Anda di halaman 1dari 11

Nama : Gusti Aralist

Nim : 11211120000098

Kelas : 2A (Ilmu Politik)

Partai Politik dan Politik Uang

Latar Belakang

Seperti yang kita tahu, bahwa Negara kita merupakan negara demokrasi.Demokrasi merupakan
suatu wujud dari kedaulatan rakyat, karena disinilah rakyat yang memiliki peranan yang sangat penting.
Demokrasi yang dianut di Indonesia,yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila. Wujud dari demokrasi di
Indonesia salah satunya ialah ditandai dengan maraknya partai politik yang bermunculan dengan
berlandaskan sebagai wadah aspirasi rakyat.

Pemilihan Umum (PEMILU) ataupun PILKADA merupakan wujud dari pesta Demokrasi, dimana
pada saat itu rakyat terlibat langsung dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Dalam kitab Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia pasal 22E ayat (2) dikatakan bahwa Pemilihan Umum
diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,Presiden
dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Para calon Legislatif dalam hal ini berasal dari beberapa kalangan, ada yang berasal dari kalangan
pengusaha, dan bahkan dari kalangan artis pun ada yang kitatidak tahu seberapa kapasitas mereka dalam
mengetahui politik, sehingga haltersebut patut dipertanyakan, apakah mereka yang menyalonkan diri
sebagai wakil rakyat itu memang benar untuk rakyat atau memang hanya ingin sebuah kursi jabatan atau
bahkan hanya ingin mendapatkan pendapatan, karena gaji seoranganggota legislatif itu tidaklah kecil.

Untuk dapat sebuah kursi jabatan tentu saja para calon legislatif haruslah memiliki dukungan dan
suara pada saat Pemilu agar mereka bisa menduduki kursi legislatif yang katanya bahwa mereka itu
mengataskas namakan kepentingan rakyat. Namun dalam hal ini banyak cara yang di lakukan oleh para
calon legislatif tersebut, mulai dari kampanye ke jalan-jalan, memasang poster-posterfoto mereka yang
tujuannya agar masyarakat mengenal mereka. Selain itu tidak sedikit dari mereka berkampanye dengan
cara memberi janji kepada rakyat seperti akan di bangun rumah ibadah, akan membenarkan jalanan yang
rusak yang padaintinya mereka mengumbar janji untuk mengambil hati rakyat agar rakyat memilih mereka.
Selain itu hal yang paling parah ialah mereka melakukan money politic atau politik uang. Caranya
ialah mereka memberikan sejumlah uang kepada rakyat agar rakyat memilh mereka, hal ini merupakan
penyimpangan dari demokrasi.Tetapi tidak sedikit rakyat yang lebih pintar, memanfaatkan mereka yaitu
dengan cara mereka tetap mengambil uang yang para calon legislatif berikan tetapi masyarakat tidak
memilih mereka. Sungguh inilah yang merusak esensi dari demokrasi.

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Politik Uang?

2. Mengapa dan bagaimana Politik Uang terjadi di Indonesia?

3. Apa dampak dari Politik Uang?

4.Bagaimana upaya untuk mengatasi Politik Uang di Indonesia?

Tujuan

1. Mengetahui pengertian Politik Uang.

2. Mengetahui sebab dan bagaimana Politik Uang yang terjadi di Indonesia.

3. Mengetahui dampak dari Politik Uang.

4. Mengetahui upaya-upaya untuk mengatasi Politik Uang di Indonesia.

Pembahasan

Pengertian Politik Uang

Kata politik mengacu pada segala sesuatu yang berkaitan dengan kebijakan yang dibuat
Pemerintah. Sedangkan politik uang sering terjadi di masa-masa menjelang Pemilihan Umum (Pemilu),
dan politik uang diartikan sebagai semua tindakan yang disengaja oleh seseorang atau kelompok dengan
memberi atau menjanjikan uang atau materi lainnya kepada seseorang supaya menggunakan hak pilihnya
untuk memilih calon tertentu atau dengan sengaja menerima atau memberi dana kampanye dari atau
kepada pihak-pihak tertentu.
Politik uang merupakan suatu bentuk pelanggaran kampanye. Politik uang umumnya dilakukan
simpatisan, kader atau bahkan pengurus partai politik menjelang hari H pemilihan umum. Praktik politik
uang dilakukan dengan cara pemberian berbentuk uang, sembako antara lain beras, minyak dan gula
kepada masyarakat dengan tujuan menarik simpati masyarakat agar memberikan suara kepada partai
politik yang bersangkutan.

Politik uang juga dapat diartikan sebagai jual beli suara pada proses politikdan kekuasaan dan
tindakan membagi-bagikan uang baik milik pribadi atau partai untuk mempengaruhi suara pemilih
(vooters). Pengertian ini secara umum ada kesamaan dengan pemberian uang atau barang kepada seseorang
karena memiliki maksud politik yang tersembunyi dibalik pemberian itu. Jika maksud tersebut tidak ada,
maka pemberian tidak akan dilakukan juga. Praktik semacam itu jelas bersifat ilegal dan merupakan
kejahatan. Konsekuensinya para pelaku apabila ditemukan bukti-bukti terjadinya praktik politik uang akan
terjerat undang-undang anti suap.

Politik Uang di Indonesia

Money Politic (politik uang) bukanlah hal baru dalam pemilihan umum di Indonesia meskipun
telah di atur sanksinya dalam Undang-Undang, namun budaya politik uang bukanlah hal yang mudah untuk
dihentikan. Sebagian besar masyarakat pun menganggap itu adalah suatu hal biasa dalam pemilu. Padahal
implikasi dari politik uang bisa merugikan masyarakat sendiri.

Misalnya saja, jika masyarakat memilih caleg (calon legislatif) yangmemberinya uang (suap) dan
caleg tersebut terpilih, maka tidak menutup kemungkinan caleg terpilih tersbut akan melakukan tindak
pidana korupsi. Karena sudah jelas bahwa moralnya kurang baik. Dan ada motivasi atau alasan lain yakni
uang hasil korupsi itu sebagai “uang ganti rugi” atau “uang balik modal” atas biaya-biaya yang ia
keluarkan untuk melakukan kampanye dan politik uang (suap) oleh sang caleg terpilih saat menjabat.
Akhirnya rakyat pun merugi yang tidak sebanding, dan saat kasusnya terkuak masyarakat akan menghujat
pejabat yang telah dipilihnya itu.

Masyarakat kebanyakan akan memilih calon pemimpin atau legislatif yang memberinya uang atau
lebih banyak uang. Karena bisa saja semua caleg memberi suap kepadanya namun berbeda-beda
nominalnya, maka masyarakat akan memilih caleg yang memberinya uang dengan nominal paling banyak.
Saat pilkades misalnya, dalam satu wilayah desa warga mendapat suap dari para timsukses kampanye atau
kader di desa tersebut yang mendata warga dan meminta warga untuk memilih caleg yang dikehendaki
kader-kader tersebut.

Namun dalam pelaksanaan politik uang ini, kita tidak dapat sepenuhnya menyalahkan masyarakat.
Karena tawaran materi selalu datang dari para calon legislatif maupun dari calon kepala desa.

Seperti dalam kutipan berita “Pemilih di Indonesia Masih Doyan Duit dariCaleg” bahwa salah satu
faktor yang menyebabkan masyarakat masih menggemari politik uang adalah tingkat pendidikan yang
rendah. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, semakin tinggi pula tingkat kesadaran
demokrasinya. Di era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah dapat
dengan mudah di pengaruhi dan di manfaatkan oleh paraoknum berpendidikan tinggi yang tidak
bertanggung jawab terhadap pendidikannya. Mereka seharusnya membantu untuk mensejahterakan dengan
modal bekal pendidikan yang mereka miliki, namun mereka justru memanfaatkan masyarakat untuk
mendapatkan kekuasaan dan akhirnya merugikan masyarakat.

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan berkembangnya politik uang adalah tingkat pendapatan
masyarakat yang masih rendah. Karena keterbatasan materi, suap dari para caleg dianggap merupakan
suatu rezeki besar oleh masyarakat. Namun, bagi masyarakat yang cukup menyadari buruknya politikuang
mungkin justru tidak akan memilih caleg yang menyuap dirinya meskipun menerima uangnya. Tapi, yang
terjadi dalam masyarakat kita adalah masyarakat desa masih mempertahankan budaya “perkewuh” dalam
hal ini, yaitu “Sudah diberi uang, ya harus berterimakasih dengan cara memilih.” pikir mereka. Padahal
seharusnya masyarakat melaporkan hal tersebut kepada pihak yang berwenang.

Pemilihan umum di Indonesia sebenarnya berazaskan LUBER JURDIL(langsung, umum, bebas,


rahasia, jujur, dan adil) yang menunjukkan idealisme demokrasi yang sesungguhnya untuk memilih wakil
rakyat yang benar-benar akan memimpin dan mampu mensejahterakan masyarakat. Politik pun sejatinya
merupakan salah satu jalan yang dapat ditempuh para pemimpin bangsa untuk memajukan Negara dan
mewujudkan tujuan Negara. Namun, dalam praktiknya pemilu belumlah sepenuhnya berazaskan LUBER
JURDIL. Politik pun justru beralih tujuan untuk mempengaruhi dan menggiring pilihan dan opini
masyarakat dengan segala cara. Sehingga seseorang dan sekelompok orang bisa mendapatkan kekuasaan
dan mengarahkan opini masyarakat yang dipengaruhinya. Dan hal tersebut memerlukan dukungan dan
modal yang besar, sehingga wajar jika partai politik memerlukan dana yang besar. Sehingga munculah
fenomena politik uang.Pemilu menjadi ajang pertaruhan yang besar. Namun sangat sulit untuk
mengharapkan ketidakpamrihan para politisi. Bahkan politisi berhati mulia punmungkin akan memiliki
satu pemikiran, “zaman sekarang kalau tidak main suap, bagaimana bisa menang?”. Pemikiran tersebut
bisa menjadi salah satu faktor yang mendorong politisi tersebut berani melakukan suap (politik uang) dan
mengambil resiko sanksi hukum.

Dampak dari Politik Uang di Indonesia

Money politic dapat membawa masalah-masalah yang akan mempersulit kehidupan para pelakunya
dan masyarakat yang menerimanya. Bila money politic diketahui oleh pihak yang berwajib, maka para
pelakunya dapat dijerat oleh pasal yang mengatur tentang tindakan KKN. Dalam undang-undang politik
dewasa ini memang telah diatur tata cara tentang penerimaan dana dan penggunaannya tetapi masih
terdapat celah-celah hukum yang dapat dimanfaatkan partai dan politisikawakan. Money politic dapat
mendorong seseorang untuk melakukan tindakan apapun untuk mendapatkan uang hanya untuk parpol atau
sesuatu yang dijagokan dapat menang dalam sebuah kompetisi yaitu Pemilu. Oknum tersebut akan
melakukan “serangan fajar” kepada masyarakat guna membagi-bagikan uangdemi terlaksana
keinginannya.

Salah satu dampak dari money politic adalah lunturnya nilai-nilaidemokrasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara kita. Berkembangya politik uang dianggap sebagai suatu praktik yang mencederai
demokrasi –dimana masyarakat sebagai pelaku utama demokrasi harus benar-benar berkedudukan
merdeka; yaitu orang yang berhak menentukan pilihannya secara bebas termasuk dalam memilih
wakil/pemimpinnya. Dengan adanya money politic maka kebebasan yang menjadi ruh dan tujuan utama
demokrasi menjadi terancam.

Money politic dijadikan ajang mencari penghasilan, masyarakat awam tidak lagi mempedulikan
nilai-nilai demokrasi. Yang terpenting baginya adalah mereka telah mendapatkan uang atau bentuk
penyuapan lainnya. Dampak lainnya ialah masyarakat merasa berhutang budi kepada mereka yang telah
memberikan uang agar masyarakat memilih mereka. Dan dalam hal inilah Hak Asasi seseorangdalam
menentukan pilihan tidak diperhatikan.

Dampak jangka panjang terjadinya politik uang adalah krisis kepercayaan dari masyarakat kepada
wakil-wakil rakyat karena mulai timbul kesadaran masyarakat. Dengan adanya ketidak percayaan
masyarakat terhadap para calon pemimpin memberikan efek negatif meningkatnya golput (golongan putih)
dalam pemilu. Selain itu timbul efek negatif bagi para elit-elit dengan menghambur-hamburkan uang
dalam waktu sekejap demi kekuasaan semata.
Money politic juga berdampak perpecahan antar masyarakat, karena masyarakat merasa berhutang
budi kepada calon legislatif yang telah memberikan suap, sehingga sikap fanatic akan timbul dan mereka
menganggap para calon legislatif lainnya buruk dibandingkan caleg yang mereka dukung. Disinilah akan
terjadi konflik antar pendukung masing-masing para calon legislatif. Sangat disayangkan apabila terjadi
perpecahan di masyarakat kita akibat permainan para politisi dengan money politic. Perpecahan tentunya
mencederai nilai persatuan dalam Pancasila sebagai dasar Negara kita. Selain itu perpecahan juga
merupakan bentuk penyelewengan terhadap semboyan Negara kita “Bhineka Tunggal Ika”yang terdapat
dalam lambang Negara Garuda Pancasila.

Selain itu, dampak terbesar dari money politic adalah merebakya korupsi oleh para pejabat
pemerintah. Karena korupsi tersebut dilandasi alasan para pejabat yang terpilih untuk mengembalikan
biaya-biaya pada saat pemilu. Atau bisa kita katakana korupsi dilakukan untuk mengembalikan modal yang
telah diinvestasikan ketika mereka melakukan kampanye. Korupsi ini membuat masyarakat dan Negara
merugi besar-besaran.

Beberapa dampak dalam uraian-uraian di atas merupakan dampak politikuang bagi masyarakat,
namun selain dampak bagi masyarakat terdapat juga dampak-dampak yang timbul bagi para oknum pelaku
politik uang. Salah satu yang jelas nyata adalah semakin tingginya biaya politik. Mengingat masyarakat
yang sudah terbiasa dengan pemberian suap materi, maka partai-partai politik akan saling bersaing
melakukan money politic.Siapa yang berani mengeluarkan biaya lebih tinggi, dialah yang akan menang.
Dan bagi yang kalah, akan menghadapi resiko yang lebih besar. Selain tidak mendapatkan
kekuasaan,mereka juga merugi materi yang besar. Dari sisi mental spiritual, kalau tidak dilandasi dengan
iman yang kuat dan tidak suap menerima kekalahan maka mereka bisa menjadi mudah stress, atau bahkan
ingatannya terganggu. Kasus seperti ini tidak hanya menimpa caleg yang terlibat money politic kemudian
dihukum, tapi juga berpotensi menimpa seluruh caleg. Khususnya caleg yang sudah banyak mengeluarkan
uang. Baik uang dari hasil jual tanah, rumah, mobil,uang pensiun ataupun dari jualan aset lain. Apalagi bila
uang itu dari hasil utang, bisa tambah parah stresnya.

Sedangkan secara hukum, para pelaku money politic di Indonesia di ancam dengan pasal-pasal
dalam Undang-Undang antara lain :
Di dalam KUHP (induk pidana umum) terdapat 5 pasal mengenai tindak pidana“Kejahatan
Terhadap Pelaksanaan Kewajiban dan Hak Kenegaraan” yang ada hubungannya dengan pemilihan umum.
Kutipan 1 pasal terkait delik money politik — yaitu pada Pasal 149 yang berbunyi;

“..menyuap atau berjanji menyuap seseorang agar jangan menggunakan haknya untuk memilih; diancam
pidana penjara selama-lamanya 9 (sembilan) bulan ataudenda Rp. 4.500 (empat ribu lima ratus rupiah”.

Kemudian dari KUHP tsb, delik dirumuskan dan dikodifikasi ulang dalam undang undang khusus pemilu
(UU Pemilu) 1999, dan diperbaharui lagi dalam UUPemilu 2008 yang diterbitkan oleh Presiden SBY
dalam lembar Negara Republik Indonesia Nomor 10.

Pasal 73 ayat 3 UU Pemilu No.3/1999.

“Barang siapa pada waktu diselenggarakannya pemilihan umum menurut undang-undang ini dengan
pemberian atau janji menyuap seseorang, baik supaya orang itutidak menjalankan haknya untuk memilih
maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu, dipidana dengan pidana hukuman penjara
paling lama tiga tahun. Pidana itu dikenakan juga kepada pemilih yang menerima suap berupa pemberian
atau janji berbuat sesuatu.”

“…pelaksana peserta atau petugas kampanye dilarang menjanjikan ataume mberikan uang atau materi
lainnya kepada peserta pemilu.” – Pasal 84, Ayat 1Huruf J, UU Pemilu No.10 Tahun 2008.

