Anda di halaman 1dari 19

Praktik Menulis

Resume
Mazaya Novani
11231120000011
Komunikasi Politik
Judul : Komunikasi Politik Bermedia dan Penggunaannya Oleh Masyarakat

Penulis : Syariffudin

Jenis Literatur : Jurnal

Tahun : 2015

Masalah Penelitian : Penggunaan Media untuk Komunikasi Politik

Metode Penelitian : Kuantitatif

Tujuan Penelitian : Studi Komunikasi dan Media


Dalam terminologi ilmu politik, komunikasi politik itu diketahui
merupakan salah satu saja dari sebanyak tujuh fungsi yang ada dalam
suatu sistem politik. Komunikasi politik sendiri berarti sesuatu yang
berfungsi untuk menghubungkan sistem politik yang hidup dalam, baik
pikiran interengolongan, instansi, asosiasi, maupun sektor kehidupan
politik penerintah. (Kantaprawira, Rusadi,1988. Sistem Politik Indonesia :
Suatu Model Pengantar, Bandung, Sinar Baru). Sementara Nimmo (1999,
10) merumuskan komunikasi politik sebagai kegiatan yang bersifat politis
atas dasar konsekuensi aktual dan potensial, yang menata prilaku dalam
kondisi konflik.
Selanjutnya, sebagai salah satu fungsi, maka dalam hubungan penekanan konsep “hubung’
oleh Kantaprawira tadi, maka dalam istilah Alfian komunikasi politik itu berperan memainkan
fungsi fungsi yang berupa “pengaliran darah” bagi organ-organ fungsi komunikasi politik
lainnya dalam sistem politik, misalnya seperti fungsi, rekruitmen, agregasi kepentingan dan
lain-lain. Secara teoritis, dalam sistem politik ketujuh fungsi-fungsi tadi sebenarnya
terkategorikan menjadi dua, yaitu kategori fungsi input dan kategori fungsi output. Fungsi
komunikasi politik merupakan salah satu fungsi yang terkategorikan ke dalam fungsi input
dalam sistem politik yang berjumlah empat. Tiga fungsi lainnya yaitu fungsi sosialisasi dan
rekrutmen politik; Artikulasi kepentingan; Agregasi (pengelompokan) kepentingan.
Sementara kategori fungsi output mencakup Pembuatan peraturan; Penerapan peraturan; dan
Pengawasan peraturan.
Komunikasi politik memiliki posisi strategis dalam suatu sistem politik,
termasuk sepertisistem politik Indonesia. Sistem Politik Indonesia sendiri
terbedakan menurut periode masakeberlakuannya (Kantaprawira 1988).
Perbedaan-perbedaan esensial Sistem Politik diIndonesia dari periode
yang satu ke periode lainnya, secara historis tercatat bahwa itu ditandai
dengan munculnya sistem politik Demokrasi Liberal, Sistem Politik
Demokrasi Terpimpin, dan Sistem Politik Demokrasi Pancasila. Terakhir
yaitu Sistem Politik Demokrasi Reformasi, munculsejak tahun 1998
setelah rezim Orde Baru tumbang.
Judul : Dinamika Komunikasi Politik Dalam Pemilihan Umum

Penulis : Eko Harry Susanto

Jenis Literatur : Jurnal

Tahun : 2013

Masalah Penelitian : Polarisasi politik

Metode Penelitian : Kualitatif

Tujuan Penelitian : Menganalisis prilaku para komunikator dalam dinamika


politik nasional dan pemilihan umum legislatif.
Komunikasi politik dalam bentuk retorika, pidato dan penyampaian
pesan– pesan politik seperti halnya kampanye di ruang publik
maupun dalam kelompok kecil yang terjadi di Indonesia, dapat
diamati melalui berbagai aspek yang melekat dalam komunikasi
politik. Banyak sekali pidato – pidato dalam bingkai komunikasi
politik dari para elite di Indonesia yang memiliki kaitan dengan
pemilihan umum tahun 2014. Sebagaimana dalam Harian Republika
tentang Surya Paloh yang melakukan komunikasi politik dengan
Megawati tentang Pemilihan Umum 2014 (Republika 2103).
Komunikator politik adalah orang yang mempunyai kemampuan dalam menjalankan
komunikasi politik. Melekat didalamnya adalah posisi strategis sebagai “politikus”
yang menjaga kredibilitas dan branding individual, atau institusi dimana komunikator
bernaung. Sebagai politikus, bisa berada di dalam atau di luar jabatan pemerintah,
namun harus tetap menjaga integritas nasional.
Judul : Komunikasi Politik Digital di Indonesia
Penulis : Farid Nofiard
Jenis Literatur : Jurnal
Tahun : 2022
Masalah Penelitian : Subtansial dalam proses komukasi politik
Metode Penelitian : Kualitatif
Tujuan Penelitian : Penyampaian pesan-pesan politik
Komunikasi politik adalah sebuah proses penyampaian
pesan-pesan politik oleh komunikator politik melalui
sebuah media kepada komunikan untuk pencapaian
kepentingan politik dari komunikator politik tersebut,
komponen tersebut merupakan input untuk menentukan
output dari sistem politik yang diinginkan (Shahreza 2018).
Hal yang paling subtansial dalam proses komunikasi politik adalah
pesan politik. Pesan politik ini merupakan hasil karya dari komunikator
untuk mencapai tujuan politik yang diinginkan. Dalam penyampaian
pesan politik yang dinginkan memerlukan media yang merupakan
saluran komunikasi perantara penyampaian pesan politik dari
komunikator kepada komunikan. Dari saluran komunikasi inilah
tercipta ruang publik yang kelak merupakan ruang diskusi politik dan
dialog politik yang akhirnya melahirkan sebuah konsensus.
Penyampaian pesan politik melalui ruang digital dianggap lebih efektif
karena karakteristik dari ruang digital itu yang lebih independen.
Salah satu bentuk komunikasi politik yang telah disajikan diruang publik
adalah saat pertarungan pilpres 2019, secara mengejutkan Ir. H. Joko
Venus
Widodo mengumumkan K.H Ma’ruf Amin sebagai pendampingnya
menjadi calon wakil presiden. Belakangan diketahui bahwa langkah Ir.
H. Joko Widodo memilih K.H Ma’ruf Amin ini sebagai bentuk
komunikasi politiknya yaitu melalui personal Branding dari K.H. Ma’ruf
Amin sebagai tokoh besar Islam Masyarakat Indonesia. Ternyata metode
ini dinilai berhasil dan efektif dalam meraih simpati umat Islam
masyarakat Indonesia dan pasangan calon presiden dan wakil presiden
ini berhasil memenangkan kontestasi politik pada pilpres 2019 (Mujab &
Irfansyah 2020).
Judul : Komunikasi Politik di Era Digital
Penulis : Emilina Fransiska Hia & Chontina Siahaan
Jenis Literatur : Jurnal
Tahun : 2021
Masalah Penelitian : Demokrasi, Komunikasi politik, Internet
Metode Penelitian : Kualitatif
Tujuan Penelitian : Internet menjadi alternatif ekonomi & politik
Media digital membuka ruang komunikasi dan partisipasi politik
dengan meningkatkan kemungkinan interaksi antara elemen penting
didalamnya yakni partai dan institusi negara yang disebut sebagai
elitedan warga negara atau nonelite.Hal tersebut dilandasi oleh
karakter baru Internet yang tidak dimiliki media massa tradisional
yakni interaktif, aktif dan kreatif, langsung, menjamin kesetaraan dan
berjaringan (Dijk 2013).Mendukung pernyataan tersebut,
(Tsagarousianou 1999) membuat 3 klaim positif tentang peran
Internet selama 25 tahun terakhir dalam proses demokrasi yakni
membuka ruang pertukaran dan konfirmasi informasi, mendorong
debat publik dan formasi deliberasi serta partisipasi warga dalam
pengambilan keputusan politik.
Peran Internet dalam dunia politik Indonesia semakin penting, baik positif
maupun negatif. Dalam konteks pembahasan komunikasi politik Indonesia ke
depan, jelas terlihat bahwa selalu tumpang tindih dengan teori komunikasi
politik online. Ini berdasarkan beberapa diskusi. Pertama, Internet Indonesia
terus berkembang baik dari segi jumlah pengguna maupun teknologi. Dimulai
dengan 1% dari total populasi pada tahun 1998 (Lim 2003), penetrasi internet
Indonesia telah melampaui 50% dari total populasi Indonesia (APJII 2016).
Banyaknya pengguna internet di Indonesia telah mempengaruhi
menjamurnya aktivitas yang dikenal dengan cyberpolitics, penggunaan media
online sebagai sarana komunikasi politik. Pemilu federal 2014 adalah contoh
nyata penggunaan Internet, khususnya media sosial, dalam proses
komunikasi politik.
Judul : Karakteristik Dalam Komunikasi Politik Mengemas Pesan Politik

Penulis : Winda Kustiawan

Jenis Literatur : Jurnal

Tahun : 2022

Masalah Penelitian : Peran komunikasi politik dalam kasus politik nyata dalam proses
pertukaran dan implementasi kebijakan publik.

Metode Penelitian : Kuantitatif

Tujuan Penelitian : Penerapan komunikasi industrial dalam kehidipan politik di negara


demokrasi
Komunikasi politik adalah komunikasi dengan media politik atau politisi
tentang kekuasaan, pemerintah maupun kebijakan pemerintah. Menurut
pemahaman ini komunikasi politik yang berbasis pada ilmu pengetahuan
bukanlah hal baru. Komunikasi politik juga dapat dipahami sebagai
komunikasi antara “dominasi” dan “dominasi”. Komunikasi dapat
dengan mudah didefinisikan sebagai proses dimana komunikator
mengirimkan pesan ke host dengan atau tanpa informasi yang mengarah
ke acara khusus. Komunikasi dalam bidang hukum diartikan hanya
sebagai hanyalah konsep atau gagasan ide. Dengan demikian,
komunikasi dapat dipahami sebagai fungsi pengiriman suatu gagasan
atau pesan dari satu pihak ke pihak lain dalam rangka membentuk suatu
kontraksi dari suatu gagasan atau konsep. Pesan dikirim. Thomas M.
Scheiwadael dalam Mulyana (2001)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai