Anda di halaman 1dari 3

Nah sebelum kita membahas terkait ppn dan restitusi ppn perlu diketahui apa sih perencanaan

pajak itu sendiri , jadi perencanaan pajak itu salah satu cara yang dapat dimanfaatkan oleh
wajib pajak dalam melakukan manajemen perpajakan usaha atau penghasilannya, nah perlu
diperhatikan juga bahwa perencanaan pajak yang dimaksud ialah perencanaan pajak tanpa
melakukan pelanggaran undang-undang perpajakan yang berlaku. Jadi dia sesuai dengan
celah manfaat tidak melanggar dan juga tidak melenceng dari undang-undang yang berlaku.
Kemudian kenapa sih harus ada perencanaan pajak, jadi adanya perencanaan pajak ialah
untuk mengurangi jumlah atau total pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak.
Nah kita juga harus tau apa sih PPN itu , jadi PPN itu Pajak Penghasilan Nilai yang dimana
berasal dari pungutan yang dikenakan dalam setiap proses produksi maupun distribusi. Jadi
itulah alasan kenapa kita sering menemukan PPN dalam transaksi sehari-hari. Sebab, dalam
PPN, pihak yang menanggung beban pajak adalah konsumen akhir/pembeli.
Restitusi PPN atau pengembalian yang di akibatkan adanya kelebihan bayar ppn.
Kewajiban PPn ialah pemungutan ppn yang berkewajiban untuk memungut pajak dan
menyetor serta melaporkannya adalah pihak pedagang atau penjual. Namun yang memiliki
kewajiban untuk membayar beban pajak PPn adalah pihak pembeli yaitu konsumen akhir.
Pengukuhan PKP yang berarti pengusaha tersebut dikukuhkan atau di resmikan sebagai
pengusaha kena pajak atau yang kita kenal dengan PKP. Biasanya saat peredaran usahanya
melebihi 600jt dalam 1 tahun pajak
Pajak keluaran adalah PPN yang dipungut ketika PKP menjual produknya
Pajak masukan adalah PPN yang dibayarkan ketika PKP memperoleh/membuat produk

Sesuai ketentuan dalam pasal 9 ayat 8 huruf c UU PPN 1984, menyatakan bahwa pajak
masukan atas pembelian dan pemeliharaan kendaraan bermotor sedan, jeep, tidak dapat
dikreditkan. Ketentuan ini tidak berlaku apabila sedan maupun wargon tersebut merupakan
barang dagangan/ unutuk disewakan pada pihak lain.
Karena perolehan BKP maupun JKP tidak punya kaitan langsung dengan kegiatan usaha.
Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh pengusaha kena pajak, mengapa
dibuat faktur pajak? Karena berfungsi sebagai bukti bahwa PKP tersebut telah menunaikan
kewajibannya untuk memungut pajak dari pihak pemberi BKP/JKP, sehingga tidak ada cela
untuk tuduhan penggelapan pajak atau manipulasi pajak yang tidak akurat saat ada
pemeriksaan.
Faktur pajak standar = faktur yang dapat digunakan sebagai bukti pungutan pajak sebagai
sarana untuk mengkreditkan pajak masukan.
Faktur pajak gabungan = faktur pajak yang meliputi seluruh penyerahan barang kena pajak
atau penyerahan jasa kena pajak yang terdiri selama satu bulan kalender kepada pembeli yang
sama atau penerima jasa kena pajak yang sama.
Faktur pajak sederhana = bukti pungutan pajak yang diterbitkan oleh PKP yang
menyerahkan/menerima BKP/JKP secara eceran dan fungsinya dipersamakan dengan faktur
pajak standar.
Namun jenis faktur pajak sederhana sudah tidak berlaku berdasarkan PER-13/PJ/2010 seperti
faktur pajak standar. Kedua faktur pajak ini dilebur menjadi faktur pajak.
Apakah PPN itu merugikan perusahaan? Tergantung perusahaan itu sendiri , jika perencanaan
pajakya bagus dan memperhatikan aspek aspek yang dapat dimanfaatkan tentu tidak akan
rugi,
Cara agar perusahaan tidak rugi perlu dperhatikan 3 aspek:
1. Supplier (ada 2 yaitu PKP dan Non PKP) ketika perusahaan ingin mengurangi beban
pajak PPN maka alangkah baiknya perusahaan memilih supplier yang PKP
2. Jenis usaha, jika perusahaan memiliki cabang untuk mengurangi ppn ini maka
perusahaan harus melakukan pemusatan ppn, namun jika salah satu cabang tersebut
bergerak dibidang jasa maka sebaiknya perusahaan memisahkan ppn nya karena ini
guna untuk menghindari beban pajak yang terlalu besar dari yang seharusnya.
3. Konsumen, maka pilihla konsumen yang bersedia menerima faktur pajak, karena
dengan adanya konsumen yang menerima faktur pajakartinya beban ppn kita akan
semakin kurang.
Perencanaan pajak agar ppn tidak terlalu besar:
1. Menghindari sanksi administrasi yang berkaitan dengan faktur pajak, nah dalam
mengeluarkan faktur pajak pkp sebaiknya hati hati, karena ada beberapa sanksi ketika
pkp mengeluarkan tidak sesuai dengan pelaturan. (misalnya sanksi administrasi
perpajakan tidak diakui faktur pajak masukanoleh siklus)
2. Melakukan penundaan pembayaran, untuk penjualan secara kredit. Perusahaan bisa
melakukan penundaan sampai bulan berikutnya dengan cara menentukan faktur pajak
standar pada akhir bulan berikutnya
3. Perusahaan jangan melakukan pembangunan sendiri karena akan dikenakan ppn yang
lebih tinggi ketika perusahaan melakukan pembangunan sendiri
4. Bagi eksportif sebaiknya usahanya dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak
5. Menyetorkan dan melaporkan dengan benar dan tepat waktu SSp dan spt masa
ppnnya, karena jika melanggar dan tidak sesuai dengan peraturan akan dikenakan
sanksi berupa spt dianggap tidak disampaikan berdasarkan uu kup pasal 3 ayat 1.
Kemudian jika tidak melaporkan sampai batas waktu yang ditenukan maka akan
dikenakan sanksi administrasi berupa denda sesuai uu kup pasal 3 ayat 3
Nah perusahaan sebaiknya memperoleh barang kena pajak / jasa kena pajak dari pkp,
karena jika kita membeli dari pkp kita bisa mengkreditkan pajak masukan yang kita
terima.
Ini sesuai untuk perencanaan sehingga sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Pajak masukan yang dapat di kreditkan adalah pajak masukan yang berhubungan
langsung dengan produksi, distribusi pemasaran dan manajemen atas bkp/jkp dan faktur
pajak adalah faktur pajak standar atau dokumen yang disamakan dengan faktur pajak
standar

Selesai sudah presentasi kelompok kami pada hari ini seperti kamu dan dia yang selalu
ada tanpa pernah memulai
Jika ada yang salah mohon dimaafkan, jika ada yang sayang mohon diungkapkan.
Pulang sekolah dengan jalan kaki
Jalan kaki sampai rumah
Saya tutup presentasi hari ini
Salam hormat dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai