tersebut.

Ada beberapa faktor dalam komunikator yang dapat menentukan efektivitas proses
komunikasi, yaitu sikap komunikator serta pemilihan berbagai macam simbol yang
memiliki makna.

Sikap komunikator artinya, bahwa komunikator tersebut harus memiliki sikap yang
sifatnya adalah positif. Sementara itu, pemilihan berbagai macam simbol yang
bermakna dapat diartikan sebagai pemilihan simbol yang bergantung pada siapa pun
yang menjadi khalayak sasaran serta bagaimana cara situasi lingkungan komunikasi
tersebut.

Dari dua faktor yang harus ada dalam diri komunikator, maka ada beberapa hal yang
harus dipertimbangkan dalam menjalankan proses komunikasi, yaitu sebagai berikut.

Individu yang terlibat dalam komunikasi perlu mengenali siapa yang menjadi
komunikator atau penerima pesan serta khalayak sasaran.

Pesan yang akan dikirimkan oleh komunikator harus jelas dan tidak ambigu.

Individu yang terlibat dalam proses komunikasi, perlu memahami alasan komunikator
mengirimkan pesan kepada penerima pesan atau khalayak sasaran.

Apa hasil yang diharapkan oleh komunikator sebagai pengirim pesan.

Apabila komunikator memenuhi faktor-faktor tersebut, maka proses komunikasi pun

akan rentan untuk menemui kegagalan.

8
2. Komunikasi berjalan tatap muka. Komponen pesan dalam proses komunikasi adalah
alasan komunikas tersebut berlangsung. Apabila pesan yang disampaikan oleh
komunikator tidak dikemas dengan baik, maka artinya komunikator belum siap untuk
memulai proses komunikasi pada penerima pesan

3. Encoding

Komponen komunikasi selanjutnya adalah encoding. Encoding merupakan proses untuk


mengambil pesan serta mengirimkan pesan dalam sebuah bentuk yang dapat dibagi-bagi
dengan pihak lainnya. Informasi yang disampaikan harus dipersiapkan dengan baik
serta mampu di encode

melakukan decode, apabila tidak maka pesan tidak akan dapat dikirimkan dengan baik.

Agar penerima pesan mampu melakukan encode pada pesan dari komunikator, maka
komunikator perlu memikirkan apa yang dibutuhkan oleh penerima pesan atau
khalayak.

Komunikator sebaiknya melakukan bahasa yang mudah dimengerti serta menggunakan


konteks yang dikenal secara baik oleh penerima pesan. Individu yang melakukan
encode, maka disebut sebagai encoder.

4. Channel atau Saluran Komunikasi atau Media

Komponen dalam komunikasi selanjutnya adalah media atau saluran komunikasi. Media
dimanfaatkan oleh komunikator agar membantu proses pengiriman pesan kepada
khalayak atau penerima pesan.

Jenis pesan yang dimiliki, dapat membantu komunikator untuk dapat menentukan media
maupun saluran komunikasi apa yang tepat untuk digunakan. Termasuk dalam
pemilihan kata-kata baik yang diucapkan, ditulis, dicetak, simbol non verbal, media
elektronik dan lain sebagainya.

9
Dalam komunikasi modern, komponen media yang dimaksud sebagian besar tertuju
pada media komunikasi massa, contohnya seperti televisi, radio maupun internet.
Pemilihan media atau saluran komunikasi tersebut haruslah tepat, agar komunikator
mampu menentukan apakah proses penyampaian pesan dapat berjalan sukses atau tidak.

5. Decoding

Setelah komponen encoding, ada pula komponen decoding dalam komunikasi.


Komponen decoding dapat terjadi ketika penerima pesan menerima pesan yang telah
dikirimkan oleh komunikator.

seperti kemampuan untuk membaca pesan secara menyeluruh, mendengarkan pesan


dengan aktif, hingga menanyakan maupun melakukan konfirmasi ketika dibutuhkan.

Apabila komunikator mengalami kesulitan maupun kelemahan dalam hal keterampilan


komunikasi, maka penerima pesan perlu mengirimkan ulang pesan dengan cara yang
berbeda.

juga dapat menyelesaikannya dengan membantu penerima pesan untuk memahami


pesan. Contohnya adalah dengan memberikan pesan tambahan yang sifat dari pesan
tambahasn tersebut ialah menjelaskan atau memberikan klarifiskasi.

Jika orang yang melakukan encode disebut encoder, maka orang yang melakukan
decode disebut sebagai decoder.

6. Penerima Pesan atau Komunikate (Receiver atau Communicatee)

Proses komunikasi tidak akan berjalan dengan baik dan sukses, apabila tidak ada
penerima pesan dalam prosesnya. Sama halnya dengan komponen komunikator, maka
proses komunikasi tidak akan berjalan, apabila tidak ada penerima pesan.

Penerima pesan memiliki peran yaitu untuk menerima sebuah pesan, menafsirkan
sebuah pesan serta memberikan makna pada pesan yang ia terima dari komunikator.
Proses komunikasi, hanya akan berhasil apabila penerima pesan atau komunikate

10
menerima pesan sesuai dengan yang apa yang disampaikan atau dimaksudkan oleh
komunikator.

Apabila dalam prosesnya, komunikate gagal memahami makna pesan komunikator,


maka proses komunikasi tersebut tidak berjalan dengan sukses. Sehingga dibutuhkan
solusi tambahan untuk memperbaiki proses komunikasi, contohnya komunikator harus
memberikan klarifikasi atau pesan tambahan.

7. Umpan Balik, Tanggapan (Feedback)

Umpan Balik, Tanggapan (Feedback)Dalam komunikasi, apapun media atau saluran


yang digunakan maka komunikator tetap mendapatkan umpan balik atau tanggapan dari
penerima pesan. Baik secara langsung maupun tertunda. Umpan balik dapat membantu
komunikator untuk menentukan apakah sukses atau tidak proses komunikasi yang telah
dilakukan.

