Anda di halaman 1dari 3

1.

Jelaskan bagaimana pe-majak-an atas usaha kecil (UMKM) dengan omset kurang dari Rp
4.800.000.000 per tahun. Jelaskan keuntungan dan kerugian kebijakan pepajakan ini dilihat dari
sudut pandang fiskus dan wajib pajak?

JAWAB :

Tarif pajak UMKM ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2018 tentang
Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang
memiliki Peredaran Bruto Tertentu. PP tersebut menggantikan PP sebelumnya Nomor 46 Tahun
2013. Sementara aturan turunannya dalam bentuk Peraturan Menteri Keuangan (PMK) mengenai
pajak UMKM, dijanjikan akan segera terbit.

Pemerintah memang memangkas tarif PPh Final dari 1% menjadi 0,5% dengan tujuan membantu
bisnis UMKM terus berkembang, menjaga aliran keuangannya (cash flow) sehingga dapat
digunakan untuk tambahan modal usaha. Tarif pajak 0,5% ini bisa dinikmati oleh para pelaku
UMKM sampai tahun 2024. Dengan begitu, membayar pajak tidak lagi dianggap sebagai beban dan
momok. Tarif pajak setengah persen hanya berlaku untuk:

 UMKM yang memiliki peredaran bruto (omzet) tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam satu
tahun pajak. Antara lain usaha dagang, industri jasa seperti toko/kios/los kelontong,
pakaian, elektronik, bengkel, penjahit, warung atau rumah makan, salon, dan usaha lainnya
 Berlaku untuk UMKM konvensional atau offline maupun yang berjualan di toko online
(marketplace dan media sosial)

Aturan penurunan tarif pajak menjadi 0,5% sangat bermanfaat bagi pelaku UMKM. Beberapa
keuntungan itu, di antaranya:

 UMKM dapat membayar pajak dengan mudah dan sederhana. Karena PPh Final, maka
perhitungan pajak buat UMKM offline maupun online tinggal menjumlahkan peredaran
bruto dalam sebulan, kemudikan dikalikan tarif. Simpel kan
 Bisa mengurangi beban pajak para pelaku UMKM. Dengan tarif murah, sisa omzet bersih
setelah dipotong pajak bisa dipakai pengusaha untuk mengembangkan usahanya
 Tarif pajak yang rendah dapat merangsang orang untuk terjun sebagai wirausaha. Jadi tidak
perlu khawatir dibebankan pajak tinggi
 Dengan tarif istimewa itu diharapkan mendorong kepatuhan UMKM dalam membayar
pajak serta meningkatkan basis wajib pajak
 UMKM bisa naik kelas. Karena setelah mereka dapat menyusun laporan keuangan secara
rapi, patuh membayar pajak, dapat menjadi jalan bagi mereka untuk memperoleh akses
permodalan lewat bank.
2. Pengenaan pajak didasarkan pada stelsel riil, fiktif dan campuran. Jelaskan pengertian ketiga stelsel
tersebut dan aplikasinya dalam penyelesaian kewajiban pajak!

Jawab :

Stelsel Nyata

Stelsel Nyata merupakan salah satu jenis pemungutan pajak yang didasarkan pada objek atau
penghasilan yang diperoleh sesungguhnya (penghasilan nyata untuk Pajak Penghasilan).
Mengetahui dengan kondisi demikian, pemungutan pajak baru dilakukan pada akhir tahun. Dengan
begitu, penghasilan yang sesungguhnya dapat diketahui kemudian atau disebut sistem pemungutan
pajak di belakang (naheffing). Kelebihan dari stelsel ini adalah pajak yang dikenakan lebih realistis
yaitu sesuai dengan besarnya pajak yang sesungguhnya terutang, karena pemungutan pajak
dilakukan setelah tutup buku. Dengan demikian, penghasilan yang sesungguhnya akan diketahui
dengan sistem ini. Sedangkan kelemahannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode
(setelah penghasilan rill diketahui). Padahal, pemerintah lebih dahulu membutuhkan penerimaan
pajak ini untuk pengeluaran sepanjang tahun dan tidak hanya pada akhir tahun.

Stelsel Fiktif

Stelsel Fiktif adalah jenis pemungutan pajak yang didasarkan pada perkiraan oleh suatu undang-
undang. Perkiraan yang digunakan tergantung pada peraturan perpajakan yang berlaku. Stelsel ini
menerapkan sistem pemungutan pajak di depan. Misalnya penghasilan satu tahun pajak dianggap
sama dengan tahun sebelumnya. Sehingga pada awal tahun pajak telah dapat ditetapkan besarnya
pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan.

 Kelebihannya adalah pajak yang dibayarkan berjalan selama setahun tanpa harus
menunggu hingga akhir tahun.
 Kekurangannya adalah pajak yang dibayarkan tidak akurat karena tidak berdasarkan
keadaan sesungguhnya dan mengikuti tahun yang sebelumnya.

Stelsel Campuran

Jenis stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada awal tahun,
besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan. Kemudian pada akhir tahun, besarnya pajak
disesuaikan dengan keadaan sebenarnya. Apabila kenyataannya besarnya pajak lebih besar
daripada pajak menurut anggapan, maka wajib pajak harus menambah pembayaran. Sebaliknya,
apabila besaran pajaknya menurut kenyataan lebih kecil daripada pajak anggapan, maka wajib
pajak dapat meminta kembali kelebihannya (direstitusi) atau dapat juga dikompensasi. Kelebihan
stelsel ini adalah, pemungutan pajak sudah dapat dilakukan pada awal tahun pajak, dan pajak yang
dipungut sesuai dengan besarnya pajak yang sesungguhnya terutang. Kelemahan dari stelsel ini
adalah adanya tambahan pekerjaan administrasi karena penghitungan pajak dilakukan dua kali,
yaitu pada awal dan akhir tahun.

Contoh Penerapan Stelsel Pajak Campuran di Indonesia :

Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh), Indonesia dalam proses pemungutan
pajaknya menganut stelsel campuran. Contoh penerapan stelsel campuran adalah mekanisme PPh
Pasal 25/29. Dalam pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 25, pada awal tahun pajak angsuran
didasarkan besarnya pajak yang terutang pada surat pemberitahuan sebelumnya. Kemudian pada
akhir tahun, dihitung kembali berdasarkan penghasilan sesungguhnya yang diperoleh pada tahun
bersangkutan. Dalam menghitung jumlah pajak yang sesungguhnya di akhir tahun pajak (PPh Pasal
29), maka wajib pajak dapat mempertimbangkan kredit pajak PPh Pasal 25 yang telah
dibayarkannya. Apabila terdapat kekurangan pembayaran pajak (Pajak Penghasilan Pasal 29), maka
wajib pajak harus melunasi kekurangan tersebut dalam jangka waktu yang ditentukan.

3. CV. SEKAR WANGI adalah perusahaan yang mempunyai kegiatan usaha dalam bidang Penjualan
Daging Ayam.Peredaran Bruto CV. SEKARWANGI dalam Tahun Pajak 2019 sebesar Rp 4.236.000.000
(empat milyar dua ratus tiga puluh enam juta rupiah). Peredaran Bruto CV. SEKAR WANGI dalam
Tahun Pajak 2020 sebesar Rp 5.193.260.000 dengan perincian sebagai berikut :

1. Penjualan Kotor bulan Januari 2020 Rp. 440.000.000.


2. Penjualan Kotor bulan Pebruari 2020 Rp. 412.650.000.
3. Penjualan Kotor bulan Maret 2020 Rp. 495.320.000.
4. Penjualan Kotor bulan April 2020 Rp. 421.200.000.
5. Penjualan Kotor bulan Mei 2020 Rp. 414.860.000.
6. Penjualan Kotor bulan Juni 2020 Rp. 426.230.000.
7. Penjualan Kotor bulan Juli 2020 Rp. 468.200.000.
8. Penjualan Kotor bulan Agustus 2020 Rp. 445.782.000.
9. Penjualan Kotor bulan September 2020 Rp. 419.862.000.
10. Penjualan Kotor bulan Oktober 2020 Rp. 416.852.000.
11. Penjualan Kotor bulan Nopember 2020 Rp. 414.652.000.
12. Penjualan Kotor bulan Desember 2020 Rp. 417.652.000.

Saudara diminta melakukan Perhitungan PPh Badan untuk tahun pajak 2020, berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 Tanggal 08 Juni 2018 Tentang PPh Atas Penghasilan Dari Usaha
Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu .
Jawab :

4. PT. Cakra Adiguna Farma adalah perusahaan yang mempunyai kegiatan usaha dalam bidang
Penjualan obat. Peredaran Bruto PT. Cakra Adiguna Farma dalam Tahun Pajak 2019 sebesar Rp
7.436.798.000 Peredaran Bruto PT. Cakra Adiguna Farma dalam Tahun Pajak 2020 sebesar Rp
8.456.874.000 dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp.823.543.000
Berdasarkan :
1) Pasal 17 dan 31E Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.
2) Pasal 4 dan Pasal 5 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2020 Tanggal 31 Maret 2020 Tentang Kebijakan Keuangan Negara Dan
Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19) Dan/Atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian
Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan

Saudara diminta menghitung pajak terhutang PPh Badan PT. Cakra Adiguna Farma tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai