ALVARO TOKORO
Abstract
The practice of money politics will create corruption and harm society. This study discusses
political education in preventing the practice of money politics, using qualitative methods. The
results of this study are: first, political education with pre-emtive concept, where the village
community declares Anti-Political Money Village in 34 Villages in Special Region of Yogyakarta.
Conduct political education ahead of the 2019 elections which is considered effective because
people understand that money politics is part of bribery. Second, political education with a
preventive concept. The Anti-Money Politics Village Team opens a complaints center for people
who witnessed or conducted money politics transactions. These efforts provide social sanctions
for bribes.
Abstrak
Praktik politik uang akan menciptakan korupsi dan merugikan masyarakat. Penelitian ini
membahas pendidikan politik dalam mencegah praktik politik uang, dengan mengunakan
metode kualitatif. Hasil penelitian ini, pertama, pendidikan politik dengan konsep per-emtif
dimana masyarakat desa mendeklarasikan Desa Anti-Politik Uang di 34 Desa di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Melakukan pendidikan politik menjelang pemilu 2019 yang dianggap
efektif karena masyarakat memahami bahwa politik uang bagian dari suap. Kedua,
pendidikan politik dengan konsep preventif yaitu Tim Desa Anti-Politik Uang membuka
posko pengaduan bagi masyarakat yang menyaksikan atau melakukan transaksi politik uang.
Upaya tersebut memberikan sanksi sosial bagi para pelaku suap.
141
Pendahuluan Politik uang merupakan salah satu
Korupsi sebagai bagian dari praktik yang dapat menciptakan korupsi
permasalahan kejahatan, telah menjadi politik. Politik uang sebagai the mother of
suatu komoditas. Ketika berlangsungnya corruption adalah persoalan utama dan
kampanye partai politik ataupun presiden paling sering terjadi di Indonesia (Aspinall
dan wakil presiden, korupsi menjadi & Sukmajati, 2015). Politik uang menjadi
sebuah tema kampanye. Mereka corong utama menciptakan seorang
menyatakan “berantas korupsi sampai ke pemimpin yang pro terhadap kepentingan
akar-akarnya, korupsi merusak pribadi dan kelompok. Politik uang
pembangunan, dan sebagainya”. mengakibatkan biaya politik seorang
Namun tanpa disadari, korupsi pemimpin saat proses pemilihan menjadi
terjadi sesungguhnya karena proses mahal. Tentu ketika seorang kandidat
terpilihnya pemimpin melalui biaya politik yang terpilih dengan proses suap
yang tinggi. Biasanya dengan cara menyuap, akan berpikir bagaimana modal
menyuap masyarakat. Pola pencegahan yang dikeluarkan kembali dan bukan
korupsi biasanya dilihat dari sisi aspek berpikiran untuk kepentingan rakyat.
kebijakan politik. Tanpa disadari bahwa Menurut Sarah Brich (2009) korupsi
perilaku praktik menyuap rakyat dengan politik dalam pemilu biasanya dilakukan
melakukan praktik politik uang saat melalui praktik politik uang. Hal tersebut
proses pemilihan menyebabkan akan menghasilkan orang yang ‘salah’
terpilihnya calon pemimpin yang korup. sebagai pemenang. Pemerintahan yang
Maka perlu adanya pencegahan melalui dihasilkan pun kurang representatif dan
pendidikan politik agar tidak terjadi akuntabel. Alasannya karena politisi yang
korupsi politik saat proses pemilihan terpilih tidak akan mengutamakan
umum. kepentingan rakyat. Pada sisi lain,
Fransiska Adelina (2019) kepercayaan kepada mereka pun rendah.
menjelaskan bahwa salah satu penyebab Selain itu, korupsi politik juga dapat
atau potensi dari praktik korupsi politik mendorong korupsi di sektor-sektor lain.
ialah politik uang yang digunakan untuk Proses pemilihan seorang kandidat
praktik jual beli suara pemilih. menjadi pejabat publik merupakan hal
Mengutip pendapat Bumke (2014) yang penting untuk diperhatikan bersama
bahwa selama ini memang tidak ada khususnya oleh masyarakat. Masyarakat
definisi baku tentang politik uang. Istilah harus memiliki pemahaman yang cukup
politik uang digunakan untuk menyatakan bahwa korupsi politik berbentuk praktik
korupsi politik, klientelisme hingga politik uang akan merugikan mereka.
pembelian suara. Hubungan antara pemimpin dan rakyat
Robin Hodess (2004) hanya sebatas hubungan klientelistik
mendefinisikan korupsi politik sebagai bukan good citizen. Maka memberikan
penyelewengan kekuasaan yang dilakukan pendidikan politik kepada masyarakat
politisi (political leaders or elected saat menjelang pemilihan umum sangatlah
officials) untuk memperoleh keuntungan penting, agar masyarakat memiliki
pribadi dengan tujuan meningkatkan pengetahuan politik yang cukup.
kekuasaan atau kekayaan. Dari sisi waktu, Pemilihan Umum menurut Nur
korupsi politik dapat terjadi sebelum, saat, Hidayat Sardini (2011) merupakan proses
dan setelah pelaku menjabat sebagai pemilihan pemimpin bangsa dan wujud
pejabat publik. Fenomena saat proses kedaulatan rakyat.
pemilihan disebut money politic.
Pendidikan Politik dalam Pencegahan Politik Uang
Melalui Gerakan Masyarakat Desa
Gambar 1. Makna Politik Uang bagi Pemilih Gambar 2. Caleg yang Akan Dipilih
Sumber: Penelitian Ilmu Pemerintahan UMY (2019) Sumber: Penelitian Ilmu Pemerintahan UMY (2019)
Dari data pada Gambar 1 diatas Dari data di atas menjelaskan bahwa
bahwa sebagian besar masyarakat di Desa 50% pemilih di Desa APU (anti-politik
APU (Anti-Politik uang) menyadari bawah uang) memutuskan pilihan calegnya
politik uang adalah bagian dari suap. dengan didasari oleh program terbaik
Masyarakat mulai menyadari bahwa yang ditawarkan oleh caleg tersebut.
politik uang bagian dari suap yang Hanya 2% yang mengatakan bahwa isi
dilarang oleh agama dan berdampak pada amplop atau memberi amplop menjadi
kebijakan yang buruk bagi masyarakat. penentu pilihannya. Selanjutnya 32%
Walaupun ada 15% mengakui bahwa pernah membantu. Pernah membantu
politik uang bagian dari balas budi. 8% dalam temuan ini menjelaskan bahwa para
masyarakat menganggap politik uang pemilih juga akan melihat para caleg yang
bagian dari jiwa sosial. Hal ini aktif dan biasanya ikut serta dalam
memperlihatkan faktor budaya ketika kegiatan sosial di masyarakat.
berkunjung ke suatu forum warga ada Upaya preventif ini juga mendorong
kebiasaan untuk memberi sebuah masyarakat untuk menjadi pemilih
imbalan. Selanjutnya sebanyak 29% rasional. Pemilih rasional ialah pemilih
abstain. yang memiliki konsep kriteria dalam
Gerakan preventif ini mendorong dirinya, serta memiliki tujuan pada dirinya
budaya partisipan. Budaya partisipan dan kelompok dalam menentukan pilihan
menurut Banegas (1998) yaitu ketika politiknya. (Geys, 2006)
masyarakat memahami dan turut serta
dalam setiap kegiatan politik yang Penutup
menyangkut hajat masyarakat dan Politik uang diakui atau tidak
memahami hak dan kewajiban mereka. merupakan momok yang sangat
Upaya preventif juga berdampak menakutkan bagi proses demokrasi yang
pada cara memilih masyarakat di Desa ada di Indonesia. Politik dan uang adalah
APU. Temuan Jurusan Ilmu Pemerintahan dua hal yang berbeda namun tidak dapat
UMY dalam studi penelitian sebagaimana dipisahkan antara satu sama lainnya
dalam Gambar 2 berikut ini. karena untuk berpolitik orang
membutuhkan uang dan dengan uang
orang dapat berpolitik. Hal ini disebabkan
karena politik itu merupakan arena yang
sangat menggiurkan untuk melakukan
Moch Edward Trias Pahlevi, Azka Abdi Amrurobbi
151