Anda di halaman 1dari 13

TEORI DAN KONSEP DASAR DALAM KOMUNIKASI POLITIK

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Politik

Dosen Pengampu : Desi Widarwati, M.Sos

Disusun Oleh :

Mira Kurnia Sari 43010200001

Anas Fadlya Haqfifurin 43010200171

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Karena atas berkat dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori dan Konsep Dasar Dalam Komunikasi
Politik”.

Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Ibu Dosen Mata Kuliah Komunikasi
Politik, Ibu Desi Widarwati M.Sos.Yang telah memberikan bimbingan untuk menyelesaikan
makalah ini. Juga teman saya Anas, yang sudah bekerja sama dengan baik dalam penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka kami
mengharap saran dan kritik yang membangun agar makalah ini dapat lebih sempurna. Kami
berharap semoga makalah bermanfaat bagi para pembaca.

Salatiga, 20 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................3

A. Pengertian Komunikasi Politik ............................................................................................3


B. Teori Dalam Komunikasi Politik .........................................................................................4
C. Konsep Dasar Dalam Komunikasi Politik ...........................................................................6

BAB III PENUTUP .........................................................................................................................9

A. Kesimpulan ..........................................................................................................................9
B. Saran ....................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai bidang studi, studi komunikasi politik mencakup dua bidang ilmu
sosial: ilmu politik dan ilmu komunikasi. Dalam ilmu politik, istilah komunikasi politik
telah banyak digunakan sejak publikasi Gabriel Almond tahun 1960 berjudul The Politics
of the Developed Lands. Almond berpendapat bahwa komunikasi politik adalah fungsi
yang selalu ada dari setiap sistem politik. Menurutnya, komunikasi politik bukanlah suatu
fungsi itu sendiri, melainkan suatu proses penyampaian pesan yang berjalan seiring dengan
enam fungsi lainnya. Dalam hal ini, Easton (dalam System Analysis of Political Life, 1965)
membatasi sistem politik pada berbagai masalah yang berkaitan dengan pengambilan dan
penegakan keputusan yang berwibawa. Kontras ilmuwan politik yang membahas
komunikasi politik dalam hal sistem politik, proses pengambilan keputusan dan
implementasi. Para ahli komunikasi membahas komunikasi politik dari segi komponen-
komponennya dalam upaya merumuskan komunikasi politik yang efektif (lihat Maswadi
Rauf, 1993). Meskipun istilah komunikasi politik menjadi populer pada tahun 1960-an,
penelitian tentang transmisi pesan politik telah ada selama bertahun-tahun. Contoh: Studi
propaganda Perang Dunia I tahun 1927 Harold Lasswell. Sebuah studi daerah Ohio tahun
1940 tentang perilaku memilih oleh Rutherfeld, Berelson, dan Gode. Sebuah studi tentang
perubahan sikap dalam proses komunikasi oleh Karl Hovland et al., 1953, Komunikasi dan
Persuasi: Studi Psikologis Perubahan Opini; Semua kajian tersebut telah meletakkan dasar
yang kokoh bagi perkembangan kajian komunikasi politik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian komunikasi politik?
2. Apa saja Teori komunikasi politik?
3. Apa saja konsep konsep dasar dalam komunikasi politik?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi politik
2. Untuk mengetahui teori komunikasi politik
3. Untuk mengetahui konsep konsep dasar dalam komunikasi politik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Politik

Komunikasi Politik merupakan sebuah aktivitas komunikasi, baik verbal


maupun non verbal, yang memiliki muatan-muatan politik. Menurut Melvin L.
Defleur, kita dapat membaca sebuah aktivitas komunikasi kaitannya dengan politik
dengan model transaksional simultan. Dengan karakternya yang nonlinear, model
ini sekurang-kurangnya menggambarkan tiga faktor yang berpengaruh dalam
proses komunikasi politik. Pertama,lingkungan fisik, yakni lingkungan tempat
komunikasi itu berlangsung dengan menekankan pada aspek what dan how pesan-
pesan komunikasi itu di pertukarkan. Kedua, situasi sosiokultural, yakni
komunikasi merupakan bagian dari situasi sosial yang didalamnya terkandung
makna kultural tertentu. Ketiga, hubungan sosial, yakni status hubungan antar
pelaku komunikasi sangat berpengaruh, baik terhadap isi pesan itu sendiri maupun
terhadap proses bagaimana pesan-pesan itu dikirim dan diterima.1

Pengertian Komunikasi Politik Menurut Nimmo, Politik berasal dari kata


polis yang berarti negara, kota, yaitu secara totalitas merupakan kesatuan antara
negara (kota) dan masyarakatnya. Kata polis ini berkembang menjadi politicos
yang artinya kewarganegaraan. Dari kata politicos menjadi politera yang berarti
hak hak kewarganegaraan. Menurut Harsono Suwardi, dalam arti sempit
komunikasi politik adalah setiap bentuk penyampaian pesan, baik dalam bentuk
lambang-lambang maupun dalam bentuk kata-kata tertulis atau terucapkan ataupun
dalam bentuk isyarat yang mempengaruhi kedudukan sesorang yang ada dalam
suatu struktur kekuasaan tertentu. Sedangkan dalam arti luas, komunikasi politik
adalah setiap jenis penyampaian pesan, khususnya yang bermuatan info politik dari
suatu sumber kepada sejumlah penerima pesan.2

1
Roni Tabroni, Op.Cit, 16.
2
Lely Arrianie, Komunikasi Politik:Politisi dan Pencitraan di Panggung Politik, (Bandung:
Widya Padjadjaran, 2010), 16.

3
B. Teori Dalam Komunikasi Politik
1. Teori Khalayak Kepala Batu
Teori khalayak kepala batu itu dikembangkan oleh pakar psikologi,
Raymond Bauer pada 1964. Fokus penelitian teori ini adalah komunikan
(khalayak). Para pakar terutama pakar psikologi maupun sosiologi mencurahkan
perhatian kepada faktor individu. Mereka mengkaji faktor-faktor yang membuat
individu mau menerima pesan-pesan komunikasi. Salah satu diantaranya adalah
lahirnya teori atau model guna dan kepuasaan (uses and gratifications).3 Uses and
Gratifications dikembangkan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael
Gurevitch pada 1974. Model ini dibangun atas asumsi dasar bahwa manusia adalah
makhluk yang sangat rasional dan sangat aktif, dinamis dan selektif terhdapa
semua pengaruh dari luar dirinya. Khalayak yang selektif itu akan memilih
berdasarkan kegunaan dan untuk memenuhi kepuasan pribadinya. Pada dasarnya
kedua teori ini termasuk dalam satu kelompok besar Paradigma psikologis
komunikasi politik. Orang tersebut menerima pesan Berdasarkan kegunaan atau
pencapaian kepuasannya perbedaan individu, kategori sosial atau hubungan sosial,
tetapi yang paling penting Semua pesan politik secara otomatis ditangani dalam
paradigma psikologis ini di dalam individu.
Proses berpikir dimulai dengan adanya stimulus dari pesan politik
eksternal. Individu merasakannya dengan panca indera mereka. kemudian
diteruskan ke otak, Observasi terjadi Observasi ini membuat individu sadar bahwa
ada pesan. Dari luar diri Anda, namun tidak semua yang diamati dapat
diperhatikan. Saya membutuhkannya karena dapat digantikan oleh pandangan lain
Pengamatan terfokus disebut perhatian. Pesan politik profil tinggi diproses
menggunakan alat berikut: Spiritualitas (akal, pikiran, intuisi) yang
memungkinkan pemahaman dan pemahaman Pengetahuan politik (kognisi). Hasil
dari proses berpikir berikut adalah keputusan Politik (pembentukan opini) dan
kesimpulan politik (sikap politik). Lanjut pindah ke bidang atletik dengan
mengambil tindakan politik atau perilaku Politik sebagai manifestasi dari

3
Ibid ; Hal 16
There are no sources in the current document.

4
pemikiran yang diproses. Oleh karena itu, setiap individu menyaring, memilih,
proses internal yang datang dari luar sebagai proses psikologis Dasar. Ini termasuk
usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, pengalaman sendiri dan hubungan
sosial. Teori audiens yang bertahan lama ini sangat penting sebagai kerangka
acuan Ketika melakukan komunikasi politik di negara demokrasi. Untuk alasan ini
Dalam demokrasi, hubungan masyarakat tumbuh dan berkembang.

2. Teori Empati dan Teori Hemofili


Persuasif yang positif berkaitan juga dengan teori empati dan teori
homofili. Teori empati yang dikembangkan oleh Berlo dan Daniel Learner, teori
homofili yang di perkenalkan oleh Everett M. Rogers dan F. Shoemaker. Teori ini
merupakan penjabaran dari paradigma interaksional. Sederhananya, empati adalah
kemampuan untuk menempatkan diri Anda dalam suatu situasi dan istilah lainnya.
Empati adalah sebuah kemampuan, menurut Daniel Lerner Dalam hal ini individu
harus memiliki kepribadian yang otomatis Mampu bergerak dan beradaptasi
dengan situasi keadaan orang lain.
Istilah homoseksualitas berasal dari kata Yunani homonios, yang berarti
sama. Karena itu homoseksualitas berarti berkomunikasi dengan orang yang sama,
yaitu derajat komunikasi memiliki kesamaan dalam beberapa cara. Homoseksual
bisa digambarkan sebagai suasana dan keadaan kepribadian dan kondisi fisik dua
orang berinteraksi karena memiliki umur, bahasa, pengetahuan, kepentingan,
organisasi, partai, agama, suku, dan pakaian. Sangat sulit Interaksi yang kuat
terjadi jika kedua interaksi adalah heterotrof, yaitu, tidak memiliki bahasa yang
sama, pengetahuan yang sama, dan minat yang sama. Simpati dan homoseksualitas
akan membuat semua itu akrab dan dekat sehingga komunikasi politik dapat
berjalan secara interaktif. Pada kasus ini interaksi terjadi antara dua subjek yang
sederajat dan sederajat. Di dialog komunikasi politik, tidak dikembangkan oleh
Anda atau saya, Tapi yang menonjol adalah kita.4
3. Teori Informasi dan Teori Nonverbal

4
18 Mahi M. Hikmat, Op.Cit, 37.

5
Dalam teori informasi menurut B. Aubrey Fisher, informasi didefinisikan
sebagai kumpulan peristiwa yang fungsi dan tujuannya adalah menghilangkan
ketidakpastian. Informasi dapat dianggap sebagai sebuah konsep mutlak dan
relatif karena informasi dipahami bukan sebagai pesan, tetapi sebagai kuantitas,
materi dan energi. Jika dikaitkan dengan relativitas, "tindakan" juga bersifat
informasional dalam arti bahwa kemungkinan alternatif dapat digunakan. prediksi
berdasarkan pola peristiwa dari waktu ke waktu.
Lawrence dan Wilbur Schramm berpendapat bahwa informasi adalah
segalanya hal-hal yang membantu kita menyusun atau bertukar pandangan tentang
kehidupan. Singkatnya, kita dapat mengatakan bahwa informasi adalah semua
yang mungkin digunakan untuk berbagi pengalaman. Oleh karena itu, informasi
dalam komunikasi politik dapat berarti: sikap dan pandangan politik, media
politik, pakaian pesta politisi dan tamu kader partai politik.
Dapat dikatakan bahwa informasi dalam teori informasi pada dasarnya
adalah: komunikasi politik non-verbal (non-verbal). mehrabian, diperkirakan ada
sekitar 93 dampak komunikasi akibat pesan tanpa kata. Sementara Birdwhistell
mengatakan itu hanya tentang 30-35% makna sosial dari suatu percakapan atau
interaksi sosial dilakukan secara verbal diucapkan, sedangkan sisanya dilakukan
dengan pesan nonverbal.
Komunikasi nonverbal menurut Mark L. Knapp adalah 1) pengulangan,
yaitu mengulangi ide-ide yang telah dikomunikasikan secara lisan, misalnya
pujian dengan mengacungkan jempol, 2) mengganti, mengganti isyarat verbal,
misalnya menolak berbicara dengan menggelengkan kepala, 3) kontradiksi,
misalnya, memberikan arti yang berbeda pada pesan verbal berjabat tangan tetapi
memalingkan muka, 4) lengkap, yaitu lengkap atau memperkaya pesan vrbal
misalnya bertepuk tangan saat menari dan 5) stres, misalnya, menonjolkan kesan
verbal, menegaskan niat berpegangan tangan.5

C. Konsep Dasar Komunikasi Politik

5
Lynda Lee Kaid, Handbook Of Political Communication Research, (London: Lawrence Elbaum
Associates, 2004), 16.

6
Komunikasi politik adalah komunikasi yang melibatkan pesan politik dan
aktor politik, atau mengenai kekuasaan, pemerintah, dan kebijakan pemerintah.
Dengan pemahaman tersebut, sebagai ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal
baru. Komunikasi politik juga dapat dipahami sebagai komunikasi antara “penguasa”
dan “yang diperintah”.6

Komunikasi politik mencakup banyak elemen yang berbeda, termasuk:

1. Komunikator politik

Komunikator politik adalah mereka yang dapat memberikan informasi tentang hal-
hal yang signifikan secara politik. seperti presiden, menteri, anggota DPR, politisi
dan kelompok penekan sosial yang dapat mempengaruhi jalannya pemerintahan.

2. Pesan politik
Pesan politik adalah pernyataan yang dikomunikasikan, baik tertulis maupun tidak
tertulis, baik verbal maupun non verbal, implisit atau terbuka, sadar dan tidak
sadar, yang isinya mengandung politik. Misalnya pidato politik, pernyataan
politik, buku, pamflet dan surat kabar tentang politik, dll.
3. Saluran atau media politik
Saluran atau media politik adalah alat atau media yang digunakan oleh
komunikator untuk menyampaikan pesan politik. Misalnya media cetak, media
elektronik, media online, sosialisasi, komunikasi kelompok partai, organisasi
masyarakat, dll.
4. Tujuan atau sasaran politik
Sasarannya adalah anggota masyarakat yang diharapkan dapat memberikan
dukungan berupa perolehan suara bagi partai atau calon dalam pemilihan umum.
Mereka adalah pengusaha, pegawai negeri, pekerja, pemuda, wanita, pelajar,
mahasiswa, dll.

5. Pengaruh atau pengaruh media politik

6
Gabriel Almond The Politics of the Development Areas, 1960.

7
Efek yang diharapkan dari komunikasi politik adalah terciptanya pemahaman
tentang sistem pemerintahan dan partai politik, kegiatan masyarakat dalam
partisipasi politik, yang akan mempengaruhi pemungutan suara dalam pemilihan
umum yang dipilih.7

7
Henry Subaktio and Rachmah Ida. Komunikasi politik, media, dan demokrasi. (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2012)

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi Politik merupakan sebuah aktivitas komunikasi, baik verbal
maupun non verbal, yang memiliki muatan-muatan politik. Komunikasi politik adalah
komunikasi yang melibatkan pesan politik dan aktor politik, atau mengenai kekuasaan,
pemerintah, dan kebijakan pemerintah. Dengan pemahaman tersebut, sebagai ilmu terapan,
komunikasi politik bukanlah hal baru. Komunikasi politik juga dapat dipahami sebagai
komunikasi antara “penguasa” dan “yang diperintah”. Teori khalayak kepala batu, teori
empati dan hemofili, Teori Informasi dan Teori Nonverbal.

B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna karena kurangnya pengalaman dan ilmu kami. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari ibu dosen serta teman teman demi kesempurnaan
makalah ini nantinya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca

9
DAFTAR PUSTAKA

Almond, G. (1961). The Politics Of The Development Areas. Chicago: The University of
Chicago Press.

Arrianie, L. (2010). Komunikasi Politik : Politisi dan Pencitraan di Panggung Politik. Bandung:
Widya Padjajaran.

Ida, H. S. (2012). Komunikasi Politik, Media, dan Demokrasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Kaid, L. L. (2004). Handbook Of Political Communication Research. London: Lawrence Elbaum


Associates.

Pureklolon, T. P. (2016). Komunikasi politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

10

Anda mungkin juga menyukai