Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau

berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Dewasa ini partai politik sudah tidak asing lagi

terdengar di lingkungan kita, beragam warna partai politik terus muncul dengan berbagai macam

variasinya. Kelahirannya memiliki sejarah yang cukup panjang bisa dikatakan partai politik

merupakan organisasi baru dalam kehidupan manusia, lebih muda dibandingkan dengan

organisasi negara. Partai politik mulanya lahir di negara-negara Eropa Barat diringi dengan

meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan serta

diikutsertakan dalam proses politik, maka partai politik lahir secara spontan dan berkembang

menjadi penghubung antara rakyat dan pemerintah.

Di Indonesia sendiri partai politik telah menjadi bagian dari kehidupan politik selama

kurang lebin seratus tahun, di Eropa Barat terutama Inggris partai politik telah muncul jauh

sebelumnya sebagai sarana partisipasi bagi beberapa kelompok di masyarakat yang pada

akhirnya meluas menjadi wadah partisipasi masyarakat di seluruh negara di dunia.

Partai politik di Indonesia pertama kali lahir pada zaman kolonial sebagai manifestasi

dari bangkitnya kesadaran nasional, pada saat itu semua organisasi yang bertujuan sosial seperti

Budi Utomo dan Muhammadiyah maupun yang terang-terangan menganut asas politik/agama

seperti Sarekat Islam dan Partai Katolik ataupun partai dengan asas politik sekuler layaknya PNI

dan PKI. Mereka semua memainkan peran dalan berkembangnya perkembangan nasional, pola

partai saat itu beragam hingga saat ini yang dihidupkan kembali dalam bentuk sistem multi-

partai.
Pada zaman pendudukan Jepang semua partai dibubarkan dan setiap kegiatan politik

dilarang dikarenakan rezim pemerintahan Jepang yang sangat represif serta semua sumber daya

baik kekayaan alam dan manusia dikerahkan guna menunjang perang “Asia Timur Raya”. Hanya

golongan Islam yang diperkenankan membentukk suatu prganisasi sosial yang dinamakan

Masyumi, disamping itu terdapat beberapa organisasi baru yang diprakarsai penguasa.

Setelah menurunnya peran partai politik masa penjajahan jepang peran partai politik

kembali berjaya pada masa Demokrasi Parlementer, usaha pembentukan kearah pemerintahan

yang demokratis dengan partai politik sebagai pilar utama mengalami kegagalan dikarenakan

demokrasi yang berkembang tidak terkendali. Hal ini juga menjadi awal dari rezim otoriter yakni

Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi Pancasila, pada dua periode ini beberapa pasal dari UUD

1945 diberi tafsiran khusus sehingga membuka peluang berkembangnya sistem non- demokrasi.

Pada dua periode otoriter tesebut partai politik tidak memainkan peran yang cukup banyak

bahkan dapat dikatakan perannya dikoorperasi oleh Presiden Seokarno pada zaman Demokrasi

terpimpin dan oleh Presiden Soeharto pada masa Demokrasi Pancasila, hal ini berlangsung

selama hampir 40 tahun.

Sampailah pada periode reformasi dimana Presiden Soeharto turun dari kekuasaan

pada 21 Mei 1998, sejak itu terdapat desakan agar diakan pembaharuan kehidupan politik kearah

yang lebih demokratis. Diharapkan dalam usaha ini kita dapat memanfaatkan pengalaman

kolektif selama tiga periode sepanjang 1945- 1998. Dalam konteks kepartaian terdapat tuntutan

agar masyarkat mendapatkan kesempatan untuk mendirikan partai. Hal ini sejalan dengan fungsi

partai politik dinegara demokrasi yakni, sebagai sarana komunikasi politik, sebagai sarana

sosialisasi politik, sebagai sarana rekrutmen politik serta sebagai sarana pengatur konflik.
Dewasa ini banyak sekali kita jumpai partai dengan berbagai corak dan warna,

banyak juga partai-partai baru yang menghiasi pemilihan legislatif di Provinsi Jambi, sebut saja

Partai Perindo, Partai Berkarya, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Garuda dan PKPI. Namun

sayangnya hanya Partai Berkarya yang mampu menembus ambang batas parlemen sebesar 4%

dan meloloskan salah satu perwakilannya ke kursi legislatif. Sedangkan tiga partai lainnya gagal

dalam pemilihan legislatif, Perindo mendapatkan suara 3,3%, PSI sebesar 0,8%, serta partai

Garuda dengan 0,4%.

