Anda di halaman 1dari 11

SOAL KUP A & B

Nama : Dienul Aqidatul Izzah


NIM : 2411806753
Kelas : CM 1 2018
Mata Kuliah : Brivet Pajak

Jawaban :
1. Circumavigation UU KUP
Alur cerita UU KUP
Pertama, seorang wajib pajak pribadi maupun badan. WP Pribadi wajib melakukan
pencatatan karena pengusaha. Dan badan wajib melakukan pembukuan. Di dalam wajib
pajak terdapat subjektif (administrasi) dan objektif (penghasilan).
Kedua, registrasi untuk membuat NPWP bagi wajib pajak.
Ketiga, melakukan pembukuan dan pencatatan.
Keempat, melakukan pembayaran pajak di kantor pajak.
Kelima, melakukan pelaporan atas pajak yang sudah dibayarkan.
Keenam, pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh kantor pajak.
Ketujuh, jika wajib pajak tidak melakukan pelaporan dan pembayaran pajak makan akan
dikenakan denda maupun tindak pidana perpajakan sesuai dengan UU KUP yang berlaku.
Kedelapan, melakukan ketetapan dalam batas waktu penyampaian pelaporan.
Kesembilan, upaya hukum sebagai sanksi wajib pajak yang telat bayar atau melewati
batas waktu pelaporan pajak.
Kesepuluh, melakukan penagihan pada wajib pajak.
Kesebelas, melakukan restitusi yaitu pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang
dilakukan oleh wajib pajak kepada negara.
Keduabelas, mendapatkan imbalan bunga apabila permohonan keberatan wajib pajak
dikabulkan atau hanya dikabulkan sebagian saja.

2. Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang dikenakan pajak sesuai dengan
ketetapan yang telah diatur oleh UU. Sedangkan objek pajak adalah penghasilan atau
kemampuan ekonomis yang diterima wajib pajak.
3. Asas UU HPP
- Asas keadilan
- Asas kesederhanaan
- Asas efisiensi
- Asas kepastian hukum
- Asa kemanfaatan
- Asas kepentingan nasional
Tujuan UU HPP
- Pertumbuhan : meningkatkan pertumbuhan dan mendukung percepatan pemulihan
perekonomian
- Penerimaan negara : mengoptimalkan penerimaan negara
- Berkeadilan : mewujudkan sistem perpajakan yang berkadilan dan berkepastian
hukum
- Perluasan basis pajak : melaksanakan reformasi administrasi, kebijakan perpajakan
yang konsulidatif, dan perluasan basis pajak.
- Kepatuhan sukarela : meningkatkan kepatuhan sukarela wajib pajak
Ruang lingkup terdapat klaster perubahan
- UU PPH berlaku tahun pajak 2022
- UU KUP berlaku mulai tanggal diundangkan
- Pajak Karbon berlaku mulai 1 April 2022
- UU PPN berlaku mulai 1 April 2022
- Program pengungkapan sukarela 1 Januari s/d 30 Juni 2022
- UU Cukai berlau mulai tanggal diundangkan

4. Penggunaan kip sebagai NPWP Pribadi


Demi kesederhanaan administrasi dan kepentingan nasional, dilakukan integrasi basis
data kependudukan dengan sistem administrasi perpajakan sehingga mempermudah WP
oang pribadi melaksanakan pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan.
Pengguna NIK sebgaai NPWP tidak serta merta menyebabkan orang pribadi membayar
pajak.
Pembayaran pajak dilakukan apabila penghasilan dalam satu tahun diatas batasan PTKP
atau apabila orang pribadi merupakan pengusaha yang menggunakan PPh 23
(pembayaran pajak dilakukan jika peredaran bruto diatas 500jt/tahun.

5. A. sanksi pemeriksaan dan WP tidak menyampaikan SPT atau membuat pembukuan


Uraian KUP Lama UU HPP
PPh kurang dibayar 50% Sanksi bunga perbulan
sebesar suku bunga acuan
ditambah uplift factor 20%
(maks. 20 bulan)
PPh kurang dipotong 100% Sanksi bunga perbulan
sebagai suku bunga acuan
ditambah uplift factor 20%
(maks. 20 bulan)
PPh dipotong tetapi tidak 100% 75%
disetor
PPN dan PPNBM kurang 100% 75%
dibayar

6. Jika sudah berpenghasilan PTKP

7. Pengusaha pribadi maupun badan sebelumnya harus mendaftarkan diri untuk


mendapatkan Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) apabila omzet dari
usahanya dalam 1 (satu) tahun telah mencapai lebih dari Rp 4.800.000.000 (empat miliar
delapan ratus juta rupiah)

Dengan berkaca pada PMK Nomor 197/PMK.03/2013, dikatakan bahwa perusahaan


yang jumlah omzetnya tidak sampai pada Rp 4.800.000.000 (empat miliar delapan ratus
juta rupiah), maka tidak diwajibkan untuk menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan
akan dimasukkan dalam klasifikasi pengusaha kecil Non Pengusaha Kena Pajak (Non
PKP).
Apabila Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang ternyata setelah dikukuhkan memiliki jumlah
omzet usahanya dalam 1 (satu) tahun di bawah Rp 4.800.000.000 (empat miliar delapan
ratus juta rupiah), maka dapat mengajukan permohonan pencabutan pengukuhan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Bagi pengusaha yang memiliki omzet di atas Rp 4.800.000.000 (empat miliar delapan ratus
juta rupiah) diwajibkan untuk menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP), namun untuk
pengusaha yang omzetnya di atas Rp 4.800.000.000 (empat miliar delapan ratus juta
rupiah) tetapi belum dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP), maka pengusaha
tersebut belum bisa memungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan menerbitkan faktur
pajak.

8. Self Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang membebankan


penentuan besaran pajak yang perlu dibayarkan oleh wajib pajak yang bersangkutan.
Dengan kata lain, wajib pajak merupakan pihak yang berperan aktif dalam menghitung,
membayar, dan melaporkan besaran pajaknya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau
melalui sistem administrasi online yang sudah dibuat oleh pemerintah.
Withholding System, besarnya pajak dihitung oleh pihak ketiga yang bukan wajib pajak
dan bukan juga aparat pajak/fiskus.

Contoh Witholding System adalah pemotongan penghasilan karyawan yang dilakukan oleh
bendahara instansi terkait.Jadi, karyawan tidak perlu lagi pergi ke KPP untuk
membayarkan pajak tersebut.

9. Untuk PPh Pasal 4 ayat (2), , PPh Pasal 21/26 dan PPh Pasal 23/26, batas waktu
pembayaran/penyetoran pajak adalah tanggal 10 bulan berikutnya.

10. Batas waktu pelaporan Surat Pemberitahuan Masa-nya adalah tanggal 20 bulan berikutnya.
11. Cara Lapor Pajak Online
- Setelah mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan, kini Taxmates dapat melakukan
lapor pajak online, dengan cara sebagai berikut:
- Masuk ke laman https://djponline.pajak.go.id
- Login dengan nomor NPWP dan kata sandi yang sudah ada, lalu isikan kode unik
(captcha)
- Jawab sejumlah pertanyaan yang tersedia sesuai dengan kondisi dan keadaan WP
- Isi formulir SPT dengan benar
- WP akan menerima tanda bukti jika SPT sudah berhasil dilaporkan.
Bayar pajak secara online umumnya dapat menggunakan e-Billing pada laman DJP
Online.langkah-langkahnya sebagai berikut:
- Log in ke laman djponline.pajak.go.id.
- Masukkan NPWP, password, dan kode keamanan untuk login ke akun Anda.
- Selanjutnya pilih menu e-Billing System.
- Pilih pada menu Isi SSE.
- Kemudian Anda akan mendapat form Surat Setoran Elektronik (SSE) yang harus
Anda isi.
- Data pada formulir tersebut akan terisi otomatis. Yang perlu Anda ubah hanya pada
kolom Jenis Pajak, Jenis Setoran, Masa Pajak, Tahun Pajak, Uraian Pajak yang
dibayarkan, dan Jumlah Setoran.
- Setelah merampungkan pengisian, klik Simpan.
- Klik pada pilihan Kode Billing.
- Klik Cetak Kode Billing.
- Setelah mendapatkan Kode Billing, bayar pajak online lewat bank, kantor pos, atau
ATM yang Anda gunakan. Bisa juga melalui internet banking jika Anda
menggunakan fasilitas tersebut.
12. Pasal 3 ayat (7) Undang-undang KUP mengatur 4 hal yang menyebabkan SPT dianggap
tidak disampaikan, yaitu :
1. Surat Pemberitahuan tidak ditandatangani;
2. Surat Pemberitahuan tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau dokumen;
3. Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3 (tiga) tahun
sesudah berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan Wajib
Pajak telah ditegur secara tertulis; atau
4. Surat Pemberitahuan disampaikan setelah Direktur Jenderal Pajak melakukan
pemeriksaan atau menerbitkan surat ketetapan pajak.

13. Denda telat lapor SPT bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yaitu sebesar Rp 100.000 per SPT
Masa Pajak. Denda telat lapor SPT bagi Wajib Pajak Badan yaitu sebesar Rp 1.000.000
per SPT Tahunan Pajak. Sanksi administrasi untuk SPT Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
bagi sebesar Rp 500.000 per SPT Masa Pajak dan Rp 100.000 per SPT Masa Pajak untuk
SPT dengan masa lainnya.

14. Perpanjangan Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak dapat memperpanjang
jangka waktu penyampaian SPT Tahunan untuk paling lama 2 (dua) bulan sejak batas
waktu penyampaian SPT Tahunan diatas berakhir dengan cara menyampaikan
pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan.
- Bagi Wajib Pajak Badan atau Orang Pribadi yang melakukan kegiatan
usaha/pekerjaan bebas disampaikan dalam bentuk formulir kertas (hardcopy) 1770-
Y/1771-Y/1771-$Y sebagaimana dimaksud pada Lampiran I Peraturan Direktur
Jenderal Pajak ini, atau dalam bentuk data elektronik (e-SPTy);
- Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha/pekerjaan
bebas disampaikan dalam bentuk surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada
Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
- Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (2) dibuat secara tertulis dan disampaikan ke KPP sebelum batas waktu
penyampaian SPT Tahunan berakhir.
- Wajib Pajak Badan atau Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan
usaha/pekerjaan bebas yang mengajukan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) wajib menyebutkan alasan
perpanjangan dan melakukan penghitungan sementara pajak terutang dalam 1 (satu)
Tahun Pajak yang batas waktu penyampaiannya diperpanjang, serta melampirkan:
a. Laporan Keuangan Sementara untuk Tahun Pajak yang bersangkutan dari
Wajib Pajak itu sendiri (bukan Laporan Keuangan Sementara dari konsolidasi
grup);
b. Surat Setoran Pajak Penghasilan Pasal 29 sebagai bukti pelunasan kekurangan
pembayaran pajak yang terutang kecuali ada ijin untuk mengangsur atau
menunda pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 29; dan
c. Surat Pernyataan dari Akuntan Publik yang menyatakan audit Laporan
Keuangan belum selesai dalam hal Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan
Publik.
- Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas
yang mengajukan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) wajib melampirkan Surat Pernyataan dari pemberi
kerja yang menyatakan bahwa bukti potong PPh Pasal 21 (Formulir 1721-A1
dan/atau Formulir 1721-A2) belum diberikan oleh pemberi kerja.
- Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan wajib ditandatangani oleh Wajib Pajak
atau Kuasa Wajib Pajak.
- Dalam hal Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan ditandatangani oleh Kuasa
Wajib Pajak, Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan wajib dilampiri dengan
Surat Kuasa Khusus.

15. Pembukuan diselenggarakan oleh WP Badan atau WP Orang Pribadi (WP OP) yang
melakukan pekerjaan bebas atau kegiatan usaha. Sementara penyelenggara pencatatan
adalah WP OP pekerja bebas atau yang memiliki kegiatan usaha dengan peredaran bruto
dalam satu tahunnya setara atau kurang dari Rp4 miliar serta WP OP yang bukan pekerja
bebas atau yang tidak melakukan kegiatan usaha.

16. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang
ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk
periode Tahun Pajak tersebut.
- Pembukuan harus diselenggarakan dengan memperhatikan iktikad baik dan
mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya.
- Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual dan
stelsel kas.
- Catatan atas: harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya
- Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan perpajakan menentukan
lain
Sanksi Administratif (Pasal 13 ayat (3) UU KUP)
Tidak memenuhi kewajiban terkait pembukuan sehingga tidak dapat diketahui besarnya
pajak terutang: atas SKPKB terbit, pokok pajak yang kurang ditambah sanksi kenaikan
sebesar 50% untuk PPh dan 100% untuk PPh Potput, PPN & PPNBM dari pajak yang
tidak/kurang dibayar/dipotong/ dipungut/disetor
Sanksi Pidana (Pasal 39 ayat (1) UU KUP)
- Memperlihatkan pembukuan, pencatatan atau dokumen yang palsu/dipalsukan;
- Tidak menyelenggarakan pembukuan di Indonesia/tidak meminjamkan buku, catatan
atau dokumen; makadipidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6
tahundan didenda paling sedikit 2 kali jumlah pajak tidak/kurang bayar dan paling
banyak 4 kali kali jumlah pajak tidak/kurang bayar

17. Berdasarkan pasal 1 ayat 25 Undang-Undang No. 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan, pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan menghimpun
dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan
profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
perundang-undangan perpajakan.
Tujuan :
Direktur jenderal pajak merupakan pihak yang menjalankan pemeriksaan pajak.Dalam
melakukan pemeriksaan pajak, Dirjen pajak punya dua tujuan.
Pertama, untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan kedua, untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Untuk tujuan kedua, pemeriksaan pajak dilakukan dalam hal:
a. Pemberian NPWP secara jabatan.
b. Penghapusan NPWP.
c. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan PKP.
d. Wajib pajak mengajukan keberatan.
e. Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Netto.
f. Pencocokan data dan atau alat keterangan.
g. Penentuan WP berlokasi di daerah terpencil.
h. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN.
i. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak.
j. Penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu kompensasi
kerugian sehubungan dengan pemberian fasilitas perpajakan.
k. Memenuhi permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda.

18. Pemeriksaan Lapangan adalah Pemeriksaan yang dilakukan di tempat kedudukan, tempat
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, tempat tinggal Wajib Pajak, atau tempat lain yang
ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak. Pemeriksaan Kantor adalah Pemeriksaan yang
dilakukan di kantor Direktorat Jenderal Pajak.

19. Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk menagih pajak dan/atau sanksi administrasi berupa
bunga dan/atau denda. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 16 Tahun 2000, surat tagihan
pajak ini akan diterbitkan jika:
- Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar.
- Terdapat kekurangan pembayaran pajak akibat salah tulis atau salah hitung.
- Terkena sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga.
- Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan
Nilai 1984 dan perubahannya namun tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
- Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak namun membuat
faktur pajak.
- Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tidak membuat
faktur pajak, atau membuat faktur pajak namun tidak tepat waktu, atau tidak
mengisinya secara lengkap.
Berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana perubahan ketiga Undang-Undang No. 28 Tahun 2007, Pasal 1
nomor 15 Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
(SKPKBT), Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN), atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(SKPLB). Lalu berdasarkan keputusan Ditjen Pajak, pihak yang berkuasa mengeluarkan
surat tersebut adalah Kantor Pajak Pratama (KPP) dan dikeluarkan berdasarkan hasil
pemeriksaan pajak.

20. Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak
dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan
Penagihan Seketika dan Sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan
pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang
yang telah disita.
Contohnya jika wajib pajak tidak membayarkan pajaknya maka akan mendapatkan surat
teguran jika dalam waktu tujuh hari setelah tanggal jatuh tempo penanggung pajak atau
wajib pajak belum melunasi utang pajaknya, maka surat teguran ini akan sampai ke tangan
penanggung pajak.
Jika 21 hari setelah jatuh tempo surat teguran, si penanggung jawab pajak tidak melunasi
pajaknya akan mendapatkan surat paksa
Jika dalam waktu 2 x 24 jam sejak diterbitkannya surat paksa, penanggung pajak belum
membayarkan pajaknya mendapatkan surat sita, Ada biaya yang dikenakan untuk surat sita
ini yakni Rp75.000. Biaya ini digunakan untuk pelaksanaan sita.
Lelang akan dilakukan jika dalam waktu 14 hari setelah diterbitkan pengumuman lelang,
penanggung pajak tidak melunasi utang pajaknya.

21. Pengajuan banding dan Gugatan Pengadilan Pajak


Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung
Pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan Banding, berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung
Pajak terhadap pelaksanaan penagihan Pajak atau terhadap keputusan yang dapat diajukan
Gugatan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai