Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KOMUNIKASI DAN ADVOKASI KEBIJAKAN

(TUGAS INDIVIDU)

OLEH :

HAIRUL PURNOMO RASYID

105611119818

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat karunia serta

taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik

meskipun banyak kekurangan didalamnya. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita

haturkan kepada junjungan nabi agung kita, yaitu Muhammad SAW yang telah

menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah

petunjuk paling besar yakni agama islam yang sempurna dan merupakan salah satu

karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah

wawasan serta pengetahuan kita mengenai Komunikasi dan Advokasi Kebijakan.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan

dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran

dan usulan demi perbaikan makalah ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna

tanpa saran yang membangun.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh

siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat

berguna bagi penulis pribadi maupun orang yang membacanya.

Makassar, 30 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1. Latar Belakang...............................................................................................1

2. Rumusan Masalah..........................................................................................2

3. Tujuan Penulisan ...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Proses Komunikasi............................................................... 3

B. Unsur – unsur komunikasi............................................................................5

C. Bentuk – bentuk komunikasi .........................................................................7

D. Teknik – teknik komunikasi...........................................................................10

E. Pengertian dan proses advokasi kebijakan.....................................................12

F. Tujuan advokasi kebijakan ............................................................................17

G. Bentuk – bentuk advokasi kebijakan .............................................................18

H. Teknik – teknik advokasi kebijakan ..............................................................18

BAB III PENUTUP..................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Advokasi kebijakan ialah aktifitas strategis yang butuh dicermati oleh para

pengamat serta akademisi. Advokasi ini terikat dengan transfer pengetahuan dari satu

pihak ke pihak lain eksklusifnya yang punya wewenang mengambil keputusan. Guna

mentransfer pengetahuan tersebut, sehingga diperlukan sumber energi yang memadai.

Sumber energi dalam advokasi kebijakan tidak cuma berkaitan dengan keuangan,

kekuasaan, serta peran( jabatan). Bakal tapi, advokasi jua memerlukan kepiawaian

berinteraksi secara baik, jelas serta lugas.

Kebijakan publik dilihat selaku suatu proses kegiatan pemerintah guna

mengendalikan serta mengelola sistem yang berlaku, sesudah itu kebijakan publik

dimaksud dengan sesuatu hukum yang mengendalikan serta mengikat publik dalam

berjalannya sesuatu sistem. Abdullah, dkk( 2009: 29) menyampaikan jika kebijakan

publik yakni selaku sesuatu sistem pembuatan, penerapan, serta pengendalian

keputusan- keputusan yang menyangkut kepentingan publik luas.

Penerapan kebijakan publik dalam sistem pemerintahan demokrasi yang

berlaku pada negeri Indonesia bertabiat mengikat, tapi tidak permanen serta sanggup

diperbaharui, kebijakan sanggup berubah cocok dengan kebutuhan/ kondisi publik

serta masa jabatan kepemerintahan. Kebijakan publik yang diresmikan oleh pihak

berwenang wajib bertabiat demokratis dengan mengikut sertakan publik dalam

pengambilan keputusannya.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian dan Proses Komunikasi ?

2. Bagaimana Unsur – unsur komunikasi ?

3. Bagaimana Bentuk – bentuk komunikasi ?

4. Bagaimana Teknik – teknik komunikasi ?

5. Bagaimana Pengertian dan proses advokasi kebijakan ?

6. Bagaimana Tujuan advokasi kebijakan ?

7. Bagaimana Bentuk – bentuk advokasi kebijakan ?

8. Bagaimana Teknik – teknik advokasi kebijakan ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Pengertian dan Proses Komunikasi.

2. Untuk mengetahui Unsur – unsur komunikasi.

3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi.

4. Untuk mengetahui Teknik – teknik komunikasi.

5. Untuk mengetahui Pengertian dan proses advokasi kebijakan.

6. Untuk mengetahui Tujuan advokasi kebijakan.

7. Untuk mengetahui Bentuk – bentuk advokasi kebijakan.

8. Untuk mengetahui Teknik – teknik advokasi kebijakan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan proses komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan proses penyampaian benak ataupun perasaan oleh

seorang kepada orang lain dengan memakai lambang- lambang yang bermakna untuk

kedua pihak, dalam suasana yang tertentu komunikasi memakai media tertentu buat

merubah perilaku ataupun tingkah laku seseorang ataupun beberapa orang sehingga

terdapat dampak tertentu yang diharapkan( Effendy, 2000: 13).

Komunikasi merupakan data yang di informasikan dari satu tempat lain

dengan pemindahan data, ilham, emosi, keahlian serta lain- lain dengan memakai

simbol semacam kata, figur serta grafik dan berikan, meyakinkan perkataan serta

tulisan( Muhammad Mufid, Meter. Sang, 2005: 1- 2).

Komunikasi merupakan proses penyampaian gagasan, harapan serta pesan

yang di informasikan lewat lambang tertentu, memiliki makna, dicoba oleh

penyampai pesan diperuntukan pada penerima pesan. Iktikad pesan disini semacam

mengantarkan amanah dengan lewat komunikasi langsung ataupun bertatap muka

sama penerima pesan( H. A. W. Widjaja, 2000: 13- 14)

Komunikasi merupakan proses pemindahan penafsiran dalam wujud gagasan,

data dari seorang ke orang lain( Handoko, 2002: 30).

3
Tidak terdapat kelompok yang bisa eksis tanpa komunikasi: pentransferan arti

di antara anggotaanggotanya. Cuma melalui pentransferan arti dari satu orang ke

orang lain data serta gagasan bisa dihantarkan. Namun komunikasi itu lebih dari

hanya menanamkan arti namun wajib pula dimengerti( Robbins, 2002: 310).

Hingga, bisa kita simpulkan kalau komunikasi merupakan sesuatu proses

dalam mana seorang ataupun sebagian orang, kelompok, organisasi, serta warga

menghasilkan serta memakai data supaya tersambung dengan area serta orang lain.

2. Proses Komunikasi

Proses komunikasi merupakan gimana komunikator mengantarkan pesan

kepada komunikannya, sehingga bisa menghasilkan sesuatu persamaan arti antara

komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan buat

menghasilkan komunikasi yang efisien( cocok dengan tujuan komunikasi pada

biasanya). Proses komunikasi, banyak lewat pertumbuhan. Proses komunikasi bisa

terjalin apabila terdapat interaksi antar manusia serta terdapat penyampaian pesan

buat mewujudkan motif komunikasi.

Sebuah proses komunikasi tidak akan terjadi jika tidak ada komponen-

komponen yang dapat menyebabkan sebuah komunikasi itu terjadi. Menurut Laswell,

komponen-komponen komunikasi adalah:

a. Pengirim atau komunikator (sender)

Adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.

b. Pesan (message)

Adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.

4
c. Saluran (channel)

Adalah media di mana pesan disampaikan kepada komunikan. Dalam komunikasi

antar pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran

nada/suara.

d. Penerima atau komunikan (receiver)

Adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.

e. Umpan balik (feedback)

Adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.

f. Aturan (speak manner)

Adalah aturan (protokol) yang disepakati para pelaku komunikasi tentang

bagaimana komunikasi itu akan dijalankan.

B. Unsur – unsur komunikasi

Dengan penjelasan mengenai pengertian komunikasi yang telah disampaikan

di atas. Proses komunikasi seperti itu harus dianggap sebagai interaksi yang terus

menerus dan dinamis, baik yang mempengaruhi maupun dipengaruhi oleh banyak

variabel dan unsur komunikasi, mereka adalah:

1. Pengirim

Unsur- unsur komunikasi awal merupakan pengirim. Orang yang mau

mengantarkan pesan dengan iktikad mengantarkan data serta ilham kepada orang lain

diketahui selaku pengirim ataupun komunikator.

5
2. Ide

Unsur-unsur komunikasi yang selanjutnya adalah ide. Ide adalah pokok

bahasan komunikasi. Ini mungkin pendapat, sikap, perasaan, pandangan, perintah,

atau saran.

3. Encoding

Unsur-unsur komunikasi yang selanjutnya adalah encoding. Karena pokok

bahasan komunikasi bersifat teoritis dan tidak berwujud, penyampaiannya selanjutnya

memerlukan penggunaan simbol-simbol tertentu seperti kata-kata, tindakan atau

gambar, dll. Konversi materi pelajaran menjadi simbol-simbol ini adalah proses

pengkodean.

4. Saluran Komunikasi

Unsur-unsur komunikasi yang selanjutnya adalah saluran komunikasi. Orang

yang tertarik untuk berkomunikasi harus memilih saluran untuk mengirimkan

informasi yang diperlukan, ide, dll. Informasi ini dikirimkan ke penerima melalui

saluran tertentu yang dapat berupa formal atau informal.

5. Penerima

Unsur-unsur komunikasi yang selanjutnya adalah penerima. Penerima adalah

orang yang menerima pesan atau untuk siapa pesan tersebut dimaksudkan. Penerima-

lah yang mencoba memahami pesan dengan cara sebaik mungkin dalam mencapai

tujuan yang diinginkan.

6
6. Decoding

Unsur-unsur komunikasi yang selanjutnya adalah decoding. Orang yang

menerima pesan atau simbol dari komunikator mencoba untuk mengubah yang sama

sedemikian rupa sehingga dia dapat mengekstrak maknanya menjadi pemahaman

yang lengkap.

7. Umpan balik

Unsur- unsur komunikasi yang terakhir merupakan umpan balik ataupun

feedback. Umpan balik merupakan proses buat membenarkan kalau penerima sudah

menerima pesan serta menguasai dalam penafsiran yang sama semacam yang

dimaksudkan pengirim.

C. Bentuk – bentuk komunikasi

Bermacam wujud komunikasi banyak kita jumpai di area dekat, serta apalagi

terkadang kita pula melaksanakan komunikasi tersebut. Terkadang komunikasi yang

kita jalani bertabiat individu antar personal, kerap pula kita melaksanakan komunikasi

antar kelompok, antar kelas, antar institusi, maupun komunikasi kepada Tuhan Yang

Maha Esa. Bentuk- bentuk komunikasi yang hendak dibahas meliputi: komunikasi

interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, serta komunikasi massa.

Berikut bahasannya secara lebih lanjut.

1. Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapersonal ialah komunikasi intrapribadi yang maksudnya

komunikasi yang dicoba kepada diri sendiri. Proses komunikasi ini terjalin diawali

7
dari aktivitas menerima pesan/ data, mencerna serta menaruh, pula menciptakan

kembali.

2. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antarpribadi. Komunikasi

ini pula bisa dimaksud selaku proses pertukaran arti dari orang yang silih berbicara

antara satu orang dengan orang yang lain. Sesuatu komunikasi interpersonal bisa

terjalin apabila penuhi kriteria berikut:

a. Mengaitkan sikap verbal serta nonverbal

b. Terdapatnya umpan balik pribadi

c. Terjalin ikatan/ interaksi yang berkesinambungan

d. Bertabiat silih persuasif

3. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok bisa dimaksud selaku tatap muka dari 3 ataupun lebih

orang guna mendapatkan iktikad serta tujuan yang dikehendaki. Semacam berbagi

data, pemeliharaan diri ataupun pemecahan permasalahan. Komunikasi kelompok

ialah komunikasi yang dillakkan oleh sebagian orang lain ataupun sekelompok orang.

Contoh komunikasi kelompok antara lain kuliah, rapat, briefing, seminar, workshop

serta lain- lain. Dalam komunikasi kelompok, tiap orang yang ikut serta dalam

kelompok tiap- tiap berbicara cocok dengan kedudukan serta perannya dalam

kelompok tersebut. Pesan ataupun data yang di informasikan pula menyangkut

kepentingan segala anggota kelompok serta bukan bertabiat individu. organisasi.

8
Komunikasi organisasi ialah proses komunikasi yang berlangsung secara resmi

ataupun nonformal dalam suatu sistem yang diucap organisasi.

Komunikasi organisasi kerap dijadikan selaku objek riset sendiri sebab

luasnya ruang lingkup komunikasi tersebut. Pada biasanya komunikasi organisasi

mangulas tentang struktur serta guna organisasi, ikatan antarmanusia, komunikasi

serta proses pengorganisasian, dan budaya organisasi.

4. Komunikasi massa

Komunikasi massa ialah wujud komunikasi yang memakai saluran( media)

dalam menghubungkan komunikator serta komunikan secara massal, berjumlah

banyak, bertempat tinggal yang jauh, sangat heterogen, serta memunculkan dampak

tertentu. Jadi, Komunikasi massa selaku pesan yang dikomunikasikan lewat media

massa pada beberapa besar orang.

Identitas komunikasi massa merupakan selaku berikut:

a. Komunikator umumnya sesuatu lembaga media massa

b. Ikatan antara komunikator serta penonton bukan bertabiat pribadi

c. Memakai media massa

d. Mediumnya bisa digunakan oleh orang banyak

e. Komunikan merupakan massa, yang bertabiat heterogen

f. Penyebaran pesan serentak pada dikala yang bersamaan

g. Umpan balik bertabiat tidak langsung

h. Pesan yang disebarkan cendrung tidak langsung mempengaruhi terhadap

massa

9
Dari identitas tersebut komunikasi massa bisa dimaksud selaku komunikasi

yang diperuntukan kepada beberapa besar khalayak yang tersebar, heterogen, lewat

media cetak ataupun elektronik sehingga pesan yang sama bisa diterima secara

serentak serta sesaat. Sebaliknya komunikasi yang dicoba lewat pemakaian media

lain tidak hanya media massa diucap komunikasi medio. Komunikasi medio

umumnya memakai media pesan, telepon, pamflet, poster, brosur, spanduk, serta

sebagainya.

Berbagai bentuk komunikasi banyak kita jumpai di lingkungan sekitar, dan

bahkan terkadang kita juga melakukan komunikasi tersebut. Terkadang komunikasi

yang kita lakukan bersifat pribadi antar personal, sering juga kita melakukan

komunikasi antar kelompok, antar kelas, antar institusi, ataupun komunikasi kepada

Tuhan Yang Maha Esa. Bentuk-bentuk komunikasi yang akan dibahas meliputi:

komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, dan

komunikasi massa. Berikut bahasannya secara lebih lanjut.

1. Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi intrapribadi yang artinya

komunikasi yang dilakukan kepada diri sendiri. Proses komunikasi ini terjadi dimulai

dari kegiatan menerima pesan/informasi, mengolah dan menyimpan, juga

menghasilkan kembali.

2. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antarpribadi. Komunikasi ini juga

dapat diartikan sebagai proses pertukaran makna dari orang yang saling

10
berkomunikasi antara satu individu dengan individu lainnya. Suatu komunikasi

interpersonal dapat terjadi apabila memenuhi kriteria berikut:

a. Melibatkan perilaku verbal dan nonverbal

b. Adanya umpan balik pribadi

c. Terjadi hubungan/interaksi yang berkesinambungan

d. Bersifat saling persuasif

3. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok dapat diartikan sebagai tatap muka dari tiga atau lebih

individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang dikehendaki. Seperti berbagi

informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah. Komunikasi kelompok

merupakan komunikasi yang dillakkan oleh beberapa orang lain atau sekelompok

orang. Contoh komunikasi kelompok antara lain kuliah, rapat, briefing, seminar,

workshop dan lain-lain. Dalam komunikasi kelompok, setiap individu yang terlibat

dalam kelompok masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan

kedudukannya dalam kelompok tersebut. Pesan atau informasi yang disampaikan

juga menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok dan bukan bersifat pribadi.

Komunikasi organisasi merupakan proses komunikasi yang berlangsung secara

formal maupun nonformal dalam sebuah sistem yang disebut organisasi. Komunikasi

organisasi sering dijadikan sebagai objek studi sendiri karena luasnya ruang lingkup

komunikasi tersebut. Pada umumnya komunikasi organisasi membahas tentang

struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses

pengorganisasian, serta budaya organisasi.

11
4. Komunikasi massa

Komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran

(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal,

berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh, sangat heterogen, dan menimbulkan

efek tertentu. Jadi, Komunikasi massa sebagai pesan yang dikomunikasikan melalui

media massa pada sejumlah besar orang. 

Ciri-ciri komunikasi massa adalah sebagai berikut:

a. Komunikator biasanya suatu lembaga media massa

b. Hubungan antara komunikator dan pemirsa bukan bersifat pribadi

c. Menggunakan media massa

d. Mediumnya dapat digunakan oleh orang banyak

e. Komunikan adalah massa, yang bersifat heterogen

f. Penyebaran pesan serentak pada saat yang bersamaan

g. Umpan balik bersifat tidak langsung

h. Pesan yang disebarkan cendrung tidak langsung berpengaruh terhadap massa

Dari ciri-ciri tersebut komunikasi massa dapat diartikan sebagai komunikasi

yang ditujukan kepada sejumlah besar khalayak yang tersebar, heterogen, melalui

media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak

dan sesaat. Sedangkan komunikasi yang dilakukan melalui penggunaan media lain

selain media massa disebut komunikasi medio. Komunikasi medio biasanya

menggunakan media surat, telepon, pamflet, poster, brosur, spanduk, dan sebagainya.

12
D. Teknik – teknik komunikasi

1. Informative Communication( Komunikasi Informatif)

Informative communication merupakan sesuatu pesan yang di informasikan

kepada seorang ataupun beberapa orang tentang hal- hal baru yang diketahuinya.

Metode ini berakibat kognitif alasannya komunikan cuma mengenali saja. Semacam

halnya dalam penyampaian kabar dalam media cetak ataupun elektronik, pada metode

informatif ini berlaku komunikasi satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya

bertabiat universal, medianya memunculkan keserempakan, dan komunikannya

heterogen. Umumnya metode informative yang digunakan oleh media bertabiat

asosiasi, ialah dengan metode menumpangkan penyajian pesan pada objek ataupun

kejadian yang lagi menarik atensi khalayak.

Kendatipun demikian metode informatif ini bisa pula berlaku pada seorang,

semacam halnya kajian ilmu yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa, tetapi

bertabiat relatif, alasannya pada kajian ilmu tertentu, sedikit banyak sudah dikenal

oleh mahasiswanya.

2. Persuasif Communication( Komunikasi Persuasif)

Komunikasi persuasif bertujuan buat mengganti perilaku, komentar, ataupun

sikap komunikan yang lebih memencet sisi psikologis komunikan. Penekanan ini

dimaksudkan buat mengganti perilaku, komentar, ataupun sikap, namun persuasi

dicoba dengan halus, luwes, yang memiliki sifat- sifat manusiawi sehingga

menyebabkan pemahaman serta kerelaan yang diiringi perasaan bahagia. Supaya

komunikasi persuasif menggapai tujuan serta sasarannya, hingga butuh dicoba

13
perencanaan yang matang dengan mempergunakan komponen- komponen ilmu

komunikasi ialah komunikator, pesan, media, serta komunikan. Sehingga bisa

terciptanya benak, perasaan, serta hasil penginderaannya terorganisasi secara mantap

serta terpadu. umumnya metode ini afektif, komunikan bukan cuma hanya ketahui,

tetapi tergerak hatinya serta memunculkan perasaan tertentu.

3. Coersive/ Instruktive Communication( Komunikasi Bertabiat Perintah)

Komunikasi instruktif ataupun koersi metode komunikasi berbentuk perintah,

ancaman, sangsi serta lain- lain yang bertabiat paksaan, sehingga orang- orang yang

dijadikan sasaran( komunikan) melaksanakannya secara terpaksa, umumnya metode

komunikasi semacam ini bertabiat fear arousing, yang bertabiat menakut- nakuti

ataupun menggambarkan efek yang kurang baik. Dan tidak luput dari watak red-

herring, ialah interes ataupun muatan kepentingan buat mencapai kemenangan dalam

sesuatu konflik, perdebatan dengan menepis argumentasi yang lemah setelah itu

dijadikan buat melanda lawan. Untuk seseorang diplomat ataupun tokoh politik

metode tersebut jadi senjata andalan serta sangat berarti buat mempertahankan diri

ataupun melanda secara diplomatis.

4. Human Relation( Ikatan Manusia)

Ikatan manusiawi ialah terjemahan dari human relation. Adapula yang

mengartikan ikatan manusia serta ikatan antar manusia, tetapi dalam kaitannya ikatan

manusia tidak cuma dalam perihal berbicara saja, tetapi didalam penerapannya

tercantum nilai nilai kemanusiaan dan unsur- unsur kejiwaan yang amat mendalam.

Semacam halnya mengganti watak, komentar, ataupun sikap seorang. Bila ditinjau

14
dari sisi ilmu komunikasi ikatan manusia ini tercantum kedalam komunikasi

interpersonal, alasannya komunikasi yang berlangsung antara 2 orang ataupun lebih

serta bertabiat dialogis.

Ikatan manusia pada biasanya dicoba buat melenyapkan hambatan- hambatan

komunikasi, meniadakan salah penafsiran serta meningkatkan tabiat manusia. Buat

melaksanakan ikatan manusia umumnya digunakan sebagian metode pendekatan

ialah pendekatan emosional( emosional approach) serta pendekatan social

budaya( sosio- cultur approach).

E. Pengertian dan proses advokasi kebijakan

1. Pengertian advokasi kebijakan

Pengertian Advokasi (Insist Pers, 2002) Pengertian advokasi adalah aksi-aksi

sosial, politik dan budaya yang dilakukan secara terencana, terstruktur, dan dilakukan

secara terkumpul (kolektif), mengikutsertakan berbagai taktik termasuk lobby,

kampanye (campaign), mendirikan koalisi, memberikan tekanan aksi massa, serta

riset yang digunakan untuk mengubak kebijakan.

Zastrow (1982) mengatakan advokasi sebagai aktivitas memberikan

pertolongan terhadap klien untuk mencapai layanan (service) yang mereka telah

ditolak sebelumnya dan memberikan ekspansi terdapap layanan tersebut agar banyak

orang yang terwadahi

Kaminski dan Walmsley (1995) berpendapat bahwa pengertian advokasi:

"Merupakan suatu pekerjaan yang memberikan petunjuk atas keunggulan pekerjaan

15
sosial dibandingkan profesi yang lain. Selain itu "advokasi" diartikan sebagai aksi

dalam mengubah kebijakan.

Menurut ahli “retorika” (Foss and fose, et al : 1980) advokasi diartikan

sebagai upaya persuasi yang mencakup kegiatan penyadaran, rasionalisasi,

argumentasi dan rekomendasi rindak lanjut mengenai sesuatu hal.

Menurut “John Hopkins (1990)” Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi

kebijakan melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif, dengan

menggunakan informasi yang akurat dan tepat.

2. Proses advokasi kebijakan

a. Membentuk lingkaran inti

Yakni kumpulan orang dan atau organisasi yang menjadi penggagas,

pemrakarsa, pemrakarsa dan pengendali utama seluruh kegiatan advokasi. Jadi,

lingkar inti merupakan perancang strategi sekaligus pemegang tongkat komando

utama selama proses advokasi berlangsung.

b. Memilih isu strategis

Lingkar inti bertugas mengumpulkan data dan informasi sebanyak mungkin untuk

menganalisis mana di antara sekian banyak isu actual dalam masyarakat yang benar-

benar strategis untuk diadvokasikan. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan

dalam pemilihan isu strategis ini yaitu ;

1) Faktor Aktualitas

2) Penting dan mendesak (tuntuan dari sebagian masyarakat untuk segera

ditangani).

16
3) Isu tersebut sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

4) Akan berdampak positif pada perubahan kebijakan-kebijakan publik lainnya

yang mengarah pada perubahan sosial yang lebih baik.

5) Sesuai dengan visi dan agenda perubahan sosial yang lebih besar seperti yang

dituntut oleh masyarakat dan juga dicanangkan oleh lingkar inti sendiri.

c. Merancang Sasaran & Strategi

Perumusan sasaran suatu kegiatan atau program harus tetap mengacu pada tujuan

dari advokasi yakni suatu upaya untuk merubah kebijakan publik. Hal ini penting

untuk mencegah kecenderungan merumuskan sasarab advokasi yang berlebihan

atau sudah berada di luar batas lingkup advokasi sendiri, misalnya kecenderungan

memperlakukan advokasi sebagai suatu revolusi untuk merebut kekuasaan politik.

d. Mengolah Data dan Mengemas Informasi

Hasil dari riset (pengumpulan data), perlu dikemas sedemikian rupa untuk

keperluan keseluruhan proses advokasi. Data dan informasi yang sama, jika

digunakan untuk keperluan melobbi pejabat pemerintah tentu saja memerlukan

kemasan dan cara penyajian yang berbeda jika digunakan untuk keperluan

menggalang dukungan langsung dan aktif dari berbagai pihak lain sebagai calon

sekutu potensial, atau juga digunakan untuk keperluan kampanye pembentukan

pendapat umum.

e. Menggalang sekutu dan Pendukung

Penggalangan sekutu dan sistem pendukung menjadi sangat vital dalam setiap

kegiatan advokasi. Sekutu dalam kegiatan advokasi adalah perseorangan,

17
kelompok atau organisasi yang memiliki sumber daya (keahlian, akses, pengaruh,

informasi, prasarana dan sarana juga dana) yang bersedia dan kemudian terlibat

aktif langsung, mendukung dengan mengambil peran atau menjalankan suatu

usaha atau fungsi tertentu dalam keseluruhan rangkaian kegaiatan terpadu. Adapun

mereka yang tidak terlibat secara langsung (misalnya, sekedar membantu

penyediaan sarana dan logistic yang dibutuhkan) dapat dikatakan sebagai satuan

pendukung (supporting unit).

f. Mengajukan Rancangan Tanding

Bagian ini sudah memasuki pada tahap advokasi yang sebenarnya. Dalam tahap

ini, tahap advokasi yang dilakukan adalah dengan membuat rancangan tanding

(counter draft legislation) terhadap proses-proses legislasi dan jurisdiksi yang

dilakukan oleh para pembuat kebijakan.

g. Mempengaruhi Pembuat Kebijakan

Tahap ini dilakukan dengan dengan mempengaruhi pelaku-pelaku utama dari

kebijakan publik (politisi dan aparat birokrasi pemerintah). Oleh karena itu,

dalam tahap-tahap ini akan berlangsung kegiatan-kegiatan lobbi, negoisasi,

mediasi, kolaborasi dan sebagainya.

h. Membentuk Pendapat Umum

Jalur ketiga dalam proses sosialisasi dan mobilisasi adalah proses sosialisasi dan

mobilisasi. Pada jalur ini, proses advokasi dilakukan dalam beberapa kegiatan

seperti kampanye, siaran pers, unjuk rasa, mogok, boikot, pengorganisasian basis

dan pendidikan politik.

18
i. Membangun Basis Gerakan

Proses advokasi ini memusatkan perhatian pada pengembangan basis massa

dari gerakan advokasi, seperti pengorganisasian rakyat, pendidikan politik dan

penyadaran sebagai bagian penting dari proses-proses sosialisasi dan

mobilisasi untuk melancarkan tekanan sosial dan politik ke arah terjadinya

perubahan-perubahan kebijakan publik yang lebih memihak kepentingan

masyarakat luas.

j. Memantau dan Menilai Program

Pemantauan terhadap keseluruhan proses advokasi menjadi penting dalam

kaitaannya untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan perubahan keadaan dan

situasi yang menuntut perubahan strategi advokasi yang dijalankan. Jika tidak,

advokasi bisa menjadi tidak efektif atau bahkan kontra produktif sama sekali.

Referensi : Topatimasang Roem, Fakih Mansour & Toto Rahardjo, 2000,

Merubah Kebijakan Publik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

F. Tujuan advokasi kebijakan

Ternyata Advokasi bisa dalam berbagai tingkatan, mulai dari lokal, nasional

sampai internasional, yang tentu saja dengan berbagai isu yang berkaitan dengan

advokasi juga bertujuan untuk memerangi penyelesaian masalah yang terjadi.

Agar implementasi di masyarakat lebih terarah dan tepat sasaran. Maka

diperlukan yang namanya tujuan. Disini kita simak baik-baik tentang tujuan advokasi

sebagai berikut:

19
1. Mengumpulkan bukti tentang apa yang perlu diubah dan bagaimana perubahan itu

bisa terjadi.

2. Meningkatkan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya bersuara untuk

membela kebenaran.

3. Menyelesaikan suatu masalah yang terjadi dengan lebih kondusif.

4. Menciptakan keadilan dan kesetaraan sosial yang lebih besar.

5. Agar terciptanya lingkungan yang tidak saling diskriminatif.

6. Memberi dampak positif yang lebih banyak.

Advokasi dapat di jumpai di berbagai tingkatan, mulai dari lokal, nasional sampai

internasional. Isu tentang advokasi ini sangat bermacam-macam, Yang mana

bertujuan untuk memerangi penyelesaian masalah yang terjadi.

G. Bentuk – bentuk advokasi kebijakan

1. Advokasi diri

Advokasi diri merupakan advokasi yang dilakukan pada skala lokal dan dalam

ruang lingkup yang kecil. Contoh dari advokasi diri yaitu pada saat mahasiswa yang

diskors oleh pihak Universitas tanpa adanya kejelasan. Hal ini, advokasi diperlukan

untuk mencari kejelasan mengenai klarifikasi pada pihak Universitas tersebut.

2. Advokasi hukum

Advokasi hukum merupakan advokasi yang dilakukan oleh lembaga dengan  cara

memberikan negosiasi, mediasi dan pendampingan baik di dalam atau luar

pengadilan untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang ada kaitannya dengan

hukum.

20
3. Advokasi Kasus

Advokasi kasus merupakan advokasi yang dilakukan sebagai proses

pendampingan kepada kelompok masyarakat yang belum memiliki kemampuan

untuk membela diri sendiri atau kelompoknya.

H. Teknik – teknik advokasi kebijakan

Ada beberapa teknik di dalam advokasi kebijakan, antarai lain: Lobi politik

(Political Lobbying), Seminar / presentasi, Debat, Dialog, Negosiasi, Petisi,

Mobilisasi, Konferensi Pers, Wisata Pers (Press Tour). Berikut merupakan penjelasan

dari teknik advokasi kebijakan;

1. Lobi Politik (Political Lobbying)

Lobi politik pada dasarnya adalah varian dari komunikasi interpersonal atau

wawancara tatap muka. Oleh karena itu dalam lobi politik ini pengenalan sasaran

yang mendalam (nilai kepentingannya,kebiasaannya, hobinya sampai

kelemahannya dan lainlain) akan sangat mempengaruhi keberhasilan lobi. Lobi

politik ini sangat penting dan banyak digunakanuntuk mengadvokasikan pembuat

kebijakan/pejabat publik dalam bentuk bincang-bincang (pendekatan tokoh).

2. Seminar / presentasi

Bentuk seminar/presentasi baik untuk digunakan untuk mengadvokasi beberapa

pejabat publik sekaligus, baik dari suatu instansi/lembaga tertentu, apalagi kalau

berasal dari beberapa instansi berbeda yang berkaitan dengan permasalahan/isu

yang diadvokasikan. Selain itu dalam teknik seminar/presentasi diperlukan

21
kemampuan untuk menggunakan atau memanfaatkan berbagai teknik atau alat

bantu penyajian yang terus semakin berkembang kecanggihannya.

3. Debat

Debat pada dasarnya juga merupakan salah satu teknik advokasi dalam kelompok

ciri spesifiknya adalah bahwa isu dibahas dalam pro dan kontra. Dengan teknik ini

pelibatan sasaran (khalayak) akan lebih aktif dan isu/masalah dapat dibahas dari

berbagai sudut pandang secara tajam serta bisa lebih mendalam. Dengan dukungan

media TV dan radio, debat dapat menjangkau khalayak yang sangat luas secara

cukup menarik.

