Anda di halaman 1dari 9

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022

Terbit online pada http://journal.unbara.ac.id/index.php/jipu

BUDAYA POLITIK PEMILIH MILENIAL DALAM PEMILU TAHUN 2024 DI


KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

Masagus A.Rahman Wempie, 1 * Achmad Akmaluddin2


1,2
Program Ilmu Pemerintahan, Universitas Baturaja
e-mail: arwtinggi@gmail.com1 *achmad28akmaluddin0470@gmail.com2
*Corresponding Author

Abstrak

Budayaa politik adalah pola prilaku masyarakat dalam kehidupan bernegara ,


pelaksananan penyelenggaraan negara , kebijakan negara , undang-undang, adat istiadat dan
standar adat yang dianut oleh seluruh anggota masyarakat yang di alami setiap hari.
Sedangkan Pemilihan umum merupakn imlementasi dari Demokrasi. Dan sebuah negara
juga tidak terlepas dari generasi milenial dan generasi z sebagai penerus pembangunan
masa depan suatu negara. Tingginya otoritas generasi milenial dan z atas hak suara
menjadi salah satu kepentingan utama setiap tim sukses, hanya saja pemilih generasi
milenial dan gen z sangat akrab dengan kemajuan teknologi sehingga membuat beberapa
miss informasi yang tentunya mempengaruhi calon yang mereka pilih. Selain itu tim
sukses memiliki tantangan tersendiri dalam mengajak mereka untuk memilih calon yang
masing-masing tim sukses siapkan. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan
tentang bagaimana kaum milenial dan gen z terlibat dalam menggunakan hak pilihnya
dalam pelaksanaan pemilu. Menggunakan metode penelitian kualitatif dan kepustakaan,
yaitu mencari berbagai referensi tentang keterlibatan pemilih milenial dan gen z
Indonesia dari buku dan artikel ilmiah. Kajian ini menyimpulkan bahwa partisipasi
milenial dan gen z sangat berpengaruh terhadap tingkat elektoral calon yang diusung dan
menjaga semangat demokrasi, dan diperlukan beberapa strategi untuk meningkatkan
pemilih di sektor milenial dan gen z.

Kata kunci— Demokrasi, Generasi Milenial, Generasi Z, dan Pemilu.

Abstract

Political culture is a pattern of people's behavior in state life, implementation of state


administration, state policies, laws, customs and customary standards adopted by all
members of society that are experienced every day. While the general election is an
implementation of democracy. And a country is also inseparable from the millennial
generation and generation z as the successor to the future development of a country. The high
authority of millennials and z generations over voting rights is one of the main interests of
every successful team, it's just that millennial and gen z voters are very familiar with
technological advances so that they make some miss information which of course affects the
candidates they choose. In addition, the successful team has its own challenges in inviting
them to choose candidates that each successful team prepares. This article aims to provide
knowledge about how millennials and gen z are involved in exercising their voting rights in
the implementation of elections. Using qualitative research methods and literature, which is

49
JURNAL ILMU PEMERINTAHAN Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
Terbit online pada http://journal.unbara.ac.id/index.php/jipu

looking for various references about the involvement of Indonesian millennial and gen z
voters from books and scientific articles. This study concludes that the participation of
millennials and gen z greatly influences the electoral level of candidates who are promoted
and maintains the spirit of democracy, and several strategies are needed to increase voters in
the millennial and gen z sectors.

Keywords:Democracy, Millennial Generation, Generation Z, and Elections.

I. PENDAHULUAN Gatara&Said (2007) saat ini budaya


Budaya politik mileneal saat ini politik di Indonesia merupakan realitas
tidak terlepas dari internet dan media yang fundamental dan paling kuat dalam
sosial, yang tidak terpisahkan dari besar sistem politik. Budaya politik itu sendiri
kehidupan masyarakat Indonesia baik adalah pola perilaku masyarakat dalam
warga kelas ekonomi menengah ke atas kehidupan bernegara, pelaksanaan
dan generasi muda. Massifnya pengguna penyelenggaraan negara, kebijakan
internet dan media sosial mampu negara, undang-undang, adat istiadat, dan
menggeser media konvesional maupun standar adat yang dianut oleh seluruh
wadah sosial yang selama ini memiliki anggota masyarakat yang dialami setiap
peran pokok dalam menyevarkan hari.
pengetahuan warga. Perbedaan karak teritik budaya
Berdasarkan hasil sensus penduduk pemilih terpola dalam penyelenggaraan
2020 sangat menarik untuk diteliti bahwa pemilihan umum, khususnya pemilihan
sekitar 70 juta anak milineal memiliki hak milenium. Pemilih milenial dan
suara dalam politik. Jumlah pemilih yang kebangkitan budaya dan gaya hidup global
sangat fantastis dalam moment pesta di masyarakat saat ini seperti dunia tanpa
demokrasi, ternyata kamu muda batas. Dominasi bentuk homogen dan
mengambil porsi yang cukup besar. hegomoni oleh negara-negara maju, telah
Generasi mileneal merupakan topik menciptakan tipikal generasi milenial
yang unik untuk dibahas dalam pemilihan dengan gedget.
umum Tahun 2024. Nasir (2020) setiap Bagi peserta pemilihan umum 2024
warga negara mendapatkan kebebasan, pemilih milineal menjadi basis pemilihan
keadilan dan kesetaraan dalam di Kota Baturaja, pemahaman tentang
implementasi konsepsi dan gagasan pada budaya masyarakat penting untuk dapat
pemilu untuk menentukan siapa calon melanjutkan proses sosialiasi pencalonan.
pemimpin mereka. Pengenalan yang baik terhadap budaya
Partisipasi pemilih mileneal dan gen pemilih milineal mempengaruhi tingkat
z maupun warga negara yang memasuki penerimaan masyarakat terhadap seorang
usia pemilih menjadi indikator yang calon.
penting untuk mengetahui sistem Pemilih Pemula (mileneal dan gen z)
demokrasi sebuah negara. merupakan individu-individu yang baru
(Sule&Sambo(2020)) rendahnya pertama kali memberikan hak suaranya
partisipasi pemilih dalam pemilihan umum dalam Pemilihan umum. Sesuai aturan
suatu negara, menandakan adanya yang berlaku bahwa pemilih yang
permasalah dan memerlukan solusi untuk mendapatkan hak pertama kali dalam
penyelesaian. mengikuti pesta demokrasi yaitu sudah

50
JURNAL ILMU PEMERINTAHAN Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
Terbit online pada http://journal.unbara.ac.id/index.php/jipu

berumur 17 tahun dan apabila sudah Indonesia, terutama pada pemilihan umum
menikah (Undang- Undang, 2003). Mereka di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
yang merupakan Warga Negara Indonesia,
sudah berusia 17, atau sudah/pernah
menikah memiliki hak untuk menyuarakan II. METODOLOGI PENELITIAN
suaranya dalam Pemilihan Umum, aturan Metode yang digunakan dalam
ini juga umumnya berlaku pada Pemilu penelitian adalah pendekatan kualitatif,
Legislatif dan Pemilihan Kepala Daerah. dengan studi kasus budaya politik
Pemilu pada Tahun 2024 yang akan milineal pada pemilu serentak 2024 di
datang merupakan kali kedua Indonesia Kabupaten Ogan Komering Ulu.
menyelenggarakan Pemilihan umum yang Informan dalam penelitian ini adalah
diadakan serentak dengan menggabungkan Informan 1 Ketua HMI dan Informan 2
pemilihan Presiden dan wakil Presiden Ketua BEM di Universitas Baturaja.
sebagai badan Eksekutif, serta memilih Dan Ketua KPU Kabupaten Ogan
anggota Legislatif. Bila kita hitung, yang Komering Ulu. Metode yang digunakan
menjadi pemilih pemula pada Pemilu 2024 dalam penelitian adalah depth interview
yang akan datang adalah generasi yang dan in depth interview. Selain penulis
lahir sekitar tahun 2003 sampai dengan menggunakan studi pustaka dan
2007. dokumentassi untuk memberikan
Kajian terdahulu tentang generasi informasi terkini yang dapat
milenial ini pernah di teliti oleh (Komariah memberikan kontribusi dalam
and Kartini, 2019) meneliti tentang media memecahkan masalah. .
dan budaya generasi milenial dalam
politik, Sacipto and Rufaida (Sacipto and III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Rufaida, 2020) meneliti tentang Karakteritik generasi milineal,
pengetahuan generasi milenial tentang berbeda dengan generasi sebelumnya,
surat suara dan penelitian yang dilakukan khususnya pada penggunaan teknologi dan
oleh (Fauzi, 2020) pengaruh media sosial digital seperti penggunaan gadget atau
youtube terhadap faktor keputusan android, dan pemanfaatan penggunaan
pemilihan pemimpin generasi milenial, media dalam berbagai konteks dan
dari beberapa penelitian tentang generasi pekerjaan (Naldo & Satria, 2018; Betz,
milenial belum ada yang melakukan 2019; dan Komariah & Kartini, 2019).
penelitian tentang partisipasti milenial dan Generasi ini berkembang dengan
gen Z pada pesta demokrasi seperti pada cepat, banyak hal high-quality dan bad
pemilihan umum, untuk itu fokus pada proses perkembangan generasi ini,
penelitian ini untuk diri melihat partisipasi dimana kemajuan teknologi membuat
dan budaya politik milineal di Kabupaten genarasi milineal cepat menyerap
Ogan Komering Ulu. informasi yang ada pada setiap lini masa,
Pemilihan umum serentak menjadi pengunaan komunikasi on line seperti
momen yang akan menjadi bahan whatsapp, line dan Instagram merupakan
penelitian ini untuk mengukur, seberapa salah satu sumber informasi yang meraka
besar partisipasi para pemilih yang kami gunakan dalam menentukan calon
fokuskan pada pemilih milenial dan gen z pempimpin nantinya. Berbicara tentang
untuk menggunakan hak pilihnya. Dengan politik tidak akan terlepas dari ke generasi
tujuan melihat dampak dari partisipasi millennial (Tarsidi et al., 2019).
pemilih milenial dan gen z bagi pesta Menurut Potehadi (2019) dalam
demokrasi yang dilaksanakan oleh tulisannya di Kompasiana.com, Pada tahun
2019 menjadi sebuah momentum politik

51
JURNAL ILMU PEMERINTAHAN Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
Terbit online pada http://journal.unbara.ac.id/index.php/jipu

yang sangat membutuhkan peran dari KPU mencatat, pada pemilu 2019,
generasi milenial yang cakap dalam media, usia pemilih 21-30 sebanyak 42.843.792
tanggap, kreatif, dan advokatif orang, dan usia 31- 40 tahun 43.407.156
Generasi Milenial sebagai generasi orang. Jika jumlah ini ditambah pemilih
penerus bangsa, sangat amat diperlukan di usia 17-20 tahun, maka persentase pemilih
bidang politik, apabila partisipasi mereka muda yang terdiri dari generasi milenial
sangat rendah, siapa yang akan (lahir tahun 1981-1999) dan generasi Z
meneruskan perpolitikan dalam suatu (lahir tahun 1997-2012) mencapai 50%.
Negara?. Penelitian yang dilakukan oleh BPS menyebut, jumlah penduduk usia
Christiany Juditha dan Josep Darmawan muda (0-14 tahun) sebanyak 63,03 juta
yang berjudul ―Penggunaan Media Digital jiwa (23,33%) dan penduduk lanjut usia
dan Partisipasi Politik Generasi Milenial‖ (65 tahun ke atas) 16,07 juta jiwa (9,78%).
menunjukan penggunaan media yang Buku terbitan BPS "Proyeksi Penduduk
sering kali digunakan untuk mengakses Indonesia 2010-2035" menyimpulkan,
informasi umum ataupun berita politik pada tahun 2024 jumlah penduduk usia
oleh generasi milenial yaitu media online produktif angkanya masih mendekati
dengan 80,5% 100% responden. tahun 2020. Survei Litbang Kompas yang
Untuk itu, agar meraih pasrtisipasi dirilis Oktober 2021 mengungkapkan,
generasi milenial pada bidang politik perlu generasi milenial dan generasi Z lebih
mengikuti teknologi yang instant dan mendominasi ketimbang generasi lainnya,
maju. Dalam penelitian selanjutnya, dan berhak mengikuti pemilu pada 2024.
Partisipasi Politik pada Pemilihan Umum Mengutip hasil sensus penduduk 2020
Legislatif dan Presiden 2019 mendatang yang diolah Litbang Kompas/DDY,
menunjukan Mayoritas responden milenial proporsi jumlah penduduk Indonesia
(91,1%) mengaku akan memberikan suara berdasarkan generasinya yang dijelaskan
mereka (Juditha & Darmawan, 2018). dengan tabel berikut
Tabel 1. Persentase Jumlah Penduduk
Peran Serta Politik Pemilih Milineal Berdasarkan Generasi
Pada pemilihan Umum 2024 di N Generasi Umur Persenta
Kabupaten Ogan Komering Ulu o se
1 Post Gen < 8 Tahun 10,88%
Sejumlah survei menunjukkan, Z
pemilih gen z dan generasi milenial 2 Gen Z 8 – 23 Tahun 27,94%
diprediksi menjadi kelompok pemilih 3 Millenial 24 - 39 25,87%
dengan proporsi terbesar di Pemilu 2024. Tahun
Hal itu ditunjukkan oleh hasil survei 4 Gen X 40 – 55 21,88%
Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Tahun
pada Januari 2021, dan diperkuat oleh 5 Baby 56 – 74 11,56%
hasil survei Litbang Kompas yang dirilis Boomer Tahun
pada Oktober 2021.Survei BPS mencatat 6 Pre- >74 1,87%
jumlah usia muda produktif (15-64 tahun) boomer Tahun
pada 2020 mencapai 191,08 juta jiwa atau
sekitar 70,72% dari jumlah total penduduk Dan menurut data BPS Kab. OKU pun,
Indonesia sebanyak 270,20 juta jiwa. Ini jumlah generasi milenial dan generasi Z
lebih tinggi dari angka pemilu 2019, di sangat mendominasi dibandingkan dengan
mana setengah dari jumlah Daftar Pemilih generasi lain, hal ini dapat kita lihat dari tabel
Tetap (DPT) terdiri dari pemilih muda berikut:
(usia 17-40 tahun).

52
JURNAL ILMU PEMERINTAHAN Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
Terbit online pada http://journal.unbara.ac.id/index.php/jipu

