Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UTS

Demokrasi Tanpa Partai Politik Bisa Atau Tidak


Mata Kuliah: Hukum Parpol dan Pemilu
Dosen Pengampu: Agus Purnomo, S. Sy., M.H

Disusun Oleh :
Nining Kholifah (2121609026)

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA
TAHUN AJARAN 2022/2023
PEMBAHASAN

Dalam menyelenggarakan pemerintahan tidak ada satu pun Negara yang tidak
menggunakan Partai Politik yang didukung dengan sistem politik suatu Negara, yang tidak
akan dapat dilepaskan dari sistem dan bentuk pemerintahan yang dianut oleh Negara, karena
untuk menentukan bentuk dan susunan pemerintahan dalam suatu Negara yang merupakan
cerminan suatu Negara adalah sistem politik suatu Negara yang bersumber dari partai politik
yang ada.
Partai politik pada saat sekarang ini merupakan kendaraan seseorang kalau berminat
menjadi salah satu penyelenggara pemerintah. Dengan jelas partai politik merupakan sarana,
alat atau wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya. Masyarakat bebas
memilih partai politik mana yang dianggap bisa menyampaikan aspirasinya kepada
Pemerintah, dan partai politik juga berlomba-lomba juga untuk menarik simpati masyarakat
untuk dijadikan warga partai, karena semakin banyak jumlah anggota partainya maka
semakin besar pula keberadaan partai tersebut, yang ditandai dengan jumlah keterwakilan di
lembaga perwakilan rakyat, mulai dari DPRD Kabupaten atau Kota, DPRD Provinsi dan
DPR RI.
Kepercayaan masyarakat tentu menjadi syarat utama parpol dapat menyalurkan aspirasi
ke pemerintahan. Kita dapat mengukur kepercayaan tersebut berdasarkan partisipasi
masyarakat dalam pemilihan umum (pemilu). Tercatat, pemilu pertama pasca orde Baru
dilangsungkan di Indonesia pada tahun 1999. Saat itu, rasa yang tinggi membuat partisipasi
masyarakat mencapai angka 92%. Namun, pada Pilpres tahun 2004, partisipasi masyarakat
justru menurun. Angka golongan putih (golput) meningkat menjadi 23,34 persen dan pada
Pilpres 2014 sebesar 30,42 persen, hal ini membuktikan antusias masyarakat tak sebesar dulu.

