Anda di halaman 1dari 4

Masyarakat Berperan Aktif Melawan Kabar Bohong Pada Pemilu 2024

Oleh : Arzan Malik Narendra )*

Pemilu Serentak 2024 menandai momentum krusial bagi kedaulatan rakyat


Indonesia. Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengajak seluruh masyarakat
untuk bersama-sama memerangi kabar bohong dan politik
pascakebenaran dengan meningkatkan literasi media dan informasi, serta
berbagi literasi elektoral.
Dalam menghadapi tantangan politik selama dua dekade terakhir, KPU
meyakini bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas partisipasi pemilih
pada 14 Februari 2024 adalah langkah penting. Berbicara di Jakarta,
anggota KPU RI, Idham Holik, menyatakan keyakinannya bahwa
Indonesia, meskipun menghadapi penurunan demokrasi global, akan terus
menjadi tren positif dalam penyelenggaraan pemilu.
Idham Holik menekankan bahwa demokrasi adalah elemen penting dalam
diplomasi internasional dan menjadi bagian integral dari branding nasional
Indonesia. Meskipun beberapa ketegangan terjadi, demokrasi di Indonesia
tetap terkendali dan memiliki ketahanan menghadapi isu global demokrasi
yang mengalami kemunduran.
Tahun 2024 dianggap sebagai tahun kedaulatan rakyat karena melibatkan
pemilihan presiden, legislatif, dan kepala daerah secara serentak. Pemilu
Serentak 2024 melibatkan 2.749 daerah pemilihan dengan total pemilih
mencapai 204.807.222 orang, termasuk diaspora Indonesia.
Idham Holik menilai bahwa partisipasi aktif dalam pemilu adalah kunci bagi
masyarakat untuk menentukan arah bangsa. Dalam menghadapi pemilu,
KPU berfokus pada penyuluhan literasi elektoral untuk memastikan pemilih
memiliki pemahaman yang mendalam tentang calon dan program-program
yang mereka usung. Meskipun terdapat ketidakpastian, KPU optimistis
bahwa pemilu pada 2024 akan berjalan lebih baik, mempertahankan
demokrasi yang telah menjadi ciri khas Indonesia.
Pentingnya literasi media dan informasi menjadi sorotan utama dalam
upaya KPU untuk melawan politik pascakebenaran. Menurut Idham Holik,
penyebaran informasi yang akurat dan terverifikasi menjadi langkah krusial
untuk menghindari terpapar berita palsu atau hoaks yang dapat
mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap calon pemimpin dan
partai politik.
Oleh karena itu, KPU tidak hanya menekankan pada partisipasi fisik dalam
pemilu, tetapi juga memandang pentingnya partisipasi intelektual
masyarakat dalam menyaring dan memahami informasi yang mereka
terima.
Lebih lanjut, upaya KPU untuk meningkatkan literasi elektoral juga
melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam berbagi pengetahuan dan
informasi terkait pemilihan umum. KPU berharap agar masyarakat tidak
hanya menjadi pemilih yang terinformasi tetapi juga menjadi agen
perubahan dalam menyebarkan pengetahuan terkait proses pemilu, tata
cara pemungutan suara, dan pemahaman mendalam terhadap konstitusi
dan peraturan terkait pemilu.
Dalam konteks ini, KPU menggandeng berbagai pihak, termasuk
akademisi, aktivis masyarakat sipil, dan media massa, untuk
menyelenggarakan forum-forum diskusi, seminar, dan pelatihan literasi
elektoral.
Melibatkan narasumber dari berbagai latar belakang dan sudut pandang
diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dan
menyeluruh kepada masyarakat. Keterlibatan aktif masyarakat dalam
forum-forum ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang
mendukung pertukaran ide dan informasi yang konstruktif.
Tahun 2024, menurut Idham, bukan hanya menjadi tahun pemilihan umum
serentak, tetapi juga momentum bagi rakyat Indonesia untuk menunjukkan
kedewasaan politiknya. Dalam menghadapi berbagai ketegangan dan isu
global, Idham menyatakan bahwa Indonesia berada pada jalur yang benar,
menjadi pionir dalam penyelenggaraan pemilu yang berkualitas dan adil.
Sementara KPU mengambil peran dalam mengedukasi masyarakat
tentang pemilu, kepolisian juga turut serta dalam memastikan pelaksanaan
pemilu yang damai dan bebas dari praktik pungutan liar. Kapolsek Taman
Sari, AKP Agus Prastiawan, secara aktif mengerahkan personelnya untuk
menyosialisasikan Saber Pungli dan ajakan menjaga Pemilu Damai 2024
di seluruh wilayah binaan Polsek Taman Sari.
Dalam kegiatan sosialisasi Saber Pungli, masyarakat diberikan
pemahaman bahwa setiap perbuatan Pungli memiliki dampak hukum dan
dapat dipidana. Upaya ini juga diarahkan untuk mencegah praktik
pungutan liar yang dapat merugikan masyarakat. Prastiawan menegaskan
bahwa kepolisian berkomitmen untuk menciptakan pelayanan publik yang
baik dan mencegah terjadinya tindakan pungutan liar yang dapat
merugikan masyarakat.
Sosialisasi Saber Pungli ini tidak hanya menjadi langkah preventif untuk
mengurangi praktik pungutan liar, tetapi juga sebagai bentuk partisipasi
aktif kepolisian dalam menciptakan lingkungan yang aman dan damai
jelang Pemilu 2024. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat tentang pentingnya
melawan praktik pungutan liar dan menjaga integritas demokrasi.
Selain itu, kepolisian juga menyampaikan pesan-pesan dan imbauan
kamtibmas kepada masyarakat jelang Pemilu 2024. Hal ini bertujuan agar
masyarakat tetap menjaga kerukunan hidup bertetangga, tidak mudah
terprovokasi oleh isu-isu yang belum terverifikasi kebenarannya, terutama
yang sering kali muncul menjelang masa pemilihan.
Masyarakat diharapkan aktif berperan dalam melawan politik tidak benar
pada Pemilu 2024. Peningkatan literasi media dan elektoral menjadi kunci
utama untuk membentengi demokrasi dan memastikan partisipasi pemilih
yang berkualitas. Semua pihak, termasuk KPU dan kepolisian,
berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman, terhindar dari
praktik pungutan liar, dan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam
menjaga keamanan dan ketertiban jelang pemilihan umum 2024
mendatang.
Dengan demikian, masyarakat menjadi garda terdepan dalam menjaga
kesejahteraan demokrasi di Indonesia. Pada akhirnya, Pemilu Serentak
2024 diharapkan menjadi tonggak sejarah yang menandai kedewasaan
politik bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan global.
)* Penulis adalah kontributor Lembaga Siber Nusa

Anda mungkin juga menyukai