Abstrak
Pemilihan umum dapat digunakan sebagai salah satu wahana perwujudan kedaulatan
rakyat. Hasil dari pemilu diharapkan memenuhi titik kelayakan ekspektasi dari janji-janji
yang telah disosialisasikan. Pemilihan umum merupakan salah satu dari beberapa bentuk
demokrasi sebagai penunjang arah perjalanan bangsa. Dalam penyelenggaraan pemilu, di
Indonesia masih dilakukan secara konvensional yaitu masyarakat datang ke tempat
pemungutan suara, membawa data diri, lalu menyalurkan hak suara memilihnya. Setelah
proses pemungutan suara telah usai maka dilanjutkan dengan perhitungan suara. Namun,
pada saat pra-pemilu terdapat beberapa kegiatan negatif yang dapat mempengaruhi jumlah
suara di hari pemilu dilaksanakan. Perilaku curang yang paling sering didengar adalah
mengenai ‘Politik Uang'. Biasanya para bakal calon membagi-bagikan buah tangan berupa
sembako ataupun uang tunai dengan berlindung dibalik kata ‘sedekah’. Artikel ini akan
membahas mengenai praktik politik uang disetiap kegiatan Pemilu. Penelitian ini
menggunakan metode normatif dengan menggunakan data sekunder yang didapatkan dari
berbagai sumber.
Abstrak
General elections can be used as a means of realizing people’s sovereignty. The results
of the election are expected to meet the eligibility point of expectations from the promises
that have been socialized. General elections are one of several forms of democracy as a
support for the direction of the nation’s journey. In holding elections, in Indonesia it is
still done conventionally, namely people come to the polls, bring their personal data,
then cast their voting rights. After the voting process is over, then proceed with the
counting of votes. However, during the pre-election there were several negative activities
that could affect the number of votes on the election day. The most frequently heard of
fraudulent behavior is about ‘Money Politics’. Usually, prospective candidates hand out
gifts in the form of groceries or cash by taking cover behind the word ‘alms’. This article
will discuss the practice of money politics in every election activity. This study uses a
normative method using secondary data obtained from various sources.
UNIT KEGIATAN MAHASISWA
LEMBAGA PENALARAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH (LP2KI)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN
Telp: 082194474846, Email: Official.ukmlp2ki.fhuh@gmail.com Makassar Sekretariat:
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar
Keywords: General Election; Money politic; Bawaslu; The voice of the people.
Pendahuluan
Pemilihan umum merupakan cara untuk mengikutsertakan rakyat untuk menciptakan
seorang pemimpin yang bijaksana dan berkualitas, serta memiliki tanggung jawab dalam
menjalankan wewenangnya. Pesta demokrasi merupakan hal yang biasa dikaitkan dengan
pemilu. Di Indonesia pemilu merupakan sarana bagi rakyat sebagai bukti kedaulatannya
pada negara dan sebagainya wujud nyata dari demokrasi. Keikutsertaan masyarakat yang
tinggi dalam pemilu merupakan suatu indikasi bahwa rakyat mengetahui dan memahami
partisipasi mereka sangat penting disini. Sebaliknya, jika partisipasi masyarakat dalam
pemilu itu rendah, maka menggambarkan bahwa harapan, kepercayaan dan kepedulian
terhadap pemimpin itu rendah. Oleh karena itu, kontribusi masyarakat perlu diperhatikan
dalam praktik pemilu ini. Sehingga terciptanya pemimpin yang berwibawa serta memiliki
tanggung jawab.
Pemilu merupakan tradisi yang di sakralkan dalam berbagai sistem politik di dunia.
Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut prinsip demokrasi. Dengan
adanya prinsip demokrasi ditandai dengan adanya kedaulatan rakyat disebutkan dalam
pasal 1 ayat 2 UUD NRI Tahun 1945 bahwa “kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.1 Sebagai negara yang demokratis yang
mana rakyat dituntut untuk ikut campur dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dengan
prinsip demokrasi di ejawantahkan melalui partisipasi politik dengan pemilu. Masyarakat
harus ikut andil dalam menentukan pemimpin yang berkompeten selama jangka waktu
yang ditentukan. Partisipasi politik adalah kegiatan ikut secara aktif dengan kehidupan
politik dengan jalan memilih pemimpin negara baik secara langsung maupun tidak
langsung, dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah Indonesia. Rakyat berhak menentukan
siapa kandidat yang layak menjadi pemimpin untuk mengatur kehidupan bernegara
mereka. Dalam penyelenggaraan pemilu, di Indonesia masih dilakukan secara
konvensional. Warga yang mempunyai hak pilih datang ke tempat pemungutan suara pada
saat hari pemilihan. Mereka kemudian mencoblos atau mencontreng kertas suara dan
kemudian memasukkan ke kotak suara. Akan tetapi, pada Pemilu Legislatif tahun 2009,
diubahnya proses pemungutan suara dilakukan dengan cara mencontreng. Di jangka waktu
pemilu, beberapa partai mengeluarkan perwakilan-perwakilan mereka berpartisipasi dalam
kegiatan pemilihan umum ini. Tak sedikit pula, partai-partai yang mendaftarkan bakal
calon mereka sebagai pasangan dalam kegiatan pemilu capres (calon presiden).
Dalam kegiatan Pemilu dibagi menjadi tiga masa pelaksanaan yaitu pra-pemilu,
pemungutan suara, lalu perhitungan suara. Dalam masa pra-pemilu, para calon
kebanyakan turun langsung ke pemukiman warga, atau mengadakan perkumpulan untuk
menyampaikan visi dan misi mereka selama mereka terpilih untuk mengisi kursi
jabatan. Hal ini dapat kita saksikan, dalam jangka waktu yang berdekatan dengan hari
pemungutan suara, banyak pasangan-pasangan bakal calon terjun langsung ke lapangan
melihat kondisi dan menyampaikan apa yang akan mereka janjikan jika mereka sudah
terpilih. Disinilah masyarakat menilai bagaimana karakter pasangan calon tersebut.
Biasanya para pasangan calon terpilih tersebut menyampaikan visi misi mereka sembari
memberikan buah tangan, yang biasa berbentuk sembako ataupun kupon belanja gratis.
Tidak sedikit jumlah yang mereka korbankan demi menarik perhatian satu suara itu. Di
sisi lain, hal ini dijadikan peluang emas untuk mengatur strategi kecurangan di hari
1
Pasal 1 Ayat 2 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 tentang Bentuk dan Kedaulatan.
UNIT KEGIATAN MAHASISWA
LEMBAGA PENALARAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH (LP2KI)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN
Telp: 082194474846, Email: Official.ukmlp2ki.fhuh@gmail.com Makassar Sekretariat:
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar
pemilu nanti. Tidak jarang kita temui akan adanya praktik politik uang.
Money politik merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh para oknum baik
pribadi maupun kelompok dengan menggunakan uang atau materi sebagai alat untuk
mempengaruhi suara masyarakat, bisa dikatakan membeli suara dari rakyat. Politik uang
merupakan suatu perbuatan dengan menyogok orang lain. Politik uang adalah suatu
kegiatan memberi uang atau materi kepada seseorang atau sekelompok orang untuk
memperoleh keuntungan politik semata. Perbuatan tersebut merupakan salah satu
perbuatan licik yang dilakukan oleh oknum oknum money game dengan memanfaatkan
setuasi yang terjadi dalam masyarakat. Politik uang juga merupakan sebuah kegiatan
terlarang di dunia politik, karena politik uang merupakan permainan dimana seseorang
yang akan terjun didunia politik melakukan kegiatan suap-menyuap dengan maksud
agar seseorang atau warga yang ia suap tidak perlu menggunakan hak suaranya ataupun
menggunakan suara tersebut hanya untuk memilih pasangan penyuap tadi. Bisa dibilang,
jika para calon berani mempermainkan hak suara tersebut, maka semakin banyak pula
uang yang mereka keluarkan untuk mengambil alih hak suara rakyat tersebut.
Money politik merupakan suatu fenomena yang nyata yang terjadi di Indonesia
yang hingga kini masih berkembang terus menerus. Meskipun sudah dibentuk dan
diperkuat dengan badan badan yang berwenang untuk mengatasi masalah tersebut, tetap
saja politik uang masih sulit diatasi. Kegiatan politik uang dalam pemilu diberbagai
daerah tidak hanya menghilangkan peluang terciptanya pemimpin yang berkompeten,
tetapi juga menimbulkan berbagai konflik nasional. Dengan demikian, dampak yang
dapat ditimbulkan yaitu kesulitan untuk menciptakan pemimpin yang berkompeten dan
timbulnya anarki dan permasalahan yang dapat mengganggu ketertiban nasional.
UNIT KEGIATAN MAHASISWA
LEMBAGA PENALARAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH (LP2KI)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN
Telp: 082194474846, Email: Official.ukmlp2ki.fhuh@gmail.com Makassar Sekretariat:
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar
Metode
Penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif dengan data sekunder
yang didapatkan di berbagai situs dan data sekunder tersebut menggunakan jangka
waktu seminimal lima tahun terakhir. Penggunaan metode penelitian ini, jika di dunia
hukum, maka dia biasa dianggap sebagai metode doktriner yang berpacu pada
peraturan-peraturan yang sudah berlaku di Indonesia. Dalam penelitian normatif kali ini,
tulisan ini dikaji dari aspek teori, struktur, penjelasan umum, penjelasan dalam tiap
pasal, kekuatan mengikat dari setiap kejadian, dan ranah sosiologi.
DAFTAR PUSTAKA
Foonotes:
Pasal 1 Ayat 2 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 tentang Bentuk dan
Kedaulatan.
Artikel:
Rano Sumarno, Penciptaan Teater Berdasarkan Kasus Money Politic Pada Pemilu Legislatif
di Indonesia, Yogyakarta : Institute Seni Indonesia Yogyakarta Press, 2019.
Aminuddin Kasim, Supriyadi, Money Politics Pada Pemilu 2019, Palu : Universitas
Tadulako Press, 2019.
M. Eza Helyatha Begouvic, Money Politik Pada Kepemiliuan Di Indonesia, Palembang :
Universitas Kader Bangsa Press, 2021.
Muhammad Hoiru Nail, Kualifikasi Politik Uang Dan Strategi Hukum Dan Kultural Atas
Pencegahan Politik Uang Dalam Pemilihan Umum, Jember : Universitas Jember
Press, 2018.
Almas Ghaliya Putri Sjafrina, Dampak Politik Uang Terhadap Mahalnya Biaya Penanganan
Pemilu dan Korupsi Politik,
Nisa Nabila, Paramita Prananingtyas, Muhammad Azhar, Pengaruh Money Politic Dalam
Pemilihan Anggota Legislatif Terhadap Keberlangsungan Demokrasi di Indonesia ,
Diponerogo : Universitas Diponerogo Press, 2020.
Moch Edward Trias Pahlevi, Azka Abdi Amrurobbi, Pendidikan Politik Dalam Pencegahan
Politik Uang Melalui Gerakan Masyarakat Desa, Yogyakarta : Universitas Gadjah
Mada Press, 2020.
Bakhrul Alam, Kewenangan Mengadili Oleh Bawaslu Atas Sengketa Proses Pemilu Yang
Diatur Dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum, Jakarta :Universitas Nahdlatul
Ulama Indonesia Press, 2019.
Naskah Internet:
Moch Chariris, “ Akar Kemunculan Praktik Politik Uang Sejak Dari Pemilihan Lurah”
https://radarmojokerto.jawapos.com/nasional/29/03/2019/akar-kemunculan-praktik-politik-
uang-sejak-dari-pemilihan-lurah/. Diakses pada Kamis, 6 April 2023 Pukul 16:53.