Faktor Historis merujuk pada seberapa jauh upaya sebuah partai politik dalam
membangun relasi dengan partai lain sebelum dilaksanakannya Pilkada. Jika relasi yang
dibangun itu baik, peluang untuk menjalin sebuah Koalisi akan tinggi juga. Namun
ketika sebuah relasi dibangun hanya berdasarkan motif keikutsertaan kontestasi Pilkada,
tujuan dari upaya tersebut tidak lain hanya untuk meraih kekuasaan semata.
Biasanya pada kasus beberapa partai yang terlibat dalam koalisi aktif (satu fraksi
di DPRD), maka peluang bagi antar partai itu melakukan koalisi akan besar. Pernyataan
ini didasarkan atas aksebilitas dan komunikasi politik yang sudah dibangun sebelum
politik dengan Partai lain yaitu NasDem dan PPP menjelang Pilkada 2020.
"Ada beberapa partai politik yang sudah kita coba bangun komunikasi terkait
Pilkada waktu itu diantaranya ada Partai NasDem dan Partai Persatuan
Pembangunan. Kita juga coba melakukan lobi kepada kedua partai ini".1
Perlu diketahui Partai Demokrat memiliki 4 kursi DPRD Kota Bukittinggi dan
membutuhkan tambahan 1 kursi agar dapat mengusung pasangan calon wali kota dan
wakil wali kota pada Pilkada Kota Bukittinggi 2020. Dalam konteks Pilkada, salah satu
persiapan penting yang harus dilakukan oleh partai politik dalam melakukan lobi politik
ke partai lain dengan mempersiapkan kandidat yang bakal dicalonkan oleh partai.
1
Wawancara dengan Yanche Dede Saputra Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Bukittinggi
Beberapa nama yang dicalonkan oleh Partai Demokrat sebagai calon wali kota
adalah Fauzan Hafiz, Yontrimansyah dan David Chalik. Hal menariknya ketika proses
Chairunnas.
merupakan kader dari Partai Demokrat. Etisnya jika seseorang kader partai melakukan
deklarasi pencalonan, harus melalui keputusan bersama kader partai. Setiap partai
Pasca dilakukan Deklarasi sepihak ini, Partai Demokrat melakukan survei atas
"Waktu itu kami melakukan survei untuk Pilkada Kota Bukittinggi Tahun 2020
ada sebanyak 3 kali melakukan survei politik sebelum menentukan sikap untuk
mengusung kandidat mana yang akan kami usung".3
Survei itu dijadikan sebagai bekal bagi Partai Demokrat Kota Bukittinggi dalam
usaha mendapatkan mitra koalisi dengan partai lain. Partai yang menjadi target untuk
melakukan koalisi yaitu Partai Nasdem dan Partai PPP. Analisis penulis sebaiknya
2
Wawancara dengan Yanche Dede Saputra Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Bukittinggi
3
Wawancara dengan Yanche Dede Saputra Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Bukittinggi
sebelum melakukan survei, Partai Demokrat harus melakukan permintaan keterangan
mengedepankan etika yang ada di dalam partai bagi Partai Demokrat. Namun tujuan
Partai Demokrat dalam upaya melakukan pembentukan koalisi menjadi kandas setelah
mengetahui Partai Nasdem dan Partai PPP telah menyatakan sikap mendukung
pasangan calon wali kota dan wakil wali kota tanpa melibatkan Partai Demokrat dalam
pembuatan keputusannya.
dapat dicalonkan menjadi calon wali kota Bukittinggi 2020. Pertimbangan hasil survei
"Dari partai politik, hanya Partai Demokrat yang belum menentukan arah
dukungan melalui SK. Kami juga mengupayakan pada waktu itu untuk dapat
mengusung dari kader demokrat untuk dapat diusung yaitu Bapak Yontrimansyah,
4
Wawancara dengan Yanche Dede Saputra Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Bukittinggi
hanya saja dari hasil survei yang kami lakukan untuk elektabilitas dan
popularitasnya belum terlalu memuaskan jika dibandingkan dengan pasangan
lain ditambah dengan partai politik yang kami prediksi untuk dapat berkoalisi
juga sudah menyatakan sikap."5
Melihat pada hasil temuan ini, penulis menilai Partai Demokrat Kota Bukittinggi
tidak memiliki bargaining politik secara resmi dalam hal melakukan upaya
pembentukan koalisi dengan Partai Nasdem dan Partai PPP. Pernyataan ini diperkuat
dengan tidak adanya Partai Demokrat mengeluarkan Surat Keputusan untuk mendukung
Yontrimansyah sebagai kandidat calon wali kota Partai Demokrat. Sikap Partai
Demokrat yang belum memutuskan calon ini membuat Partai calon koalisi menjadi
ambiguitas.
Apalagi jika melihat komposisi kursi yang dimiliki oleh Partai Demokrat
lobi politik kepada Partai Nasdem dan Partai PPP. Permasalahan hasil survei yang
rendah, jika Partai Demokrat dapat meyakinkan Partai lain untuk melakukan koalisi,
maka nantinya dapat bekerja sama menaikkan elektabilitas pasangan calon yang telah
disepakati.
Berkaca pada temuan ini penting bagi sebuah partai politik untuk mempersiapkan
kandidat sebagai daya tawar untuk melakukan koalisi dengan partai lain. Dikarenakan
calon partai koalisi yaitu Nasdem dan PPP sudah mengambil sikap mendukung kandidat
calon lain, maka Yontrimansyah menjadi batal menjadi calon wali kota Pilkada Kota
Bukittinggi 2020.
5
Wawancara dengan Yanche Dede Saputra Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Bukittinggi
Penyebab lain yang membuat Partai Demokrat Kota Bukittinggi gagal melakukan
lobi politik dengan calon partai koalisi dikarenakan lamanya Partai Demokrat Kota
calon wali kota dari internal partai. DPC Partai Demokrat sendiri malah
dukungan kepada calon kepala daerah. Skema yang kurang solid terlihat bahwa Partai
Partai Demokrat Sumbar. Proses musyawarah untuk menentukan calon kepala daerah
Pilkada Kota Bukittinggi 2020 tidak berlangsung dalam internal Partai Demokrat.
Jika proses ini berlangsung, tentu partai akan ikut memperjuangkan SK penetapan
Yontrimansyah ini. Keterlambatan menentukan sikap oleh Partai Demokrat ini menjadi
salah satu penyebab gagalnya membangun koalisi di Pilkada Kota Bukittinggi 2020
yang mengakibatkan Yontrimansyah selaku kader internal gagal menjadi calon wali
kota Pilka Kota Bukittinggi 2020. Selain itu, faktor rendahnya elektabilitas
6
Wawancara dengan Yanche Dede Saputra Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Bukittinggi
Yontrimansyah juga membuat batalnya koalisi antara Partai Demokrat dengan Partai
PPP.
"Nah gini, kalau terbentuknya koalisi kami sudah 90% dengan partai PPP. Ya,
dua kursi PPP ya. Jadi jika dengan bergabungnya PPP itu sudah mencukupi
kuota untuk maju. Cuman apabila tetap dipaksakan seperti tadi, kita bisanya
hanya sebagai pemeriah, gitu loh, peserta. Kans kita nggak terlalu besar, gitu".7
terjadi antara Partai Demokrat dengan Partai PPP berjalan baik. Namun angka ini tidak
terwujud karena mempertimbangkan pilihan realistis antara kedua partai. Hal ini
Kegagalan membentuk koalisi antara Partai Demokrat dengan Partai PPP ini
kandas.8 Partai Demokrat telah memiliki 4 kursi DPRD ditambah 2 kursi dari Partai PPP
membuat koalisi ini dapat mengajukan pasangan calon wali kota dan wakil wali kota di
Partai Demokrat dikatakan sebagai partai besar karena memiliki jumlah kursi 4,
lebih besar dari Partai PPP yaitu 222kursi. Peluang Partai Demokrat membentuk
coalitions with smallest number of parties dengan Partai PPP dan memegang posisi
strategis bernegosiasi sejatinya dapat terjadi terwjud karena bekal raihan kursi di DPRD
Kota Bukittinggi.
7
Wawancara dengan Yanche Dede Saputra Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Bukittinggi
8
Lijphart, Arend. 1995. Sistem Pemerintahan Parlementer Dan Presidensial. Jakarta: Raja Grafindo.