Anda di halaman 1dari 19

Laporan Akhir Divisi SDM

- Mei 08, 2017

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemilihan Umum merupakan mekanisme terpenting untuk memfasilitasi kompetisi politik
secara damai dan tertib dalam rangka menghasilkan pemerintahan yang memiliki legitimasi. Hali ini
karena pemilu merupakan instrumen politik paling spesifik yang dapat dibentuk dan dimodifikasi
utnuk mencapai tujuan tersebut. Dengan kata lain, pemilu dapat direncanakan sedemikian rupa untuk
mencapai tujuan tertentu, sehingga dapat memberikan ganjaran (reward) bagi tipe tindakan-tindakan
tertentu dan mengekang tindakan-tindakan lainnya.
Pelaksanaan pemilu demokratis beserta prosedur-prosedur yang digunakannya, dan termasuk
desain kelembagaan yang terlibat di dalamnya, menjadi instrumen dasar yang diharapkan dapat
membangun konsensus dan budaya politik warga negara. Sistem pemilu, perangkat hukum dan
perundang-undangan, serta kelembagaan penyelenggara dapat didesain sedemikian rupa sesuai
dengan konteks yang ada.
Indonesia sendiri, prinsip-prinsip pelaksanaan pemilu dituangkan dalam Pasal 22 E Ayat 1
UUD 1945 yang berbunyi “Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, dan rahasia”.
Demikian juga pada Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan UmumAnggota DPR,
DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, PemilihanUmum Presiden dan Wakil Presiden
sebagaimana diatur dalam UU Nomor 42 Tahun 2008, serta Pemilihan Gubernur, Bupati, dan
Walikota sebagaimana diatur dalam Perppu Nomor 1 Tahun 2014. Selain itu prinsip-prinsip tersebut
juga dielaborasi lebih lanjut dalam asas-asas penyelenggara pemilu seperti yang tertuang pada pasal 2
Undang-undangNomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.
Undang - undang telah memberikan kewenangan besar kepada Pengawas Pemilu dalam
rangka mengawasi pelaksanaan pemilu demi terwujudnya Pemilu demokratis. Akan tetapi dalam
pelaksanaannya masih ditemukan banyaknya pelanggaran - pelanggaran pemilu baik yang dilakukan
oleh Peserta Pemilu, simpatisan peserta pemilu, maupun oleh penyelenggara pemilu itu sendiri.
Selama penyelenggaraan pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD dan Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden ditemukan berbagai pelanggaran yang mencederai pemilu itu sendiri mulai dari tahapan
pendaftaran pemilih, penetapan peserta pemilu, kampanye, pemungutan dan penghitungan suara,
maupun dalam tahapan rekapitulasi hasil penghitungan suara. Pelanggaran-pelanggaran tersebut
dapat dikategorikan sebagai pelanggaran serius yang meliputi: manipulasi data pemilih; pemalsuan
identitas pemilih; manipulasi syarat dukungan peserta pemilu, manipulasi kantor dan kepengurusan
peserta pemilu; kampanye diluar jadwal; pemanfaatan fasilitas Negara untuk kepentingan kampanye;
money politik; penyimpangan dana kampanye; penggunaan hak pilih lebih dari satu kali;
penghilangan hak pilih; manipulasi hasil penghitungan suara; dan lain-lain. Tingginya angka
pelanggaran tersebut mengakibatkan sebagian khalayak mempertanyakan bagaimana kinerja
Bawaslu. Tentu hal ini menjadi catatan bagi bagi Bawaslu dalam rangka mengawasi pelaksanaan
Pemilihan Gubernur, bupati, dan Walikota.
Di usianya yang mulai mengalami perkrmbangan, Provinsi Banten terus menata diri dalam
mewujudkan perkembangan dan kemajuan yang lebih baik. Penataan itu terlihat baik dibidang
ekonomi, pendidikan, keagamaan, sosial dan politik.
Dalam perkembangan selanjutnya Banten tidak lepas dari demokrasi politik yang membuming
dalam persoalan politk yang berkembang di indonesia. Lahirnya para pakar dan ahli politik, bahkan
banyak generasi muda yang mulai terjun ke politik menjadikan Banten semakin menunjukan
