Anda di halaman 1dari 33

“KOMUNIKASI KERJA”

(Makalah Ini Disusun Untuk Melengkapi Tugas Pengantar Manajemen)

DOSEN PENGAMPU:RAHMAT JUNAIDI S.E.,M.M


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
MUTIARA ARYUMI (2202112629)
RAHMI SARAH AULIYA (2202110716)
SEAN KAMIL MAHMUD (2202113575)
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2022

1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis membahas
mengenai “KOMUNIKASI KERJA”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terkhusus kepada Dosen Pengampu pada mata kuliah Pengantar Manajemen yakni
Bapak Rahmat junaidi S.E,.M.M yang telah memberikan ilmunya sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis sadar makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat


untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Pekanbaru, 9 September 2022

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
Bab 1 (Pendahuluan).........................................................................................1
A. Latar belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................2
Bab II (Pembahasan).........................................................................................3
A. Konsep Dasar (defenisi) Komunikasi...................................................3
B. Fungsi Komunikasi...............................................................................4
C. Faktor – faktor yang mempengaryuhi komunikasi...............................6
D. Saluran Komunikasi..............................................................................7
E. Proses Komunikasi...............................................................................9
F. Jenis-jenis Komunikasi.........................................................................12
G. Komunikasi Antar Pribadi dan Lintas Budaya.....................................14
H. Komunikasi dalam Organisasi..............................................................19
I. Hambatan – hambatan dalam Komunikasi Efektif...............................20
J. Peningkatan Efektifitas Komunikasi....................................................22
K. Studi Kasus...........................................................................................24
Bab III...............................................................................................................29
A. Kesimpulan...........................................................................................29
Daftar pustaka...................................................................................................30

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah sebuah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi merupakan suatu proses
untuk menyampaikan sesuatu dari seseorang kepada orang lain dengan suatu media
tertentu dalam suatu organisasi sehingga si penerima itu mengerti apa yang
disampaikan sesuai dengan maksud orang yang menyampaikannya.

Komunikasi berperan aktif dalam ruang lingkup organisasi. Dengan adanya


komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil, begitu pula
sebaliknya. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh
karena itu, suattu organisasi perlu memahami dan meningkatkan kemampuan
organisasinya. Dengan dan berfungsi untuk mencapai sasaran secara efektif.

B. Rumusan Masalah

a. Mengetahui konsep dasar komunikasi


b. Mengetahui fungsi komunikasi
c. Mengetahui faktor – faktor yang memengaruhi komunikasi
d. Mengetahui saluran Komunikasi
e. Mengetahui proses komunikasi
f. Mengetahui jenis – jenis komunikasi
g. Mengetahui komunikasi antar pribadi dan lintas budaya
h. Mengetahui komunikasi dalam organisasi
i. Mengetahui hambatan – hambatan dalam komunikasi efektif
j. Mengetahui peningkatan efektifitas komunikasi

1
C. Tujuan
Memahami apa itu komunikasi dalam lingkup organisasi agar dapat
menerapkannya dalam kehidupan organisasi.Dan terciptanya suatu organisasi yang
teratur dan terorganisir dengan baik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar (Definisi) Komunikasi


Menurut buku (Muhammad Fahrudin Yusuf,2021,pengantar ilmu komunikasi)
.Secara etimologi, kata “komunikasi” berasal dari bahasa Inggris communication. Bia
sanya kata “komunikasi” diartikan dan dikenal dengan “komunikasi” begitu saja, dan
orang orang sudah mampu mendeskripsikannya, meskipun tidak semuanya tepat.
Konon kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio dan bersumber dari
kata communis yang berarti membuat sama (make to common). Secara sederhana
komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang
yang menerima pesan.

Stoner, Freeman dan Gilbert (1995)dalam buku (Ernie Tisnawati Sule,2012)


mendefinisikan komunikasi sebagai sebagai the process by which people attempt to
share meaning via the transmission of symbolic messeges. Komunikasi adalah proses
di mana seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang
lain melalui pesan simbolis. Komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung, dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang tersedia.
Komunikasi langsung berarti komunikasi disampaikan tanpa penggunaan mediator
atau perantara, sedangkan komunikasi tidak langsung berarti sebaliknya.

Berdasarkan pengertian diatas, maka komunikasi memiliki beberapa elemen penting,


yaitu:

 Komunikasi melibatkan orang – orang sehingga komunikasi yang efektif terkait


dengan bagaimana orang- orang dapat berinteraksi satu sama lain secara lebih
efektif.

3
 Komunikasi berarti terjadinya berbagi informasi atau pemberian informasi
maupun pengertian (sharing meaning), sehingga pemberian informasi maupun
pengertian ini dapat terjadi, maka pihak – pihak yang berkomunikasi perlu
menyadari dan mengerti berbagai istilah atau pengertian yang mereka gunakan
dalam melakukan komunikasi. Jika tidak, maka kemungkinan terjadinya salah
persepsi dalam komunikasi sangat tinggi.
 Komunikasi melibatkan simbol-simbol, yang berarti komunikasi dapat berupa
bahasa tubuh, suara, huruf, angka, dan lain-lain sebagai bentuk simbolis dari
komunikasi yang dilakukan.

Agar suatu komunikasi itu efektif itu diperlukan beberapa syarat yaitu:

A. Syarat spikologis, dalam arti sipenerima mampu berkomunikasi, isinya jelas


dan sipenerima bersedia memahami apa yang dikomunikasikan.
B. Syarat teknis, dalam arti jarak pengirim sependek mungkin antara kedua belah
pihak dan penggunaan alat komuniksi yang tepat.

Definisi Berelson dan Steiner,dalam buku (Sitti Roskina Mas,2020,komunikasi


dalam organisasi) menekankan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian, yaitu
penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Definisi Lasswell,
secara kronologis menjelaskan tentang lima komponen yang terlibat dalam
komunikasi, yaitu :

 Siapa (pelaku komunikasi pertama yang mempunyai inisiatif atau sumber.

 Mengatakan apa (isi informasi yang disampaikan).

 Kepada siapa (pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima).

 Melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian informasi).

 Dengan akibat/hasil apa (hasil yang terjadi –pada diri penerima).

Definisi Lasswell ini juga menunjukkan bahwa komunikasi itu adalah suatu
upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa komunikasi dapat diartikan mengadakan pembicaraan dengan

4
mengirimkan dan menerima pesan yang melibatkan dua orang atau lebih dalam
mencapai kesamaan pemahaman dengan menggunakan cara berkomunikasi yang
biasa melalui lisan, tulisan, maupun sinyal-sinyal nonverbal .

B. FUNGSI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Komunikasi berguna sebagai mengendalikan sikap anggota dengan beberapa


cara. Organisasi memiliki kekuasaan serta acuan formal yang harus di lakukan para
anggota. Bila sekumpulan anggota mempengaruhi anggota lain agar lalai dalam
ketentuan organisasi dengan bekerja sangat giat, orang-orang tersebut secara informal
mengendalikan perilaku orang lain. Lalu, komunikasi memberi dorongan melalui cara
menyampaikan kepada para anggota apa yang mesti dilakukan, bagaimana hasil
mereka dalam melakukan pekerjaannya, dan apa yang harus dilakukan agar kinerja
dapat lebih baik sehingga sesuai standar organisasi. Sebagai alat melakukan ekspresi
secara emosional yang mana banyak para anggota kerja mereka merupakan asal inti
dari interaksi sosial.

Fungsi-fungsi komunikasi dibagi menjadi empat fungsi yaitu:

a. Fungsi Pengawasan.
Organisasi umumnya mempunyai struktur dan perintah. Komunikasi
membantu anggota tentang bagaimana dan apa yang seharusnya mereka
lakukan guna bekerja sesuai standar yang telah ditentukan.

b. Sebagai Motivasi.

Dengan menyampaikan informasi yang jelas dan bagaimana prestasi


serta pencapaian anggota organisasi, serta bagaimana cara memotivasi
anggota organisasi supaya mempunyai kemauan melaksanakan tugasnya
dengan baik.

c. Pengungkapan Emosi.

Komunikasi yang terjadi dalam organisasi kerja mereka merupakan


sumber utama dalam komunikasi sosial dan merupakan komunikasi fundamental
dimana pengungkapan yang menunjukkan ekspresi kecewa maupun puas.

d. Informasi.

5
Hal ini berhubungan dengan pengambilan keputusan. Kegiatan
komunikasi yang dilakukan dapat memberi informasi yangberguna dalam
langkah pengambilan keputusan.

Fungsi komunikasi lainnya antara lain:

1. Fungsi Informatif
Organisasi dilihat sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information
processing system) di mana seluruh anggota organisasi berharap bisa
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
Fungsi komunikasi dalam organisasi sebagai fungsi informatif yaitu sebagai
komunikator atau orang yang berperan sebagai penyampai informasi.
2. Fungsi Regulatif.
Fungsi regulatif berkaitan dengan peraturan-peraturan yang ada pada
suatu organisasi. Fungsi komunikasi dalam organisasi sebagai fungsi regulatif
yaitu sebagai pengatur atau pengendalian terhadap apa yang boleh dilakukan
dan tidak boleh dilakukan dalam organisasi tersebut.
3. Fungsi Persuasif.
Fungsi komunikasi organisasi sebagai fungsi persuasif yang dilakukan
sebagai komunikator mempengaruhi sikap, nilai-nilai atau mendorong orang
lain melakukan sesuatu.
4. Fungsi Integratif.
Fungsi komunikasi organisasi sebagai fungsi integrative yaitu untuk
menyatukan semua elemen yang berada di dalam organisasi. Saluran
komunikasi terdiri dari 2 yaitu saluran komunikasi formal dan informal
sehingga para anggota yang berada dalam organisasi tersebut dapat
menyampaikan segala ide-ide dan hal-hal yang ingin disampaikannya dalama
saluran tersebut sehingga semua aspirasi dari tiap anggota dapat tertampun

6
C.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi

Komunikasi ini sangat erat kaitannya dengan proses komunikasi seorang


komunikator dapat dikatakan komunikator yang baik apabila penjelasannya dapat
dimengerti olehkomunikan. Namun ada juga yang menyebabkankomunikan dapat
mengerti ataupun tidak mengerti apa yang dikatakan oleh komunikator.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam (Channel Youtube
Kurnia Citra Juniarti,2020).

1. Adanya rasa saling percaya antar komunikator dengan komunikan.


Untuk membangun komunikasi yang baik dibutuhkan rasa saling
percaya antar satu dengan yang lainnya.
2. Konteks(perhubungan).
Faktor komunikasi yang kedua ini disebabkan oleh adanya
perhubungan. Tidak akan terjadi adanya komunikasi jika tidak ada
hubungan atau kontak antara komunikator dengan komunikan.
3. Content (kepuasaan).
Kepuasan suatu komunikasi dapat berjalan dengan baik apabila adanya
rasa puas diantara kedua belah pihak maksudnya adalah jika
komunikan sangat puas dengan penjelasan dari komunikator.
4. Clarify(kejelasan).
Kejelasan suatu informasi atau pesan yang disampaikan oleh
komunikator akan berdampak pada pemahaman yang berbeda juga
oleh komunikan alhasil tujuan yang dimaksud komunikator tidak bisa
didapatkan secara maksimal.

Kejelasan ini meliputi tiga hal yaitu:


- Kejelasan informasi atau berita.
- Adanya kejelasan dan tujuan yang hendak dicapai oleh komunikator.
- Adanya kejelasan kata-kata yang digunakan dalam berkomunikasi.
5. Continuity and consistency ( berkesinambungan dan konsisten).
Suatu komunikaasi harus dilakukan terus- menerus dan juga konsisten.
saling itu informasi yang diberikan harus konsisten dan tidak boleh
saling bertentangan.
6. Capability of audience ( kemampuan komunikan).
Berkaitan dengan tingkat pengetahuan, dan kemampuan penerima
pesan dalam memahami pesan yang disampaikan. Komunikator harus
memperhatikan audiensya, menggunakan bahasa (baik verbal maupun
non verbal) yang sesuai dan dapat dipahami oleh audiens.

7. Channel of distribution ( saluran pengiriman berita).

7
Yaitu yang berkaitan dengan sarana media penyampaian pesan.
Sebaiknya komunikator menggunakan media yang tepat. Pengiriman informasi atau
komunikasi ini harus dilakukan dengan media yang digunakan oleh masyarakat
umum ya contohnya seperti macam-macam media komunikasi yang sering digunakan
oleh masyarakat umum seperti media cetak media audio media visual ataupun audio-
visual yang sekiranya familiar digunakan di masyarakat umum, dengan begitu maka
komunikasi dapat berjalan dengan baik.

D. Saluran komunikasi
Saluran Komunikasi memiliki peran penting dalam membentuk satu komunikasi
yang baik. Pemahaman yang lebih baik tentang komunikasi organisasi dapat
diperoleh dengan mengetahui dan mempelajari arah-arah dasar gerakannya yang
tampak dengan terbentuknya saluran-saluran komunikasi. Saluran komunikasi ada
dua, yaitu komunikasi formal dan informal.
Komunikasi Formal, adalah komunikasi yang terjadi diantara karyawan satu
dengan karyawan lain dengan tingkatan yang berbeda sesuai struktur organisasi yang
disahkan manajemen. Struktur organisasi ini merupakan sebuah sistem yang
menyimpan makna ataupun maksud dari bagaimana prosedur kerja, instruksi, dan
umpan balik mengenai pelaksanaan kerja yang disampaikan pemimpin organisasi
yang lebih tinggi jabatannya ke karyawan yang tingkatanya lebih rendah. Dalam
komunikasi formal terdapat tipe saluran dasar komunikasi, yaitu komunikasi vertikal,
lateral atau horizontal, dan diagonal.
1. Komunikasi Vertikal Komunikasi vertikal merupakan komunikasi yang proses
penyampaian pesannya berjalan dari atasan menuju bawahan dan sebaliknya dari
bawahan ke atasan, sesuai dengan struktur organisasi yang telah disahkan
manajemen.
2. Komunikasi Lateral atau Horizontal Komunikasi horizontal merupakan
komunikasi yang proses penyampaian pesan dari satu anggota organisasi ke anggota

8
yang lain, seperti yang tergambar dalam struktur organisasi yang telah disahkan
manajemen.
3. Komunikasi Diagonal Komunikasi diagonal bisa disebut juga komunikasi lintas
saluran. Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang berjalan dengan tidak
memperhatikan struktur organisasi (garis kewenangan), berjalan menyilang.
Misalnya, bagian teknik, akunting, dan personalia mengumpulkan data rencana
persiapan kegiatan organisasi, dan memberi nasihat kepada manajer mengenai
pekerjaan pegawai di semua bagian organisasi.
Komunikasi Informal, adalah komunikasi yang terjadi pada karyawan secara
bebas dan tidak terkekang dengan status jabatan mereka (Masmuh, 2013, Jurnal
UMM, 2018).
Meskipun komunikasi yang terjadi mengikuti pola yang bebas dari struktur
organisasi, namun saluran komunikasi ini juga penting karena dapat menyebar ke
seluruh bagian dalam organisasi tanpa memandang struktur komunikasi formal
(jabatan). Fungsi komunikasi informal yaitu memelihara hubungan sosial
(petemanan, persahabatan) dan penyebaran informasi yang bersifat pribadi, gosip,
serta desas-desus. Salah satu model dari komunikasi informal adalah “grapevine”,
yaitu menerima informasi (pesan) tidak dari sumber aslinya melainkan dari rumor,
kabar burung, atau selentingan. Hal ini dipercaya dapat merusak organisasi karena
akan terjadi penyebaran pesan yang tidak tepat, tidak lengkap, dan menyimpang.
Namun grapevine ini teryata dapat memuaskan kebutuhan karyawan untuk
berkomunikasi. Di sisi lain juga grapevine dianggap lebih cepat, lebih akurat, dan
lebih efektif 13 dalam menyalurkan informasi. Menurut Hershey yang dikutip oleh
Masmuh Abdullah dalam bukunya “komunikasi organisasi dalam perpektif teori dan
praktek” menyatakan bahwa, ada cara untuk mengendalikan grapevine untuk
mengurangi kerasnya desas-desus yang disampaikan seseorang ke orang lain.
Hershey menyarankan sebagai berikut: “jagalah agar informasi tetap terbuka, berikan
fakta yang positif dan dapat dipercaya dari setiap masalah yang terjadi, dan
ciptakanlah rasa percaya terhadap kredibilitas sumber informasi manajemen. Karena

9
proses komunikasi tidak sempurna, maka manajer harus berusaha menganalisa desas-
desus, memahaminya, dan mengambil langkah positif untuk mencegah terjadinya”.

E. Proses Komunikasi
Menurut Erni tisnawati Sule dan Kurniawan Saifullah dalam bukunya
pengantar manajemen edisi pertama proses terjadinya komunikasi berawal dari
adanya pesan atau informasi yang akan dikirim atau disampaikan dari pengirim
kepada penerima. Dalam hal ini mengirim dinamakan sebagai sumber pesan atau
sumber informasi. Pesan atau informasi yang kemudian akan dikirim atau
disampaikan kepada penerima tersebut pertama kali mengalami proses Enkoding
(encoding) di mana pesan atau informasi yang akan disampaikan tersebut mengalami
transformasi ke dalam bentuk simbol atau sesuatu yang menjadi representasi
pengirim pesan dalam menyampaikan pesannya. Misalnya, untuk menyampaikan
pesan atau informasi mengenai persetujuan encoding yang terjadi adalah dari pikiran
atau perasaan setuju yang dirasakan oleh pengirim menjadi simbol dalam bentuk
kalimat "ya" atau "saya setuju" atau juga mungkin transformasinya berupa bahasa
non verbal seperti anggukan kepala, simbol-simbol tersebut merupakan pesan/
informasi yang mempresentasikan pikiran atau perasaan yang ingin disampaikan oleh
pengirim.
Simbol tersebut kemudian dapat disampaikan secara langsung oleh pengirim
kepada penerima jika pengirim dan penerima berada dalam satu tempat Dan
katakanlah berhadapan langsung. Namun juga dimungkinkan melalui mediator seperti
telepon, komputer, dan bentuk mediator lainnya ketika pengirim dan penerima tidak
berhadapan langsung. Mediator juga bisa berupa orang lain sebagai perantara
pengirim pesan, alat komunikasi seperti telepon internet atau juga dapat berupa surat,
dan lain sebagainya.
Sangat mungkin pada saat komunikasi dilakukan terdapat berbagai gangguan
(noise) sehingga pesan yang dikirimkan ternyata depresepsikan secara keliru.
Gangguan ini dapat berupa kesalahan persepsi dari si penerima ketika

10
menerjemahkan kata-kata dari pengirim (yaitu pada saat decoding), atau juga terjadi
pada mediator, terlebih apabila mediator tersebut berupa alat telekomunikasi, orang,
ataupun bentuk mediator lainnya, sedangkan pihak pengirim dan penerima terpisah
oleh jarak dan waktu.

Sedangkan menurut Drs, H. Malayu s.p. Hasibuan dalam bukunya manajemen


menuliskan bahwa proses komunikasi memiliki beberapa aspek yaitu:
a. Unsur -unsur komunikasi
1. Komunikator, adalah orang yang menyampaikan pesan komunikasi itu
2. Pesan yaitu informasi, perintah, laporan, berita, dan lain-lainnya yang
disampaikan itu
3. Saluran, adalah alat yang dipergunakan untuk berkomunikasi
4. Komunikan adalah orang yang menerima pesan komunikasi tersebut
5. Feedback adalah reaksi yang ditimbulkan oleh komunikasi itu.
b. Lambang -lambang komunikasi
Lambang (simbol = channel ) adalah alat yang dipergunakan komunikator untuk
menyampaikan pesan yang dikomunikasikan kepada komunikan, yaitu :
1. Suara, yaitu pesan komunikasi disampaikan dengan suara oleh komunikator
2. Tulisan, yaitu pesan komunikasi disampaikan dengan tulisan atau gambar-
gambar oleh komunikator kepada komunikannya
3. Gerak-gerik, yaitu pesan komunikasi disampaikan dengan gerak gerih oleh
komunikator kepada komunikannya, misalnya dengan raut muka komat
telunjuk, kedipan mata, dan lain-lainnya.
4. Warna yaitu pesan komunikasi disampaikan dengan warna oleh komunikator
kepada komunikan, misalnya lampu petunjuk jalan pada perempatan, bendera
putih tanda menyerah, dan lain-lainnya
5. Dan lain sebagainya
c. Fungsi -fungsi komunikasi

11
1. Instructuve, artinya komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk memberikan
perintah dari atasan kepada bawahannya.
2. Evaluative, artinya komunikasi berfungsi untuk menyampaikan laporan dari
bawahan kepada atasannya.
3. Informative, adalah komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk menyampaikan
informasi, berita, dan pesan - pesan lainnya.
4. Influencing, artinya komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk memberikan
saran -saran, nasihat -nasihat dari seseorang kepada orang lain.
d. Ruang lingkup komunikasi
1. Komunikasi massa (public communication)
2. Business communication
e. Tipe -tipe komunikasi
1. Komunikasi formal
2. Komunikasi informal
f. Metode komunikasi
1. Komunikasi langsung
2. Komunikasi tidak langsung
3. Komunikasi searah
4. Komunikasi dua arah
g. Hambatan -hambatan komunikasi
1. Hambatan semantis, yaitu hambatan karena bahasa, kata-kata atau kalimat-
kalimat yang dipergunakan penafsirannya banyak
2. Hambatan teknis, adalah hambatan yang disebabkan oleh alat-alat teknis yang
dipergunakan untuk berkomunikasi yang kurang baik.
3. Hambatan biologis adalah hambatan yang ditimbulkan oleh kurang baiknya
panca indra komunikator atau komunikan misalnya

12
F. Jenis-jenis Komunikasi
Terdapat berbagai klasifikasi tentang jenis-jenis komunikasi, namun pada
dasarnya jenis komunikasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis utama berdasarkan
bentuk penyampaiannya yaitu komunikasi verbal, komunikasi non-verbal dan
komunikasi tertulis. Berikut ini adalah pembahasan singkat tentang ketiga jenis
komunikasi tersebut.
a. Komunikasi Verbal
Komunikasi Verbal adalah komunikasi Lisan yang disampaikan melalui kata-
kata yang diucapkan seperti pidato, presentasi, diskusi dan dialog tatap muka. Dalam
komunikasi Verbal ini, pengirim informasi berbagi pemikirannya dalam bentuk kata-
kata. Nada pembicara dan kualitas kata yang digunakan memainkan peranan yang
sangat penting dalam komunikasi verbal. Dalam penyampaiannya, pembicara harus
menggunakan suara yang keras atau nada yang lebih tinggi dan isi atau konten
informasi yang jelas agar si penerima informasi dapat dengan jelas memahami apa
yang ingin disampaikan oleh si pengirim informasi sehingga tidak menimbulkan
kebingungan dan kesalahpahaman.
Pengirim infomasi atau pembicara juga harus memeriksa kembali apakah
pendengar atau penerima informasi tersebut telah mengerti dan memahami konten
informasi yang disampaikannya. Oleh karena itu, feedback atau umpan balik dari si
penerima informasi juga penting untuk diperhatikan sehingga komunikasi dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
b. Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi Non-Verbal ini meliputi bahasa tubuh (body languange), gerak
tubuh (gesture), ekspresi wajah (facial expression) dan bentuk tubuh (posture).
Dengan kata lain, si pengirim informasi tidak menggunakan kata-kata dalam
menyampaikan sesuatu yang diinginkannya namun dengan menggunakan bahasa
tubuh atau ekspresi wajah dan gerak tubuh tertentu untuk mengirimkan informasi
yang ingin disampaikannya. Kadang-kadang, bahasa tubuh atau ekspresi wajah atau

13
gerak tubuh tersebut terjadi secara tidak sengaja, contohnya seperti berkeringat saat
ketakutan atau pipinya merah saat merasa malu.
Sebagai contoh, pada saat kita ingin menyampaikan suatu pesan
ketidaksenangan dalam suatu perintah dari atasan dalam rapat namun kita tidak berani
menolaknya dengan kata-kata, biasanya kita akan menampilkan ekspresi wajah yang
tidak senang atau mengeleng-gelengkan kepala. Contoh lainnya seperti sakit kepala,
kita akan meletakan tangan di kening kita untuk menandakan ketidaknyamanan
kepala kita, ini juga merupakan salah satu dari bentuk komunikasi non-verbal.
c. Komunikasi Tertulis (Written Communication)
Komunikasi Tertulis atau written communication adalah proses penyampaian
informasi dengan menggunakan berbagai tanda, simbol, gambar dan tipografi.
Informasi atau pesan yang ingin disampaikan tersebut dapat dicetak ataupun ditulis
dengan tulisan tangan. Komunikasi tertulis ini sangat penting untuk
mengkomunikasikan informasi yang rumit seperti Statistik dan data-data penting
lainnya yang tidak mudah untuk disampaikan melalui pidato atau dialog.
Komunikasi Tertulis ini memungkinkan informasi dicatat sehingga dapat dijadikan
referensi atau rujukan di kemudian hari dan hasil dari komunikasi tertulis ini juga
dapat dibahas berulang kali. Ada juga menyebutkan komunikasi tertulis ini sebagai

Komunikasi Visual (Visual Communication).


Komunikasi Tertulis atau Written Communication ini harus ringkas dan jelas
agar dapat mengkomunikasikannya secara efektif. Laporan tertulis yang bagus dan
benar adalah menggunakan tata bahasa yang tepat dan tidak menggunakan kata-kata
yang berlebihan atau kata-kata yang tidak berbobot (bertele-tele) sehingga dapat
benar-benar menyampaikan informasi yang diperlukan.

14
G. Komunikasi antar Pribadi dan Lintas Budaya
West and Turner, 2008 (dalam modul Dr. Nurbeni M. Si., 2018)
mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi yang terjadi secara
langsung antara dua orang.
Cassata dan Asante (Kurniawati, Nia K, 2014, dalam modul Dr. Nurbeni M. Si.,
2018) menggambarkan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi yang melibatkan
komunikator yang independen dengan pesan pribadi atau terbatas, saluran yang
digunakan yang independen dengan pesan pribadi atau terbatas, saluran yang
digunakan.
Elihu Katz dan Paul Lazarsfeld (dalam Budiatna & Nin, 1994, dalam modul
Dr. Nurbeni M. Si., 2018) berpendapat Komunikasi antarpribadi merupakan
komunikasi yang terjadi antara dua atau tiga orang yang dilakukan interaksi secara
tatap muka, dapat memanfaatkan semua atau sebagian alat indra yang ada pada
manusia, dan dalam interaksi tersebut tidak digunakan alat-alat mekanis seperti
telepon, surat atau kamera televisi yang dapat menghubungkan pihak-pihak yang
berkomunikasi secara terpisah. Jadi menurut mereka kehadiran pihak-pihak yang
berkomunikasi secara tatap muka dan berhadapan merupakan syarat utama bagi
terjadinya komunikasi antarpribadi.
Komunikasi antarpribadi dapat dijabarkan ke dalam dua definisi, yakni
definisi situasional (situational definition) dan definisi kualitatif (qualitative
definition). Jika menggunakan pendekatan situasional, komunikasi antarpribadi
didefinisikan sebagai komunikasi yang melibatkan sejumlah kecil orang yang
mempunyai hubungan dekat satu sama lain. Pendekatan ini melihat kepada berapa
banyak orang yang terlibat, apakah mereka dekat satu sama lain, berapa banyak akses
yang mereka miliki (contohnya seperti seberapa sering mereka saling melihat,
mendengar, bersentuhan dan seberapa mudah untuk mendapatkan feedback).
Pada komunikasi definisi kualitatif, pendekatan tidak difokuskan kepada
jumlah orang yang berkomunikasi melainkan kualitas interaksi di antara individu
yang terlibat, bagaimana cara mereka menghadapi satu sama lain. Kedua contoh di

15
awal tersebut termasuk dalam komunikasi antarpribadi jika melihat pada pendekatan
kualitatif ini.
Budaya setiap individu berbeda-beda, namun secara mutlak dimiliki oleh
seluruh manusia dan merupakan suatu faktor pemersatu jika orang-orang yang
ditemui memiliki persamaan dalam bentuk-bentuk budaya tertentu. Mulanya akan
tampak kontradiksi, apa yang dimakan orang dalam satu budaya, menjadi menjijikkan
dalam budaya lain, begitu pula sebaliknya. Maka untuk memudahkan hubungan-
hubungan antarbudaya dan mengurangi distorsidistorsi, kita harus keluar dari
kungkungan budaya dari kita sendiri untuk memasuki dunia orang lain (Mulyana dan
Rakhmat, 2005: 56 dalam modul Dr. Nurbeni M. Si., 2018)
Perbedaan budaya akan mempengaruhi pola komunikasi antarpribadi
seseorang. Budaya setiap individu berbeda-beda, namun secara mutlak dimiliki oleh
seluruh manusia dan merupakan suatu faktor pemersatu jika orang-orang yang
ditemui memiliki persamaan dalam bentuk-bentuk budaya tertentu. Mulanya akan
tampak kontradiksi, apa yang dimakan orang dalam satu budaya, menjadi menjijikkan
dalam budaya lain, begitu pula sebaliknya. Maka untuk memudahkan hubungan-
hubungan antarbudaya dan mengurangi distorsidistorsi, kita harus keluar dari
kungkungan budaya dari kita sendiri untuk memasuki dunia orang lain (Mulyana dan
Rakhmat, 2005: 56 dalam modul Dr. Nurbeni M. Si., 2018)
Perbedaan budaya akan mempengaruhi pola komunikasi antarpribadi
seseorang Hofstede dalam (Devito, 2016: 34 dalam modul Dr. Nurbeni M. Si., 2018)
mengungkapkan ada lima hal yang mempengaruhi Komunikasi yang efektif
berdasarkan perbedaan budayanya. Berikut ini uraiannya.
1. Individual and colletive orientation, pada satu sisi sebuah kebudayaan
sebagai suatu wadah yang penting terhadap suatu nilai dari identitas individu: di sisi
lain kebudayaan mempunyai nilai terhadap identitas sebuah kelompok. Ting Toomey
(dalam West & Turner, 2004, dalam modul Dr. Nurbeni M. Si., 2018) menyebutkan,
pada individual culture orientation orang akan menekankan nilai-nilai individu saat
berkomunikasi dan pada collectivist orientation penekanannya pada keberadaan

16
kelompok. Kebudayaan individualisme adalah kebudayaan yang “mandiri” dan
kebudayaan kolektivisme adalah kebudayaan yang saling “bergantung”. Kedua sisi
ini berperan penting dalam mengatur identitas dan konflik. Masyarakat Indonesia
cenderung menganut kebudayaan kolektivisme, yakni saling bergantung dengan
individu lain untuk melakukan sesuatu. Kebudayaan ini melahirkan komunitas atau
kelompok karena telah menjadi budaya masyarakat Indonesia bahwa sesuatu akan
terasa ringan ketika dikerjakan bersama- sama.
2. Konteks Tinggi dan konteks Rendah (Hight and low conteks cultures),
Setiap kebudayaan mengajarkan cara-cara tertentu untuk memproses informasi yang
masuk dan keluar, dari atau ke lingkungan sekitar kita.Ada kelompok kebudayaan
yang mengajarkan cara-cara yang lebih praktis dalam memproses informasi meskipun
informasi tersebut dipertukarkan dalam sejumlah situasi yang berbeda-beda. Sebuah
kebudayaan yang prosedur pengalihan informasi menjadi lebih sukar
dikomunikasikan disebut dengan kebudayaan tingkat tinggi sebaliknya suatu
kebudayaan yang prosedur pengalihan informasi lebih mudah atau gampang
dikomunikasikan disebut dengan kebudayaan tingkat rendah.
3. Jarak Kekuasaan (Power Distance) Jarak kekuasaan mengacu pada to the
degree to which people accept authority and hierarshical organization asa natural part
of their culture (Tubbs and Moss 2003, dalam modul Dr. Nurbeni M. Si., 2018).
Kesenjangan kekuasaan telah diukur dalam banyak budaya menggunakan Indeks
Kesenjangan Kekuasaan (IKK). Budaya dengan nilai IKK tinggi mempunyai
kekuasaan dan pengaruh yang lebih terpusat dalam tangan sedikit orang daripada
terbagi dengan cukup merata di seluruh penduduk. Negara dengan IKK tertinggi
adalah Filipina, Meksiko, Venezuela, Indiadan Singapura. Dalam hal ini Indonesia
terletak di urutan ke 8 sangat tinggi. Sistem sosial dengan perbedaan kekuasaan juga
menghasilkan perilaku kinesik yang berbeda. India misalnya, masih ada sebagian
keluarga yang menganggap kasta sangatlah penting, tetapi hanya pada orang-orang
yang berpendidikan rendah saja.

17
4. Masculine and Feminime Cultures, menggambarkan sejauh mana derajat
suatu budaya membedakan secara tegas peran perempuan dan peran lakilaki. Budaya
maskulin lebih menghargai kinerja, ambisi, kekuasaan dan lain-lain. Dalam budaya
maskulin yang tinggi lelaki dipandang tegas, berorientasi pada kesuksesan materi dan
kuat. Di sisi lain perempuan dipandang rendah hati, fokus pada kualitas hidup dan
lemah lembut. Budaya maskulin menganggap penting kompetisi dan ketegasan,
sedangkan budaya feminin lebih mementingkan pengasuhan dan perasaan. Tidak
heran, maskulinitas suatu budaya dihubungkan secara negatif dengan persentase
perempuan dalam pekerjaan teknis dan profesional, serta dihubungkan secara positif
dengan pemisahan kedua jenis kelamin dalam pendidikan tinggi.
5. Penghindaran ketidakpastian (Uncertainty Avoidance), adalah ukuran
perluasan yang mana anggota suatu kebudayaan berusaha menghindari ketidakpastian
dan ambiguitas tentang orang lain. Beberapa kebudayaan dengan penghindaran
ketidakpastian tertinggi, seperti Spanyol, Belgia dan Yunani mereka lebih menikmati
dalam situasi dimana sedikit ambiguitas dan banyak informasi. Mereka lebih suka
peraturan yang banyak dan perilaku yang bisa diperkirakan serta sedikit toleransi
keberagaman. Sedangkan kebudayaan dengan penghindaran ketidakpastian terendah,
seperti Kanada, Amerika dan Negara lainnya mereka lebih terbuka akan perubahan
dan keberagaman.secara keseluruhan menyetujui bahwa setiap individu memiliki
kecenderungan yang berbeda dalam menghadapi setiap tantangan.
Dengan meningkatkan motivasi, pengetahuan dan kemampuan komunikasi,
secara keseluruhan akan meningkatkan kemampuan dan kompetensi interaksi
antarbudaya individu.Kompetensi komunikasi lintas budaya berkembang dalam
kajian riset kompetensi komunikasi lintas pribadi.
Perbedaan kontekstual pada interaksi lintas budaya sebagai isu kompetensi
komunikasi yang khas. Memungkinkan bahwa seorang individu sangat berkompeten
dalam berkomunikasi dengan pihak lain dalam kultur kelompoknya namun tidak
memiliki kompetensi ketika berinteraksi dengan pihak lain yang berlatar belakang
budaya berbeda (Gudykunst, 2005 dalam modul Dr. Nurbeni M. Si., 2018) .

18
Setiap individu menghadapi perbedaan budaya, dengan level kapasitas yang
berbeda untuk menangani berbagai tantangan dan tekanan yang muncul, bagaimana
bereaksi dan bertindak pada partner interaksi dengan budaya berbeda. Ting-Tomeey
(dalam Berger, 2014, dalam modul Dr. Nurbeni M. Si., 2018) menawarkan model
konsepsi untuk meningkatkan kompetensi komunikasi antarbudaya, yaitu secara
spesifik menghindari atau meminimalisir konflik di antara dua individu yang
berinteraksi. Selain itu berbagai model yang berbeda yang ditawarkan Komunikasi
Antarpribadi dapat terjadi dalam konteks komunikasi manapun, termasuk komunikasi
antarpribadi. Setiap individu menghadapi perbedaan budaya, dengan level kapasitas
yang berbeda untuk menangani berbagai tantangan dan tekanan yang muncul,
bagaimana bereaksi dan bertindak pada partner interaksi dengan budaya berbeda.
Asumsi dasar dari kompetensi antarpribadi dalam perbedaan budaya, yaitu
suatu kesadaran aktif dari individu sebagai pribadi yang kompleks secara kultural dan
pengaruh dari budaya sendiri dalam pemikiran dan tindakan, sebuah kemampuan
untuk mengikut sertakan orang lain untuk mengeksplorasi asumsitacit yang
mendasari perilaku dan tujuan, sebuah keterbukaan dalam melihat suatu cara dan
perilaku yang berbeda. Kompetensi ini memungkinkan individu menjelajahi sudut
pandang realitas yang berbeda, yang mendorong terciptanya pemahaman umum dan
tindakan bersama. Kita menyebutnya sebagai ketrampilan menegosiasikan realitas.

H.Pengertian Komunikasi Organisasi

Didalam suatu organisasi semua orang akan melakukan komunikasi dengan orang
lain, terjadinya kesalahan dalam berkomunikasi akan berdampak pada konflik antar
individu, tim kerja dalam suatu organisasi. Dilihat dari tingginya waktu yang
dihabiskan oleh seseorang baik dalam bentuk komunikasi dengan tulisan, membaca,
berbicara, mendengarkan, di mana jika komunikasi di dalam organisasi tidak berjalan

19
secara efektif akan menghambat kesuksesan organisasi itu, Robbins,(2006)dalam
Nana Triapnita Nainggolan(2021)

Proses komunikasi saat pesan ide ataupan gagasan dikirimkan seseorang dan diterima
oleh orang seorang atau lebih, dan si penerima pesan akan memberikan umpan balik
dari proses tersebut, selain itu komunikasi jaga dapat diartikan sebagai proses
penyampaian informasi atau pengiriman pesan kepada orang lain, (Rivai and
Mulyadi. 2013). Komanikasi juga dapat dilakukan melalui lisan, dengan alam
mumpun menggunakan media komunikasi seperti telepon untuk menyampaikan atau
bertukar informasi dari pengirim kepada penerima, (Sopiah, 2018).

Proses komunikasi dalam organisasi memiliki peran yang sangat penting untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Untuk mengoptimalkan peran tersebut
komunikasi dalam organisasi juga perlu memperhatikan bagaimana cara, media,
dalam berkomunikasi seperti komunikasi antara atasan, atasan bawahan, sesama
bawahan agar tidak terjadi kesalahan dalam menyampaikan informasi maupun pesan
di dalam organisasi. Untuk itu, peran dari komunikasi dalam organisasi perlu
dipahami oleh seluruh pihak yang berkaitan. Jika komunikasi berjalan dengan baik,
maka bubungan antara atasan dengan bawahan, sesama bawahan terjalin dengan
hammonis.

I. Hambatan - Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi

1.Hambatan Hambatan Organisasi

Menurut Budi,M.Pd.(2021)ada tiga hambatan hambatan organisasi, yaitu

a) Tingkat hierarki. Bila suatu organisasi tumbuh strukturnya berkembang, akan


menimbulkan berbagai komunikasi. Karena berita harus melalui tingkat tambahan,
yang memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai tempat dan kecendrungan
menjadi berkurangnya ketepatan ketepatannya. berita yang mengalir ke atas atau ke
bawah tingkat organisasi akan melalui beberapa Filter", dengan persepsi, motif,
kebutuhan dan hubungannya sendiri.

b) Wewenang manajerial. Tanpa berwenang untuk membuat keputusan mungkin


manajer dapat mencapai tujuan dengan efektif. Tetapi dilain pihak, pada
kenyataannya bahwa seseorang yang

20
mengendalikan orang lain juga merupakan hambatan hambatan terhadapa
komunikasi. Banyak atas merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya menerima
berbagai masalah, kondisi atau hasil yang dapat membuat mereka tampak lemah.
Sebaliknya, banyakan menghindari situasi dimana mereka harus mengungkapkan
informasi yang dapat membuat mereka dalam posisi yang tidak menguntungkan.
Sebagai hasilnya ada "leveling" antara atasan dan bawahan.

c) Spesialisasi. Meskipun spesialisasi adalah prinsip dasar organisasi, tetapi juga


menciptakan masalah masalah komunikasi, dimana hal ini memisahkan orang-orang,
bahkan bila mereka bekerja saling berdekatan. Perbedaan fungsi, kepentingan, dan
istilah-istilah pekerjaan dapat membuat orang-orang merasa bahwa mereka hidup di
dunia yang berbeda. Akibatnya, dapat menahan perasaan memasyarakat, membuat
sulit memahami, dan mendorong terjadinya kesalahan-kesalahan,

2. Hambatan-hambatan antar pribadi.

Manajer masih akan menghadapi kemungkinan bahwa berita yang mereka kirim akan
berubah, bahkan bila hambatan- hambatan komunikasi organisasional tidak ada.
Banyak kesalahan komunikasi yang disebabkan bukan oleh faktor-faktor organisasi,
tetapi oleh masalah-masalah ketidaksempurnaan manusia dan bahasa. Manajer perlu
memperhatikan hambatan-hambatan antar pribadi seperti,

a) persepsi selektif.

b) status atau kedudukan komunikator,

c) keadaan membela diri,

d) ketidaktepatan penggunaan bahasa.

Berikut adalah hambatan seseorang - hambatan dalam proses komunikasi :

a) Persepsi selektif persepsi adalah proses yang menyeluruh dengan mana seseorang
menseleksi, mengorganisasikam, dan mengartikan segala sesuatu di sekitarnya,
segera setelah menerima sesuatu, mengorganisasikan menjadi berbagai jenis
informasi yang berarti. Dalam hal ini pengalaman mengajarkan seseorang dengan
reaksi tertentu, bila seseorang mendengar suara api, maka dia akan melihat kreta api.
Seorang karyawan menjadi "definisi" secara otomatis bila dipanggil oleh atasannya
dengan kata lain, apa yang diinginkan seseorang untuk melihat atau mendengarkan

21
orang, objek atau situasi adalah sesuatu yang ingin dilihat atau didengar. hal ini
disebut selektif selektif.

b) Status komunikator, Hambatan utama komunikasi lainnya adalah kecenderungan


untuk menilai, mepertimbangkan dan membentuk pendapat atas dasar kerakteristik-
karakteristik pengirim (sumber), terutama kredibilitanya. Kredibilitas berdasarkan
"keahlian" seseorang dalam yang sedang dikomunikasikan dan tingkat kepercayaan
seseorang bahwa orang tersebut akan mengomunikasikan kebenaran. Manajer harus
melihat bawahan mereka sebagai orang yang terpercaya. Kalau tidak, usaha untuk
memotivasi, mempengaruhi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan bawahan akan
sangat menghambat pemulaan.

c) Keadaan membela diri, perasaan pembelaan diri pada pengirim, penerima berita
atau keduanya juga menimbulkan hambatan-hambatan komunikasi. Keadaan
membela diri seseorang mengakibatkan ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan
pembicaraan tertentu, dan sebaliknya meningkatkan tingkat pembelaan di pihak lain

J.Peningkatan Efektivitas Komunikasi

Berbagai penyebab timbulnya masalah-masalah komunikasi dan betapa sulitnya


mencapai komunikasi efektif telah dibahas diatas. Sekarang akan dibicarakan
berbagai cara dengan mana para manajer dapat meningkatkan efektivitas
komunikasi. Teknik-teknik ini pada dasarnya adalah cara-cara untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan yang disajikan sebelumnya.

1. Kesadaran Akan Kebutuhan Komunikasi Efektif

Karena berbgai hambatan organisasional dan antar pribadi, komunikasi


efektif tidak dapat dibiarkan terjadi begitu saja. Manajer harus memainkan peranan
penting dalam proses komunikasi, dimana hanya dengan cara itu kemudian dapat
diambil langkah-langkah untuk meningkatkan efektivitas komunikasi.

Pentngnya komunikasi menyebabkan banyak perusahaan besar menggunakan


para “ahli komunikasi”. Para spesialis komunikasi ini membantu perbaikan

22
komunikasi dengan bantuannya kepada para penyelia memecahkan masalah-masalah
komunikasi internal; penentuan strategi komunikasi perusahaan sehubungan dengan
“layoffs”, penutupan pabrik atau relokasi, dan terminasi; serta pengukuran kualitas
kegiatan-kegiatan komunikasi, melalui interview (wawancara) atau survey.

2. Penggunaan Umpan-Balik

Peralatan penting pengembangan komunikasi lainnya adalah penggunaan


umpan balik berita-beria yang dikirim. Komunikasi dua arah ini memungkinkan
proses komunikasi berjalan lebih efektif. Para manajer dapat melakukan paling
sedikit dua hal untuk mendorong umpan balik dan menggunakannya secara efektif.
Manajer dapat menciptakan lingkungan yang mendorong umpan balik, dan
mendapatkan umpan balik melalui kegiatan mereka sendiri.

Cara manajer berkomunikasi dengan para bawahannya dapat menentukan jumlah


umpan balik yang akan mereka terima. Disamping itu, tipe komunikasi yang
digunakan dan lingkungan komunikasi penting dalam penentuan umpan balik
macam apa yang akan di dapatkannya. Dalam hal ini manajer perlu memainkan
peranan aktif dalam pengadaan umpan balik tersebut. Sebagai contoh, setelah
memberikan penugasan tugas suatu pekerjaan manajer dapat bertanya, “apa saudari
mengerti?” atau “apakah saudara mempunyai pertanyaan” atau “apakah ada yang
belum saya jelaskan?” tetapi pertanyaan-pertanyaan itu tidak mendorong timbulnya
jawaban, sehingga pendekatan yang lebih langsung dapat dilakukan dengan
mengatakan : “pekerjaan ini adalah penting, sebab itu pahami benar setiap langkah,
laporkan kepada saya apa yang akan saudara lakukan”.

Dilain pihak, para manajer perlu secara aktif mencari umpan balik.
Manajemen partisipatif dan komunikasi tatap muka merupakan cara-cara yang dapat
digunakan untuk meningkatkan efektivitas kominukasi melalui penggunaan umpan
balik.

23
3. Menjadi Komunikator Yang Lebih Efektif

Teknik-teknik yang jelek mengganggu banyak manajer, seperti halnya


mengganggu hubungan mereka dengan para bawahannya diluar pekerjaannya. Oleh
karena itu latihan-latihan dalam penulisan dan penyampaian berita secara lisan perlu
dilakukan untuk meningkatkan pemahaman akan simbol-simbol, penggunaan
bahasa, mengutarakan yang tepat, dan kepekaan terhadap latar belakang penerima
berita.

Salah satu peralatan yang digunakan secara efektif oleh para psikolog, dan
orang-orang yang profesinya memerlukan pemahaman yang mendalam tentang klien
mereka, yaitu active listening (aktif mendengarkan), dapat dipergunakan untuk
mengembangkan dimensi baru keterampilan manajemen para manajer. Prinsip dasar
peralatan ini adalah penggunaan reflective statements (pernyataan baik) oleh
pendengar. Bagaimanapun posisi kunci para manajer dalam proses komunikasi,
membuat kebutuhan mendesak bagi pengembangan diri untuk menjadi komunikator
yang lebih efektif.

K.Pedoman Komunikasi Yang Baik

Amerika Management Asosiations (AMA) telah menyusun sejumlah prinsip-


prinsip komunikasi yang disebut “the Ten Commandments of Good
Communication” (sepuluh pedoman komunikasi yang baik). Pedoman-pedoman ini
disusun untuk meningkatkan efektivitas komunikasi organisasi, secara ringkas
adalah sebgai berikut:

1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum


dikomunikasikan.

2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.

24
3. Pertimbangkan keadaan fisik dan manusia keseluruhan kapan saja
komunikasi akan dilakukan.

4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain, bilaperlu, dalam perencanaan


komunikasi.

5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita
selama berkomunikasi.

6. Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala sesuatu yang


membantu atau umpan balik.

7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang dilakukan.

8. Perhatikan konsistensi komunikasi.

9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.

10. Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk


dimengerti tetapi untuk mengerti.

25
L. STUDI KASUS

Kisruh Minyak Goreng

Latar Belakang Kasus

Sebagaimana diketahui, sejak akhir tahun lalu, harga minyak goreng


melambung tinggi.Pemerintah sempat mengeluarkan aturan Harga Eceran Tertinggi
(HET). Untuk minyak goreng curah, ditetapkan HET sebesar Rp 11.500 per liter,
minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan
premium Rp 14.000 per liter..HET yang diterapkan mulai 1 Februari 2022 itu
memang sempat membuat harga minyak goreng di pasaran turun. Namun,
keberadaannya menjadi langka di pasaran.

Akhirnya, pemerintah mencabut aturan soal HET. Artinya, harga minyak


goreng kemasan diserahkan ke mekanisme pasar.Setelahnya minyak goreng memang
muncul kembali di pasaran. Tetapi, masalah yang muncul selanjutnya yakni harganya
melonjak tinggi.

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammaf Lutfi mengungkap, langka dan


mahalnya harga minyak goreng disebabkan karena adanya permainan mafia."Ada
orang-orang yang tidak sepatutnya mendapatkan hasil dari minyak goreng ini.
Misalnya minyak goreng yang seharusnya jadi konsumsi masyarakat masuk ke
industri atau diselundupkan ke luar negeri," ujarnya dalam rapat kerja bersama
Komisi VI DPR RI, Kamis (18/3/2022).

Menurut Lutfi, mafia-mafia tersebut tidak sepatutnya mendapatkan minyak


goreng, tetapi kemudian memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.Lutfi pun
mengakui bahwa pihaknya tak kuasa mengontrol keberadaan mafia tersebut. Dia juga
menyampaikan permohonan maaf."Dengan permohonan maaf, Kemendag tidak dapat
mengontrol karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat," katanya.

PERMASLAHAN MASALAH

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati


Soekarnoputri panen kritik usai berkomentar soal minyak goreng.Di tengah langka
dan tingginya harga minyak di Indonesia, Mega mengaku heran melihat ibu-ibu rela

26
mengantre berjam-jam demi membeli minyak.Ia juga mempertanyakan para ibu yang
terlalu banyak menggoreng.

"Saya sampai mengelus dada, bukan urusan masalah nggak ada atau mahalnya
minyak goreng, saya sampai mikir, jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya
menggoreng sampai begitu rebutannya?" kata Megawati dalam webinar "Cegah
Stunting untuk Generasi Emas" yang disiarkan Youtube Tribunnews, Jumat
(18/3/2022).Meski demikian, Mega tak menampik pentingnya minyak goreng dalam
urusan rumah tangga. Namun, menurut dia, minyak goreng bukanlah kebutuhan
primer.

"Nanti dipikirnya saya tidak membantu rakyat kecil. Lho padahal, ini
kebutuhan apa tidak? Sebetulnya ini kan bukan primer sebetulnya, kalau mikirnya
kita kreatif," kata Presiden ke-5 RI itu.

PENYELESAIAN MASALAH MENURUT PANDANGAN AHLI

Membaca ini, Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi


Wibowo, menilai bahwa komunikasi politik Megawati kali ini cenderung
ceroboh.Tak heran jika rakyat merasa tersakiti atas pernyataan Mega, sebab
masyarakat di berbagai daerah berbulan-bulan dalam kondisi sulit akibat langka dan
mahalnya harga minyak.

"Komunikasi politik Bu Mega ini agak ceroboh karena pertama kondisi


masyarakat sedang susah," kata Kunto kepada Kompas.com, Minggu(20/3/2022).Na
mun, di sisi lain, Kunto memandang bahwa Mega tengah berupaya mengalihkan
sejenak perhatian publik dari pokok persoalan minyak goreng yang mahal dan langka.

Megawati, menurut Kunto, sementara menggantikan posisi Menteri Perdagan
gan (Mendag) Muhammad Lutfi sebagai sasaran tembak public ihwal minyak goreng.
Kunto menilai, gaya komunikasi Mega ini menunjukkan adanya diskrepansi atau gap
yang besar antara elite politik dengan kalangan akar rumput.Bahwa rupanya tak
seluruh elite politik menganggap kisruh minyak goreng sebagai masalah prioritas,
sementara bagi publik persoalan ini sangat mendasar.

"Ini yang harus menurut saya jadi problem. Berarti ada saluran komunikasi,
saluran aspirasi dari bawah ke atas yang mandek," ujar Kunto.Namun demikian,

27
Kunto berpandangan, blunder Megawati ini tidak akan berpengaruh besar pada
dukungan PDI-Perjuangan. Sebab, Pemilu 2024 masih cukup lama.

Selain itu, lanjut Kunto, kecerobohan Mega ini bukan sesuatu yang fatal dan
membuat orang sangat marah. Dia memprediksi, setelah ini masyarakat akan lupa
pada kontroversi pernyataan Mega soal minyak."Kalau dilihat orang kemudian
menyindir, membuat ini sebagai humor, membuat ini sebagai bahan bercanda dan
menurut saya kerusakannya tidak begitu besar ke PDI-P," tutur pengajar di Fakultas
Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran ini.Dalih pdip.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto telahmenyampaikan
pembelaan terkait pernyataan Megawati ini.Hasto mengatakan, pernyataan Mega
yang mempertanyakan kenapa masyarakat tidak membuat masakan yang direbus dan
dikukus merupakan solusi atas kelangkaan minyak goreng. Ia mengeklaim bahwa
Mega memahami persoalan dapur rakyat Indonesia.

"Ketika minyak goreng harganya tinggi, Ibu Megawati memberi opsi dan
solusi ke rakyat, meminta Ibu-ibu untuk kreatif. Ibu Megawati begitu memahami
persoalan dapur rakyat sehingga memberikan solusi praktis," kata Hasto dalam
keterangan tertulis, Jumat (18/3/2022).

Hasto pun meminta publik menangkap substansi pernyataan Megawati terkait


minyak goreng secara utuh.Menurut dia, Megawati justru ingin mendorong kalangan
ibu kreatif dalam mengolah makanan, tidak hanya digoreng tetapi juga dapat dikukus,
direbus, atau dibakar.

Hasto mengeklaim,PDI-P telah memerintahkan seluruh kepala daerah,anggota
legislatif, dan struktur partai untuk membantu rakyat dan bergotong royong mengatas
persoalan minyak goreng.

28
BAB 3

A. Kesimpulan
Komunikasi merupakan hal yang paling penting dalam berorganisasi,
tanpa adanya komunikasi yang baik maka akan tercipta ruang lingkup
organisasi yang buruk begitu pula sebaliknya apabila komunikasi yang terjadi
didalam organisasi itu baik maka ruang lingkup organisasi itu juga akan
menjadi baik pula.Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang di
dalamnya terdapat proses dan saluran komunikasi yang baik dan minimnya
hambatan komunikasi yang ada untuk meningkatkan efektifitas dalam
berkomunikasi dan berorganisasi.

29
Daftar pustaka

Yusuf, Muhammad Fahrudin,2021,Buku Ajar Pengantar Ilmu


Komunikasi,Yogyakarta:Pustaka ilmu

Dr.Sitti Roskina Mas,M.M.,M.Pd & Prof.Dr. Phil.Ikhfan


Haris,M.Sc,2020,Komunikasi Dalam Organisasi

Ahmad Nasrudin, saluran komunikasi,2019

Ernie tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, pengantar manajemen edisi pertama,
2012

Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, manajemen, 2016

Budi,M.Pd.I.2021. Dasar-Dasar Komunikasi Organisasi. Medan:CV.Pusdikra Mitra


Jaya

Nainngolan,Nana Triapnita dkk.2021. Komunikasi organisasi:Teori,Inovasi dan Etia.
Yayasan Kita Menulis. Budi,M.Pd.I.2021. Dasar-Dasar Komunikasi Organisasi.
Medan:CV.Pusdikra Mitra Jaya

Nainngolan,Nana Triapnita dkk.2021. Komunikasi organisasi:Teori,Inovasi dan


Etika.Yayasan Kita Menulis

https://youtu.be/wdl2eh3bme8

https://www.google.com/url?q=https://eprints.umm.ac.id/63442/11/BAB
%2520II.pdf&usg=AOvVaw0MMNO1kha58yyEfncnrvim

https://www.google.com/url?q=https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/
pdfmk/SKOM431304-
M1.pdf&usg=AOvVaw0xMDGDN4yghpEV38TmhIWt&hl=in_ID

https://ilmumanajemenindustri.com/jenis-jenis-komunikasi-verbal-non-verbal-
tertulis/

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/22/06000061/-populer-nasional-
kecerobohan-komunikasi-politik-megawati-dalam-polemik

30

Anda mungkin juga menyukai