Anda di halaman 1dari 13

TUGAS REVIEW

IDENTIFYING POLITICAL PARTY

MATA KULIAH: KEPARTAIAN


Dosen Pengampu: Dr. George Towar Ikbal Tawakkal, S.IP., M.Si.

Disusun oleh:
Andre Roha Nadzifa (195120607111028)
Ardyansyah Ilham P (195120601111013)
Bayu Aji Gatiadi Gumirang (195120607111031)
Debrina Saski Mutia (195120607111025)
Eryca Regita Wijaya Cahyani (195120607111029)

Program Studi Ilmu Pemerintahan


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Malang 2021
IDENTIFYING POLITICAL PARTY

A. Apa itu Partai Politik?

Secara etimologi politik berasal dari kata “polis” (Yunani) yang berarti kota
atau negara kota. Kemudian diturunkan kata-kata “polities” yang berarti warga
negara, politike te ckne’ berarti kemahiran politik dan politike episteme yang
berarti ilmu politik. Secara istilah politik adalah usaha untuk mencapai atau
mewujudkan cita-cita atau ideologi (Ismail, 1984). Menurut Miriam Budiardjo,
jika kita melihat ke belakang terkait sejarah atau awal mula munculnya sebuah
partai politik, yaitu diakibatkan dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat
merupakan faktor yang perlu diperhitungkan dan diikutsertakan dalam proses
politik sehingga partai politik secara tidak langsung serta spontan telah lahir dan
muncul di kalangan masyarakat. Akhirnya, partai politik berkembang menjadi
penghubung antara rakyat dengan pemerintah. Partai politik umumnya dianggap
sebagai manifestasi dari suatu sistem politik yang sudah modern atau sedang
dalam proses memodernisasikan diri (Budiardjo, 1989).

Dalam buku Wilhelm Hofmeister dan Karsten Grabow yang berjudul


Political Parties “Function and Organisation I Democratic Societies”
mengartikan partai politik merupakan sebuah bentuk khusus dari organisasi sosial.
Mereka tidak boleh bingung antara asosiasi, federasi, dan klub sosial. Terdapat
beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya terkait definisi dari partai politik
itu sendiri. Definisi partai politik dari para ahli yang terkenal berasal dari ilmuwan
politik Amerika Antony Downs dan seorang sarjana dari Italia Giovanni Sartori
yang dimana Giovanni Sartori merupakan seorang dosen yang telah lama
mengajar di Universitas Columbia di New York dan merupakan salah satu peneliti
tentang partai politik yang paling terkenal dalam skala internasional. Menurut
Antony Downs definisi dari partai politik adalah sebuah tim yang terdiri dari
kumpulan sekelompok orang yang berusaha untuk mengendalikan atau
mengontrol para aparatur pemerintahan dengan mendapatkan jabatan dalam suatu
pemilihan yang sah atau pemilu yang konstitusional. Terdapat pendapat lain
mengenai definisi dari partai politik yaitu dari Giovanni Sartori. Giovanni Sartori
mendefinisikan sebuah partai politik sebagai suatu kelompok politik apa pun yang
diidentifikasi oleh label resmi dan sah yang hadir atau terlibat pada pemilihan
yang sah (pemilu), dan memiliki kemampuan menempatkan seorang kandidat atau
calon untuk jabatan publik melalui pemilihan yang sah (pemilu).
Dengan adanya dua pengertian atau definisi dari partai politik ini
menunjukkan adanya beberapa perbedaan dalam pemahaman partai politik.
Perbedaannya adalah jika Antony Downs lebih menekankan bahwa partai politik
merupakan sekelompok orang yang berusaha untuk mengendalikan para aparat
pemerintahan. Sedangkan menurut Giovanni Sartori lebih menekan suatu
kelompok politik yang turut ikut serta dalam suatu pemilihan yang sah dan
memiliki kemampuan dalam menyediakan seorang kandidat untuk mendapatkan
jabatan publik dalam tatanan pemerintahan. Meskipun memiliki perbedaan,
namun juga terdapat persamaan, yaitu definisi dari partai politik yang mereka
kemukakan semuanya sama-sama menekankan bahwa partai politik mempunyai
keterkaitan yang erat antara partisipasi dalam pemilu dan kepentingan untuk
mendapatkan jabatan serta mandat dari publik sebagai elemen penting yang
mencirikan partai politik. Selain dari definisi diatas terdapat beberapa definisi lain
seperti menurut Carl J. Friedrich yang mengatakan bahwa partai politik
merupakan sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan
merebut atau dapat mempertahankan kekuasaannya terhadap pemerintahan bagi
pimpinan partainya dan berdasarkan dari penguasaan ini sendiri dapat
memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan tersebut bersifat idiil maupun
materiil. Jadi, dapat dikatakan bahwa partai politik sendiri merupakan organisasi
dengan sekumpulan orang ataupun golongan yang berusaha untuk memperoleh
serta menggunakan kekuasaan tersebut.

Selain itu, ada beberapa hal penting yang perlu digaris bawahi mengenai
partai politik, yaitu partai politik harus berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan
pemilu sebagai peserta maupun sebagai penyelenggara. Partai politik juga harus
berusaha mendapatkan atau menempati jabatan-jabatan publik dan berusaha
mendapatkan mandat dari masyarakat publik sehingga menjadi wakil bagi
masyarakat dalam dunia politik pemerintahan. Banyak orang yang menganggap
bahwa di setiap negara sendiri harus mempunyai partai politik, banyak juga yang
menganggap negara yang mempunyai partai politik adalah negara yang maju
karena dengan adanya partai politik adalah bagian dari pembangunan politik yang
demokratik. Dan pada kenyataannya banyak negara yang tidak mempunyai partai
politik yang demokratik, bahkan sebaliknya di negara-negara lain yang sudah
berpartai politik dengan seolah-seolah telah mengaplikasikan teori pembangunan
politik yang demokratik yang ternyata malah bertentangan dengan nilai-nilai
demokrasi yang telah dibuat. Sejatinya hakikat kehidupan sosial sesungguhnya
merupakan bentuk politik dan berinteraksi satu sama lain dari dua atau lebih orang
yang nantinya sudah pasti akan melibatkan adanya hubungan politik didalamnya.
Orang-orang ini biasa disebut dengan politisi. Sehingga menurut pendapat
Aristoteles bahwa satu-satunya cara untuk memaksimalkan kemampuan seorang
individu dan untuk mencapai bentuk kehidupan sosial yang tertinggi adalah
melaluii interaksi politik dengan orang lain didalam sebuah kerangka atau struktur
kelembagaan, yang dirancang untuk memecahkan adanya konflik sosial yang
terjadi didalam masyarakat dan untuk membentuk tujuan kolektif dalam suatu
bangsa atau negara. Hal ini dikarenakan itu semua orang adalah politisi, meski
sebagaian (pejabat negara) lebih banyak melakukan kegiatan politik bila
dibandingkan dengan yang lainnya.
Partai politik sejatinya harus ada didalam kehidupan masyarakat republik,
bahkan partai politik yang kita kenal merupakan lembaga pengendalian konflik
kepentingan yang ada dalam masyarakat politik nasional. Maka dari itu, partai
politik menjadi komponen yang paling penting dalam dinamika perpolitikan suatu
bangsa. Partai politik sendiri merupakan lembaga yang harus mengagregasi, yang
mengartikan bahwa kepentingan yang terjadi dalam masyarakat ini termasuk
dengan mensosialisasikan dalam nilai-nilai politik yang berlaku pada masyarakat
yang bersangkutan itu sendiri. Fungsi utama dalam partai politik sendiri, yaitu
mencari dan mempertahankan kekuasaan guna untuk mewujudkan program-
program yang telah disusun berdasarkan ideologi itu sendiri. Selain itu, cara yang
digunakan oleh suatu partai politik dalam sistem politik yang demokrasi untuk
mendapatkan kekuasaan yaitu dengan ikut serta dalam pemilu atau pemilihan
umum. Sebagai salah satu contoh partai politik di Indonesia ialah partai politik
PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) yang memiliki ideologi sendiri.
Ideologi yang dianut oleh PDIP adalah berdasarkan pada filosofi nasional resmi
Indonesia, yaitu pancasila, nasionalisme ekonomi, nasionalisme Indonesia,
populisme dan sukarnoisme (Bulkin, 2013). PDIP juga ikut serta dalam
pelaksanaan pemilu di Indonesia mulai tahun 1977 hingga sekarang.

Dalam menjalankan fungsinya, partai politik akan ikut ditentukan oleh


kelompok-kelompok dan tujuan yang ingin dicapai yaitu suatu partai revolusioner
akan berjuang untuk merubah seluruh tatanan organisasi pemerintahan,
kebudayaan masyarakat, bahkan sistem ekonomi dari suatu kondisi dan apabila
berhasil ia akan mengendalikan setiap kegiatan-kegiatan penting dalam
masyarakat itu sendiri dan tugas partai politik sendiri diharapkan dapat
memberikan pendidikan politik serta keterbukaan akan dunia perpolitikan kepada
masyarakat atau yang biasa dikenal dengan sadar politik atau melek politik. Partai
politik dapat dijadikan salah satu sarana dalam pembelajaran dan perkembangan
pendidikan politik yang mungkin dapat mengadakan perubahan atau
pembangunan publik. Objek perubahan atau unsur-unsur politik yang biasanya
diteliti oleh ilmuwan-ilmuwan politik ialah sistem nilai politik, struktur
kekuasaan, strategi penanganan permasalahan kebijakan umum dan lingkungan
masyarakat yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sistem politik itu
sendiri.
B. Kriteria Dalam Mengidentifikasi Partai Politik

Berdasarkan pengertian mengenai Partai Politik yang sudah dijelaskan


sebelumnya, maka kali ini, dalam buku Wilhelm Hofmeister dan Karsten Grabow
yang bejudul Political Parties “Function and Organisation I Democratic
Societies” terdapat beberapa karakteristik atau kriteria yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi sebuah partai politik. Beberapa kriteria yang dapat
digunakan dalam mengidentifikasi partai politik yang mana dalam buku tersebut
mencangkup antara lain:

1. Sebuah partai politik dengan segala kapasitasnya, sebisa mungkin


berusaha untuk mempengaruhi pembentukan suatu opini politik sesuai
dengan nilai nilai yang terdapat dalam partai politiknya yang mana
bertujuan untuk mendapatkan dampak positif secara umum. Nilai nilai
yang dibawa oleh partai politik inilah yang nantinya akan mereka bawa
untuk mempengaruhi negara yang mana dalam hal ini terkait dengan
akomodir atau pembentukkan kebijakan kebijakan dari pemerintah. Dalam
usaha ini, pengaruh aktif dalam pembuatan opini politik ditujukkan untuk
jangka waktu yang relatif lebih lama serta lebih kompleks dan tidak hanya
dalam wilayah cakupan lokal melainkan memiliki konsentrasi yang lebih
luas serta isu yang lebih kompleks juga tentunya.

2. Partai politik merupakan sebuah perkumpulan dari beberapa orang atau


warga negara dalam suatu negara yang mana didalamnya terdapat sebuah
bentuk keanggotaan. Dalam usaha untuk mencapai tujuan dari
didirikannya partai politik tersebut, maka dalam sistem keanggotaan ini
juga terdapat jumlah anggota minimal dalam artian partai politik harus
bisa memangkas seminimal mungkin anggota yang ada agar tujuan untuk
dapat mewujudkan keseriusan dari partai politik. Contoh misalkan seperti
organisasi organisasi kebanyakan, didalamnya pastinya juga terdapat suatu
struktur yang mana terdiri dari ketua organisasi, wakil ketua, sekretaris,
serta anggota anggota yang ikut serta menyokong berdirinya organisasi
tersebut. Sama seperti hal diatas, partai politik juga terdapat sebuah
struktur yang bertujuan untuk keberhasilan dari keseriusan target yang
ingin diraih oleh sebuah partai politik tetap jelas dan tercapai.

3. Partai politik sebagai sebuah bentuk organisasi politik haruslah selalu terus
hadir sebagai sebuah bentuk representasi politik masyarakat dalam
pemilihan umum. Perbedaan partai politik dengan organisasi masyarakat
lainnya seperti NGO adalah jika NGO hanya berfokus pada salah satu
permasalahan dalam masyarakat, sedangkan partai politik ini hadir sebagai
organisasi yang dapat merepresentasikan kepentingan kepentingan
masyarakat dalam pemilihan umum serta memiliki fokus permasalahan
masyarakat dengan cakupan yang lebih kompleks.
4. Sebuah partai politik harus menjadi organisasi yang bersifat independen
dari pengaruh kelompok kelompok manapun serta memiliki sifat
berkesinambungan atau permanen. Permanen yang dimaksud disini ialah
Partai politik harus dibentuk dengan kejelasan prospek keberlanjutan
partisipasinya dalam kegiatan pemilihan umum. Dalam buku ini dijelaskan
bahwa partai politik seharusnya dibentuk untuk tidak hanya mengikuti satu
pemilihan umum saja, akan tetapi pada pemilihan umum berikutnya.
Missal contohnya partai politik “A” pada periode tertentu mengikuti
pemilu dan setelah pemilu yang diadakan tersebut selesai partai politik
tersebut bubar atau membubarkan diri. Fenomena tersebut tidak termasuk
dalam kriteria partai politik serta tidak dibenarkan dalam buku ini. Maka
dari itu, sifat dari partai politik itu sendiri haruslah permanen dan
berkesinambungan untuk waktu selanjutnya.

5. Selanjutnya, partai politik harus bersifat terbuka terhadap aspirasi


masyarakat serta berani dan dan juga bersedia tampil didepan umum.
Maksudnya disini adalah sebuah partai politik harus berani tampil untuk
menyuarakan pendapat pendapat rakyat. Hal tersebut dikarenakan partai
politik merupakan sebuah bentuk organisasi yang menjembatani antara
urusan pemerintah dan juga masyarakat.

6. Terakhir, partai politik sendiri meskipun didalamnya memiliki tujuan


untuk mempengaruhi opini politik dalam kaitannya pembentukkan
kebijakan pemerintahan seperti pada poin pertama diatas, partai politik
juga tidak harus selamanya berada dalam kursi kekuasaan sebuah
pemerintahan. Maksudnya disini, partai politik dapat menjadi kubu oposisi
dan juga dapat berkoalisi dengan partai politik lain untuk berusaha
memenangkan tujuannya atau bahkan juga dapat menjadi pemberi kritik
terhadap kebijakan kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan. Misal
contohnya, jika dalam sebuah bentuk pemerintahan terlebih pada sistem
demokrasi tidak terdapat partai politik yang menjadi kubu oposisi yang
mengkritisi kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah, maka kesannya
terdapat sebuah bentuk kekuasaan yang absolut dan anti kritik. Kriteria
dari sebuah partai politik dalam buku Hofmeister dan Grabow ini sejalan
dengan pernyataan Dahl terkait keberadaan partai politik pada kubu
oposisi dalam sebuah bentuk pemerintahan. Menurut Dahl dalam Firman
(2016) menjelaskan bahwa oposisi dalam konteks kehidupan demokrasi
merupakan sebuah bagian yang keberadaannya menjadi penyangga
ataupun pondasi serta tidak dapat dipisahkan, selain partisipasi, dari yang
disebutnya polyarchy (poliarki) atau sebentuk pemerintahan yang
bernuansakan demokrasi. Maka dari itulah tidak selalu partai politik
berada dalam kursi kekuasaan pemerintahan melainkan dapat berdiri pada
kubu oposisi sebagai penyeimbang kekuasaan pemerintahan.
Berdasarkan beberapa kriteria di atas, partai politik dapat dipahami sebagai
asosiasi atau sebuah badan permanen warga negara yang didasarkan pada
keanggotaan bebas dan sebuah program yang ingin menduduki posisi dalam
pemerintahan melalui jalur pemilihan, posisi yang menentukan secara politik
negara dengan tim pemimpin mereka, untuk mewujudkan saran serta nilai-nilai
pada partai politiknya untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat yang
belum terselesaikan.

Partai politik tidak hanya berusaha untuk berpartisipasi dalam pembentukan


opini politik. Namun, mereka juga bercita-cita untuk berpartisipasi dalam
representasi rakyat di parlemen. Hal tersebut mengasumsikan bahwa partai-partai
ikut serta dalam pemilihan, mengingat pemilihan menjadi ajang untuk partai
tampil di pemerintahan. Kontribusi dari pesta politik serta "bobot" politiknya
terkait erat dengan pemilu. Kemauan pemilih sangat penting bagi partai. Karena,
suara-suara dari rakyat akan berpengaruh besar bagi partai politik dalam
mendapatkan kursi di pemerintahan. Untuk mendapatkan suara menjadi PR bagi
partai politik bagaimana cara untuk menarik minat dari rakyat untuk memberikan
suaranya bagi partainya masing-masing. Tidak jarang ditemui, strategi
pembentukan opini politik dilaksanakan dengan mengatakan salah satu partai
lebih baik dari partai lainnya. Fenomena tersebut biasanya terjadi ketika pemilihan
umum akan dilaksanakan dengan tujuan untuk mempengaruhi masyarakat untuk
memilih atau memihak partai mereka dalam pemilihan umum nantinya. Hal
tersebut merupakan salah satu ciri khas dari partai politik yang tidak dilakukan
oleh organisasi lainnya. Yang dimana partai berusaha untuk mempengaruhi serta
mendapatkan mandat dari masyarakat yang kemudian diwakilkan pada partai.
Partai politik sangat dibutuhkan terutama pada sistem demokrasi. Dengan adanya
partai politik maka pengambilan kebijakan dari pemerintah tidak semena-mena
dan tetap mementingkan kepentingan rakyat.

Suatu organisasi juga dapat dianggap sebuah partai politik apabila melakukan
kontrol terhadap pemerintah serta berusaha untuk mendapatkan kursi atau merebut
kekuasaan pemerintah. Partai politik juga menampung aspirasi dari masyarakat
yang kemudian diwujudkan dengan kebijakan-kebijakan apabila dapat menduduki
kursi pemerintahan. Anggota dari partai politik pun dibentuk untuk dapat
menjalankan suatu kekuasaan dan mempunyai kapasitas untuk mengelola
pemerintahan. Hal yang membedakan antara partai politik dengan organisasi
yang lain, seperti ormas adalah terletak pada tujuannya. Ormas tidak memiliki
tujuan politis sedangkan partai politik mempunyai tujuan untuk mendapatkan
kekuasaan politik. Partai politik bukan hanya mendapatkan kekuasaan saja, tetapi
juga seperti yang disebutkan yaitu memperjuangkan aspirasi dan kepentingan
masyarakat Selain itu, partai politik menyerap aspirasi dan keluhan masyarakat
yang lebih luas dibanding dengan organisasi-organisasi seperti ormas atau LSM.
Partai politik dibentuk dengan persamaan visi-misi anggotanya, nilai-nilai yang
ada didalamnya dan tujuan atau cita-cita yang sama, misalnya seperti mewujudkan
masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Sedangkan ormas dibentuk atas
persamaan agama, sosial, dan pendidikan.

Partai politik sendiri mempunyai ideologi yang ditanamkan didalamnya.


Dengan adanya ideologi, masyarakat akan mengetahui hal-hal yang menyangkut
bagaimana partai politik itu akan dijalankan dan apa saja nilai-nilai yang terdapat
dalam partai politik tersebut. Dengan ideologi, maka partai politik akan
mempunyai identitas yang jelas, hal tesebutl ah kemudian yang memudahkan
partai politik tersebut dalam mendapatkan suara atau massa. Masyarakat juga akan
lebih mudah untuk memilih partai mana yang sesuai dengan keinginan yang
memang memperjuangkan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat.
Sebagai contoh, ideologi beberapa partai pada pemilu 2004:
1. Islam: Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Bulan
Bintang.
2. Nasionalis: Partai Golkar, Partai Patriot Pancasila, Partai Demokrat.
3. Marhaenisme: PDI-P, Partai Pelopor.
4. Kristen: Partai Damai Sejahtera.

Ciri khas dari partai adalah “semangat juang” mereka. Kesiapan mereka
untuk politik aksi dan konfrontasi politik dan aspirasi mereka untuk mengambil
alih dan mempertahankan kekuasaan pemerintahan. Persaingan antar partai ini
adalah instrumennya untuk mendapatkan kekuatan politik dan seluruh organisasi
partai pada akhirnya berakhir pada tujuan ini. Hanya pihak-pihak yang
berpartisipasi dengan sukses dalam kompetisi ini yang dapat memperoleh tempat
perwakilan politik. Hal tersebut menjadi rangsangan atau daya dorong utama bagi
partai untuk berpartisipasi dalam kegiatan pesta politik dan membuat pesta sangat
menarik setelah menjadi bagian dari pemerintahan. Tidak hanya menarik saja,
namun juga bersaing atau berkompetisi secara sehat dan bersih. Visi-misi yang
terdapat pada setiap politik tentunya bermacam-macam karena beragamnya partai
politik yang ada. Hal tersebut menjadi daya tarik masyarakat dalam memberikan
suaranya kepada partai-partai pilihannya masing-masing. Namun perlu
ditekankan, bahwasannya visi-misi dan program yang dimiliki partai politik perlu
juga dilaksanakan.

Pemilu merupakan salah satu hal yang dapat mengidentifikasi apakah sebuah
organisasi dapat dikatakan partai politik atau bukan. Menurut Giovanni Sartori,
partai politik adalah suatu kelompok politik yang mengikuti pemilihan umum dan
pemilihan umum bisa menjadi ajang untuk para partai politik dalam mengajukan
calon-calonnya. Menurut cole, pemilihan umum, merupakan sarana kompetisi
untuk meraih kekuasaan di pemerintahan. Dari penjelasan diatas, dapat dikatakan
bahwasanya partai politik dan pemilihan umum merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan. Kedua hal tersebut saling membutuhkan satu sama lain. Partai
politik yang menjadikan pemilihan umum sebagai sarana untuk tampil dan pemilu
yang menjadikan partai politik menjadi peserta di dalamnya. Partai politik adalah
lembaga politik yang mengikuti pemilihan umum yang wajib untuk melahirkan
wakil rakyatnya yang mampu menampung dan memperjuangkan kepentingan
rakyat.

Dalam pemilihan umum , partai yang tidak berhasil mendapatkan kursi


jabatan di pemerintah tetap akan dianggap partai. Karena dalam pembentukan
partai, diharuskan selalu aktif, bukan hanya ketika pemilihan umum saja. Partai
harus terus berjalan, berbeda dengan pemerintahan yang berjalan dengan kurun
waktu selama lima tahun saja. Konsistensi dari partai politik sangat dibutuhkan
untuk keberlangsungan partai. Bagi partai yang kalah dalam pemilihan umum,
bisa mengambil peran sebagai oposisi. Opisisi sendiri mengambil peran yang
tidak kalah penting juga. Partai oposisi yang mendapatkan nilai plus dari
masyarakat akan menjadi keuntungan partai tersebut untuk pemilihan umum
selanjutnya. Namun, masyarakat masih menilai bahwa oposisi merupakan suatu
hal yang kurang menarik.

Hak dasar politik dilembagakan dan orang-orang diberi kebebasan untuk


mengekspresikan kepentingan masing-masing partai politik. Dalam
pengelolaanya untuk mengkespresikan kepentingan yang relevan terhadap
masalah yang terjadi pada pemerintahan. Peranan penting partai politik dalam
memberikan aspirasi masyarakat atau menginformasikan suatu program dan
kegiatan pemerintah, dengan bahasa lain partai politik ini memiliki fungsi check
and balances pemerintah dalam melaksanakan sistem demokrasi. Dalam kaitanya
agar supaya pemerintahan dapat berjalan dengan baik, beberapa hal menjadi
perhatian khusus yakni terkait dengan ideologis partai yang idealis pada
pengelolaannya bukan pada fungsi dasar dari pemerintahan tersebut. Hal-hal yang
harus diperhatikan antara lain :
1. Dapat dikontrol oleh rakyat.
Beberapa kriteria partai politik yang dapat dikontrol oleh rakyat adalah:
a. Dibentuk bukan dari kalangan parlemen melainkan dari kalangan
masyarakat suatu gerakan rakyat.
b. Mempunyai basis lokal yang kuat.
c. Dibentuk berdasarkan kepedulian yang sama pada satu atau lebih isu
penting.
d. Keuangan tergantung kepada iuran dan kontribusi.
e. Para pengurus dan calon partai untuk lembaga legislatif dan eksekutif
dipilih secara langsung, terbuka, dan kompetitif oleh para anggota.
2. Sistem Kepartaian Pluralis.
Perlu ada dan dikembangkan sistem kepartaian yang dipandang cocok dan
sesuai dengan kemajemukan masyarakat Indonesia tetapi pada pihak lain
dapat menghasilkan pemerintahan yang efektif adalah sistem kepartaian
pluralis moderat yang ditandai oleh jumlah partai yang tidak terlalu banyak
tetapi juga tidak terlalu sedikit dan jarak ideologi antar partai juga tidak
terlalu jauh sehingga consensus masih mungkin dicapai.
3. Visi Demokrasi Pimpinan Partai.
Partai politik hendaknya dikelola oleh pemimpin dan aktivis yang
memahami demokrasi, hal ini disebabkan oleh:
a. Merupakan upaya memanusiakan kekuasaan (humanizing power).
b. Bukan sekedar kompetisi, tetapi adalah kompetensi dalam mengelola
partai politik, apakah itu pengalaman organisasi, ilmu pengetahuan atau
wawasan dan yang terpenting adalah perilaku atau sikap, maka dapat
diartikan untuk mengelola organisasi khususnya partai politik yang
diperlukan adalah kecerdasan otak bukan kekuatan otot.

4. Partai yang tidak Monopoli.


a. Untuk kepentingan bersama sebagai bangsa melainkan bersedia
berdialog dengan kalangan ranah masyarakat dan ranah dunia usaha
untuk menyepakati apa yang menjadi kepentingan bersama.
b. Untuk dapat menjadi penyelenggara pemerintah baik di legislatif,
eksekutif atau lembaga-lembaga Negara lainnya, adalah yang diajukan
oleh partai politik dan masyarakat.
c. Informasi publik yang akan dibahas dan diputuskan, serta penerimaan
dan pengeluaran partai harus bertindak transparan kepada publik
dengan membuka akses kepada publik seluas mungkin untuk
berinteraksi dengan partai politik.

Dengan berjalannya partai politik sesuai dengan fungsinya, sehingga


pemerintahan pusat dapat berjalan sesuai dengan mekanisme demokrasi yang ada.
Konsistensi dalam menjalankan fungsi dari partai politik tersebut juga menjadi
salah satu poin penting yang harus dipertahankan demi menjaga keutuhan
fundamental partai politik yang ada, sebuah sistem yang konsisten akan jauh lebih
membantu pemerintah dalam menjalankan sistem demokrasi yang ada, sebuah
partai politik yang tidak konsisten dalam program masing-masing partai politik
akan menyebabkan terjadinya perjalanan demokrasi yang tidak baik, oleh karena
itu konsistensi fundamental masing masing partai politik harus dipertahankan.
KESIMPULAN
Secara etimologi politik berasal dari kata “polis” (Yunani) yang berarti
kota atau negara kota. Kemudian diturunkan kata-kata “polities” yang berarti
warga negara, politike te ckne’ berarti kemahiran politik dan politike episteme
yang berarti ilmu politik. Secara istilah politik adalah usaha untuk mencapai atau
mewujudkan cita-cita atau ideologi (Ismail, 1984). Menurut Antony Downs
definisi dari partai politik adalah sebuah tim yang terdiri dari kumpulan
sekelompok orang yang berusaha untuk mengendalikan atau mengontrol para
aparatur pemerintahan dengan mendapatkan jabatan dalam suatu pemilihan yang
sah atau pemilu yang konstitusional. Giovanni Sartori mendefinisikan sebuah
partai politik sebagai suatu kelompok politik apa pun yang diidentifikasi oleh
label resmi dan sah yang hadir atau terlibat pada pemilihan yang sah (pemilu), dan
memiliki kemampuan menempatkan seorang kandidat atau calon untuk jabatan
publik. Jadi, dapat dikatakan bahwa partai politik sendiri merupakan organisasi
dengan sekumpulan orang ataupun golongan yang berusaha untuk memperoleh
serta menggunakan kekuasaan tersebut.

Partai politik dapat dipahami sebagai asosiasi atau sebuah badan permanen
warga negara yang didasarkan pada keanggotaan bebas dan sebuah program yang
ingin menduduki posisi dalam pemerintahan melalui jalur pemilihan, posisi yang
menentukan secara politik negara dengan tim pemimpin mereka, untuk
mewujudkan saran serta nilai-nilai pada partai politiknya untuk menyelesaikan
permasalahan masyarakat yang belum terselesaikan. Ciri khas dari partai adalah
“semangat juang” mereka. Kesiapan mereka untuk politik aksi dan konfrontasi
politik dan aspirasi mereka untuk mengambil alih dan mempertahankan
kekuasaan pemerintahan. Persaingan antar partai ini adalah instrumennya untuk
mendapatkan kekuatan politik dan seluruh organisasi partai pada akhirnya
berakhir pada tujuan ini.

Hak dasar politik dilembagakan dan orang-orang diberi kebebasan untuk


mengekspresikan kepentingan masing-masing partai politik. Dalam
pengelolaanya untuk mengekspresikan kepentingan yang relevan terhadap
masalah yang terjadi pada pemerintahan. Peranan penting partai politik dalam
memberikan aspirasi masyarakat atau menginformasikan suatu program dan
kegiatan pemerintah. Dalam sebuah partai, fungsi dari partai harus dilaksanakan
semaksimal mungkin agar jalannya pemerintah dapat sesuai dengan mekanisme
demokrasi. Konsistensi dalam menjalankan fungsi dari partai politik tersebut juga
menjadi salah satu poin penting yang harus dipertahankan demi menjaga
keutuhan fundamental partai politik yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Bulkin, N. Indonesia’s Political Parties. Carneigie Endowment for International


Peace. (https://carnegieendowment.org/2013/10/24/indonesia-s-political-
parties-pub-53414#PDI-P) diakses pada tanggal 30 Agustus 2021.
Budiardjo, M. (1989). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia.
Ismail, S., G. (1984). Pengantar Ilmu Pollitk. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Noor, F. (2016). Oposisi Dalam Kehidupan Demokrasi. Jurnal Masyarakat
Indonesia, Vol. 42 (1).
Setyadarmodjo, H. H. (2000). Organisasi Partai Politik dan Demokrasi. Jurnal
Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik, (1).
KONTRIBUSI ANGGOTA
a. Nama : Andre Roha Nadzifa
Kontribusi : Mereview bagian “Criteria to identify political parties” hal
13 dan kesimpulan.
b. Nama : Ardyansyah Ilham P
Kontribusi : Mereview bagian “Criteria to identify political parties” hal
12.
c. Nama : Debrina Saski Mutia
Kontribusi : Mereview bagian “What is a political party?” hal 11,
menyusun materi dan ppt.
d. Nama : Eryca Regita Wijaya Cahyani
Kontribusi : Mereview bagian “What is a political party?” hal 11 dan
ppt.
e. Nama : Bayu Aji Gatiadi Gumirang
Kontribusi : Mereview bagian “Criteria to identify political parties” hal
13 dan ppt.

Anda mungkin juga menyukai