(2) menyatakan tidak sah semua peraturan perundang-undangan di tingkat yang lebih rendah
daripada undang-undang atas alasan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi;
(3) memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam bidang hukum, baik diminta maupun tidak,
kepada lembaga tinggi negara yang lain;
(4) memberikan nasihat hukum kepada presiden selaku kepala negara dalam rangka pemberian
atau penolakan grasi;
(5) bersama pemerintah melakukan pengawasan atas penasihat hukum dan notaris.
Susunan organisasi MA terdiri atas pimpinan, hakim anggota,
panitera, dan seorang sekretaris. Pimpinan MA terdiri atas seorang ketua,
dua orang wakil ketua, dan beberapa orang ketua muda yang masing
masing memimpin satu bidang khusus. Para hakim yang bekerja dalam
lingkup MA disebut hakim agung. Jumlah hakim agung paling banyak 60
orang. Ketua dan wakil ketua MA dipilih oleh para hakim agung
berdasarkan nama-nama calon yang diajukan oleh DPR dan Komisi
Yudisial, dan diangkat oleh presiden.
Peradilan Umum
UU No. 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum telah diubah dengan UU No. 8 Tahun 2004.
Peradilan umum merupakan salah satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat mencari
keadilan pada umumnya.
Salah satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan disebut peradilan
umum. Pada umumnya, jika rakyat melakukan suatu pelanggaran atau kejahatan, maka menurut
peraturan dapat dihukum atau dikenakan sanksi dan akan diadili dalam lingkungan peradilan
umum. Saat ini peradilan umum diatur berdasarkan UU No.2 tahun 1986 (Lembaran Negara No.
20 tahun 1986). Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan oleh
pengadilan negeri, pengadilan tinggi, dan Mahkamah Agung sebagai pengadilan negara tertinggi
sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) UU No. 2 tahun 1986.
#Pengadilan Negeri
Menurut UU No. 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum bahwa Pengadilan Negeri merupakan
organ kekuasaan kehakiman dalam lingkungan peradilan umum yang berkedudukan di ibu kota
kabupaten atau kota dan memiliki daerah hukum mencakup wilayah kabupaten atau kota
tersebut.
Pengadilan tingkat pertama adalah pengadilan negeri, yaitu suatu pengadilan umum yang seharihari memeriksa dan memutuskan perkara dalam tingkat pertama dari segala perkara perdata dan
pidana sipil untuk semua golongan penduduk (warga negara dan orang asing). Kedudukan
pengadilan negeri adalah di ibu kota kabupaten/kota dan daerah hukumnya meliputi
kabupaten/kota. Penempatan kejaksaan negeri pada tiap-tiap pengadilan negeri adalah sebagai
alat pemerintah yang bertindak sebagai penuntut umum dalam suatu perkara pidana terhadap si
pelanggar hukum. Perkara-perkara dalam pengadilan negeri secara umum diadili oleh majelis
hakim yang terdiri atas satu hakim ketua dan dua hakim anggota, dibantu oleh seorang panitera.
Kecuali untuk masalah/perkara-perkara ringan yang ancaman hukumannya kurang dari satu
tahun, contohnya, perkara pelanggaran lalu lintas. Untuk masalah atau perkara seperti ini,
persidangannya dipimpin oleh hakim tunggal (Summier).
#Pengadilan Tinggi
Pengadilan Tinggi merupakan organ kekuasaan kehakiman dalam lingkungan peradilan umum
yang berkedudukan di ibu kota provinsi dan memiliki daerah hukum mencakup wilayah provinsi.
Pengadilan tingkat dua atau pengadilan banding adalah pengadilan tinggi, yaitu pengadilan yang
memeriksa kembali perkara yang telah diputuskan oleh pengadilan negeri. Pengadilan tinggi
berkedudukan di ibu kota provinsi. Ketua pengadilan tinggi merupakan seorang kepala pada tiap
tiap pengadilan tinggi. Pengadilan tinggi biasanya hanya memeriksa atas dasar pemeriksaan
berkas perkara, walaupun tidak menutup kemungkinan menggelar persidangan seperti biasa.
Empat belas hari setelah vonis pengadilan negeri merupakan tenggang waktu yang biasa
dilakukan untuk mengajukan banding. Tugas dan wewenang pengadilan tinggi meliputi:
(1) memimpin pengadilan-pengadilan negeri di dalam daerah hukumnya;
(2) memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana serta perdata di tingkat banding;
(3) memerintahkan agar mengirim berkas-berkas perkara dan suratsurat untuk memberi penilaian
tentang kecakapan dan kerajinan para hakim;
(4) mengawasi perbuatan hakim pengadilan negeri di dalam daerah hukumnya;
(5) memberi peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu kepada pengadilan negeri
dalam daerah hukumnya;
(6) mengadili di tingkat pertama dan terakhir serta memiliki kewenangan mengadili
antarperadilan negeri di daerah hukumnya;
(7) melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di dalam daerah hukumnya dan menjaga
supaya peradilan itu diselenggarakan dengan cara saksama dan wajar. Susunan anggota yang ada
pada pengadilan tinggi, yaitu
(1) pimpinan (ketua pengadilan dan wakil ketua),
(2) hakim anggota,
(3) panitera, dan
(4) sekretaris.
Pengadilan Agama
Dalam UU No.7 Tahun 1989 tentang peradilan agama,di kemukakan bahwa pengadilan agama
merupakan pengadilan yang di peruntukan bagi orang-orang yang beragama islam.
Pengadilan agama yang dimaksud adalah pengadilan agama Islam.Tugasnya memeriksa dan
memutus perkara-perkara yang timbul antara orang-orang yang beragama Islam mengenai
bidang hukum perdata tertentu yang diputus berdasar syariat Islam. Contohnya adalah
perkaraperkara yang berkaitan dengan nikah, rujuk, talak (perceraian), nafkah, dan waris.
Keputusan pengadilan agama dalam hal yang dianggap perlu dapat dinyatakan berlaku oleh
pengadilan negeri. UU No. 7 tahun 1989 yang mengatur tentang pengadilan agama menyatakan
bahwa lingkup pengadilan agama terdiri atas:
(1) pengadilan tinggi agama sebagai badan peradilan tingkat banding, bertempat kedudukan
sama dengan daerah pengadilan tinggi;
(2) pengadilan agama sebagai badan peradilan tingkat pertama, bertempat kedudukan sama
dengan pengadilan negeri.
UU No.5 tahun 1986 telah diubah dengan UU No.9 Tahun 2004 tentang peradilan tata usaha
Negara.Peradilan tata usaha Negara (PTUN) adalah suatu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi
rakyat pencari keadilan terhadap sengketa-sengketa tata usaha Negara (pasal 4 UU No.5 Tahun
1986).
Di Indonesia, kehadiran pengadilan tata usaha negara tergolong masih sangat baru.
Keberadaannya didasarkan pada UU No. 9 tahun 2004 sebagai pengganti UU Nomor 5 tahun
1986 tentang Pengadilan Tata Usaha Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1991.
Sengketa tata usaha negara menurut Pasal 5 UU NO. 4/1986 adalah sengketa yang timbul dalam
bidang tata usaha negara akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara. Sementara itu,
keputusan tertulis yang dikeluarkan oleh badan tata usaha negara adalah keputusan tata usaha
negara. Keputusan itu berisi tindakan hukum badan tata usaha negara berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pengadilan Tata Usaha Negara berwenang memeriksa dan
memutus semua sengketa tata usaha negara dalam tingkat pertama. Sengketa yang timbul dalam
bidang tata usaha negara sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara adalah
sengketa dalam tata usaha negara. Keputusan tata usaha negara adalah suatu ketetapan tertulis
yang dikeluarkan oleh badan tata usaha negara yang berisi tindakan hukum badan tata usaha
negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menerbitkan akibat
hukum bagi seseorang atau badan hukum. Masalah-masalah yang rnenjadi jangkauan pengadilan
tata usaha negara meliputi:
(1) bidang HAM, yaitu gugatan atau permohonan yang berkaitan dengan pencabutan hak milik
seseorang, penangkapan, dan penahanan yang tidak sesuai dengan prosedur hukum (sebagaimana
diatur dalam KUHAP) mengenai praperadilan;
(2) bidang function publique, yaitu gugatan atau permohonan yang berhubungan dengan status
atau kedudukan seseorang, misalnya, bidang kepegawaian, pemecatan, dan pemberhentian
hubungan kerja;
(3) bidang sosial, yaitu gugatan/permohonan terhadap keputusan administrasi tentang penolakan
permohonan atau permohonan suatu izin;
(4) bidang ekonomi, yaitu gugatan atau permohonan yang berkaitan dengan perpajakan, merek,
agraria, dan sebagainya. Berdasarkan Pasal 6 UU No. 9 tahun 2004, pengadilan tata usaha negara
dilaksanakan oleh badan pengadilan berikut.
(1) Pengadilan tata usaha negara berpuncak pada Mahkamah Agung.
(2) Pengadilan tata usaha negara berkedudukan di ibu kota provinsi dan daerah
hukumnya yang meliputi wilayah provinsi.
(3) Pengadilan tata usaha negara berkedudukan di ibu kota kabupaten/
kota dan daerah hukum yang meliputi wilayah kabupaten/kota.
Presiden atas usul Ketua MA dapat mengangkat dan memberhentikan
hakim pengadilan tata usaha negara. Ketua MA mengangkat dan
memberhentikan ketua dan wakil ketua pengadilan tata usaha negara.
Pengadilan Militer
Pengadilan militer diatur dalam UU No.31 Tahun 1997.Pengadilan militer merupakan badan
pelaksana kekuasaan peradilan.Dibawah Mahkamah agung di lingkungan militer.
Pengadilan yang mengadili anggota-anggota TNI, meliputi angkatan darat, angkatan laut, dan
angkatan udara disebut pengadilan militer. Berdasarkan Undang-Undang No. 31 tahun 1987
tentang Pengadilan Militer, dinyatakan bahwa lingkup pengadilan militer meliputi:
1) pengadilan militer pertempuran;
2) pengadilan militer tingkat pertama yang mengadili kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan
oleh TNI yang berpangkat kapten ke bawah disebut pengadilan militer;
3) pengadilan militer utama;
4) pengadilan militer tinggi, sebagai berikut:
a) pengadilan tingkat pertama yang mengadili kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan
oleh TNI yang berpangkat mayor ke atas, dan
b) pengadilan untuk memeriksa dan memutus pada tingkat banding perkara pidana yang
telah diputus oleh pengadilan militer dalam daerah hukumnya yang dimintakan
banding.
Pengadilan militer sekarang berpuncak pada Mahkamah Agung mengingat bahwa pengadilan
tertinggi di Indonesia adalah Mahkamah Agung. Di samping pengadilan tentara, terdapat juga
kejaksaan tentara yang mempunyai daerah kekuasaan sama dengan daerah kekuasaan pengadilan
militer yang bersangkutan.
2. Mahkamah Konstitusi (MK)
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga Negara yang melakukan kekuasaan
kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan. (UU No. 4 Tahun 2003)
Mahkamah Konstitusi adalah lembaga kekuasaan kehakiman yang baru dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia. Dari negara-negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-78 yang
mempunyai lembaga sejenis. Kedudukan MK diatur dalam Pasal 24C Amendemen UUD 1945
dan lebih lanjut diatur dengan UU No. 24 tahun 2004. Hakim MK terdiri atas sembilan orang
yang terdiri dari ketua, wakil ketua, dan anggota. Sesuai Undang- Undang Dasar 1945 yang
selanjutnya disahkan menurut Undang-Undang Nomor 24 tahun 2003.
Dalam Undang-Undang dijelaskan bahwa:
1. Mahkamah Konstitusi adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Dewan Perwakilan Rakyat yang selanjutnya disebut DPR adalah Dewan Perwakilan Rakyat
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Permohonan adalah permohonan yang diatur secara tertulis kepada Mahkamah Konstitusi
mengenai :