Disusun Oleh:
Adinda Purnama Sari
(2115310456)
DAFTAR ISI
COVER ..................................
PENDAHULUAN ......................
PENUTUP .................................
Puji dan syukur penulis mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, bimbingan, dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Judul makalah ini ialah "Partai Politik dan Pemilu Makalah ini berisi tentang konsep
partai politik dan pemilu, bentuk-bentuk partai politik dan pemilu, dan sejarah partai politik dan
pemilu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dalam sistem pemilihan umum yang dipilih oleh rakyat semua jabatan
politik seperti jabatan Presiden dan Wakil Presiden, anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyar
Daerah, jabatan Gubernur dan Wakilnya, dan jabatan Bupati dan Wakilnya serta
Walikota dan wakilnya. Pemilihan umum unruk jabatan-jabatan politik itu ada
yang serentak ada yang tidak serentak.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Secara etimologis kata partai dapat ditelusuri jejaknya daei bahasa Latin,
yaitu partire, yang bermakna "membagi" atau "memilah" atau juga bisa disejajarkan
dengan kata benda "parf di kembangkan menjadi kata kerja berubah jadi "to
participate, yang berarti turut ambil bagian." Dengan pengertian tersebut, partai
dipahami sebagai "bagian dari masyarakat yang turut ambil bagian dalam kegiatan
bertujuan." Sementara politik itu. Jika disandingkan antara makna partai dan politik
secara etimologis, maka partai politik dipahami sebagai bagian dari masyarakat
yang turut ambil bagian dalam kegiatan bertujuan kekuasaan (power), kewenangan
(authority), kehidupan publik (public life), pemerintahan (government), negara
(state), kebijakan (policy), pengambilan keputusan (decision making), dan lain
sebagainnya.
Adapun pengertian partai politik menurut para ahli, yaitu sebagai berikut:
1. G. SARTORI
Dalam bukunya Party and Party Systems: A Framework for Analysis, Sastori
memberikan pengertian partai politik sebagai "kelompok politik yang ikut
serta dalam pemilihan umum, para calon untuk duduk dalam legislatif dan
pemerintahan.
2. MIRIAM BUDIARDJO
Dari pendapat dua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa partai politik
adalah kelompok yang terorganisasi, ditandai dengan adanya visi, misi, tujuan,
platform, dan program dan agenda, dan mengikuti pemilihan umum untuk meraih
kekuasaan atau jabatan legislatif dan eksekutif.
Partai politik dibangun oleh para pendirinya sebagai suatu usaha untuk
merepresentasikan kepentingan politik mereka pada lembaga perwakilan
rakyat (legislatif) dan lembaga pemegang kekuasaan pemerintahan
(eksekutif) seperti presiden, gubernur, bupati, atau wali kota.
Partai politik massa merupakan suatu partai politik yang hadir dari
kelas-kelas masyarakat yang sering termarjinalkan atau dari elit ya g
berada diluar parlemen yang berkeinginan untuk merebut kekuasaan
atau sekedar memperjuangkan kepentingan golongannya di dalam
pemerintahan. Atau yang mengandalakan
kekuatan pada keunggulan jumlah anggota dengan cara
memobilisasi massa sebanyak-banyaknya, dan mengenbangkan diri
sebagai pelindung atau menempatkan partai melindungi semua
golongan dan lapisan masyarakat yang ada sehingga pemilihan
umum dapat dimenangkan.
❖ Berdasarkan tujuannya
Sistem ini berlaku apabila di suatu negara hanya terdapat satu partai politik
atau ada beberapa partai politik, namun yang dominan dan mempunyai
peran yang sangat besar hanya satu partai. Sebagai contoh China, yang
memiliki partai tunggal yakni Partai Komunis China, sedangkan contoh
partai tunggal yang dominan dan mempunyai peran besar yakni Indonesia
pada waktu era Orde Baru dengan Golkar yang sangat dominan.
Sistem ini berlaku, apabila dalam suatu negara hanya ada dua partai politik
ataupun bisa lebih dari dua partai politik akan tetapi yang dominana hanya
dua partai. Agar sistem ini berjalan baik menurut Peter G.J. Pulzer,
diperlukan tiga syarat, yakni: 1) komposisi masyarakatnya homogen; 2)
adanya konsesus yang kuat dalam masyarakat mengenai asas dan tujuan
sosial yang pokok; dan 3) adanya kontinuitas atau latar belakang sejarah.
Dalam sistem ini partai-partai dengan jelas dibagi dalam partai yang
berkuasa (karena menang dalam pemilihan umum) dan partai oposisi
(karena kalah dalam pemilihan umum). Contoh negara memiliki ciri-ciri
sistem dwi partai, yaitu Inggris, Amerika Serikat, Filipina, Kanada, dan
Selandia Baru.
Sistem multipartai, yaitu parpol yang eksis lebih dari dua. Jumlahnya
persisnya bervariasi. Munculnya multipartai bisa disebabkan oleh konteks
sosial negara itu yang majemuk. Kemajemukan bisa dilihat dari berbagai hal
misalnya, dari ras, suku, agama, kebudayaan, sampai ideologi. Indonesia
adalah salah satu negara yang menganut sistem multipartai.
Partai politik yang pertama kali lahir di Indonesia adalah partai yang
didirikan oleh tiga serangkai yaitu Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. Setiabudi, dan Ki
Hajar Dewantara. Partai yang pertama ini bernama Indische Partij, dan didirikan
tahun 25 Desember 1912 di kota Bandung. Partai partai politik yang berdiri pada
jaman penjajahan Belanda, selalu dilingkupi oleh perasaan cemas, dan tidak dapat
hidup dengan damai. Hal ini dikarenakan partai partai ini mempunyai tujuan utama
untuk menggulingkan pemerintahan Belanda secara politik.
Sejak saat itu mulai banyak bermunculan organisasi yang berani bergerak di
bidang politik, sebut saja PNI atau Partai Nasional Indonesia yang didirikan oleh Ir.
Soekarno, yang merupakan presiden pertama Republik Indonesia. Partai politik
mempunyai peranan yang sangat besar dalam perjalanan perjuangan
kemerdekaan bangsa Indonesia. Saat ini partai politik di negara kita sudah tidak
lagi bertujuan untuk membebaskan diri dari penjajah, namun bertujuan untuk
membebaskan setiap rakyat Indonesia dari berbagai macam masalah masalah
pemerintahan, termasuk dalam sektor ekonomi, sosial, dan lain lainnya.
Dan saat ini partai yang ada di Indonesia itu terdiri dari PDI, Gerindra, PAN,
Partai Berkarya, emokrat, Gerakan Perubahan Indonesia, Hanura, Golkar, PKS,
Nasional Demokrat, Persatuan Pembangunan, Persatuan Indonesia, Solidaritas
Indonesia, PKB. Sementara dua partai lainnya yang tidak lolos dari proses
verifikasi adalah partai Bulan Bintang, dan partai PKPI.
2.2 PEMILIHAN UMUM
> Syamsudin Haris, pemilu adalah salah satu bentuk pendidikan politik bagi
rakyat, yang bersifat langsung, terbuka, massal.
> Veri Junaidi, pemilu adalah sebagai prosedur untuk mencapai demokrasi atau
merupakan prosedur untuk memindahkan kedaulatan rakyat kepada
kandidat tertentu untuk menduduki jabatan-jabatan politik.
Adam Pzeworski (1988) menulis, minimal ada dua alasan mengapa pemilu menjadi
variabel sangat penting dalam suatu negara demokrasi;
Terdapat dua alasan mengapa pemilu menjadi variabel penting suatu negara,
yakni:
Menurut C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, fungsi pemilu sebagai alat
demokrasi yang digunakan untuk:
Asas adalah suatu pangkal tolak pikiran untuk suatu kasus atau suatu jalan dan
sarana untuk menciptakan suatu tatanan hubungan yang dikehendaki, mengutip
Joko. J.Prihatmoko dalam buku Pemilihan Kepala Derah Langsung
(Filosofi, Sisten, dan Problema Penerapan di Indonesia). Asas yang dipakai dalam
pemilu Indonesia yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil seperti yang
tertuang dalam Pasal 2 UU Pemilu Legislatif. Berikut penjelasannya:
> Langsung
> Umum
Umum, berarti pemilihan umum berlaku untuk seluruh warga negara yang
memenuhi persyaratan, tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, jenis
kelamin, golongan, pekerjaan, kedaerahan, dan status sosial yang lain.
> Bebas
> Rahasia
> Jujur
Jujur, berarti semua pihak yang terkait dengan pemilu harus bertindak dan
juga bersikap jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
> Adil
Secara umum ada dua sistem pemilihan umum yaitu sebagai berikut: Sistem
Distrik dan Proporsional.
> Sistem Proposional, Sistem yang melihat pada jumlah penduduk yang
merupakan peserta pemilih. Sistem proporsional banyak diterapkan oleh
negara multipartai, seperti Italia, Indonesia, Swedia, dan Belanda.
Ada dua jenis sistem di dalam sistem proporsional, yaitu: list proportional
representation, dan the single transferable vote.
Pendapat yang dihasilkan dari forum diskusi ini menyatakan bahwa sistem
distrik dapat menekan jumlah partai politik secara alamiah tanpa paksaan,
dengan tujuan partai-partai kecil akan merasa berkepentingan untuk
bekerjasama dalam upaya meraih kursi dalam sebuah distrik. Berkurangnya
jumlah partai politik diharapkan akan menciptakan stabilitas politik dan
pemerintah akan lebih kuat dalam melaksanakan program-programnya,
terutama di bidang ekonomi.
Pada tahun 2004 peserta pemilu berkurang dari 48 menjadi 24 parpol saja.
Ini disebabkan telah diberlakukannya ambang batas(Electroral Threshold)
sesuai UU no 3/1999 tentang PEMILU yang mengatur bahwa partai politik
yang berhak mengikuti pemilu selanjtnya adalah parpol yang meraih
sekurang-kurangnya 2% dari jumlah kursi DPR. Partai politikyang tidak
mencapai ambang batas boleh mengikuti pemilu selanjutnya dengan cara
bergabung dengan partai lainnya dan mendirikan parpol baru.
untuk partai politik baru. Persentase threshold dapat dinaikkan jika dirasa
perlu seperti persentasi Electroral Threshold 2009 menjadi 3% setelah
sebelumnya pemilu 2004 hanya 2%. Begitu juga selanjutnya pemilu 2014
ambang batas bisa juga dinaikan lagi atau diturunkan.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan
Disarankan untuk para pembaca agar bisa memahami isi makalah ini
dengan baik guna menambah pengetahuan dan memperluas pemahaman
tentang "Partai Politik dan Pemilu" akan tetapi sebelumnya penulis
menyampaikan permohonan maaf jika ada kata yang membuat para pembaca
keliru, dan penulis menyadari pembahasan hanya pada batasan permasalahan
pada makalah ini, sehingga kritik dan saran sangat dibutuhkan penulis untuk
melengkapi makalah ini baik dari segi teori, metode, dan analisis sehingga dapat
menjadi acuan referensi bagi peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
> Elly M. Setiadi, Usman Kolip. 2013. Pengantar Sosiologi Politik edisi
pertama. Jakarta: Kencana
> Prof. Dr. Damsar. 2015. Edisi Revisi Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta:
Kencana
> Yusnedi Achmad. 2019. Sosiologi Politik. Yogyakarta: Deepublish CV Budi
Utama
> Salamadian. 2019. Dalam https://salamadian.com/pengertian-partai-politik/
> Idil Akbar. 2012. Mengenal tipologi partai politik. Dalam Inikatorsurvey
(https://indikatorsu 「 vey.wo 「 dpress.com/2012/03/22/mengenal-tipologi-
partai-politik-indonesia/)
> Aviv. 2012. Jenis partai politik. Dalam Avivsyuhada.
(https://avivsyuhada.wordpress.com/2012/02/23/jenis-partai-politik/)
> Ramlan Surbakti. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo
> Dr. Yusa Djuyandi. 2017. Pengantar Ilmu Politik edisi kedua. Depok: PT.
RajaGrafindo Persada
> (http://sosiologis.com/partai-politik)
> Dr. Miftah Thoha. 2014. Birokrasi Politik Pemilihan Umum di Indonesia.
Jakarta: Kencana
> Serafica Gischa . 2020. Kompas.com. Dengan judul "Pemilu: Pengertian,
Alasan, Fungsi, Asas dan Tujuan".
(https://www.kompas.eom/skola/read/2020/01/15/113000169/pemilu-
Dengertian-alasan-fungsi-asas-dan-tujuan?page=all)