Anda di halaman 1dari 9

UNIT KEGIATAN MAHASISWA

LEMBAGA PENALARAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH (LP2KI)


FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN
Telp: 082194474846, Email: Official.ukmlp2ki.fhuh@gmail.com Makassar Sekretariat:
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar

PROBLEMATIKA MONEY POLITIK YANG


AKAN MENJADI SIDE EFFECT PEMILU
2024
M. Yusri Mahendra1 , Alyyah Shafira2, Naswah Zalsabila3, Sandy Rona A.4
1
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. E-mail: myusri88x@gmail.com
2
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. E-mail: alyyahshafira565@gmail.com
3
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. E-mail: naswahsalzabila@gmail.com
4
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. E-mail: sanronarmala@gmail.com

Abstrak

Pemilihan umum dapat digunakan sebagai salah satu wahana perwujudan kedaulatan
rakyat. Hasil dari pemilu diharapkan memenuhi titik kelayakan ekspektasi dari janji-janji
yang telah disosialisasikan. Pemilihan umum merupakan salah satu dari beberapa bentuk
demokrasi sebagai penunjang arah perjalanan bangsa. Dalam penyelenggaraan pemilu, di
Indonesia masih dilakukan secara konvensional yaitu masyarakat datang ke tempat
pemungutan suara, membawa data diri, lalu menyalurkan hak suara memilihnya. Setelah
proses pemungutan suara telah usai maka dilanjutkan dengan perhitungan suara. Namun,
pada saat pra-pemilu terdapat beberapa kegiatan negatif yang dapat mempengaruhi jumlah
suara di hari pemilu dilaksanakan. Perilaku curang yang paling sering didengar adalah
mengenai ‘Politik Uang'. Biasanya para bakal calon membagi-bagikan buah tangan berupa
sembako ataupun uang tunai dengan berlindung dibalik kata ‘sedekah’. Artikel ini akan
membahas mengenai praktik politik uang disetiap kegiatan Pemilu. Penelitian ini
menggunakan metode normatif dengan menggunakan data sekunder yang didapatkan dari
berbagai sumber.

Kata Kunci: Pemilu; Politik Uang; Bawaslu; Suara Rakyat.

Abstrak

General elections can be used as a means of realizing people’s sovereignty. The results
of the election are expected to meet the eligibility point of expectations from the promises
that have been socialized. General elections are one of several forms of democracy as a
support for the direction of the nation’s journey. In holding elections, in Indonesia it is
still done conventionally, namely people come to the polls, bring their personal data,
then cast their voting rights. After the voting process is over, then proceed with the
counting of votes. However, during the pre-election there were several negative activities
that could affect the number of votes on the election day. The most frequently heard of
fraudulent behavior is about ‘Money Politics’. Usually, prospective candidates hand out
gifts in the form of groceries or cash by taking cover behind the word ‘alms’. This article
will discuss the practice of money politics in every election activity. This study uses a
normative method using secondary data obtained from various sources.
UNIT KEGIATAN MAHASISWA
LEMBAGA PENALARAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH (LP2KI)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN
Telp: 082194474846, Email: Official.ukmlp2ki.fhuh@gmail.com Makassar Sekretariat:
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar
Keywords: General Election; Money politic; Bawaslu; The voice of the people.

Pendahuluan
Pemilihan umum merupakan cara untuk mengikutsertakan rakyat untuk menciptakan
seorang pemimpin yang bijaksana dan berkualitas, serta memiliki tanggung jawab dalam
menjalankan wewenangnya. Pesta demokrasi merupakan hal yang biasa dikaitkan dengan
pemilu. Di Indonesia pemilu merupakan sarana bagi rakyat sebagai bukti kedaulatannya
pada negara dan sebagainya wujud nyata dari demokrasi. Keikutsertaan masyarakat yang
tinggi dalam pemilu merupakan suatu indikasi bahwa rakyat mengetahui dan memahami
partisipasi mereka sangat penting disini. Sebaliknya, jika partisipasi masyarakat dalam
pemilu itu rendah, maka menggambarkan bahwa harapan, kepercayaan dan kepedulian
terhadap pemimpin itu rendah. Oleh karena itu, kontribusi masyarakat perlu diperhatikan
dalam praktik pemilu ini. Sehingga terciptanya pemimpin yang berwibawa serta memiliki
tanggung jawab.
Pemilu merupakan tradisi yang di sakralkan dalam berbagai sistem politik di dunia.
Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut prinsip demokrasi. Dengan
adanya prinsip demokrasi ditandai dengan adanya kedaulatan rakyat disebutkan dalam
pasal 1 ayat 2 UUD NRI Tahun 1945 bahwa “kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.1 Sebagai negara yang demokratis yang
mana rakyat dituntut untuk ikut campur dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dengan
prinsip demokrasi di ejawantahkan melalui partisipasi politik dengan pemilu. Masyarakat
harus ikut andil dalam menentukan pemimpin yang berkompeten selama jangka waktu
yang ditentukan. Partisipasi politik adalah kegiatan ikut secara aktif dengan kehidupan
politik dengan jalan memilih pemimpin negara baik secara langsung maupun tidak
langsung, dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah Indonesia. Rakyat berhak menentukan
siapa kandidat yang layak menjadi pemimpin untuk mengatur kehidupan bernegara
mereka. Dalam penyelenggaraan pemilu, di Indonesia masih dilakukan secara
konvensional. Warga yang mempunyai hak pilih datang ke tempat pemungutan suara pada
saat hari pemilihan. Mereka kemudian mencoblos atau mencontreng kertas suara dan
kemudian memasukkan ke kotak suara. Akan tetapi, pada Pemilu Legislatif tahun 2009,
diubahnya proses pemungutan suara dilakukan dengan cara mencontreng. Di jangka waktu
pemilu, beberapa partai mengeluarkan perwakilan-perwakilan mereka berpartisipasi dalam
kegiatan pemilihan umum ini. Tak sedikit pula, partai-partai yang mendaftarkan bakal
calon mereka sebagai pasangan dalam kegiatan pemilu capres (calon presiden).

Dalam kegiatan Pemilu dibagi menjadi tiga masa pelaksanaan yaitu pra-pemilu,
pemungutan suara, lalu perhitungan suara. Dalam masa pra-pemilu, para calon
kebanyakan turun langsung ke pemukiman warga, atau mengadakan perkumpulan untuk
menyampaikan visi dan misi mereka selama mereka terpilih untuk mengisi kursi
jabatan. Hal ini dapat kita saksikan, dalam jangka waktu yang berdekatan dengan hari
pemungutan suara, banyak pasangan-pasangan bakal calon terjun langsung ke lapangan
melihat kondisi dan menyampaikan apa yang akan mereka janjikan jika mereka sudah
terpilih. Disinilah masyarakat menilai bagaimana karakter pasangan calon tersebut.
Biasanya para pasangan calon terpilih tersebut menyampaikan visi misi mereka sembari
memberikan buah tangan, yang biasa berbentuk sembako ataupun kupon belanja gratis.
Tidak sedikit jumlah yang mereka korbankan demi menarik perhatian satu suara itu. Di
sisi lain, hal ini dijadikan peluang emas untuk mengatur strategi kecurangan di hari

1
Pasal 1 Ayat 2 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 tentang Bentuk dan Kedaulatan.
UNIT KEGIATAN MAHASISWA
LEMBAGA PENALARAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH (LP2KI)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN
Telp: 082194474846, Email: Official.ukmlp2ki.fhuh@gmail.com Makassar Sekretariat:
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar
pemilu nanti. Tidak jarang kita temui akan adanya praktik politik uang.
Money politik merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh para oknum baik
pribadi maupun kelompok dengan menggunakan uang atau materi sebagai alat untuk
mempengaruhi suara masyarakat, bisa dikatakan membeli suara dari rakyat. Politik uang
merupakan suatu perbuatan dengan menyogok orang lain. Politik uang adalah suatu
kegiatan memberi uang atau materi kepada seseorang atau sekelompok orang untuk
memperoleh keuntungan politik semata. Perbuatan tersebut merupakan salah satu
perbuatan licik yang dilakukan oleh oknum oknum money game dengan memanfaatkan
setuasi yang terjadi dalam masyarakat. Politik uang juga merupakan sebuah kegiatan
terlarang di dunia politik, karena politik uang merupakan permainan dimana seseorang
yang akan terjun didunia politik melakukan kegiatan suap-menyuap dengan maksud
agar seseorang atau warga yang ia suap tidak perlu menggunakan hak suaranya ataupun
menggunakan suara tersebut hanya untuk memilih pasangan penyuap tadi. Bisa dibilang,
jika para calon berani mempermainkan hak suara tersebut, maka semakin banyak pula
uang yang mereka keluarkan untuk mengambil alih hak suara rakyat tersebut.
Money politik merupakan suatu fenomena yang nyata yang terjadi di Indonesia
yang hingga kini masih berkembang terus menerus. Meskipun sudah dibentuk dan
diperkuat dengan badan badan yang berwenang untuk mengatasi masalah tersebut, tetap
saja politik uang masih sulit diatasi. Kegiatan politik uang dalam pemilu diberbagai
daerah tidak hanya menghilangkan peluang terciptanya pemimpin yang berkompeten,
tetapi juga menimbulkan berbagai konflik nasional. Dengan demikian, dampak yang
dapat ditimbulkan yaitu kesulitan untuk menciptakan pemimpin yang berkompeten dan
timbulnya anarki dan permasalahan yang dapat mengganggu ketertiban nasional.
UNIT KEGIATAN MAHASISWA
LEMBAGA PENALARAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH (LP2KI)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN
Telp: 082194474846, Email: Official.ukmlp2ki.fhuh@gmail.com Makassar Sekretariat:
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar

Metode
Penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif dengan data sekunder
yang didapatkan di berbagai situs dan data sekunder tersebut menggunakan jangka
waktu seminimal lima tahun terakhir. Penggunaan metode penelitian ini, jika di dunia
hukum, maka dia biasa dianggap sebagai metode doktriner yang berpacu pada
peraturan-peraturan yang sudah berlaku di Indonesia. Dalam penelitian normatif kali ini,
tulisan ini dikaji dari aspek teori, struktur, penjelasan umum, penjelasan dalam tiap
pasal, kekuatan mengikat dari setiap kejadian, dan ranah sosiologi.

Analisis atau Hasil


1.Penyebab Politik Uang Marak Terjadi
Politik uang yang dilakukan oleh suatu oknum merupakan kegiatan suap suara rakyat,
hal tersebut menjadi salah satu penyebab atau bukti nyata dari adanya korupsi didalam
dunia politik (Fransiska Adelina 2019). Bakal calon menyampaikan visi misi mereka dan
melakukan suatu aksi nyata dalam bentuk membagikan buah tangan atau biasa disebut
sembako, adapun membangun atau memperbaiki sarana dan pra-sarana fasilitas warga
seperti masjid ataupun jalanan mereka lalui setiap hari. Adapun beberapa penyebab
dimana politik uang masih sering terjadi yaitu kurangnya pemahaman pemahaman
masyarakat mengenai kondisi pra-pemilu, lemahnya pengawasan oleh Bawaslu terhadap
KPU, budaya politik uang yang mengakar di masyarakat, dan penyalahgunaan situasi
masyarakat oleh oknum politik uang.

1.1 Kurangnya Pemahaman Masyarakat Mengenai Pra-Pemilu


Masyarakat dihimbau harus memiliki segenap pemahaman politik bahwa praktik
politik uang merupakan salah satu bentuk korupsi. Korupsi ini terjadi didalam partai,
menghabiskan dana tunjangan demi keperluan mencari muka melalui penyuluhan visi misi
tadi. Semasa pendidikan Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP)
kita hanya difokuskan kepada teori-teori dasar dibidang akademik umum seperti
matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Daerah dan dibidang non-
akademik seperti Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Lalu, pada masa Sekolah
Menengah Atas (SMA) kita hanya diajarkan mengenai topik sejarah Indonesia. Informasi
mengenai memilih para calon pemilu dengan cara mencontreng hanya didapatkan melalui
info teman ke teman, keluarga, ataupun media. Sedangkan, informasi penting yang akan
dilakukan seumur hidup ini bisa dibilang sebagai pengetahuan dasar dalam hidup
berpolitik di negara demokrasi ini.
1.2 Bawaslu dan KPU
Bawaslu diamanatkan sebagai penegak hukum dalam pemilu sebagaimana tertera pada
UU No 7 tahun 2017 tentang pemilu. Dalam UU tersebut, peran Bawaslu sangat penting
dalam lancarnya suatu demokrasi, mulai dari tingkat RI, Provinsi, Kabupaten/Kota dan
Panwaslu ditingkat kecamatan. Bawaslu dalam pelaksanaan pemilu merupakan sebuah
lembaga resmi yang bertugas mengawasi keseluruhan rangkaian pemilihan umum.
Demikian juga dengan KPU, dalam UU dikatakan bahwa KPU merupakan lembaga yang
bersifat nasional, tetap dan mandiri. KPU sebagai lembaga independen bertanggung
jawab sebagai penyelenggara pemilihan umum di seluruh tanah air.
Pada dasarnya Bawaslu dan KPU merupakan lembaga yang memiliki peran dan
wewenang masing-masing dalam peraturan perundang-undangan. Sistem
penyelenggaraan pemilu di tanah air sebenarnya sudah tergolong sangat baik jika
dibandingkan dengan negara negara lain. Tetapi, peran pelaksana atau orang orang yang
UNIT KEGIATAN MAHASISWA
LEMBAGA PENALARAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH (LP2KI)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN
Telp: 082194474846, Email: Official.ukmlp2ki.fhuh@gmail.com Makassar Sekretariat:
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar
menyelenggarakan pemilu tidak menjalankan tugas sesuai amanah yang telah diberikan.
Bahkan beberapa oknum oknum bukannya mengawasi pemilu sehingga berjalan baik,
tetapi malah menambah beban negara dengan melakukan serangkaian kecurangan serta
tidak tegas dalam mengadili permasalahan yang terjadi.
1.3 Budaya Money Politic Yang Telah Mengakar Di Masyarakat
Jika dilihat secara realita, budaya sogok-menyogok sudah menjadi hal biasa, baik itu di
dunia bisnis hingga politik. Sektor-sektor yang berkaitan dengan perizinan, perpajakan,
dan bea cukai, la menjadi sektor tempat maraknya praktik suap-menyuap. Adapun
keadaan dimana sogok-menyogok ini dapat kita temui pada masa pemilu, atau bisa disebut
politik uang (money politic). Biasanya politik uang ini dilakukan oleh seseorang yang akan
menyalonkan diri sebagai salah satu pengisi kursi jabatan. Namun, jika kita lihat pada sisi
lain, kita tidak bisa memandang atau menjustifikasi bahwa yang menjadi pelaku utama
politik uang tersebut adalah orang-orang yang pro terhadap kandidat yang mereka dukung.
Salah satu alasan mengapa budaya politik uang ini masih selalu ada karena disaat
kondisi finansial seseorang sedang melemah, mereka merasa bahwa pada saat pra-pemilu
ini menjadi salah satu kesempatan emas bagi mereka meraup keuntungan. Misalnya,
beberapa orang ditunjuk sebagai penjaga TPS (tempat pemungutan suara), namun
beberapa orang tersebut diberikan uang sogokan agar warga di daerah tersebut yang tidak
ikut mencoblos akan digunakan suaranya secara diam-diam menggunakan data diri yang
tercatat di RW. Lalu, adapun ketika seseorang sedang merasa keuangan mereka menipis
begitupun dengan beras mereka, mau tak mau mereka akan menerima beberapa sembako
secara cuma-cuma.
1.4 Penyalahgunaan Situasi Masyarakat Oleh Oknum Money Politik
Politik uang menimbulkan karakter dari pemimpin yang cenderung mementingkan diri
sendiri. Politik uang mengakibatkan para oknum mengeluarkan dana yang bisa dibilang
tidak sedikit. Calon yang akan menang dari hal yang curang, tidak memikirkan
kepentingan rakyat, tetapi malah memikirkan bagaimana modalnya bisa kembali. Ketika
situasi masyarakat saat ini sedang berada di zona ketidakmampuan memenuhi dasar
kehidupannya seperti sembako, biaya sekolah, pakaian, serta pendidikan maka disinilah
oknum-oknum tadi melihat kesempatan. Uang tersebut digunakan hanya untuk mencari
perhatian kepada masyarakat tadi.
2. Penyelesaian Permasalahan Politik Uang
Kedaulatan rakyat pada dasarnya tetap berada ditangan rakyat dari penguasa hanya
diberikan sebagian saja. Penguasa menjalankan wewenangnya sepanjang tidak
mengganggu masyarakat dalam hal kepentingan mereka, melalui proses pemilu tersebut
sebagian kedaulatan diberikan kepada penguasa.

2.1 Sosialisasi Politik & Pendidikan Politik


Masyarakat perlu memahami pentingnya mengetahui proses pemilihan umum sehingga
menciptakan calon pemimpin yang berkualitas. Masyarakat harus mempelajari dan
mengetahui bahwa politik uang ini bagi mereka kesenangannya hanya bersifat sementara,
sedangkan kerugiannya sangat signifikan dan berlaku jangka panjang artinya jika terus
dibiarkan maka akan merugikan semua orang. Hubungan mereka dengan para kandidat
hanya sebatas pencitraan, karena para calon hanya bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan dengan suara mereka saja. Oleh sebab itu, pentingnya sosialisasi kepada
masyarakat khususnya golongan menengah ke bawah yang menjadi target dari para
UNIT KEGIATAN MAHASISWA
LEMBAGA PENALARAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH (LP2KI)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN
Telp: 082194474846, Email: Official.ukmlp2ki.fhuh@gmail.com Makassar Sekretariat:
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar
oknum money game sehingga masyarakat mempunyai bekal pengetahuan yang cukup
terhadap hal tersebut.

2.2 Optimalisasi Pengawasan Bawaslu Terhadap KPU


Untuk saat ini Bawaslu menyediakan posko penanganan pengawasan di sekitar TPS
guna untuk mengawasi hasil pemungutan suara yang akan dikumpulkan di KPU setempat.
Lalu, adapun Bawaslu pada masa ini meluncurkan sebuah aplikasi bernama ‘form a
laporan’. Bawaslu berinisiasi bahwa aplikasi ini dapat meningkatkan kinerja pengawasan
pemilihan umum di Indonesia berbasis daring digital berupa web dan aplikasi. Dengan
sistem daring ini Bawaslu berharap proses pelaporan yang terjadi di setiap TPS dapat
dilakukan dengan lebih cepat aman dan nyaman.
Jika aplikasi ini belum memadai seperti beberapa masyarakat dengan usia rentan ke
atas mereka belum bisa menggunakan aplikasi ini, maka dapat dikatakan bahwa aplikasi
ini belum memadai. Solusi yang dapat disampaikan oleh penulis adalah Bawaslu bekerja
sama dengan mahasiswa-mahasiswa atau sekelompok orang yang paham mengenai
sosialisasi politik ini dengan membentuk beberapa komunitas, lalu komunitas tadi juga
diletakkan di lokasi KPU agar jika mengalami kesimpangan dalam pemungutan suara
komunitas tadi akan melaksanakan tugasnya yaitu langsung memberi laporan kepada
Bawaslu.
Penutup
Kebijakan moneter berpengaruh besar terhadap perilaku masyarakat saat ini.
Pengaruh perilaku yang mengarah pada kebijakan moneter di masyarakat adalah
seseorang dari lingkungan memilih calon bukan karena idealismenya, tetapi karena
lingkungan yang ditawarkan oleh uang dan pengaruh tetangganya. Faktor ekonomi
menjadi dasar partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan moneter yang
diajukan calon-calon potensial, karena seperti diketahui, angka kemiskinan Indonesia
sangat tinggi. Kemiskinan adalah ketidakmampuan seseorang untuk hidup. Ini adalah
situasi yang buruk bagi sebagian orang dan membuat mereka ingin segera mendapatkan
uang. Bertambahnya jumlah penduduk miskin di Indonesia merupakan salah satu
praktik kebijakan moneter yang tumbuh dan meluas, yang lumrah dilakukan oleh setiap
penyelenggara pemilu. Orang sering melanggar peraturan karena harus mencari nafkah.
Yang terpenting bagi masyarakat adalah mereka mengambil uang untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa memikirkan akibatnya, hal ini sesuai dengan teori perilaku
konflik kebangsaan, dimana pemilih memilih dalam kerangka pendekatan nasional
ketika mereka ingin. Mereka ingin mendapatkan sesuatu sebagai balasannya. Kebijakan
moneter telah menjadi tempat orang-orang berebut uang. Orang yang acuh tak acuh
terhadap pemilihan, rela menerima hadiah dari pemilih. Mereka tidak tahu permainan
politik yang merugikan mereka. Tidak semua orang tahu apa itu kebijakan moneter dan
kredit, bagaimana bentuknya, dan apa hasil dari kebijakan itu, semua karena tidak ada
pendidikan atau publisitas tentang kebijakan itu di masyarakat. Kebijakan moneter dan
kredit yang dilakukan di masyarakat sudah menjadi kebiasaan, yang disebabkan oleh
kurangnya kontrol dan kesadaran serta kesadaran masyarakat dalam praktik kebijakan
moneter dan kredit.
Berkaitan dengan money politik yang sudah biasa terjadi, penyebab nya
diantaranya kurangnya pemahaman mengenai pemilu dan kurang berperannya Bawaslu
dalam mengawasi pelaksanaan pemilu oleh KPU, beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, diperlukan sistem pemilihan umum yang transparan, jelas dan tegas. Kedua,
diperlukan para penegak hukum bertugas sesuai wewenang yang diberikan, serta
bertanggung jawab dan berwibawa dalam menjalankan jabatannya. Ketiga, pelaksana
pemilu khususnya Badan pengawas pemilu selama pada KPU, juga bermitra pada
UNIT KEGIATAN MAHASISWA
LEMBAGA PENALARAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH (LP2KI)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN
Telp: 082194474846, Email: Official.ukmlp2ki.fhuh@gmail.com Makassar Sekretariat:
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar
masyarakat. Karena masyarakat dapat meminimalisir dan mencegah money politik,
misalnya berkerja sama dengan tokoh tokoh masyarakat. Keempat, Bawaslu harus
mengoptimalkan kegiatan sosialisasi baik itu secara langsung ataupun lewat perantara
kelompok kelompok masyarakat yang memiliki power untuk mempengaruhi masyarakat
sekitar, sehingga masyarakat dibekali pengetahuan yang cukup untuk ikut andil dalam
pemilihan umum ini.
UNIT KEGIATAN MAHASISWA
LEMBAGA PENALARAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH (LP2KI)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN
Telp: 082194474846, Email: Official.ukmlp2ki.fhuh@gmail.com Makassar Sekretariat:
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar
UNIT KEGIATAN MAHASISWA
LEMBAGA PENALARAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH (LP2KI)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN
Telp: 082194474846, Email: Official.ukmlp2ki.fhuh@gmail.com Makassar Sekretariat:
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar

DAFTAR PUSTAKA
Foonotes:
Pasal 1 Ayat 2 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 tentang Bentuk dan
Kedaulatan.

Artikel:
Rano Sumarno, Penciptaan Teater Berdasarkan Kasus Money Politic Pada Pemilu Legislatif
di Indonesia, Yogyakarta : Institute Seni Indonesia Yogyakarta Press, 2019.
Aminuddin Kasim, Supriyadi, Money Politics Pada Pemilu 2019, Palu : Universitas
Tadulako Press, 2019.
M. Eza Helyatha Begouvic, Money Politik Pada Kepemiliuan Di Indonesia, Palembang :
Universitas Kader Bangsa Press, 2021.
Muhammad Hoiru Nail, Kualifikasi Politik Uang Dan Strategi Hukum Dan Kultural Atas
Pencegahan Politik Uang Dalam Pemilihan Umum, Jember : Universitas Jember
Press, 2018.
Almas Ghaliya Putri Sjafrina, Dampak Politik Uang Terhadap Mahalnya Biaya Penanganan
Pemilu dan Korupsi Politik,
Nisa Nabila, Paramita Prananingtyas, Muhammad Azhar, Pengaruh Money Politic Dalam
Pemilihan Anggota Legislatif Terhadap Keberlangsungan Demokrasi di Indonesia ,
Diponerogo : Universitas Diponerogo Press, 2020.
Moch Edward Trias Pahlevi, Azka Abdi Amrurobbi, Pendidikan Politik Dalam Pencegahan
Politik Uang Melalui Gerakan Masyarakat Desa, Yogyakarta : Universitas Gadjah
Mada Press, 2020.
Bakhrul Alam, Kewenangan Mengadili Oleh Bawaslu Atas Sengketa Proses Pemilu Yang
Diatur Dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum, Jakarta :Universitas Nahdlatul
Ulama Indonesia Press, 2019.

Naskah Internet:

Moch Chariris, “ Akar Kemunculan Praktik Politik Uang Sejak Dari Pemilihan Lurah”
https://radarmojokerto.jawapos.com/nasional/29/03/2019/akar-kemunculan-praktik-politik-
uang-sejak-dari-pemilihan-lurah/. Diakses pada Kamis, 6 April 2023 Pukul 16:53.

Anda mungkin juga menyukai