PENDAHULUAN
dari siapapun.
1
Suparyanto Yudi, Demokrasi di Indonesia, Penerbit Cempaka Putih, Kelaten, 2018, h. 2.
karena dalam proses pelaksanaannya pemilihan umum masih di
‘’politik uang’’.
3
Agus Riwanto, Hukum Partai Politik dan Hukum Pemilu Di Indonesia, Februari 2016, Thafa
Media, Yogyakarta, 2016, h.2
misalnya PKPU dan sejenisnya, sedangkan tindak pidana pemilu
Pileg 2014 adalah pemilu yang sara dengan politik uang, Jimly
Asshidiqe, ketua Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu
(DKPP) menyatakan bahwa praktik politik Uang di Pileg 2014
adalah yang paling masif sepanjang sejarang pemilu di
Indonesia, Sedangkan Corruption Watch (ICW) memandang Pileg
2014 sebagai pemilu yang paling brutal, sementara seorang tokoh
islam juga menyebut Pileg 2014 sebagai pemilu yang paling
kapitalis, kanibal, dan korup. Tidak lama setelah hari
pemungutan suara pada 9 April 2014, juga telah terbentuk
wacana di kalangan penggiat media massa bahwa para kandidat
telah membagi-bagikan uang kepada pemilih, memberikan barang
serta menyuap para pejabat penyelenggara pemilu pada tingkat
yang sebelumnya tidak pernah terjadi dalam sejarah pemilu di
Indonesia. Pemilu ini para kandidat bertarung untuk mendapatkan
kursi di lembaga legislatif yang ada pada 3 level, yaitu DPR di
tingkat pusat, DPRD di tingkat provinsi (33 provinsi), dan
DPRD di tingkat kabupaten, pedesaan dan kota yang berjumlah
497. Secara total terdapat 19.699 kursi yang diperebutkan di
semua tingkat ini semua yang diikuti 12 partai politik nasional
dan 3 partai politik lokal, diperkirakan terdapat sekitar 180,000
kandidat yang berkompetisi dalam pileg 2014.4
pernah terjadi di Indonesia fenomena ini bukan hal yang baru ketika
4
Mada Sukmajati dan Edward Aspinall. Politik Uang Indonesia Patronas dan Klientelisme di
pemilu Legislatif 2014, PolGov, Yogyakarta, 2015, h.2.
pemilu di Indonesia seperti apa yang disampaikan oleh Ratna
Dewi Pettalol :
berikut:
1. Tujuan Penelitian
a) Tujuan Objektif
6
Koran Kaltara: Tersedia di Internet dengan alamat, https://korankaltara.com/bawaslu-tarakan-
limpahkan-kasus-dugaan-politik-uang-ke-penyidik/. Diakses tanggal 12 bulan maret tahun 2022
pukul 11.52 PM
2) Untuk mengetahui, menganalisa, dan mengkaji apa upaya
Bawaslu dalam mencegah terjadinya politik uang dalam
pemilihan kepala daerah.
b) Tujuan Subjektif
Untuk memperoleh data sebagai bahan dalam
mengkaji dan menganalisa penelitian hukum sebagai salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum
(SH) di Fakultas Hukum Universitas Janabadra dan hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dalam
perkembangan sanksi hukum pidana politik uang.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yaitu :
a. Manfaat teoritis
Sebagai bahan pengembangan ilmu
pengetahuan dibidang kajian hukum pidana serta
memberikan gambaran yang jelas bagaimana proses
penegakan jika terjadi politik uang dari Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan
kepala daerah serta mengenai upaya Bawaslu dalam
mencegah terjadinya pelaku politik uang yang
diharapkan dapat menambah literatur serta bahan-
bahan informasi ilmiah.
b. Manfaat praktis
Sebagai referensi bagi penelitian memberikan
D. Metode Penelitian
a. Jenis dan pendekatan penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan penulis adalah
2. Metode pendekatan
a. Pendekatan perundang-undangan
b. Sumber Data
7
Ishaq, Metode Penelitian Hukum Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Disertasi, Alfabeta, Bandung,
2017, h.66
8
Ibid, h. 98
Sumber data dalam penelitian ini adalah berasal
1. Data primer
Sumber data primer yaitu data yang diperoleh secara
langsung yaitu dengan wawancara yaitu responden
Ketua dan Anggota Bawaslu wilayah Kabupaten
Tana Tidung Provinsi Kalimantan Utara.
2. Data Teriser
Bahan hukum teriser adalah bahan hukum yang dapat
memberikan penjelasan terhadap bahan hukum
maupun bahan hukum skunder. Bahan hukum teriser
tersebut adalah media internet.
3. Data skunder
Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh
dari bahan perpustakaan atau literatur yang
mempunyai hubungan dengan objek penelitian.9
Bahan hukum skunder yaitu yang bersumber dari
undang-undang antara lain :
Undang-undang No 10 Tahun 2016
Undang-undang No 7 Tahun 2017
c. Lokasi Penelitian
Tidung.
d. Narasumber
penelitian.
f. Analisis Data
10
Ibid, h. 118
11
Ibid, h. 129