Partai Perindo sendiri merupakan satu partai baru yang berdiri pada 8 Oktober 2014,

partai ini dideklarasikan pada 7 Februari 2015 di Jakarta. pendirian Partai Perindo sendiri tak

lepas dari sosok Hary Tanoesoedibjo yang mengawali karir politiknya pada tahun 2011 dengan

bergabung dalam Partai Nasdem sebagai Ketua Dewan Pakar pada 9 Oktober 2011.

Bergabungnya beliau membuat Partai Nasdem melambungkan eksistensinya dengan kekuatan

media massa yang dimilikinya. Selanjutnya pada tahun 2014 Hary Tanoesoedibjo bergabung

dalam Partai Hanura dan mendapatkan posisi strategis sebagai Ketua Dewan Pertimbangan

Partai, yang selanjutnya membawanya menjadi Calon Wakil Presiden dari Hanura yang

berpasangan dengan Ketua Umum Wiranto.

Berbekal pengalaman politiknya itulah yang melatar belakangi berdirinya Partai

Perindo. Begitu juga dengan pengesahan kantor partai perindo di provinsi Jambi pada tahun

2019. Pasca pengunduran diri dr Iskandar Budiman pada oktober 2019 lalu, akhirnya DPP Partai

Perindo memberikan kepercayaan kepada Hendry Attan SE untuk menahkodai Partai Besutan

Hary Tanoe tersebut.


Melalui SKK DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Nomor 1702-SK/DPP-

PARTAI PERINDO/XI/2019, pada tanggal 11 Nopember 2019, DPP Partai Perindo

mengesahkan Hendry Attan SE sebagai Ketua DPW Partai Perindo Provinsi Jambi. DPP Menilai

Saudara Hendry Attan, memiliki komitmen untuk membesarkan partai dan dapat menjadi

semangat baru bagi DPW Perindo Provinsi Jambi. Sebagai langkah awal, Hendry Attan akan

segera melakukan penguatan infrastruktur kantor DPW dan melaksanakan konsolidasi serta

pemantapan DPD-DPD dan hingga ke DPC. Sebagai sayap Perindo, tentu berharap semangat

baru kepemimpinan Hendry Attan ini dapat membuat partai makin mengakar hingga ke DPC-

DPC.

Partai Perindo sendiri baru pertama kali mengikuti pemilihan legislatif pada tahun

2019 lalu namun sayangnya pada pemilihan tersebut Partai Perindo gagal dalam mendapatkan

kursi pada pemilihan legislatif, kegagalan partai politik baru pada pemilu 2019 lalu dapat

dikarenakan oleh figur yang diangkat partai baru tidak memiliki citra yang kuat seperti partai-

partai besar lainnya. Selain itu program dari satu partai ke partai lain tak terlalu kentra, khususny

bagi partai yang mengusung platform nasionalis seperti Partai Perindo dan Partai Garuda. Hal ini

berdampak partai baru tak memiliki gebarakan baru untuk menarik simpati masyarakat.

Hal diatas merupakan tantangan tersendiri bagi partai-partai baru khususnya di

Provinsi Jambi, untuk memperkuat penokohan serta memperkuat basis massa agar dapat

menggait hati masyarakat sebagai partai politik yang berbeda dari partai politik lainnya. Selain

itu pada Provinsi Jambi sendiri Partai Perindo sering kita dengar isu soal anggapan bahwsannya

Partai Perindo adalah partainya orang china dan anti islam. Yang mana hal ini dikaitkan dengan

profil sang ketua umum Hary Tanoesoedibjo dan jajaran pengurusnya yang berlatar belakang

keturunan chinese dan beragama non islam.


Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Hatta Abdi Muhammad, Nabil Lintang Pamungkas, Dony

Anggara. Dengan jurnal “Kegagalan Partai Politik Baru di Provinsi Jambi pada Pemilihan

Umum Legislatif Tahun 2019 dalam Prespektif Perlembagaan Politik”. Dalam penelitian ini

dijelaskan bahwa keempat partaipolitik baru tersebut secara umum sudah terstruktur dan

tersistem dengan baik di ranah pusat. Hanya saja ada beberapa kekurangan dalam konteks lokal

dimana keempat partai tersebut belum mampu menghadirkan sosok figur yang mumpuni tidak

seperti partai-partai lainnya di Provinsi Jambi yang menjadikan figur sebagaistrategi utama

dalam mendongkrak suara pada kontestasi elektoral pemilihan legislatif 2019 lalu.

Selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Pandu Prakoso dan Cholisin

menunjukkan bahwa partai lainnya seperti PSI dalam pemilu 2019 mendapati hambatan-

hambatan. Hambatan yang di alami PSI DPW Jambi dalam pemilu legislatif 2019 meliputi; (1)

kekurangan dana yang digunakan untuk kampanye. Sumber dana di tanggung oleh caleg yang

mencalonkan diri, tidak ada dana yang diberikan oleh PSI pusat, partai hanya sebagai kendaraan

politik. (2) selanjutnya hambatan yang di alami oleh PSI dalam pemilu legislatif tahun 2019 di

provinsi Jambi adalah hambatan sebagai pertain baru, dimana banyak isuisu negatif yang

menyerang PSI yang mengatakan PSI adalah partai anti Islam.

Hal yang sama dihadapi partai politik baru yaitu partai Berkarya mengenai tantangan

partai politik tersebut pada pemilu 2019 lalu. Penelitian ini dilakukan oleh Azril Habibie yang

menunjukkan bahwa pada pemilu 2019 partai Berkarya Jambi mengalami masalah internal yang

menggangu keberlangsungan Partai Berkarya di Provinsi Jambi seperti pemecatan Ketua DPD

Kabupaten Bungo, serta pergantian kepengurusan di wilayah akibat dualisme kepengurusan

nasional yang mengakibatkan penarikan dukungan Partai Berkarya dalam pemilihan Gubernur
Provinsi Jambi 2020.15 Dalam konteks Provinsi Jambi Partai Berkarya merupakan satu-satunya

partai politik baru yang tingkat eksistensinya lebih tinggi dibanding partai politik baru lainnya.

Ini dapat dibuktikan melalui hasil Pemilhan Legislatif Provinsi Jambi, Partai Berkarya

mendapat satu kursi DPRD Provinsi dan satu-satunya patai baru yang berhasil mendapatkan

kursi parlemen Provinsi.

Berdasarkan penjelasan beberapa penelitian terdahulu tentang strategi dan tantangan partai

politik Jambi pada pemilu 2019. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya ialah masalah yang ditemukan, lokasi penelitian dan variabel awal serta teori yang

digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana tantangan partai

politik Perindo Jambi pada pemilu 2019 dan strategi apakah yang digunakan oleh partai perindo

Jambi Penulis tertarik untuk mengangkat penelitian yang berjudul “Tantangan Partai Politik

Baru pada Pemilihan umum tahun 2019 (Studi Kasus: Partai Perindo Di Provinsi Jambi)”.

Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, peneliti menarik rumusan masalah sebagai berikut yakni,

apakah yang menyebabkan Partai Perindo gagal dalam Pemilu 2019?

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apa saja tantangan Partai Perindo ProvinsiJambi sebagai Partai

baru pada Pemilu 2019.

Untuk mengetahui strategi apa saja yang digunakan oleh Partai Perindo Provinsi

Jambi pada Pemilu 2019.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapakan oleh penulis setelah melakukan

penelitian adalah sebagai berikut:

Manfaat teoritis

Dapat digunakan sebagai sumbangsih pemikiran dalam kajian keilmuan pada

bidang politik terutama studi yang membahas terkait tantangan partai politik baru

pada pemilu serta dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

Manfaat praktis

Diharapkan hasil kajian dalam penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk

menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca mengenai tantangan

partai politik baru Perindo pada pemilu 2019 dan mengetahui strategi dalam

tantangan yang dihadapi partai Perindo dalam menyelenggarakan urusan politiknya

di kancah nasional maupun daerah.

Landasan Teori

Teori Partai Politik

Ramlan subekti mendefinisikan partai politik ialah suatu kelompok anggota yang

terorganisasi secara rapi dan stabil yang di satukan dan dimotivasi dengan idiologi tertentu, dan

berusaha mencari dan mempertahankan kekuasan dalam pemerintahan melalui pemilihan umum

guna melaksanakan alternatif kebijakan umum yang mereka susun. Berdasarkan definisi di atas,

partai politik merupakan suatu kelompok yang mempunyai ideologi tertentu sebagai alat aspirasi

bagi para anggota dan masyarakat yang mempunyai cita-cita yang sama melalui pemilihan

umum mereka bersaing dengan partai lain yang tujuanya adalah semata-mata untuk kemakmuran
masyarakat. Hal ini menunjukan betapa pentingnya sebuah partai politik sebagai wadah

organisasi untuk menyalurkan aspirasi dirinya dan anggotanya yang diwujudkan dengan fungsi

partai politik.

Partai politik mempunyai peran yang sangat penting. Adapun peran dan fungsi partai politik

menurut Ramlan yaitu :

Sosialisasi Politik

Partai politik berfungsi sebagai sarana sosialisasi politik yaitu proses

pembentukan sikap oreintasi politik para anggota masyarakat. Melalui proses

sosialisasi politik inilah para anggota masyarakat memproleh sikap dan orientasi

terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat. Proses ini

berlangsung seumur hidup yang diperoleh secara sengaja melalui pendidikan formal,

nonformal, dan informal maupun tidak disengaja melaui kontak dan pengalaman

sehari- hari, baik dalam kehidupan keluarga dan tetangga maupun dalam kehidupan

masyarakat.

Rekrutmen Politik

Rekrutmen politik ialah seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan

seorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem

politik pada umumnya dan pemerintah pada khususnya. Fungsi rekrutmen politik

sangat penting bagi kelangsungan sistem politik sebab tanpa elit yang mampu

melaksanakan perananya, kelangsusngan hidup sistem politik akan terancam.

Partisipasi Politik
Partisipasi politik ialah kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses

pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan umum dan dalam ikut menentukan

pemimpin pemerintah. Dalam hal ini partai politik mempunyai fungsi untuk

membuka kesempatan, mendorong dan mengajak para anggota dan

anggotamasyarakat yang lain untuk menggunakan partai politik sebagai saluran

kegiatan mempengaruhi proses politik.

Pemandu Kepentingan

Partai politik berfungsi untuk menampung dan memadukan berbagai kepentingan

yang berbeda bahkan bertentangan makna partai politik dibentuk. Kegiatan

menampung, menganalisis dan memadukan berbagai kepentingan yang berbeda

bahkan bertentangan menjadi berbagai alternatif kebijakan untuk kemudian

diperjuangkan dalam proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.

Komunikasi Politik

Komunikasi politik ialah proses penyampaian informasi mengenai politik dari

pemerintah kepada masyarakat dan dari masyarakat kepada pemerintah. Dalam hal

ini, partai politik berfungsi sebagai komunikator politik yang tidak hanya

menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada masyarakat

sebagaimana diperankan oleh partai politik di negara otoliter tetapi juga

menyampaikan aspirasi dan kepentingan berbagai kelompok masyarakat kepada

pemerintah.

Setelah itu dianalisis dengan mengunakan analisis SWOT, yakni Strength, Weakness,

Opportunities, Threats yang berarti kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.Sementara


SWOT membatasi diri pada penilaian situasi dan perumusan strategi yang bergerak lebih jauh

pada evaluasi strategi danterutama pelaksanaannya.

Teori Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi organisasi/perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Strenghts), dan peluang (Oppurtunities), namun secara bersamaan

dapat meminimalkan kelemahan (Weakness), dan ancaman (Threats). Dalam mengidentifikasi

berbagai masalah yang timbul maka sangat diperlukan penelitian yang sangat cermat dengan

mempertimbangkan empat pertimbangan antara lain :

Kekuatan (Strenghts)

Merupakan unsur-unsur yang dapat diunggulkan oleh perusahaan tersebut seperti

halnya keunggulan dalam produk yang dapat diandalkan, memiliki keterampilan dan

berbeda dengan produk lain. sehingga dapat membuat lebih kuat dari para

pesaingnya. Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-

keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin

dilayani oleh perusahaan.

Kelemahan (weakness)

Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal sumber daya yang ada

pada perusahaan baik itu keterampilan atau kemampuan yang menjadi penghalang

bagi kinerja organisasi. Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,

keterampilan dan serius menghambat kinerja efektif kapabilitas.


Peluang (opportunity)

Peluang adalah berbagai hal dan situasi yang menguntungkan bagi suatu

perusahaan, serta kecenderungan-kecenderungan yang merupakan salah satu sumber

peluang.