Sesuai dalam tema materi ini apakah demokrasi bisa terlaksana tanpa adanya parpol?
Bangsa ini bisa menyelenggarakan rekrut pimpinan tanpa melalui mekanisme yang
melibatkan partai politik. Pemilihan anggota Dewan Perwakilan Daerah, pemilihan kepala
desa, dan pemilihan dekan atau pun rektor di perguruan tinggi, misalnya, dapat berjalan
demokratis dan menghasilkan pemimpin yang andal tanpa partai politik. Peran partai politik
sangat besar dalam demokrasi kita. Tapi peran itu tidak sebanding dengan tanggung-jawab
partai yang ternodai lantaran partai politik menjadi ladang empuk terjadinya politik kotor,
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Sebagai unsur utama demokrasi, aspirasi masyarakat tentu bergantung terhadap lembaga
politik yang bertanggung jawab. Tidak ada lembaga yang lebih ideal daripada partai politik
yang dapat mewakili masyarakat dalam menyalurkan aspirasinya. Dalam hal tersebut
memungkinkan partai memiliki kekuasaan absolut karena menjadi sarana satu-satunya
masyarakat dalam kekuasaan politik.
Demokrasi pertama diselenggarakan pada abad ke-5 sebelum Masehi di Yunani Kuno
berjalan tanpa adanya partai politik. Disebabkan karena faktor jumlah rakyat yang sedikit.
Tapi negara kita sudah menggelar dua kali Pemilihan Umum yang melibatkan partisipasi
langsung dari rakyat meski pun tetap melalui partai politik dalam konteks DPR dan Presiden
dan Wakil Presiden, kecuali DPD. dalam partai politik, peluang untuk terjadinya bisnis
politik sangat besar.
Dilihat Parpol di Indonesia saat ini masih banyak atau ada masyarakat yang kecewa
terhadap kinerja parpol yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya sebab partai politik
memainkan peran yang menentukan dalam sistem demokrasi modern dan merupakan pilar
utama perantara sistem politik. Saya mendapatkan pendapat, sistem demokrasi kita
memungkinkan tanpa adanya Partai Politik asalkan diatur dalam konstitusi, jika terlalu cepat
untuk mengubah sistem demokrasi ini coba untuk memulai sedikit demi sedikit memangkas
peran partai politik dalam demokrasi hal ini dimungkinkan bahkan dengan menempuh cara
ekstrem yaitu menghapus sistem kepartaian, sebab dalam sistem musyawarah di indonesia
tidak mengenal sistem keterwakilan.
Memang bisa parpol dihapuskan tetap hal tersebut terlalu serampangan jika dilakukan,
sebab jika parpol dihapus akan lebih susah masyarakat menyuarakan apresiasi mereka kepada
pemerintah karna tidak ada orang dalam yang menyampaikan suara masyarakat yang sangat
banyak kepada lembaga bersangkutan. Akan lebih baik parpol tetap ada tetapi para parpol
yang terpilih harus lebih memfokuskan janji, visi dan tujuan mereka terhadap masyarakat
tidak hanya melakukan tindak korupi dan lain sebagainya,
Partai politik semestinya merupakan suatu kelompok terorganisir yang anggota
anggotanya mempunyai orientasi ke depan demi bangsa dan negara, nilai-nilai dan cita-cita
yang sama, memiliki visi dan misi dan tujuan untuk memperoleh kekuasaan sesuai dengan
konstitusi yang ada. Kemudian partai politik bisa melakukan pendidikan politik terhadap
kader-kader mereka sehingga bisa menghasilkan pemimpin yang baik dan berpihak pada
rakyat serta menjalankan tugas untuk menyejahterakan masyarakat.
Ada empat fungsi partai politik yang terkait satu sama lain.
1. Partai politik sebagai sarana komunikasi politik. Dalam hal ini, peran partai adalah
penggabung kepentingan dan perumus kepentingan. Sebagai penggabung kepentingan,
berarti ia menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya
sedemikian rupa sehingga apa yang keluh ke sahkan dalam masyarakat berkurang.
Kemudian pendapat, ide-ide, dan kebijakan atau aspirasi kebijakan itu diolah dan
dirumuskan sehingga dapat diharapkan memengaruhi atau bahkan menjadi materi
kebijakan kenegaraan yang resmi. Pada intinya, kedua fungsi tersebut menyatakan bahwa
komunikasi politik merupakan proses penyaluran aspirasi.
2. Sebagai sosialisasi politik. Ide, visi, dan kebijakan strategis yang menjadi pilihan partai
politik dimasyarakatkan kepada konstituen untuk mendapatkan umpan balik berupa
dukungan dari masyarakat luas. Di sini, partai juga berperan sangat penting dalam
pendidikan politik. Partailah yang menjadi struktur-antara yang membumikan cita-cita
kenegaraan dalam kesadaran kolektif masyarakat.
3. Sebagai sarana rekrut politik. Fungsi ini merupakan fungsi yang penting, baik bagi
kelangsungan dan kelestarian partai politik itu sendiri atau pun untuk mencetak
pemimpin dan wakil rakyat yang berkualitas. Pada dasarnya partai dibentuk untuk
menjadi "kendaraan" yang sah dalam menyeleksi kader-kader pemimpin negara.
4. Sebagai pengatur konflik, nilai-nilai, dan kepentingan-kepentingan yang tumbuh dalam
kehidupan masyarakat yang sangat beraneka ragam, rumit, dan cenderung saling
bersaing dan bertabrakan satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai