Pokok Bahasan Self Assessment System Official Assessment System Witholding System Self Assessment System Adalah sistem pemungutan pajak dimana wajib pajak dipercaya untuk menghitung, membayar, dan melaporkan pajaknya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku Di sisi lain Pemerintah dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak melakukan monitoring, dan sewaktu-waktu dapat melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan para wajib pajak. Apabila dari hasil monitoring maupun pemeriksaan ternyata tidak ada temuan yang menyebabkan masih ada terhutang pajak maka kewajiban pajak untuk tahun yang bersangkutan dianggap selesai, ataupun tidak ada pemeriksaan dan sudah lima tahun berlalu, berarti berdasarkan undang- undang yang berlaku hutang pajak sudah selesai. Kecuali bila ternyata ada tindak pidana pajak, maka masa daluwarsa 5 tahun tidak berlaku, dan pemeriksaan tetap dapat dilakukan untuk 10 tahun sebelumnya. Self Assessment System Self Assessment System diterapkan untuk pajak-pajak untuk kategori pajak pusat. Seperti misalnya untuk PPN (Pajak Pertambahan Nilai) serta PPh (Pajak Penghasilan). Wajib Pajak menghitung sendiri besaran pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Ciri-ciri dari Self Assessment System yang dilakukan di Indonesia:
Pengisian pajak dilakukan secara mandiri oleh semua orang yang sudah diwajibkan pajak. Wajib pajak berperan yang aktif dalam mengisi dan menyelesaikan kewajiban pajaknya dari menghitung hingga melaporkan pajaknya. Pemerintah tidak mengeluarkan surat ketetapan pajak apapun. Surat ketetapan pajak baru dikirimkan jika wajib pajak bersangkutan memiliki kendala dalam melaporkan pajak. PPN PPN atau Pajak Pertambahan Nilai merupakan salah satu jenis pajak yang dipungut pada saat penyerahan barang kena pajak (BKP) dan/atau jasa kena pajak (JKP). Sederhananya, ini adalah pajak yang ditambahkan dan dipungut atas suatu transaksi. PPN dikenakan dan disetorkan oleh pengusaha (Orang Pribadi atau Badan) yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP). Namun beban PPN tersebut ditanggung oleh konsumen akhir. Sejak 1 Juli 2016, PKP se-Indonesia wajib membuat faktur pajak elektronik atau e-Faktur untuk menghindari penerbitan faktur pajak fiktif untuk pengenaan PPN kepada lawan transaksinya. Pelaporan PPN Dengan menjadi PKP, pengusaha wajib memungut, menyetor dan melaporkan PPN yang terutang melalui SPT Masa PPN paling lambat akhir bulan berikutnya. Dalam perhitungan PPN yang wajib disetor oleh PKP, ada yang disebut dengan Pajak Keluaran dan Pajak Masukan. Pajak keluaran ialah PPN yang dipungut ketika PKP menjual produknya. Sedangkan, pajak masukan ialah PPN yang dibayar ketika PKP membeli, memperoleh maupun membuat produknya. PPN yang disetor oleh PKP adalah sebesar selisih antara Pajak Keluaran dengan Pajak Masukan.
Formulir 1111 SPT Masa PPN
PPh dan Pelaporan SPT Tahunan PPh PPh atau pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak. Penghasilan yang dimaksud dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan yang lainnya. Pelaporan PPh dilakukan setiap tahun melalui formulir SPT Tahunan PPh Jenis Formulir SPT Tahunan: 1. SPT Tahunan nomor 1770SS untuk WP dengan penghasilan bruto tidak lebih dari 60 juta, yang memperoleh penghasilan dari satu pemberi kerja. 2. SPT Tahunan nomor 1770S untuk WP karyawan yang berpenghasilan kotor lebih dari 60.000.000 atau memperoleh penghasilan dari dua atau lebih pemberi kerja 3. SPT Tahunan nomor 1770 untuk WP karyawan yang memiliki penghasilan lain atau nonkaryawan. 4. SPT Tahunan nomor 1771 bagi Wajib Pajak Badan. Official Assessment System Adalah sistem pemungutan pajak yang membebankan wewenang dalam penentuan besarnya pajak terutang kepada Otoritas Pajak. Penerapan sistem self assessment mengarahkan agar para wajib pajak menghitung, membayar dan melaporkan pajaknya sendiri. Namun, pelaksanaannya tetap diawasi, dimonitor, kemudian dapat dilakukan pemeriksaan oleh Fiskus yang dilakukan secara sampling ataupun mendasarkan suatu kriteria tertentu. Bila hasil review terhadap wajib pajak tertentu ternyata ada pajak yang kurang dibayar, atau ada yang terlambat membayar dari pihak wajib pajak maka pihak fiskus akan mengeluarkan tagihan secara official assessment, dimana kantor pajak mengeluarkan surat Ketetapan pajak, atau tagihan pajak untuk menggenapi kewajiban pajak yang ternyata masih ada kurang bayar, atau terlambat dibayar. Official Assessment System Sistem ini diterapkan pada Pajak Bumi Bangunan (PBB), pemilik usaha serta pemilik properti. Pembayaran pajak para wajib pajak hanya perlu dibayarkan sesuai dari Surat Pembayaran Pajak Terutang (SPPT).
Ciri-ciri Official Assessment System:
Nominal pajak dihitungkan oleh petugas pajak. Wajib pajak tidak perlu aktif dalam menghitung besaran pajak. Nominal pajak diketahui setelah petugas pajak melakukan perhitungan pajak dan mengirimkan surat ketetapan pajaknya. Pemerintah menentukan besaran pajak dan memiliki hak penuh dalam perhitungan pajak yang harus dibayarkan. Official Assessment System Official assesment dapat berupa Surat Ketetapan Pajak (SKP) atau Surat Tagihan Pajak (STP), sebagai Hasil dari pemeriksaan atau review yang dilakukan oleh pihak fiskus. STP merupakan surat tagihan pajak atas denda bunga dan SKP merupakan tagihan atas pokok pajak ditambah dengan denda kenaikan dari sifat yang ditagihkan, dapat berupa: Witholding System Sistem ini merupakan sistem perhitungan pajak yang dapat dihitung melalui pihak ketiga. Pemerintah memberikan kepercayaan serta merta kepada wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya yaitu memotong atau memungut pajaknya atas penghasilan yang telah dibayarkan kepada penerima penghasilan serta langsung menyerahkannya kepada kas negara. Pajak yang dipotong atau dipungut disetorkan ke kas negara dan dilaporkan setiap bulan melalui SPT Masa. Sistem ini sebenarnya adalah suatu jalan pintas untuk pemerintah untuk melakukan pemungutan pajak, karena wajib pajak yang ditugaskan untuk melakukan pemungutan dan pemotongan pajak non pemerintah dapat meminimalisir pengeluaran biaya yang besar untuk mengumpulkan sejumlah pajak tersebut. Witholding System Pemotongan adalah pajak yang telah dipotong oleh pihak pemberi penghasilan atas jumlah penghasilan yang diberikan kepada penerima penghasilan, sehingga nantinya dapat menjadikan penyebab atas berkurangnya jumlah penghasilan yang telah diterima penerima penghasilan, seperti PPh pasal 21 dan PPh pasal 23. Pemungutan adalah pajak yang dipungut atas keseluruhan pembayaran yang berpotensi dapat menimbulkan penghasilan untuk penerima pembayaran, dalam hal ini contohnya seperti PPh pasal 22. Beberapa objek yang termasuk ke dalam withholding tax sendiri adalah pemotongan PPh pasal 21, pemungutan PPh 22, Pemotongan PPh 23, Pemotongan PPh 26, Pemotongan PPh pasal 4 ayat 2, serta pemotongan PPh 15. Witholding System Pelaporan atas pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan harus dilaporkan untuk setiap masa pajak, melalui: SPT Masa PPh Pasal 21/26 SPT Masa PPh Pasal 22 SPT Masa PPh Pasal 23/26 SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) SPT Masa PPh Pasal 15 Per Januari 2022 berlaku pelaporan melalui SPT Unifikasi untuk PPh Pasal 23, Pasal 26, Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 15. SPT Masa PPh Unifikasi bertujuan untuk mempermudah dan mengurangi biaya administrasi bagi Wajib Pajak maupun DJP. Semula, pelaporan dilakukan secara terpisah untuk setiap jenis PPh dengan format yang berbeda-beda, saat ini cukup dengan satu SPT dapat melaporkan beberapa jenis PPh dalam satu Masa Pajak. TERIMA KASIH