Anda di halaman 1dari 56

Modul Panwaslu Kelurahan/Desa

PEMILU 2019
Modul Panwaslu Kelurahan/Desa
PEMILU 2019

Pengarah :

Penanggung Jawab :

Pengarah Teknis

Tim Penyusun :

Editor :

Ilustrasi dan Layout :

Diterbitkan dan Didistribusikan oleh :


BAGIAN SDM DAN TATA USAHA PIMPINAN, 
BIRO ADMINISTRASI SEKRETARIAT JENDERAL BAWASLU

GEDUNG BAWASLU LT 3
Jl. MH. Thamrin Nomor 14, Jakarta Pusat 13510
Telp: 021-3905886/3907911
http://www.bawaslu.go.id

ii
Photo
SAMBUTAN
KETUA BAWASLU

Pelaksanaan Pemilu Tahun 2019 memiliki tantangan yang jauh lebih besar bila
dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Pemilu 2019 secara teknis, akan
diselenggarakan pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD secara bersamaan dengan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Pemilu bersamaan ini secara teknis tentu jauh
lebih berat bila dibandingkan pemilu yang diselenggarakan secara terpisah. Tantangan
pemilu bersamaan ini, tidak saja bagi penyelenggara Pemilu di tingkat nasional tetapi
juga bagi penyelenggara Pemilu di daerah. Panwaslu Kelurahan/Desa yang menjadi
bagian dari penyelenggara Pemilu di tingkat Kelurahan/Desa juga menghadapi
tantangan yang tidak ringan.

Panwaslu Kelurahan/desa tidak saja berfungsi melakukan pengawasan tetapi


juga melakukan fungsi supervisi terhadap pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
Pengawas TPS. Panwaslu Kelurahan/Desa dengan kapasitas kelembagaannya dituntut
untuk melakukan peranan-peranan strategis baik dalam konteks pencegahan maupun
penindakan. Proses-proses pemilu akan ramai terselenggarakan di tingkat kelurahan/
desa mulai dari proses verifikasi syarat pencalonan, pelaksanaan pemutakhiran data
pemilih, pelaksanaan kampanye, distribusi logistik serta pelaksanaan pemungutan dan
penghitungan suara. Proses-proses tersebut kerap menuai persoalan yang dapat meng-
hambat terselenggaranya pemilu yang demokratis.

Salah satu bagian dari upaya Bawaslu memperkuat peranan Panwaslu Kelurahan/Desa
adalah dengan mendorong dilakukan bimbingan teknis secara reguler. Upaya-upa-
ya penguatan secara berjenjang tersebut perlu dilakukan sehingga pemilu 2019 dapat
dihadapi secara baik sehingga harapan agar pemilu berlangsung secara demokratis
dapat terpenuhi. Modul bagi Panwaslu Kelurahan/Desa ini disiapkan untuk
menyambut kehadiran Panwaslu kelurahan/Desa. Tentu secara materi masih sangat se-
derhana tetapi akan dilengkapi dengan modul-modul lainnya yang dapat menunjang
pelaksanaan tugas panwaslu kelurahan/desa. Semoga modul ini bermanfaat.

Ketua Bawaslu

Abhan

iii
Kata Pengantar

Belajar dari pemilu-pemilu sebelumnya, maka tidak ada pilihan lain selain Bawaslu
harus melakukan upaya-upaya strategis untuk dapat memperkuat peranan
Panwaslu yang bersifat ad hoc, termasuk terhadap Panwaslu Kelurahan/Desa. Upaya
tersebut dilakukan dengan menyiapkan perangkat pengetahuan serta keterampilan bagi
mereka dalam melaksanan tugasnya dalam mengawasi pelaksanaan Pemilu.

Modul ini disusun untuk menyambut kehadiran Panwaslu kelurahan/Desa, setelah


diambil sumpah dalam pelantikan, dapat dilanjutkan dengan pembekalan berupa
pengenalan terhadap dunia pengawas Pemilu. Modul ini disusun untuk mengenalkan
secara singkat bagi proses-proses pemilu berlangsung serta aspek-aspek penting
pengawasannya. Modul ini terdiri dari beberapa bagian yaitu kepemiluan yaitu terkait
dengan bagimana pemilu dilaksanakan, tugas dan fungsi Panwaslu Kelurahan/Desa serta
aspek-aspek penting dalam pengawasan pemilu.

Modul ini diharapkan dapat membuka cakrawala Pengawasan Pemilu. Yang selanjutnya
Panwaslu Kelurahan/Desa dapat secara mandiri atau secara bersama-sama melalui
upaya yang dilakukan oleh Pengawas Pemilu secara berjenjang untuk meningkatkan
pengetahuan tentang pemilu khususnya dari aspek pengawasan Pemilu. Penyampaian
materi pembelajaran dalam modul ini dilakukan secara umum melalui ceramah singkat
dan tanya jawab dengan batasan-batasan waktu yang ditentukan. Hal ini mengingat
posisi modul ini sebagai “Pengantar” bagi modul-modul lainnya yang disiapkan oleh
Bawaslu dengan isu dan topik-topik secara khusus.

Terima kasih kami sampaikan kepada para pihak yang telah ikut membantu
merealisasikan modul ini. Tentu modul ini, masih banyak kekurangan sehingga kami
terbuka terhadap kritik dan masukan sehingga kami dapat melakukan penyempurnaan
isi modul.

Tim Penyusun

iv
Daftar Isi

Sambutan Ketua Bawaslu


Pengantar
Materi Modul I
“Pemilu Dan Penyelenggara Pemilu” ......................................................................... 1
A. Perbedaan Pemilu 2014 dengan Pemilu 2019 ....................................................... 2
B. Tahapan Pemilu 2019 ............................................................................................ 2
C. Penyelenggara Pemilu ...........................…............................................................. 5
5
Materi Modul II
“Panwaslu Kelurahan/Desa”.......................................................................................
A. Tugas dan Wewenang Panwaslu Kelurahan/Desa ................................................. 14
B. Perbedaan Panwaslu Kelurahan/Desa dengan PPS ............................................... 15

Materi Modul III


“Pengawasan Pemilu”................................................................................................. 19
A. Definisi-definisi ..................................................................................................... 20
B. Ruang Lingkup Pengawasan Panwaslu Kelurahan/Desa ....................................... 21
C. Bagaimana melakukan pengawasan? ................................................................... 22

Materi Modul IV
Bagaimana Mengawasi Pemutakhiran Data Pemilih? ............................................... 25
A. Hak Memilih ......................................................................................................... 26
B. Proses Pemutakhiran Data Pemilih ...................................................................... 26
C. Fokus Pengawasan ................................................................................................ 28

Materi Modul V
Bagaimana Mengawasi Kampanye?........................................................................... 31
A. Definisi Kampanye ................................................................................................ 32
B. Pelaksana Kampanye Pemilu ................................................................................ 32
C. Materi dan Metode Kampanye ............................................................................ 34
D. Larangan dalam Kampanye ................................................................................... 35
E. Teknis pengawasan ...............................................................................................

Materi Modul VI
“Pengawasan Pemungutan Dan Penghitungan Suara?”............................................. 38
A. Siapakah yang menyelenggarakan Pemungutan Suara?....................................... 39
B. Apa Perbedaan KPPS dengan Pengawas TPS? ...................................................... 39
C. Bagaimana mengawasi penghitungan suara? ...................................................... 40

Materi Modul VII


“Fasilitasi Pelaksanaan Tugas Panwaslu Kelurahan/Desa”......................................... 45
A. Besaran dan mekanisme pembayaran honor .......................................................
B. Fasilitasi lainnya dalam pelaksanaan tugas ..........................................................

v
vi
MODUL I

MODUL I
(waktu: 30 menit)

“PEMILU DAN PENYELENGGARA PEMILU”

Tujuan Instruksional Umum:


Dengan mempelajari modul ini diharapkan peserta memahami gambaran singkat Pemilu
2019 dan Penyelenggara Pemilu

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mempelajari Modul ini, Peserta dapat mengetahui:
a. Perbedaan Pemilu 2014 dengan Pemilu 2019 dari sisi teknis penyelenggaraan, dan
peserta pemilu
b. Struktur Bawaslu

Pokok Bahasan:
a. Pemilihan Umum Tahun 2019
b. Penyelenggara Pemilu

Metode dan Alat Peraga:


a. Metode Ceramah dan Tanya Jawab
b. Alat yang digunakan Infocus, Laptop, Spidol dan kertas

“PEMILU DAN PENYELENGGARA PEMILU” 1


MODUL I

MODUL 1

RINGKASAN URAIAN
“PEMILU DAN PENYELENGGARA PEMILU”

A. Perbedaan Pemilu 2014 dengan Pemilu 2019


Pemilu merupakan instrument mewujudkan kedaulatan rakyat yang bermaksud
membentuk pemerintahan yang absah serta sarana mengartikulasikan aspirasi dan
kepentingan rakyat1. Melalui Pemilu akan terbentuk pemerintahan sesuai dengan
pilihan rakyat. Pemilu memiliki fungsi vertical dan horizontal. Secara vertical adalah
antara rakyat dengan pemerintah dan sebaliknya. Sedangkan secara horizontal
adalah antara kelompok dan individu yang ada dalam masyarakat2.
Penyelenggaraan Pemilu 2014 bila dibandingkan dengan Pemilu 2019, memiliki
beberapa perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut penting diketahui sehingga
dapat dipahami teknis tata kelolanya. Diantara perbedaannya adalah:
• Dasar hukum
Pemilu tahun 2014 diatur dalam Undang-Undang (UU) yaitu, UU 15 Tahun 2011
tentang Penyelenggara Pemilu, UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota
DPR, DPD dan DPRD serta UU 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden.
Sedangkan Pemilu Tahun 2019, diatur dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum. Dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 diatur tentang ketentuan
Penyelenggara Pemilu, penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD
serta penyelenggara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
• Peserta Pemilu
Peserta Pemilu untuk Pemilu Anggota DPR dan DPRD adalah Partai Politik.
Peserta Pemilu Tahun 2014 adalah Partai Nasdem, PKB, PKS, PDIP, Partai Golkar,
Partai Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PPP, Partai Hanura, PBB dan PKPI serta
beberapa partai politik lokal Aceh. Sedangkan Pemilu tahun 2019 diikuti oleh
PKB, Gerindra, PDIP, Golkar, Nasdem, Garuda, Berkarya, PKS, Perindo, PPP, PSI,
PAN, Hanura, dan Demokrat dan PBB.
Peserta Pemilu untuk Anggota DPD adalah perseorangan. Jumlah anggota DPD
untuk masing-masing provinsi sebagaiman telah ditetapkan di dalam UU 7
Tahun 2017. Sedangkan Peserta Pemilu untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik peserta Pemilu atau
gabungan partai politik.

1
Ibnu Tricahyo, Reformasi Pemilu Menuju Pemisahan Pemilu nasional dan Lokal, (Malang: In Trans Publising, 2009)
2
Luky Sandra DKK, “Evaluasi Pemilu Legislatif 2014” Pustaka Pelajar, 2016

2 “PEMILU DAN PENYELENGGARA PEMILU”


MODUL I

• Jumlah Kursi
Dari sisi kursi, terdapat perbedaan jumlah kursi dalam pemilu tersebut.
Perbedaannya sebagaimana terlihat dalam tabel dibawah ini:
No Jumlah Anggota Pemilu 2014 2019
Anggota DPR 560 575
Anggota DPRD Provinsi 35 - 100 35 - 120
Anggota DPRD Kab/Kota 20 - 50 20 - 55
Anggota DPD 4 (setiap provinsi) 4 (setiap provinsi)

• Sistem Pemilu
Sistem Pemilu 2014 tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan Pemilu
2019. Untuk sistem Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD masih menggunakan
sistem proporsional terbuka, dimana calon terpilih ditentukan berdasarkan
perolehan suara terbanyak.
Pemilu anggota DPD masih tetap menggunakan sistem distrik berwakil banyak
dalam arti setiap daerah/distrik pemilihan diwakili oleh 4 (empat) orang anggota
DPD yang dipilih berdasarkan suara terbanyak.
Sedangkan pemilu Presiden dan Wakil Presiden terpilih ditentukan berdasarkan
perolehan suara terbanyak dan memenuhi syarat persebaran.

“PEMILU DAN PENYELENGGARA PEMILU” 3


MODUL I

Namun demikian, penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden


dilakukan secara serentak dengan Pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD,
sehingga konsekuensinya syarat dukungan untuk pencalonan presiden dan wakil
presiden dilakukan berdasarkan hasil Pemilu 2014 yang lalu. Dengan ketentuan
pencalonannya adalah Partai Politik atau Gabungan Partai Politik Peserta
Pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% (dua
puluh persen) dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% (dua puluh lima
persen) dari suara sah secara nasional pada Pemilu anggota DPR sebelumnya.

• Teknis Penyelenggaraan
Penyelenggaraan Pemilu 2014, antara Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD
dilakukan secara terpisah dengan Pemilu presiden dan Wakil Presiden. Pemilu
anggota DPR, DPD dan DPRD dilakukan terlebih dahulu, dan kemudian
dilanjutkan dengan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Dengan penyelenggaraan
yang terpisah maka tersedia 4 (empat) Kotak Suara untuk Pemilu anggota DPR,
DPD dan DPRD yaitu kotak suara DPR, kotak suara untuk calon anggota DPD,
kotak suara DPRD Provinsi dan kotak suara DPRD Kab/Kota. Sedangkan untuk
Pemilu presiden dan wakil presiden tersedia 1 (satu) Kotak Suara
Sedangkan Pemilu tahun 2019, antara Pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD
serta Pemilu presiden dan Wakil Presien dilakukan secara bersamaan (pada hari/
tanggal pemungutan suara yang sama). Sehingga jumlah kotak suara yang akan
tersedia di TPS sebanyak 5 (lima) Kotak Suara yaitu Kotak Suara DPR, Kotak Suara
DPD, Kotak Suara DPRD Provinsi, Kotak Suara DPRD Kab/Kota dan Kotak Suara
Presiden dan Wakil Presiden.

B. Tahapan Pemilu 2019


Pemilu 2019 dilakukan secara bersamaan antara Pemilu calon anggota DPR, DPD dan
DPRD serta Presiden dan Wakil Presiden. Maka tahapan Penyelenggaraan Pemilu
2019 meliputi:
1) perencanaan program dan anggaran serta penyusunan peraturan pelaksanaan
Penyelenggaraan Pemilu;
2) pemutakhiran data Pemilih dan penyusunan daftar Pemilih;
3) pendaftaran dan verifikasi Peserta Pemilu;
4) penetapan Peserta Pemilu;
5) penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan;
6) pencalonan Presiden dan Wakil Presiden serta anggota DPR, DPD, DPRD provinsi,
dan DPRD kabupaten/kota;
7) masa Kampanye Pemilu;
8) Masa Tenang;

4 “PEMILU DAN PENYELENGGARA PEMILU”


MODUL I

9) pemungutan dan penghitungan suara;


10) penetapan hasil Pemilu; dan
11) pengucapan sumpah/janji Presiden dan Wakil Presiden serta anggota DPR, DPD,
DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.

C. Penyelenggara Pemilu
Penyelenggara Pemilu terdiri dari 3 (tiga) lembaga yaitu Komisi Pemilihan Umum
(KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dan Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilu (DKPP). Ketiga lembaga tersebut memiliki tugas dan fungsi
serta organisasi kelembagaan yang berbeda.

“PEMILU DAN PENYELENGGARA PEMILU” 5


MODUL I

1. Komisi Pemilihan Umum (KPU)


Secara umum, KPU berfungsi menyelenggarakan teknis pemilihan umum. KPU
didukung oleh sekretariat yang memiliki karakteristik. Struktur kelembagaan KPU
sebagaimana tabel dibawah ini:
Tabel 01: Kelembagaan KPU

Jumlah
No Jenjang Lembaga Sifat lembaga
Anggota
1 Pusat KPU 7 Tetap
2 Provinsi KPU Prov/KIP Aceh 5 /7 Tetap
3 Kab/Kota KPU Kab/Kota/KIP Kab/Kota 3/5 Tetap
4 Kecamatan PPK 3 Ad hoc
5 Desa/Kel PPS 3 Ad hoc
6 TPS KPPS 7/ Ad hoc
7 Luar Negeri PPLN 3/7 Ad hoc
8 TPS LN KPPS LN 3/7 Ad hoc

2. Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu)


Secara umum, Bawaslu memiliki tugas dan kewenangan melakukan pengawasan,
menyelesaikan sengketa, menyelesaikan pelanggaran administrasi Pemilu.

Tabel 02: Kelembagaan Bawaslu3

Jumlah
No Jenjang Lembaga Sifat lembaga
anggota
1 Pusat Bawaslu 5 Tetap
2 Provinsi Bawaslu Prov/Panwaslih Provinsi 5/7 Tetap
Aceh
3 Kab/Kota Bawaslu Kab/Kota 3/5 Tetap
4 Kecamatan Panwaslu Kecamatan 3 Ad hoc
5 Desa/Kel Panwaslu Kel/Desa 1 Ad hoc
6 TPS Pengawas TPS 1 Ad hoc
7 Luar Negeri Panwaslu LN 3 Ad hoc

UU 7 Tahun 2017
3

6 “PEMILU DAN PENYELENGGARA PEMILU”


MODUL I

Berdasarkan struktur kelembagaan yang demikian serta dengan fungsi sesuai


dengan tingkatannya maka dapat digambarkan secara singkat fungsi masing-
masing jenjang sebagaimana tabel dibawah ini:
Tata Kerja dan Pola Hubungan4

No. Nama Wilayah Fungsi


• Pembentuk peraturan dan pedoman
teknis
• Fungsi pengawasan dan penindakan
1 Bawaslu Nasional serta penyelesaian sengketa
• Pembinaan
• Supervise

• Fungsi pengawasan dan penindakan


serta penyelesaian sengketa
• Pembinaan Bawaslu Kab/Kota
• Koordinasi pelaksanaan funsi pen-
Bawaslu Provinsi/ gawasan oleh Bawaslu Kab/Kota di
2 Panwaslih Provinsi Porvinsi wilayah provinsi
Aceh • Supervisi pelaksanaan pengawasan
Bawaslu Kab/Kota
• Koordinasi antar Bawaslu provinsi
melalui Bawaslu
• Pelaporan ke Bawaslu
• Fungsi pengawasan dan penindakan
serta penyelesaian sengketa
• Pembinaan Panwaslu Kecamatan
• Supervisi pelaksanaan pengawasan
3 Bawaslu Kab/Kota Kab/kota Panwaslu Kecamatan
• Koordinasi antar Bawaslu Kab/Kota
melalui Bawaslu Provinsi
• Pelaporan ke Bawaslu/Bawaslu
Provinsi
• Fungsi pengawasan
• Pembinaan Panwaslu Kel/Desa
• Supervisi pelaksanaan pengawasan
Panwaslu
4 Kecamatan Kel/Desa
Kecamatan
• Koordinasi antar Panwaslu Kecamatan
melalui Bawaslu Kab/Kota
• Pelaporan ke Bawaslu Kab/Kota

4
Perbawaslu SOTK

“PEMILU DAN PENYELENGGARA PEMILU” 7


MODUL I

No. Nama Wilayah Fungsi


• Fungsi Pengawasan
• Supervisi terhadap Pengawas TPS
5 Panwaslu Kel/Desa Desa/kel • Koordinasi antar Panwaslu Kelurahan/
Desa melalui Panwaslu Kecamatan
• Pelaporan ke Panwaslu Kecamatan
• Fungsi pengawasan
• Konsultasi kepada Panwaslu Kelurah-
6 Pengawas TPS TPS an/Desa
• Pelaporan ke Panwaslu Kecamatan
melalui Panwaslu Kelurahan/Desa

3. Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)5


Merupakan lembaga yang bertugas menangani pelanggaran kode etik
Penyelenggara Pemilu.
Kode Etik Penyelenggara Pemilu adalah suatu kesatuan asas moral, etika,
dan filosofi yang menjadi pedoman perilaku bagi Penyelenggara Pemilu berupa
kewajiban atau larangan, tindakan dan/atau ucapan yang patut atau tidak
patut dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu.
Kode Etik bersifat mengikat serta wajib dipatuhi oleh:
a. anggota KPU, anggota KPU Provinsi atau KIP Aceh, anggota KPU
Kabupaten/Kota atau KIP Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, PPLN, dan
KPPSLN serta Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota,
Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Kelurahan/Desa, Pengawas Pemilu
Luar Negeri, dan Pengawas TPS;
b. Jajaran sekretariat KPU dan Bawaslu.

Untuk menjaga integritas dan profesionalitas, Penyelenggara Pemilu wajib


menerapkan prinsip Penyelenggara Pemilu.

Integritas penyelenggara pemilu berpedoman pada prinsip:


a. jujur maknanya dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara Pemilu
didasari niat untuk semata-mata terselenggaranya Pemilu sesuai dengan
ketentuan yang berlaku tanpa adanya kepentingan pribadi, kelompok, atau
golongan;

Peraturan DKPP nomor 2 Tahun 2017 Tentang Kode Etik Dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilihan
5

Umum

8 “PEMILU DAN PENYELENGGARA PEMILU”


MODUL I

b. mandiri maknanya dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara Pemilu


bebas atau menolak campur tangan dan pengaruh siapapun yang
mempunyai kepentingan atas perbuatan, tindakan, keputusan dan/atau
putusan yang diambil;
c. adil maknanya dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara Pemilu
menempatkan segala sesuatu sesuai hak dan kewajibannya;
d. akuntabel bermakna dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara Pemilu
melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Profesionalitas Penyelenggara Pemilu berpedoman pada prinsip:


a. berkepastian hukum maknanya dalam penyelenggaraan Pemilu,
Penyelenggara Pemilu melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. aksesibilitas bermakna kemudahan yang disediakan Penyelenggara Pemilu
bagi penyandang disabilitas guna mewujudkan kesamaan kesempatan;
c. tertib maknanya dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara Pemilu
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, keteraturan, keserasian, dan keseimbangan;
d. terbuka maknanya dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara Pemilu
memberikan akses informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat sesuai
kaedah keterbukaan informasi publik;
e. proporsional maknanya dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara
Pemilu menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan
umum untuk mewujudkan keadilan;
f. profesional maknanya dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara
Pemilu memahami tugas, wewenang dan kewajiban dengan didukung
keahlian atas dasar pengetahuan, keterampilan, dan wawasan luas;
g. efektif bermakna dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara Pemilu
penyelenggaraan Pemilu dilaksanakan sesuai rencana tahapan dengan
tepat waktu;
h. efisien bermakna dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara Pemilu
memanfaatkan sumberdaya, sarana, dan prasarana dalam penyelenggaraan
Pemilu sesuai prosedur dan tepat sasaran;
i. kepentingan umum bermakna dalam penyelenggaraan Pemilu,
Penyelenggara Pemilu mendahulukan kepentingan umum dengan cara yang
aspiratif, akomodatif, dan selektif.

“PEMILU DAN PENYELENGGARA PEMILU” 9


MODUL I

Dalam hal Panwaslu Kelurahan/Desa diduga melakukan pelanggaran kode etik,


Bawaslu Kabupaten/Kota akan melakukan verifikasi atas dugaan pelanggaran
kode etik tersebut.
Panwaslu Kelurahan/Desa berhenti antar waktu karena:
a. meninggal dunia;
b. berhalangan tetap sehingga tidak mampu melaksanakan tugas, wewenang,
dan kewajiban; atau
c. diberhentikan dengan tidak hormat.
Anggota Panwaslu Kelurahan/Desa, dan Panwaslu LN diberhentikan dengan
tidak hormat apabila:
a. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Panwaslu Kelurahan/Desa;
b. melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik;
c. tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajiban selama 3 (tiga) bulan secara
berturut-turut tanpa alasan yang sah;
d. dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana Pemilu dan tindak
pidana lainnya; atau
e. tidak menghadiri rapat pleno yang menjadi tugas dan kewajibannya selama
3 (tiga) kali berturut-turut tanpa alasan yang jelas.

10 “PEMILU DAN PENYELENGGARA PEMILU”


MODUL I

“PEMILU DAN PENYELENGGARA PEMILU” 11


MODUL I

12 “PEMILU DAN PENYELENGGARA PEMILU”


MODUL I

“PEMILU DAN PENYELENGGARA PEMILU” 13


MODUL II

MODUL II
(waktu: 30 menit)

“PANWASLU KELURAHAN/DESA”

Perbedaan Panwaslu Kelurahan/Desa dengan PPS

Tujuan Instruksional Umum:


Dengan mempelajari modul ini diharapkan peserta memahami gambaran singkat
tentang Panwaslu Kelurahan/desa dari sisi tugas dan wewenang dalam Pemilu.

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mempelajari Modul ini, Peserta dapat mengetahui:
1. Tugas dan wewenang panwaslu kelurahan/desa
2. Perbedaan Panwaslu kelurahan/desa dengan PPS

Pokok Bahasan:
a. Tugas dan Wewenang Panwaslu Kelurahan/Desa
b. Tugas dan Wewenang PPS c.

Metode dan Alat Peraga:


a. Metode Ceramah dan Tanya Jawab
b. Alat yang digunakan Infocus, Laptop, Spidol dan kertas

14 “Panwaslu Kelurahan/Desa”
MODUL II

MODUL II

Ringkasan Uraian
Panwaslu Kelurahan/Desa

A. Apa itu Panwaslu Kelurahan/Desa?


Panitia Pengawas Pemilu Kelurahan/Desa (Panwaslu Kelurahan/Desa) adalah
petugas untuk mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di kelurahan/desa atau
nama lainnya. Dalam pemilu-pemilu sebelumnya, pengawasan di kelurahan/
desa diawasi oleh Pengawas Pemilu Lapangan (PPL). Dengan diundangkan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum, pengawasan
kelurahan/desa dilakukan oleh Panwaslu Kelurahan/desa. Panwaslu Kelurahan/Desa
dibentuk paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tahapan pertama Penyelenggaraan
Pemilu dimulai dan berakhir paling lambat 2 (dua) bulan setelah seluruh tahapan
Penyelenggaraan Pemilu selesai. Panwaslu yang bersifat ad hoc tersebut dibentuk
dan diangkat serta diberhentikan oleh Panwaslu Kecamatan.
Panwaslu Kel/Desa merupakan bagian dari jajaran Pengawas Pemilu yang dibentuk
oleh Panwaslu Kecamatan yang berjumlah 1 (satu) orang di setiap desa/kelurahan.

B. Apa perbedaan Panwaslu Kelurahan/Desa dengan PPS?


Panitia Pemungutan Suara (PPS) merupakan panitia yang dibentuk oleh KPU
Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu di tingkat kelurahan/desa atau nama
lain.
Panwaslu Kelurahan/Desa dan PPS memiliki tugas, wewenang serta kewajiban yang
berbeda.
Untuk membedakan antara PPS dan PPL, berikut tugas, wewenang dan kewajiban
kedua lembaga tersebut sebagaimana diatur dalam UU 7 Tahun 2017 sebagaimana
tabel dibawah ini:

No. Tugas PPS Tugas Panwaslu Kelurahan/Desa


a. mengumumkan daftar pemilih se- a. mengawasi pelaksanaan tahapan Penye-
mentara; lenggaraan Pemilu di wilayah kelurahan/
desa, yang terdiri atas:
b. menerima masukan dari masyarakat 1. pelaksanaan pemutakhiran data
tentang daftar pemilih sementara pemilih, penetapan daftar pemilih
c. melakukan perbaikan dan meng- sementara, daftar pemilih hasil per-
umumkan hasil perbaikan daftar baikan, dan daftar pemilih tetap;
pemilih sementara; 2. pelaksanaan kampanye;
3. pendistribusian logistik Pemilu;

“Panwaslu Kelurahan/Desa” 15
MODUL II

No. Tugas PPS Tugas Panwaslu Kelurahan/Desa


d. mengumumkan daftar pemilih tetap 4. pelaksanaan pemungutan suara dan
dan melaporkan kepada KPU Kabu- proses penghitungan suara di setiap
paten/ Kota melalui PPK; TPS;
5. pengumuman hasil penghihrngan
e. melaksanakan semua tahapan
suara di setiap TPS;
penyelenggaraan Pemilu di tingkat
kelurahan/desa yang telah ditetap- 6. pengumuman hasil penghitungan
suara dari TPS yang; ditempelkan di
kan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU
sekretariat PPSI;
Kabupaten/Kota, dan PPK;
7. pergerakan surat suara, berita acara
f. mengumpulkan hasil penghihrngan penghitungan suara, dan sertifikat
suara dari seluruh TPS di wilayah hasil penghitungan suara dari TPS
kerjanya; sampai ke PPK;
g. menyampaikan hasil penghitungan 8. pergerakan surat tabulasi pengbitun-
suara seluruh TPS kepada PPK; gan suara dari tingkatTPS dan PPK;
dan
h. melakukan evaluasi dan membuat 9. pelaksanaan penghitungan dan pe-
laporan setiap tahapan Penyeleng- mungu.tan suara ulang, Pemilu lanju-
garaan Pemilu di wilayah kerjanya; tan, dan Pemilu susulan;
i. melaksanakan sosialisasi Penyeleng- b. mencegah terjadinya praktik politik uang
garaan Pemilu dan/atau yang ber- di wilayah kelurahan/desa;
kaitan dengan hrgas dan wewenang c. mengawasi netralitas semua pihak
PPS kepada masyarakat; yang dilarang ikut serta dalam kegiatan
kampanye sebagaimana diatur dalam
j. melaksanakan tugas lain yang diber- Undang-Undang ini di wilayah
ikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU kelurahan/desa;
Kabupaten/kota, dan PPK sesuai d. mengelola, memelihara, dan merawat
dengan ketentrran peraturan perun- arsip berdasarkan jadwal retensi arsip
dang-undangan; dan sesuai dengan ketentuan perahrari pe-
k. melaksanakan tugas lain sesuai rundang-undangan;
dengan ketentuan peraturan perun- e. mengawasi pelaksanaan sosialisasi
dang-undangan Penyelenggaraan Pemilu di wilayah
kelurahan/desa; dan
f. melaksanakan tugas lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
No Wewenang PPS Wewenang Panwaslu Kelurahan/Desa
a. membentuk KPPS; a. menerima dan menyampaikan lapo-
b. mengangkat Pantarlih; ran mengenai dugaat’r pelanggaran
terhadap pelaksanaan peraturan
c. menetapkan hasil perbaikan daftar perundang- undangan yang mengatur
pemilih sementara untuk menjadi mengenai Pemilu kepada Panwaslu
daftar pemilih tetap; Kecamatan;

16 “Panwaslu Kelurahan/Desa”
MODUL II

No Wewenang PPS Wewenang Panwaslu Kelurahan/Desa


d. melaksanakan wewenang lain yang b. membantu meminta bahan keteran-
diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, gan yang dibutuhkan kepada pihak
KPU Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai terkait dan rangka pencegahan dan
dengan ketentuan peraturan perun- penindakan pelanggaran Pemilu; dan
dang-undangan; dan c. melaksanakan wewenang lain sesuai
e. melaksanakan wewenang lain dengan ketentuan peraturan perun-
sesuai dengan ketentuan peraturan dang-undangan
perundang-undangan.

Kewajiban PPS Kewajiban Panwaslu Kelurahan/Desa


a. membantu KPU, KPU Provinsi, KPU a. melakukan pembinaan dan penga-
Kabupaten/Kota, dan PPK dalam wasan terhadap pelaksanaan tugas
melakukan pemutakhiran data pemi- pengawas TPS;
lih, daftar pemilih sementara, daftar b. menyampaikan laporan hasil penga-
pemilih hasil perbaikan, dan daftar wasan kepada Panwaslu, Kecamatan
pemilih tetap; sesuai dengan tahapan Pemilu sccara
b. menjaga dan mengamankan keutu- periodik dan/atau berdasarkan kebu-
han kotak suara setelah penghitun- tuhan ;
gan suara dan setelah kotak suara c. menyampaikan temuan dan laporan
disegel; kepada Panwaslu Kecamatan menge-
c. meneruskan kotak suara dari setiap nai dugaan pelanggaran yang dilaku-
PPS kepada PPK pada hari yang sama kan oleh PPS dan KPPS yang mengaki-
setelah rekapitulasi hasil penghitun- batkan terganggunya penyelenggaraan
gan suara dari setiap TPS; tahapan Pemilu di wilayah kelurahan/
d. menindaklanjuti dengan segera desa; dan
temuan dan laporan yang disam- d. melaksanakan kewajiban lain sesuai
paikan oleh Panwaslu Kelurahan/ dengan ketentuan peraturan perun-
Desa; dang-undangan
e. membantu PPK dalam menyeleng-
garakan Pemilu, kecuali dalam hal
penghitungan suara;
f. melaksanakan kewajiban lain yang
diberikan oleh KPU, KPU Provinsi,
KPU Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai
dengan ketentuan peraturan perun-
dang-undangan; dan
g. melaksanakan kewajiban lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perun-
dang-undangan.

“Panwaslu Kelurahan/Desa” 17
MODUL II

C. Apa yang dimaksud dengan Tugas, Wewenang serta Kewajiban?


Tugas adalah suatu kewajiban yang harus dikerjakan, pekerjaan yang merupakan
tanggung jawab, perintah untuk berbuat atau melakukan sesuatu demi mencapai
suatu tujuan.
Wewenang adalah kemampuan yang diperoleh berdasarkan aturan-aturan
untuk melakukan tindakan tertentu yang dimaksud untuk menimbulkan akibat
tertentu yang mencakup hak dan sekaligus kewajiban1. Hal ini berarti kewajiban
merupakan  suatu keharusan, maka apapun itu jika merupakan “kewajiban”
dilaksanakannya, tidak boleh tidak, apapun alasannya. Dengan demikian, kewajiban
berarti sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.

1
Dr. Lukman Hakim, SH, MH “Filosofi Kewenangan Organ Dan Lembaga Daerah”; Setara Press, Malang
2012

18 “Panwaslu Kelurahan/Desa”
MODUL III

MODUL III
(waktu: 30 menit)

“PENGAWASAN PEMILU”

Tujuan Instruksional Umum:


Dengan mempelajari Modul ini diharapkan peserta memahami gambaran singkat
tentang Pengawasan Pemilu.

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mempelajari Modul ini, Peserta dapat mengetahui:
1. Definisi pengawasan, pelanggaran pemilu, laporan dan temuan
2. Teknis pengawasan Pemilu

Pokok Bahasan:
1. Pengawasan Pemilu, Pelanggaran Pemilu, Laporan dan Temuan
2. Teknis pengawasan Pemilu

Metode dan Alat Peraga:


a. Metode Ceramah dan Tanya Jawab
b. Alat yang digunakan Infocus, Laptop, Spidol dan kertas

“PENGAWASAN PEMILU” 19
MODUL III

MODUL III

Ringkasan Uraian
“Pengawasan Pemilu“

A. Definisi
Pengawasan Pemilu adalah kegiatan mengamati, mengkaji, memeriksa, dan
menilai proses penyelenggaraan Pemilu sesuai peraturan perundang-undangan.
Pencegahan Pelanggaran adalah tindakan, langkah-langkah, upaya mencegah
secara dini terhadap potensi pelanggaran yang mengganggu integritas proses dan
hasil Pemilu.
Penindakan adalah serangkaian proses penanganan pelanggaran yang meliputi
temuan, penerimaan laporan, pengumpulan alat bukti, klarifikasi, pengkajian, dan/
atau pemberian rekomendasi, serta penerusan hasil kajian atas temuan/laporan
kepada instansi yang berwenang untuk ditindaklanjuti.
Temuan adalah hasil pengawasan Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan/atau Bawaslu
Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/ Desa, Panwaslu
LN, dan/ atau Pengawas TPS pada setiap tahapan Penyelenggaraan Pemilu yang
mengandung dugaan pelanggaran
Laporan adalah laporan langsung Warga Negara Indonesia yang mempunyai hak
pilih, Peserta Pemilu, atau pemantau Pemilu kepada Bawaslu dan/atau Bawaslu
Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu LN,
dan/atau Pengawas TPS pada setiap tahapan Penyelenggaraan Pemilu
Pelapor adalah orang yang berhak melaporkan dugaan pelanggaran Pemilu yang
terdiri dari Warga Negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, pemantau Pemilu,
atau Peserta Pemilu
Pelanggaran Pemilu adalah tindakan yang bertentangan, melanggar, atau tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait Pemilu.
Pelanggaran Administratif Pemilu adalah pelanggaran terhadap tata cara, prosedur,
atau mekanisme yang berkaitan dengan Administratif pelaksanaan Pemilu dalam
setiap tahapan Penyelenggaraan Pemilu
Tindak Pidana Pemilu adalah tindak pidana pelanggaran dan/atau kejahatan
terhadap ketentuan tindak pidana Pemilu sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang tentang Pemilihan Umum

20 “PENGAWASAN PEMILU”
MODUL III

Pelanggaran Kode Etik adalah pelanggaran terhadap etika Penyelenggara Pemilu


yang berpedoman pada sumpah dan/atau janji sebelum menjalankan tugas sebagai
Penyelenggara Pemilu.
Sengketa Pemilu adalah sengketa yang terjadi antar-Peserta Pemilu, atau sengketa
antara Peserta Pemilu dengan penyelenggara Pemilu.
Investigasi adalah kegiatan Pengawas Pemilu dalam melakukan penelusuran atas
informasi awal untuk menemukan peristiwa dugaan pelanggaran Pemilu

B. Ruang Lingkup Pengawasan


Dalam melaksanakan tugasnya, Panwaslu Kelurahan/Desa melakukan pengawasan
tahapan yang berlangsung di tingkat desa/kelurahan. Berdasarkan hal tersebut,
berikut dibawah ini ruang lingkup tugas pengawasan Panwaslu Kelurahan/Desa.

No Tahapan Ruang Lingkup


Pemutakhiran Data Pemilih • pembentukan Pantarlih
• pencocokan dan penelitian
• pengumuman DPS
• Perbaikan DPS
• Pengumuman DPSHP
• Penyusunan DPT
• Pengumuman DPT

Pencalonan Anggota DPR, DPD dan • Anggota DPD:


DPRD Panwaslu Kelurahan/Desa melakukan
verifikasi syarat dukungan
• Anggota DPR dan DPRD:
Panwaslu Kelurahan/Desa melakukan
verifikasi persyaratan dalam hal diper-
intahkan oleh Pengawas Pemilu pada
tingkat atas

Kampanye • Pelaksanaan kampanye tatap muka


• Pemasangan atribut
• Potensi money politic

Distribusi Logistik Distribusi perlengkapan pemungutan suara


dari PPS ke KPPS

“PENGAWASAN PEMILU” 21
MODUL III

Pemungutan dan Penghitungan • Pembentukan KPPS


suara • Pembentukan TPS
• Distribusi C6
• Pelaksanaan pemungutan dan peng-
hitungan suara (mengkoordinasikan
Pengawas TPS)
• Pergerakan kotak suara ke PPK
Rekapitulasi hasil penghitungan Pelaksanaan rekapitulasi suara di PPK
Suara

C. Bagaimana melakukan Pengawasan?


Pengawasan dilakukan dengan secara langsung, investigasi, penelitian dan/atau
analisa dokumen. Panwaslu Kelurahan/Desa mencatatkan proses dan hasil
pengawasan kedalam Formulir A untuk selanjutnya dilaporkan secara regular ke
Panwaslu Kecamatan.
Hasil pengawasan dapat berupa temuan atau informasi awal. Pengawasan
yang dilakukan oleh Panwaslu Kelurahan/Desa disupervisi secara langsung oleh
Panwaslu Kecamatan. jika terdapat dugaan Pelanggaran Pemilu, Panwaslu
Kelurahan/Desa menyampaikan hasil pengawasan kepada Panwaslu Kecamatan.
Panwaslu Kecamatan selanjutnya melakukan proses penanganan.
Dugaan pelanggaran yang disampaikan kepada Pengawas Pemilu dalam bentuk
informasi lisan, dan/atau informasi tertulis dikategorikan sebagai informasi awal.
Secara teknis, Informasi awal disampikan kepada pengawas Pemilu secara langsung
di kantor Pengawas Pemilu, melalui telepon resmi pengaduan Pengawas Pemilu,
informasi dugaan pelanggaran yang disampaikan dalam bentuk surat, pesan singkat
melalui telepon, faksimile, surat elektronik, atau di situs resmi Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota. Terhadap Informasi awal yang diterima
oleh Panwaslu Desa/Kelurahan disampaikan kepada Panwaslu Kecamatan.
Dalam hal Panwaslu Kelurahan/Desa menerima Laporan Dugaan Pelanggaran,
Panwaslu Kelurahan/Desa meneruskan laporan Dugaan Pelanggaran kepada
Panwaslu Kecamatan untuk diproses dan ditindaklanjuti paling lama 1 (satu) hari
sejak laporan diterima.
Dalam penanganan pelanggaran, Panwaslu Kelurahan/Desa dapat membantu
meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak terkait atas permintaan
Pengawas Pemilu diatasnya.
Selain Formulir A, Panwaslu Kelurahan/Desa akan dibekali formulir, checklist atau
bentuk daftar isian lainnya sebagai alat bantu pengawasan untuk setiap tahapan
Pemilu.

22 “PENGAWASAN PEMILU”
MODUL III

Contoh Formulir A.
Lampiran Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum
Nomor : ..........................
Tanggal : ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Formulir Model A

KOP LEMBAGA*

LAPORAN HASIL PENGAWASAN PEMILU


__________________________________________________________________
I. Data Pengawas Pemilu:
Nama Pelaksana Tugas Pengawasan : ...............……..…………………………………………
Jabatan* : ...............……..…………………………………………
Nomor Surat Perintah Tugas : ...............……..…………………………………………
Alamat** : ...............……..…………………………………………

II. Kegiatan Pengawasan***:


1. Kegiatan I
a. Bentuk : ...............……..…………………………………………
b. Tujuan : ...............……..…………………………………………
c. Sasaran : ...............……..…………………………………………
d. Waktu Dan Tempat : ...............……..…………………………………………

2. Kegiatan II
a. Bentuk : …………………......………………………………………
b. Tujuan : …………………......………………………………………
c. Sasaran : …………………......………………………………………
d. Waktu Dan Tempat : …………………......………………………………………

3. Kegiatan III
a. Bentuk : …………………......………………………………………
b. Tujuan : …………………......………………………………………
c. Sasaran : …………………......………………………………………
d. Waktu Dan Tempat : …………………......………………………………………

“PENGAWASAN PEMILU” 23
MODUL III
IV

III. Informasi Dugaan Pelanggaran****:


1. Peristiwa
a. Peristiwa : …………………......………………………………………
b. Tempat Kejadian : …………………......………………………………………
c. Waktu Kejadian : …………………......………………………………………
d. Pelaku***** : …………………......………………………………………
e. Alamat : …………………......………………………………………

2. Saksi – saksi******
1. Nama : …………………......……………………………………….........................
Alamat : .…………………......………………………………………........................

2. Nama : …………………......……………………………………….........................
Alamat : …………………......……………………………………….........................

3. Nama : …………………......……………………………………….........................
Alamat : …………………......……………………………………….........................

3. Bukti-Bukti :
a. ..................................................................................................................
b. ..................................................................................................................
c. ..................................................................................................................
d. ..................................................................................................................

4. Uraian singkat Dugaan Pelanggaran:


………………………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………………...

………, ............................, 20...…..

Pelaksana Tugas,

…………………………..

*sesuai dengan nama lembaga.


**
***
****
*****
******

24 “PENGAWASAN PEMILU”
MODUL IV

MODUL IV
(waktu: 45 menit)

Pengawasan Pemutakhiran Data Pemilih

Tujuan Instruksional Umum:


Dengan mempelajari Modul ini diharapkan peserta memahami gambaran singkat
bagaimana pemutakhiran data pemilih dilakukan serta focus pengawasannya.

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mempelajari Modul ini, Peserta mengetahui:
a. Proses pemutakhiran data pemilih
b. Focus pengawasan pemutakhiran data pemilih

Pokok Bahasan:
a. Proses pemutakhiran data pemilih
b. Focus pengawasan pemutakhiran data pemilih

Metode dan Alat Peraga:


a. Metode Ceramah dan Tanya Jawab
b. Alat yang digunakan Infocus, Laptop, Spidol dan kertas

“Bagaimana mengawasi Pemutakhiran Data Pemilih?” 25


MODUL IV

MODUL IV
Ringkasan Uraian
“Bagaimana mengawasi
Pemutakhiran Data Pemilih?”

A. Siapakah yang memiliki Hak Memilih?


Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara genap berumur 17 Tahun
atau lebih, sudah kawin atau sudah pernah kawin mempunyai hak pilih. Untuk dapat
menggunakan hak memilih, warga Negara Indonesia harus terdaftar sebagai Pemilih.
Syarat sebagai Pemilih:
1. Genap berumur 17 Tahun atau lebih pada hari pemungutan suara, sudah kawin
atau sudah pernah kawin
2. Tidak terganggu jiwa/ingatannya
3. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap
4. Berdomisili di wilayah administrative Pemilih yang dibuktikan dengan KTP-el, dan
5. Tidak menjadi anggota TNI/Polri

B. Bagaimana menyusun Data Pemilih1?


Data pemilih dimutakhirkan oleh KPU Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh Pantar-
lih, PPS, dan PPK paling lama 3 (tiga) bulan setelah diterimanya DP4. Dalam melak-
sanakan pemutakhiran data Pemilih, Pantarlih memberikan kepada Pemilih tanda
bukti telah terdaftar sebagai Pemilih. Pantarlih terdiri atas perangkat kelurahan/
desa, rukun warga, rukun tetangga atau nama lain, dan/atau warga masyarakat yang
diangkat dan diberhentikan oleh PPS
Pemutakhiran Data Pemilih adalah kegiatan untuk memperbaharui data pemilih
berdasarkan DPT dari Pemilu atau Pemilihan Terakhir yang dimutakhirkan secara
berkelanjutan dan menyandingkan DP4 serta dilakukan pencocokan dan penelitian
yang dilaksanakan oleh KPU Kab/Kota dengan dibantu oleh PPK, PPS dan Pantarlih
Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) adalah data yang disediakan oleh
pemerintah berisikan data penduduk yang memenuhi persyaratan sebagai pemilih
pada saat Pemilu diselenggarakan
Pencocokan dan Penelitian (Coklit) adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pantarlih
dalam pemutakhiran data pemilih dengan cara mendatangi pemilih secara lansung

1
Lihat UU Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum

26 “Bagaimana mengawasi Pemutakhiran Data Pemilih?”


MODUL IV

Apa kegiatan Coklit?


Dalam kegiatan coklit dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Mencatat pemilih yang telah memenuhi syarat karena belum terdaftar dalam
Daftar Pemilih
2. Memperbaiki data pemilih jika terdapat kekeliriuan
3. Mencoret pemilih yang telah meninggal
4. mencoret pemilih yang telah pindah domisili ke daerah lain;
5. mencoret pemilih karena telah berubah status menjadi anggota TNI atau Polri;
6. mencoret Pemilih yang belum genap berumur 17 Tahun dan belum kawin/
menikah pada hari pemungutan suara
7. mencoret Pemilih yang telah dipastikan tidak ada keberadaannya;
8. Mencoret Pemilih yang sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan
pengadilan berkekuatan hukum tetap;
9. Mencatat keterangan pemilih berkebutuhan khusus pada kolom jenis
disabilitas
10. mencoret Pemilih yang berdasarkan KTP-el bukan merupakan penduduk
setempat

Daftar Pemilih Sementara (DPS) adalah Daftar Pemilih yang disusun berdasarkan
hasil pemutakhiran data Pemilih dengan ketentuan:
• Disusun oleh PPS berbasis domisili di wilayah rukun tetangga atau nama lain,
paling lambat 1 (satu) bulan sejak berakhirnya pemutakhiran data Pemilih.
• Diumumkan selama 14 (empat belas) hari oleh PPS untuk mendapatkan masu-
kan dan tanggapan masyarakat.
• Diperbaiki oleh PPS berdasarkan masukan dan tanggapan masyarakat dan Pe-
serta Pemilu paling lama 14 (empat belas hari) sejak berakhirnya masukan dan
tanggapan masyarakat dan Peserta Pemilu

Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) adalah Daftar Pemilih Se-
mentara yang telah dilakukan perbaikan , dengan ketentuan sebagai berikut:
• diumumkan oleh PPS selama 7 (tujuh) hari untuk mendapatkan masukan dan
tanggapan masyarakat dan Peserta Pemilu.
• diperbaiki berdasarkan masukan dan tanggapan masyarakat dan Peserta Pemi-
lu paling lama 14 (empat belas) hari setelah berakhirnya pengumuman.

“Bagaimana mengawasi Pemutakhiran Data Pemilih?” 27


MODUL IV

Daftar Pemilih Tetap (DPT)


• KPU Kabupaten/Kota menetapkan DPT berdasarkan daftar pemilih sementara
hasil perbaikan paling lama 7 (tujuh) hari sejak berakhirnya perbaikan terha-
dap daftar pemilih sementara hasil perbaikan
• DPT disusun dengan basis TPS
• DPT diumumkan oleh PPS sejak diterima dari KPU Kabupaten/Kota sampai hari
pemungutan suara

Daftar Pemilih Tambahan (DPTb)


• data Pemilih yang telah terdaftar dalam daftar pemilih tetap di suatu TPS yang
karena keadaan tertentu Pemilih tidak dapat menggunakan haknya untuk
memilih di TPS tempat yang bersangkutan terdaftar
• Untuk dapat dimasukkan ke dalam daftar pemilih tambahan, seseorang harus
menunjukkan bukti kartu tanda penduduk elektronik dan bukti yang bersang-
kutan telah terdaftar sebagai Pemilih dalam daftar pemilih tetap di TPS asal
• Diumumkan oleh KPPS pada saat pemungutan suara

C. Apa Fokus Pengawasan Pemutakhairan Data Pemilih ?


1. Pelaksanaan pencocokan dan penelitian yang dilakukan oleh Pantarlih
2. Penyusunan dan pengumuman daftar pemilih sementara
3. Perbaikan dan pengumuman daftar pemilih sementara hasil perbaikan
4. Penetapan dan pengumuman daftar pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan
5. Rekapitulasi daftar pemilih tetap yang dilaksanakan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS.

D. Apa hal yang perlu diperhatikan saat pengawasan coklit?


Panwaslu Kelurahan/Desa perlu mengawasi dan memastikan Pantarlih melakukan
hal-hal sebagai berikut:
1. Mencatat pemilih yang telah memenuhi syarat karena belum terdaftar dalam
Daftar Pemilih
2. Memperbaiki data pemilih jika terdapat kekeliriuan
3. Mencoret pemilih yang telah meninggal
4. mencoret pemilih yang telah pindah domisili ke daerah lain;
5. mencoret pemilih karena telah berubah status menjadi anggota TNI atau Polri;
6. mencoret Pemilih yang belum genap berumur 17 Tahun dan belum kawin/

28 “Bagaimana mengawasi Pemutakhiran Data Pemilih?”


MODUL IV

menikah pada hari pemungutan suara


7. mencoret Pemilih yang telah dipastikan tidak ada keberadaannya;
8. Mencoret Pemilih yang sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan
pengadilan berkekuatan hukum tetap;
9. Mencatat keterangan pemilih berkebutuhan khusus pada kolom jenis disabilitas
10. mencoret Pemilih yang berdasarkan KTP-el bukan merupakan penduduk
setempat

E. Apa yang harus diperhatikan pada saat pengawasan penyusunan DPS dan DPSHP?
Panwaslu kelurahan/desa melakukan pengecekan pengumuman DPS/DPSHP/DPT
yang dilakukan oleh PPS dengan mendatangi lokasi/ tempat-tempat pengumuman
yang telah ditentukan. Pada kegiatan ini untuk memastikan kepatuhan pelaksanaan
pengumuman dan ketepatan waktu pelaksanaan pengumuman.

Dalam mengawasi pelaksanaan pengumuman, Panwaslu kel/desa juga melakukan


penilaian DPS/DPSHP/DPT. Penilaian dilakukan terhadap kemungkinan masih
adanya:
• pemilih yang telah memenuhi syarat tapi belum terdaftar
• kekeliruan data pemilih
• pemilih yang telah meninggal dunia masih terdaftar
• pemilih yang telah pindah domisili ke daerah lain tapi masih terdaftar;
• pemilih telah berubah status menjadi anggota TNI atau Polri ;
• Pemilih yang belum genap berumur 17 Tahun dan belum kawin/menikah pada
hari pemungutan suara tetapi terdaftar
• Pemilih yang sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan
berkekuatan hukum tetap tetapi masih terdaftar;
• dll

Panwaslu Kelurahan/Desa harus menghadiri dan juga mengawasi penyelenggaraan


Rapat-rapat Pleno terbuka oleh PPS yang terdiri atas:
1. Rekapitulasi daftar perubahan pemilih hasil pemutakhiran tingkat kelurahan/
desa
2. Rekapitulasi daftar perubahan pemilih hasil perbaikan DPS tingkat kelurahan/
desa
3. Rekapitulasi daftar perubahan pemilih hasil perbaikan DPSHP tingkat kelurahan/
desa

“Bagaimana mengawasi Pemutakhiran Data Pemilih?” 29


MODUL IV

4. Rekapitulasi daftar perubahan pemilih hasil perbaikan DPS Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden Putaran kedua tingkat kelurahan/desa

F. Salinan apa saja yang didapatkan Panwaslu Kelurahan/Desa setelah mengikuti


pleno?
1. Salinan rekapitulasi daftar perubahan pemilih hasil pemutakhiran tingkat
kelurahan/desa
2. Salinan rekapitulasi daftar perubahan pemilih hasil perbaikan DPS tingkat
kelurahan/desa
3. Salinan rekapitulasi daftar perubahan pemilih hasil perbaikan DPSHP tingkat
kelurahan/desa
4. Salinan rekapitulasi daftar perubahan pemilih hasil perbaikan DPS Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Putaran kedua tingkat kelurahan/desa

G. Apakah dalam rapat pleno PPS, Panwaslu Kelurahan/Desa dapat memberikan


masukan dan tanggapan?

Dalam rapat pleno PPS, Panwaslu Kelurahan/Desa memberikan masukan dan


tanggapan dalam hal ditemukan ada kesalahan atau dugaan pelanggaran. Masukan
dan tanggapan yang disampaikan oleh Panwaslu Kelurahan/Desa akan diverifikasi
oleh PPS dengan dokumen yang autentik.

H. Bagaimana jika ada Temuan Panwaslu Kelurahan/Desa?


Jika ditemukan unsur kesengajaan atau kelalaian anggota PPS yang merugikan Warga
Negara Indonesia yang memiliki hak pilih, Panwaslu Kelurahan/Desa menyampaikan
temuan tersebut kepada PPS

30 “Bagaimana mengawasi Pemutakhiran Data Pemilih?”


MODUL V

MODUL V
(waktu: 45 menit)

Bagaimana Mengawasi Kampanye?

Tujuan Instruksional Umum;


Dengan mempelajari modul ini diharapkan peserta memahami gambaran singkat ten-
tang Kampanye dan Pengawasan Kampanye

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mempelajari modul ini, Peserta dapat mengetahui:
a. definisi Kampanye, Bentuk-bentuk Kampanye dan Larangan Dalam Kampanye
b. teknis pengawasan Kampanye

Pokok Bahasan:
a. Kampanye dan Bentuk-bentuk Kampanye serta Larangan Dalam Kampanye
b. Teknis pengawasan Pemilu

Metode dan Alat Peraga;


a. Metode Ceramah dan Tanya Jawab
b. Alat yang digunakan Infocus, Laptop, Spidol dan kertas

“Bagaimana Mengawasi Kampanye?” 31


MODUL V

MODUL V
“Bagaimana mengawasi Kampanye?”

A. Definisi Kampanye

Kegiatan peserta pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh peserta pemilu untuk
menyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi, misi, program dan/atau citra diri Pe-
serta Pemilu.

Definisi kampanye dalam UU 7 tahun 2017 ini mengalami perubahan dibandingkan


dengan definisi kampanye pada UU Pemilu sebelumnya. Perubahan tersebut berupa
perubahan dari syarat kumulatif keterpenuhan unsur menjadi syarat alternatif. Art-
inya untuk dikategorikan sebagai kegiatan kampanye unsur-unsur kampanye tidak
harus terpenuhi seluruhnya. Konsekuensinya, dalam penegakan hukum pengawas
pemilu memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dalam menindak dugaan pelanggaran
kampanye.

Kampanye Pemilu merupakan bagian dari pendidikan politik masyarakat dan dilak-
sanakan secara bertanggung jawab. Dalam pelaksanaan Pemilu 2019, Kampanye
Pemilu dilaksanakan secara serentak antara Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden dengan Kampanye Pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD.

Pelaksana Kampanye Pemilu dan tim kampanye harus didaftarkan pada KPU, KPU
Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota. Pendaftaran pelaksana Kampanye Pemilu dan tim
kampanye ditembuskan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/
Kota.

B. Pelaksana kampanye
Kampanye Pemilu dilaksanakan oleh pelaksana kampanye dan diikuti oleh peserta
kampanye.

32 “Bagaimana Mengawasi Kampanye?”


MODUL V

1. Pelaksana Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden terdiri atas:

Tim Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

2. Pelaksana Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD


Beberapa ketentuan terkait pelaksanaan kampanye baik untuk pemilu anggota
DPR dan DPRD serta pemilu anggota DPD. Ketentuan pelaksana kampanye
dimaksud sebagaimana tabel dibawah.
Tabel 05 : Pelaksana Kampanye

No Pemilu Pelaksana Kampanye


• Pengurus Partai Politik peserta Pemilu DPR Calon anggota
DPR
• Juru Kampanye Pemilu
Anggota DPR
• Orang seorang
• Organisasi yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu anggota
DPR

“Bagaimana Mengawasi Kampanye?” 33


MODUL V

No Pemilu Pelaksana Kampanye


• Pengurus partai politik peserta Pemilu DPRD provinsi
• calon anggota DPRD provinsi
Anggota DPRD • juru Kampanye Pemilu
provinsi • orang seorang
• organisasi yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu anggota
DPRD provinsi
• pengurus partai politik peserta Pemilu DPRD kabupaten/
kota
• calon anggota DPRD kabupaten/kota
Anggota DPRD
• juru Kampanye Pemilu
kabupaten/kota
• orang seorang
• organisasi yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu anggota
DPRD kabupaten/kota
• calon anggota DPD
• orang seorang
Anggota DPD
• organisasi yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu Anggota
DPD

C. Materi, Metode dan Jadwal Kampanye


• Materi Kampanye

• Metode Kampanye
Kampanye dapat dilakukan dengan metode-metode sebagai berikut:
1. pertemuan terbatas
2. pertemuan tatap muka;
3. penyebaran bahan Kampanye Pemilu kepada umum;

34 “Bagaimana Mengawasi Kampanye?”


MODUL V

4. pemasangan alat peraga di tempat umum;


5. media sosial;
6. iklan media massa cetak, media massa elektronik, dan internet;
7. rapat umum;
8. debat Pasangan Calon tentang materi Kampanye Pasangan Calon; dan
9. kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye Pemilu dan
ketentuan peraturan perundang-undangan

Bentuk Kampanye Waktu Pelaksanaan

1. pertemuan terbatas sejak 3 (tiga) hari setelah ditetapkan Daftar


2. pertemuan tatap muka; Calon Tetap anggota DPR, DPD, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk
3. penyebaran bahan Kampanye Pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD serta
Pemilu kepada umum; Pasangan Calon untuk Pemilu Presiden dan
4. pemasangan alat peraga di Wakil Presiden sampai dengan dimulainya
tempat umum; Masa Tenang
1. iklan media massa cetak,
media massa elektronik, dan selama 21 (dua puluh satu) hari dan
internet; berakhir sampai dengan dimulainya Masa
Tenang
2. rapat umum;
Debat Pasangan Calon dilaksanakan 5 (lima) kali.

• Jadwal Kampanye
Dalam penyusunan dan penetapan jadwal kampanye disusun dan ditetapkan
oleh KPU sesuai jenjang dan jenis pemilunya.

No Jenis Pemilu Penetapan


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta
1 keputusan KPU
Pemilu anggota DPR dan anggota DPD

2 Pemilu anggota DPRD provinsi keputusan KPU Provinsi

3 Pemilu anggota DPRD kabupaten/kota keputusan KPU Kabupaten/Kota

“Bagaimana Mengawasi Kampanye?” 35


MODUL V

D. Larangan Dalam Kampanye


Pelaksana, peserta, dan tim Kampanye Pemilu dilarang:
1. mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
2. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
3. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, dan/atau Peserta Pemi-
lu yang lain;
4. menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun masyarakat;
5. mengganggu ketertiban umum;
6. mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan ke-
kerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/atau Peserta
Pemilu yang lain;
7. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye Peserta Pemilu;
8. menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan;
9. membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut selain dari tanda
gambar dan/atau atribut Peserta Pemilu yang bersangkutan; dan
10. menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta
Kampanye Pemilu.

Pelaksana dan tim Kampanye Pemilu dilarang mengikutsertakan:


1. Ketua, wakil ketua, ketua muda, hakim agung pada Mahkamah Agung, dan
hakim pada semua badan peradilan di bawah Mahkamah Agung, dan hakim
konstitusi pada Mahkamah Konstitusi;
2. Ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan;
3. gubernur, deputi gubernur senior, dan deputi gubernur Bank Indonesia;
4. direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan badan usaha milik negara/
badan usaha milik daerah;
5. pejabat negara bukan anggota partai politik yang menjabat sebagai pimpinan di
lembaga nonstruktural.
6. aparatur sipil negara;
7. anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia;
8. kepala desa;
9. perangkat desa;

36 “Bagaimana Mengawasi Kampanye?”


MODUL V

10. anggota badan permusyawaratan desa; dan


11. Warga Negara Indonesia yang tidak memiliki hak memilih.

Tindak Pidana Pemilu dalam Kampanye:


1. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, dan/atau Peserta Pemilu
yang lain
2. mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan ke-
kerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/atau Peserta
Pemilu yang lain
3. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye Peserta Pemilu
4. membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut selain dari tanda
gambar dan/atau atribut Peserta Pemilu yang bersangkutan; dan
5. menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta Kampa-
nye Pemilu

Kampanye Pemilu yang mengikutsertakan Presiden, Wakil Presiden, menteri,


gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota harus
memenuhi ketentuan:
• tidak menggunakan fasilitas dalam jabatannya, kecuali fasilitas pengamanan bagi
pejabat
• menjalani cuti di luar tanggungan negara.

Larangan Menjanjikan imbalan


Selama Masa Tenang, pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden dilarang menjanjikan atau memberikan imbalan kepada Pemilih
untuk:
a. tidak menggunakan hak pilihnya;
b. memilih Pasangan Calon;
c. memilih Partai Politik Peserta Pemilu tertentu;
d. memilih calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota tertentu;
dan/atau memilih calon anggota DPD tertentu

“Bagaimana Mengawasi Kampanye?” 37


E. Pengawasan
VI
MODUL V

Tugas Panwaslu Kel/Desa Dugaan Pelanggaran Tindakan Panwaslu Kel/Desa Tindak Lanjut PPS
melakukan pengawasan 1. Dalam hal terdapat 1. Panwaslu Kelurahan/Desa 1. menghentikan pelaksanaan
atas pelaksanaan Kam- bukti permulaan menyampaikan laporan ke- kampanye Peserta Pemilu
panye Pemilu di tingkat yang cukup bahwa pada Panwaslu Kecamatan. yang bersangkutan yang ter-
kelurahan/desa atau PPS dengan sengaja 2. Panwaslu Desa/Kelurahan jadwal pada hari itu setelah
nama lain. melakukan atau lalai menyampaikan laporan mendapatkan persetujuan
dalam pelaksanaan kepada PPS. dari PPK;
Kampanye Pemilu 2. melaporkan kepada PPK da-
menerima laporan
yang mengakibatkan lam hal ditemukan bukti per-
dugaan adanya pe-
terganggunya pelak- mulaan yang cukup tentang
langgaran pelaksanaan
sanaan Kampanye adanya tindak pidana Pemilu
Kampanye Pemilu di
Pemilu di tingkat mengenai pelaksanaan Kam-
tingkat kelurahan/desa
kelurahan/desa atau panye Pemilu;
yang dilakukan oleh
nama lain
PPS, pelaksana Kam- 3. melarang pelaksana atau
panye Pemilu, peserta Tim Kampanye Pemilu untuk
Kampanye Pemilu, dan 2. Dalam hal terdapat melaksanakan Kampanye
Tim Kampanye bukti permulaan Pemilu berikutnya setelah

“Bagaimana Mengawasi Kampanye?”


yang cukup bahwa mendapatkan persetujuan
pelaksana kampanye, PPK; dan/atau
peserta kampanye,
4. melarang peserta Kampa-
petugas kampanye
nye Pemilu untuk mengikuti
atau Tim Kampanye
Kampanye Pemilu berikutnya
melakukan pelangga-
setelah mendapatkan per-
ran kampanye
setujuan PPK

38
MODUL VI

MODUL VI
(waktu: 45 menit)

Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara

Tujuan Instruksional Umum:


Dengan mempelajari modul ini diharapkan peserta memahami gambaran singkat ten-
tang pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2019

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mempelajari modul ini, Peserta dapat mengetahui:
a. proses pemungutan dan penghitungan suara
b. fokus pengawasan pemungutan dan penghitungan suara

Pokok Bahasan:
a. proses pemungutan dan penghitungan suara
b. fokus pengawasan pemungutan dan penghitungan suara

Metode dan Alat Peraga;


a. Metode Ceramah dan Tanya Jawab
b. Alat yang digunakan Infocus, Laptop, Spidol dan kertas

“Bagaimana mengawasi Pemungutan dan Penghitungan Suara?” 39


MODUL VI

MODUL VI
Ringkasan Uraian
“Bagaimana mengawasi
Pemungutan dan Penghitungan Suara?”

A. Siapakah yang menyelenggarakan Pemungutan Suara?


Pelaksanaan pemungutan suara:
a. KPPS.
b. Disaksikan oleh saksi Peserta Pemilu.
c. Diawasi oleh panwaslu Kelurahan/Desa dan Pengawas TPS.
d. Dipantau oleh pemantau Pemilu yang telah diakreditasi oleh Bawaslu, Bawas-
lu Provinsi, dan Bawaslu Kab/Kota

Untuk melaksanakan pemungutan suara, didukung oleh perlengkapan pemungutan


suara. Perlengkapan pemungutan suara terdiri atas:
a. kotak suara
b. surat suara
c. tinta
d. bilik pemungutan suara
e. segel
f. alat untuk mencoblos pilihan
g. tempat pemungutan suara

B. Bagaimana model surat suara?


Surat suara masing-masing jenis pemilu sebagaimana tabel dibawah:

Tabel: Bentuk Surat Suara


No Pemilu Bentuk Surat Suara
Pasangan calon Presiden memuat foto, nama, nomor, urut, dan
dan Wakil Presiden tanda gambar partai politik dan/atau
tanda gambar gabungan partai politik
pengusul Pasangan Calon

40 “Bagaimana mengawasi Pemungutan dan Penghitungan Suara?”


MODUL VI

No Pemilu Bentuk Surat Suara


Calon anggota DPR, DPRD memuat tanda gambar partai politik, nomor
provinsi, dan DPRD urut partai politik, nomor urut dan nama
kabupaten/kota calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan
DPRD kabupaten/kota untuk setiap daerah
pemilihan

Calon anggota DPD memuat pas foto diri terbaru dan nama
calon anggota DPD untuk setiap daerah
pemilihan

C. Bagaimana pemberian suara dilakukan?


Pemberian suara untuk Pemilu dilakukan dengan cara:
1. mencoblos satu kali pada nomor, nama, foto pasangan Calon, atau tanda
gambar partai politik pengusul dalam satu kotak pada surat suara untuk Pemi-
lu Presiden dan Wakil Presiden
2. mencoblos satu kali pada nomor atau tanda gambar partai politik, dan/atau
nama calon anggota DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota untuk Pemilu
anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota
3. mencoblos satu kali pada nomor, narna, atau foto calon untuk Pemilu anggo-
ta DPD

D. Apa Perbedaan KPPS dengan Pengawas TPS?


Berikut adalah perbedaan antara KPPS dengan Pengawas TPS sebagaimana diatur
dalam UU 7 Tahun 2017.

No KPPS Pengawas TPS


Tugas a. mengumumkan daftar pemi- Pengawas TPS bertugas
lih tetap di TPS mengawasi:
b. menyerahkan daftar pemilih a. persiapan pemungutan
tetap kepada saksi peserta suara;
Pemilu yang hadir dan Pen- b. pelaksanaan pemung-
gawas TPS dan dalam hal utan suara;
peserta Pemilu tidak memiliki c. persiapan penghitungan
saksi, daftar pemilih tetap suara;
diseratrkan kepada Peserta
d. pelaksanaan penghitun-
Pemilu
gan suara; dan

“Bagaimana mengawasi Pemungutan dan Penghitungan Suara?” 41


MODUL VI

No KPPS Pengawas TPS


Tugas c. melaksanakan pemungutan e. pergerakan hasil
dan penghitungan suara di penghitungan suara dari
TPS TPS ke PPS
d. membuat berita acara
pemungutan dan penghitun-
gan suara serta membuat
sertifikat penghitungan suara
dan wajib menyerahkannya
kepada saksi peserta Pemi-
lu, pengawas TPS, dan PPK
melalui PPS
e. melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh KPU, KPU
Provinsi, KPU kabupaten/
Kota, PPK, dan PPS sesuai
dengan peraturan perun-
dang-undangan
f. menyampaikan surat undan-
gan atau pemberitahuan
kepada pemilih sesuai dengan
daftar pemilih tetap ,rrrttrt
menggunakan hak pilihnya di
TPS;
g. melaksanakan tugas lain se-
suai dengan ketentuan pera-
turan perundang-undangan.

Wewenang a. mengumumkan hasil a. menyampaikan


penghitungan suara di TPS; keberatan dalam hal
b. melaksanakan wewenang ditemukannya dugaan
lain yang diberikan oleh KPU, pelanggaran, kesalahan
KPU Provinsi, KPU Kabupat- dan/atau penyimpangan
en/Kota, PPK, dan PPS sesuai administrasi pemung-
dengan peraturan perun- utan dan penghitungan
dang-undangan; dan suara;
c. melaksanakan wewenang b. menerima salinan ber-
lain sesuai dengan ketentuan ita acara dan sertifrkat
peraturan perundang- pemungutan dan
undangan penghitungan suara; dan

42 “Bagaimana mengawasi Pemungutan dan Penghitungan Suara?”


MODUL VI

c. melaksanakan
wewenang lain sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
Kewajiban a. menempelkan daftar pemilih a. menyampaikan laporan
tetap di TPS; hasil pengawasan pemu-
b. menindaklanjuti dengan ngutan dan penghitun-
segera temuan dan laporan gan suara kepada Pan-
yan! disampaikan oleh saksi, waslu Kecamatan melalui
Pengawas TPS, Panwaslu Panwaslu Kelurahan/
Kelurahan/Desa, Peserta Desa; dan
Pemilu, dan masyarakat pada b. menyampaikan laporan
hari pemungutan suara; hasil pengawasan kepa-
c. menjaga dan mengamankan da Panwaslu Kecamatan
keutuhan kotak suara setelah melalui Panwaslu Kelura-
penghitungan suara dan han/ Desa.
setelah kotak suara disegel;
d. menyerahkan hasil peng-
hitungan suara kepada PPS
dan Panwaslu Kelurahan/
Desa;
e. menyerahkan kotak suara
tersegel yang berisi surat su-
ara dan sertilikat hasil peng-
hihrngan suara kepada PPK
melalui PPS padahariyang
sama;
f. melaksanakan kewajiban lain
yang diberikan oleh KPU, KPU
Provinsi, KPU Kabupaten/
Kota, PPK, dan PPS sesuai
dengan peraturan perun-
dang-undangan;
g. melaksanakan kewajiban
lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undan-
gan.

“Bagaimana mengawasi Pemungutan dan Penghitungan Suara?” 43


MODUL VI

E. Bagaimana perlakuan terhadap Pemilih Tambahan?


Pemilih Tambahan: Pemilih dengan kondisi tertentu menggunakan haknya untuk
memilih di TPS lain. Akibat perpindahan ini, maka Pemilih akan mendapat jenis
dan jumlah surat suara sesuai sesuai tipologi perpindahannya. Berdasarkan
ketentuan Pasal 348 ayat (4) UU 7 Tahun 2017, berikut disusun model pindah memilih
sebagaimana tabel dibawah ini:

No Model Perpindahan Surat Suara


pindah memilih ke kabupaten/kota lain da-
1 calon anggota DPR
lam satu provinsi dan di daerah pemilihannya
pindah memilih ke kabupaten/kota lain da-
2 calon anggota DPD
lam satu provinsi
pindah memilih ke provinsi lain atau pindah
3 Pasangan Calon
memilih ke suatu negara
pindah memilih ke kabupaten/kota lain da- calon anggota DPRD
4
lam satu provinsi dan di daerah pemilihannya Provinsi

pindah memilih ke kecamatan lain dalam satu calon anggota DPRD Kabu-
5
kabupaten/kota dan di daerah pemilihan paten/Kota

F. Bagaimana mengawasi pemungutan suara?


Pemungutan suara dilakukan dengan serangkaian kegiatan, mulai persiapan pemung-
utan suara, rapat pemungutan suara serta proses pemungutan suara. Seluruh proses
tersebut, dipastikan diawasi oleh pengawasan TPS/Panwaslu Kelurahan/Desa.

Dalam proses pemungutan suara, Panwaslu Kelurahan/Desa/ Pengawas TPS mem-


perhatikan secara cermat terhadap kemungkinan:
1. Adanya pemilih yang tidak memenuhi syarat mencoblos dengan menggunakan
surat pemberitahuan orang lain
2. Adanya pemilih menggunakan hak pilih lebih dari sekali
3. Adanya pemilih ikut mencoblos dengan mendaftarkan dirinya dengan meng-
gunakan identitas kependudukan orang lain (KTP-el)
4. Adanya mobilisasi pemilih di sekitar TPS untuk memilih peserta pemilu ter-
tentu
5. KPPS tidak menandatangani setiap surat suara yang akan dipergunakan oleh
pemilih untuk memberikan suara

44 “Bagaimana mengawasi Pemungutan dan Penghitungan Suara?”


MODUL VI

Atas hal tersebut diatas, maka Panwaslu Kelurahan/Desa/Pengawas TPS:


1. Mengikuti proses pemungutan suara
2. Mengawasi pemberian surat suara kepada pemilih untuk memastikan pemilih
terdaftar sebagai pemilih, jumlah surat suara yang diberikan kepada pemilih
serta urat suara yang diberikan kepada pemilih dalam kondisi baik

G. Bagaimana mengawasi penghitungan suara?


Panwaslu Kelurahan/Desa memperhatikan secara cermat:
1. jumlah Pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih
tetap
2. jumlah Pemilih yang berasal dari TPS lain
3. jumlah surat suara yang tidak terpakai
4. jumlah surat suara yang dikernbalikan oleh Pemilih karena rusak atau salah
dalam cara memberikan suara
5. sisa surat suara cadangan

No Pemilu Kriteria Sah


1 Presiden dan Wakil a. surat suara ditandatangani oleh Ketua KPPS
Presiden b. tanda coblos pada nomor urut, foto, nama
salah satu Pasangan Calon, tanda gambar par-
tai politik, dan/atau tanda gambar gabungan
partai politik dalam surat suara

2 Anggota DPR, DPRD a. surat suara ditandatangani oleh kehra KPPS


provinsi, dan DPRD b. tanda coblos pada nomor atau tanda gambar
kab/kota partai politik dan/atau nama calon anggota
DPR, DPRD. provinsi, dan DPRD kabupaten/
kota berada pada kolom yang disediakan
3 Anggota DPD a. surat suara ditandatangani oleh ketua KPPS
b. tanda coblos terdapat pada 1 (satu) calon
perseorangan.

“Bagaimana mengawasi Pemungutan dan Penghitungan Suara?” 45


MODUL VI

H. Apakah persiapan pemungutan suara perlu diawasi?


Sebelum pelaksanaan pemungutan suara, Panwaslu kel/desa melakukan penga-
wasan dengan fokus pengawasan:
• Distribusi Surat pemberitahuan (formulir Model C6) kepada pemilih
• Kepatuhan peserta pemilu untuk tidak berkampanye pada masa tenang dan ke-
mungkinan terjadinya mobilisasi pemilih dengan cara politik uang, intimidasi
atau lainnya
• Pengumuman hari, tanggal, waktu dan tempat Pemungutan suara
• Ketersediaan kotak suara serta perlengkapan pemungutan suara lainnya
• Pembuatan TPS

Berdasarkan focus pengawasan diatas, Panwaslu kel/desa melakukan pengecekan


kesiapan pelaksanaan pemungutan suara dengan melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi dengan KPPS/PPS terkait pendistribusian surat pemberita-
huan kepada pemilih (formulir Model C)
b. ketersediaan kotak suara beserta perlengkapan pemungutan suara
c. Kondisi kotak suara (kotak suara berada di tempat yang aman serta dalam
keadaan utuh dan tersegel)

I. Apa hal-hal krusial yang sering terjadi sebelum pemungutan suara?


1) Masih ditemukan alat peraga peserta pemilu dan/atau kegiatan kampanye da-
lam bentuk-bentuk lainnya
2) Kondisi kotak suara dan perlengkapannya yang tidak utuh
3) Kondisi TPS yang tidak bisa menjamin pemilih memberikan suara secara
langsung, umum, bebas dan rahasia sesuai serta tidak akses bagi penyandang
disabilitas
4) Kemungkinan kesengajaan KPPS untuk tidak mendistribusikan formulir model
C6 kepada pemilih
5) Kemungkinan KPPS tetap mendistribusikan formulir C6 kepada pemilih yang
diketahui tidak lagi memenuhi syarat

Jika menemukan hal-hal tersebut diatas, Panwaslu kelurahan/


desa segera melaporkan kepada Panwaslu Kecamatan

46 “Bagaimana mengawasi Pemungutan dan Penghitungan Suara?”


MODUL VII

MODUL .....
(waktu: .... menit)

“Fasilitasi Pelaksanaan
Tugas Panwaslu Kelurahan/Desa”

Tujuan Instruksional Umum:


Dengan mempelajari modul ini diharapkan peserta memahami hak yang diperoleh serta
bentuk dungan fasilitasi pelaksanaan tugas

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mempelajari Modul ini, Peserta dapat mengetahui:
a. Besaran dan mekanisme pembayaran honor
b. Fasilitasi lainnya dalam pelaksanaan tugas

Pokok Bahasan:
a. Honor dan mekanisme pembayarannya
b. Fasilitasi lainnya dalam pelaksanaan tugas

Metode dan Alat Peraga:


a. Metode Ceramah dan Tanya Jawab
b. Alat yang digunakan Infocus, Laptop, Spidol dan kertas

“Hak Dan dukungan pelaksanaan Tugas” 47


BAGIAN SDM DAN TATA USAHA PIMPINAN, 
BIRO ADMINISTRASI SEKRETARIAT JENDERAL BAWASLU

GEDUNG BAWASLU LT 3
Jl. MH. Thamrin Nomor 14, Jakarta Pusat 13510
Telp: 021-3905886/3907911
http://www.bawaslu.go.id

Anda mungkin juga menyukai