Media sosial adalah salah satu teknologi yang digunakan banyak orang dalam berinteraksi sosial antara satu orang dengan orang lain atau lebih yang ada dalam dunia maya. Media sosial adalah teknologi yang menghubungkan adanya interaksi sosial, berkolaborasi dan juga terdapat proses musyawarah serta adanya hubungan / interaksi dari pemangku kepentingan ( Bryer dan Zavattaro) 1. Media sosial juga merupakan platform yang ada di duna maya yang dapat memudahkan kerjasama dalam memberntuk solidaritas nasional dan dapat juga membentuk dan menghasilkan ideologi yang sama bagi para penganutnya ( Coleman,Morrison & Svennevig, 2008) 3. Media sosial dalam zaman ini terdapat banyak jenisnya termasuk instagran, youtube, facebook dan lain-lain. Platform media diatas adalah beberapa contoh media yang paling digemari atau yang paling banyak diakses oleh masyarakat dunia bahkan di Indonesia. Media sosial banyak digunakan untuk berselancar untuk mencari informasi dan isu - isu sosial yang berkembang di masyarakat. Bahkan, pada media sosial banyak orang - orang yang memberikan informasi tentang isu - isu politik dalam penyelenggraan pemilu. Lalu , media sosial sendiri dapat dijadikan alat untuk sosialisasi politik. Sosialisasi politik di media sosial cenderung menyasar kaum remaja bahkan dewasa karena pada kedua usia tersebut orang - orangnya memiliki keinginantahuan yang tinggi tentang suatu informasi politik yang berkembang di masyarakat. B. Pengertian Sosialisasi Politik Sosialisasi politik adalah suatu proses dalam menyampaikan suatu pola nelaui adanya tindakan, hukum, norma, serta budaya politik melalui dari sejumlah agen sosialisasi seperti keluarga, teman sebaya, institusi pendidikan, media sosial , kelompok agama dan lain - lain ( Marshall da;lam Owen 2008,4 ) 2 . Sosialisasi politik menjadi sangat penting bagi terdidiknya remaja dalam memahami penegtahuan ilmu politik . Sosialisai politik akan berpengaruh pada adanya kesadaran berpolitik bagi warga negara . Sosialisasi politik untuk remaja akan sangat membantu mereka dalam memandang ilmu politik sendiri yang dirasa syarat akan kepentingan dan kekuasaan. Stigma tersebut seharusnya dapat di terangkan dengan jelas ileh agen sosialisasi politik di media sosial khususnya agar tidak terjadi miskonsepsi dari ilmu politik itu sendiri. Ketika agen sosialisasi menginformasikan suatu informasi politik maka yang diharapkan adalah materi yang dibagikan dalam media sosial dapat berpengaruh pada pemahaman serta implementasi yang benar terhadap politik kepada masyarakat luas khususnya remaja , yang pada tahap ini cenderung memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi dan memiliki semangat dalam mempelajari suatu ilmu . Media sosial juga dapat memberikan ingformasi terkait cara - cara berperilaku politik, cara/prosedur dalam memilih calon wakil rakyat yang profesional , dan serta menjadi pelopor penyampaian informasi politik kepada publik dan remaja. Agar mereka tahu tentang pengetahuan politik yang benar dan baik dalam berbangsa dan bernegara. C. Pengaruh Media Sosial Sebagai Agen Sosialisasi Politik Remaja. Pada zaman modern ini, keterbukaan informasi apapun sudah ada dalam internet. Media sosial sebagai platform interaksi sosial ke semua orang akan berpengaruh terhadap pandangan politik. Pertama, Adanya media sosial akan meningkatkan partisipasi politik remaja dalam memahami cara berpolitik yang baik dan benar sesuai Pancasila dan UUD 1945. Ketika terdaapt sejumlah agen yang mensosialkan politik di media sosial maka yang terjadi adalah remaja akan tertarik dalam informasi yang diberikan. Ketika konten - konten sosialisasi politik terus dibagikan dan digaungkan maka penyampaian informasi tersebut akan langsung dapat dibaca pada kalangan remaja. Hal ini dikarenakan, remaja pada masa ini sudah banyak yang memiliki gawai. Renaja yang melakukan pencarian pada media sosial tentang politik akan membuka dan berselancar di media sosial sampai dapat menemukan sautu informasi yang berhubungan dengan politik. Jika hal tersebut terus dilakukan maka angka melek politik pada kalangan remaja akan meningkat dan remaja yang satu dengan yang lain akan bertukar informasi mengenai kondisi politik yang terjadi pada saat ini. Kedua, dengan adanya media sosial remaja cara melakukan akan mempermudah remaja dalam berpikir logis dan kristis terkait isu - isu politik yang sedang viral. Jika media sosial sedang ramai - ramainya membahas tentang UU Omnibus Law, maka para remaja yang mengikuti isu tersebut akan turut berpikir dan menganalisis , bagaimana UU Omnibus Law itu bermasalah terkait adanya aspek lingkungan yang dilanggar dan lain - lain. Remaja yang mengikuti isu - isu politik ayng viral akan terus mengawal dan mencari terkait cara penyelesaian isu tersebut sampai tuntas. Ketika banyak remaja yang memiliki ketertarikan pada isu - isu politik dan juga pengimplementasiannya maka remaja tersebut akan memiliki kesadaran dalam berpolitik yang terus meningkat serta dapat memiliki pikiran yang logis dan kritis dengan apa yang terjadi saat adanya isu - isu politik yang sedang viral dengan dapa memberikan solusi dan kritik terhadap pemerintah ataupun lembaga terkait dengan cara yang baik dan benar yang akan berhubungan dengan partisipasi politik pada warga negara.
Allam, Siti Nurshahidah dkk. 2019. PERSPEKTIF LITERASI MEDIA ASPEK
ANALISIS DAN PENILAIAN: AMALAN INTEGRITI PENYERTAAN POLITIK GOLONGAN MUDA DI MEDIA SOSIAL. Jurnal Sains Sosial Malaysian Journal of Social Science. 4(1) , 20 - 32. Arismunandar dan Wijaya Hengki. 2018. Pengembangan Model Pembelajaran Kreatif Tipe STAD Berbasis Media Sosial. JURNAL JAFFRAY. 16(2), 175 - 196. DOI: 10.25278/jj71.v16i2.302 Octafitria, Yovita. 2018. “Media Sosial Sebagai Agen Sosialisasi Politik Pada Kaum Muda”. Indonesian Journal of Sociology and Education Policy. 1(1), 13 - 34. DOI: https://doi.org/10.21009/10.21009/ijsep.011.02