Anda di halaman 1dari 33

PARTAI POLITIK

-ANALISIS POLITIK
INDONESIAGustian Putradi AD

Mouliza Kristhopher Donna S


Boneta Indriana

DEFINISI PARTAI POLITIK

Sigmund Neumann mengemukakan bahwa


partai politik adalah organisasi dari aktivitasaktivitas politik yang berusaha untuk
menguasai kekuasaan pemerintahan serta
merebut dukungan rakyat atas
dasar persaingan dengan suatu golongan atau
golongan-golongan lain yang
mempunyai pandangan yang berbeda.

Miriam Budiardjo berpendapat, Partai Politik


adalah suatu kelompok yang terorganisir yang
anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilainilai dan cita-cita yang sama dengan tujuan
memperoleh kekuasaan politik dan merebut
kedudukan politik (biasanya), dengan cara
konstitusional guna melaksanakan kebijakankebijakan mereka.

1. Komunikasi
Politik

Partai politik sebagai jembatan antara rakyat dan


pemerintah.

Segenap aspirasi rakyat yang searah ditampung, diolah,


dan dirumuskan sehingga dapat disampaikan kepada
pemerintah dalam bentuk tuntutan maupun kebijakan
umum.
Partai politik menyebarluaskan rencana kebijakan
pemerintah kepada masyarakat.
Dalm negara otoriter fungsi ini cenderung dari Atas ke
bawah.

2. Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik menunjuk pada proses dimana


sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku
politik diperoleh atau dibentuk, dan juga
merupakan sarana bagi suatu generasi untuk
menyampaikan patokan-patokan politik dan
keyakinan-keyakinan politik kepada generasi
berikutnya.(Gabriel A. Almond)

Menurut Rush dan Althoff, kegiatan sosialisasi


politik dibagi menjadi 3 cara :

1.

Imitasi
: seorang individu meniru terhadap
tingkah laku individu lain.

2.

Instruksi : seorang individu diperintah


oranglain mengenai posisinya dalam sistem
politik, apa yg harus mereka lakukan,
bagaimana, dan untuk apa.

3.

Motivasi : indivu langsung belajar dari


pengalaman, membandingkan pendapat dan
tingkah sendiri dengan orang lain.

Dalam negara berkembang partai politik berfungsi


membantu meningkatkan identitas nasional dan
memupuk integrasi nasional.
Dalam negara otoriter sosialisasi politik ditekankan
pada aspek pembinaan warga negara ke arah corak
partai.
Implikasinya, kadang fungsi ini disalahgunakan
partai politik untuk mengutamakan kepentingannya
sendiri.

3. Rekrutmen Politik

Rekrutmen politik adalah proses melalui mana


partai mencari anggota baru dan mengajak
orang yang berbakat berpartisipasi dalam proses
politik.
Partai politik juga berkepentingan untuk
memperluas dukungan atau memperbanyak
keanggotaan.
Rekrutmen politik menjamin kontinuitas dan
kelestarian partai, sekaligus merupakan salah
satu cara untuk menjaring dan melatih caloncalon pemimpin.

4. Pengatur Konflik

Konfik dalam arti luas dapat diartikan mulai


dari perbedaan pendapat sampai pada
pertikaian fisik antar-individu atau kelompok
dalam masyarakat.
Partai politik berfungsi mengendalikan konflik
melalui cara berdialog dengan pihak-pihak yang
berkonfik, menampung dan memadukan
berbagai aspirasi dan kepentingan.

FAKTOR PENGHAMBAT PARTAI


POLITIK DALAM MENJALANKAN
FUNGSINYA
1.

2.

Faktor Internal
Berasal dari dalam sistem partai itu sendiri
yang cenderung untuk kepentingan sendiri.
Faktor Eksternal
Berasal dari masyarakat, dimana mindset
mereka bahwa berhubungan dengan negara
maupun partai politik itu buruk.

PERAN PARTAI POLITIK

PERSUASI
Dalam hal ini partai politik melakukan
persuasi/ajakan bagi pemerintah dan
masyarakat terhadap suatu kebijakan
Kepada masyarakat

Merupakan

kegiatan partai yang dikaitkan dengan


pembangunan dan pembentukksn usulan usulan
kebijakan agar memperoleh dukungan seluas
luasnya bagi kegiatan tersebut

Kepada pemerintah
Condong

Politik

pada fungsi partai politik Agregasi

Partai politik melakukan lobying dan negosiasi kepada


pemerintah agar mengangkat suatu / beberapa
fenomena yang sedang terjadi dalam masyarakat untuk
di jadikan sebagai kebijakan publik yang
mengatasnamakan rakyat

BROKER (PERANTARA)
Partai politik merupakan ekspresi kepentingan
tertentu, kelas tertentu, atau kelompok sosial
tertentu.
Dalam hal ini fungsi utama parpol adalah
memberikan sarana politik langsung kepada
kepentingan yang diwakilinya

Partai politik berperan sebagai jembatan


perantara dari pemerintah kepada rakyat begitu
pula sebaliknya, dari rakyat kepada pemerintah
Rakyat Pemerintah

Partai

politik menampung aspirasi aspirasi


masyarakat
Parpol berusaha mencari kompromi atas nama
kepentingan tersebut dalam mengajukan kebijakan
mempengaruhi kebijakan atas nama kepentingan
rakyat

Pemerintah Rakyat
Parpol

rakyat

menyampaikan kebijakan pemerintah kepada

KONTROL PEMERINTAH
Partai politik dengan fungsi yang membela
rakyat harus mampu dan memiliki keberanian
untuk mengawasi kebijakan kebijakan
pemerintah
Suatu partai politik yang melakukan kritik
kepada pemerintah meskipun pemerintah
tersebut mayoritas berasal dari parpolnya, maka
akan mendapat tanggapan positif dari rakyat

POLITICAL SUPPORT
Parpol harus dapat berperan sebagai partner
dari pemerintah meskipun pemerintahan
tersebut bukan terbentuk dari partainya
Dengan demikian parpol yang tidak ikut
memerintah (dalam eksekutif) bukanlah
merupakan partai oposisi tapi relasi dari
pemerintah

PEMILIHAN PEMIMPIN
Partai politik merupakan lembaga yang berhak
dalam mencalonkan para kandidat pemimpin
dalam Pemilihan Umum
Melalui proses kaderisasi masing masing
partai , partai politik mendapatkan calon calon
sosok pemimpin yang sekiranya dapat diajukan
dalam pemilihan umum, baik taraf nasional
maupun daerah
Peran parpol ini merupakan peran yang sangat
penting, karena dari parpol-lah akan lahir
pemimpin pemimpin yang mampu tanggap dan
bijaksana pada rakyatnya sehingga dapat
mengurangi degradasi partisipasi politik rakyat

MEMOBILISASI UNTUK
BERPARTSIPASI
Di hampir semua negara demokrasi parpol
memerankan peran penting dalam mendapatkan
orang untuk memilih dan berpartisipasi dalam
proses pemilihan
Peran ini dapat dilakukan secara :

A.

LANGSUNG

Memobolisisasi dalam kegiatan kampaye


Melibatkan keaktifan organisasi pekerja
partai

B.

TIDAK LANGSUNG

Membuat partai politik lebih user


friendlymenurunkan biaya pemilihan

FUNGSI DAN PERAN PARTAI


POLITIK DI INDONESIA

PADA ERA PENJAJAHAN

Peran partai politik pada masa penjajahan


sebagian besar hanya sebagai penengah, dan
perumus ide yang hanya berfungsi sebagai
sarana sosialisasi politik dan komunikasi
politik.
Contoh : Boedi oetomo dan Poetera (Pusat
Tenaga Rakyat)

PARTAI POLITIK PADA ERA


AWAL KEMERDEKAAN

Pada era awal kemerdekaan ini, partai politik tumbuh


di Indonesia ibarat tumbuhnya jamur di musim
hujan, dengan berbagai haluan ideologi politik yang
berbeda satu sama lain. Hal ini dikarenakan adanya
maklumat Pemerintah RI 3 November 1945 yang
berisi anjuran mendirikan partai politik dalam rangka
memperkuat perjuangan kemerdekaan.

Jadi

boleh diambil kesimpulan


bahwa pada era awal
kemerdekaan peran partai
politik adalah sebagai sarana
perjuangan mempertahankan
dan mengisi kemerdekaan
melalui cara-cara yang
bersifat politis.

PARTAI POLITIK PADA ERA ORDE LAMA


Dengan dikeluarkannya maklumat pemerintah
pada tanggal 3 November 1945 yang
menganjurkan dibentuknya Parpol, sejak saat itu
berdirilah puluhan partai.
Partai Politik hasil dari Maklumat Pemerintah 3
November 1945 berjumlah 29 buah,
dikelompokkan dalam 4 kelompok partai
berdasarkan ketuhanan, kebangsaan, Marxisme,
dan kelompok partai lain-lain

Dalam tahun-tahun pertama sesudah pengakuan


kedaulatan, orang berpendapat bahwa partai
merupakan tangga ketenaran atau kenaikan
kedudukan seseorang.
Partai politik pada zaman liberal diwarnai suasana
penuh ketegangan politik, saling curiga
mencurigai antara partai politik yang satu dengan
partai politik lainnya.

Pada tanggal 5 Juli 1960 Presiden Sukarno


mengeluarkan Peraturan Presiden No.13 tahun
1960 tentang pengakuan, pengawasan, dan
pembubaran partai-partai. Pada tanggal 14 April
1961 Presiden Sukarno mengeluarkan Keputusan
Presiden no. 128 tahun 1961 tentang partai yang
lulus seleksi, yaitu PNI, NU, PKI, partai Katolik,
Pertindo, Partai Murba, PSII, Arudji, dan IPKI. Dan 2
partai yang menyusul yaitu Parkindo dan partai
Islam Perti.

Jadi

boleh diambil kesimpulan bahwa


pada era orde lama sudah menjadi
sarana penyalur aspirasi rakyat,
namun kurang maksimal karena
situasi politik yang panas dan tidak
kondusif. Dimana setiap partai hanya
mementingkan kepentingan partai
sendiri tanpa memikirkan
kepentingan yang lebih luas yaitu
kepentingan bangsa.

PARTAI POLITIK PADA ERA


ORDE BARU
Perkembangan partai politik setelah meletus G. 30
S/PKI, adalah dengan dibubarkannya PKI dan
dinyatakan sebagai organisasi terlarang di
Indonesia. Menyusul setelah itu Pertindo juga
menyatakan bubar. Dengan demikian partai
politik yang tersisa hanya 7 buah.
Pada 1973 partai yang diperbolehkan tumbuh
hanya berjumlah tiga yaitu Partai Persatuan
Pembangunan (PPP), GOLKAR dan Partai
Demokrasi Indonesia (PDI).

Pembentukan

partai bukan atas


dasar kepentingan masingmasing anggota melainkan
karena kepentingan negara.
Dengan kondisi partai seperti ini,
sulit rasanya mengharapkan
partai menjadi wahana artikulasi
kepentingan rakyat.
Jadi boleh dikatakan pada masa
ini peran partai politik tidak
berjalan sebagai mana mestinya .

PARTAI POLITIK PADA ERA


REFORMASI DAN MASA KINI
Setelah reformasi, pertumbuhan Partai Politik
didasari atas kepentingan yang sama
masing-masing anggotanya.
Kondisi yang demikian ini perlu
dipertahankan, karena Partai Politik adalah
alat demokrasi untuk mengantarkan rakyat
menyampaikan artikulasi kepentingannya

Boleh

dikatakan bahwa setelah


era reformasi ini peran partai
sebagai penyalur aspirasi
rakyat bisa dimaksimalkan,
dapat dilihat dari partai-partai
yang tumbuh dan berkembang
dengan bebas tanpa intervensi
dari pihak manapun. Walaupun
begitu masih banyak yang harus
dibenahi partai politik kita,
diantaranya adalah masih
banyaknya korupsi, kolusi dan
nepotisme di dalam organisasi
partai politik saat ini.

Anda mungkin juga menyukai