Umpan balik dapat diperoleh secara langsung, apabila komunikator melakukan


komunikasi tatap muka dengan penerima pesan. Ketika proses komunikasi tatap muka,
umpan balik dapat diberikan oleh penerima pesan dengan mimik wajah, eskpresi,
bahasa tubuh dan lainnya. Namun, apabila proses komunikasi terjalin secara tertulis,
maka komunikator dapat memeroleh umpan balik dengan cara respon atau balasan yang
diberikan oleh penerima pesan ketika menanggapi pesan tersebut.

Dalam beberapa kasus ketika proses komunikasi terjadi, umpan balik memiliki peran
yang tidak ternilai untuk membantu komunikator memperbaiki keterampilan
komunikasinya. Kasus-kasus tersebut dapat terjadi pada komunikator profesional,
contohnya seperti dalam bidang periklanan di mana komunikator adalah lembaga atau
perusahaan yang ingin memberikan pesan melalui iklan kepada khalayak umum.

Dalam hal tersebut, umpan balik dari penerima pesan yaitu khalayak umum menjadi
sangat penting. Sebab, perusahaan yang mengiklankan produknya dapat mengetahui,

11
apakah pesan yang diberikan dapat sampai dengan sukses dan memberikan umpan balik
yang baik bagi perusahaan tersebut.

8. Konteks Komunikasi

Konteks KomunikasiProsesn komunikasi dapat berjalan dengan baik, apabila konteks


komunikasi terpenuhi. Konteks yang dimaksud ialah ketika komunikator melakukan
komunikasi dengan komunikate dalam situasi tertentu.

Konteks yang hadir dapat berupa lingkungan, latar belakang sosial budaya, waktu,
hingga elemen dan latar belakang dari komunikator maupun komunikate. Contohnya
adalah ketika komunikasi yang dilakukan oleh rekan kerja akan memiliki konteks
komunikasi yang berbeda, apabila dibandingkan dengan proses komunikasi yang terjadi
dengan atasan. Konteks dari komunikasi dapat membantu komunikator menentukan
gaya bahasa serta cara yang tepat untuk melakukan proses komunikasi tersebut.

9.Gangguan Komunikasi atau Noise

Gangguan Komunikasi atau NoiseKomponen kesembilan dari komunikasi adalah


ganggunga. Apabila terjadi gangguan atau interfensi dalam proses decode maupun
encode, maka dapat mengurangi kejelasan dari pesan dalam komunikasi.

Gangguan dalam proses komunikasi bisa berupa gangguang fisik, seperti perilaku dari
penerima pesan atau komunikator yang tidak biasa atau suara keras hingga mengganggu
proses komunikasi.

Selain gangguan fisik, gangguan komunikasi pun dapat berupa gangguan psikologis,
gangguan semantik, gangguan mental yang dialami oleh komunikator maupun
komunikate. Selain beberapa gangguang yang disebutkan, gangguan komunikasi dapat
berupa segala sesuatu yang mengganggu proses penafsiran, penyediaan umpan balik
hingga proses penerimaan pesan.

10. Efek atau Konsekuensi Komunikasi

12
Efek atau Konsekuensi KomunikasiEfek atau konsekuensi komunikasi ialah pengaruh
atau dampak yang dapat ditimbulkan dalam proses komunikasi tersebut. Efek dapat
berupa sikap maupun tingkah laku dari penerima pesan.

Efek dapat menjadi tolok ukur apakah komunikasi berjalan dengan sukses atau tidak.
Komunikasi dapat dinilai sukses, apabila penerima pesan memberikan efek atau sikap
serta tingkah laku yang diharapkan oleh komunikator. Apabila komunikate tidak
memberikan efek yang yang diharapkan oleh komunikator, maka bisa dikatakan bahwa
proses komunikasi tidak berjalan dengan baik.

Menurut ahli, yaitu Soeganda Priyatna efek yang mampu ditimbulkan dalam proses
komunikasi dapat dilihat melalui pendapat publik, pendapat pribadi, maupun pendapat
mayoritas. Berikut penjelasan mengenai efek dari proses komunikasi.

13
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Kesimpulan dari komunikasi efektif adalah bahwa komunikasi yang berhasil
membutuhkan pemahaman yang baik antara pengirim dan penerima pesan. Ini
melibatkan penggunaan bahasa yang jelas, pendengaran aktif, empati, dan pertukaran
informasi yang efisien untuk mencapai tujuan komunikasi yang diinginkan. Komunikasi
efektif juga menghindari misinterpretasi dan kesalahpahaman, sehingga memungkinkan
kolaborasi yang lebih baik dan resolusi konflik yang lebih efisien.

B. Saran

Kami berharap kritik dan saran membangun dari para pembaca untuk kemajuan
makalah ini, karena kami masih terbatas dalam hal pembuatan makalah. Kami
menyarankan dan berharap agar makalah ini bermanfaat dan dapat digunakan sebaik-
baiknya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Cria, Sri. 2011. Asuhan Keperawatan Oksigenasi. (Online),


(http://siyulopecri.co.id/2011/09/akep-oksigenasi.html , diakses 24 September
2017.Mubarak, Wahit Iqbal. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia. Gresik: EGC.

https://www.gramedia.com/literasi/komponen-penting-komunikasi/

https://dosensosiologi.com/komunikasi-interpersonal/

http://eprints.umm.ac.id/37034/3/jiptummpp-gdl-bakhtiar20-51204-3-babii.pdf

https://id.scribd.com/document/498785022/MAKALAH-KOMUNIKASI-EFEKTIF

15

Anda mungkin juga menyukai