perkembangan dalam demokrasi yang ada di Indonesia.
Kalau kita simak secara sekilas, sejarah mencatat bahwa sistem pemerintahan yang ada di
Banten tidak lepas dari monopoli orang-orang yang terdekat dan memiliki ikatan dan keturunan para
bangsawan. Seiring perjalanan politik yang ada dibanten, maka sistem pemerintahan itu mulai
mengalami pembenahan.
Lahirnya pilkada langsung membuat masyarakat Banten mengalami pro dan kontra, banyak
masyarakat yang menyambut baik pilkada dengan alasan kebebasan memilih seorang pemimpin
(Gubernur,Bupati,Walikota) dengan hati nurani, disisi lain banyak masyarakat yang kurang begitu
menyambut pilkada langsung, dengan alasan bahwa pilkada hanya ceremony panggung sandiwara
atau seperti hiburan wayang golek yang dimainkan oleh satu dalang saja, Bahkan yang lebih miris
lagi banyak masyarakat yang acuh dalam menyambut pilkada, alasannya apakah tidak mengerti atau
kurang informasi ? .
Pilkada langsung di Banten banyak mengalami perubahan-perubahan. Perubahan yang sifat nya
negatif maupun positif menjadi sorotan public yang terus bergulir dalam diskusi demokrasi politik di
tingkat wilayah (lokal) ataupun di tingkat nasional.
Menjadi pengalaman yang sangat penting bagi masyarakat banten, bahwa pilkada ditahun 2011
merupakan pilkada yang kurang baik dalam perhelatan pilkada serentak di indonesia. Inforamsi
melalui media eloktro atau cetak memberikan informasi bahwa banyak kejanggalan-kejanggalan
yang terjadi dipilkada banten tahun 2011. Bahkan pengamat politik asal tangerang selatan (Bahrudin
Muhtadi ) menilai bahwa pemilihan kepala daeran Banten di tahun 2011 merupakan pemilihan yang
paling terburuk di Indonesia. Menurutnya, bahwa pesta demokrasi itu banyak diwarnai kecurangan
dan praktek uang secara terstruktur. Kemudian BM menyampaikan bahwa potret pilkada Banten
paling buruk se Indonesia, karena banyak money politic yang dilakukan secara terang-terangan dn
sembunyi-sembunyi, sehingga pilkada ini berujung pada gugatan ke Mahkamah konstitusi (MK).
Dalam perhelatan berikutnya, ditahun 2015 kemarin Banten menggelar Pilkada serentak di
beberapa daerah Kabupaten/Kota. Pesta demokrasi untuk memilih Bupati/walikota dan Wakil
Bupati/Walikota nampak nya mulai mengalami kemajuan. Kesadaran dan partisipasi dari masyarakat
mulai terlihat, para penyelenggara dan pengawas pilkada yang makin komitmen, dan para calon yang
sudah mulai sportif menunjukan bahwa pilkada di banten sudah mulai mengalami perubahan.
Disamping itu, kasus-kasus pelanggaran yang ada tidak begitu meluas dan begitu memanas,
sehingga pilkada ditahun 2015 secara sederhana bisa dinilai lumayan baik. Tanpa terkecuali capaian
atau penilaian pilkada tahun 2015 yang mulai membaik tidak terlepas dari komitmen dan integritas
para penyelenggara dan para monitoring.
Diawal tahun 2017, telah dilaksanakan perhelatan akbar pilkada serentak disetiap wilayah di
Indonesia. Tanpa terkecuali Prov.Banten yang ikut dalam perhelatan Pilkada serentak. Setelah adanya
pengumuman dan tahapan pilkada yang digelar 2017, banyak putra-putra Banten yang mencoba
memberanikan diri untuk maju dalam penjaringan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Banten,
baik yang nantinya diusung melaui partai politik maupun inpenden, hal ini menujukan bahwa Banten
sudah menujukan perkembangan nya dalam kancah demokrasi dan politik di Indonesia.
Kemudian dalam perhelatan ini, melalui proses tahapan –tahapan yang sudah dilaksanakan oleh
para penyelenggara , maka pilkada banten yang digelar tanggal 15 februari 2017 lalu diikuti oleh dua
pasangan calon yaitu : Bapak H. Wahidin Halim dan H. Andika Hazrumi dengan no urut 1, dan
Bapak H. Rano Karno dan H.embay Mulya Syarief dengan no urut 2.

B. Maksud Dan Tujuan

Dari latar belakang diatas , maka sebagai lembaga pengawas memiliki maksud dan tujuan
yang dicapai dari hasil proses tahapan-tahapan baik yang sudah dilaksanakan maupun yang belum
dilaksanakan. Adapun maksud dan tujuan nya adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan Evaluasi atas kondisi Panwaslu, khususnya panwaslu kecamatan kronjo kabupaten
tangerang secara menyeluruh;
2. Melakukan analisis terhadap kelemahan dan kekurangan yang ada di panwaslu kecamatan
kronjo sebagai bahan kajian untuk kedepan;
3. Internalisasi nilai-nilai pengawas pemilu ke semua jajaran pengawas pemilu;

4. Pemetaan terhadap potensi-potensi pelanggaran dalam pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
5. Penyusunan rencana dan teknis pengawasan secara komprehensif;
6. Peningkatan kapasitas pengawas pemilu dalam menangani kasus pelanggaran dan menyelesaikan
sengketa pemilihan;
7. Mengintensifkan kerja sama antar lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan pemilihan;
8. Memberdayakan masyarakat luas untuk turut serta mengawasi pemiihan

BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. STRUKTUR ORGANISASI
Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Kronjo, selanjutnya disingkat Panwaslucam adalah panitia
yang dibentuk olehPanwaslu Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, bertugas untuk mengawasi
penyelenggaraan Pemilu Gubernur dan Wakil gubernur banten yang dilaksanakan secara serentak
pada tahun 2017 di wilayah Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang.Panwaslucam ini, seperti juga
Pengawas Pemilu Lapangan, dan Pengawas TPS yang bersifat ad hoc. Tidak seperti Bawaslu (pusat
dan provinsi) yang sudah permanen. Ad hoc, artinya adalah panitia pengawas pemilu yang bersifat
tidak permanen, dan pembentukannya sejak semula dimaksudkan hanya untuk sementara waktu, dan
untuk menangani peristiwa tertentu (dalam hal ini pengawasan Pilgub Banten di Kecamatan Kronjo
Kabupaten Tangerang).
Sebagai sebuah lembaga formal, terdapat beberapa aturan yang menjadi pedoman dan
mekanisme Panwaslu, merujuk pada beberapa peraturan perundangan, antara lain yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi
Undang-Undang;

3. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2012
Tentang Pembentukan, Pemberhentian, dan Penggantian Antar Waktu Badan Pengawas
Pemilihan Umum Provinsi, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia
Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan, Pengawas Pemilihan Umum Lapangan, dan
Pengawas Pemilihan Umum Luar Negeri;

4. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pengangkatan Anggota Panitia Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Panitia Pengawas
Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan dan
Pengawas Pemilu Lapangan;

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Panwaslu Kecamatan Kronjo kabupaten


Tangerang menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan yang mencerminkan adanya kelemahan
dan sekaligus hambatan dari luar yang dapat mengganggu bagi kinerja lembaga Panwaslu. Selain
itu, Panwaslu juga mengenali dan memiliki potensi dan peluang yang merupakan kapasitas internal
dan kondisi eksternal yang kondusif bagi kinerja Panwaslu.
Kemudian dalam proses perjalanan dari panwaslu Kecamatan Kronjo kabupaten Tangerang
selama kurang lebih dari9 bulan ini, tentunya harus mempersiapkan segala kekuatan dan kerjasama
yang efektif ,sehingga masing – masing dari komisioner, staff, kesekretariatan dan PPL bersama –
sama untuk menguatkan kapasitas dan akuntabilitas dalam melaksakan tugas dan wewenang nya
masing-masing. Oleh karena itu panwaslu Kecamatan Kronjo kabupaten Tangerang membuat
struktur organisasi yang diseseuaikkan dengan rujukan perbawaslu no 2 tahun 2013 sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI
PANWASLU KECAMATAN KRONJO KABUPATEN TANGERANG
PADA PILGUB BANTEN TAHUN 2017
B. TUGAS DAN WEWENANG
Dalam Undang-undang RI No. 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan
Umum, Undang-undang No. 10Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor
1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang, bahwa tugas dan
wewenang pengawas adalah :
1. Tugas dan wewenang panwaslu kecamatan
a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan pemilihan yang meliputi:
1. Pelaksanaan pengawasan rekrutmen PPS, dan KPPS;
2. Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dan daftar pemilih sementara dan daftar
pemilih tetap;
3. Pencalonan yang berkaitan dengan persyartan pencalonan;
4. Proses dan penetapan calon;
5. Pelaksanaan kampanye;
6. Perlengkapan pemilihan dan pendistribusiannya;
7. Pelaksanaan Pemungutan suara dan Penghitungan suara hasil pemungutan;
8. Pelaksaan Pengawasan daftar pemilih;
9. Mengendalikan pengawasan seluruh proses penghitungan suara;
10. Menyampaikan surat suara dari tingkat TPS samapi ke PPK;
11. Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU provinsi, kabupaten/kota dari seluruh kecamatan;
12. Pelaksanaan penghitungan suara, pemungutan suara ulang, pemilihan lanjutan , pemilihan susulan;
dan
13. Proses pelaksanaan penetapan hasil pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil
Walikota.
b. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan
pemilihan;
c. Menyelesaikan temuan dan laporan pemilihan dan sengketa pemilihan yang tidak mengandung unsur
tindak pidana;
d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU provinsi dan KPU kabupaten/Kota untuk ditindak
lanjuti;
e. Meneruskan temuan dan laporan yang bukan kewenangannya kepda instansi yang berwenang;
f. Menyampaikan laporan ke bawaslu sebagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi bawaslu yang
berkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan
penyelenggaraan pemilihan oleh penyelenggara di provinsi, kabupaten, dan kota;
g. Mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada
anggota KPU provinsi dan KPU kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang
mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan pemilihan yang sedang berlangsung;
h. Mengawasi pelaksaan sosialisasi penyelenggaran pemilihan; dan,
i. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh peraturan dan perundang-undangan.
2. Tugas dan Wewenang panwascam
Tugas dan Wewenang panwas kecamatan meliputi :
a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan pemilihan diwilayah kecamatan yang meliputi:
1. Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dan daftar pemilih sementara dan daftar
pemilih tetap;
2. Pelaksanaan kampanye;
3. Perlengkapan pemilihan dan pendistribusiannya;
4. Pelaksanaan Pemungutan suara dan Penghitungan suara hasil pemungutan;
5. Menyampaikan surat suara dari tingkat TPS samapi ke PPK;
6. Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh PPK dari seluruh TPS;
7. Pelaksanaan penghitungan suara, pemungutan suara ulang, pemilihan lanjutan , pemilihan susulan.
b. Mengawasi penyerahan kotak suara tersegel dari PPK kepada KPU kabupaten/Kota;
c. Menerima laporan terhadap dugaan pelanggaran tahapan pnyelenggaraan pemilihan yang dilakukan
oleh penyelenggara pemilihan sebagaimana dimaksud huruf a;
d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada PPK untuk ditindak lanjuti;
e. Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang
berkaitan;
f. Mengawasi sosialisai pelaksanan penyelenggara pemilihan;
g. Memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan dan laporan mengenai tindakan yang
mengandung unsur tindak pidana pemilihan; dan,
h. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh peraturan dan perundang-undangan.
3. Tugas dan wewenang PPL
a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan pemilu ditingkat desa/kelurahan ang meliputi :
1. Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dan daftar pemilih sementara dan daftar
pemilih tetap;
2. Pelaksanaan kampanye
3. Perlengkapan pemilu dan pendistribusiannya;
4. Pelaksanaan Pemungutan suara dan proses penghitungan suara di TPS;
5. Pengumuman hasil penghitungan suara di TPS;
6. Pengumuman hasil penghitungan suara dari TPS yang ditempelkan di sekretariat PPS;
7. Pergerakan surat suara dari TPS sampai ke PPK; dan
8. Pelaksanaan penghitungan suara, pemungutan suara ulang, pemilihan lanjutan , pemilihan susulan.
b. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap tahapan penyeleggaraan pemilu yang dilakukan
oleh penyelenggara pemilu sebagaiman dimaksud huruf a;
c. Meneruskan temuan dan laporan dugaan pelanggaran terhadap tahapan penyelenggaraan pemilu
yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu sebagaimana dimaksud huruf b kepada instansi yang
berwenang;
d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada PPS dan KPPS untuk ditindak lanjuti;
e. Memeberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan dan laporan tentang adanya tidakan
yang mengandung unsur tindak pidana pemilu sesuai dengan peraturan peruundang-undangan;
f. Mengawasai pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan pemilu; dan
g. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh panwaslu kecamatan.
4. Tugas dan Wewenang PTPS
C. VISI MISI
1. VISI
Terwujudnya PANWASLU sebagai Lembaga Pengawas, Terpercaya Dalam penyelenggaraan Pemilu
Demokratis, Bermartabat dan Berkualitas
2. MISI
a. Membangun aparatur dan kelembagaan pengawas pemilu yang kuat, mandiri dan solid;
b. Mengembangkan metode dan pola pengawasan yang efektif dan efesien;
c. Memperkuat sistem kontrol Nasional dalam satu manajemen pengawasan yang terstruktur sitematis
dan integratif berbasis tehnologi;
d. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan peserta pemilu,serta meningkatkan kelembagaan dalam
kepengawasan pemilu partisipatif;
e. Meningkatkan kepercayaan publik atas kualitaskinerja pengawasan berupa pencegahan dan
penindakan, serta penyelesaian sengketa secara cepat, akurat dan transfaran;
f. Membangun PANWASLU sebagai pusat pembelajaran pengawasan pemilu.

BAB III
KEGIATAN DIVISI SDM
A. REKRUTMEN PPL, DAN PTPS
1. REKRUTMEN PPL
Proses penjaringan calon Panwas Pemilu Lapangan (PPL) merupakan suatu tahapan setelah
terbentuknya Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang belaku.
PPL adalah ujung tombak terdepan dalam pengawasan di tingkat Desa/Kelurahan pada tiap-tiap
pelaksanaan pemilu di Indonesia sehingga proses penjaringan calon PPL harus benar-benar
berpedoman pada azas-azas penyelenggaraan pemilihan yakni mandiri, transparan, adil, kepastian
hukum, tertib, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, akuntabilitas, efisiensi dan
efektifitas sehingga akan terpilih calon Panwas Kecamatan yang benar-benar bisa memikul tanggung
jawab pengawasan ditingkat paling bawah tersebut.
Merupakan tugas Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan Kronjo Kabupaten
Tangerang untuk mewujudkan penjaringan calon PPL yang mempunyai integritas tinggi yang mampu
melaksanakan harapan pengawasan yang maksimal.
Adapun landasan hukum/regulasi dalam penjaringan calon Pangawas Pemilu Lapangan adalah
sebagai berikut :
a) Undang-undang No. 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum.
b) Undang-undang No. 10 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 1
Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang.
Peraturan Bawaslu Nomor 1 Tahun 2016 tentang perubahan keempat Peraturan Bawaslu Nomor 10
Tahun 2012 tentang Pembentukan,Pemberhentian, dan Penggantian Antar Waktu Badan Pengawas
Pemilihan Umum Provinsi, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas
Pemilihan Umum Kecamatan, Pengawas Pemilihan Umum Lapangan dan Pengawas Pemilihan
Umum Luar Negeri
Untuk melaksanakan kewajiban penjaringan dan pengangkatan calon PPL diwilayah
Kecamatan Kronjo, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan Kronjo telah melaksanakan
proses/tahapan penjaringan calon PPL dengan sebaik-baiknya.

a. PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA DAN PANITIA PEMBENTUKAN PPL KECAMATAN


KRONJO

Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten Tangerang telah berusaha semaksimal mungkin dalam
proses penjaringan PPL ini, terbukti dengan telah dilaksanakannya tahapan pertama pelaksanaan
dengan pembentukan Pokja Pembentukan PPL Kecamatan Kronjo.
Adapun susunan Pokja Pembentukan PPL yang tertuang dalam Keputusan
Panwaslu Kecamatan KronjoKabupaten Tangerang tanggal : 16 Agustus 2016 adalah sebagai berikut:

NO NAMA JABATAN
1. MK Ulumudin Ketua
2. Sukiar Anggota
3. H.Sukmaja Anggota
4. Mulyadi Anggota
5. Wawan Sofwan Anggota

Mengingat waktu yang sedikit, Pokja yang telah terbentuk kemudian bergerak cepat
melaksanakan tugas dalam proses/tahapan selanjutnya, sehingga pelaksanaan pembentukann Panwas
Kecamatan diwilayah Kabupaten Tangerangbisa berjalan sesuai jadwal.

b. PENYEBARAN PENGUMUMAN PENDAFTARAN DAN PENERIMAAN BERKAS


PENDAFTARAN CALON PPL SE-KECAMATAN KRONJO

Proses selanjutnya yakni penyampaian pengumuman pembukaan pendaftaran calon, penerimaan


berkas dan penelitian keabsahan administrasi pendaftaran, melakukan Tes wawancara sampai dengan
penetapan calon terpilih Panwas Kecamatan dari masing- masing kecamatan di wilayah kabupaten
Tangerang.
Proses Pengumuman dan pendaftaran menjadi PPL dilaksanakan mulai
tanggal 18 Agustus s.d.21 Austus 2016, dan penerimaan berkas pendaftaran dimulai pada tanggal 11
Juli s.d. 17 Juli 2016 peserta yang mendaftar dalam seleksi PPL di Kecamatan Kronjo Sudah
memenuhi targetan, animo masyarakat cukup antusias, dari 10 Desa yang membutuhkan minimal
masing-masing 2 (Dua) pendaftar dalam setiap desanya ternyata telah terpenuhi kuota tersebut,
jumlah pendaftar PPL yang masuk sejumlah 20 pendaftar.

c. PEMERIKSAAN BERKAS ADMINISTRASI CALON PPL

Tahap selanjutnya yakni penelitian berkas administrasi, yang dilaksanakan tanggal 18 Juli s.d. 22
Juli 2016 dan hasil penelitian berkas administrasi ini diumumkan/ditempel pada tanggal 25 Juli
2016 di Kantor Sekertariat Panwaslu Kecamatan Kronjo dan melalui Via SMS, Media Sosial
(Facebook) serta dapat dilihat juga di website www.panwaskronjo.blogspot.com
Dari 20 pendaftar yang mengembalikan berkas kepada Pokja Pembentukan PPL Kecamatan
Kronjo, setelah dilakukan penelitian berkas administrasi dinyatakan lolos dan dapat mengikuti
tahapan selanjutnya yakni sejumlah 20orang.

d. TES WAWANCARA CALON PPL

Tahapan yang tidak kalah penting selanjutnya adalah proses tes wawancara kepada calon PPL
yang dinyatakan lolos administrasi.
Pokja Pembentukan PPL Panwaslu Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang melaksakan
tahapan tes wawancara pada hari Jumat s.d minggu tanggal 28 Juli s.d 31 Juli 2016 pukul 08.00 WIB
s.d selesai di Kampus STTM Muhammadiyah Tigaraksa Tangerang.
Pada tahapan ini terlihat sekali persaingan diantara para pendaftar, pengetahuan tentang
kepengawasan, penyelenggaraan pemilu, netralitas, integritas dan kemampuan diplomasi menjadi
sebagian hal yang ditekankan oleh tim Pokja dalam tes wawancara ini.
Setelah melalui proses ini, akhirnya Pokja memutuskan Pada Tanggal 02 Agustus 2016 pendaftar
yang lolos dan ditetapkan sebagai PPL diwilayah Kecamatan Kronjo adalah sebagai berikut:

DAFTAR PPL SE KECAMATAN KRONJO

No Nama PPL Desa


1 Sukenah Sukmawati Bakung
2 Apip Blukbuk
3 Madudin Cirumpak
4 Efendi Sudarno Kronjo
5 H . Mahmud Muncung
6 Bambang Heriyanto Pagedangan Ilir
7 Daman Huri Pagedangan Udik
8 Satiri Pagenjahan
9 Syafarudin Pasilian
10 Embay Baydowi Pasir

Dengan kerjasama yang baik diantara anggota Pokja yang terdiri dari semua anggota Panitia
Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan Kronjo dan anggota Sekertariat sehingga terlaksana seluruh
tahapan dalam perekrutan PPL se-Kecamatan Kronjo.
Kecamatan Kronjo yang terdiri dari 10 Desa pada akhirnya telah terbentuk masing-
masing 1 (Satu) Orang Pengawas Pemilu Lapangan yang diharapkan mempunyai kemampuan dalam
pengawasan di masing-masing wilayahDesa yang menjadi wilayah kerja mereka.
PPL Se-Kecamatan Kronjo akhirnya terbentuk dan ditetapkan oleh Panitia Pengawas Pemilihan
Umum Kecamatan Kronjo sebagai PPL pada tanggal 02 Agustus 2016.

Setelah melaksanakan proses penjaringan , akhirnya PPL di wilayah Kecamatan Kronjo telah
terpenuhi, dari ke-10 Desa diwilayah Kecamatan Kronjo telah terjaring masing-masing 1 orang
PPL sehingga tugas pengawasan yang harus segera dilaksanakan di tiap-tiap desa sudah bisa
terlaksana dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya Panitia Pengawas Kecamatan Kronjo telah membuat
surat Keputusan kepada PPL se-Kecamatan Kronjo sebanyak 10 orang untuk 10 Desa sesuai jumlah
Desa diwilayah Kecamatan Kronjo.
Berdasarkan Surat Keputusan untuk PPL tersebut, kemudian Panitia Pengawas
Pemilihan Umum Kecamatan Kronjo melaksanakan pelantikan terhadap PPL Se- Kecamatan
Kronjo pada hari Jum’at tanggal 05 Agustus 2016.
Pelantikan PPL sebagai dasar untuk segera melaksanakan tugas pengawasan diwilayah
Desamasing-masing.
Kemampuan PPL yang harus terus diasah akan meningkatkan kinerja pengawasan semakin
maksimal, koordinasi yang intensif dengan pemangku pemerintahan, tokoh masyarakat, tokoh
pemuda dan agama, serta tokoh partai politik diwilayah kerja masing-masing akan menumbuhkan
pencegahan terhadap segala kemungkinan pelanggaran pemilu yang akan atau mungkin
dilakukan. Yang penting dilakukan pula adalah koordinasi dengan Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan Kronjo dan Kabupaten Tangerang setiap kegiatan pengawasan mutlak dilakukan untuk
tetap terjaganya kondusifitas di wilayah Kecamatan Kronjo secara keseluruhan.
Dalam pembekalan terhadap PPL, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan Kronjo juga
memberikan arahan tentang kewaspadaan terhadap daerah-daerah rawan konflik pemilu, rawan
pelanggaran pemilu, menjaga netralitas dan kesiagaan PPL dalam menjalankan tugas, karena
pengawas bekerja penuh waktu sehingga dalam kondisi apapun harus bisa melaksanakan tugas
pengawasan dengan sebaik-baiknya.
PPL diharapkan tidak hanya sebagai pelengkap demokrasi tetapi berperan betul dalam
melaksanakan tugas pengawasan sesuai dengan tingkat kewenangannya masing-masing.
Pada kesempatan tersebut Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan Kronjo sekaligus
memberikan beberapa masukan dan arahan kepada pendaftar yang lolos sebagai PPL tentang beban
tugas yang langsung mereka hadapi ketika dilantik menjadi PPL yakni melakukan pengawasan
terhadap kinerja Petugas Pemutakiran Data Pemilih (PPDP) yang sudah mulai melaksanakan tugas
pemutakiran data pemilih dimasing-masing Desa.
Seperti kita ketahui bersama bahwa PPDP merupakan ujung tombak KPU dalam melakukan
pemutakiran data pemilih, karena ditangan PPDP-lah akan terjadi baik dan buruknya DPT Pemilihan
Gubernur Dan Wakil Gubernur Banten tahun 2017. Disinilah peran PPL diperlukan pada tahapan
pertama dan ini sangatlah penting.

2. REKRUTMEN PTPS
Penjaringan calon PTPS se- kecamatan Kronjo merupakan tahapan akhir dalam rekrutmen
panitia pengawas pmilihan umum Kecamatan Kronjo yang berdasarkan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
PTPS juga merupakan ujung tombak terdepan dalam proses pengawasan pada pelaksanaan
pilkada serentak di Indonesia tanpa terkecuali di Kecamatan Kronjo khususnya dan umum
nya se Kabupaten Tangerang. Kemudian dalam proses penjaringan PTPS se-kecamatan
kronjo tentunya harus berdasarkan pada azaaz-azaz penyelenggraan yang mandiri, transfaran, adil,
kepastian hukum, tertib, kepentingan umum, keterbukaan, proporsional, akuntabilitas, efesien, dan
efektifitas, sehingga akan terpilih calon PTPS yang benar-benar bisa memikul tanggung jawab
pengawasan di tingkat paling bawah.
Secara umum, proses penjaringan PTPS merupakan tanggung jawab panitia pengawas di tingkat
kecamatan, namun dalam proses pelaksanaannya diberikan kepada panitia pengawas ditingkat
kecamatan melalui panitia pengawas lapangan (PPL), kemudian untuk melaksanakan kewajiban
penjaringan dan penetapan calon PTPS di wilayah kecamatan kronjo, maka panwaslu kecamatan
kronjo telah melaksanakan proses penjaringan PTPS yang disesuaikan dengan tahapan penjaringan.
Adapun Tahapan nya sebagai berikut :
a. Pembentukan Pokja ditingkat Kecamatan
b. Penyebaran Pengumuman Pendaftaran dan penerimaan berkas calon PTPS
c. Pemeriksaan berkas dan Pengumuman lulus adaministrasi calon PTPS
d. Pelaksanaan Tes wawancara calon PTPS
e. Pengumuman dan Penetapan calon PTPS
Mengingat waktu yang sangat singkat, setelah melalui proses penjaringan dari tanggal 03 januari
sampai dengan tanggal 23 Januari 2017, akhirnya terbentuk PTPS se-Kecamatan Kronjo dengan
jumlah 122 orang PTPS. Selanjutnya, panwascam se kabupaten tangerang menetapkan calon PTPS
yang dinyatakan lulus menjadi PTPS di wilayah kerjanya masing-masing. Adapun daftar nama-nama
PTPS se kecamatan kronjo sebagaimana dalam lampiran.

JUMLAH REKAPITULASI PTPS SE-KECAMATAN KRONJO

NO NAMA DESA JUMLAH PTPS KETERANGAN


1 Bakung 15 Terlampir
2 Blukbuk 10 Terlampir
3 Cirumpak 8 Terlampir
4 Kronjo 17 Terlampir
5 Muncung 13 Terlampir
6 Pagedangan Ilir 15 Terlampir
7 Pagedangan Udik 12 Terlampir
8 Pagenjahan 11 Terlampir
9 Pasilian 15 Terlampir
10 Pasir 6 Terlampir

B. PELAKSANAAN KEGIATAN DIVISI SDM PANWAS


Dari beberapa tahapan yang sudah dilaksanakan oleh panwaslu kecamatan kronjo pada pilgub
2017, khususnya Koordiv. SDM dan organisasi telah melaksanakan tahapan kegiatan sebagai
berikut :

1. Rekrutmen PPL se- Kecamtan Kronjo


2. Pelantikan dan Bimtek PPL di tingkat kecamatan
3. Rekrutmen PTPS se-Kecamatan Kronjo

BAB IV

ANGGARAN DIVISI SDM


PANWASLU KECAMATAN KRONJO

Untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
Banten tahun 2017, tentunya tidak lepas dari anggaran yang sudah ditentukan oleh Bawaslu Provinsi
yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing panwaslu kabupaten/Kota. Panwaslu kabupaten
Tangerang khusunya divisi SDM menyesuaikan anggarannya sesuai dengan beberapa tahapan,
diantara nya :
1. Rekrutmen PPL se- Kecamatan Kronjo
Anggaran Tahapan Rekrutmen PPL se-Kecamatan Kronjo sebesar Rp. 1.100.000,- yang dilaksanakan
mulai tanggal 18agustus 2016 sampai 23 agustus 2016.
2. Pelantikan dan Bimtek PPL di tingkat kecamatan
Anggaran berikutnya adalah pelantikan dan Bimtek PPL yang disesuaikan dengan anggaran
kecamtan sebesar Rp.13.310.000,- yang dilakukan di masing-masing kecamtan secara serentak.
3. Rekrutmen PTPS se-Kecamatan Kronjo
Selanjutnya anggaran rekrutmen tahap akhir yaitu rekrutmen PTPS sebesar Rp. 131.000.000,- yang
dilaksanakan secara serentak pada tanggl 03 Januari sampai 23 Januari 2017.

BAB V
PENUTUP

Akhirnya penyusunan dan penyampaian laporan akhir Div. SDM dan Organisasi Panwaslu
Kecamatan Kronjodalam proses melaksanakan tahapan-tahapan mulai dari penjaringan, pendaftaran
sampai dengan pelantikan PPL dan PTPS, dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya.
Berbagai kendala yang dihadapi dalam proses ini ternyata dapat terpecahkan dan menjadi
pengalaman berharga bagi Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan Kronjo dalam
malaksanakan tugas-tugas lain dimasa yang akan datang, karena Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan Kronjo menyadari bahwa apa yang telah dilakukan jauh dari harapan sempurna sehingga
masih harus terus belajar dan menempa diri dalam menghadapi berbagai permasalahan dalam
menjalankan tugas kepengawasan.
Demikian laporan akhir pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh kordiv.SDM dan Organisasi
Panwaslu Kecamatan Kronjo ini dibuat, ada kurang dan lebihnya mohon ma’af yang sebesar-
besarnya, kami mengharap saran perbaikan demi kemajuan Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan
Kronjo dalam menjalankan tugas-tugas kepengawasan berikutnya.

1. KESIMPULAN
Pada akhirnya semua tahapan dalam pelaksanaan Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur
Banten Tahun 2017 di Kecamatan Kronjo dapat terlaksana dengan baik dan dapat menghasilkan
kinerja yang mudah-mudahan dapat dievaluasi dengan obyektif sehingga di periode berikutnya
semua panwas dijajaran masing –masing mampu mengemban tugas pengawasan diwilayah kerja
masing-masing dengan sebaik-baiknya.

2. SARAN DAN REKOMENDASI

Panwaslu Kecamatan, adalah panitia pengawas yang masih bersifat ad-hoc, sehingga
keberadaannya masih bersifat kurang stabil. PPL dan PTPS adalah Panitia pengawas ujung tombak
yang keberadaannya sangat dibutuhkan dalam peran pengawasan ditingkat paling bawah.
Dengan demikian sudah selayaknya dalam melaksanakan tahapan-tahapan
seperti pembentukan PPL dan PTPS harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Harus ada sosialisasi tentang kepemiluan terhadap wilayah-wilayah yang masih kurang dalam
pemahaman pemilu khususnya dalam bidang pengawasan pemilu sehingga animo masyarakat untuk
ikut berpartisipasi menjadi pengawas akan lebih baik.

Kronjo 8 Mei 2017


PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
KECAMATAN KRONJO
KABUPATEN TANGERANG

Ketua Koordiv.
Panwaslu Kecamatan Kronjo SDM dan Organisasi

H. SUKMAJA MK. ULUMUDIN

LAMPIRAN 1 : Database PTPS se-Kecamatan Kronjo


LAMPIRAN 2 : Dokumentasi kegitan-kegiatan
LAMPIRAN 3 : SK Kesekretariatan Panwascam
LAMPIRAN 4 : SK PPL se-Kecamatan Kronjo
LAMPIRAN 5 : SK PTPS se-Kronjo

Anda mungkin juga menyukai