4. Dialog

Hampir sama dengan debat, dialog lebih tepat digunakan sebagai teknik advokasi

dalam menjangkau kelompok, yang bila didukung oleh media massa khususnya

TV dan radio bisa menjagkau kelompok yang sangat luas. Teknik dialog memberi

peluang yang cukup baik untuk mengungkapkan aspirasi/pandangan sasaran

(khalayak).

5. Negosiasi

Negosiasi merupakan teknik advokasi yang dimaksudkan untuk meghasilkan

kesepakatan. Dalam hal ini pihak yang bernegosiasi menyadari bahwa masing-

masing pihak mempunyai kepentingan yang sama yang perlu diamankan sekaligus

kepentingan yang berbeda/bertentangan yang perlu dipertautkan. Dalam negosiasi

diperlukan kemampuan untuk melakukan tawar menawar dengan alternatif yang

cukup terbuka.

22
6. Petisi

Petisi atau resolusi merupakan salah satu teknik advokasi dengan membuat

pernyataan tertulis. Petisi atau resolusi ini akan lebih besar tekanannya apabila

merupakan hasil dari suatu musyawarah/rapat dengan jumlah peserta yang besar

(kuantitatif dan kualitatif) dan di blow-up melalui media massa. Dalam advokasi,

program-program pembangunan seperti KB dan kesehatan, teknik, petisi dan

resolusi ini biasanya dipilih variasi yang tergolong lunak seperti pernyataan sikap,

ikrar, fatwa, dan yang senada lainnya.

7. Mobilisasi

Mobilisasi adalah teknik advokasi dengan menggunakan kekuatan massa/orang

yang dapat dilakukan melalui berbagai variasi seperti parade pawai, demo, unjuk

rasa, dan yang sejenisnya. Kegiatan seperti ini mudah mengundang media massa

untuk mem-blow-up-nya. Hampir sama dengan petisi atau resolusi dalam advokasi

program-program pembangunan termasuk KB dan kesehatan, teknik mobilisasi

juga umumnya menggunakan varian yang tergolong lunak seperti parade, pawai,

safari dan yang senada lainnya.

8. Konferensi Pers

Adalah bentuk pertemuan singkat dengan sejumlah wartawan media massa yang

diundang untuk menjelaskan suatu isu penting yang segera perlu diketahui

masyarakat. Konferensi pers sebaiknya dilakukan secara cepat (waktu pendek)

didahului dengan penjelasan singkat dan diiikuti dengan tanya jawab/klarifikasi.

23
9. Wisata Pers (Press Tour)

Adalah bentuk kunjungan beberapa wartawan langsung ke lapangan untuk

menggali informasi mengenai program yang dinilai perlu disebarluaskan kepada

masyarakat.

24
BAB III

PENUTUP

komunikasi adalah suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang,

kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar

terhubung dengan lingkungan dan orang lain.

Advokasi adalah aksi-aksi sosial, politik dan budaya yang dilakukan secara

terencana, terstruktur, dan dilakukan secara terkumpul (kolektif), mengikutsertakan

berbagai taktik termasuk lobby, kampanye (campaign), mendirikan koalisi,

memberikan tekanan aksi massa, serta riset yang digunakan untuk mengubak

kebijakan.

Pelaksanaan kebijakan publik dalam sistem pemerintahan demokrasi yang

berlaku pada negara Indonesia bersifat mengikat, namun tidak permanen dan dapat

diperbaharui, kebijakan dapat berganti sesuai dengan kebutuhan/keadaan masyarakat

dan masa jabatan kepemerintahan. Kebijakan publik yang ditetapkan oleh pihak

berwenang harus bersifat demokratis dengan mengikut sertakan masyarakat dalam

pengambilan keputusannya.

25
DAFTAR PUSTAKA

E-Article

Diakses pada tanggal 29 November 2021

https://www.konsultanpsikologijakarta.com/pengertian-dan-proses-komunikasi/

https://mail.yahoo.com/?.intl=id&.lang=id-ID

https://www.pusat2.litbang.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2018/03/Metode-

advokasi-rekomendasi-kebijakan.pdf

https://haloedukasi.com/jenis-advokasi

https://www.anugerahdino.com/2014/10/bentuk-bentuk-komunikasi.html

https://fortunerolalala.blogspot.com/2012/06/makalah-teknik-komunikasi.html

https://www.terketik.com/2017/03/pengertian-advokasi-jenis-dan-fungsinya.html

https://dotedu.id/langkah-langkah-advokasi-kebijakan/

26

Anda mungkin juga menyukai