bisa dianggap melanggar aturan dan sangat


riskan dilakukan. Apalagi di hari libur
karena dipastikan seluruh rakyat Indonesia
yang memenuhi syarat pemilihtengah
berkonsentrasi untuk mengikuti Pemilu
2024.
Ketiga, dalam UU No. 7 tahun 2017
tentang Pemilu diatur mengenai Daftar
Pemilih Tambahan (DPTb) atau pemilih
yang telah terdaftar dalam DPT di suatu
TPS yang karena keadaan tertentu Pemilih
tidak dapat menggunakan haknya untuk
memilih di TPS tempatyang bersangkutan
terdaftar dan memberikan suara di TPS
lain. Syaratnya, harus menunjukkan e-KTP
atau Surat Keterangan (Suket) dan salinan
bukti telah terdaftar sebagai Pemilih dalam
DPT di TPS asal denganmenggunakan
formulir Model A.A.1KPU (PKPU No. 11
tahun 2018, Pasal 37 ayat 1). Selain itu,
pada Pasal 348 UU No.7 tahun 2017
Dari data BPS Kab OKU dapat tentang Pemilu mengatur bahwa pada
terlihat total kelompok Gen Z dan Pemilu 2019, untuk pertama kalinya,
Millenial 148.045 orang terdapat 61% dari kepemilikan KTP elektronik (KTP-E)
jumlah mat Sedangkan dari data Komisi menjadi syarat sah bagi warga negara
Pemilihan Umum Kabupaten OKU, untuk dapat menggunakan hakpilih. Tanpa
mereka menetapkan daftar pemilih KTP-E, mereka tak bisa memilih. Jadi,
sementara di 13 Kecamatan di Kabupaten meskipun pemilih pemula sudah masuk
OKU Sebanyak 258.543 Pemilih yang dalam DPT, jika tidak mempunyai e-KTP
terdiri dari 77.685 pemilih milenial dan atau Suket, tidak dapat menyalurkan hak
gen z (pemilih pemula). pilihnya.
Dewasa ini, banyak terdapat Masalah lainnya di antaranya
sejumlah kendala yang terkait dengan pertama, pemilih gen z rawan dipolitisasi
pemilih pemula yang di antaranya dan dijadikan komoditas politik untuk
pertama, pemilih pemula yang pada hari mendongkrak popularitas dan elektabilitas
pencoblosan berumur 17 tahun dan ingin kontestan Pemilu, baik Pilpres maupun
mengikuti Pemilumasih banyak yang Pileg. Kedua, pemilih gen z rawan
belum melakukan perekaman dan didekati, dipersuasi, dipengaruhi,
pencetakan e-KTP, alias belum memiliki dimobilisasi, dan sebagainya untuk
e-KTP. Kedua, syarat perekaman, bersedia mengikuti kampanye yang
penerbitan, dan pemberian e-KTP baru dilaksanakan. Padalah sebelum ini, para
bisa dilakukan pas di hari ketika penduduk kontestan Pemilu tersebut tidak jelas
berusia 17 tahun. Sementara bila dilakukan kepeduliannya terhadap pemilih pemula.
perekaman dan penerbitan e-KTP tepat di Ketiga, pemilih gen z masih banyak
hari pemungutan suara, meskipun waktu mengidap penyakit labilitas dan
itu sempat dijanjikan Mendagri Tjahjo emosionalitas. Dalam kontek Pemilu,
Kumolo bisa dilakukan hanya dalam waktu mereka berada dalam pusaran antara
satu jam jika seluruh persyaratan terpenuhi antusiasme politik dengan apatisme

53
JURNAL ILMU PEMERINTAHAN Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
Terbit online pada http://journal.unbara.ac.id/index.php/jipu

politik. Pada satu sisi sangat bersemangat Selain itu, penyimpangan etika privat dan
dan ingin mengetahui seputar Pemilu, etika publik dalam bernegara mengalami
khususnya melalui media sosial. Namun, peningkatan dan kekacauan norma seakan-
belum tentu antusiasisme tersebut simetris akan terus terjadi dalam praktik
dengan realitas perilaku politiknya. pengelolaan negara sehingga dalam
Bahkan tidak sedikit kalangan pemilih gen suasana globalisasi kita gamang
z, termasuk mahasiswa, lebih memilih menghadapinya, dengansikap responsif.
tidak menyalurkan hak pilihnya alias Tindakan politik yang senantiasa
Golput. mendasarkan diri pada etika tentu akan
Dengan kata lain antusiasisme selalu menghasilkan kebaikan-kebaikan
politik kalangan muda, khususnya pemilih bersama yang lebih besar dari pada
gen z di politik lebih merefleksikan suatu sekedar tindakan politik yang
fenomena romantisme politik atau sensate hanyamementingkan kepentingan sesaat.
democracy. Keempat, pemilih gen z sering Karena etika pada hakikatnya memiliki
menjadi sasaran empuk politik landasan pemikiran kritis berkaitan dengan
transaksional, atau politik uang. Politik ajaran-ajaran maupun
uang dalam konteks pemilih gen z bisa pandanganpandangan tentang moral dalam
berangkat atas inisiatif dari partai politik, konteks kehidupan sebagai umat manusia
tim kampanye, dan para calo politik yang memiliki potensi kebaikan. Memilih
(political broker). Tetapi, bisa juga berasal untuk golput sama saja dengan
dari inisiatif pemilih gen z itu sendiri. mengabaikan nilai-nilai etika dalam
Jangan lupa, di antara pemilih gen z juga bernegara. Oleh karena itu diharapkan
sudah mengenal politik uang serta sumber- kepada generasi milenial danpemilih
sumber dari politik uang tersebut. Hanya pemula untuk menerapkan nilai-nilai etika
saja politik uang di kalangan pemilih gen z dengan ikut berperan aktif dan tidak golput
cenderung hanya dalam jumlah terbatas, dalam pesta demokrasi. Mereka jadi
recehan atau eceran. Bukan dalam jumlah segmen yang sangat strategis untuk
besar, glosiran, partaian, atau kardusan. dilibatkan partisipasinya dalam
Kelima, pemilih gen z belum memberikan kontribusi bagi Indonesia.
berpengalaman dalam mengikuti kegiatan Membangun persepsi bahwa politik yang
Pemilu, khususnya pemberian suara di baik dan sehat itu adalah hal penting
Tempat Pemungutan Suara (TPS). menjadi mendesak dilakukan. Jangan
Kegiatan ini gampang-gambang sampai para pemilih pemula ini terus
susah. Terlebih pada Pemilu Serentak terjebak pada apatisme politik yang
2024 nanti di mana surat suara (ballot membuat mereka memilih untuk golput
paper) yang harus 'dicoblos' oleh pemilih dan kehilangan selera untuk berpartisipasi
cukup banyak, yakni: (1) untuk Capres dan dalam politik pada umumnya dan pemilu
Cawapres, (2) anggota DPR, (3) anggota pada khususnya.
DPD, (4) anggota DPRD Provinsi dan (5) Milenial dan gen z sangat
untuk anggota DPRD di tambah lagi pada diperhitungkan tentang partisipasinya di
tahun 2024 nanti pemilukada akan di pemilu 2024 yang akan datang, karena
lakukan secara serentak Di era modern ini mereka menjadi salah satu penentu sukses
dunia mengalami kegoncangan nilai dan tidaknya pemilu 2024. Milenial dan gen z
norma yang cukup kuat. Krisis moral dan menguasai 40-50% pemilih, sehingga
etika kehidupan berbangsa terutama krisis sangat besar pengaruhnya terhadap
nilai pada aspek politik begitu terasa, keputusan. pemimpin masa depan. Dalam
contohnya saja peningkatan angka golput konteks ini, partisipasi politik kaum
pada setiap penyelenggaraan pemilu. milenial sangat tinggi, karena kaum

54
JURNAL ILMU PEMERINTAHAN Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
Terbit online pada http://journal.unbara.ac.id/index.php/jipu

milenial menyumbangkan banyak suara di memanaskan pestai demokrasi berikutnya,


kalangan pemilih pada pemilu 2019 dan tim sukses yang menarik perhatian
(Juditha & Darmawan, 2018). Milenial dan kaum milenium dan gen z akan memiliki
gen z memiliki pengaruhnya sendiri peluang lebih baik untuk memenangkan
terhadap pemilu, selain dari jumlah mereka proses demokrasi
yang banyak, generasi mereka hidup di era
informasi dimana segala sesuatunya IV. KESIMPULAN
menggunakan internet atau media online. Partisipasi pemilih pemula (gen z
Selain itu, seiring dengan perubahan dunia dan milenial) adalah warga negara
politik yang menuntut lebih banyak kaum dalam usia pemilih. Milenial
milenial untuk memahami ranah-ranah didefinisikan sebagai mereka yang lahir
tersebut agar dapat menembus tirani yang antara tahun 1980-an dan akhir 1990-an
dibangun oleh kepentingan elemen- Partisipasi pemilih milenial dan gen z
elemen politik yang mendominasi dalam pemilu merupakan indikator
aktivitas politik terlebih dahulu. penting tentang seberapa baik kinerja
Merekalah yang bisa membangun dan suatu negara. Partisipasi pemilih
mengubahnya. milenial dan gen z yang rendah dalam
Dengan kekuatan yang cukup tinggi, pemilihan umum suatu negara
bukan tidak mungkin kaum milenial dan menunjukkan masalah yang perlu
gen z akan menjadi target pemasaran ditangani. Milenial dan gen z
utama setiap tim kandidat yang berhasil. merupakan generasi yang akrab dengan
Minimnya informasi yang benar dan kemajuan teknologi. Milenial dan gen z
maraknya berita hoax di setiap media sebagai generasi penerus suatu negara
massa membuat kebingungan bagi setiap sangat dibutuhkan di bidang politik. Jika
pemilih milenial (Septiadi et al., 2020), partisipasi mereka rendah, maka suatu
yang menimbulkan banyak spekulasi—dan negara tidak memiliki penerus politik.
spekulasi itu sendiri membuat kaum Oleh karena itu, temuan menunjukkan
milenial dan gen z yang memilih kurang bahwa peran dan partisipasi politik
termotivasi, karena mereka tetap skeptis kaum milenial dan gen z akan tetap
terhadap setiap kandidat yang diajukan. sangat penting bagi beberapa demokrasi
Selain itu, pola komunikasi yang berbeda di masa depan, dan masing-masing tim
di setiap daerah menjadi masalah tim yang sukses harus dapat
sukses meneliti pola komunikasi mengembangkan strateginya sendiri
tradisional di masing-masing daerah, dan untuk menarik perhatian pemilih
masyarakat biasanya lebih diterima jika milenial dan gen z karena jumlahnya
masyarakat yang datang sudah memahami hingga 40-50% dari pemilihan umum.
adat dan budaya daerah sasaran acara. Hal ini membuat partisipasi pemilih
(Wibowo, 2019). milenial dan gen z sangat dibutuhkan.
Indonesia akan menerima bonus
demografi pada tahun 2030, ketika kaum V. SARAN
milenial dan gen z berperan besar dalam Dalam penelitian peneliti
pengambilan keputusan hak suara, yang menemukan budaya politik milineal sangat
kini telah dijelaskan secara gamblang oleh memberikan pengaruh untuk pemilihan
sumber-sumber dari lembaga investigasi serentak di Tahun 2024. Karena itu sangat
pada pemilihan umum yang lalu, diperkuat diperlukan strategi-strategi peningktan
oleh Lipi, mereka mengatakan: 40% jumlah hal pilih bagi generasi milenial,
adalah pemilih milenial (Abdi, 2018). selain itu untuk meningkatkan jumlah
Partisipasi milenium dan gen z akan tingkat partisipasi pemilih milenial dapat

55
JURNAL ILMU PEMERINTAHAN Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
Terbit online pada http://journal.unbara.ac.id/index.php/jipu

dilakukan dengan beberapa cara seperti Use Of Digital Media And Political
promosi calon – calon pimpinan dari setiap Participation Milenial generation.
partai atau pun materi dengan Jurnal Penelitian Komunikasi Dan
menggunakan media elektronik seperti Opini Publik Vol, 22(2), 94–109
youtube, istagram, facebook, dan media Komariah, K., & Kartini, D. S. (2019).
komunikasi seperti whatsaap dan line. Media Sosial dan Budaya Politik
Dikarenakan karakteristik pemilih milenial Generasi Milineal dalamPemilu.
lebih menonjol dengan melihat track ARISTO, 7(2), 228–248.
record calon yang disusung melalui media Laksmitha, N., & Susanto, E. H. (2019).
teknolog Partisipasi Politik Generasi Milenial
di Instagram dalamPemilu 2019.
VI. DAFTAR PUSTAKA Koneksi, 3(1), 250–254
Abdi, A. P. (2018). Hasil Survei LIPI: Lalo, K. (2018). Menciptakan generasi
40 Persen Suara di Pemilu milenial berkarakter dengan
Didominasi Milenial Ilustrasi Kotak Pendidikan karakter
suara KPU. Tirto.Id. gunamenyongsong era globalisasi.
https://tirto.id/hasil-survei-lipi-40- Jurnal Ilmu Kepolisian, 12(2), 8.
persen-suara-di- pemilu- Nasir, I. (2020). Analisis Hukum
didominasi-milenial-dbGF Penanganan Pelanggaran
Ahmad, J. (2018). Desain penelitian Adminitrasi Pemilu/Pemilihan.
analisis isi (Content analysis). Khazanah Hukum, 2(1), 41–50.
Research Gate, 5, 1–20. Nindyati, A. D. (2017). Pemaknaan
Andiraharja, D. G. (2020). Politik Loyalitas Karyawan Pada Generasi X
Hukum pada Penanganan Tindak Dan Generasi Y (StudiPada Karyawan
Pidana Pemilu. Khazanah Hukum, Di Indonesia). Journal of
2(1), 24–31. Psychological Science and Profession,
Budiardjo, M. (2015). Dasar-Dasar 1(3), 59– 66.
Ilmu Politik cetakan 5. Jakarta. Potehadi, M. (2019). Peran Generasi
PT. Gramedia Pustaka Utama. Milenial dalam Ruang Politik.
Creswell, J. W., & Creswell, J. D. Kompasiana.Com.
(2017). Research design: https://www.kompasiana.com/melkian
Qualitative, quantitative, and uspotehadi/5d85c264097f367be43d55
mixedmethods approaches. Sage 72/peran generasi-mileneal-dalam-
publications. ruang-politik
Fauzi, A. (2020). Pengaruh media sosial Sacipto, R., & Rufaida, K. K. (2020).
Youtube terhadap generasi milenial Analisa Pengetahuan Generasi
dalam menentukan pilihan Milenial Terhadap WarnaSurat Suara
presidenpada pemilu 2019. Pemilu 2019 Kabupaten Semarang.
Universitas Pelita Harapan ADIL Indonesia Journal, 2(1)
Jaelani, L. (2019). Implementation Of Septiadi, M. A., Joharudin, A., Lestari, N.
Aqidah Akhlak Learning Using The G., Fajri, R. R., & Khendra, M.
Contextual Learning Model In Ma (2020). Halal Politics Role in the
An-Nur Malangbong Garut Fight against Vote-Buying and
District. International Journal of Hoaxes. Indonesian Journal of Halal
Islamic Khazanah, 9(2), 48–60. Research, 2(2), 33–39.
Juditha, C., & Darmawan, J. (2018). Sule, B., & Sambo, U. (2020). THE
Penggunaan Media Digital Dan 2019 general election and the
Partisipasi Politik Generasi Milenial

56
JURNAL ILMU PEMERINTAHAN Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
Terbit online pada http://journal.unbara.ac.id/index.php/jipu

politics of inconclusive election in Di Era Revolusi Industri 4.0:


nigeria: a review of the affected Peluang & Tantangan, 59–65.
states. Khazanah Sosial, 2(3), 105– Undang -Undang. (2003). UU No 23
124. Tahun 2003 tentang Pemilihan
Tarsidi, D. Z., Nugraha, I., Fadhilah, F., Umum Presiden dan WakilPresiden
& Pertiwi, G. (2019). Orientasi Pasal 7.
―poligami‖ (politik generasi Wibowo, A. (2019). Pola Komunikasi
milenial) dalam menghadapi pesta Masyarakat Adat. Khazanah Sosial,
demokrasi 2019. Psikologi Sosial 1(1), 15–31

57

Anda mungkin juga menyukai