Anda di halaman 1dari 12

KOMUNIKASI POLITIK

Dosen Pengampu : Aulian Khairani, S.I.Kom., M.Si

Tim Penyusun :
Daffa Rifqi R
Heri Halim
Rangga Dwi Prasetya

UNIVERSITAS ISLAM SYEKH-YUSUF TANGERANG

Jl. Maulana Yusuf No.10 Babakan, Kec. Tangerang, Kota Tangerang

Banten 15118

Tahun Akademik 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul
“Resume komunikasi politik” dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih atas bantuan para pihak yang berkontribusi dengan membantu pencarian data
untuk makalah ini.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Pengantar
Ilmu Komunikasi. Selain itu, pembuatan makalah ini juga memiliki tujuan agar menambah
wawasan dan pengetahuan bagi penulis maupun pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan
maka kami yakin laporan penelitian ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah semakin lebih
baik. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat untuk kita semua.

Kota Tangerang, 07 November 2023

(Daffa Rifqi R, Heri Halim, Rangga Dwi Prasetya)


PENDAHULUAN

Secara umum, komunikasi politik dapat diartikan sebagai suatu proses komunikasi
yang di dalamnya terdapat pesan-pesan politik. Dalam komunikasi politik, ada beberapa aktor
atau tokoh politik yang ikut terlibat sebagai komunikator ataupun sebagai komunikan, selain
itu pesan politik, media politik memiliki kaitan dengan tujuan dari politik itu sendiri yaitu
kekuasaan.
Dalam pesan komunikasi politik yang ingin disampaikan oleh komunikator atau
komunikan, tidak harus berskala besar atau memiliki pesan yang dalam. Contohnya ketika
ada seseorang yang berkomentar mengenai seorang tokoh kepala negara, memberikan
dukungan, berkomentar tentang kebijakan pemerintah dan lainnya sudah bisa dikategorikan
sebagai proses komunikasi politik.

Komunikasi politik menurut para ahli secara garis besar didefinisikan sebagai
komunikasi yang melibatkan pesan politik serta para aktor politik, komunikasi politik juga
berkaitan dengan kekuasaan, kebijakan pemerintah serta pemerintahan.

Walaupun terdengar memiliki bahasan atau pesan yang formal, namun dalam praktik
komunikasi poitik erat kaitannya dengan aktivitas sehari-hari dan tidak ada satu pun manusia
yang tidak terlibat dalam komunikasi politik atau komunikasi itu sendiri. Tak jarang pula,
masyarakat tidak menyadari bahwa dirinya telah terjebak dalam analisis serta kajian dalam
komunikasi politik. berikut adalah pengertian komunikasi politik menurut para ahli.

1. Mueller (1973)
Muelller mendefinisikan komunikasi politik ialah hasil yang memiliki sifat politik,
apabila ditekankan kepada hasil. Sedangkan apabila komunikasi politik didefinisikan dengan
menekankan pada fungsi dalam sistem politik ialah komunikasi yang terjadi dalam suatu
sistem politik serta terjadi di antara sistem tersebut dengan lingkungannya.

2. Almond dan Powell


Menurut Almond dan Powell, komunikasi politik adalah fungsi politik yang bersama-
sama memiliki fungsi lain yaitu agregasi, artikulasi, rekrutmen dan sosialisasi yang hadir
dalam suatu sistem politik. Komunikasi politik hadir sebagai prasyarat atau prerequisite untuk
memenuhi fungsi-fungsi politik yang lainnya.

3. Dr. Rusadi Kartaprawira


Apabila dilihat dari kegunaannya, maka komunikasi politik dapat diartikan sebagai
penghubung dari pikiran politik yang hidup dalam masyarakat baik golongan, intra, asosiasi,
institusi maupun sektor kehidupan dalam politik pemerintahan.

Rusadi juga berpendapat bahwa komunikasi politik ialah suatu pendekatan dalam
pembanungunan politik. Melalui komunikasi politik maka tokoh-tokoh yang terlibat dalam
meletakan basis guna menganalisis permasalahan yang muncul serta berkembang secara
keseluruhan proses untuk perubahan politik dari suatu bangsa.
4. Fagen (1966)
Fagen mengemukakan bahwa komunikasi politik ialah suatu aktivitas komunikasi
yang dianggap politis berdasarkan konsekuensinya, keaktualannya, serta potensi yang
dimiliki untuk dapat berfungsi dalam sistem politik.

5. Meadow (1980)
Komunikasi politik menurut Meadow adalah aktivitas dari setiap pertukaran simbol
maupun pesan dan sebagian besar telah dibentuk oleh para aktor yang memiliki peran dalam
komunikasi tersebut, komunikasi politik juga memiliki konsekuensi untuk sistem politik.

6. Roelofs
Roelofs menyampaikan definisi dari komunikasi politik dengan lebih sederhana.
Komunikasi politik menurut Roelofs ialah pembicaraan mengenai politik atau kegiatan
politik yang dilakukan dengan berbicara.

7. Miriam Budiardjo
Budiarjo berpendapat bahwa komunikasi politik ialah salah satu fungsi dari partai
politik, yaitu untuk menyalurkan beraneka ragam pendapat maupun aspirasi dari masyarakat,
serta mengatur aspirasi tersebut dengan sedemikian rupa. Komunikasi politik juga menjadi
wujud dari penggabungan kepentingan serta perumusan kepentingan yang berguna untuk
memperjuangkan publik policy atau kebijakan publik.

8. Rauf
Komunikasi ialah suatu kegiatan politik guna menyampaikan pesan yang memiliki ciri
politik oleh aktor politik kepada pihak lain. Kegiatan dari komunikasi politik memiliki sifat
empiris karena dilakukan secara nyata dalam kehidupan sosial. Namun, komunikasi politik juga
dapat menjadi kegiatan ilmiah serta sebagai kegiatan politik dalam sistem politik.

9. Astrid S Soesanto
Komunikasi politik menurut Astrid ialah komunikasi yang diarahkan pada suatu
pencapaian yang memiliki pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah-masalah yang
dibahas oleh baragam jenis kegiatan komunikasi politik dapat mengikat seluruh warganya
melalui sanksi yang telah ditentukan bersama oleh lembaga politik.

10. Dan Nimmo


Komunikasi politik memiliki fungsi untuk mengatur perbuatan manusia dalam kondisi
konflik serta dalam konsekuensinya. Kegiatan dari komunikasi politik mencakup
komunikator politik seperti aktivis, konsultan, politisi, marketing, profesional dan juru bicara,
mancakup pula persuasi, pesan politik, media politik, khalayak ramai serta akibat apa yang
ditimbulkan dalam proses dari komunikasi politik yang terjadi.

Itulah pengertian dari sepuluh ahli mengenai komunikasi politik. Secara garis besar,
komunikasi politik dapat diartikan sebagai aktivitas komunikasi yang berisi mengenai pesan
politik dan memiliki konsekuensi dalam prosesnya.
PEMBAHASAN

DEFINISI KOMUNIKASI POLITIK

Komunikasi politik adalah komunikasi yang di arahkan kepada pencapaian suatu


pengaruh, sehingga masalah yang di bahas oleh kegiatan komuniksai ini dapat mengikat
semua warganya dengan sangsi yang ditentukan bersama melalui lembaga politik. Rush dan
Althoff (1997) mendefebisikan komunikasi politik sebagai proses ketika informasi politik
yang relevan ditentukan dari suatu bagian system politik ke bagian lainnya, dan diantara
system social dengan system politik.
Gabrel Almon berpendapat bahwa komunikasi polik merupakan salah satu fungsi yang selalu
ada dalam setiap system politik. Komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan
yang terjadi pada saat enam fungsi lainnya di jalankan, yaitu sosialisasi dan rekruitmen
politik, artikulasi kepentingan , agregasi kepentingan, membuat peraturan , aplikasi peraturan
dan ajudikasi peraturan. Hal ini berarti bahwa fungsi komunikasi politik terdapat secara
inhteren di dalam setiap fungsi system politik.
7 Meriam Budiardjo (1982) memahami komunikasi politik sebagai salah satu fungsi partai
politik, yaitu meyalurkan beragam pendapat dan aspirasi masyarakat serta mengaturnya
sedemikian rupa untuk di perjuyangakn menjadi kebijakan politik. Sedangkan menurut
Maswadi Rauf, mengatakan bahwa komunikasi politik merupakan kajian ilmu politik karena
pesan-pesan yang dismapaikan dalam proses komunikasi bercirikan politik, yaitu berkaitan
dengan kekuasaan politik negara, pemerintah, dan aktivitas komunikasi dalam kedudukan
sebagai pekaku kegiatan politik. Komunikasi politik di bagi dalam dua demensi yaitu
kegiatan politik, pemyampaian pesan pesan yang bercirikan politik oleh katir-aktor politik
kepada pihak lain. Kedua, kegiatan ilmiah, kegiatan politik dalam system politik.
Menurut Susanto, komunikasi politik adalah komonikasi politik yang diarahkan pada
pencapaian suatu pengaruh sehingga masalah yang di bahas oleh jenis kegiatan komunikasi
ini dapat mengingat semua warganya melalaui sangsi yang di tentukan bersama oleh
lembaga-lembaga politik. Nimmo berpandangan bahwa komunikasi politik menggunakan
politik hanya untuk mengartikan kegiatan orang secara kolektif , yang pengatur perbuatan
perbuatan mereka dalam konflik social.
Menurut McQuail dalam Swanson 1990 kemonikasi politik adalah sebuah studi yang
indisplinari yang dibangun atas berbagai macam disiplin ilmu, terutama dalam hubungannya
antara proses komunikasi dan proses politik. Ia merupakan wilayah pertarungan oleh
persaiangan teori, pendekatan , agenda dan konsep dalam membnagun jati dirinya. Karena
itulah komunikasi yang membicarakan tentang politik kadang dikalaim sebagai studi tentang
aspek-aspek politik dari komuniaksi publik. dan sering di kaitkan dengan komunikasi
kampanye pemilu (elections 8 campaing), katena mencakup masalah persuasi terhadap
pemilih, debat antar kandidat , dan penggunaan media masa sebagai alat kampanye.
Menurut Luciana Pye, antara komunikasi dan politik atau pemerintahan memiliki hubungan
yang erat dan istimewa karena berada dalam kawasan (domain) politik dengan menempatkan
komunikasi pada posisi yang sangat fundamental. Glanoor misalnya mengatkan bahwa tanpa
komunikasi tidak aka nada usaha bersama, dan dengan demikian tidak ada politik. Dalam
pandangan Pye, bahwa tanpa suatu jaringan (komunikasi) yang mampu memperbesar
(enlarging) dan melipatgandakan (magnifiying) dan pilihan-pilihan individual , maka tidak
aka nada namanya politik.
Beberapa defenisi komunikasi politik yang bersifat linier menurut Lasswell adalah :
1. Transmisi informasi (secara luas mencakup verbal , nonverbal, prilaku, dsb) dalam
mengejar kekuasaan (Sunshine Hilligus).
2. Tranfer informasi apapun mengenai perlombaan atas sumber daya (Bruce Hardy)
3. Produksi, tranmisi dan efek informasi mengenai politik, pendapat politik dan kebijakn
publik. (Bob Lichter) Defenisi komunikasi politik yang bersifat sistematis (lihat Alfian, 1991,
Wahyuni 2007) mengasumsikan realitas kumonikasi politik sebagai sebuah system yang
konstan, teratur dan dapat diramalkan misalnya sebagai :
 Pertukaran informasi mengenai pelkasaan kekuasaan (Ken Goldstein) 9
 Interaksi antar elite, media warga negara mengenai topic-topik yang berkaitan dengan
politik (Talia Stroud)
 Pertukaran gagsan dan pesan, verbal atau visual, secara langsung atau bermedia, dalam
suatu ruang publik yang dapat diidentifikasi, yang tujuannya atau konsekwensiinya adalah
untuk mengubah struktur dan produk pemerintahan atau menghindari perubahan tersebut.
(Lynn sanders)

TEORI KOMUNIKASI POLITIK

1. Teori Jarum suntik


Teori ini diangkat setelah melihat keberhasilan medium radio dan media cetak sebagai
alat propaganda dalam perang dunia I, serta keberhasilan drama radio Orson Walles yang
megisahkan turunya makhluk mars keatas bumi yang di dramatisir sehingga membuat
penduduk di sejumlah kota Amerika Serikat jadi gempar. Teori jarum suntik berpendapat
bahwa khalayak samaskali tidak memiliki kekuatan untuk menolak informasi setelah
ditembakan melalui media komunikasi. Khalayak terlena seperti kemasukan obat bius
melalaui jarum suntik, sehingga tidak bisa memiliki alternative untuk menentukan pilihan
lain kecualai apa yang disiarkan oleh media, teori ini juga dikenal sebagai teori peluru(bullet
theory).

2. Teori Kepala Batu (Obstinate Audience)


Teori ini dilandasi pemahaman psikologi bahwa dalam diri individu ada kemam;puan
untuk menyeleksi apa saja yang berasal dari luar. Teori kepala batu menolak teori jarum
suntik atau teori peluru dengan alas an, jika suatu informasi ditembakan dari media, mengapa
khalayak tidak berusaha berlindung untuk menghindari tembakan informasi itu. Masyarakat
atau khalayak memiliki hak untuk memilah informasi mana yang mereka perlukan dan
informasi mana yang tidak di perlukan. Kemampuan untuk menyelkesi informasi ada pada
khalayak menurut perbedaan invidu, presepsi dan latar belakang social budaya. Perbedaan
invidu,bahwa anak-anak cendrung lebih senanag menonton filem karton semntara perempuan
lebih senang menonton senentron atau telenovela. Perbedaan presepsi diakibatkan oleh
penglaman invidu, mislanya usia dan factor-faktor psikologi turut menentukan jenis bacaan
dalam suart kabat maupun jenis tayangan dalam televise. Perbedaan social budaya dapat di
lihat dari segi pndidikan,ekonomi,, etnis, agama, dan kedudukan dalam masyarakat. Orang
yang berpendidikan cendrung lebih sering membaca surat kabar yang memiliki banyak
ulasan, demikian juga halnya menonton televise lebih senang pada siaran berita dari pada
hiduran.

3. Teori Kegunaan dan Kepuasan (Uses and Gratification Theory)


Teori ini di perkenalkan oleh Herbert blumer dan Elihu Katz 1974, teori ini banayak
berkaiatan dengan sikap dan prilaku pada konsumen, bagaimana mereka menggunakan media
untuk mencari informasi tentang apa yang mereka butuhkan. Dalam praktek politik teori ini
banayak di gunakan pleh para politisi.
Misalnya Bill Clinton mempelajari cara debat Kenedy ketika debat dengan Bush dalam
pemelihan Presiden Amerika Tahun 1992. Selaian itu di gedung-gedung parlemen banyak
anggota DPR membaca dan mengikuti informasi dari media hasil liputan para wartawan.
Politisi menggunakan mata dan hati untuk mengetahuai apa yang terjadi di masyarakat,
sekaligus menjadikan media sebagai pengganti partai untuk 12 berhubungan dengan
masyarakat dan para konstituennya.. Namun, dibalik itu orang bisa belajar dan mengambil
manfaat dari media.
4. Teori Lingkar Kesunyian (Spiral of Silence Theory)
Teori ini di perkenalkan oleh Elizabet Nuelle Neumman, mantan jurnalis kemudian
menjadi Profesor emeritus pada salah satu institute publistik di Jerman. Teori bnayak
berkaitan dengan kekuatan media yang bisa membuat opini publik, tetapi dibalik itu ada opini
yang bersifat laten yang berkembnag di tingkat bawah yang tersembunyi karena tidak sejalan
dengan opini publik mayoritas yang bersifat manifest (nyata di permukaan).
Opini publik yang tersembunyi disebut opini yang berada dalam lingkar keheningan (the
spiral of the silenca). Mislanya di Indonesia di masa pemerinatah Presiden Soeharto,
menjelang kejatuhannya banyak opini publik yang berkembnag di tingkat bawah yang
bertentangan dengan opini publik mayoritas.
5. Teori Penanaman
Teori penanaman atau kultivasi (cultivation theory) menggambarkan kehebatan
media terutama televi dalam menanamkan sesuatu dalam jiwa penonton, kemudian
terimplemntasi dalam sikap dan prilaku mereka.. Misalnya kebiasan televise
menyiarkan berita atau filem tentang kejahatan memberi pengaruh pada sikap dan
prilkau penonton untuk tidak mau keluar pada malam hari tanpa ditemani oleh orang
lain.
Kasus banyaknya tindakan criminal yang di lakukan oleh anak-anak muda di Anerika
Serikat pernah di teliti oleh poisi dan para ahli psikologi. Dari hasil riset tersebut di peroleh
data bahwa banyak tindakan kejahatan di timbulkan oleh ulah anak-anak yang pernah
menjadi pecandu filem kekerasan di usia kanak-kanaknya.
Di bidang politik mislnya, tepri memiliki pengaruh yang besar bagi para peninton
dengan menggambarkan dalam jiwa dan sikap dan prilaku mereka bahwa partai politik yang
banyak tampil di televise diasosiasikan sebagai parpol besar dan berpengaruh, seklaipun
dalam kampanye cameramen televise merekayasa dengan hanya meliput tempat-tempat 13
kerumunan masa. Hal ini menunjukan bahwa media memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pemilih.

6. Teori Agenda setting (Agenda setting theory)


Teori agenda seting pertama kali di perkenalkan pada tahun 1973 oleh Maxwell Mc
Combs dan Donald L. Shaw. Mereka tertarik untuk melihat apakah pendapat parah pemilih
mengenai siu-isu yang di pandang sangat penting dibentuk oleh besarnya pemberitaan
mengenai isu-isu tersebut. Dari hasil riset untuk mnemukan bahwa adanya korekasi yang
signifikan antara isu yang diangkat s oleh media dengan isu yang dianggap penting oleh
pemulih. Teori ini mnegakui bahwa media memberi pengaruh terhadap khlayak dalam
pemulihan presiden melalui penayanagan berita , isu, citra maupun penmpilan kandidat itu
sendiri. Meningkatnya penonjolan atas isu yang berbeda bisa memberikan m pengaruh yang
signifikan terhadap opini publik. dalam konteks politik, partaipartai politik dan para actor
politik akan berusaha mempengaruhi agenda media untuk mengarhkan pendapat umum
dalam pembentukan image (citra). Dengan menonjolkan isu, citra dan karakteristik tertntu
kandidat, media ikut memberikan sumbngan yang signifikan dalam melakukan kontruksi
presepsi publik dalam pengambilan keputusan , apakah akan ikutv memilih dan apa yang
akan di pilih..
KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK KOMUNIKASI POLITIK
DALAM MENGEMAS PESAN POLITIK

 Saluran massa
Dalam banyak materi pendidikan komunikasi politik, seringkali dikaitkan dengan peran
media arus utama dalam proses komunikasi yang dihadapi media. Hal ini mencerminkan
preferensi kandidat politik untuk pembentukan kekuatan politik dalam elektoral atau
kekuasaan elektoral dan bahasa komunikasi politik. Dalam bukunya The Impact of
Communication on Justice, Kraus dan Davis menyatakan bahwa konsep komunikasi politik
telah digunakan dan diterbitkan sejak tahun 1959, memberikan materi bahwa peristiwa terkini
mempengaruhi politik masyarakat. Selain itu, memunculkan pertanyaan tentang peran
komunikasi politik dalam kasus politik nyata dalam proses pertukaran dan implementasi
kebijakan publik. Di sisi lain, Graber melihat komunikasi politik sebagai proses pendidikan,
pengakuan dan pengakuan adat, aturan, norma dan lingkungan yang mempengaruhi
kehidupan politik. Sedangkan Dan D. Nimmo dan Keith Sanders dalam bukunya Handbook
of Communication (1981) membahas masalah komunikasi politik dalam hal politik. Peran
media. Dalam konteks komunikasi politik, Dan Nimmo menjelaskan bahwa politik didukung
dan disediakan oleh instansi pemerintah di satu sisi dan komunikasi masyarakat bersifat
opsional di sisi lain. Pentingnya liputan luas di media politik dijelaskan oleh Reese dan
Shoemaker, yang bekerja untuk meliput peristiwa yang memengaruhi konten media.
Menurutnya, banyak faktor yang mempengaruhi isi media, antara lain pengaruh pengguna
media (pengiklan atau jurnalis), pengaruh organisasi media, dampak publisitas selanjutnya,
dan dampak pemikiran. Data Reese dan Shoemaker adalah "siapa" (menurut klasifikasi
Lasswell) atau "kelompok yang memengaruhi konten media" (menurut Reese dan
Sheomaker) atau "ahli "berkomunikasi" (apa yang disebut Nimmo sebagai pakar
komunikasi). rincian "." ditemukan kurang efektif dibandingkan gangguan lain seperti
"siaran", "pendengaran".
 Saluran interpersonal

Komunikasi pribadi adalah proses pertukaran informasi politik dari satu orang ke
orang lain. Investigasi penulis mengungkapkan bahwa dalam pemilihan umum DPRD
DKI Jakarta tahun 2004, 2009 dan 2014, beberapa kandidat perempuan saling memilih.
Hal ini dinilai lebih efisien dan ekonomis. Pemerintah hanya fokus pada hubungan sosial
dan perjuangan politisi publik yang memiliki kesempatan untuk memilih. Ada tiga jenis
hubungan tatap muka :
1. Gejala pribadi pemohon (pasangan, kerabat terdekat atau orang penting lainnya) di
tempat yang salah.
2. Kontestan menjalin persahabatan dengan penduduk lokal atau selebriti.
3. Kandidat dapat mengunjungi selama perlombaan Mereka mengunjungi setiap rumah di
setiap pasak untuk mengambil keuntungan dari kandidat. Itu terjadi pada setiap kandidat.
Komunikasi pribadi kandidat tidak mempengaruhi kemampuan sistem politik untuk
mengubah bahasa politik kandidat, yang dapat mempengaruhi perubahan sistem
pengukuran kerukunan.
 Saluran Organisasi
Saluran komunikasi organisasi memberikan karakteristik warga dan hubungan. Tentu
saja, dalam politik, ada banyak jenis partisipasi politik, baik yang legal maupun yang
ilegal. Berikut adalah arti dari kelompok ilegal: Keluarga, teman, dan rekan kerja
semuanya memainkan peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan emosional.
Partai politik mencakup berbagai kelompok khusus seperti asosiasi politik dan bisnis,
bisnis, kelompok advokasi, hak-hak ibu dan kelompok kebebasan. Proses komunikasi
internal memiliki tiga komponen. Pertama, orang membutuhkan informasi untuk
membuat keputusan. Kedua, keputusan dan alasan harus diumumkan agar anggota
organisasi dapat mengimplementasikannya. Ketiga, ada sarana “dialog organisasi” antara
pertemuan sehari-hari di tempat kerja. Ini akan membuat Anda menjadi anggota penting
dari budaya secara teratur. Kebutuhan informasi politik bagi kelompok tertentu berbeda
karena perbedaan latar belakang, ideologi, agama, atau afiliasi politik yang digunakan.
Pada Pilpres 2014, kelompok atau komunitas minoritas dengan mudah dibedakan dalam
proses pemilu dan proses komunikasi politik

Fungsi komunikasi politik.


1. Menyampaikan informasi politik, fungsi ini adalah dasar dari fungsi komunikasi.
Dalam komunikasi politik informasi yang disampaikan terbatas tetapi juga sangat
luas.
2. Mempertahankan nilai, komunikasi politik memiliki fungsi untuk menjaga dan
mempertahankan nilai yang telah menjadi tradisi.
3. Sosialisasi politik, fungsi ketiga ini dianggap menjadi ruh dari sosialisasi dalam
masyarakat.
4. Mendorong terjadinya iklim perubahan, karena bersifat persuasif maka komunikasi
politik dalam mendorong adanya iklim perubahan.
5. Kontrol sosial, contohnya adalah hadirnya hak jawab maupun hak berpendapat yang
didapatkan oleh setiap anggota masyarakat.
6. Memberikan motivasi, komunikasi politik memiliki fungsi untuk memberikan
motivasi untuk beberapa golongan maupun pihak-pihak yang membutuhkan.
7. Hiburan, seperti halnya komunikasi jenis lain, komunikasi politik juga memiliki
fungsi hiburan seperti debat politik, seni orasi dan lainnya.
8. Meningkatkan partisipasi politik, dengan terjadinya komunikasi politik maka
partisipasi politik dalam masyarakat pun ikut meningkat.
PENUTUP

KESIMPULAN

Komunikasi politik adalah komunikasi yang di arahkan kepada pencapaian suatu


pengaruh, sehingga masalah yang di bahas oleh kegiatan komuniksai ini dapat mengikat
semua warganya dengan sangsi yang ditentukan bersama melalui lembaga politik. Rush dan
Althoff (1997) mendefebisikan komunikasi politik sebagai proses ketika informasi politik
yang relevan ditentukan dari suatu bagian system politik ke bagian lainnya, dan diantara
system social dengan system politik.

Komunikasi Politik Pemerintah Komunikasi politik pemerintah memegang


peranan vital dalam membentuk opini publik dan mendapatkan dukungan untuk
kebijakan-kebijakan yang diusulkan. Pemerintah menggunakan berbagai strategi
komunikasi, termasuk pidato publik, konferensi pers, media sosial, dan dialog dengan
stakeholder, untuk mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kebijakan yang
dijalankan.
DAFTAR PUSTAKA

Nurul, H. 2019. ”Komunikasi Politik Di Era Digital,” Jurnal Ilmu Politik Vol.10, No.1
Pulungan, Hendra K. 2010. “Komunikasi Politik Dalam Pemilihan Kepala Daerah Di
Sumatera Utara”.
Sari, Irma M. 2010. “Berkomunikasi”. Yogyakarta:
Ktsp Syobah, N. 2012. “Peran Media Massa Dalam Komunikasi Politik”. Vol : XV. No. 1.
Wahid, U. 2020. “komunikasi Politik”.
Yusuf, H. 2001. “Urgensi Komunikasi Pemasaran Untuk Partai Politik di Indonesia,’ Jurnal
Mediator Vol. 2 No. 1

Anda mungkin juga menyukai