Anda di halaman 1dari 6

PARTAI POLITIK DAN SISTEM KEPARTAIAN

Ujian Tengah Semester

Dosen Pengampu :
Mohammad Fajar Shodiq Ramadlan, S.IP., M.I.P.

Di Susun Oleh :

Shafry Saputra Nawawi

205120501111016

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021
1. Jelaskan apa itu partai politik? dan jelaskan pula apa urgensi partai
politik dalam demokrasi?

Mendefinisikan partai politik menurut saya bukanlah hal yang mudah, para ahli
yang mempelajari partai-partai politik cenderung memiliki pandangan yang sangat
berbeda-beda. Namun,di sini saya akan mengutip pendapat Meriam budiardjo
terhadap partai politik itu apa, menurut beliau partai politik itu suatu kelompok yang
anggota-anggotanya mempunyai oerientasi nilai-nilai dan cita-cita yang sama,
dengan tujuan untuk memperoleh kekuasaan kelompok dan berebut kedudukan
politik yaitu biasanya dengan cara konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan
– kebijaksanaan mereka.
Dengan demikian menurut saya, partai politik itu sendiri merupakan sekelompok
orang-orang yang memiliki ideologi yang sama, berniat merebut dan
mempertahankan kekuasaan yang menurut pendapat mereka pribadi paling idealis
dengan tujuaan memperjuangkan kebenaran dalam suatu level yaitu di tingkat
negara. Ada beberapa teori yang mengatakan awal mulainya terbentuk partai politik.
namun, saya tertarik ingin menulis mengatakan partai politik pertama kali dibentuk
oleh kalangan legislatif dan eksekutif karena ada kebutuhan para anggota parlemen
yang di tentukan berdasarkan pengangkatan untuk mengadakan kontak dengan
masyarakat dan membina untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat.
Kemudian setelah itu terbentuklah partai politik dan menjalakan fungsinya, nah
kemudian munculah partai politik tandingan. Dalam artian partai politik ini dibentuk
terakhir biasanya karena kelompok kecil atau masyarakat yang sadar akan politik
mereka menilai bahwa partai politik yang di bikin oleh pemerintah tidak mampu
menampung dan memperjuangkan kepentingan mereka.
Kemudian urgensi partai politik dalam demokrasi, seperti yang kita ketahui
semua bahwa peran partai politik selama erareformasi sebagai yang turut
membidani lahirnya demokratisasi pemerintahan. Maka dapat saya katakana bahwa
melalui partai politik, rotasi pemerintahan dapat berlangsung secara periodik,
bergantian, dan kompetitif. Melalui partai politik, proses pemerintahan, pemerintah,
dan kebijakan publik dapat dikontrol oleh rakyat melalui parlemen sebagai
representasinya. Melalui partai politik, suara rakyat dapat diorganisir sesuai dengan
basis ideologi dan kepentingannya sehingga terbentuk civil society yang
kostitusional. Ini artinya, menurut saya partai politik memiliki peran dalam
merevitalisasi demokrasi pemerintahan dari watak primitifnya yang koruptif dan
feodalistik. Melalui partai politik, derajat kualitas kehidupan demokrasi akan sangat
penting bagi negara demokrasi menjadi pilar penyangga demokrasi.
Maka tak berlebihan jika dikatakan bahwa denyut kehidupan demokrasi modern
itu ada pada partai politik dan bukan sebaliknya. Namun demikian, apa
sesungguhnya demokrasi itu, dan bagaimana sifat dan fungsi partai politik dalam
demokrasi. Demokrasi sejak awal merupakan konsep pemerintahan yang diperoleh
dari, oleh dan untuk rakyat (from the people, by the people, of the people). Rakyat
memiliki peran dan posisi penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Rakyat
menentukan sebuah sistem pemerintahan dan pemerintah itu sendiri melalui
partisipasi warga negara baik secara langsung atau melalui perwakilan. Untuk
menjamin keterlibatan rakyat dalam sebuah proses pemerintahan yang objektif,
sistem politik harus menjamin kebebasan dan kesetaraan setiap warga negara di
dalamnya, tanpa rasa takut, intimidasi, paksaan, dan penipuan. Demokrasi menjadi
wadah dan sarana bagi rakyat untuk menentukan nasibnya di bawah pemerintahan
yang ia pilih

2. Jelaskan fungsi-fungsi partai politik? dan berikan contoh yang relevan


dengan konteks Indonesia

Berdasarkan pada argumentasi yang telah saya tulis pada no no satu, di sini
saya akan melihat dari fungsi, fungsi partai politik dengan dinamika peran, dan
tanggung jawab Partai politik dalam kehidupan negara demokrasi
terutama di negara Indonesia. secara konstitusional sebagai sarana partisipasi
politik masyarakat dalam upaya mewujudkan cita-cita nasional bangsa
Indonesia, menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila
sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang -Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mewujudkan kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikiran fungsi utama partai politik yaitu dengan mencari dan
mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program-program kerja yang
disusun berdasarkan ideologi tertentu mereka. Biasanya cara yang digunakan oleh
partai politik dalam sistem politik demokrasi agar mendaptkan dan mempertahankan
kekusaan ialah yaitu dengan ikut serta dalam pemilihan umum, contoh pada fungsi
ini sangat relevan pada konteks negara Indonesia yang menganut sistem demokrasi.
Yaitu dengan kegiatan meliputi seleksi calon-calon, kampanye, dan melaksanakan
fungsi pemerintahan legislatif dan eksekutif, apabila kekuasaan tersebut sudah
diperoleh oleh partai politik maka dengan demikian partai politik itu dapat berperan
pula sebagai pembuat keputusan politik.
Kemudian contoh yang kedua, fungsi partai politik ini yaitu dengan sosialisasi
politik, si sini yang dimaksud dengan sosialisasi politik yaitu proses dimana
pembentukan sikap dan orientasi politik pada masyarakat, melalui proses ini
diharapkan masyarakat dapat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan
politik yang berlangsung dalam masyarakat. Contohnya dengan pendidikan politik,
proses ini berlangsung selama sumur hidup dengan melalui pendidikan formal dan
informal maupun secara tidak sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari
dalam bermasyarkat. Pendidikan politik juga dipandang sebagai dialog antara
pendidik,seperti sekolah,pemerintah, partai politik dan peserta pendidik dalam
rangka pemahaman,penghayatan,dan penghayatan nilai norma-norma. Dalam
proses ini masyarakat juga diharapkan bisa mengenal dan mempelajari nilai,norma-
norma, dan simbol-simbol politik di negara Indonesia dalam sistem politik. maka
dengan demikian menurut saya partai politik harus berperan aktif dalam fungsi
pendidikan dalam sistem politik demokrasi seperti negara kita Indonesia.
Perlu kita sadari juga, partai politik dalam konteks demokrasi negara Indonesia
meskipun individu di sini diberikan kesempatan sama untuk mencapai derajat
tertentu. Tetapi, untuk mendapatkan suatu hal ada aturan bagaimana cara individu
tersebut mencapai hal tersebut melalui undang-undang atau peraturan yang ada.
Maka dengan adanya partai politik, maka individui-individu tadi akan lebih mudah
untuk mendapatkan keinginya di bidang politik, dalam artian walaupun tanpa partai
politik pun bisa mendapatkannya tetapi tentunya akan lebih sulit. Maka itu penting
sekali partai politik dalam menjalankan fungsi nya dalam rekrutmen politik. agar,
partai politik diharapkan bisa melahirkan kaderisasi pemimpin-pemimpin ataupun
individu-individu yang mempunyai kemampuan berkualitas untuk menjalankan
tugasnya dengan baik sesuai dengan jabatan yang mereka pegang.

3. Jelaskan Tipologi partai elektoralis menurut Gunther and Diamond?


a. Berikan contoh klasifikasi Gunther and Diamond dalam konteks
kepartaian di
Indonesia?
Di sini pada awalnya saya akan mengutip Gunther dan Diamond mengenai
tipologi partai politik, menurut beliau kebanyakan dari model tipologi yang ada
secara konseptual memiliki kemampuan jelajah yang terbatas, karena hanya
didasarkan kepada fenomena yang ada di kawasan Eropa atau di Amerika sekitar
satu atau satu setengah abad yang lampau, dan tentu saja tidak sesuai lagi dengan
kondisi dan situasi sekarang. Intinya, kebanyakan model/tipologi yang muncul lebih
bersifat ad hoc, berbasis kriteria yang beraneka ragam, dan seringkali tidak
konsisten. Sehingga ada beberapa cara oleh Gunther dan diamond untuk
mengklarifikasikan partai yaitu dengan membuat bagan “genera” yang memuat tipe
partai mana saja yang telah berkembang dari “genus” tertentu. Cara ini dilakukan
oleh Gunther dan Diamond yang mengembangkan lima belas species partai dari
lima “genera”.
Maka dengan demikian menurut Gunther and Diamond mendefiniskan partai
electoral ini sebagai partai yang memiliki orientasi program untuk memenangkan
pemilihan electoral, sehingga partai ini memiliki keanggotaan yang kecil sehingga
memiliki atau menjaga eksitensi partai. Namun, ketika mendekati waktu elektoral,
partai ini cenderung akan melakukan kampanye. Maka tidak heran partai elektoralis
ini partai yang sangat profesion dalam hal berkampanye. Yaitu dengan sangat
mengagresikan berbagai kepentingan sosial,berorientasi pada kebijakan, kurang
menyatakan secara tegas ideologinya yang cenderung menekankan pada atribut
personal yang sangat menarik dari kandidat-kandidatnya. Sementara itu, nominasi-
nominasinya juga lebih di tentukan oleh sumber suara dari kandidatnya dari pada
kriteria anggota organisasi itu sendiri seperti lamanyaa dedikasi pada partainya.
Berikutnya contoh klasifikasi Gunther dan Diamond dalam konteks kepartaian di
Indonesia, saya mulai menulis awal reformasi jumlah parpol yang didirikan
mencapai 184 partai, dan 141 di antaranya memperoleh pengesahan sebagai badan
hukum. Dari jumlah tersebut, yang memenuhi syarat untuk ikut Pemilu 1999 hanya
48 parpol. Menghadapi Pemilu 2004, jumlah parpol yang dibentuk semakin banyak.
Ada sekitar lebih dari 200 parpol yang berdiri. Dari jumlah parpol sebanyak itu hanya
50 parpol yang memperoleh pengesahan sebagai badan hukum dan hanya 24
parpol yang ikut Pemilu 2004. Pada Pemilu 2009, jumlah parpol yang dibentuk
sekitar 132 partai, dan sekitar 22 partai politik lolos verifikasi sehingga dapat ikut
pemilu ditambah dengan 16 partai poitik, yang terdiri atas 7 partai politik yang lolos
ET 3% dan 9 partai politik yang mendapat kursi di DPR. Jumlah partai politik peserta
Pemilu 2009 semuanya menjadi 38 partai di tingkat nasional dan 6 partai lokal di
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Persoalan yang muncul terkait dengan
banyaknya parpol yang dibentuk dan mengikuti pemilu tersebut tidak berbanding
lurus dengan fungs-fungsi yang diembanya. Keberadaan partai politik sebagai salah
satu pilar demokrasi yang memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat,
melakukan pendidikan politik, dan penyelesaian konflik, belum dijalankan dengan
maksimal. Berbagai survey yang dilakukan oleh lembaga-lembaga survey, publik
kecewa dan tidak puas terhadap eksistensi parpol. Partai politik yang ada sangat
mengecewakan rakyat karena tidak memperjuangkan aspirasi dan kepentingan
rakyat, tetapi sebaliknya memperjuangkan kepentingan partai dan kelompoknya
Kemudian bisa kita lihat dari era reformasi ini, ada dua bentuk pola personalisasi
partai yang terbentuk akibat adanya dua bentuk pemilihan presiden yang berlaku,
yakni pemilihan tidak langsung dan langsung. Pola ini terbagi karena model
pemilihan presiden mau tak mau akan berpengaruh pada strategi partai
memenangkan kandidatnya dalam pemilu. Pada Pilpres 1999, proses pemilihan
secara tidak langsung mendorong partai membuat koalisi partai anggota parlemen
untuk mampu memenangkan pilpres. Dampaknya, tokoh kuat yang muncul dalam
politik Indonesia saat itu tidak hanya calon presiden saja tetapi juga aktor yang
terlibat di balik pembuatan koalisi partai, yakni Megawati, Gus Dur dan Amien Rais.
Personalisme mnejadi sangat menguat, khususnya personalisasi partai,
pascaditerapkannya pilpres langsung. Karena pemilihan ditentukan oleh rakyat,
maka setiap elite politik merasa memiliki peluang menjadi presiden. Akibatnya,
setiap partai terdorong untuk mencalonkan tokoh sentralnya yang populer dan
berkarisma dalam pemilu). Mereka tidak lagi melakukan rekrutmen dan seleksi
kandidat karena berasumsi dengan popularitas tokoh sentralnya dan kerja keras
partai akan dapat memenangkan pemilu.Pemberlakuan pilpres langsung juga
berdampak pada munculnya fenomena pembentukan partai baru oleh elite partai
yang populer dan berfinansial kuat dengan tujuan agar partainya kemudian
menjadikan ia sebagai kandidat presiden. Hal ini dicontohkan pada kasus
digagasnya Partai Demokrat oleh SBY yang kemudian sukses menjadikannya
presiden dua periode berturut-turut. Selain SBY dan demokrat, ada juga Partai
Gerindra yang didirikan oleh Prabowo, Partai Hanura oleh Wiranto, dan Partai
Nasdem oleh Surya Paloh. Semua tokoh sentral tersebut digadang-gadang menjadi
capres, meskipun pada akhirnya hanya SBYdan Prabowo yang sungguh-sungguh
pernah berkompetisi di dalam Pilpres
4. Jelaskan bagaimana perkembangan partai politik pasca Perang Dunia
II? Berikan contoh perkembangan partai dan strategi adaptasi mereka
untuk bertahan dan berkembang

Pasca Perang Dunia II, partai-partai politik yang pada dasarnya memang
bertujuan mendapat dukungan sebanyak-banyaknya dalam pemilu, mulai berfikir
untuk mendapatkan dukungan yang luas dari masyarakat termasuk masyarakat
yang tidak se-ideologi dengan partai. Salah satu cara yang digunakan untuk
mendapatkan dukungan secara luas adalah dengan meninggalkan pemakaian
ideologi yang kaku, sehingga memungkin semua orang untuk bergabung ataupun
memilih partai politik tersebut. Jenis partai-partai politik yang berkeinginan mendapat
dukungan dari semua kalangan dikenal dengan nama catch all party. Pada masa
menjelang perang dunia kedua, partai yang sebelumnya memiliki dasar tujuan untuk
mendapat sebanyak mungkin dukungan dalam memenangkan pemilu, mulai
bertransformasi untuk mendapat dukungan secara luas dari masyarakat baik yang
berideologi sama atau beda, cara yang digunakan untuk meraih hal tersebut adalah
meninggalkan implementasi ideologi yang tidak sejalan dengan perkembangan
zaman atau kaku. Partai politik yang memiliki keinginan untuk meraut dukungan
yang luas dari semua kalangan adalah partai catch all dengan tujuan untuk
menomorsatukan kepentingan umum daripada kelompok tertentu, contohnya seperti
partai buruh di Inggris dan di Amerika Serikat yaitu partai Republik Demokrat. Pada
abad 18-19 partai politik lebih dikenal sebagai partai yang terdiri dari individu
memiliki kekayaan di daerah mereka,
Kelebihan partai jenis ini adalah kemauan dan kemampuannya yang lebih
memperjuangkan kepentingan umum dibandingkan kepentingan kelompok
berideologi tertentu, misalnya partai buruh di Inggris serta partai Republik dan
Demokrat di Amerika Serikat. Saat ini penggunaan ideology yang kaku dan ekstrim
oleh partai politik semakin berkurang. Bahkan menurut Daniel Bell (1960) dalam
bukunya yang berjudul the end of ideology bahwa perbedaan ideology telah berakhir
yang ditandai dengan tercapainya konsensus antara para intelektual tentang
masalah politik yaitu : diterimanya negara kesejahteraan, diidamkannya
desentralisasi kekuasaan, sistem ekonomi campuran,dan pluralisme politik.
Kemudian cara mereka beradaptasi dan berkembang menggunakan ikatan
solidaritas untuk menarik dukungan dari kelompok yang lain, seperti partai di Italia
yaitu Partai Democrazia Cristiana, kedua menekan pada persamaan kepentingan di
kelompok yang berbeda seperti Partai Sosialis Demokrat di Jerman. Partai yang
berhasil bertransformasi cenderung pada partai-partai besar, sehingga partai pada
saat itu menjadi fenomena yang kompetitif ketika partai mampu beradaptasi dan
bertahan menjadi partai catch all, yang harus dilakukan untuk berubah menjadi
partai catch all adalah mengurangi ideologi yang bersifat ekstrimisme, kontribusi
untuk partai menjadi penentu dalam memilih petinggi partai, mengesampingkan
pembedaan kelas sosial yang spesifik maupun latar belakang dari anggota partai,
sehingga partai terus bertransformasi menjadi peran yang mendukung
kesejahteraan rakyat dan selalu berusaha untuk membangun loyalitas para
pengikutnya.

Anda mungkin juga menyukai