Anda di halaman 1dari 6

Meringkas undang-undang pajak dan ketentuan- ketentuan pajak umkm

Disusun oleh

Jopan Andianto hulu

(2115310275)

Penjelasan

Pajak UMKM merupakan pajak yang dibebankan kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM). Sama seperti pajak lainnya, sifat pajak sendiri mengikat dan memaksa. Oleh sebab itu jenis
pajak ini bersifat memaksa dan mengikat para pelaku UMKM.

Walaupun bersifat memaksa dan mengikat, tarif pajak yang ditetapkan pada pengusaha UMKM akan
disesuaikan dengan kapasitas usahanya. Oleh sebab itu, jangan khawatir akan merasa diberatkan
dengan pemberlakuan pajak ini.

Esensi adanya pajak itu sendiri dimaksudkan agar pembangunan negara bisa terwujud, karena negara
memiliki pendapatan negara yang menunjang. Dengan demikian , sebagai pengusaha UMKM tentunya
ingin pembangunan di segala bidang, karena para pengusaha itu pun akan merasakan manfaatnya.

Kesimpulannya, pajak untuk UMKM merupakan salah satu pajak yang harus dibayar oleh pengusaha
UMKM untuk pembangunan negara. Dari pembangunan tersebut akan melancarkan aktivitas usaha
yang dilakukannya. Dengan demikian, adanya take and give antara Pemerintah dengan pelaku bisnis
UMKM.

Dasar Hukum Pajak UMKM Pemerintah memberikan pengaturan tentang pajak, khususnya pajak untuk
UMKM karena berdasarkan kepada dasar hukum yang melandasi ketentuan tersebut. Itulah sebabnya,
pemerintah memiliki kekuatan hukum atas dasar pengenaan pajak ini. Dasar hukum yang melandasinya
yaitu:

Undang-Undang 6 Tahun 1983 yang telah diubah terakhir dengan UU No. 16 Tahun 2009 Tentang
Ketentuan Umum Perpajakan. Dasar hukum pengenaan pajak khusus UMKM mengacu pada Undang-
Undang Nomor 16 tahun 2009, dimana Undang-Undang ini menyempurnakan Undang-Undang Nomor 6
tahun 1983 yang berisi tentang pemberlakuan pajak untuk UMKM. Dengan demikian, pemerintah
memiliki kekuatan hukum atas dasar pengenaan pajak ini.

Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 yang telah disempurnakan dan diubah terakhir dengan Undang-
Undang No. 36 Tahun 2008 yang berisi tentang Pajak Penghasilan Pajak penghasilan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang perpajakan No. 36 tahun 2008 serta menyempurnakan Undang- Undang Nomor
7 tahun 1983 yang mengatur tentang pajak penghasilan dari pendapatan UMKM. Dari peraturan
Undang- Undang tersebut terlahir besaran tarif pajak yang berlaku.

Peraturan Pemerintah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 yang telah diubah dan
disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 yang berisi tentang Pajak Pertambahan
Nilai Semua komoditi usaha bagi para pelaku UMKM akan diatur dalam pajak pertambahan nilai. Dengan
demikian, tidak hanya sebatas penghasilan dan omzetnya saja yang akan dikenakan pajak, tetapi juga
komoditi barangnya. Peraturan pemerintah ini hanya sebagai landasan hukum semata.

Undang-Undang Nomor 20/2008 Tentang Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini yang berisi tentang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) maka pemerintah pun
menetapkan tarif pajak untuk usaha UMKM tersebut, dengan tujuan pembangunan fasilitas negara
tentunya akan lebih mengembangkannya.Pemerintah tidak akan mengeluarkan kebijakan tanpa ada
sumber hukum yang melandasinya, sekalipun untuk urusan pajak ini bersifat memaksa dan mengikat.
Oleh sebab itu, dasar-dasar hukum tersebut dijadikan acuan oleh Pemerintah untuk menetapkan pajak
untuk UMKM.

Kriteria UMKM Kriteria dari UMKM yang ada di Indonesia menurut Undang- Undang adalah sebagai
berikut.

-Usaha mikro

Bisnis bisa dikatakan menjadi usaha menengah jika kekayaan dari usaha menengah mencapai Rp
500.000,- sampai Rp 10.000.000,- untuk saat ini dan tidak termasuk tanah serta bangunan. Dengan hasil
penjualan tahuanan harus mencapai Rp 2.500.000,- sampai Rp 50.000.000,-.
Besaran Tarif Pajak UMKM Pemerintah menetapkan tarif pajak UMKM sebesar 0,5%dari setiap
penghasilan yang didapat oleh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018.

Peraturan pemerintah tersebut menyempurnakan peraturan pemerintah No. 46 tahun 2013 dengan
beberapa peraturan yang disempurnakan meliputi pengenaan tarif, dan jangka waktu pengenaan pajak
untuk orang pribadi maupun badan usaha.

Tarif sebelumnya pada pengenaan pajak untuk UMKM yaitu sebesar 1%dari penghasilan final ataupun
bruto, namun kebijakan pemerintah karena dilandasi oleh berbagai faktor menyempurnakannya
menjadi 0,5%. Hal tersebut tentunya kabar gembira bagi para pelaku UMKM.

Penurunan tarif tersebut merupakan kebijakan pemerintah pada UMKM yang memiliki omset maksimal
Rp4,8 miliar. Hal tersebut bertujuan agar nilai lebih dari kewajiban pajak yang sebelumnya sebesar
1%menjadi 0,5% agar dapat dijadikan modal kerja, sehingga para pengusaha tersebut dapat
menggunakan nominal untuk membayar pajak menjadi modal kerja yang tentunya jauh lebih penting
untuk pengembangan usaha.

Efektif penurunan pajak untuk UMKM tersebut berlaku mulai 1 Juli 2018. Jika wajib pajak harus
melakukan penyetoran pajak pada tanggal 15 Juli maka perhitungannya masih menggunakan tarif yang
lama, yaitu sebesar 1%. Perhitungan tersebut dianggap untuk omzet bulan Juni. Itulah sebabnya masih
menggunakan tarif pajak yang lama.

Cara Hitung Pajak UMKM

Contoh 1

Ibu Rahma memiliki toko hijab dengan omzet penjualan sebesar Rp10.000, besarnya nominal pajak yang
harus dibayarkan yaitu:

Nilai pajak yang harus dibayar yaitu Rp10.000 X 0,5% = Rp50:-

Jika omzet tersebut terhitung untuk bulan April yang akan dibayarkan pada bulan Mei. Maka
perhitungannya adalah:

Rp10.000 X 1% = Rp100:-

Contoh 2

Ibu Indah memiliki omzet per tahun dari toko sepatu yaitu sebesar Rp300.000:-,sementara ibu Indah
memiliki suami yang juga seorang pengusaha UMKM batik dengan omzet sebesar Rp400. 000/tahun.
Maka, pajak yang harus dibayarkan adalah:
Omzet Ibu Indah + Suami: Rp300 +Rp400.000. = Rp700.000:-

Total pajak yang harus dibayar adalah Rp700.000 x0, 5%= Rp3.500/tahun.

Catatan tambahan:

apabila mengalami kerugian dalam usahanya atau tidak mendapatkan omzet maka pengusaha berhak
untuk melaporkannya pada DJP dan memilih untuk tidak membayar pajak karena kerugiannya tersebut.

Kesimpulan:

Membangun sebuah usaha kecil tidak luput dari pengenaan pajak UMKM yang diberlakukannya oleh
karena itu dengan Jasa konsultan Pajak UMKM atau konsultan pajak umkm anda bisa fokus
mengembangkan usaha. Hal tersebut dimaksudkan agar keadilan yang merata pada setiap warga negara
yang merupakan wajib pajak. Sehingga pembangunan dapat terwujud dari pembayaran pajak tersebut.
Seiring berjalannya waktu, pemerintah menurunkan besaran tarif pajak khusus untuk UMKM karena
pemerintah sadar UMKM

KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN

A. Dasar Hukum

Undang-undang No. 7 Tahun 1984 tentang Pajak Penghasilan (PPh) berlaku sejak 1 Januari 1984.
Undang-undang ini telah beberapa kali mengalami perubahan dan terakhir kali diubah dengan Undang-
undang No. 36 Tahun 2008.

Undang-undang PPh mengatur subjek pajak, objek pajak, serta acara menghitung dan melunasi pajak
yang terutang. Undang-undang PPH juga lebih memberikan fasilitas kemudahan dan keringanan bagi
Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.

Undang-undang PPh menganut asas materiil, artinya penentuan mengenai pajak yang terutang tidak
tergantung kepada surat ketetapan pajak.

B. Pengertian pajak

1. Definisi dan Unsur Pajak

Definisi atau pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmad Soemitro, SH : Pajak adalah iuran rakyat
kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa
timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur :


a.Iuran dari rakyat kepada negara, yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut
berupa uang (bukan barang).

b.Berdasarkan Undang-undang. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang


serta aturan pelaksananya.

c.Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk.Dalam
pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

d.Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluara yang

bermanfaat bagi masyarakat luas.

2.Fungsi Pajak

Ada dua fungsi pajak, yaitu :

a.Fungsi Budgeter (Fungsi Penerimaan)

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran Negara, yaitu
pengeluaran rutin dan pembangunan.

b.Fungsi Reguler (Fungsi Mengatur)

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial
dan ekonomi.

3.Pengelompokkan Pajak

a.Pajak Langsung dan Pajak Tidak Langsung

b.Pajak Subjektif dan Pajak Objektif.

c.Pajak Pusat dan Pajak Daerah.

4.Jenis-jenis Pajak

a.Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah

pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara

.Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak
Bumi dan Bangunan dan Bea Materai.
b.Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah

daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.Pajak daerah terdiri atas :
1) Pajak Propinsi,

contoh :Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

2) Pajak Kabupaten/Kota,contoh :Pajak hotel, Pajak restoran dan Pajak hiburan.

5.Tata Cara Pemungutan Pajak

A..Asas Pemungutan Pajak

1) Asas Domisili (asas tempat tinggal)

2) Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajip Pajak yang bertempat tinggal di
wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri.Asas ini berlaku untuk Wajib
Pajak dalam negeri.

3) Asas Sumber

4) Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber diwilayahnya tanpa
memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.

5) Asas Kebangsaan
6) Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.

B..Sistem Pemungutan Pajak


a)Official Assesment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

Ciri-cirinya :

a)Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus.

b)Wajib Pajak bersifat pasif.


c)Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.

Anda mungkin juga menyukai