Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KOMUNIKASI POLITIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah

Komunikasi Politik

Disusun Oleh :

Haifa Nur Raidah (6662210125)

Dosen Pengampu :

Dr. Idi Dimyati, M.I.Kom.

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah yang

berjudul “Komunikasi Politik” ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah

Komunikasi Politik dari Bapak Dr. Idi Dimyati, M.I.Kom., selaku dosen pengampu.

Selama proses pembuatan makalah ini beruntungnya tidak banyak kendala yang

penulis alami, ini semua berkat bimbingan serta bantuan dari teman-teman semua

sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih karena telah

diberikan kesempatan untuk membuat makalah ini. Penulis juga ingin mengucapkan

terima kasih kepada semua orang yang terlibat dalam membantu proses pembuatan

makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh

karena itu, penulis memohon maaf jika terdapat kesalahan dan ketidaknyamanan yang

mungkin terdapat dalam makalah ini. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran guna

penyempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang

membutuhkannya, terlebih untuk penulis agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai,

Aamiin.

Serang, 18 Oktober 2022


DAFTAR ISI

BAB I.................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.............................................................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..................................................................................................5

C. Tujuan.....................................................................................................................5

BAB II...............................................................................................................................6

PEMBAHASAN................................................................................................................6

A. Pengertian Komunikasi Politik...............................................................................6

B. Perbedaan Komunikasi Politik dengan Politik Komunikasi..................................7

C. Komunikator Politik...............................................................................................8

D. Pesan Politik...........................................................................................................9

E. Faktor Penentu Kefektifan Komunikator Politik..................................................11

F. Kepentingan Relasi Media dengan Komunikator Politik.....................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat melekat pada kehidupan

sehari-hari, bisa itu secara verbal maupun nonverbal, formal atau informal.

Dimulai dari bangun hingga tidur kembali, proses komunikasi pasti akan terus

berjalan baik secara disadari ataupun tidak. Komunikasi terjalin karena adanya

tuntutan manusia sebagai makhluk sosial, karena jika tidak ada komunikasi

maka proses interaksi pada kehidupan social pastinya akan terhambat dan tidak

berjalan dengan efektif.

Secara epistimologi, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin

communicatio atau communico yang artinya “sama makna”. Secara terminologis

komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari seseorang

kepada orang lain. Dalam hal ini bisa disimpulkan bahwa komunikasi

merupakan proses pertukaran pesan/informasi antara komunikator (penyampai

pesan) dengan komunikan (penerima pesan) yang menghasilkan suatu makna.

Dalam berpolitik pun kita tidak akan pernah lepas dari yang namanya

proses komunikasi. Karena didalam suatu sistem politik tentunya ada hal-hal

yang perlu dicapai oleh orang/lembaga yang berusaha mencapainya. Dimana hal

itu tidak akan pernah tercapai atau terealisasikan jika didalamnya tidak disertai

dengan proses komunikasi yang efektif. Karena itulah ada yang namanya
komunikasi politik, yang nantinya akan menjadi jembatan bagi aktor-aktor

politik untuk mencapai dan menyampaikan makna yang mereka inginkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi politik ?

2. Apakah perbedaan antara komunikasi politik dengan politik komunikasi ?

3. Siapakah yang termasuk kedalam komunikator politik ?

4. Apa yang dimaksud dengan pesan politik ?

5. Hal apa saja yang menentukan keefektifan komunikator politik ?

6. Apa kepentingan relasi media dengan komunikator politik ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi politik.

2. Untuk mengetahui perbedaan antara komunikasi politik dengan politik

komunikasi.

3. Untuk mengetahui siapa sajakah yang termasuk komunikator politik.

4. Untuk mengetahui apa itu pesan politik.

5. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menentukan komunikator politik

yang efektif.

6. Untuk mengetahui pentingnya relasi media dengan komunikator politik.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Politik

Dalam artian yang singkat komunikasi politik bisa disebut sebagai proses

penyampaian pesan dengan makna-makna politik oleh seseorang atau

sekelompok aktor demi tercapainya suatu tujuan yang dikehendaki untuk

keberlangsungan proses politik.

Adapun pengertian komunikasi politik menurut para ahli diantaranya

sebagai berikut;

1. Menurut Cangara (2009:32) komunikasi politik merupakan suatu bidang

atau disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi yang

bersifat politik, mempunyai akibat politik, atau berpengaruh terhadap

perilaku politik. Pengertian komunikasi politik dirumuskan sebagai suatu

proses pemindahan lambing-lambang atau simbol-simbol komunikasi

yang berisi pesan-pesan politik dari seseorang atau kelompok pada orang

lain dengan tujuan membuka wawasan atau cara berpikir, serta

mempengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi target

politik.

2. Menurut Roelofs komunikasi politik merupakan komunikasi yang

materinya berisi pesan-pesan politik yang mencakup masalah kekuasaan

dan penempatan pada lembaga-lembaga kekuasaan (lembaga otoritatif)


3. Menurut McNair (2003) komunikasi politik bukan hanya komunikasi

dari aktor politik kepada pemilih dengan maksud untuk mencapai tujuan

tertentu, tetapi juga komunikasi yang ditujukan kepada para politisi oleh

pemilih dan kolumnis surat kabar, serta komunikasi tentang aktor politik

dan aktivitas mereka, sebagaimana terdapat pada berita, editorial, dan

bentuk diskusi politik media lainnya.

Kesimpulannya, menurut Harsono Suwardi (1997) komunikasi politik

dapat dilihat dalam arti yang sempit maupun arti yang luas. Dalam arti sempit

komunikasi politik merupakan setiap bentuk penyampaian pesan, baik dalam

bentuk lambang-lambang maupun dalam bentuk kata-kata tertulis atau terucap,

ataupun dalam bentuk isyarat yang mempengaruhi kedudukan seseorang yang

ada dalam suatu struktur kekuasaan tertentu. Dalam arti yang luas komunikasi

politik merupakan setiap jenis penyampaian pesan, khusunya yang bermuatan

informasi politik dari suatu sumber kepada sejumlah penerima pesan.

B. Perbedaan Komunikasi Politik dengan Politik Komunikasi

Komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan baik secara

langsung maupun tidak langsung (menggunakan lambang, isyarat dll) oleh

seorang aktor/lembaga politik yang bermuatkan makna politik. Dimana hal itu

bisa membuat suatu system politik menjadi lebih efektif sehingga memudahkan

tercapainya tujuan yang diharapkan.

Sedangkan politik komunikasi merupakan permainan politik dalam suatu

system komunikasi yang dilakukan oleh seseorang/lembaga demi mencapai

suatu tujuan.
C. Komunikator Politik

Leonard W. Doob (Nimmo, 2001), menyatakan komunikator utama dalam

politik sebagai politikus, professional, dan aktivis.

 Politikus : Orang yang bercita-cita untuk dan atau memegang jabatan

pemerintah.

1) Politikus ideolog adalah orang-orang yang dalam proses politik

lebih memperjuangkan kepentingan bersama/public.

2) Politikus partisan adalah orang-orang yang dalam proses politik

lebih memperjuangan kepentingan kelompoknya

 Profesional : Sekelompok orang yang mencari nafkah dengan

mengandalkan keahliannya dalam berkomunikasi. James Carey (dalam

Nimmo, 1989) mengatakan bahwa komunikator profesional adalah

makelar simbol, orang yang menerjemahkan sikap, pengetahuan, dan

minat suatu komunitas bahasa ke dalam istilah-istilah komunitas bahasa

yang lain yang berbeda tetapi menarik dan dapat dimengerti.

1) Jurnalis adalah siapun yang berkaitan dengan media berita seperti

mengumpulkan, menyusun dan menyiarkan informasi. Jurnalis

sendiri bisa menjadi jembatan bagi para politikus agar saling

terhubung seperti mengagendakan adanya pembicaraan atau

pertemuan antar politikus. Selain itu jurnalis juga merupakan

mediator/penghubung antara politikus dengan public/masyarakat

umum atau dengan para pemimpin sekalipun.

2) Promotor adalah orang yang dibayar untuk kepentingan kandidat

politik, lembaga, atau siapapun yang terlibat dalam proses politik.


 Aktivis adalah orang yang bertindak sebagai juru bicara dari salah satu

interest group serta pemuka pendapat

D. Pesan Politik

Pesan politik merupakan suatu informasi yang disampaikan oleh aktor

politik (komunikator) kepada publik/masyarakat umum (komunikan) yang

dimana informasi tersebut bermuatkan makna-makna yang bertujuan untuk

keberlangsungan sistem politik. Pesan politik sendiri dinilai efektif serta

merupakan cara yang cepat dan tepat (bagaikan peluru) untuk mempersuasi

(mengajak atau meyakinkan) khalayak.

Pesan politik bisa bersifat persuasif ataupun koersif. Persuasif disini berarti

pesan politik bersifat mengajak dan meyakinkan khalayak agar setuju dengan

apa yang disampaikan tanpa menggunakan kekerasan melainkan dengan

kalimat-kalimat fakta yang terkesan meyakinkan untuk diikuti. Lain halnya

dengan pesan yang bersifat koersif, dimana pesan politik disini memiliki tujuan

untuk menggiring opini, merubah keyakinan dan sikap dengan cara-cara yang

mengandung paksaan seperti kekerasan, pengancaman dan sanksi. Dimana hal

ini bisa menimbulkan efek tidak nyaman kepada khalayak atau bahkan dapat

memicu adanya konflik.

Ada 3 elemen dasar komunikasi menurut Aristoteles ;

 Communicative Ideology (ideologi komunikasi yg disampaikan

komunikator), ideologi disini merupakan gagasan, keyakinan atau

kepercayaan yang dimiliki oleh komunikator yang dijadikan acuan

menuju arah tercapainya suatu tujuan.


 Emotional Quality (kualitas emosi khalayak), emosi khalayak bisa

berupa emosi sedih, senang, kesal, marah dll. Dan tugas komunikator

politik ialah menyesuaikan isi pesan dengan emosi yang tengah dirasakan

khalayak.

 Core Argument (argumen inti komunikator)

Agar pesan yang disampaikan terkesan lebih dasyat sehingga menarik

perhatian public, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh para komunikator

politik yaitu ;

 Sound Bite, sound bite merupakan penggalan baris (satu garis kalimat)

dari suatu teks pidato atau pernyataan yang nantinya dapat digunakan

sebagai indikasi pesan yang lebih besar. Biasanya sound bite digunakan

oleh media untuk mendefinisikan suatu pesan, argument atau kebijakan.

Namun sound bite sendiri cenderung menjadi kontroversi karena

penggalan baris atau pernyataan yang dilakukan oleh wartawan/pelaku

media seringkali tidak sesuai dengan isinya.

 Bahasa hiperbola, dimana Bahasa cenderung dilebih-lebihkan agar

terkesan ‘wah’ dan meyakinkan. Bahasa hiperbola sering digunakan oleh

para politisi/aktor politik untuk mempersuasi khalayak.

 Bahasa nonverbal, walau terkesan sepele ternyata bahasa nonverbal

merupakan salah satu aspek penting dalam proses penyampaian pesan

politik. Semakin baik atau semakin untuk Bahasa nonverbal yang

tersampaikan, maka semakin efektif juga pesan itu ditangkap oleh

khalayak.
E. Faktor Penentu Kefektifan Komunikator Politik

Setidaknya ada 4 karakteristik seorang komunikator politik bisa dikatakan

efektif, diantaranya ;

1) Kredibilitas, dilihat dari sejauh mana seorang komunikator dipandang

dapat dipercaya berdasarkan keahliannya, ilmu pengetahuan (source

expertise) serta sifatnya seperti jujur, amanah, simpatik, memiliki

integritas dan kebijaksanaanya (source trustworthiness). Semakin

komunikator mampu memenuhi hal-hal tersebut maka semakin bisa

dikatakan bahwa ia memiliki kredibilitas.

2) Daya Tarik, daya Tarik bisa berupa fisik ataupun pembawaan

komunikator itu sendiri. Fisik diantaranya seperti, kerapihan,

kemampuannya dalam memilih outfit, serta wajah. Pembawaan disini

berupa keterampilan komunikasi, sifat, serta perilakunya.

3) Kesamaan, kesamaan disini biasanya berupa kesamaan latar belakang

komunikator dengan public/khalayak. Bisa berupa kesamaan harapan,

tujuan, budaya, suku, nasib, almamater dan masih banyak lagi. Semakin

banyak kesamaan, semakin mudah juga bagi komunikator untuk

mengambil hati public karena pada akhirnya public akan merasa sangat

terwakilkan oleh komunikator tersebut.

4) Power, bisa berupa kekuasaan atau kekuatan. Orang yang memiliki

power besar dinilai akan semakin mudah menyampaikan pesan kepada

publik/khalayak.
F. Kepentingan Relasi Media dengan Komunikator Politik

Relasi antara media dengan politik bisa disebut sebagai suatu hubungan

yang saling menguntungkan. Dimana pada era modern ini media memegang

peranan sentral terhadap proses komunikasi dan penyebaran informasi dan hal

itupun tentunya memberikan dampak terhadap system politik. Pers bisa disebut

juga sebagai salah satu pilar demokrasi yang mana itu menandakan bahwa begitu

dekatnya hubungan antara media dengan politik.

Media baik berupa cetak ataupun online, tak jarang digunakan para

politikus sebagai alat/sarana penggiring opini publik. Media juga sebagai alat

komunikasi kini lambat laun berubah menjadi alat bagi politikus untuk mencapai

suatu tujuan atau kepentingan tertentu, seperti halnya pemilik media yang terjun

keranah politik. Salah satu contohnya yaitu HT (Hary Tanoesoedibjo) dimana ia

merupakan seorang pengusaha, politikus sekaligus pemilik MNC Group.

Sepertinya bukan rahasia umum lagi jika HT dalam beberapa kesempatan sering

mempromosikan (kampanye) partai politiknya lewat tayangan-tanyangan yang

ada di MNC Group. Contohnya saja iklan perindo beserta marsnya yang sudah

tertanam diluar kepala saking seringnya ditayangkan.

Tak hanya itu, media juga kerap dijadikan alat untuk memerangi oposisi

lawan. Bisa dengan cara negative campaign yaitu mengungkit hal-hal negatif

yang pernah dilakukan lawan politiknya atau bahkan black campaign yaitu

memfitnah seperti menyebarkan berita hoax. Hal-hal seperti itu dianggap lumrah

untuk dilakukan dan bias akita temui jika dekat dengan waktu-waktu kampanye.
Di sisi lain bukan hanya media yang mempengaruhi politik, namun politik

pun mempengaruhi media. Media tentunya membutuhkan modal dan sesuatu

yang fresh serta sensasional agar terus eksis, dan hal-hal seperti itu mudah

didapatkan jika media bekerja sama dengan aktor politik/komunikator politik.

Tuntutan media untuk terus bekerja tanpa kehabisan bahan berita membuat

beberapa media mengesampingkan etika serta ketentuan dalam bermedia massa

hingga akhirnya bersedia bekerja sama dengan politikus demi mencapai

tujuannya masing-masing. Terlebih jika politikus itu sendiri merupakan pemilik

suatu media, tentu saja hubungan antara media dengan politikus tersebut menjadi

sangat erat.
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Belli. 2012. "Komunikasi Politik." 5-7.

Solihin, Olih. 2020. "Komunikator Politik." repository.unikom.ac.id.

—. 2020. "Pengertian Komunikasi Politik." 1. repository.unikom.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai