Anda di halaman 1dari 3

NAMA: DEWI RATU FELLISSHA

NIM: 7101421132

REMIDI LITERASI DIGITAL

PENGUATAN LITERASI MASYARAKAT INDONESIA MENJELANG


PILPRES 2024

Pendahuluan

Saat ini Komunikasi Lintas batas sudah menjadi persoalan yang bukan hirarki lagi,
Whatsapp contohnya yang kian hari semakin menembus lebih dalam batas tersebut. Hal inilah
yang perlu diperhatikan di dalam cara berkomunikasi, komunikasi disini terfokus dengan
komunikasi pejabat pemerintah dan masyarakat tanpa harus melalui birokrasi atau aturan-
aturan khusus seperti di masa lampau. Dengan demikian komunikasi antar satu dengan yang
lainnya semakin dekat tanpa ada sekat. Hal ini tentunya akan berhubungan langsung dengan
pembicaraan politik yang saat ini sudah bukan lagi konsumsi politisi, namun juga melibatkan
siapapun yang dapet mengakses informasi politik. Komunikasi politik disini berperan
menyambungkan semua bagian dari sistem politik, menurut Damsar (2013:207) dan (Larasati,
2018), komunikasi politik merupakan proses pemaknaan terhadap kekuasaan (power),
kemenangan (authority), kehidupan politik (public life), pemerintahan (government), negara
(state), konflik dan resolusi konflik (conflict and conflict resolution), kebijakan (policy),
pengambilan keputusan (decision making), dan pembagian (distribution) Sehingga pemilu
adalah suatu wadah atau tempat untuk individu/masyarakat melakukan hubungan sosial antara
partai politik dan pemilih. Dan salah satu wujud partisipasi masyarakat dalam proses politik
adalah pemilihan umum (Fauzi, 2018:63-78).

Tentu saja komunikasi ini akan memiliki berbagai kendala yang disebabkan oleh lintas
batas atas kemajuan teknologi informasi melalui globalisasi yang ada. Dengan demikian disaat
pilpres 2024 diharapkan masyarakat diberikan penguatan literasi agar menjadi warga negara
yang aktif dalam setiap perhelatan politik. Penguatan literasi sangat penting dilakukan dalam
membentuk pemahaman dan kesadaran masyarakat menentukan hak politik maupun dukungan
politiknya disaat pilpres 2024.
Pembahasan

Menyikapi terkait dengan pilpres nanti ditahun 2024, masyarakat tentunya sangat perlu
didalam peningkatan kapasitas literasi dari masyarakat itu sendiri.Berdasarkan laporan survei
yang dikeluarkan We are Social jumlah pengguna aktif media sosial di indonesia berjumlah
191 juta orang pada januari 2022. Jika hal ini tidak digunakan dengan baik, ujung-ujungnya
akan menjadi sebuah kesia-sian belaka. Dan saat ini peredaraan informasi hoax mencapai 87%
disebarkan melalui media sosial. Tentunya hal ini masyarakat perlu meningkatkan ketrampilan
literasi media, dimana masyarakat harus tau tentang bagaimana memeriksa kebenaran
informasi, menganalisis sumber, dan memahami bias media. Hal Ini tentunya akan membantu
masyarakat untuk mengenali berita palsu atau manipulasi informasi yang mungkin muncul
selama kampanye Pilpres 2024. Dari kemampuan berliterasi masyarakat dalam bermedia sosial
maka akan sangat menentukan bagaimana kualitas partisipasi politik di pemilihan presiden
2024 nanti. Menurut saya sendiri untuk menguatkan literasi media dan politik jelang pilpres
2024 nanti perlu diadakannya seminar, dimana seminarnya nanti bekerja sama dengan Komisi
Pemilihan Umum dan Komisi Penyiaran Indonesia pusat. Seminar ini tentunya akan menjadi
ajang untuk pencegahan Konflik SARA dan penguatan masyarakat umum di dalam
menghadapi pemilu yang akan datang. Seminar ini juga mampu membantu masyarakat didalam
menangkal berita hoaks jelang pemilu nanti.

Selain itu Debat dan diskusi terbuka juga dapat membantu meningkatkan literasi
masyarakat dimana membahas tentang isu-isu politik dan pilihan calon presiden. Forum-forum
ini dapat membantu masyarakat memahami sudut pandang yang berbeda, mengajukan
pertanyaan yang relevan, dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kebijakan dan
visi masing-masing calon. Penyediaan informasi yang akurat menjelang Pilpres 2024 juga
sangat penting untuk memastikan bahwa masyarakat memiliki akses ke data yang benar,
terpercaya, dan obyektif. Masyarakat harus dapat memilah Sumber informasi resmi conothnya
seperti Pemerintah dan lembaga pemilihan harus menjadi sumber utama informasi resmi terkait
Pilpres 2024. Sumber tersebut harus menyediakan situs web dan saluran komunikasi lainnya
yang memberikan informasi terkini tentang calon presiden, partai politik, jadwal pemilihan,
dan prosedur pemilihan.

Evaluasi sumber informasi juga diperlukan didalam mengevaluasi keandalan,


keberimbangan, dan keakuratan sumber informasi. Ini melibatkan memeriksa kredibilitas
sumber, mengecek fakta, dan mencari tahu apakah ada bias atau kepentingan tersembunyi di
balik informasi yang disajikan. Karena pada dasarnya hoaks-hoaks yang beredar sebenarnya
menyimpan maksut-maksut tertentu didalamnya. Dan yang terakhir adalah berkenaan dengan
Faktualitas dan transparansi, disini Pemerintah, kandidat presiden, dan partai politik harus
berkomitmen untuk menyediakan informasi yang faktual dan transparan. Mereka harus
mempublikasikan rencana kebijakan, platform politik, dan catatan kinerja dengan jelas dan
mudah diakses. Akibatnya dari masyarakat akan lebih mudah didalam mencari tahu terkait
dengan informasi kandidat presiden dengan akurat dan tepat, dan tidak akan menimbulkan
kegaduhan-kegaduhan yang tidak diinginkan.

Penutup

Menyikapi terkait dengan pilpres nanti ditahun 2024, masyarakat tentunya sangat perlu
didalam peningkatan kapasitas literasi dari masyarakat itu sendiri. Tentunya hal ini masyarakat
perlu meningkatkan ketrampilan literasi media, dimana masyarakat harus tau tentang
bagaimana memeriksa kebenaran informasi, menganalisis sumber, dan memahami bias media.
Menguatkan literasi media dan politik jelang pilpres 2024 nanti perlu diadakannya seminar,
dimana seminarnya nanti bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum dan Komisi
Penyiaran Indonesia pusat. Selain itu Debat dan diskusi terbuka juga dapat membantu
meningkatkan literasi masyarakat dimana membahas tentang isu-isu politik dan pilihan calon
presiden.

Daftar Pustaka

Damsar. (2013), Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. Hlm. 207.


Fauzi. (2018). Komunikasi Politik Calon Legislatif dalam Memengaruhi Partisipasi Politik
Masyarakat di Kabupaten Aceh Utara. Jurnal Pekommas. Vol. 3 No. 1, 63–78. STIKes
Muhammadiyah Lhokseumawe.
Larasati, Suryanef. (2018). Strategi Partai Amanat Nasional dalam Memenangkan Pemilihan
Umum Legislatif 2019 (Studi di Dapil II Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman).
Journal of Civic Education. Volume 1 No. 4. Universitas Negeri Padang.
Pramudya, B. (2020). Strategi Peningkatan Literasi Politik dalam Rangka Mendorong
Partisipasi Pemilih pada Pemilihan Umum.
Wardhani. (2018). Partisipasi Politik pemilih pemula dalam pemilihan umum. Jurnal
pendidikan Ilmu-ilmu sosial. Jurnal Pendidikan Politik, Vol. 7, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai