Anda di halaman 1dari 36

Isu Gender dalam Marketing Politik Vani Utari Kota Padang

Panjang Pemilu Legislatif 2024

PROPOSAL TESIS
Diajukan Dalam Rangka Mencapai Gelar Magister Ilmu Politik Pada
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Andalas

Oleh :
DANISA LUTHFI AZURA
NIM 2320831002

MAGISTER DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pemikiran bagi kaum perempuan dari tahun ketahun


mengalami perkembangan yang signifikan di zaman sekarang. Di tengah
masyarakat, kehadiran perempuan memiliki fungsi dan peran yang sangat penting.
Namun, yang terjadi adalah tidak menjadi perhatian lebihnya peran perempuan
sehingga masyarakat tidak menyadari pentingnya peran tersebut sehingga
perempuan dapat menjadi kaum yang termaginalkan (Kiftiyah, 2019).

Salah satu fenomena menarik dalam politik Indonesia yang sedang


berkembang adalah keterwakilan perempuan dalam dunia politik. Partisipasi
perempuan dalam proses demokrasi mutlak diperlukan dalam lembaga perwakilan
rakyat maupun lembaga publik untuk mengambil keputusan serta perumusan
kebijakan. Sebagai warga negara, perempuan memiliki hak dalam kehidupan
politik sehingga saat ini sudah banyak perempuan berpartisipasi dalam kancah
politik (Bintari, 2022). Dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak
perempuan terlibat dalam dunia politik dan berpartisipasi di berbagai organisasi
yang mendorong keterwakilan perempuan di tengah masyarakat.

Sejarah mencatat banyak wanita yang berhasil meraih kesuksesan di dunia


politik, menduduki posisi-posisi kunci seperti menteri, wakil presiden, bahkan
presiden atau perdana menteri. Tidak hanya itu, jumlah wanita yang memimpin
lembaga peradilan juga semakin meningkat, baik di tingkat kabupaten, propinsi,
maupun pusat. Peran wanita dalam kepemimpinan sebenarnya merupakan hal
yang biasa dan semakin diterima sebagai bagian integral dari dinamika politik
(Kiftiyah, 2019).

Pernyataan bahwa 'Politik bukanlah untuk perempuan' telah menjadi isu


yang berkepanjangan, membawa dampak signifikan yang membatasi peran
perempuan. Akibatnya, perempuan mengalami marginalisasi dalam berbagai
tingkatan politik, bahkan dalam level dan kegiatan politik yang paling kecil
sekalipun. Konsepsi politik yang hanya terkait dengan 'kekuatan' menyebabkan
ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan. Mengingat jumlah perempuan
yang lebih banyak daripada laki-laki serta substansi kegiatan politik yang
melibatkan kepentingan semua pihak, baik laki-laki maupun perempuan,
seharusnya terdapat representasi atau keterwakilan perempuan yang seimbang
dalam politik. Ketidakadilan gender muncul sebagai konsekuensi dari struktur
politik yang kurang memperhatikan kepentingan perempuan di ranah publik. Oleh
karena itu, diperlukan rekonstruksi teori politik dengan mempertimbangkan
perspektif misogini untuk mengatasi ketidaksetaraan gender yang persisten.

Partisipasi perempuan di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang


No. 7 Tahun 2017 tentang pentingnya keterwakilan perempual dalam parlemen
agar dapat memperoleh akses yang lebih luas dalam pengambilan keputusan. 1
Dengan adanya penetapan kuota ini dapat terbuka lebarnya ruang gerak yang
dimiliki perempuan agar terlibat dalam proses politik di parlemen sehingga dapat
menjadi bargaining power2 bagi perempuan. Oleh karena itu, dengan adanya
ketetapan Undang-undang tersebut, perempuan dalam keanggotaan parlemen akan
secara otomatis mengubah paradigma parlemen untuk berpihak kepada
perempuan.

Pada 14 Februari tahun 2024 akan diakannya pemilihan presiden dan


legislatif secara serentak di seluruh wilayah Indonesia. Berbicara mengenai
pemilihan, terasa kurang jika tidak adanya dinamika dan polemik yang terjadi
didalamnya seperti para calon anggota legislatif terlibat korupi, keterlibatan
perempuan, generasi muda atau sering disebut juga dengan generasi milenial. 3
Generasi milenial merupakan salah satu penentu dalam kontestasi pemilu yang

1
Pada Undang-undang No. 7 Tahun 2017 pasal 245 bahwa calon perwakilan perempuan di
legislatif minimal 30%. Selain itu, dalam pasal 246 ayat (2) juga menyebutkan bahwa dalam setiap
3 (tiga) orang bakal calon harus ada 1 (satu) perempuan di antaranya, yang berarti caleg
perempuan dapat ditempatkan pada urutan 1, 2 atau 3 dan seterusnya.
2
Bargaining power merupakan tingkat kemampuan atau keahlian seseorang dalam mempengaruhi
lawannya lewat cara memberikan hal yang dikira bermanfaat terhadap lawannya. Baca lebih lanjut
di (Surya, 2021).
3
Menurut Manheim generasi adalah suatu konstruksi sosial yang di dalamnya terdapat
sekelompok orang yang memiliki kesamaan umur dan pengalaman historis yang sama. Individu
yang menjadi bagian dari satu generasi, adalah mereka yang memiliki kesamaan tahun lahir dalam
rentang waktu 20 tahun dan berada dalam dimensi sosial dan dimensi sejarah yang sama. Baca
lebih lanjut dalam (Safitri, 2022)
diselenggarakan pada 2024 karena generasi milenial dicirikan dengan meleknya
informasi dan terkoneksi melalui jaringan media sosial yang terhubung internet.

Dalam sejarah, hubungan antara generasi muda dengan politik sudah ada
sejak masa Orde Baru karena terdapat demonstransi terhadap elite yang berkuasa
dilakukan oleh generasi muda. Saat ini, generasi muda lebih melek akan dunia
teknologi dan media sosial dalam mengekspresikan diri. Tidak hanya melek
informasi, namun generasi milenial telah ikut serta dalam proses Pemilu. Oleh
karena itu, lahirnya Calon Legislatif (Caleg) muda/milenial diharapkan mampu
membawa perubahan dan citra lembaga legislatif yang baru di tingkat pusat,
provinsi maupun daerah.

Semakin banyaknya individu-individu yang muncul dalam dunia


kehidupan politik dengan persaingan yang tidak mudah untuk dilewati mendorong
partai politik maupun para kandidat menggunakan berbagai cara dan strategi
(Azura, 2023). Faktor terpilihnya caleg dalam Pemilihan Umum Legislatif (Pileg)
karena penggunaan media sosial lebih dimanfaatkan sebagai alat untuk
meningkatkan popularitas seorang kandidat tersebut dengan cara mengunggah
kegiatan yang dilakukannya.

Dalam konteks pelaksanaan pemilu, tidak semua kandidat atau partai


politik dapat meraih kemenangan. Hasilnya sangat tergantung pada kemampuan
kandidat untuk secara efektif membedakan produk politik dan membangun citra
yang kuat dengan begitu masyarakat luas akan mengenal identitas masing-masing
partai politik dalam konstentasi perorangan menjadi krusial. Salah satu alasan
masyarakat memilih calon anggota legislatif maupun presiden dan wakil presiden
sehingga dapat menekan keputusan pemilih merupakan pengaruh faktor
komunikasi politik dan strategi pemasaran politik (Marketing politik).

Dalam sebuah Pemilu, komunikasi politik memiliki peran yang dinamis


dalam menentukan partisipasi politik masyarakat (Adam, 2021). Myron Weiner
menyatakan bahwa aktivitas politik yang bersifat spontan melahirkan partisipasi
politik, yang dapat berupa pemungutan suara, menduduki jabatan politik, atau
menjadi anggota aktif dalam organisasi politik (Sarwa et al., 2017). Oleh karena
itu, komunikasi politik memengaruhi partisipasi politik masyarakat melalui
berbagai aspek, termasuk sosialisasi, rekrutmen, dan kampanye politik.

Perpaduan antara konsep komunikasi dan marketing politik menjadi sarana


dalam mempromosikan brand, ideologi dan platform yang berpengaruh pada pola
kontestasi antar partai politik maupun calon kandidat politik guna memenuhi
kebutuhan politik konsumennya (Sutarso et al., 2011). Berbagai macam strategi
dilakukan oleh kandidat atau partai politik saat masa kampanye. Strategi
merupakan suatu hal penting dalam organisasi secara keseluruhan, baik dari segi
efek maupun sumber daya yang dikorbankan (Surahmadi, 2016). Strategi dalam
politik khususnya dalam masa kampanye akan menentukan bagaimana nasib
seorang pemimpin, apakah bisa mendapatkan simpati dari pemilih atau tidak.

Salah satu fenomena Marketing politik yang biasa dijumpai ketika masa
pemilu yaitu terdapat tim pemenangan yang mempromosikan salah satu calon dan
partai dengan menggunakan berbagai cara, seperti melalui media ataupun datang
langsung ke masyarakat (Adam, 2021). Marketing politik hakikatnya merupakan
serangkaian aktivitas dalam rangka memperkenalkan, menawarkan dan
memasarkan produk-produk politik (ideologi, platform, program dll) dengan
menggunakan prinsip dan teknik Marketing dunia bisnis, dengan harapan produk
politik itu diminati dan dipilih oleh konsumen dalam pasar politik. 4 Karena
terdapatnya persaingan dengan kandidat maupun partai politik, Marketing politik
biasanya muncul dalam kegiatan pemilu sehingga kandidat turut aktif dalam
penerapan konsep dari Marketing politik guna memenangkan kompetisi pemilu
maupun pemilukada di Indonesia.

Marketing politik semakin meluas seiring perkembangan demokrasi,


informasi digital dan free market saat ini. Marketing politik dengan modal sosial
dan modal ekonomi yang cukup kuat serta peran keluarga dan jaringan sosial yang
dimiliki dapat mendominasi pada Pileg 2024 karena peluang untuk menduduki
4
Pemahaman pasar politik oleh peneliti adalah ruang lingkup Marketing politik itu sendiri. Ruang
lingkup yang ada di dalam sistem politik yang bisa menjadi arena untuk diterapkannya strategi
Marketing politik termasuk penggunaan survei oleh kandidat dan parpol dalam kampanye
politik,riset pasar menjelang kampanye politik dan pemilu, exit polls dan kampanye politik,riset
prediksi model perilaku pemilih, menyusun dan mengembangkan iklan politik yang efektif, dan
analisis terhadap nilai-nilai yang mempengaruhi perilaku politik pemilih, dan juga kajian
bagaimana mempengaruhi para pemilih Golput. Baca lebih lanjut dalam (Sutisna, 2016)
jabatan politik besar jika seorang kandidat mampu mengakumulasi modal yang
dimilikinya. Pada fenomena inilah kehadiran pendekatan, metode dan teknik
pemasaran (Marketing) politik menjadi penting untuk diperbincangkan.

Telah banyak peneliti yang sudah lebih dahulu mencoba untuk mengkaji
terkait Marketing politik di masa Pemilu maupun Pemilukada. Namun, Marketing
politik merupakan isu yang masih sangat menarik dibahas terlebih saat ini
merupakan masa kampanye para caleg. Peneliti mengidentifikasi permasalahan
pada penelitian sebelumnya dan mencoba mengelompokkan beberapa kategori
utama penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Marketing politik yaitu;
Pertama, melihat Marketing politik kemenangan suatu calon yang telah pernah
memenangkan kursi di legislatif pada pemilihan umum sebelumnya. Penelitian
ini dilakukan oleh Muhammad Sepriansyah pada 2021 yang mana penelitian ini
menjelaskan marketing politik yang dilakukan saat proses pemilihan legislatif
Provinsi Sumatera Selatan di daerah pemilihan Dapil Palembang II (Sepriansyah,
2021).

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Andri Putra Kesmawan pada


2020 untuk mengetahui bagaimana strategi politik kemenangan caleg muda Partai
Perindo pada pemilihan Legislatif 2019 di Kabupaten Merangin (Kesmawan and
Marja 2021) dan sebagian studi memandang Marketing politik menjadi faktor
dominan mempengaruhi sikap pemilih yang dilakukan oleh Rizki Maharani pada
2023 menganalisis pemasaran politik dalam mendukung kemenangan perempuan
dalam pemilu, dengan fokus pada kasus Anita Noeringhati di Sumatera Selatan
(Maharani, 2023).

Kedua, melihat kampanye dengan strategi Marketing politik sebagai


variabel pendukung dalam mendorong elektabilitas, popularitas dan akseptabilitas
partai politik maupun kandidat politik untuk tujuan mendapatkan dukungan
maksimal serta memahami preferensi pemilih. Penelitian dilakukan oleh Aenal
Fuad Adam pada 2020 yang menganalisis praktik marketing politik beroraperasi
dalam kontestasi pilwali Kota Kendari. Dalam penelitian ini menjelaskan terdapat
tiga pendekatan perilaku pemilih yang terdiri dari pendekatan sosiologis,
psikologis-sosial (Party Id) dan rational choice (Adam, 2021).
Berdasarkan beberapa kedua kategori penelitian diatas peneliti
menemukan celah yang justru masih luput dari perhatian para peneliti terdahulu
yang mana belum ada yang menjelaskan secara holistik jika marketing politik
sudah dimanfaatkan oleh perempuan yang mencoba masuk melalui kepercayaan,
ekonomi, dll yang ada pada diri masyarakat untuk meraih beberapa dukungan
suara. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu, pada aspek
marketing politik yang dilakukan oleh kandidat tidak hanya melalui media massa
dan media cetak, namun penelitian kali ini lebih memfokuskan kepada bagaimana
proses penerapan marketing politik menggunakan indikator-indikator terkait
dengan konsep 4P (product, promotion, place, price).

Penelitian ini dilakukan lebih aktual karena memang menarik untuk


diteliti, sebab segmentasi pemilih berdasarkan pekerjaan orientasinya adalah
pedagang di pasar Padang Panjang yang merupakan salah satu bagian dari proses
marketing politik yang memberikan pengaruh terhadap hak pilih pedagang
maupun masyarakat karena pasar dijadikan sebagai tempat meraup suara pada saat
kampanye. Pada dua kategori tersebut, belum ada penelitian lebih lanjut yang
berfokus melihat bagaimana isu gender sebagai strategi komunikasi marketing
politik dalam kontestasi menghadapi Pileg 2024 yang dilakukan oleh Caleg
milenial perempuan. Adapun lokus penelitian ini pada pelaksanaan Pemilihan
Umum 2024 dengan fokus pada strategi marketing politik caleg milenial
Perempuan di Kota Padang Panjang.

1.2 Rumusan Masalah

Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) yang akan dilaksanakan pada 2024


merupakan bentuk dari demokrasi dan implementasi otonomi daerah. Pemindahan
tanggung jawab wewenang dan sumber daya dari pemerintah pusat ke level
pemerintah daerah untuk membawa pengaruh terhadap politik. Selain itu,
munculnya eksistensi perempuan dalam Pemilu telah memberikan pandangan
yang berbeda terhadap hal tersebut sehingga sudah bukan menjadi hal yang aneh
lagi ketika banyaknya kaum perempuan yang turut aktif dalam mengkritisi
kebijakan pemerintah. Saat ini, banyak sekali kehadiran perempuan yang berusaha
untuk berlomba-lomba supaya dapat masuk ke dalam ruang lingkup politik,
sehingga dari pandangan tersebut mengenai perempuan yang kedudukannya
dibawah laki-laki dapat disangkal. Keikutsertaan dan keterwakilan perempuan
dalam politik menjadi salah satu poin yang menarik dan menarik dalam
demokrasi.
Salah satu perempuan yang hadir di tengah politik berasal dari Padang
Panjang. Caleg perempuan milenial yang menyita perhatian peneliti karena tokoh
perempuan dengan tekad kuatnya untuk masuk dan memberanikan diri untuk
mencalonkan dirinya pada pemilihan umum legislatif 2024 adalah Vani Utari dari
Partai Amanat Nasional. Beliau merupakan seorang yang berlatar belakang
wirausaha muda dan tidak memiliki pengalaman bahkan jejak politik. Vani Utari
cukup berani dengan ketidakmilikinya background politik ia mencalonkan diri
sebagai anggota legislatif dengan berbagai cara yang ia lakukan.
Namun dalam laman Posmetro Padang dijelaskan bahwa Vani Utari
merupakan seseorang wirausaha muda yang telah sering terjun ke dunia sosial
sebelum ia mencalonkan diri sebagai calon legislatif DPRD Kota Padang Panjang
Barat ini.5 Sedangkan dalam laman Goparlement.com dijelaskan bahwa Vani Utari
memutuskan masuk ke dunia politik guna mewujudkan aspirasi markarakat yang
belum terakomodir oleh Pemerintah Kota Padang Panjang terutama kaum
perempuan.6
Guna mewujudkan aspirasi perempuan Kota Padang Panjang, Vani Utari
yang merupakan pemilik dari salah satu toserba di Padang Panjang, pemilik
rumah makan dan salah satu caffe viral di Sumatera Barat saat melakukan
kampanye kepada masyarakat serta memanfaatkan modal sosial sebagai
wirausaha mudanya. Berdasarkan wawancara dengan salah satu relawan tim
sukses Vani Utari, Rifna7 mengatakan bahwa:
“Setiap kampanye kepada masyarakat, terkhusus pada pemilih di dapil 1
Padang Panjang, masyarakat sudah kenal dengan Vani Utari, bahwa Vani
merupakan pemilik usaha di Kota Padang Panjang yang kini mencaleg di
DPRD Kota Padang Panjang”.

5
https://posmetropadang.co.id/menuju-kursi-dewan-vani-utari-berjuang-demi-kepentingan-
masyarakat/ diakses oleh peneliti pada 7 Januari 2024
6
Baca lebih lanjut dalam https://www.goparlement.com/2023/08/2024-vani-utari-menuju-kursi-
parlmen.html yang diakses oleh peneliti pada 7 Januari 2024
7
Wawancara dengan Rifna (salah satu relawan tim sukses Vani Utari) pada 28 Desember 2023
Selama masa kampanye, Vani Utari melakukan promosi dengan
memanfaatkan media ruang dan media online. Menurut pengamatan peneliti, pada
saat kampanye Vani Utari aktif dalam hal kampanye, sarana kampanye melalui
kartu nama, baliho dan stiker yang dipasang di sudut-sudut kota di daerah
pemilihan I Padang Panjang Barat.8 Kemudian Vani Utari juga melakukan
kampanye di media sosial Instagram yang dilakukan oleh tim suksesnya maupun
dirinya.

Gambar 1. 1 Kartu Nama Vani Utari

Sumber: Data primer diolah peneliti tahun 2024

Peneliti melihat upaya promosi yang dilakukan oleh Vani Utari dengan
membagikan kartu nama, penempelan stiker, meletakkan baliho dan spanduk di
tempat strategis dan menggunakan media sosial sebagai sarana untuk
mengkampanyekan dirinya, merupakan bagian dari strategi Marketing politik
promosi. Tidak hanya membagikan kartu nama saja, Vani Utari merupakan salah
satu caleg yang sangat aktif menyambangi masyarakat guna melakukan
kampanye. Dalam laman Goparlement.com saat kondisi hujan pun Vani Utari
tetap menyambangi masyarakat yang ada di Kota Padang Panjang.

8
Peneliti melakukan studi pendahuluan dan pengamatan pada saat masa kampanye Pemilihan
Legislatif Tahun 2024 di Kota Padang Panjang pada bulan Desember 2023
Gambar 1. 2 Vani Utari Menyambangi Masyarakat

Sumber: Goparlement.com diolah peneliti tahun 2024

Maka dari itu, upaya beliau dalam mencalonkan diri sebagai anggota
dewan ataupun wakil rakyat tidak luput dari Marketing politik dan modal
ekonomi sosial politik yang dimilikinya. Strategi politik yang diterapkan oleh
calon kandidat wakil rakyat ini memerlukan strategi Marketing politik yang
dilakukan oleh para aktor tersebut agar dapat menciptakan strategi berupa
meningkatkan image politik supaya dapat meningkatkan daya pikat dan minat
masyarakat untuk mencoblos atau memilih para calon kandidat atau para aktor
tersebut saat terselenggaranya pemilihan. Perolehan kemenangan yang diraihnya,
dapat menonjolkan kemampuan individu dari para calon wakil rakyat ini, bahkan
dapat mendorong nama partai yang mengusungnya, sehingga hal tersebut
membawa pengaruh besar masyarakat supaya mendukung secara penuh
(Heriyanto & Solihah, 2023).
Berdasarkan uraian di atas, dengan persaingan politik yang sangat ketat di
Kota Padang Panjang, peneliti berasumsi bahwa secara umum dapat dilihat
strategi Vani Utari dalam menghadapi pemilu legislatif 2024 mirip dengan konsep
Marketing politik yaitu Product (produk), Promotion (promosi), Price (harga) dan
Place (penempatan). Berdasarkan asumsi tersebut maka peneliti membuat
rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Marketing politik Vani Utari pada
pemilu Legislatif Tahun 2024 di Kota Padang Panjang? “
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka


dalam penelitian ini memiliki tujuan penelitian yaitu untuk menjelaskan dan
menganalisis Marketing politik yang dilakukan oleh Caleg milenial perempuan di
Kota Padang Panjang dalam menghadapi Pemilihan Umum 2024 dengan
membawa isu gender.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

a) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan kebaharuan


dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam pengembangan
kajian Pemilihan Umum pada Departemen Ilmu Politik Universitas Andalas dan
dapat berguna sebagai sumbangan bagi dunia pendidikan tentang Pemilihan
Umum di Indonesia.

b) Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan lanjutan


penelitian dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan tema yang sama
namun pada objek yang berbeda.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pembelajaran bagi


pemuda milenial atau Masyarakat dalam mengikuti kontestasi politik baik dari
Marketing politik maupun personal branding yang dibangun.

b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber informasi kepada


masyarakat untuk menambah pengetahuan mengenai Pemilu.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Guna mendukung penelitian ini maka diperlukan tinjauan pustaka terhadap

penelitian yang sudah ada sebelumnya yang memiliki kaitan dengan penelitian ini.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana Isu Gender dalam

Marketing Politik yang dilakukan salah satu calon legislatif Perempuan di Kota

Padang Panjang dalam menghadapi Pemilu 2024. Penelitian ini tentu didukung

dengan penelitian terdahulu yang sejenis. Dalam hal ini terutama penelitian yang

memiliki kajian yang serupa dengan penelitian ini yaitu:

Pertama, Penelitian dari Aenal Fuad Adam dengan judul “Strategi

Marketing Politik Adiatma Dwi Putra-Sulkarnain pada Pameilihan Walikota

Kendari Tahun 2017”. Penelitian ini menganalisis tentang praktik marketing

politik beroraperasi dalam kontestasi pilwali kota kendari. Penelitian ini

menghasilkan bahwa pada Pilwali Kota Kendari tahun 2017, pasangan kandidat

Adiatma Dwi Putra - Sulkarnain mengimplementasikan strategi pemasaran politik

yang dimulai dengan perancangan bauran pemasaran. Penelitian ini melibatkan

pembentukan produk politik, promosi, penempatan produk, dan penetapan harga

produk politik guna memperoleh dukungan dan memengaruhi preferensi politik

dari kalangan pemilih dan dilakukan praktik segmentasi dan penargetan politik

dengan menganalisis peta pemilih berdasarkan aspek geografi, demografi, dan

sosiologis. Penelitian ini terdapat kekurangan yaitu penelitian ini hanya berfokus
pada strategi yang dilakukan oleh pasangan pemenang Pilwali saja tidak ada

membahas tentang gender dan perempuan. Marketing politik tidak cukup

dihubungkan dengan tantangan atau permasalahan aktual yang dihadapi oleh

praktisi politik.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Sepriansyah pada

tahun 2021 (Sepriansyah, 2021) dengan judul “Strategi dan Marketing Politik

Caleg Anwar Al Sadat Dalam Pileg 2019 Dapil Palembang II Sumsel” pada jurnal

Politics and Islamic Civilization. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa

strategi Caleg Anwar memiliki kekuasaan yang secara potensial untuk

menggalang dukungan masyarakat, kehadirannya dalam suatu pertemuan politik

atau pada saat kampanye pemilu dan apalagi disertai himbauan kiai kepada

masyarakat untuk memilih atau mendukung calon legislatif atau partai yang di

embannya. Penelitian ini menggunakan konsep yang sama digunakan oleh peneliti

dan menghubungkan strategi dan pemasaran politik dengan konteks politik dan

sosial lokal di Palembang II Sumsel. Namun, penelitian ini tidak

mempertimbangkan semua faktor atau variabel yang relevan dalam menganalisis

strategi dan pemasaran politik Caleg Anwar Al Sadat. Kesimpulan yang ditarik

pun tidak mencakup semua aspek yang relevan dan terlalu umum.

Ketiga, penelitian yang serupa dilakukan oleh Luthfiyyah Mufiidah

dengan judul “Marketing Politik Pradi-Afifah di Pilkada Depok 2020 Pada Masa

Pandemi Covid-19” (Mufiidah, 2020). Penelitian ini menghasilkan bahwa

pertimbangan masyarakat menerima Pasangan Calon yang diteliti karena adanya

dukungan penuh oleh Tokoh Agama dan Ulama, artis dan influencer di Kota

Depok. Menurut Mufiidah, marketing politik pasangan calon ini merupakan salah
satu faktor dari keterlibatan warganet yang kreatif dan masif di media sosial dan

di Kota Depok afifah menjadi wanita pertama yang maju dalam pesta demokrasi

sebagai simbol dari semangat kesetaraan gender. Penelitian ini sangat memiliki

analisis mendalam dan komprehensif tentang strategi dan pemasaran politik

sehingga ketelitian data yang digunakan dalam penelitian dapat menjadi

kelebihan. Penelitian ini juga menyediakan rekomendasi atau implikasi praktis

bagi praktisi politik selanjutnya agar dapat memperkuat penelitian tentang

marketing politik. Namun, penelitian ini memiliki kekurangan yaitu kurang

menjelasakan keefektifan marketing politik yang dilakukan oleh pasangan calon

dan tim pemenangnya dan beberapa penjelasan dalam penelitian ini sulit dipahami

oleh pembaca yang tidak memiliki latar belakang akademis atau keahlian khusus

dalam bidang komunikasi dan politik.

Keempat, penelitian tentang marketing politik dilakukan oleh Putu Melya

Intari dkk pada tahun 2022 dengan judul “Strategi Marketing Politik Caleg

Perempuan Dalam Pemilihan Legislatif Tahun 2019”. Penelitian ini menunjukkan

bahwa pengimplementasian strategi pemasaran politik secara menyeluruh, mulai

dari tingkat basis masyarakat sehingga mengarahkan pemasaran politik langsung

kepada masyarakat, pendekatan ini melibatkan penggunaan berbagai media

termasuk media cetak, media sosial, dan media elektronik. Pemasaran politik juga

melibatkan citra kecantikan sebagai fokus utama yang ditampilkan di hadapan

publik dapat menjadi strategi pemasaran politik yang efektif untuk membawa

Caleg ini meraih kemenangan dalam pemilihan legislatif serta memperoleh

dukungan kuat dari basis massa perempuan (Intari et al., 2022). Penelitian ini

memiliki pemahaman yang mendalam tentang fenomena yang diteliti dan dapat
dimengerti oleh pembaca yang tidak memiliki latar belakang politik. Penelitian ini

juga termasuk penelitian yang sangat efesien dikarenakan telah mengoptimalkan

penggunaan sumber daya yang tersedia. Namun dalam penelitian ini tidak

disebutkan mengenai generalisasi hasil penelitian, yang merupakan keterbatasan

umum dan temuan kebaruan bersifat situasional atau kontekstual.

Kelima, penelitian Rizki Maharani dengan judul “Marketing Politik dan

Politisi Perempuan (Analisis Kemenangan RA. Anita Noeringhati sebagai

Petahana DPRD Sumatera Selatan) yang di publikasikan oleh Jurnal Ilmu

Administrasi dan Pemerintahan Indonesia pada 2023 (Maharani, 2023). Penelitian

ini menghasilkan temuan bahwa teori marketing politik dari Bruce I Newman

melihat faktor pendukung kemenangan Anita adalah manajemen kampanye

politik, analisis arena pasar politik, dan pengembangan strategi politik. Penelitian

ini menggunakan teori yang baik dan penjelasan terkait indikator-indikator

permasalahannya secara mendalam dan jelas. Penelitian yang sangat efesien

dikarenakan telah mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia.

Namun penelitian ini kurang fokus pada permasalahan gender dalam penelitian ini

membuat penelitian ini memiliki kekurangan karena belum menjelaskan secara

holistik jika marketing politik sudah dimanfaatkan oleh perempuan yang mencoba

masuk melalui kepercayaan, ekonomi, dll yang ada pada diri masyarakat untuk

meraih beberapa dukungan suara.


Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No Nama Temuan Kelebihan Kekurangan


Peneliti dan
Judul
1. Aenal Fuad Pilwali Kota Kendari tahun Melibatkan Hanya berfokus
Adam 2017, pasangan kandidat pembentukan pada strategi yang
(2021): Adiatma Dwi Putra - produk politik, dilakukan oleh
Strategi Sulkarnain promosi, pasangan
Marketing mengimplementasikan penempatan pemenang Pilwali
Politik strategi pemasaran politik produk, dan saja tidak ada
Adiatma yang dimulai dengan penetapan membahas
Dwi Putra- perancangan bauran harga produk tentang gender
Sulkarnain pemasaran politik guna dan perempuan.
pada memperoleh Marketing politik
Pameilihan dukungan dan tidak cukup
Walikota memengaruhi dihubungkan
Kendari preferensi dengan tantangan
Tahun politik dari atau
2017” kalangan permasalahan
pemilih dan aktual yang
dilakukan dihadapi oleh
praktik praktisi politik
segmentasi
dan
penargetan
politik dengan
menganalisis
peta pemilih.
2. Muhamma Strategi Caleg Anwar Menghubungk Tidak
d memiliki kekuasaan yang an strategi dan
mempertimbangk
Sepriansya secara potensial untuk pemasaran an semua faktor
h (2021): menggalang dukungan politik dengan
atau variabel
Strategi masyarakat, kehadirannya konteks politik
yang relevan
dan dalam suatu pertemuan dan sosial
dalam
Marketing politik atau pada saat lokal di
menganalisis
Politik kampanye pemilu dan Palembang II strategi dan
Caleg apalagi disertai himbauan Sumsel. pemasaran politik
Anwar Al kiai kepada masyarakat Caleg Anwar Al
Sadat untuk memilih atau Sadat.
Dalam mendukung calon legislatif Kesimpulan yang
Pileg 2019 atau partai yang di ditarik pun tidak
Dapil embannya. mencakup semua
Palembang aspek yang
II Sumsel relevan dan
terlalu umum.
3. Luthfiyyah Pertimbangan masyarakat Memiliki Kurang
Mufiidah menerima Pasangan Calon analisis menjelasakan
(2020): yang diteliti karena adanya mendalam dan keefektifan
Marketing dukungan penuh oleh komprehensif marketing politik
Politik Tokoh Agama dan Ulama, tentang yang dilakukan
Pradi- artis dan influencer di Kota strategi dan oleh pasangan
Afifah di Depok. Marketing politik pemasaran calon dan tim
Pilkada pasangan calon ini politik pemenangnya dan
Depok merupakan faktor dari sehingga beberapa
2020 Pada keterlibatan warganet yang ketelitian data penjelasan dalam
Masa kreatif dan masif di media yang penelitian ini sulit
Pandemi sosial dan di Kota Depok digunakan dipahami oleh
Covid-19 afifah menjadi wanita dalam pembaca yang
pertama yang maju dalam penelitian tidak memiliki
pesta demokrasi sebagai dapat menjadi latar belakang
simbol dari semangat kelebihan. akademis atau
kesetaraan gender. Penelitian ini keahlian khusus
juga dalam bidang
menyediakan komunikasi dan
rekomendasi politik.
atau implikasi
praktis bagi
praktisi politik
selanjutnya
agar dapat
memperkuat
penelitian
tentang
marketing
politik.
4. Putu Melya Pengimplementasian Pemahaman Tidak
Intari dkk strategi pemasaran politik yang mendetailkan
(2022): secara menyeluruh, mulai mendalam mengenai
Strategi dari tingkat basis tentang generalisasi hasil
Marketing masyarakat sehingga fenomena penelitian, yang
Politik mengarahkan pemasaran yang diteliti merupakan
Caleg politik langsung kepada dan dapat keterbatasan
Perempuan masyarakat, pendekatan ini dimengerti umum dan
Dalam melibatkan penggunaan oleh pembaca temuan kebaruan
Pemilihan berbagai media termasuk yang tidak bersifat
Legislatif media cetak, media sosial, memiliki latar situasional atau
Tahun dan media elektronik. belakang kontekstual.
2019 Melibatkan citra politik.
kecantikan sebagai fokus Penelitian
utama yang ditampilkan di yang sangat
hadapan publik dapat efesien
menjadi strategi pemasaran dikarenakan
politik yang efektif untuk telah
membawa Caleg ini meraih mengoptimalk
kemenangan dalam an penggunaan
pemilihan legislatif serta sumber daya
memperoleh dukungan yang tersedia.
kuat dari basis massa
perempuan
5. Rizki Teori marketing politik dari Menggunakan Kurang fokus
Maharani Bruce I Newman melihat teori yang baik pada
(2023): faktor pendukung dan penjelasan permasalahan
Marketing kemenangan Anita adalah terkait gender dalam
Politik dan manajemen kampanye indikator- penelitian ini
Politisi politik, analisis arena pasar indikator membuat
Perempuan politik, dan pengembangan permasalahann penelitian ini
(Analisis strategi politik. Penelitian ya secara memiliki
Kemenang ini menggunakan teori mendalam dan kekurangan
an RA. yang baik dan penjelasan jelas karena belum
Anita terkait indikator-indikator dikategorikan menjelaskan
Noeringhat permasalahannya secara penelitian secara holistik
i sebagai mendalam dan jelas. yang sangat jika marketing
Petahana efesien karena politik sudah
DPRD telah dimanfaatkan
Sumatera mengoptimalk oleh perempuan
Selatan) an penggunaan yang mencoba
sumber daya masuk melalui
yang tersedia. kepercayaan,
ekonomi, dll yang
ada pada diri
masyarakat untuk
meraih beberapa
dukungan suara
Sumber: Data sekunder diolah peneliti Tahun 2022

Berdasarkan sejumlah penelitian terdahulu yang telah dijelaskan, maka


terdapat perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan
mendasar antara penelitian ini dengan hasil penelitian sebelumnya adalah fokus
pada permasalahan yang berbeda. Sementara penelitian yang lain menyoroti
marketing politik dari kemenangan calon. Fokus penelitian peneliti pada "Isu
gender dalam marketing politik caleg perempuan milenial". Berbeda dengan
penelitian sebelumnya yang belum menyajikan gambaran secara menyeluruh,
penelitian ini mencoba menggambarkan pemanfaatan marketing politik oleh aktor
yang berusaha memasuki ranah politik melalui pendekatan kepercayaan, aspek
ekonomi, dan faktor lain yang ada dalam masyarakat guna memperoleh dukungan
suara. Dalam perbedaan yang signifikan dengan penelitian sebelumnya yang lebih
menekankan pada marketing politik melalui media massa dan cetak, penelitian ini
lebih terfokus pada proses implementasi konsep marketing politik 4P (Place,
Product, Price dan Promotion). Keunikan penelitian ini terletak pada
aktualitasnya, mengeksplorasi bagaimana proses penerapan strategi marketing
politik caleg perempuan dapat memengaruhi segmen pemilih yang memiliki
orientasi sebagai pedagang di Kota Padang Panjang. Pasar Padang Panjang
menjadi bagian integral dari proses marketing politik, di mana kampanye
dilakukan untuk meraih dukungan suara dari pedagang dan masyarakat yang
berkumpul di pasar tersebut.
2.2 Kerangka Teori

Kerangka teoritis adalah konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi


dari hasil pemikiran atau kerangka atau sebuah acuan yang bertujuan memberikan
kesimpulan terhadap suatu dimensi. Kerangka teoritis merupakan salah satu
pendukung sebuah penelitian, karena kerangka teoritis adalah wadah dimana akan
dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan variabel-variabel yang diteliti.
Teori ini akan menjadi bahan acuan karena suatu penelitian selalu disertai dengan
pemikiran teoritis, karena nanti akan ada hubungan timbal balik yang erat antara
sebuah teori dengan hasil dari pengumpulan data, pengolahan, analisis, dan
konstruksi.

2.2.1 Efikasi Politik

Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori self efficacy

oleh Albert Bandura. Bandura mengatakan kemampuan diri (self efficacy) sebagai

optimisme seseorang atas kemampuan yang dimilikinya dalam merencanakan dan

melaksanakan usaha-usaha yang mendukung pada pencapaian tujuan.9 Keyakinan

atas kemampuan yang dimiliki diri (self efficacy) merupakan bagian dari efikasi

politik (political efficacy).

Keyakinan atas kemampuan yang dimiliki oleh diri sendiri (self efficacy)

dikategorikan ke dalam efikasi politik internal (internal political efficacy).

Keyakinan seseorang agar dapat memberikan peran atas persoalan politik

didapatkan atas keterampilan yang datang dari dalam diri sendiri dalam

memandang persoalan politik. Teori ini memberikan pemahaman tentang

keyakinan atas kemampuan diri (self efficacy) dan kontribusinya dengan dunia

politik.

9
Bandura, Albert. 1997. Anggapan atas kemampuan diri (self efficacy). The Exercise Of
Control. New York: W, H Freeman and Company.
Pada penelitian ini untuk menentukan aktivitas politik yang dilakukan

calon legislatif yang membawa isu gender dalam kampanyenya, difokuskan

meneliti bagaimana penerapan tingkat kemampuannya dalam menguasai isu dan

topik gender. Calon legislatif yang membawa isu gender dalam kampanye harus

memiliki pemahaman yang luas mengenai masalah gender yang terjadi pada

kondisi terkini.

Calon legislatif tersebut juga harus mengetahui bagaimana hubungan

antara jabatan menjadi seorang legislator di tingkat daerah kabupaten/kota dengan

mengatasi permasalahan gender yang sedang terjadi. Pertanyaan mengenai apakah

dengan menjadi anggota DPRD Kabupaten/Kota dapat memiliki kapasitas yang

besar untuk mengatasi permasalahan gender. Permasalahan yang dimaksud

difokuskan terlebih dahulu dalam skala Kabupaten/Kota tempat seorang caleg

tersebut mengikuti pemilu legislatif.

Albert Bandura mengatakan self efficacy berasal dari empat sumber yaitu:

1. Penguasaan pengalaman (mastery experience)

Efikasi diri (self efficacy) yang kuat dikatakan berasal dari pengalaman

diri seseorang dan perwujudan efikasi diri terlihat dari bagaimana seseorang itu

mengatasi kegagalan yang mereka hadapi. Seseorang yang memiliki efikasi diri

memiliki keyakinan bahwa mereka mampu untuk mencapai kkeberhasilan yang

diinginkan. Seseorang itu juga akan mampu untuk bertahan dalam menghadapi

kondisi sulit dan dapat dengan cepat bangkit dari kegagalan yang dihadapi.

Pengalaman mengenai keberhasilan dalam menggapai tujuan ini

dapatmeningkatkan efikasi diri (self efficacy) dan mengurangi dampak negatif


dari kegagalan yang pernah dirasakan. Pada penelitian ini calon legislatif yang

memiliki tujuan untuk memajukan sektor usaha kecil menengah (UMKM) dalam

program yang ditawarkan, akan peneliti lihat bagaimana pengalamannya di bidang

kewirausahaan.

Bagaimana Vani Utari sebagai caleg dapat mengatasi kegagalan yang

pernah dilalui dalam mengikuti dunia usaha. Lalu bagaimana usaha yang

dilakukan dalam mengurangi dampak negatif dari kegagalan yang pernah dialami

sehingga hal itu menjadi penyebab atas munculnya keyakinan yang dimiliki oleh

Vani Utari untuk bisa mengusung program memajukan UMKM di Kota Padang

Panjang.

2. Perwakilan pengalaman (vicarious experience)

Seseorang yang mempunyai efikasi diri (self efficacy) yang kuat

menjadikan seseorang figur yang diyakini memiliki kemiripan dengan dirinya

untuk dijadikan model dalam memenuhi tujuan kehidupan. Orang tersebut akan

berpedoman kepada pengalaman yang dilakukan oleh seorang tokoh panutan

tersebut. Keberhasilan dan kegagalan dari model itu, akan dijadikan sebagai

perwakilan pengalaman bagi diri mereka sendiri. Orang yang memiliki efikasi diri

ini akan optimis bahwa dirinya mampu mencapai hasil yang sesuai dengan

pengalaman yang telah diperoleh oleh model tersebut dan menjadikannya sebagai

wakil dari pengalamannya.

Namun, jika orang itu menganggap banyak perbedaan antara dirinya

dengan orang yang menjadi model perwakilan pengalaman mereka, efikasi diri

(self efficacy) yang mereka miliki tidak akan dipengaruhi oleh pengalaman orang

tersebut. Pada penelitian ini akan dilihat pengalaman dari figur mana yang
menjadi panutan bagi caleg Vani Utari atas efikasi politik dirinya dalam

menawarkan atau mendukung program kewirausahaan.

3. Persuasi verbal (verbal persuasion)

Seseorang yang memiliki efikasi diri tentang suatu tujuan, mendapatkan

bujukan secara verbal dari orang lain. Orang itu diyakini dapat melakukan suatu

hal yang sulit yang tidak bisa dilakukan oleh orang yang membujuknya ini.

Dorongan dan motivasi yang diberikan oleh orang lain ini dapat membentuk

keyakinan diri untuk dapat melakukan sebuah pekerjaan. Jika seseorang itu

dianggap tidak dapat melakukan tujuan yang ingin dicapai oleh orang lain, orang

itu akan berupaya menghindari melakukan usaha untuk mencapai tujuan tersebut.

Atas dasar itu pembentukan efikasi diri(self efficacy) memiliki hubungan

yang cukup menentukan atas adanya persuasi verbal yang dilakukan orang lain

terhadap diri seseorang. Pada penelitian ini peneliti akan menganalisis individu

yang memberikan persuasi verbal kepada Vani Utari terkait membawakan isu dan

program kewirausahaan dalam upaya menjadi calon legislatif. Peneliti akan

menelusuri apa hal-hal persuasi yang dikatakan pihak eksternal yang menjadi

penguat bagi Vani Utari mengkampanyekan program kewirausahaan dan

membantu sektor UMKM.

4. Keadaan fisiologi (emosional) dan afektif (psychological and affective

states)

Kondisi emosional dan fisik seseorang akan mempengaruhi bagaimana

kinerja mereka. Jika terdapat reaksi stres dan ketegangan, akan membuat kinerja

menjadi memburuk. Rasa sakit dalam aktivitas yang melibatkan stamina dan
kekuatan, akan dianggap sebagai tanda kelemahan fisik. Faktor suasana hati akan

turut berpengaruh kepada efikasi diri (self efficacy) seseorang.

Ketika mood (perasaan) sedang baik, akan terjadi peningkatan terhadap

efikasi diri (self efficacy) seseorang. Ketika mood (perasaan) dalam kondisi

kurang baik, dapat mengurangi persepsi anggapan atas efikasi diri (self efficacy)

seseorang. Jadi bukan hanya berdasarkan intensitas keadaan reaksi emosional dan

fisik semata, terdapat usaha pemahaman yang dilakukan dalam melihat efikasi diri

seseorang.

Orang-orang yang memiliki efikasi diri (self efficacy) yang baik akan

beranggapan kondisi afektif diri sebagai wadah yang memberi energi terhadap

kinerja. Orang-orang yang sedang merasa ragu atas kemampuan yang dimiliki,

akan beranggapan semangat diri hanya menjadi pelemah. Pada efikasi diri (self

efficacy) yang dimiliki oleh calon legislatif yang membawa isu kewirausahaan,

ketika menentukan pilihan untuk ikut serta dalam pileg, tentu memiliki faktor

pendorong yang membuat efikasi politik menjadi baik.

Sumber-sumber dorongan efikasi diri (self efficacy) caleg ini dapat berasal

dari penguasaan pengalaman pribadi yang telah dijalani ataupun pengalaman

orang lain yang menjadi pedoman untuk meningkatkan efikasi diri (self efficacy).

Persuasi verbal yang datang dari orang lain juga dijadikan sumber dorongan

dalam peningkatan efikasi diri (self efficacy) caleg. Berikutnya keadaan mood

dan psikologis akan menjadi analisis terhadap peningkatan efikasi diri (self

efficacy) calon legislatif Vania Utari yang menyuarakan gagasan kewirausahaan

pada Pemilihan Legislatif DPRD Kota Padang Panjang 2024.


Tambahkan teori politik kewirausahaan. Lihat artikel kak lusi untuk
mengethuinya : https://padang.tribunnews.com/2022/12/07/political-
entepreneur-negarawan-bermental-wirausaha

2.3 Kerangka Berpikir

Skema pemikiran merupakan penjelasan sementara tentang hubungan yang


dijadikan sebagai permasalahan pada suatu penelitian guna memudahkan peneliti
untuk memahami arah dari penelitian yang akan dikaji.
Skema 2.1

Kerangka Pemikiran
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan salah satu cara ilmiah yang digunakan untuk
mendapatkan data dengan tujuan untuk suatu hal. Menurut Sugiyono, penelitian
ilmiah ialah penelitian yang didasari pada unsur keilmuan, rasional, empiris, dan
sistematis.10 Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif metode studi kasus untuk mendeskripsikan dan menjelaskan
pelaksanaan Marketing Politik calon anggota Legislatif milenial perempuan dalam
menghadapi Pemilu Legislatif 2024 di Kota Padang Panjang.

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk


mendeskripsikan dan menjelaskan Marketing Politik calon anggota Legislatif
milenial perempuan dalam menghadapi Pemilu Legislatif 2024 di Kota Padang
Panjang. Metode studi kasus digunakan oleh peneliti karena peneliti ingin
meneliti suatu unit sosial tertentu secara mendalam. Studi kasus yang digunakan
dalam melakukan penelitian ini yaitu dengan menggunakan studi kasus instrinsik
yang mana tertarik mengangkat kasus penelitian ini secara mendalam. Ini relevan
dengan pertanyaan penelitian tentang Marketing Politik calon anggota Legislatif
milenial perempuan dalam menghadapi Pemilu Legislatif 2024 di Kota Padang
Panjang.

Pada penelitian ini, pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif digunakan


peneliti untuk menjelaskan secara menyeluruh mengenai Marketing Politik calon
anggota Legislatif milenial perempuan dalam menghadapi Pemilu Legislatif 2024
di Kota Padang Panjang. Tipe deskriptif digunakan karena penelitian ini
kemudian menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan, serta
perilaku yang dapat diamati.11

10
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Hlm. 14
11
Bogdan dan Taylor. 2012. Prosedur Penelitian. Dalam Moleong, Pendekatan Kualitatif. Jakarta:
Rineka Cipta. Hlm. 4
Penelitian deskriptif tidak menguji sebuah hipotesis tetapi melihat sebuah
fenomena dengan apa adanya tentang suatu variabel. Dapat ditemukan juga bahwa
fenomena tunggal dari kualitas dan aktivitas tertentu bisa berupa program,
peristiwa, proses kelembagaan atau kelompok sosial, dan berbagai prosedur
pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan informasi terperinci untuk
kasus tertentu.12

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau objek untuk diadakan suatu


penelitian, dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi sesuai dengan judul yaitu
di Kota Padang Panjang. Alasan menjadikan Kota Padang Panjang menjadi lokasi
penelitian ialah karena terdapat caleg milenial Perempuan yang perlu dikaji lebih
dalam Marketing Politiknya. Sehingga peneliti ingin menganalisis pelaksanaan
Marketing Politik calon anggota Legislatif milenial perempuan dalam menghadapi
Pemilu Legislatif 2024 di Kota Padang Panjang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data menghasilkan data, kemudian data yang terkumpul


dianalisis dan diuraikan (Basuki, 2006). Teknik pengumpulan data yang dipakai
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.3.1 Wawancara Mendalam

Pada penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah teknik


wawancara mendalam (indepth interview), yaitu suatu cara untuk mengumpulkan
data atau informan dengan cara bertatap muka dengan informan, dengan maksud
untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Model yang
digunakan adalah wawancara terstruktur, sehingga peneliti bisa secara leluasa
melacak berbagai segi dan arah guna mendapatkan informasi yang selengkap
mungkin.

12
H. Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, 2012. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: CV
Pustaka Setia. Hlm. 53.
3.3.2 Pengumpulan Dokumentasi

Dokumentasi adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan,


menyangkut dengan persoalan pribadi, dan memerlukan interpretasi yang
berhubungan sangat dekat dengan konteks perekaman peristiwa tersebut. Metode
dokumentasi berarti tata cara pengumpulan data dengan mencatat data-data yang
sudah ada.13 Dokumentasi berisikan foto-foto yang didapatkan ketika melakukan
penelitian guna sebagai penunjang bukti telah melakukan penelitian.

3.4 Teknik Pemilihan Informan

Menurut Afrizal, informan penelitian merupakan orang yang memberikan

informasi baik tentang dirinya ataupun orang lain atau suatu kejadian atau suatu

hal kepada peneliti atau pewawancara secara mendalam. 14 Dalam penelitian

kualitatif informan terbagi menjadi tiga yaitu, informan kunci, informan utama,

dan informan pendukung. Informan kunci adalah informan yang sangat utama

karena informan kunci menjadi seseorang yang harus memiliki informasi secara

menyeluruh atas apa topik permasalahan yang peneliti angkat. Dimana informan

kunci itu bukan hanya mengetahui tentang kondisi atau fenomena pada

masyarakat secara garis besar, tetapi juga memahami informasi tentang informan

utama. Informan kunci yang diambil oleh peneliti adalah akademisi yang

memahami studi pelaksanaan fungsi komunikasi, fungsi artikulasi dan agregasi

kepentingan.

Dalam penetapan sampel, peneliti menggunakan pengambilan sampel

dengan menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan

13
Pebrianti, Yeni. 2016. Kajian penyusunan dokumen sistem (panduan, prosedur, dan formulir)
guna mendukung manajemen mutu perpustakaan. Jurnal pari. Vol.2. No.2.
14
Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm. 39
tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap tahu tentang apa yang kita

harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti

menjelajahi obyek atau situasi yang diteliti. Atau dengan kata lain pengambilan

sampel diambil berdasarkan kebutuhan penelitian.15

Metode purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang

dalam penentuan dan pengambilan anggota sampel berdasarkan atas pertimbangan

atau kriteria tertentu yang sebelumnya telah ditetapkan oleh penulis. 16 Standar

yang ditetapkan bersifat relatif, bergantung pada kebutuhan dan tujuan penelitian

peneliti dan juga peneliti percaya bahwa anggota sampel yang dipilih memenuhi

kualifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Menurut Spradley dalam Burhan Bungin17 ada lima kriteria dalam

pemilihan informan yaitu:

1. Subjek yang telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kajian atau

medan aktivitas yang menjadi informan, juga menghayati secara sungguh-

sungguh sebagai akibat dari keterlibatannya dan cukup lama dengan

lingkungan atau kegiatan yang bersangkutan. Ini biasanya ditandai dengan

kemampuannya dalam memberikan informasi tentang sesuatu yang

ditanyakan.

2. Subjek yang terlibat secara penuh dan aktif pada lingkungan atau kegiatan

yang menjadi pehatian peneliti. Mereka yang sudah tidak aktif biasanya

15
Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta. Hlm.
300
16
Muhammad Abdulkadir, 2004. Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Hlm. 47
17
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2006),Hlm. 69
informasinya terbatas dan akurat, kecuali ingin menggali informasi

tentang pengalaman mereka.

3. Subjek yang mempunyai cukup banyak waktu ada kesempatan untuk

diwawancarai.

4. Subjek yang memberikan informasi tidak cenderung diolah atau

dipersiapkan terlebih dahulu atau tergolong apa adanya dalam

memberikan informasi.

5. Subjek penelitian sebelumnya tergolong masih “asing” dengan penelitian,

sehingga peneliti merasa lebih tertantang untuk belajar sebanyak mungkin

dari subjek sebagai guru baru bagi peneliti.

Dari beberapa kriteria di atas, maka dalam penelitian ini peneliti

memutuskan beberapa informan peneliti untuk mencari data sesuai dengan subjek

yang diteliti. Berdasarkan hal tersebut peneliti menentukan beberapa kriteria

sebagai informan penelitian dan memerlukan informasi terkait bagaimana proses

DPD Gerindra Sumatera Barat dalam menjalankan Marketing Politik calon

anggota Legislatif milenial perempuan dalam menghadapi Pemilu Legislatif 2024

di Kota Padang Panjang.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data menjadi bentuk yang


lebih mudah dan sederhana. Proses penyederhanaan data meliputi pencatatan
lapangan, pencatatan dan dokumen yang ditampilkan dalam bentuk laporan
melalui pengumpulan, pengklasifikasian dan pengklasifikasian data sehingga
mudah untuk dijelaskan dan mengerti. 18 Analisis data adalah proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dan sederhana, proses
18
Yin, Robert K. 2008. Studi Kasus Desain Metode, Penerjemah muzakir, Jakarta: Raja Grasindo
Persada. Hlm. 103
penyederhanaan data tersebut terdiri atas catatan lapangan, hasil rekaman dan
dokumen berupa laporan-laporan dengan cara mengumpulkan, mengurutkan,
mengelompokkan dan mengategorikan data sehingga mudah untuk
diinterpretasikan dan dipahami.

Setelah data-data berhasil dikumpulkan kemudian dilakukan klasifikasi data


sesuai dengan sub-sub pembahasan. Setelah melakukan klasifikasi kemudian data
tersebut dianalisis secara kualitatif mengingat data yang peneliti butuhkan berupa
uraian-uraian kalimat yang diperoleh dari narasumber atau informan, yang
kemudian disusun menjadi kalimat sederhana dan mudah dimengerti.

Analisis data yang dilakukan dengan metode kualitatif melalui interpretasi


etik dan emik. Dalam penelitian ini data yang sudah di dapat lalu terkumpul dari
hasil wawancara, studi dokumentasi dan kuesioner yang dipilah dan
dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan data, kemudian dianalisis dengan
menggunakan metode kualitatif interpretasi etik dan emik. Analisis etik yaitu data
digambarkan menurut apa adanya sebagaimana digambarkan oleh informan.
Sedangkan analisis emik artinya menggambarkan data berdasarkan interpretasi
peneliti.

3.6 Uji Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, temuan data dapat dikatakan valid apabila


tidak ditemukan perbedaan antara apa yang dilaporkan oleh peneliti dengan
kejadian sebenarnya pada objek yang akan diteliti. Maka daripada itu dilakukan
uji pembuktian dengan penggunaan triangulasi data. Triangulasi pada hakikatnya
merupakan pendekatan multi metode yang dilakukan peneliti pada saat
mengumpulkan dan menganalisis data. Karena itu, triangulasi merupakan usaha
mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai
sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bias
terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data. Triangulasi menjadi sangat
penting dalam penelitian kualitatif, triangulasi dapat meningkatkan kedalaman
pemahaman peneliti baik mengenai fenomena yang diteliti maupun konteks
dimana fenomena itu muncul. Bagaimanapun, pemahaman yang mendalam (deep
understanding) atas fenomena yang diteliti merupakan nilai yang harus
diperjuangkan oleh setiap peneliti kualitatif.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih teknik triangulasi sumber yang


artinya dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda.
Dimana nantinya akan menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh. Nantinya peneliti akan membandingkan
informasi yang diperoleh dari satu sumber (informan) dengan sumber lainnya
(informan lainnya). Sehingga nantinya data-data yang diperoleh menjadi valid dan
nantinya akan dianalisis dan ditarik kesimpulan terkait pelaksanaan Marketing
Politik calon anggota Legislatif milenial perempuan dalam menghadapi Pemilu
Legislatif 2024 di Kota Padang Panjang. Dalam tabel 3.2 di bawah ini peneliti
jelaskan mengenai kriteria informan triangulasi.

Tabel 3. 3 Informan Triangulasi

Nama Jabatan Keterangan

Olih Dosen Ilmu Informan merupakan seorang


Solihin Komunikasi akademisi yang memiliki
Universitas konsentrasi di bidang Komunikasi
Komputer Politik
Indonesia

Sumber: Data sekunder diolah peneliti tahun 2022

3.7 Peranan Peneliti

Dalam proses penelitian ini, peran peneliti memang sangat dominan dan
sangat menentukan karena peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, dimana
ciri-ciri dari penelitian kualitatif sendiri ialah menjadikan peneliti baik secara
mandiri maupun bantuan orang lain sebagai alat pengumpul data yang utama atau
pengalaman yang berkelanjutan dan terus menerus dengan para partisipan dalam
pengumpulan data-data di lapangan. Kehadiran peneliti di lapangan sangat
diperlukan untuk melakukan wawancara dengan informan. Alat-alat seperti
panduan wawancara, rekaman, dan kuesioner hanyalah sebagai alat bantu
pengganti penelitian.

3.8 Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan jadwal peneliti untuk mengumpulkan data.


Adapun waktu penelitian yang dilaksanakan 2024.

3.9 Sistematika Penulisan

Agar hasil penelitian ini dapat dipahami dan dimengerti dengan baik, maka
penulisan laporan disusun secara sistematis, berikut rancangan struktur penulisan
dalam tesis ini:

Bab I Pendahuluan:
Pada bab ini peneliti membahas latar belakang masalah atau fenomena
yang terjadi, sehingga timbul pertanyaan yang menyebabkan mengapa peneliti
melakukan penelitian Marketing Politik calon anggota Legislatif milenial
perempuan dalam menghadapi Pemilu Legislatif 2024 di Kota Padang Panjang.
Bab II Tinjauan Pustaka:
Pada bab ini, peneliti menjelaskan mengenai penelitian terdahulu yang
telah dilakukan. Sehingga didapat suatu kebaharuan dalam penelitian ini. Dalam
bab ini peneliti menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan berkaitan
dengan teori fungsi partai, serta seperti apa skema pemikiran peneliti di dalam
melakukan penelitian ini.
Bab III Metode Penelitian:
Pada bagian ini, menjelaskan tentang pendekatan dan metode penelitian
yang peneliti gunakan dalam melakukan penelitian ini adalah kualitatif, sehingga
dari pendekatan tersebut dapat diketahui tipe yang digunakan dalam penelitian ini.
Selain itu, bagian ini juga menjelaskan mengenai informan yang dijadikan sebagai
pemberi informasi terkait penelitian yang peneliti lakukan, informan dalam
penelitian ini ditetapkan dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Bab IV Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian:
Pada tahap ini peneliti mengulas secara ringkas lokasi penelitian baik
secara struktur masyarakat atau objek penelitian, kebiasaan dan beberapa hal
penting untuk mendukung dalam analisis penelitian. Berdasarkan kondisi tersebut,
peneliti mengambil lokasi penelitian dengan keunikan yang dimilikinya serta
menjelaskan secara singkat Dalam penelitian ini peneliti menjadikan Padang
Panjang sebagai lokasi penelitian dengan meneliti tentang Marketing Politik calon
anggota Legislatif milenial perempuan dalam menghadapi Pemilu Legislatif 2024
di Kota Padang Panjang.
Bab V Temuan Data dan Pembahasan:
Pada bagian ini, tesis ini menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan data-
data yang peneliti temukan di lapangan. Pembahasan ini terkait dengan pertanyaan
yang diajukan peneliti sebelumnya yaitu terkait dengan Marketing Politik dimana
selanjutnya akan diberikan penjelasan mendetail terkait apa yang dijadikan fokus
dari penelitian yang peneliti lakukan.
Bab VI Penutup:
Bab terakhir ini merupakan bab kesimpulan terhadap pemaparan data dan
pembahasan yang dituliskan pada bab V yang berisikan poin kesimpulan dan
disertakan dengan poin saran dan peneliti harus mengacu kepada tujuan penelitian
yang ditulis sebelumnya. Bab ini juga menjelaskan secara menyeluruh intisari dari
keseluruhan Tesis.
DAFTAR PUSTAKA

Adam, A. F. (2021). Strategi Marketing Politik Adiatma Dwi Putra-Sulkarnain


pada Pemilihan Walikota Kendari Tahun 2017. Jurnal Politik Pemerintahan
Dharma Praja, 14(1), 70–93.
Azura, D. L. (2023). Pelaksanaan Fungsi Komunikasi Politik, Fungsi Artikulasi
dan Agregasi Kepentingan Partai Gerakan Indonesia Raya Sumatera Barat
Tahun 2019-2022. Universitas Andalas.
Bintari, A. (2022). Partisipasi Dan Representasi Perempuan Dalam
Penyelenggaraan Pemilu. Jurnal Keadilan Pemilu, 2(1), 13–22.
https://doi.org/10.55108/jkp.v2i1.142
Heriyanto, A. A. A., & Solihah, R. (2023). Strategi Pemanfaatan Modal Politik
Dan Modal Sosial Calon Anggota Legislatif Menghadapi Pemilu Legislatif
2024. Jurnal Ilmiah Muqoddimah : Jurnal Ilmu Sosial, Politik, Dan
Humaniora, 7(2), 366. https://doi.org/10.31604/jim.v7i2.2023.366-374
Intari, P. M., Noak, P. A., & Apriani, K. D. (2022). Strategi Marketing Politik
Caleg Perempuan Dalam Pemilihan Legislatif Tahun 2019. Jurnal Nawala
Politika, 1(1), 1–15.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/politika/article/download/91486/46147
Kiftiyah, A. (2019). Perempuan dalam Partisipasi Politik di Indonesia. Jurnal
Yuridis, 6(2), 55–72. https://doi.org/10.24090/yinyang.v14i1.2859
Maharani, R. (2023). Marketing Politik dan Politisi Anita Noeringhati Sebagai
Petahana DPRD Sumatera Selatan. Jurnal Ilmu Administrasi Dan
Pemerintahan Indonesia, 4(2), 93–104.
http://jiapi.ut.ac.id/index.php/jiapi/index
Mufiidah, L. (2020). Marketing Politik Pradi-Afifah di Pilkada Depok 2020 pada
Masa Pandemi Covid-19.
Safitri, R. A. (2022). Kesiapan Generasi Milenial Sebagai Role Model di Era New
Normal. Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference
Series, 5(1), 203. https://doi.org/10.20961/shes.v5i1.57798
Sarwa, Y. P., Hidaya, N., & Suaib, H. (2017). Peranan Komunikasi Terhadap
Partisipasi Politik Masyarakat (Studi Pada Kelurahan Waisai Kabupaten Raja
Ampat). Gradual, 6(2), 110–117.
http://ejournal.um-sorong.ac.id/index.php/gl/article/view/606
Sepriansyah, M. (2021). Strategi dan Marketing Politik Caleg Anwar Al Sadat
Dalam Pileg 2019 Dapil Palembang II Sumsel. Journal Politics and Islamic
Civilization, 2(2), 157–167. https://doi.org/10.19109/ampera.v2i2.7864
Surahmadi. (2016). Strategi Pemenangan Politik Pasangan Idza-Narjo Dalam
Pilkada Kabupaten Brebes Periode 2012-2017. Jurnal Politika, 7(2), 91–111.
Surya, D. (2021). Political Bargaining Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia Periode 2014 – 2019 Daerah Pemilihan Sumatera Selatan 1
dalam Membangun Kota Palembang.
Sutarso, J., Komunikasi, J. I., Komunikasi, F., & Informatika, D. (2011).
Pendekatan Pemasaran Politik (Political Marketing) Dalam Pemilihan
Umum. I I I No.1 Juli, I(1), 1–8.
Sutisna, A. (2016). Perspektif Marketing Politik: Kegagalan PDIP dan Partai
Demokrat dalam Mempertahankan Posisi Sebagai Partai Pemenang Pemilu
1999 & Pemilu 2009. Jurnal Cosmogov, 2(1), 129.
http://www.nber.org/papers/w16019

Anda mungkin juga menyukai