Ancaman (threats)

Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan dalam

perusahaan jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan bagi perusahaan yang

bersangkutan baik masa sekarang maupunyang akan datang.

Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan dasar pemikiran dari penelitian yang disusun atas dasar

fakta-fakta, observasi dan kajian kepustakaan. Dalam penelitian ini Partai Perindo merupakan

objek dari penelitian yang didasari oleh kegagalan partai tersebut dalam Pemilu tahun 2019 lalu,

dalam penelitian ini peneliti akan meneliti faktor-faktor kegagalan Partai perindo.

Penelitian ini menggunakan dua teori sebagai landasan pemecahan rumusan masalah

dalam penelitian yang mana dalam penelitian ini teori yang digunakan ialah Teori Partai Politik

menurut Ramlan Surbakti yang mengkaji tentang partai politik yang berdiri sebagai sarana

sosialisasi politik, rekrutmen politik, partisipasi politik serta pemandu kepentingan. Teori

selanjutnya ialah teori analisis SWOT yang terdiri dari Strenghts, Weakness, Opportunities,

Threats. Yang mana nantinya pada bagian kesimpulan kita bisa mendapati apa saja tatangan

yang dihadapi oleh Partai Perindo pada Pemilu tahun 2019 lalu serta bagaimana evaluasi yang

dilakukan untuk mengantisipasi kegagalan yang sama di pemilihan yang akan datang.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif atau qualitative research merupakan jenis

penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan

menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kualitatif lainnya. Para peneliti

menekankan sifat realita yang terbangun secara sosial, serta hubungan erat antara peneliti dan

subjek yang diteliti dan tekanan situasi yang membentuk penelitian. Menurut Nasution,

Penelitian kualitatif pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya,

berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia

sekitarnya.

Adanya dua definisi di atas menjelaskan bahwa pendekatan kualitatif yaitu pendekatan

yang dilakukan dalam suatu obyek alamiah atau natural, melihat objek penelitian itu senatural

mungkin, apa adanya dan menyeluruh. Sugiyono mengatakan bahwa obyek yang alamiah adalah

obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti

tidak begitu mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut.

Nasution mengemukakan bahwa Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik.

Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif,

karena tidak menggunakan alat-alat

pengukur. Disebut naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat “natural” atau

wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau tes. Pendapat

Nasution di atas menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif

tidak menggunakan alat-alat pengukur. Selain itu, situasi penelitian bersifat natural dalam artian

tidak ada manipulasi di dalamnya. Untuk mendapatkan hasil penelitian digunakan tes berupa

instrumen penelitian.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasution bahwa dalam penelitian naturalistik

peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama yang terjun langsung kelapangan serta

berusaha sendiri mengumpulkan informasi melalui observasi dan wawancara. Pada penelitian

kualitatif yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri sehingga dapat menggali

masalah yang ada dalam masyarakat. Penelitian berperan aktif dalam memuat rencana penelitian,

proses, dan pelaksanaan penelitian, serta menjadi faktor penentu dari keseluruhan proses dan

hasil penelitian.

Dengan berbagai pendapat para ahli diatas, penulis memandang bahwa penelitian

kualitatif sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang penulis lakukan. Karena penelitian

ini sangat memungkinkan untuk meneliti fokus permasalahan yang akan penulis teliti secara

mendalam.

Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan suatu penentuan konsentrasi sebagai pedoman arah

penelitian dalan upaya mengumpulkan dan mencari informasi serta sebagai pedoman dalam

mengadakan pembahasan atau penganalisaan sehingga penelitian tersebut benar-benar

mendapatkan hasil yang diinginkan. Disamping itu fokus penelitian juga merupakan batas ruang

dalam pengembangan penelitian supaya penelitian yang dilakukan tidak terlaksana dengan sia-sia

karena ketidakjelasan dalam pengembangan pembahasan.

Dengan demikian fokus dari penelitian ini adalah analisis tantangan partai politik

baru Perindo pada pemilu 2019, sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor DPW Partai Perindo Provinsi Jambi, dengan

pertimbangan penulis meneliti lokasi ini guna memperoleh keterangan-keterangan informasi

serta data yang diperlukan dalam penelitian.

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian yaitu subjek dari mana sumber data itudiperoleh.