Delik money politik juga diatur dalam undang undang Pilkada Tahun 2004dengan bunyi ;

“setiap orang yang dengan sengaja memberi atau menjanjikan uang atau materi lainnya kepada seseorang
supaya tidak menggunakan hak pilihnya, atau memilih pasangan calon tertentu, atau menggunakan hak
pilihnya dengan cara tertentu sehingga surat suaranya tidak sah, diancam dengan pidana penjara paling
singkat2 (dua) bulan dan /atau denda paling sedikit Rp satu juta rupiah (1.000.000) “ –UU Pilkada No.32
Pasal 117 Tahun 2004.

Upaya Menghentikan Politik Uang di Indonesia

Mengingat bahwa anggapan masyarakat kebanyakan masih menganggap bahwa money politic
merupakan suatu hal yang wajar, maka perlu sekali untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai
cara memilih dengan bijak dalam pemilu. Dan penting juga menumbuhkan kesadaran para politisi calon
pemimpin agar lebih mejunjung tinggi azas LUBER JURDIL (Langsung, Umum, Bebas,Rahasia, Jujur,
dan Adil) terutama azas kejujuran. Bila oknum pemberi suaptersebut diketahui oleh aparat hukum, maka
mereka bisa dikenai sanksi pembatalan sebagai calon legislatif.

Upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan
mengadakan sosialisasi mengenai memilih yang bijakdan sosialisasi mengenai bagaimana menyikapi
money politic. Misalnya oleh KPUgencar mengadakan sosialisasi sebelum Hari-H pemilu mengenai
negatifnya politik uang dan akibat-akibat yang akan terjadi dan merugikan masyarakat.Selain itu peran
partai politik sangat dibutuhkan. Partai politik, harus bisamemberikan pendidikan politik kepada
masyarakat agar menolak pemberian uangsaat pemilihan berlangsung. Bukan justru melakukan tindakan
money politic.

Selain melalui sosialisasi, peran Pendidikan Kewarganegaraan juga sangatlah penting. Pendidikan
mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya menghilangkan money politic dalam kehidupan
demokrasi Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan diajarkan dari tingkat satuan pendidikan SD hingga
Perguruan Tinggi dengan tujuan membentuk kepribadian yang berakhlak mulia sehingga dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Di dalam pancasila telah disebutkan dalam pasal ke
dua, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.Harapan dari pendidikan pancasila ini adalah membentuk
manusia yang bersifatadil dan beradab sehingga tidak mudah terjerumus dalam hal-hal yangmenyimpang.
Termasuk perilaku menyimpang money politic, Pendidikan Kewarganegaraan memberi “tameng” agar
tidak terjerumus masuk ke dalam“dunia hitam”. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
disebutPendidikan Pancasila. Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi bertujuan sama ditambah dengan
membentuk manusia yang pancasilais. Maksud dari manusia pancasilais adalah manusia yang mengerti
atau mengetahui pancasila secara keseluruhan dan dapat melaksanakan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.

Selain itu perlu untuk menanamkan niali-nilai keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa sejak dini.
Dengan semakin kuatnya keimanan kita bahwa Tuhan akan membalas setiap amal perbuatan yang berbuat
baik akan dibalas dengankebaikan dan yang berbuat jahat akan dibalas dengan azab atau siksa, maka akan
semakin besar pula rasa takut kita untuk berbuat tidak baik seperti menyuap, tidak jujur, dan sebagainya.

Upaya lain yang dapat dilakukan oleh Pemerintah kita adalah dengan memberikan hukuman yang
tegas bagi oknum-oknum yang menyuap dankoruptor. Tidak di pungkiri lagi bahwa hukum di Indonesia ini
sangat lemah bagi mereka yang berkedudukan dan sangat tegas bagi masyarakat lemah, berapa banyak
sudah koruptor yang hukumannya lebih ringan dari pada pencuri ayam.Oleh karena itu jika kita hendak
memberantas korupsi di negeri ini maka cara yang sangat efektif di antaranya adalah dengan memberikan
hukuman yang beratdan tegas tanpa pandang bulu kepada para koruptor agar mereka yang sudah
melakuakan korupsi bisa jera dan bagi mereka yang belum tidak berani melakukan korupsi.

Dalam urusan politik perlu adanya transparansi. Ini merupakan salah satu penopang terwujudnya
pemerintahan yang bersih, menurut para ahli akibat dari tidak adanya transparansi Indonesia telah terjamab
kedalam kubangan korupsiyang berkepanjangan. Maka untuk keluar dari kubangan korupsi
transparansimutlak harus dilakukan baik pemerintah pusat maupun di bawahnya.

Seluruh upaya-upaya di atas tidak akan terlaksana tanpa dukungan dari semua pihak. Karena
praktik politik uang dan korupsi merupakan masalah yang sangat besar, akar-akarnya telah menjalar ke
seluruh lapisan masyarakat, maka untuk memberantasnya diperlukan kerjasama, usaha, dan dukungan dari
semua pihak baik pemerintah, penegak hukum, dan masyarakat. Jika salah satu dari komponen tersebut
tidak mendukung, maka pemerintahan yang bersih dari politik uang dan korupsi akan sulit terwujud.

Penutup

Kesimpulan

Money politic (politik uang) diartikan sebagai semua tindakan yang disengaja oleh seseorang atau
kelompok dengan memberi atau menjanjikan uangatau materi lainnya kepada seseorang supaya
menggunakan hak pilihnya untuk memilih calon tertentu atau dengan sengaja menerima atau memberi dana
kampanye dari atau kepada pihak-pihak tertentu.

Masyarakat di Indonesia kebanyakan masih mentolerir adanya politik uang saat pemilu. Hal
tersebut disebabkan oleh rendahnya tingkat pendapatan dan pendidikan. Dampak dari terjadinya politik
uang antara lain terjadinya korupsi,lunturnya nilai-nilai demokrasi, perpecahan dalam masyarakat, dan
krisiskepercayaan masyarakat kepada wakil-wakil rakyat.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan menghentikan politik uang yang
merebak di Indonesia antara lain dengan mengadakan sosialisasi mengenai memilih yang bijak dan
sosialisasi mengenai bagaimana menyikapi money politic. Selain melalui sosialisasi, peran Pendidikan
Kewarganegaraan juga sangatlah penting. Perlu juga untuk menanamkan nilai-nilai keimanan kepadaTuhan
Yang Maha Esa sejak dini. Upaya lain yang dapat dilakukan olehPemerintah kita adalah dengan
memberikan hukuman yang tegas bagi oknum-oknum yang menyuap dan koruptor. Dalam urusan politik
perlu adanya transparansi. Dan diperlukan dukungan dari semua pihak demi berhasilnya upaya-upaya
tersebut.

Saran

Sebagai bagian dari masyarakat dan warga Negara Republik Indonesia,sebaiknya kita menolak
praktik money politic yang berkembang saat ini. Dan berusaha menumbuhkan kesadaran masyarakat
sekitar mengenai buruknya politik yang bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Seperti kita ketahui
bahwa politik uang bukanlah budaya asli bangsa Indonesia, karena budaya kita yang sesungguhnya adalah
demokrasi dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila (Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Musyawarah, dan Keadilan). Sedangkan money politik yang berkembang merupakan salah satu dampak
dari globalisasi yang menyebabkan kebutuhan masyarakat semakin kompleks sehinggamemerlukan materi
berlimpah dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. Dan kemajuan IPTEK saat ini telah
mempermudah para politisi untuk melakukan praktik money politic-nya. Sehingga jelaslah bahwa kita
harus pintar- pintar dalam memilah-milah kemajuan globalisasi yang berdampak bagi kehidupan budaya
kita.

Menghadapi pemilu 2024 yang akan segera datang, sebaiknya Pemerintah dan masyarakat
mempersiapkan diri sedari sekarang untuk kesuksesan Pemilu2024 agar terpilih para pemimpin yang
berkualitas dan mampu membawa Indonesia menjadi lebih sejahtera.
Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Politik_uang

http://andi-koswara.blogspot.com/2012/07/money-politik-menciderai-nilai-nilai.html

http://njimetamorphose.blogspot.com/2010/03/money-politik-di-indonesia.html

http://pemilu.okezone.com/read/2013/12/13/568/911638/jangan-salahkan-rakyat-soal-money-
politics

http://pkntradisimoneypolitik.blogspot.com/http://sahabudinrasyid.blogspot.com/2012/06/makalah-
politik-uag-money-politic.html

http://samansamin.wordpress.com/2013/05/24/haram-hukum-money-politik-karena-melanggar-uu-
negara/

Anda mungkin juga menyukai