PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemilihan Umum merupakan mekanisme terpenting untuk memfasilitasi kompetisi politik secara
damai dan tertib dalam rangka menghasilkan pemerintahan yang memiliki legitimasi. Hal ini karena
pemilu merupakan instrumen politik paling spesifik yang dapat dibentuk dan dimodifikasi untuk
mencapai tujuan tersebut. Dengan kata lain, pemilu dapat direncanakan sedemikian rupa untuk mencapai
tujuan tertentu, sehingga dapat memberikan ganjaran (reward) bagi tipe tindakan-tindakan tertentu dan
mengekang tindakan-tindakan lainnya.
Lahirnya pilkada langsung membuat masyarakat mengalami pro dan kontra, banyak masyarakat
yang menyambut baik pilkada dengan alasan kebebasan memilih seorang pemimpin (Gubernur) dengan
hati nurani, disisi lain banyak masyarakat yang kurang begitu menyambut pilkada langsung, dengan
alasan bahwa pilkada hanya ceremony panggung sandiwara atau seperti hiburan saja, Bahkan yang lebih
miris lagi banyak masyarakat yang acuh dalam menyambut pilkada,
Pengawasan dan pemantauan pemilu merupakan satu bagian dari upaya kontrol terhadap proses
penyelenggaraan pemilu. Keduanya merupakan satu fungsi yang sama sebagai upaya mengawal
penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil, Namun perbedaan itu lahir akibat pelembagaan yang
mengupayakan kontrol terhadap penyelenggara pemilu. Pelembagaan fungsi kontrol ini muncul akibat
maraknya bentuk pelanggaran dan kecurangan dalam Pemilu, yakni manipulasi penghitungan suara oleh
petugas pemilu. Atas persoalan itu, perundang-undangan pemilu melahirkan lembaga pengawas pemilu
yang sekarang dikenal sebagai Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di tingkat pusat. Panwaskab Untuk
tingkat Kabupaten, Panwascam untuk tingkat Kecamatan dan PPL ( Petugas Pengawas Pemilu) Untuk
Tingkat Desa/Kelurahan Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) di Tempat pelaksanaan
pemungutan suara.
Sejak saat itu, fungsi kontrol diperankan oleh Pengawas Pemilu, yang oleh undang-undang
diberikan tugas mengawasi segala hal terkait proses pemilu. Fungsi kontrol juga tetap diperankan oleh
warga negara melalui apa yang disebut Petugas Pengawas Tempat Pemungutan Suara . Mengingat hal itu,
penting kiranya melihat upaya Pengawas Pemilu Lapangan di tingkat TPS dalam mengawasi dan juga
mendorong partisipasi masyarakat.
Beban pengawasan dan upaya mendorong partisipasi masyarakat memang diletakkan pada
Pengawas Pemilu Hal ini disebabkan oleh beberapa factor Kepengawasan telah diberikan mandat undang-
undang untuk menjalankan fungsi pengawasan Kepada Panwas juga telah dibekali struktur kelembagaan
yang kuat, bahkan hingga tingkat paling bawah. Begitu juga dengan anggaran pengawasan, diberikan
negara untuk mengontrol secara berkala.Artinya, beban kontrol terhadap penyelenggaraan pemilu lebih
besar diberikan kepada Kepengawasan Pemilu. Tantangan penyelenggaraan pemilu kedepan semakin
kompleks, yakni kecenderungan hadirnya beragam pelanggaran. Pelanggaran pemilu tidak hanya
mengganggu kerja penyelenggara, tetapi juga hak politik warga negara. Pelanggaran berupa manipulasi
suara pemilih seakan-akan tidak bisa dihindarkan. Ini dibuktikan dari maraknya Pelanggaran sistematis-
terstruktur dan masif disetiap pelaksanaan pemilu maupun pemilihan kepala daerah. Bentuk pelanggaran
tersebut secara nyata telah mengkhianati Kedaulatan rakyat, mengkhianati suara pemilih dengan
menjadikan suara pemilih menjadi tidak berarti.
B. TUJUAN BIMTEK PTPS
Dari latar belakang diatas , maka sebagai lembaga pengawas memiliki maksud dan tujuan yang
dicapai dari hasil proses tahapan-tahapan baik yang sudah dilaksanakan maupun yang belum
dilaksanakan. Adapun maksud dan tujuannya adalah sebagai berikut:
Waktu Pelaksanaan pelaksanaan kegiatan Bintek Petugas Pengawas Tempat Pemungutan Suara
Desa/Kelurahan Kec. Silaen Pada :
B. Peserta Kegiatan
Kegiatan ini diikuti oleh 32 Peserta, yang terdiri dari bebarapa unsur sebagai berikut :
C. Susunan Kepanitiaan
NO NAMA JABATAN
1 SUDUNG NAIBAHO KETUA
A. Saran
Diharapkan untuk jadwal kegiatan Rapat kerja dan Bintek dengan Pengawas Tempat Pemungutan
suara di Kecamatan silaen dalam rangka tugas dan tanggung jawab kepengawasan pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur ditingkat selanjutnya dapat diperbanyak agar dapat menambah wawasan bagi para
anggota PTPS untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab karena hanya dalam satu kali kegiatan
Bintek belum memberikan hasil dan kontribusi yang oftimal dalam melaksanakan tugas pengawasan di
Tempat Pemungutan suara.
B. Kesimpulan
Pada akhirnya semua tahapan dalam kegiatan Bintek Pengawas Tempat Pemungutan suara (PTPS)
dipengawasan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur sumatera utara tahun 2018 dapat terlaksana
dengan baik dan diharapkan dapat melaksanakan tugas di pengawasan pemilu Gubernur dan wakil
gubernur sehingga semua anggota Pengawas Pemungutan Suara PTPS mampu mengemban tugas
pengawasan diwilayah kerja masing-masing dengan sebaik-baiknya.
C. Penutup
Demikian laporan kegiatan bintek Pengawas Tempat Pemungutan suara Desa Kec. Silaen tentang
tugas dan tanggung jawab Anggota di pengawasan Pileg dan Pilpres Tahun 2019 semoga kegiatan ini
memberikan dampak yang positif bagi pemahaman dan tanggung jawab anggota PPL dalam
melaksanakan tugas dan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan jalan yang termudah dan
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan kedepannya dan senantiasa memberkati kita semua.