Sumber data terbagi menjadi dua, yaitu :

Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui studi lapangan dengan

menggunakan teknik wawancara. Dalam pelaksanaan teknik ini, penulis

mengumpulkan data melalui komunikasi langsung dengan informan serta

menggunakan alat untuk membantu dalam penelitian diantaranya adalah alat tulis,

alat dokumentasi dan alat perekam.

Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi literatur yang berupa

jurnal,buku, hasil penelitian, dan lainnya yang memberikan informasi mengenai

tantangan partai politik baru Perindo Provinsi Jambi pada pemilu 2019.

Teknik Penentuan Informan


Informan adalah orang yang brperan sebagai sumber informasi. Adapun dalam

penelitian ini penentuan informasi dilakukan dengan teknik purpose sampling, agar data yang

diperoleh dari inforan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian.

Informan yang akan menjadi sumber informasi bagi penulis dalam penelitian ini

adalah :

Kabid Bidang Politik dan Kebijakan Publik DPW Partai Perindo Provinsi Jambi

Akademisi

Teknik pengumpulan data

Pada metode penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data adalah cara yang

dilakukan peneliti dalam memperoleh dan mengumpulkan data sehingga hasil yang diteliti sesuai

dengan kerangka metode penelitian. Beberapa teknik pengumpulan data kualitatif yaitu,

wawancara dan dokumentasi.

Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilkaukan

oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Ciri utama

wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dan

sumber informasi. Dalam wawancara sudah disiapkan berbagai macam pertanyaan-

pertanyaan tetapi muncul berbagaipertanyaan lain saat meneliti.

Dokumentasi
Menurut Sugiyono mengatakan bahwa dokumentasi merupakan catatan atas

peristiwa yang terjadi di masa lampau atau masa lalu, hasil penelitian dari observasi

dan wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya dengan adanya dokumen-

dokumen yang berkaitan. Misalnya Koran, makalah, laporan ataupun melalui media

internet.

Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan dengan lengkap, tahapan berikutnya adalah tahap analisa data.

Pada tahap ini data akan diolah sedemikian rupa sehingga diperoleh kebenaran-kebenaran yang

dipakai untuk menjawab persoalan yang diajukkan dalam penelitian. Setelah jenis data

dikumpulkan maka analisa data dalam penulisan ini adalah bersifat kualitatif, yaitu suatu bentuk

analisa yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting

dan mengatur sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan. Serta peneliti akan

mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun

tindakkan lain berdasarkan pengertian tersebut. “Teknik pengelolaan data yang akan dilakukan

menggunakan model analisis data Miles & Hubberman mengemukakan ada tiga tahapan yang

harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif yaitu:

Reduksi Data (data reduction)

Merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang tereduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

Paparan Data (data display)


Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan Penyajian data dapat dilakukan

dengan membuat uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowcart dan

sejenisnya, yang mana dengan kegiatan tersebut dapat mempermudah untuk memahami

apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan.

Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (conclusion drawing/verifying)

Tahap akhir proses pengumpulan data adalah verifikasi dan penarikan kesimpulan,

yang dimaknai sebagai penarikan arti data yang telah ditampilkan.

Analisis data kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data

berlangsung. Artinya kegiatan-kegiatan tersebut telah dilakukan sejak awal merumuskan

masalah penelitian sampai pada penulisan hasil akhir penelitian. Dengan dilakukannya tahapan-

tahapan di atas bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam menyusun data secara terstruktur

dan menyajikan data yang terkumpul.

Keabsahan Data (Triangulasi)

Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat berharga dalam

penelitian, dari data terkumpul akan dilakukan analisis yang digunakan sebagai bahan masukan

untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu besarnya posisi data maka keabsahan data yang

terkumpul menjadi sangat vital.

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan

dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Tujuan tiangulasi bukan

untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman
peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Denzim membedakan empat macam triangulasi

yakni :

Triangulasi data, yaitu penggunaan beragam sumber data dalam suatu penelitian.

Triangulasi peneliti, yaitu penggunaan beberapa peneliti yang berbeda disiplin ilmunya

Triangulasi teori, yaitu penggunaan sejumlahperspektif dalam menafsir satu set data.

Triangulasi teknik metodologis, yaitu penggunaan sejumlah perspektifdalam menafsir satu set

data.

Triangulasi dalam penelitian ini yakni triangulasi data dengan menggunakan sejumlah

sumber data dalam penelitian.untuk memperoleh kebenaran informasi peneliti melakukan

observasi dan wawancara.

Anda mungkin juga menyukai