Anda di halaman 1dari 3

FUNGSI PARTAI LOKAL DI ACEH

Sebagai struktur politik, partai politik tentu memiliki fungsi-fungsi


tertentu. Ada beberapa fungsi dari partai politik itu dilahirkan, fungsi
ini akan sangat berguna dalam keberadaan partai tersebut di tengah-
tengah masyrakat.
Fungsi utama partai politik itu adalah mencari dan mempertahankan
kekuasaan guna mewujudkan program-program yang disusun
berdasarkan idiologinya. Cara yang digunakan suatu partai politik
dalam sistem politik demokrasi untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan ialah dengan turut serta dalam
pemilihan umum.Apabila kekuasaan untuk memerintah telah diperoleh
maka partai politik tersebut pula sebagai pembuat keputusan politik.
Partai politik yang tidak menduduki kedudukan mayoritas pada
perwakilan rakyat akan berperan sebagai pengontrol partai mayoritas.
(Ramlan Surbakti, 1992:17)

2. Teori Strategi
Strategi merupakan rencana komprehensif untuk mencapai tujuan
organisasi.Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang
berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi
sebuah aktifitas dalam kurun
waktu tertentu.
Pada awalnya kata strategi dipergunakan untuk kepentingan militer
“strategi” adalah turunan dari kata dalam bahasa yunani,
strategos.Adapun stretegis dapat diterjemahkan sebagai “komandan
militer atau kepemimpinan atas pasukan”.
“Von Cluasewitz menjelaskan bahwa tujuan strategi itu sendiri
bukanlah merupakan suatu kemengan yang tampak dipermukaan,
melainkan kedamaian yang terletak di belakangnya. Terkait defenis
diatas erat kaitannya denagn strategi politik yang dijalankan setiap
partai politik berbeda-beda, seperti misamendoktrin individuindividu
yang ada dalam masyarakat.Tujuan utama dari strategi ini adalah
untuk menggapai “kemenagan”. Kemenangan merupakan menjadi
tujuan dan focus utama dari partai politik untuk meraih dan
memperoleh suara sebanyak-banyaknya pada pemilihan umum agar
bias menempatkan wakil-wakil yang diajukan oleh setiap partai
politik”. (Peter
Schoder, 2003:4)
Politik identitas yang diperjuangkan oleh para mantan kombatan
melalui partai politik lokal sebagai salah satu upaya untuk dapat
memperjuangkan eksistensi keberadaan suatu kelompok masyarakat
yang menginginkan adanya aturan khusus didaerah, di sisi lain dengan
adanya partai politik lokal setidaknya dapat meredam upaya
pemisahan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dikarenakan
aspirasi yang ingin diperjuangkan bukan melalui perjuangan senjata,
melainkan perjuangan aspirasi masyarakat melalui sistem politik di
aceh. Bendera Aceh dan Lembaga Wali Nanggroe misalnya, wujud dari
upaya partai aceh dalam memperjuangkan politik identitas, yang
sampai saat ini masih menuai kontroversi di kalangan masyarakat
aceh. Hal ini membuktikan politik identitas tidak hanya terbatas pada
konsepsi ideologi, etnis, dan agama melainkan telah
tertransformasikan dengan kepentingan golongan elite yang ada di
daerah.
Menanggapi tanggapan mendamaikan politik identitas dan modernitas
RM.A.B. Kusuma yang hanya terbatas pada sejarah penetapan ideologi
negara, penulis berpendapat, di era modernisasi pasca reformasi, upaya
untuk mewujudkan politik identitas tidak hanya terbatas pada ideologi
dan etnisitas melainkan upaya tersebut lebih diperjuangkan melalui
kebebasan daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan melalui asas-
asas penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui asas
desentralisasi,dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang dimana daerah
dapat secara langsung mengurus rumah tangganya masing-masing
dengan tetap memperhatikan batasan-batasan yang di tetapkan dalam
konstitusi. Alhasil ketiga asas penyelenggaraan tersebut salah di
interprestasikan oleh para elite di daerah dalalm memperjuangkan
golongannya, sehingga timbul persoalan ketidakseragaman dalam
menetapkan suatu kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

Dalam hal ini penulis berpendapat, persoalan politik identitas yang


timbul di kalangan elite lokal dalam memperjuangkan aspirasinya.
haruslah mendapatkan perhatian serius oleh pemerintah hal ini bertujuan
untuk memberikan batasan yang tegas kepada elite lokal untuk tidak
menyimpang dari prinsip ideology pancasila sehingga daerah yang
memperjuangkan politik identitasnya melalui partai politik lokal seperti
di aceh dapat lebih di control melalui kekuasaan pemerintahan yang di
miliki oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai